PREDIKSI KEBUTUHAN FORMULIR REKAM MEDIS RAWAT INAP …
Transcript of PREDIKSI KEBUTUHAN FORMULIR REKAM MEDIS RAWAT INAP …
PREDIKSI KEBUTUHAN FORMULIR REKAM MEDIS RAWAT INAPDI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR
Sri Hastuti1, Antik Pujihastuti2, Riyokoi2
Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar1, Dosen APIKES Mitra Husada Karanganyar2
ABSTRAKBerdasarkan peningkatan jumlah kunjungan pasien rawat inap sejumlah 3,74% tiap tahunmempengaruhi perkiraan penambahan kebutuhan formulir rekam medis khususnya formulir rawatinap. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prediksi kebutuhan formulir rekam medis diRSUD Kabupaten Karanganyar.Jenis penelitian adalah deskriptif dengan metode observasi dengan pendekatan retrospektif. Objekpenelitian ini yaitu formulir Rekapitulasi Laporan Data kegiatan Rumah Sakit (RL_1) dan datadianalisis secara deskriptif.Hasil penelitian diketahui bahwa perencanaan penghitungan kebutuhan formulir rekam medisrawat inap di RSUD Kabupaten Karanganyar selama ini belum memiliki kebijakan khusus tentangpenghitungan kebutuhan formulir rekam medis. Sedangkan jenis formulir rekam medis rawat inapyang digunakan sudah sesuai dengan aturan jenis formulir yang wajib ada di rawat inap yangdiatur oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral Pelayanan Medik(2006). Untuk dapat memperkirakan kebutuhan formulir rekam medis rawat inap dilakukanperhitungan berdasarkan data jumlah kunjungan pasien rawat inap tahun 2007 s.d 2009 sebanyak42311 pasien. Dengan data perkiraan kunjungan pasien rawat inap tahun 2010 s.d 2011 sebanyak36118 pasien. Perkiraan rata-rata kebutuhan formulir rekam medis untuk tahun 2012 s.d 2013sebanyak 38896 formulir dengan rata-rata formulir yang masih ada adalah sebanyak 3277formulir. Jadi kebutuhan untuk masing-masing formulir rekam medis rawat inap sebanyak 35619formulir/71 rim, terkecuali untuk formulir lembar perjalanan penyakit (CM.6) dan lembarlaboratorium (CM.19) membutuhkan 3 kali lebih banyak dari pada formulir yang lain sehinggamembutuhkan 106857 formulir/214 rim.Oleh karena itu, simpulan dari penelitian ini adalah belum adanya kebijakan khusus yangmengatur secara tertulis tentang perencanaan penghitungan formulir rekam medis rawat inapsehingga perlu adanya prosedur tetap tentang penghitungan kebutuhan formulir rekam mediskhususnya rawat inap di RSUD Kabupaten Karanganyar hal ini sebagai dasar dalam penghitungankebutuhan formulir rekam medis.
Kata Kunci : Kunjungan pasien, formulir rekam medis rawat inapKepustakaan : 12 (1994-2008)
PENDAHULUANSetiap rumah sakit wajib
menyelenggarakan rekam medis hal ini telah
diatur dalam PerMenKes
No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah berkas
yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien. Baik pasien rawat jalan,
rawat inap, dan gawat darurat dicatat di
dalam formulir yang ada di setiap rumah
sakit/instalasi sarana kesehatan.
Setiap pencatatan hasil pelayanan kepada
pasien dapat dilakukan secara manual
maupun elektronik, khususnya dalam
penangkapan/pencatatan data yang
dilakukan secara manual. Maka diperlukan
formulir-formulir rekam medis untuk
menjaga kesinambungan kegiatan suatu
proses perawatan yang diberikan kepada
Prediksi Kebutuhan Formulir Rekam Medis...(Sri Hastuti, dkk) 1
2
pasien. Sehingga diperlukan ketersediaan
formulir rekam medis di masing-masing unit
pelayanan salah satunya formulir rawat
jalan, rawat inap, dan gawat darurat. Dalam
hal persediaan formulir rekam medis
menjadi tanggung jawab bagian IPSRS.
Berdasarkan survey pendahuluan di
RSUD Kabupaten Karanganyar diketahui
bahwa setiap tahunnya jumlah kunjungan
pasien rawat inap mengalami peningkatan
sehingga diperlukan penambahan pengadaan
formulir rawat inap setiap tahunnya oleh
bagian umum dan perlengkapan. Dari
keseluruhan formulir khusus rawat inap
yang dibutuhkan terdapat formulir yang
memerlukan pengadaan lebih antara lain
lembar perjalanan penyakit (CM.6) dan
lembar laboratorium (CM.19) yang dihitung
berdasarkan rata-rata hari perawatan sesuai
kasus penyakit keseluruhan pasien sehingga
formulir rawat inap membutuhkan jumlah
yang lebih banyak. Pentingnya keberadaan
formulir rekam medis untuk menjadikan
aktivitas pelayanan dapat terlaksana maka
peneliti tertarik untuk mengambil judul
“Prediksi Kebutuhan Formulir Rekam Medis
Rawat Inap di Rumah Sakit Daerah
Kabupaten Karanganyar”.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rekam Medis
Rekam medis yaitu rekaman atau catatan
mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana
dan bagaimana pelayanan yang diberikan
kepada pasien selama masa perawatan yang
memuat pengetahuan mengenai pasien dan
pelayanan yang diperolehnya serta memuat
informasi yang cukup untuk menemukenali
(mengidentifikasi pasien), membenarkan
diagnosis dan pengobatan serta merekam
hasilnya (Huffman, EK. 1999).
Rekam medis menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No.
269/MenKes/PER/III/2008, rekam medis
adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien (DepKes, RI. 2008).
B. Definisi Formulir
Formulir merupakan secarik kertas yang
memiliki ruang untuk diisi atau untuk
merekam terjadinya transaksi.
1. Manfaat Penggunaan Formulir
a. Alat yang penting untuk menjalankan
organisasi.
b. Untuk menetapkan tanggung jawab
timbulnya kegiatan.
c. Untuk merekam data transaksi.
d. Untuk mengurangi kemungkinan
kesalahan dengan cara menyatakan
semua kejadian dalam bentuk tulisan.
e. Alat komunikasi yaitu
menyampaikan informasi pokok dari
orang satu ke orang lain di dalam
organisasi yang sama atau ke
organisasi lain.
2. Jenis formulir
Jenis formulir dan yang digunakan dalam
pelayanan kesehatan sesuai dengan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Direktorat Jendral Pelayanan Medik (2006)
antara lain:
2 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. III, NO. 2, OKTOBER 2009, Hal 1-21
3
a. Formulir Rekam Medis Rawat Jalan
1) Identitas pasien
2) Formulir catatan dokter poliklinik
yang memuat:
3) Anamnesa/pemeriksaan fisik.
4) Diagnosa
5) Terapi yang diberikan
6) Nama dan tanda tangan dokter.
7) Rekam asuhan keperawatan
8) Formulir hasil-hasil penunjang
medik
9) Copy resep
b. Formulir Rekam Medis Rawat Inap
1) Identitas pasien
2) Resume medis
3) Riwayat penyakit dan
pemeriksaan jasmani
4) Laporan kematian
5) Surat keterangan kematian (jika
pasien meninggal)
6) Surat keterangan lahir
7) Pengantar masuk rawat inap
8) Surat persetujuan rawat inap
9) Surat perpindahan pasien dari
ruang perawatan
10)Inforned consent
11)Rekam asuhan keperawatan
12)Catatan klinis
13)Formulir obstetri dan ginekologi
14)Formulir lapora operasi
15)Formulir hasil-hasil penunjang
medik.
c. Unit Gawat Darurat (UGD).
