PREDIKSI FRAKTUR DAKTAIL PADA PENDISIPASI...

9
Konferensi Nasional Teknik Sipil 8 (KoNTekS8) Institut Teknologi Nasional - Bandung, 16 - 18 Oktober 2014 STR - 261 PREDIKSI FRAKTUR DAKTAIL PADA PENDISIPASI ENERGI PIPA BAJA DENGAN PENDEKATAN MIKROMEKANIK Junaedi Utomo 1 , Muslinang Moestopo 2 , Adang Surahman 3 , Dyah Kusumastuti 4 dan Ivindra Pane 5 1 Mahasiswa S3, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10, Bandung. Email: [email protected] 2 Dosen, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10, Bandung. Email: [email protected] 3 Dosen, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10, Bandung. Email: [email protected] 4 Dosen, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10, Bandung. Email: [email protected] 5 Dosen, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10, Bandung. Email: [email protected] ABSTRAK Fraktur daktail akibat beban siklis dengan amplitudo konstan dengan frekuensi dua puluh siklus atau kurang dikenal sebagai Ultra Low Cycle Fatigue (ULCF). Saat struktur baja dengan pendisipasi energi baja mengalami kegagalan akibat gempa, lokasi kegagalan cenderung terjadi pada pendisipasi energi dan kegagalan terjadi akibat kondisi ULCF. Dalam kondisi ULCF terjadi interaksi antara mekanisme fraktur dan fatik namun perlakuannya lebih kepersoalan fraktur. Beban gempa menimbulkan tegangan triaksialitas yang dampaknya mereduksi tegangan leleh efektif material baja. Saat ini prediksi fraktur daktail dilakukan dengan pendekatan mikromekanik dimana mekanisme fraktur terjadi melalui tiga tahap yaitu nukleasi void, pertumbuhan void dan penggabungan void. Model material standar seperti elastis-linier atau formulasi elastis-plastis tidak dapat mensimulasi perilaku komponen saat fraktur terjadi. Model mikromekanik lebih cocok dipakai sebagai basis untuk prediksi akurat perilaku material daktail. Model mikromekanik memperhitungkan peran dominan tegangan triaksialitas dan regangan plastis ekivalen. Kemampuan analisis siklis dari ABAQUS dipakai untuk simulasi low cycle fatique pada pendisipasi energi pipa baja. Regangan histeresis inelastis tiap siklus menunjukkan awal dan evolusi kerusakan yang terjadi. Pada material baja, beban siklis menimbulkan tegangan bolak-balik dan akumulasi regangan plastis. Fraktur terjadi pada jumlah siklus pembebanan terbatas dan karena adanya tegangan triaksialitas, setelah didahului sejumlah besar kelelehan. Ada dua model mikromekanik yaitu Void Growth Model (VGM) dan Stress Modified Critical Strain (SMCS) Model yang dapat dipakai untuk prediksi fraktur daktail akibat beban ULCF. Model SMCS dipilih karena evaluasinya lebih mudah dari model VGM dan hasilnya cukup akurat. Model SMCS diturunkan berdasar asumsi tegangan triaksialitas relatif konstan untuk mendapatkan relasi antara nilai kritis regangan plastis melalui tegangan triaksialitas. Nilai SMCS adalah selisih dari regangan plastis kritis dan regangan plastis ekivalen yang diperoleh dari simulasi numerik dengan metoda elemen hingga. Saat fraktur diprediksi terjadi, nilai SMCS = 0. Saat ini tahap penelitian adalah melakukan simulasi numerik terhadap beberapa pendisipasi energi pipa baja, dan nantinya dilanjutkan dengan tahap penelitian uji spesimen di laboratorium. Prediksi fraktur daktail pada tulisan ini dilakukan pada salah satu pendisipasi energi pipa baja yang telah disimulasi numerik terhadap beban geser siklis. Kata kunci: Fraktur daktail, Model mikromekanik, Regangan plastis ekivalen, Tegangan triaksialitas, Ultra Low Cycle Fatigue (ULCF)

Transcript of PREDIKSI FRAKTUR DAKTAIL PADA PENDISIPASI...