1) Formulir rekam medis gawat
darurat yang diperoleh dari fungsi
asembling.
2) Formulir resep.
3) Surat keterangan sehat/sakit.
4) Surat keterangan kematian.
5) Surat permintaan pemeriksaan
penunjang.
6) Surat rujukan
7) Surat jawaban rujukan (Depkes
RI. 2006).
3. Kontrol Formulir
Karena desain formulir bukanlah suatu
proses random/acak, kontrol formulir juga
tidak bisa dilakukan secara asal-asalan.
Kontrol formulir dilakukan dengan
berpedoman pada objektif-objektif berikut:
a. Untuk menjamin desain dan
kontruksi formulir yang efisien dan
integrasinya ke dalam semua fase
sistem pemrosesan informasi.
b. Untuk mengembangkan dan
mempertahankan spesifikasi yang
benar untuk pembuatan dan
penggunaan formulir secara
ekonomis.
c. Untuk mendidik dan membantu
petugas operasional dalam mendesain
formulir mereka sendiri yang sesuai
program pengontrolan formulir.
d. Untuk menghentikan rencana
pembuatan formulir yang tidak
berguna, menggabungkan formulir-
formulir yang melayani keperluan
yng serupa, menghilangkan formulir
yang tidak diperlukan, dan untuk
menciptakan formulir tambahan
kalau penambahan tersebut dapat
melayani sistem pemrosesan
informasi lebih baik daripada
formulir gabungan.
Prediksi Kebutuhan Formulir Rekam Medis...(Sri Hastuti, dkk) 3
4
e. Untuk menyediakan penahan yang
efektif terhadap keinginan alami
petugas untuk mengubah formulir
yang ada.
Di dunia kertas, kontrol formulir
mencakup inventarisasi formulir, identifikasi
formulir, review dan revisi formulir, dan
pembelian.
a. Inventory Formulir
Persediaan atau inventory adalah
salah satu elemen utama dari modal keja
yang terus menerus mengalami
perubahan. Tanpa persediaan,
perusahaan akan menghadapi resiko,
yaitu tidak dapat memenuhi keinginan
pelanggan atas barang produksi. Secara
umum, inventory atau persediaan barang
dapat kita artikan sebagai elemen utama
modal kerja dan merupakan aktiva yang
selalu dalam keadaan berputar, serta
terus menerus mengalami perubahan
(Manullang, M. 2005).
Menurut Huffman, EK seandainya
tidak ada program untuk mengontrol
formulir kertas, maka langkah pertama
dalam penerapan program ini adalah
mendapatkan inventory semua formulir.
Inventory ini kemudian harus dijaga
supaya selalu up to date. Sebuah
inventory formulir berisi file riwayat
formulir, dan file mengenai subjek/ judul
formulir.
b. Purchasing (Pembelian)
Kontrol formulir bertujuan untuk
memastikan untuk desain formulir yang
benar untuk pengumpulan data yang
perlu dengan efisiensi yang maksimum,
penghilangan formulir absolete,
penggabungan untuk meminimalkan
duplikat usaha, dan meminimalkan biaya
percetakan. Syarat utama kontrol
formulir adalah aturan yang tidak bisa
dilanggar dan dilindungi oleh staf
administrasi maupun medis. Aturan ini
harus mencakup cara-cara mengontrol
sumber pemesanan dan percetakan.
Bagian pembelian dan percetakan harus
bekerja dengan prinsip yang sama yaitu
bahwa tidak ada satupun formulir yang
harus dipesan, dipesan ulang, atau
diubah tanpa persetujuan komite
pimpinan formulir yang sesuai atau
mewakilinya (sering merupakan praktisi
IK).
Biasanya formulir cukup dipesan
untuk keperluan 6 s.d 12 bulan,
tergantung dengan diskon yang
didapatkan dan ruang penyimpanan yang
tersedia. Kalau formulir ini merupakan
subjek yang berkemungkinan
menghadapi perubahan dalam waktu
singkat, hendaknya dipesan suplai yang
lebih sedikit. Formulir standard harus
digunakan untuk penyimpanan
(Huffman, EK. 1999).
4. Cara-cara Menduplikasi Formulir
a. Duplikasi kantor
1) Spiring Duplicating
Proses penggunaan kertas ditto
bertinta untuk membuat master
dan menjalankannya di dalam
mesin ditto yang memindahkan
tinta ke kertas kosong. Ini
merupakan cara yang ditempuh
4 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. III, NO. 2, OKTOBER 2009, Hal 1-21
5
untuk memindahkan sejumlah
kecil formulir( 20-300 lembar).
Ditto mudah dibuat, ekonomis
tapi penampilannya tidak begitu
disukai.
2) Duplikasi dengan Stensil
Master disiapkan pada kertas
stensil berlilin khusus yang
kemudian dijalankan pada mesin
stensil untuk menghasilkan kopi
pada kertas kosong. Sebanyak
300-2000 lembar kopi dari satu
lembar stensil bisa dihasilakan
dengan mutu yang cukup baik.
Kekurangan dari duplikat stensil
adalah bahwa semakin banyak
garis di dalamnya, semakin
sedikit hasil penggandaan maka
semakin baik yang dapat
dihasilkannya.
3) Duplikasi secara Offset
Duplikasi secara offset lebih
cepat, mudah dan tajam, alatnya
sering ada pada bagian percetakan
di fasilias asuhan kesehatan yang
besar. Metode ini dapat
menghasilkan sampai 100.000
kopi. Master kertas bisa disiapkan
dengan mesin ketik atau word
processor, namun hanya beberapa
jenis yang bisa dipakai ulang.
Master logam harus dibuat
dengan mesi khusus, bisa dipakai
berulang-ulang dan cocok untuk
formulir rumit dengan ukuran dan
jenis huruf yang tidak biasa.
b. Percetakan Komersil
Percetakan komersil melibatkan plat
logam dari ‘layout’ asli dan
meletakkannya pada ‘printing press’.
Hasil cetakannya sangat tajam,
bermutu tinggi, dan memungkinkan
penambahan warna pada formulir.
Pekerjaan lain seperti membuat
lobang, perforasi, penyusunan urutan
(kolasi), karbon sisipan dan
penomoran umumnya dapat
dilakukan serentak dengan
percetakan. Dua metode dasar pada
percetakan adalah ‘letter press’ atau
huruf timbul, dan ‘offset’ yang sama
dengan duplikasi offset namun lebih
besar, cepat dan mampu
melaksanakan berbagai pekerjaan
sekaligus.
c. Formulir Standar
Pembelian formulir standar dari
perusahaan penerbit merupakan
pilihan ketiga untuk memperoleh
formulir. Pembelian formulir
biasanya lebih murah dari pada
pemesanan pada percetakan, namun
lebih mahal daripada cara-cara
duplikasi. Walaupun percetakan
kemudian bisa dilakukan untuk
memberikan ciri-ciri tertentu pada
formulir yang dibeli, misalnya untuk
percetakan nama dan logo fasilitas
pada formulir, namun fleksibilitas isi
formulir dan keunikannya harus
dikorbankan (Huffman, EK. 1999).
Prediksi Kebutuhan Formulir Rekam Medis...(Sri Hastuti, dkk) 5
6
C. Prediksi
1. Definisi Prediksi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia
prediksi dapat diartikan ramalan atau
prakiraan (Depdiknas, RI. 2000). Prediksi
adalah proses peramalan suatu variable di
masa datang dengan lebih mendasarkan
pada pertimbangan subjektif/intuisi daripada
data kejadian pada masa lampau. Meskipun
lebih menekankan pada intuisi, dalam
prediksi juga sering terdapat data kuantitatif
yang dipakai sebagai masukan dalam
melakukan peramalan. Dalam prediksi,
peramalan yang baik/tepat sangat tergantung
dari kemampuan, pengalaman dan kepekaan
dari orang yang bersangkutan (Herjanto, E.
1997).
2. Jenis-Jenis Prediksi / Peramalan
Peramalan dapat dilakukan secara
kuantitatif ataupun kualitatif. Pengukuran
kuantitatif menggunakan metode statistik,
sedangkan pengukuran kualitatif
berdasarkan pendapat dari yang melakukan
peramalan. Berdasarkan horizon waktu,
peramalan dapat dikelompokkan dalam tiga
bagian, yaitu peramalan jangka panjang,
peramalan jangka menengah, dan peramalan
jangka pendek.
a. Peramalan jangka panjang, yaitu
mencangkup waktu lebih besar dari
24 bulan, misalnya peramalan yang
diperlukan dalam kaitannya dengan
penanaman modal, perencanaan
fasilitas, dan perencanaan untuk
kegiatan litbang.
b. Peramalan jangka menengah, yaitu 3-
24 bulan, misalnya peramalan untuk
perencanaan penjualan, perencanaan
dan anggaran produksi.
c. Peramalan jangka pendek, yaitu
untuk jangka waktu kurang ari 3
bulan, misalnya peramalan dalam
hubungannya dengan perencanaan
pembelian material, penjadwalan
kerja, dan penugasan (Herjanto, E.
1997).
Menurut Huffman EK tahun 1999
biasanya formulir dipesan untuk
keperluan 6-12 bulan, tergantung
pada diskon yang didapatkan dan
ruang penyimpanan yang tersedia.
Seandainya formulir ini merupakan
subjek yang berkemungkinan
menghadapi perubahan dalam waktu
singkat, hendaknya dipesan suplai
yang lebih sedikit. Formulir standar
harus digunakan untuk penyimpanan
(Huffman, EK. 1999).
D. Bagian Pencatatan Data.
1. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
(TPPRJ)
Tempat Penerimaan Pasien Rawat Jalan
atau Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
(TPPRJ), disebut juga loket pendaftaran
Rawat Jalan.
Adapun fungsi TPPRJ adalah :
a. Pencatatan identitas pasien ke
formulir rekam medis rawat jalan,
sebagai data dasar pasien, KIB, KIUP
dan buku register pendaftaran pasien
rawat jalan.
b. Pemberi dan pencatat nomor rekam
medis sesuai dengan kebijakan
penomoran yang ditetapkan.
6 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. III, NO. 2, OKTOBER 2009, Hal 1-21
7
c. Penyedia Dokumen Rekam Medis
baru untuk pasien baru.
d. Penyedia Dokumen Rekam Medis
lama untuk pasien lama melalui
bagian filing.
e. Penyimpanan dan penggunaan KIUP.
f. Penditribusian Dokumen Rekam
Medis untuk pelayanan rawat jalan.
g. Penyedia informasi jumlah
kunjungan pasien rawat jalan.
Fungsi atau peranan dalam pelayanan
kepada pasien adalah sebagai pemberi
pelayanan yang pertama kali diterima pasien
atau keluarganya sehingga baik buruknya
mutu pelayanan akan di nilai disini. Mutu
pelayanan meliputi kecepatan, ketepatan,
kelengkapan, dan kejelasan informasi,
kenyamanan ruang tunggu dan lain- lain.
Adapun tugas pokok TPPRJ yaitu:
a. Melakukan pencatatan pendaftaran
(Registrasi).
b. Menyediakan formulir – fomulir
rekam medis dalam folder/Dokumen
Rekam Medis (DRM) bagi pasien
yang baru pertama kali berobat
(pasien baru) dan yang datang pada
kunjungan berikutnya (pasien lama).
c. Mengarahkan pasien ke unit rawat
jalan (URJ) atau poliklinik yang
sesuai keluhannya.
d. Memberi informasi tentang
pelayanan – pelayanan di rumah sakit
atau puskesmas yang bersangkutan.
Adapun deskripsi pokok kegiatan
Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
adalah:
a. Menyiapkan formulir, catatan serta
nomor rekam medis yang diperlukan
dalam pelayanan , yaitu :
1) KIUP (Kartu Indeks Utama
Pasien)
2) KIB/KTPP (Kartu Identitas
Berobat/Kartu Tanda Pengenal
Pasien).
3) Formulir – formulir dokumen
rekam medis rawat jalan baru
yang telah diberi nomor rekam
medis.
4) Kartu petunjuk (tracer).
5) Buku ekspedisi TPPRJ untuk
serah terima dokumen rekam
medis.
6) Karcis pendaftaran pasien.
b. Menanyakan kepada pasien yang
datang, apakah sudah pernah berobat
atau belum. Apabila belum berarti
pasien baru dan bila sudah berarti
pasien lama.
c. Pelayanan kepada pasien baru,
meliputi :
1) Menanyakan Identitas pasien
secara lengkap untuk dicatat pada
formulir rekam medis rawat jalan,
KIB dan KIUP.
2) Menyerahkan KIB kepada pasien
dengan berpesan untuk dibawa
kembali bila datang berobat
berikutnya.
3) Menyimpan KIUP sesuai urut
abjad (alfabetik).
4) Menanyakan keluhan utama
pasien guna mengarahkan pasien
pada poliklinik yang sesuai.
Prediksi Kebutuhan Formulir Rekam Medis...(Sri Hastuti, dkk) 7
8
5) Menanyakan apakah membawa
surat rujukan. Apabila membawa:
a) Surat rujukan ditempelkan
pada formulir rekam medis
pasien rawat jalan.
b) Membaca isi surat tersebut
ditujukan kepada dokter siapa
atau diagnosisnya guna
mengarahkan pasien menuju
ke poliklinik yang sesuai.
6) Mempersilahkan pasien
menunggu di ruang tunggu
poliklinik yang sesuai.
7) Mengirimkan dokumen rekam
medis pasien ke poliklinik yang
sesuai, dengan menggunakan
buku ekspedisi TPPRJ.
d. Pelayanan kepada pasien lama,
meliputi:
1) Menanyakan terlebih dahulu
membawa KIB atau tidak.
2) Bila membawa KIB, maka
catatlah nama dan nomor rekam
medisnya pada tracer untuk
dimintakan dokumen rekam
medis lama ke bagian filing.
3) Bila tidak membawa KIB, maka
tanyakanlah nama dan alamatnya
untuk dicari nomor rekam medis
pada KIUP.
4) Mencatat nama dan nomor rekam
medis dari KIUP ke dalam tracer
untuk meminjam dokumen rekam
medis lama ke bagianfiling.
5) Mempersilahkan pasien
membayar di loket pembayaran.
6) Pelayanan bagi pasien asuransi
sesuai dengan peraturan dan
prosedur asuransi penanggung
biaya pelayanan kesehatan.
7) Setelah akhir pelayanan kegiatan
yang dilakukan adalah :
a) Mencatat identitas pasien
pada buku register
pendaftaran pasien rawat
jalan.
b) Mencocokkan jumlah pasien
dengan jumlah pendapatan
antara bagian pendaftaran
rawat jalan dengan kasir
rawat jalan.
c) Membuat laporan harian
tentang:
(1) Penggunaan nomor
rekam medis, untuk
menghindari terjadi
duplikasi nomor rekam
medis.
(2) Penggunaan formulir
rekam medis, untuk
mengendalikan
pengunaan setiap
formulir rekam medis.
(3) Merekapitulasi jumlah
kunjungan pasien baru
dan pasien lama, untuk
keperluan pembuatan
laporan internal rumah
sakit.
2. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap (
TPPRI )
Tempat Penerimaan Pasien Rawat Inap
(TPPRI) atau Ruang Penerimaan Pasien
8 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. III, NO. 2, OKTOBER 2009, Hal 1-21
9
Rawat Inap (RPP), atau Pusat Informasi
Rawat Inap atau Pusat Informasi Rumah
Sakit adalah salah satu bagian rumah sakit
yang kegiatannya mengatur penerimaan dan
pendaftaran pasien yang akan rawat inap.
Peran dan fungsinya sebagai pusat
informasi pelayanan rawat inap rumah sakit
dan mengatur penggunaan TT bangsal rawat
inap berdasarkan catatan penggunaan TT
atau mutasi pasien yang diperoleh dari
informasi bangsal atau sensus harian rawat
inap (SHRI).
Adapun tugas pokok dari tempat
penerimaan pasien rawat inap (TPPRI)
yaitu:
a. Mencatat mutasi pasien rawat inap.
b. Menerima pasien berdasarkan
admission note yang dibuat dokter.
c. Bersama-sama pasien atau keluarga
pasien menentukan kelas perawatan
dan bangsal yang dituju.
d. Menjelaskan mengenai tarif layanan
rawat inap dengan fasilitas-fasilitas
diruang rawat inap.
e. Menyiapkan formulir-formulir rawat
inap yang sesuai dengan kasus
penyakitnya.
f. Mengantar pasien ke bangsal yang
dituju bersama-sama formulir rekam
medis rawat inap yang sesuai dengan
kasusnya.memberi informasi tentang
adanya mutasi atau pindahan pasien
kepada keluaga pasien, pengunjung
atau instansi/badan/orang yang
memerlukan informasi tentang
keberadaan pasien rawat inap.
Adapun tugas pokok kegiatan tempat
penerimaan pasien rawat inap (TPPRI)
yaitu:
a. Penerimaan pasien dari unit rawat
jalan atau unit gawat darurat
1) Menerima pasien bersama surat
pengantar rawat inap atau
admission note.
2) Mejelaskan TT dan kelas
perawatan yang masih kosong
berdasarkan catatan penggunaan
tempat tidur.
3) Menjelaskan tarif pelayanan
rawat inap dan fasilitas yang
daoat dinikmati oleh pasien dan
keluarga pasien.
4) Bersama pasien dan keluarganya
menetapkan ruang dan kelas
perawatan yang diinginkan pasien
dan tersedianya TT.
5) Membuat surat persetujuan rawat
inap.
6) Memberitahu bangsal rawat inap
yang bersangkutan untuk
menyiapkan ruang.
7) Menyediakan kelengkapan
formulir rawat inap sesuai dengan
jenis penyakitnya agar dapat
digunakan pelayanan klinis di
URI.
b. Penerimaan pasien secara langsung di
tempat pendaftaran pasien rawat inap
(TPPRI).
Dalam hal penerimaan pasien secara
langsung di TPPRI, semua pasien
dianggap baru. Oleh karena itu
identitas pasien dicatat pada KIB,
Prediksi Kebutuhan Formulir Rekam Medis...(Sri Hastuti, dkk) 9
10
KIUP dan buku register pendaftaran
pasien rawat inap. Selain itu, dicatat
pula identitas pasien dan keluarganya
pada data dasar rekam medis.
Selanjutnya melakukan kegiatan
sebagai berikut:
1) Menyerahkan KIB kepada pasien.
2) Mencatat penggunaan nomor
rekam medis pada buku catatan
penggunaan nomor rekam medis.
3) Menyimpan KIUP untuk
selanjutnya diserahkan ke TPPRJ
guna disimpan.
4) Menyimpan buku register
pendaftaran pasien rawat inap.
5) Mencatat hasil pemeriksaan klinis
ke formulir rekam medis rawat
inap.
6) Menjelaskan TT dan kelas
perawatan yang masih kosong
berdasarkan catatan penggunaan
tempat tidur.
3. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Instalasi gawat darurat adalah salah satu
pelayanan klinis rumah sakit yang
memberikan pelayanan selama 24 jam, pada
kasus gawat atau darurat atau gawat tidak
darurat, atau darurat tidak gawat, atau gawat
dan darurat. Penentuan jenis kasus tersebut
keadaan pasien yang ditetapkan oleh dokter
yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat.
Dalam hal cara pencatatan data pelayanan
klinis ke dalam formulir rekam medis
terhadap kasus-kasus tersebut sama saja,
yang membedakan hanyalah cara pelayanan
klinisnya.
a. Tugas pokok pelayanan rekam medis
di Intalasi Gawat Darurat
1) Melakukan pencatatan identitas
pasien
2) Hasil-hasil pelayanan Instalasi
Gawat Darurat
3) Melakukan pencatatan hasil-hasil
kegiatan pelayanan di Instalasi
Gawat Darurat
Sedangkan untuk peran atau fungsi
Instalasi Gawat Darurat yaitu sebagai
pencatat data pelayanan klinis dan pencatat
data kegiatan Instalasi Gawat Darurat.
Untuk mempercepat pelayanan di Instalasi
Gawat Darurat, sebaiknya antara petugas
pelayanan administrasi dengan petugas
pelayanan klinis dibedakan. Pelayanan
administrasi di Instalasi Gawat Darurat
dilakukan oleh petugas Tempat Pendaftaran
Pasien Gawat Darurat (TPPGD). Selain
melakukan pendaftaran pasien seperti halnya
pelayanan di Tempat Pendaftaran Pasien
Rawat Jalan, sering kali merangkap sebagai
penerima pembayaran. Hal ini dikarenakan
terbatasnya jumlah tenaga. Bila tenaganya
cukup sebaiknya tugas tersebut tidak
dirangkap.
Pelayanan di Instalasi Gawat Darurat
diutamakan pada pelayanan pasien terlebih
dahulu karena kasusnya, kemudian
pelayanan administrasinya. Dalam hal
pelayanan rekam medis di Instalasi Gawat
Daruratharus disiapkan sistem pelayanan
rekam medisnya sehingga tidak menggangu
pelayanan klinis.
Bila filing buka 24 jam maka KIUP di
TPPRJ harus dapat digunakan pula selama
10 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. III, NO. 2, OKTOBER 2009, Hal 1-21
11
24 jam, hal ini akan mempermudah bila
menggunakan komputer secara online. Bila
filing tidak buka 24 jam maka harus
dibuatkan Kartu Identitas Berobat (KIB)
sementara dan KUIP sementara terlebih
dahulu. Bila ternyata pasien belum pernah
berobat, dokumen rekam medis dapat
digunakan palayanan berikutnya. Bila sudah
pernah berobat maka dokumen rekam medis
lama harus ditemukan untuk disatukan
dengan dokumen rekam medis yang sudah
dibuat di Gawat Darurat dan nomor rekam
medisnya menggunakan nomor rekam medis
lama.
b. Deskripsi Pokok Kegiatan Instalasi
Gawat Darurat
1) Menyiapkan formulir-formulir
rekam medis dan nomor rekam
medis setiap hari.
2) Menyiapkan folder dan dokumen
rekam medis gawat darurat setiap
kali ada pasien datang.
3) Mencatat hasil-hasil pelayanan
klinis pada formulir gawat darurat
4) Bila dirujuk ke Instalansi
Pemeriksaan Penunjang,
membuat surat perintah atau surat
permintaan pemeriksaan
penunjang sesuai bagian yang
dikehendaki.
5) Menempelkan hasil pemeriksaan
penunjang atau dilampirkan pada
folder dan dokumen rekam medis
rawat inap pasien yang
bersangkutan.
6) Bila dirujuk ke palayanan khusus
(kamar bedah, bersalin atau
insetif) mencatat atau menulis
perintah tersebut pada formulir
perjalanan penyakit rawat inap.
7) Melampirkan semua formulir
rekam medis hasil pelayanan
diruangan pelayanan khusus
tersebut pada folder rekam medis
rawat inap pasien yang
bersangkutan.