Page 1: PREDIKSI FRAKTUR DAKTAIL PADA PENDISIPASI ...ft.uajy.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/51-STR-Full...STR - 263 dimana σ m adalah tegangan rata-rata yang dikenal sebagai tegangan hidrostatis

Konferensi Nasional Teknik Sipil 8 (KoNTekS8)

Institut Teknologi Nasional - Bandung, 16 - 18 Oktober 2014

STR - 261

PREDIKSI FRAKTUR DAKTAIL PADA PENDISIPASI ENERGI PIPA BAJA

DENGAN PENDEKATAN MIKROMEKANIK

Junaedi Utomo1, Muslinang Moestopo

2, Adang Surahman

3, Dyah Kusumastuti

4 dan Ivindra Pane

5

1Mahasiswa S3, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan – Institut Teknologi

Bandung, Jl. Ganesha 10, Bandung. Email: [email protected] 2Dosen, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan – Institut Teknologi Bandung,

Jl. Ganesha 10, Bandung. Email: [email protected] 3Dosen, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan – Institut Teknologi Bandung,

Jl. Ganesha 10, Bandung. Email: [email protected] 4Dosen, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan – Institut Teknologi Bandung,

Jl. Ganesha 10, Bandung. Email: [email protected] 5Dosen, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan – Institut Teknologi Bandung,

Jl. Ganesha 10, Bandung. Email: [email protected]

ABSTRAK Fraktur daktail akibat beban siklis dengan amplitudo konstan dengan frekuensi dua puluh siklus atau

kurang dikenal sebagai Ultra Low Cycle Fatigue (ULCF). Saat struktur baja dengan pendisipasi energi

baja mengalami kegagalan akibat gempa, lokasi kegagalan cenderung terjadi pada pendisipasi energi dan

kegagalan terjadi akibat kondisi ULCF. Dalam kondisi ULCF terjadi interaksi antara mekanisme fraktur

dan fatik namun perlakuannya lebih kepersoalan fraktur. Beban gempa menimbulkan tegangan triaksialitas

yang dampaknya mereduksi tegangan leleh efektif material baja. Saat ini prediksi fraktur daktail dilakukan

dengan pendekatan mikromekanik dimana mekanisme fraktur terjadi melalui tiga tahap yaitu nukleasi void,

pertumbuhan void dan penggabungan void. Model material standar seperti elastis-linier atau formulasi

elastis-plastis tidak dapat mensimulasi perilaku komponen saat fraktur terjadi. Model mikromekanik lebih

cocok dipakai sebagai basis untuk prediksi akurat perilaku material daktail. Model mikromekanik

memperhitungkan peran dominan tegangan triaksialitas dan regangan plastis ekivalen. Kemampuan analisis

siklis dari ABAQUS dipakai untuk simulasi low cycle fatique pada pendisipasi energi pipa baja. Regangan

histeresis inelastis tiap siklus menunjukkan awal dan evolusi kerusakan yang terjadi. Pada material baja,

beban siklis menimbulkan tegangan bolak-balik dan akumulasi regangan plastis. Fraktur terjadi pada

jumlah siklus pembebanan terbatas dan karena adanya tegangan triaksialitas, setelah didahului sejumlah

besar kelelehan. Ada dua model mikromekanik yaitu Void Growth Model (VGM) dan Stress Modified

Critical Strain (SMCS) Model yang dapat dipakai untuk prediksi fraktur daktail akibat beban ULCF.

Model SMCS dipilih karena evaluasinya lebih mudah dari model VGM dan hasilnya cukup akurat. Model

SMCS diturunkan berdasar asumsi tegangan triaksialitas relatif konstan untuk mendapatkan relasi antara

nilai kritis regangan plastis melalui tegangan triaksialitas. Nilai SMCS adalah selisih dari regangan plastis

kritis dan regangan plastis ekivalen yang diperoleh dari simulasi numerik dengan metoda elemen hingga.

Saat fraktur diprediksi terjadi, nilai SMCS = 0. Saat ini tahap penelitian adalah melakukan simulasi

numerik terhadap beberapa pendisipasi energi pipa baja, dan nantinya dilanjutkan dengan tahap penelitian

uji spesimen di laboratorium. Prediksi fraktur daktail pada tulisan ini dilakukan pada salah satu

pendisipasi energi pipa baja yang telah disimulasi numerik terhadap beban geser siklis.