8) Bila dikonsultasikan ke dokter
lain, mencatat atau menulis pada
formulir konsultasi jawaban
konsultasi ditulis atau dicatat pada
formulir yang sama.
9) Menetapkan pasien yang
bersangkutan di rawat inap,
dirujuk, pulang, kotrol atau tidak,
mati, prosedurnya sebagai
berikut:
a) Bila di rawat inap buatlah
admission note untuk dikirim
ke TPPRI bersama pasiennya.
b) Bila dirujuk buatlah surat
rujukan
c) Bila datang sebagai kiriman
rujukan, buatlah jawaban
rujukannya.
d) Bila dinyatakan pulang maka
dibuatlah KIB sementara (KIB
gawat darurat) untuk
diserahkan kepada pasien,
apabila pasien akan
berkunjung kembali ke rumah
sakit melalui Gawat Darurat
atau lewat TPPRJ.
Prediksi Kebutuhan Formulir Rekam Medis...(Sri Hastuti, dkk) 11
12
10)Menyakinkan pasien yang sudah
dilayani, pernah berobat atau
belum dengan cara melihat di
KIUP.
a) Bila ditemukan di KIUP
berarti pernah berobat,
selanjutnya :
(1) Diminta ke fungsi filing
menyatukannya dengan
dokumen rekam medis
lama yang telah disimpan
dan nomor rekam medis
Instalasi Gawat Darurat
dicoret diganti nomor
rekam medis lamanya,
(2) Dokumen rekam medis
yang sudah disatukan
dapat digunakan untuk
pelayanan berikutnya.
(3) KIUP disimpan di TPPRJ
b) Bila tidak ditemukan di KIUP
berarti belum pernah berobat
atau sebagai pasien baru,
maka:
(1) Dokumen rekam medis
dapat digunakan untuk
pelayanan beikutnya.
(2) Kemudian membuat KIUP
untuk diserahkan ke
TPPRJ pada pagi harinya.
11)Mencatat kegiatan pelayanan
gawat darurat pada SHGD dan
buku register pasien gawat darurat
12)Menyerahkan SHGD bersama
dokumen rekam medis bagi
pasien yang tidak dirawat inap ke
fungsi Asembling.
13)Menyimpan buku register pasien
gawat darurat (Shofari, B. 2002)
E. Langkah-Langkah Menilai Persediaan
1. Menetapkan jumlah persediaan (Quantity
Of Inventory).
Quantity of inventory selalu dinyatakan
dengan ukuran secara fisik misalnya ton,
Kg, potong, biji, lusin, lembar, unit, atau
berbagai ukuran fisik lainnya. Ada 2 sistem
dalam menghitung jumlah inventory, yaitu:
a. Sistem Periodik (Periodical system)
Dalam sistem perhitungan secara
periodik, tidak dilakukan pencatatan
secara terus menerus bila terjadi
transaksi penjualan atau pembelian
barang pada buku stock. Jadi, untuk
mengetahui jumlah inventory pada
suatu waktu atau periode tertentu,
diadakan penghitungan langsung di
tempat atau gudang penyimpanan
inventory. Sistem periodik ini
biasanya diterapkan pada perusahaan
kecil untuk menghemat biaya
perusahaan.
b. Sistem Perpetual (Perpectual
System).
Pada perhitungan secara perpetual,
biasanya setiap terjadi transaksi jual
beli atau pemakaian barang, langsung
diadakan pencatatan, sehingga kita
dapat mengetahui jumlah inventory
setiap saat melalui kartu stock yang
biasanya memiliki kolom tanggal,
pembelian, penjualan, pemakaian dan
sisa.
12 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. III, NO. 2, OKTOBER 2009, Hal 1-21
13
2. Menetapkan Penilaian Persediaan.
Jumlah persediaan biasanya dinilai
dalam bentuk uang. Dan untuk mengadakan
penilaian inventory, dikenal beberapa cara,
yaitu:
a. First In First Out (FIFO)
Menurut metode ini, barang yang
mula-mula dibeli akan digunakan
terlebih dahulu, baik dalam proses
produksi atau dijual kembali.
b. Last In First Out.
Metode ini menggunakan barang yang
paling akhir dibeli untuk dijual atau
digunakan dalam proses produksi.
c. Weight Average (WA).
Metode ini adalah metode rata-rata
yang digunakan dalam menghitung
persediaan dalam sistem periodik.
d. Moving Average (MA).
Metode moving awerage dan weight
average disebut juga metode rata-
rata. Perbedaannya hanya pada
penggunaan sistem pencatatan
inventory. Pencatatan secara periodik
digunakan dalam metode weighted
average dan pencatatan secara
perpectual digunakan dalam metode
moving average. (Manullang, M.
2005)
3. Metode Kuadrat Terkecil
Metode perhitungan yang digunakan
adalah metode kuadrat terkecil, yang
merupakan metode murni matematika
dengan persamaan rumus Y = a + bx. Rumus
tersebut digunakan untuk mengolah data
dalam memprediksi peningkatan jumlah
pasien dari satu Rumah Sakit terhadap
penambahan suatu berkas rekam medis
pasien dari waktu ke waktu.
Y :nilai variabel y pada suatu waktu
tertentu.
a :pemotongan antara garis trend dengan
sumbu tegak (x) a = nilai Y, jika x = 0
b :kemiringan garis trend, besarnya
perubahan variabel y yang terjadi pada
setiap perubahan satu unit variabel x.
x : periode waktu secara berkala
(Tarwaka, dkk. 2004).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah
deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang
berusaha untuk menuturkan pemecahan
masalah yang ada sekarang berdasarkan
data, jadi ia juga menyajikan data,
menganalisis dan menginterprestasi
(Narbuko, C. 2008).
Dengan pendekatan Retrospektif yaitu
dimana peneliti mengumpulkan data-data
yang ada pada masa lalu atau yang pernah
terjadi.
Dokumen rekam medis rawat inap
adalah catatan dokter, dokter gigi, dan atau
tenaga kesehatan tertentu, laporan hasil
pemeriksaaan penunjang, catatan observasi
dan pengobatan harian dan semua rekaman,
baik berupa foto radiologi, gambar
pencitraan (imaging), dan rekaman elektro
diagnostik.
Subjek penelitian adalah petugas rekam
medis di RSUD Kabupaten Karanganyar.
Objek penelitian ini Formulir
Rekapitulasi Laporan Data Kegiatan Rumah
Sakit (RL_1) tentang data jumlah
Prediksi Kebutuhan Formulir Rekam Medis...(Sri Hastuti, dkk) 13
14
kunjungan pasien rawat inap tahun 2006
sampai dengan tahun 2008 yang digunakan
untuk mengetahui perkiraan kebutuhan
formulir rekam medis tahun tahun 2007 s.d
2009.
Instrumen yang digunakan dalam
pengumpulan data adalah pedoman
observasi berisi daftar jenis kegiatan yang
akan diamati. Digunakan untuk mengamati
dan mengetahui tentang kebijakan tentang
penghitungan kebutuhan formulir rekam
medis, jenis formulir rekam medis rawat
inap, dan data jumlah kunjungan pasien
rawat inap.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Hasi Penelitian
1. Kebijakan rumah Sakit Tentang
Penghitungan Kebutuhan Formulir
Rekam Medis.
Kebijakan khusus tentang penghitungan
kebutuhan formulir rekam medis rawat inap
di RSUD Kabupaten Karanganyar belum
diatur secara tertulis. Selama ini dalam
melaksanakan pengadaan kebutuhan
formulir rekam medis di RSUD Kabupaten
Karanganyar dihitung berdasarkan jumlah
kunjungan pasien rawat inap baik pasien
baru maupun pasien lama. Sehingga petugas
yang bertanggung jawab dalam perencanaan
perkiraan kebutuhan formulir rekam medis
rawat inap tidak memiliki pedoman khusus
dalam pengadaan kebutuhan formulir rekam
medis.
2. Formulir Rekam Medis Rawat Inap
Dalam pelayanan pasien rawat inap di
RSUD Kabupaten Karangannyar
menyediakan formulir umum rawat inap
diantaranya:
a. Lembar masuk dan keluar (CM.1)
b. Lembar grafik (CM.2)
c. Lembar grafik untuk anak (CM.3)
d. Lembar pengantar rawat inap (CM.4)
e. Pemeriksaan jasmani (CM.5)
f. Lembar perjalanan penyakit (CM.6)
g. Lembar kebidanan (CM.7)
h. Lembar laporan persalinan 1 (CM.8)
i. Lembar laporan persalinan 2 (CM.9)
j. Lembar laporan tindakan persalinan
(CM.10)
k. Lembar perhitungan cairan dalam
waktu 24 jam (CM.11)
l. Lembar permintaan pemeriksaan
laboratorium (CM.12)
m. Lembar anamnese (CM.13)
n. Lembar THT (CM.14)
o. Lembar pernyataan persetujuan
operasi (CM.15)
p. Lembar laporan operasi (CM.16)
q. Lembar laporan anestesi (CM.17)
r. Lembar catatan perawat/pre post
operasi (CM.18)
s. Lembar laboratorium (CM.19)
t. Status kartu poliklinik (CM.20)
u. Lembar persetujuan tindakan
fisioterapi (CM.23)
v. Lembar konsultasi (CM.24)
w. Lembar pernyataan rawat inap
(CM.25)
x. Lembar status bayi baru lahir I
(CM.28)
14 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. III, NO. 2, OKTOBER 2009, Hal 1-21
15
y. Lembar status bayi baru lahir II
(CM.29)
z. Lembar partograf (CM.30)
aa. Permintaan tindakan fisioterapi
(CM.31)
bb. Lembar rekam asuhan keperawatan
operasi (CM.32)
cc. Lembar persetujuan
persalinan/tindakan (CM.33)
dd. Lembar asuhan keperawatan (CM.35)
ee. Lembar asuhan keperawatan 2
(CM.36)
ff. Lembar rekam asuhan keperawatan
evaluasi (CM.37)
gg. Data/ringkasan/pengkajian I (CM.38)
hh. Data/ringksan /pengkajian II (CM.38)
ii. Resume penyakit rawat inap (CM.44)
jj. Resume keperawatan (CM.46)
kk. Lembar permintaan radiologi
(CM.53)
ll. Lembar permintaan EKG (CM.54)
mm. Lembar permintaan USG (CM.55)
nn. Surat keterangan pulang/pengobatan
lanjut (CM.57)
oo. Surat pengiriman jenazah (CM.60)
pp. Lembar balance cairan 6 jam
(CM.62)
qq. Lembar penolakan tindakan medis
(CM.63)
rr. Lembar bladdon training fisioterapi
(CM.65)
ss. Identitas bayi baru lahir (CM.66)
tt. Blangko pacuan (CM.67)
uu. Surat keterangan kematian (CM.74)
vv. Surat keterangan/istirahat sakit
(CM.75)
ww. Surat keterangan kesehatan
(CM.76)
xx. Surat rujukan/referal (CM.77)
yy. Blangko pemberian informasi
rencana pelayanan (CM.78)
zz. Lembar sebab kematian (CM.79)
Penghitungan perkiraan kebutuhan
formulir rekam medis di RSUD Kabupaten
Karanganyar dilakukan satu tahun sekali
oleh unit rekam medis khususnya oleh
kepala rekam medis kemudiaan untuk
pengadaannya menjadi tanggung jawab
bagian umum dan perlengkapan. Formulir
tersebut akan dilakukan pengadaan kembali
apabila formulir yang tersisa berjumlah satu
rim/500 lembar berdasarkan yang diperoleh
dari kartu persediaan barang yang ada di
bagian umum dan perlengkapan RSUD
Kabupaten Karanganyar. Dari sisa setiap
formulir rawat inap tersebut pada tahun
penelitian berikut jumlah rata-rata formulir
yang masih ada sebanyak 3277 formulir.
Khususnya sisa setiap formulir yang
memiliki formulir sisa dengan jumlah
tertinggi adalah lembar laboratorium
(CM.19) sebanyak 11300 formulir dan yang
terendah adalah lembar penolakan tindakan
medis (CM.63) sebanyak 900 formulir.
Dalam satu dokumen rekam medis rawat
inap yang dibutuhkan oleh tempat
pendaftaran pasien rawat inap terdiri dari
formulir lembar masuk dan keluar (CM.1),
lembar grafik (CM.2), lembar pengantar
rawat inap (CM.4), lembar perjalanan
penyakit (CM.6), lembar asuhan
keperawatan (CM.35), data /ringkasa
n/pengkajian I dan II (CM.38), catatan
Prediksi Kebutuhan Formulir Rekam Medis...(Sri Hastuti, dkk) 15
16
perawat, resume penyakit rawat inap
(CM.44), resume keperawatan (CM.46),
surat keterangan pulang/pengobatan lanjut
(CM.57), dan apabila terdapat pasien rawat
inap dengan kasus tertentu maka petugas
perawatan bangsal menambahkan formulir
rekam medis baru sesuai dengan masing-
masing kasus penyakit pasien tersebut,
contohnya seperti pasien dengan kasus
operasi, persalinan, pemeriksaan radiologi
dan laboratorium, dll. Sehingga diperlukan
pengadaan formulir rekam medis dengan
kategori tersebut tidak sama jumlah
pengadaannya.
Dalam penghitungan kebutuhan masing-
masing formulir rekam medis rawat inap
berdasarkan rata-rata jumlah kunjungan
pasien rawat inap setiap harinya. kecuali
untuk lembar perjalanan penyakit (CM.6)
dihitung berdasarkan jumlah hari perawatan
pasien sehingga pasien yang rawat inap
dirumah sakit lebih dari satu hari maka
membutuhkan lembar perjalanan penyakit
lebih dari satu formulir, sedangkan untuk
lembar laboratorium (CM.19) dihitung
berdasarkan frekuensi jumlah kunjungan
pasien dalam melakukan pemeriksaan
laboratorium, maka semakin sering pasien
melakukan pemeriksaan laboratorium maka
semakin banyak pula lembar laboratorium
yang dibutuhkan. Sehingga, lembar
perjalanan penyakit (CM.6) dan lembar
laboratorium (CM.19) dihitung berdasarkan
rata-rata jumlah hari perawatan sesuai kasus
keseluruhan pasien. Sedangkan rata-rata
jumlah hari perawatan keseluruhan pasien
tahun 2007 s.d s 2009 di RSUD Kabupaten
Karanganyar adalah 3 hari.
3. Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap.
Pelayanan rawat inap di RSUD
Kabupaten Karanganyar terjadi peningkatan
jumlah kunjungan selama periode tahun
2007 s.d 2009 hal ini diperoleh dari laporan
RL-1 (formulir data kegiatan rumah sakit).
Berikut data kunjungan pasien rawat inap
selama tahun 2007 s.d 2009.
Tabel 1. Data Pasien Rawat Inap SelamaTahun 2007 s.d 2008
No
.Tahun
Jumlah
Pasien
1 2009 12.532
2 2010 14.083
3 2011 15.696
Jumlah 42.311
Sumber : Laporan Rekapitulasi Seluruh Kegiatan
Rumah Sakit 2007 s.d 2009.Tabel 1 menunjukkan bahwa data
kunjungan pasien rawat inap di RSUD
Kabupaten Karanganyar pada tahun 2007 s.d
2008 terjadi peningkatan sebanyak 1.551
pasien, pada tahun 2008 s.d 2009 terjadi
peningkatan sebanyak 1.613 pasien.