Kata kunci: Fraktur daktail, Model mikromekanik, Regangan plastis ekivalen, Tegangan triaksialitas, Ultra

Low Cycle Fatigue (ULCF)

Page 2: PREDIKSI FRAKTUR DAKTAIL PADA PENDISIPASI ...ft.uajy.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/51-STR-Full...STR - 263 dimana σ m adalah tegangan rata-rata yang dikenal sebagai tegangan hidrostatis

Konferensi Nasional Teknik Sipil 8 (KoNTekS8)

Institut Teknologi Nasional - Bandung, 16 - 18 Oktober 2014

STR - 262

1. PENDAHULUAN

Model material standar seperti elastis-linier atau formulasi elastis-plastis tidak dapat mensimulasi perilaku komponen saat

fraktur terjadi. Didalam material daktail terdapat void mikro yang tidak mengubah secara signifikan perilaku material. Akibat

deformasi pada komponen, adanya void mikro akan memicu kerusakkan mikro. Model kerusakkan mikromekanik lebih

cocok dipakai sebagai basis untuk prediksi akurat perilaku material daktail. Saat ini ada dua model berbasis pada kerusakkan

mikromekanik yaitu Void Growth Model (VGM) dan Stress Modified Critical Strain (SMCS) yang dapat dipakai untuk

prediksi fraktur daktail (Kanvinde dan Deierlein, 2007). Pada tulisan ini prediksi awal fraktur daktail dilakukan dengan

model SMCS.

2. PROSES DAN PREDIKSI FRAKTUR DAKTAIL

Baja bukan meterial yang homogen sempurna, karena heterogenitas material baja kegagalan prematur pada pendisipasi

energi baja kuat tarik sedang (mild low-carbon steel) dapat terjadi melalui fraktur daktail. Di dalam matrik baja terdapat

partikel sekunder (sulfida dan karbid misalnya) dan material alloy lain yang sengaja ditambahkan untuk mendapatkan sifat

yang diinginkan. Saat baja mengalami tegangan, partikel dapat patah (particle breaking) atau lekatan pada partikel hilang

(particle debonding) seperti ditunjukkan oleh Gambar 1b. Tampak bahwa kerusakan dimulai dengan void nucleation yaitu

terjadinya nukleasi dalam bentuk void mikro. Semakin besar deformasi, regangan plastis dan tegangan hidrostatis

menyebabkan void tumbuh seperti ditunjukkan oleh Gambar 1c. Awalnya void tumbuh secara independen, sampai pada

tahap deformasi tertentu terjadi interaksi dengan void sekitar sehingga terjadi penggabungan void (void coalescence) yang

membentuk retak makro (Anderson, 1995). Regangan plastis terkonsentrasi sepanjang bidang antar void seperti ditunjukkan

oleh Gambar 1d. Pada tahap ini terjadi instabilitas necking lokal yang menyebabkan void tumbuh cepat dengan tiba-tiba dan

membentuk fraktur makroskopis. Awal terjadinya fraktur makroskopis dapat diprediksi melalui kecepatan pertumbuhan void

yang merupakan fungsi dari medan tegangan dan regangan lokal (Kanvinde dan Deierlein, 2007).. Asesmen terhadap fraktur

daktail dilakukan dengan pendekatan lokal (micromechanics-based approach) melalui medan tegangan-regangan lokal yang

besarnya dihitung dengan metoda elemen hingga. Dari hasil analisis dengan metoda elemen hingga diperoleh regangan plastis

ekivalen dan tegangan triaksialitas yang dipakai untuk prediksi awal fraktur daktail.

Gambar 1. Evolusi fraktur daktail. (a) Kondisi awal; (b) Nukleasi void; (c) Pertumbuhan void; (d) Void coalescence (Chen

dan Butcher 2013)

3. MODEL BERBASIS KERUSAKKAN MIKROMEKANIK

Ada empat tahap fraktur daktail yang ditunjukkan oleh Gambar 1. Tahap a adalah nukleasi void yang perannya minor

terhadap proses fraktur, sedang peran tegangan triaksialitas terhadap proses fraktur daktail pada tahap b, c dan d dominan.

Pada ujung retak tegangan triaksialitas, yang didefinikan sebagai rasio tegangan hidrostatis dan tegangan efektif/tegangan von

Mises, tinggi dan pertumbuhan retak menjadi cepat tanpa diikuti oleh perubahan bentuk signifikan (Anderson, 1995). Rice

dan Tracey (1969) memodelkan void sebagai bola tunggal di dalam material elastis plastis sempurna dan menunjukkan bahwa

kecepatan pertumbuhan void sangat tergantung pada regangan plastis ekivalen, εp, dan tegangan triaksialitas T = σm/σe,

Page 3: PREDIKSI FRAKTUR DAKTAIL PADA PENDISIPASI ...ft.uajy.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/51-STR-Full...STR - 263 dimana σ m adalah tegangan rata-rata yang dikenal sebagai tegangan hidrostatis

Konferensi Nasional Teknik Sipil 8 (KoNTekS8)

Institut Teknologi Nasional - Bandung, 16 - 18 Oktober 2014

STR - 263

dimana σm adalah tegangan rata-rata yang dikenal sebagai tegangan hidrostatis (dilational) dan σe adalah tegangan

(distortional) von Mises. Deformasi material dikuantifikasi melalui regangan plastis ekivalen, εp.

Kecepatan pertumbuhan void dinyatakan dengan persamaan:

= C exp(1.5T).dεp (1)

dimana C = 0.283 adalah konstanta yang didefinisi oleh Rice dan Tracey (1969) sedang dεp adalah regangan plastis

inkrimental yang didefinisikan sebagai:

dεp = √(

)

(2)

Kanvinde dan Deierlein (2007) menyederhanakan persamaan (1) menjadi :

VGI =

= ∫

(3)

dimana VGI adalah indek pertumbuhan void, yang memberi informasi demand pertumbuhan void sebagai fungsi tegangan

triaksialitas dan riwayat regangan plastis. Ro adalah dimensi awal void, dan R adalah dimensi void setelah mengalami beban

plastis. Ada dua model mikromekanik yang dapat dipakai untuk prediksi fraktur yaitu Void Growth Model (VGM) dan Stress

Modified Critical Strain (SMCS) Model.

4. VOID GROWTH MODEL (VGM)

Prosedur prediksi fraktur daktail pada komponen mirip dengan prosedur perencanaan kapasitas pada rangka bangunan. Void

growth demand dihitung dengan persamaan (3). Void growth capacity (VGIcritical), sifat material yang ditentukan berdasar

ukuran void kritikal, ditentukan melalui uji CNT (Circumferentially Notched Tension Bar) yaitu batang tarik tampang bulat

yang diberi takik sirkumferensial. Radius dari takik sirkumferensial dapat divariasi untuk mengkontrol rasio tegangan

triaksialitas dan regangan plastis. Hasil uji dari batang tarik akan memberi informasi parameter fraktur mikromekanik dari

komponen. Setelah nilai VGIcritical diperoleh dari uji batang tarik, awal fraktur diprediksi terjadi bila hasil hitungan void

growth demand melebihi void growth capacity (VGI > VGIcritical). Bila prediksi fraktur dilakukan dengan VGM, harus

dilakukan integrasi numerik yang melibatkan tegangan triaksialitas dan regangan plastis (persamaan (3)), yang implikasinya

adalah tegangan triaksialitas dan regangan plastis berubah selama pembebanan.

5. STRESS MODIFIED CRITICAL STRAIN (SMCS) MODEL

Hasil observasi menunjukkan bahwa dalam banyak situasi riil tegangan triaksialitas relatif konstan saat regangan plastis naik

akibat pembebanan. Observasi ini menjadi basis bagi model SMCS. Model SMCS diturunkan dengan asumsi tegangan

triaksialitas pada persamaan (3) konstan sehingga diperoleh persamaan untuk menghitung nilai regangan plastis kritis,

, melalui tegangan triaksialitas sebagai berikut:

= α. exp(-1.5T) (4)

dimana α adalah parameter yang ditentukan melalui melalui uji spesimen CNT.

Kriteria SMCS didefinisikan sebagai beda antara regangan plastis kritis dan regangan plastis ekivalen hasil hitungan dengan

metoda elemen hingga sebagai berikut:

SMCS = - (5)

awal fraktur diprediksi terjadi bila nilai SMCS = 0 (Kanvinde dan Deierlein, 2007).