Sehingga jumlah peningkatan kunjungan
pasien pada tahun 2007 s.d 2008 sebanyak
3.164 pasien.
4. Penghitungan Kebutuhan Formulir
Rekam Medis Rawat Inap dengan
menggunakan metode kuadrat kecil
(least square)
Berdasarkan jumlah kunjungan pasien
rawat inap di RSUD Kabupaten
Karanganyar tahun 2008 s.d 2009 maka
dapat diperkirakan jumlah kunjungan untuk
tahun berikutnya dengan metode kuadrat
16 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. III, NO. 2, OKTOBER 2009, Hal 1-21
17
kecil (least square) yaitu menggunakan
persamaan garis linear Y = a + bx , hal
tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah
ini:
Tabel 2. Hasil Penghitungan JumlahPasien Rawat Inap Periode Tahun 2008s.d 2009
No Tahun Y X x2 ∑xy
1. 2009 12.532 -1 1 -
12.532
2. 2010 14.083 0 0 0
3. 2011 15.696 1 1 15.696
Total 42.311 2 3164
a =n
y
3
42311
= 14104
2x
xyb
2
3164
= 1582
y = a + bx
= 14104 + 1582x
Dari persamaan diatas digunakan dalam
penghitungan kebutuhan formulir rekam
medis rawat inap selama tahun 2007 s.d
2008. Berikut data perkiraan kebutuhan
formulir rekam medis rawat inap periode
untuk tahun 2010 s.d 2011 berdasarkan
jumlah kunjungan pasien rawat inap tahun
2006 s.d 2008 sebagai berikut;
Tabel 3. Data Perkiraan KunjunganPasien Rawat Inap Periode Tahun 2010s.d 2011
Tahun X Y
2012 2 17268
2013 3 18850
Total 36118
Berdasarkan hasil penghitungan
perkiraan jumlah kunjungan pasien rawat
inap tahun 2010 sebanyak 17268 pasien,
pada tahun 2011 sebanyak 18850 pasien,
sehingga jumlah kunjungan pada tahun 2010
s.d 2011 sebanyak 36118 pasien, maka dapat
diperkirakan rata-rata jumlah keseluruhan
dari masing-masing formulir rekam medis
rawat inap yang dibutuhkan untuk tahun
2010 s.d 2011 sebanyak 38896 formulir.
Untuk jumlah formulir yang masih ada di
RSUD Kabupaten Karanganyar diperoleh
dari kartu persediaan barang yang ada di
bagian umum dan perlengkapan. Rata-rata
jumlah formulir rawat inap pada tahun
penelitian ini yang masih ada di RSUD
Kabupaten Karanganyar sebanyak 3277
formulir (untuk penghitungan rata-rata
kebutuhan formulir rekam medis rawat inap
dan rata-rata keseluruhan formulir yang
masih ada dapat dilihat di lampiran 9).
Berikut rumus perkiraan kebutuhan
formulir rekam medis rawat inap untuk 2
tahun yang akan datang adalah sebagai
berikut:
Prediksi Kebutuhan Formulir Rekam Medis...(Sri Hastuti, dkk) 17
18
Perkiraan formulir rawat inap
= Jumlah rata-rata formulir rekam medis
rawat inap yang dibutuhkan –jumlah
rata-rata formulir yang masih ada
= 38896 – 3277
= 35619
Berdasarkan hasil penghitungan
perkiraan penambahan kebutuhan formulir
rekam medis pasien rawat inap di RSUD
Kabupaten Karanganyar periode tahun 2010
s.d 2011 perkiraan jumlah rata-rata
keseluruhan dari masing-masing formulir
yang dibutuhkan sebanyak 35619 formulir,
kecuali untuk lembar perjalanan penyakit
(CM.6) dihitung berdasarkan jumlah hari
perawatan pasien sehingga pasien yang
rawat inap dirumah sakit lebih dari satu hari
maka membutuhkan lembar perjalanan
penyakit lebih dari satu formulir, sedangkan
untuk lembar laboratorium (CM.19) dihitung
berdasarkan frekuensi jumlah kunjungan
pasien dalam melakukan pemeriksaan
laboratorium, maka semakin sering pasien
melakukan pemeriksaan laboratorium maka
semakin banyak pula lembar laboratorium
yang dibutuhkan. Sehingga, untuk lembar
perjalanan penyakit (CM.6) dan lembar
laboratorium (CM.19) dihitung berdasarkan
rata-rata hari perawatan dari keseluruhan
kasus penyakit pasien sehingga hasil dari
perkiraan penghitungan formulir rekam
medis rawat inap dikalikan 3 berdasarkan
rata-rata hari perawatan keseluruhan kasus
penyakit pasien, jadi membutuhkan
sebanyak 106857 formulir. Sehingga,
lembar perjalanan penyakit (CM.6) menjadi
formulir yang paling banyak untuk
diadakan. Sedangkan kebutuhan formulir
yang paling sedikit adalah lembar
permintaan pemeriksaan laboratorium
(CM.12) sebanyak 27618 formulir (untuk
penghitungan perkiraan kebutuhan formulir
rawat inap keseluruhan dapat dilihat di
lampiran 9).
B. Pembahasan
1. Kebijakan rumah sakit tentang
penghitungan kebutuhan formulir rekam
medis.
Dalam perencanaan kebutuhan formulir
rawat inap di RSUD Kabupaten
Karanganyar belum memiliki kebijakan
khusus tentang penghitungan formulir rekam
medis. Selama ini petugas dalam melakukan
perencanaan kebutuhan formulir rekam
medis berdasarkan ketersediaan formulir
yang masih ada. Sehingga apabila tidak ada
aturan tentang kebijakan perencanaan
kebutuhan formulir rekam medis khususnya
rawat inap akan berakibat tidak adanya
penetapan batasan-batasan umum serta arah
bagaimana tindakan petugas dalam
melakukan perencanaan kebutuhan formulir
rawat inap.
2. Formulir rekam medis rawat inap
Formulir rekam medis rawat inap di
RSUD Kabupaten Karanganyar sudah sesuai
dengan aturan jenis formulir yang wajib ada
di rawat inap yang diatur oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia Direktorat
Jendral Pelayanan Medik (2006) bahwa
terdiri dari identitas paien, resume medis,
riwayat penyakit dan pemeriksaan jasmani,
18 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. III, NO. 2, OKTOBER 2009, Hal 1-21
19
laporan kematian, surat keterangan lahir
(surat identitas bayi jika pasien bayi lahir di
rumah sakit), pengantar masuk rawat inap,
surat persetujuan rawat inap, surat
perpindahan pasien dari ruang perawatan,
informed concent, catatan dan instruksi
dokter, rekam asuhan keperawatan, catatan
klinis, formulir Obstetri dan Ginekologi,
formulir laporan operasi, formulir hasil-hasil
penunjang medik, copy resep.
3. Jumlah pasien rawat inap tahun 2007 s.d
2008 di RSUD Kabupaten Karanganyar.
Berdasarkan data jumlah pasien rawat
inap di RSUD Kabupaten Karanganyar
selama tahun 2007 s.d 2009 sejumlah 42311
pasien dengan peningkatan jumlah
kunjungan pasien tahun 2007 s.d 2008
mengalami peningkatan sejumlah 1551
pasien dan pada tahun 2008 s.d 2009 terjadi
pula peningkatan jumlah kunjungan pasien
sebanyak 1613 pasien. Maka, pada tahun
2007 s.d 2008 terjadi peningkatan
kunjungan pasien sebanyak 3164 pasien.