Dari asumsi tegangan triaksialitas (T) yang tidak berubah banyak dengan naiknya regangan plastis ( ), tampak bahwa

regangan plastis kritis ( ) pada persamaan (4) dan (5) tergantung pada level tegangan triaksialitas sesaat sehingga

riwayat pembebanan dapat diabaikan. Jadi evaluasi pada SMCS lebih sederhana dari VGM karena tidak memerlukan integrasi

riwayat regangan plastis. Dengan hanya meninjau nilai final dari tegangan triaksialitas maka ada penekanan lebih besar pada

tahapan akhir pembebanan sehingga SMCS dapat memodelkan penggabungan void lebih baik dari VGM, dan prediksi fraktur

SMCS lebih baik dari VGM. Namun bila tegangan triaksialitas berubah-ubah selama pembebanan seperti pada komponen

yang mengalami beban siklis maka VGM akan lebih akurat dari SMCS.

Page 4: PREDIKSI FRAKTUR DAKTAIL PADA PENDISIPASI ...ft.uajy.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/51-STR-Full...STR - 263 dimana σ m adalah tegangan rata-rata yang dikenal sebagai tegangan hidrostatis

Konferensi Nasional Teknik Sipil 8 (KoNTekS8)

Institut Teknologi Nasional - Bandung, 16 - 18 Oktober 2014

STR - 264

6. KALIBRASI NILAI PARAMETER α PADA MODEL SMCS

Parameter α pada model SMCS ditentukan oleh besarnya tegangan dan regangan yang dihasilkan oleh respon inelastik dan

nonlinier geometrik dari uji CNT. Untuk mendapatkan kombinasi kritis dari tegangan dan regangan saat fraktur, diperlukan

simulasi dengan metoda elemen hingga. Simulasi dengan metoda elemen hingga akurasinya tergantung pada model

konstitutif material yang harus dikalibrasi dengan hasil uji tarik coupon material sebelum simulasi dilakukan. Pada tulisan ini

model Ramberg Osgood dipakai untuk memperhitungkan pengaruh strain hardening.

Karena data uji coupon material tidak tersedia maka nilai default dari material yang dipakai oleh Myers, Deierlein dan

Kanvinde (2009) dipakai untuk simulasi (Tabel 1). Spesimen CNT yang diuji ditunjukkan oleh Gambar 2. Tegangan

triaksialitas dan regangan plastis ekivalen pada spesimen CNT terjadi pada lokasi fraktur. Hasil uji oleh Myers, Deierlein dan

Kanvinde (2009), dengan Gage Length = 25.4 mm RN = 1.5 mm DNR = 2.4 mm dan DUN = 4.8 mm, dipakai untuk semulasi

CNT dengan ABAQUS.

Tabel 1. Sifat mekanis dari baja A36 (Myers, Deierlein dan Kanvinde, 2009)

Gambar 2. Spesimen CNT dari Myers, Deierlein dan Kanvinde (2009), Gage Length = 25.4 mm

7. SIMULASI CNT DENGAN ABAQUS

Opsi Deformation Plasticity dari ABAQUS dipakai untuk input model konstitutif material dari Ramberg Osgood.

Deformation Plasticity memodelkan material secara menyeluruh, tidak ada batasan tegangan-regangan maksimal sehingga

dapat dipakai untuk menghitung regangan plastis kritis dan tegangan triaksialitas pada simulasi CNT. Regangan plastis

equivalen (PEEQ) dan triaksialitas (T) diambil dari output database hasil simulasi ABAQUS. Nilai PEEQ dan T pada bagian

pusat takik (notch) dihitung pada integration points. Plot hasil simulasi Reaksi vs Perpindahan Aksial ditunjukkan oleh

Gambar 3.

Gambar 3. Plot reaksi vs perpindahan hasil simulasi CNT

Page 5: PREDIKSI FRAKTUR DAKTAIL PADA PENDISIPASI ...ft.uajy.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/51-STR-Full...STR - 263 dimana σ m adalah tegangan rata-rata yang dikenal sebagai tegangan hidrostatis

Konferensi Nasional Teknik Sipil 8 (KoNTekS8)

Institut Teknologi Nasional - Bandung, 16 - 18 Oktober 2014

STR - 265

8. PENGAMBILAN NILAI-NILAI DALAM HISTORY OUTPUT

Elemen C3D15 (15-node quadratic triangular prism) dipakai untuk meshing pada bagian takik. Elemen C3D15 telah

dikenal sebagai general purpose element yang sering jadi pilihan (Gambar 4).

Gambar 4. Elemen C3D15

Elemen C3D15 mempunyai 9 integration points yang dipakai untuk menghitung besarnya tegangan dan regangan. Posisi

elemen pada pusat tampang takik yang telah dipilih adalah vertikal. Dari Gambar 4 tampak bahwa 9 integration points terbagi

dalam 3 kelompok, masing-masing kelompok menghasilkan plot yang sama, sesuai posisinya. Kelompok yang menghasilkan

regangan plastis ekivalen yang paling besar adalah kelompok pada pusat takik.

9. PREDIKSI FRAKTUR DAKTAIL HASIL SIMULASI CNT

Dari hasil uji yang dilakukan oleh Myers, Deierlein dan Kanvinde (2009) didapat perpindahan rata-rata saat awal fraktur

daktail terjadi adalah Δf = 0.92 mm. Dari hasil simulasi diperoleh waktu yang corresponding dengan Δf = 0.92 mm adalah

46.0178 detik. Gambar 5 menunjukkan pembacaan waktu waktu saat Δf =0.92 mm dan pembacaan regangan plastis kritis

(εp).

- Regangan plastis kritis εp = 0.80 Myers, Deierlein dan Kavinde (2009) menghasilkan εp = 0.82

- Tegagan Mises σe = 1195.36 N/mm2

Tegangan hidrostatis dan triaksial dapat dihitung:

- Tegangan hidrostatis σm = 713.4 N/mm2

- Tegagan triaksialitas kritis T = σm/σe = 0.6

- Ketahanan material terhadap fraktur α = εp x exp(1.5xT)

= 1.97 (persamaan (4)), nilai α mendekati 2

menunjukkan terjadi sebaran plastisitas luas yang mendahului awal fraktur daktail.

Page 6: PREDIKSI FRAKTUR DAKTAIL PADA PENDISIPASI ...ft.uajy.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/51-STR-Full...STR - 263 dimana σ m adalah tegangan rata-rata yang dikenal sebagai tegangan hidrostatis

Konferensi Nasional Teknik Sipil 8 (KoNTekS8)

Institut Teknologi Nasional - Bandung, 16 - 18 Oktober 2014

STR - 266

Gambar 5. Pembacaan waktu saat Δf = 0.92 mm dan regangan plastis kritis (εp)

10. PREDIKSI FRAKTUR PADA PENDISIPASI ENERGI PIPA TEGAK

Dalam makalah ini pipa dalam posisi tegak dengan diameter 114.3 mm, tebal 5.6 mm dan tinggi 200 mm dipakai sebagai

pendisipasi input energi gempa. Material pipa dipilih sama dengan baja yang dipakai untuk spesimen CNT oleh Myers,

Deierlein dan Kanvinde (2009) (Tabel 1). Pipa baja diperkuat dengan perkuatan samping luar dan perkuatan tiga ring di

dalam badan pipa. Perkuatan samping luar dilas ke pelat atas, bawah dan pipa. Perkuatan ring di las ke bagian dalam pipa

(Gambar 6). Gambar 7 menunjukkan beban perpindahan horisontal siklis yang dipakai dalam simulasi pendisipasi energi pipa

baja.

Gambar 6. Pendisipasi energi pipa: (a) Tampak depan; (b) Perkuatan yang dipakai (pipa tidak ditampilkan)

Page 7: PREDIKSI FRAKTUR DAKTAIL PADA PENDISIPASI ...ft.uajy.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/51-STR-Full...STR - 263 dimana σ m adalah tegangan rata-rata yang dikenal sebagai tegangan hidrostatis

Konferensi Nasional Teknik Sipil 8 (KoNTekS8)

Institut Teknologi Nasional - Bandung, 16 - 18 Oktober 2014

STR - 267

Gambar 7. Beban perpindahan horisontal siklis untuk simulasi

Contour tegangan von Mises pada pendisipasi energi dengan posisi terdeformasi ditunjukkan oleh Gambar 8. Titik dengan

intensitas tegangan tinggi, yang merupakan lokasi awal terjadinya fraktur daktail, diperoleh dari pengamatan pada Gambar 8.

Lokasi elemen yang diduga mengalami fraktur daktail, dan kurva histeresis hasil simulasi numerik ditunjukkan oleh Gambar

9.

Regangan plastis kritis εp = 0.80 corresponding dengan t = 45 detik. Tegangan triaksialitas T dihitung pada t = 45 detik.