Sedangkan perkiraan jumlah kunjungan
pasien periode tahun 2010 s.d 2011
sebanyak 36118 pasien. Dengan terjadinya
peningkatan jumlah kunjungan ini maka
berpengaruh pada peningkatan jumlah
kebutuhan formulir rekam medis khususnya
bagi pasien rawat inap sehingga
penambahan formulir rekam medis rawat
inap sangat diperlukan oleh rumah sakit.
untuk menjaga kesinambungan informasi
tentang riwayat penyakit pasien.
4. Perkiraan kebutuhan formulir rekam
medis rawat inap RSUD Kabupaten
Karanganyar untuk tahun 2010.
Berdasarkan data jumlah kunjungan
pasien rawat inap periode tahun 2007 s.d
2008 sejumlah 42311 pasien. Sedangkan
data perkiraan kunjungan pasien rawat inap
untuk tahun 2007 s.d 2008 yaitu sejumlah
36118 pasien rawat inap dengan jumlah rata-
rata keseluruhan dari masing-masing
formulir rawat inap yang dibutukkan
sebanyak 38896 formulir. Sedangkan,
jumlah rata-rata keseluruhan formulir rekam
medis rawat inap yang masih ada di RSUD
Kabupaten Karanganyar sebanyak 3277
formulir maka untuk perkiraan kebutuhan
keseluruhan formulir rekam medis rawat
inap untuk periode tahun 2010 s.d 2011
membutuhkan penambahan formulir dengan
jumlah rata-rata keseluruhan dari masing-
masing formulir sejumlah 35619 formulir.
kecuali untuk lembar perjalanan penyakit
(CM.6) dihitung berdasarkan jumlah hari
perawatan pasien sehingga pasien yang
rawat inap dirumah sakit lebih dari satu hari
maka membutuhkan lembar perjalanan
penyakit lebih dari satu formulir, sedangkan
untuk lembar laboratorium (CM.19) dihitung
berdasarkan frekuensi jumlah kunjungan
pasien dalam melakukan pemeriksaan
laboratorium, maka semakin sering pasien
melakukan pemeriksaan laboratorium maka
semakin banyak pula lembar laboratorium
yang dibutuhkan. Sehingga, lembar
perjalanan penyakit (CM.6) dan lembar
laboratorium (CM.19) dihitung berdasarkan
rata-rata hari perawatan dari keseluruhan
kasus penyakit pasien sehingga hasil dari
perkiraan penghitungan formulir rekam
medis rawat inap membutuhkan sebanyak
Prediksi Kebutuhan Formulir Rekam Medis...(Sri Hastuti, dkk) 19
20
106857 formulir. Hal ini dikarenakan,
lembar perjalanan penyakit (CM.6) menjadi
formulir yang paling banyak untuk
dibutuhkan dari pada formulir yang lain.
Sehingga jumlah kebutuhan formulir rekam
medis rawat inap dipengaruhi oleh rata-rata
jumlah hari perawatan pasien di rumah sakit.
semakin lama pasien dirawat di rumah sakit
maka semakin banyak pula formulir yang
dibutuhkan ataupun sebaliknya.Sedangkan
kebutuhan formulir yang paling sedikit
adalah lembar permintaan pemeriksaan
laboratorium (CM.12) sebanyak 27618
formulir hal ini dikarenakan tidak
seluruhnya membutuhkan pemeriksaan
laboratorium.
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Kebijakan khusus tentang penghitungan
kebutuhan formulir rekam medis rawat
inap di RSUD Kabupaten Karanganyar
belum diatur secara tertulis sehingga
apabila tidak ada aturan tentang
kebijakan itu akan berakibat tidak
adanya penetapan batasan-batasan umum
serta arah bagaimana tindakan petugas
dalam perencanaan penghitungan
formulir rekam medis.
2. Formulir rekam medis rawat inap yang
digunakan di RSUD Kabupaten
Karanganyar sudah sesuai dengan aturan
jenis formulir yang wajib ada di rawat
inap yang diatur oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia Direktorat
Jenderal Pelayanan Medik Tahun 2006.
3. Jumlah kunjungan pasien di RSUD
Kabupaten Karanganyar pada periode
2007 s.d 2009 sejumlah 42311 pasien
yang dapat dipergunakan sebagai data
dalam penghitungan kebutuhan formulir
rekam medis periode tahun 2010 s.d
2011.
4. Berdasarkan perkiraan jumlah kunjungan
pasien rawat inap untuk periode tahun
2007 s.d 2009 sejumlah 36118 pasien
rawat inap, yang digunakan untuk
perkirakan kebutuhan formulir rekam
medis rawat inap untuk periode tahun
2010 s.d 2011 membutuhkan sebanyak
35619 formulir, kecuali untuk lembar
perjalanan penyakit (CM.6) dan lembar
laboratorium (CM.19) yang
membutuhkan kebutuhan yang lebih
banyak sejumlah 106857 formulir.
B. Saran
1. Dalam pengadaan formulir rekam medis
khususnya untuk penghitungan
kebutuhan formulir bagi pasien rawat
inap, maka minimal rumah sakit harus
memiliki kebijakan khusus tentang
batasan-batasan umum yang mengatur
penghitungan formulir. Hal ini sebagai
dasar dalam penghitungan perencanaan
kebutuhan formulir rekam medis
berdasarkan masing-masing dari jenis
formulir rawat inap dan contoh prosedur
tetap pada lampiran saran 1.
2. Menurut penghitungan perkiraan
kebutuhan formulir rekam medis rawat
inap berdasarkan jumlah kunjungan
pasien bahwa untuk periode tahun 2010
s.d 2011 membutuhkan penambahan
20 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. III, NO. 2, OKTOBER 2009, Hal 1-21
21
formulir dengan jumlah rata-rata
keseluruhan dari masing-masing formulir
sebanyak 35619 formulir /71 rim
sedangkan untuk lembar perjalanan
penyakit (CM.6) dan lembar
laboratorium (CM.19) membutuhkan
penambahan sebanyak 106857
formulir/214 rim. Hal ini bertujuan agar
pemberian pelayanan kesehatan tetap
berlangsung dan informasi tentang
penyakit pasien dapat
berkesinambungan. (Adapun jumlah
pengadaan setiap formulir dalam jumlah
rim terdapat pada lampiran 9)
DAFTAR PUSTAKA
Arief, TQ M. 2003. Pengantar MetodologiPenelitian untuk Ilmu Kesehatan.Klaten Selatan : CSGF (thecommunity of self Help GruopForum).
Cholid, N.2008. Metodelogi Penelitian.Bumi Aksara: Jakarta.
Depdiknas. 2001. Kamus Besar BahasaIndonesia 3 rd ed. Balai Pustaka :Jakarta.
DepKes, RI. 2006. PedomanPenyelenggaraan dan ProsedurRekam Medis Rumah Sakit. Jakarta:Departemen Kesehatan RI.
Hatta, G. 2008. Pedoman ManajemenInformasi Kesehatan di SaranaPelayanan Kesehatan. PenerbitUniversitas Indonesia. Jakarta.
Herjanto, E.1997. Manajemen Produksi danOperasi. Grasindo: Jakarta.
Huffman, EK. 1994. Health InformationManagement. Berwyn Illinois:Physician Recortd Company.
Manullang, M.2005. Pengantar ManajemenKeuangan. Andi: Yogyakarta.
Notoatmodjo, S. 2005. MetodologiPenelitian Kesehatan. PT RinekaCipta: Jakarta.
PerMenKes RI No. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis.
Shofari, B. 2002. Modul PembelajaranSistem dan Prosedur PelayananPaham Medis Buku 2. Semarang:PORMIKI (Tidak dipublikasikan).
Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi umtukKeselamatan, Kesehatan Kerja danProduktivitas. Edisi ke-1. Surakarta:UNIBA Press.
Gambaran Pengetahuan Pasien...(Sulistyowati, dkk) 21
22