Dalam SMCS tegangan triaksialitas T dianggap konstan. Dari persamaan (4) dengan parameter α = 1.97 diperoleh =

1.76. Dari kriteria SMCS (persamaan (5)) terjadi pada t = 53.211 detik (Gambar 10). Dari Gambar 7 tampak bahwa t

= 53.211 detik corresponding dengan awal fraktur daktail pada perpindahan horisonal 22 mm (14 siklus pembebanan).

Gambar 11 menunjukkan large-scale yielding yang terjadi mendahului awal fraktur daktail.

(a) (b) (c)

Gambar 8. Contour tegangan Mises: (a) Tampak depan; (b) Potongan memanjang; (c) Potongan melintang

Page 8: PREDIKSI FRAKTUR DAKTAIL PADA PENDISIPASI ...ft.uajy.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/51-STR-Full...STR - 263 dimana σ m adalah tegangan rata-rata yang dikenal sebagai tegangan hidrostatis

Konferensi Nasional Teknik Sipil 8 (KoNTekS8)

Institut Teknologi Nasional - Bandung, 16 - 18 Oktober 2014

STR - 268

Gambar 9. Elemen yang ditinjau dan kurva histeresis hasil simulasi

Gambar 10. Awal fraktur daktail terjadi saat t = 52.211 detik pada 14 siklus pembebanan

Page 9: PREDIKSI FRAKTUR DAKTAIL PADA PENDISIPASI ...ft.uajy.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/51-STR-Full...STR - 263 dimana σ m adalah tegangan rata-rata yang dikenal sebagai tegangan hidrostatis

Konferensi Nasional Teknik Sipil 8 (KoNTekS8)

Institut Teknologi Nasional - Bandung, 16 - 18 Oktober 2014

STR - 269

Gambar 11. Large-scale yielding terjadi mendahului awal fraktur daktail

11. KESIMPULAN

Metoda elemen hingga telah lama dipakai untuk menentukan kegagalan pada tempat-tempat tertentu pada suatu komponen

dengan menggunakan kriteria kelelehan von Mises. Dalam tulisan ini kriteria kelelehan von Mises telah digunakan untuk

identifikasi tempat-tempat pada komponen yang mempunyai intensitas tegangan tinggi untuk dianalisis terhadap fraktur.

Asesmen terhadap fraktur daktail telah dilakukan dengan pendekatan lokal (micromechanics-based approach). Metoda

elemen hingga dipakai untuk menghitung, pada suatu medan tegangan-regangan lokal, regangan plastis ekivalen dan tegangan

triaksialitas untuk memprediksi awal terjadinya fraktur daktail pada pendisipasi energi pipa baja. Prediksi awal fraktur daktail

telah dilakukan dengan kriteria SMCS. Saat ini masalah-masalah ULCF, yang berkaitan dengan sebaran luas plastisitas dan

siklus pembebanan terbatas, belum dipelajari secara luas. Menggunakan kedua kriteria ini, yaitu kriteria kelelehan von Mises

dan kriteria SMCS, masalah berkaitan dengan ULCF dapat dipelajari.

ACKNOWLEDGMENTS

Penelitian ini memperoleh sponsor dana dari Program Riset Desentralisasi DIKTI tahun 2014 (FTSL PN-1-08-2014).

DAFTAR PUSTAKA ABAQUS Version 6.11.(2011), User’s manual, Dassault Systemmes Corp. Providence, RI, USA.

Anderson, T.L.(1995), Fracture Mechanics, Second Edition, CRC Press, Boca Raton, Florida

Chen, Z. and Butcher, C. (2013), Micromechanics Modelling of Ductile Fracture, Solid Mechanics and its Applications

Volume 195, Springer Dordrecht, Netherlands.

Kanvinde, A.M. and Deierlein, G.G.(2007), “Finite Element Simulation of Ductile Fracture in Reduced Section Pull-Plates

Using Micromechanics-Based Fracture Model”, Journal of Structural Engineering, Vol. 133, No. 5, May 2007, pp

656-664.

Myers, A.T., Deierlein, G.G. and Kanvinde, A.M. (2009), “Testing and Probabilistic Simulation of Ductile Facture

Initiation in Structural Steel Components and Weldments” TR-170, John A Blume Earthquake Engineering

Center, Stanford University, June 2009.

Rice, J.R. and Tracey, D.M.(1969), “On The Ductile Enlargement of Voids in Triaxial Stress Fields”, Journal of the

Mechanics and Physics of Solids, Vol. 17. 1969, pp 201-217.