Praktikum Rekayasa Aquaculture

14
I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pengetahuan tentang bagaimana cara untuk menentukan panjang atau jarak suatu tempat perlu dipelajari secara seksama untuk dapat memperoleh jarak yang tepat. Ada beberapa alat dan cara untuk menentukan jarak suatu lokasi atau tempat dengan tigkat ketelitian dan keakuratan yang berbeda tergantung pada alat yang digunakan dalam melakukan survey, panjangnya jarak yang diukur serta posisi tempat/stasiun yang hendak diukur jaraknya. Dengan demikian, maka alat atau cara mana yang lebih akurat akan sulit ditentukan secara pasti. Untuk jarak yang pendek dapat ditentukan dengan menggunakan meteran akan lebih tepat, namun untuk jarak yang jauh serta posisinya tidak mendatar akan sulit mendapatkan datanya dengan tingkat keakuratannya tinggi bila menggunakan meteran pita. Kolam perikanan adalah suatu genangan air tawar atau payau yang sengaja dibuat untuk pemeliharaan ikan, luas permukaan dan kedalaman airnya terbatas serta

Transcript of Praktikum Rekayasa Aquaculture

Page 1: Praktikum Rekayasa Aquaculture

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pengetahuan tentang bagaimana cara untuk menentukan panjang atau jarak

suatu tempat perlu dipelajari secara seksama untuk dapat memperoleh jarak yang

tepat. Ada beberapa alat dan cara untuk menentukan jarak suatu lokasi atau tempat

dengan tigkat ketelitian dan keakuratan yang berbeda tergantung pada alat yang

digunakan dalam melakukan survey, panjangnya jarak yang diukur serta posisi

tempat/stasiun yang hendak diukur jaraknya. Dengan demikian, maka alat atau

cara mana yang lebih akurat akan sulit ditentukan secara pasti. Untuk jarak yang

pendek dapat ditentukan dengan menggunakan meteran akan lebih tepat, namun

untuk jarak yang jauh serta posisinya tidak mendatar akan sulit mendapatkan

datanya dengan tingkat keakuratannya tinggi bila menggunakan meteran pita.

Kolam perikanan adalah suatu genangan air tawar atau payau yang sengaja

dibuat untuk pemeliharaan ikan, luas permukaan dan kedalaman airnya terbatas

serta airnya tidak atau hamper tidak mengalir. Disamping itu kolam budidaya

yang baik didefenisikan sebagai suatu genangan air dari tanah yang dibuat untuk

dimodifikasi orang secara sengaja untuk membudidayakan organism air dan dapat

dikontrol, artinya pemasukan, pengeluaran air, jumlah ikan yang ditebar, jumlah

pakan yang diberikan, kualitas air dan penyakit dapat dikontrol atau diatur sesuai

dengan keperluan ( Buku Ajar Rekayasa Akuakultur, 2012 ).

Informasi dasar tentang jenis serta sifat-sifat tanah yang berkaitan dengan

perencanaan pembangunan kolam perikanan sangat penting untuk diketahui.

Pengetahuan dasar serta pengalaman dalam mengenali sifat-sifat berbagai jenis

tanah secara praktis dilapangan adalah syarat utama yang harus dipenuhi oleh

Page 2: Praktikum Rekayasa Aquaculture

2

seorang pengamat untuk suksesnya suatu pengamatan tentang tepat tidaknya jenis

tanah untuk pembangunan suatu kolam perikanan ( Mulyadi, 2012 ).

Levelling merupakan proses penentuan perbedaan elevasi dari titik atas

tanah, puncak dari patok-patok atau berbagai bagian dari suatu bangunan. Hampir

tidak ada perncanaan bangunan atau konstruksi yang dapat dilakukan tanpa

levelling sebelumnya.

Dalam malakukan survey penentuan lokasi kolam sangatlah penting

karena kesalahan dalam membangun kolam akan mengakibatkan kerugian yang

cukup besar dan akan mengganggu aktivitas pemeliharaan ikan. Pemilihan lokasi

untuk membangun kolam sering tanpa mempertimbangkan aspek teknis, maka

pengenalan alat serta teknik penggunaan peralatan survey merupakan bagian

pengetahuan dasar yang perlu diketahui lebih dulu sebelum melakukan survey

ataupun merencanakan pembuatan kolam yang tepat.

I.2. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari praktikun yang dilakukan adalah untuk perencanaan yaitu

menentukan elevasi yang diperlukan guna pengembangan rencana pembangunan

dan untuk tata letak bangunan sebelum pelaksanaan pembangunan menurut

elevasi yang ditunjukkan pada perencanaan.

Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat secara langsung

melihat dan mempraktekkan prosedur survei levelling.

Page 3: Praktikum Rekayasa Aquaculture

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Informasi dasar tentang jenis serta sifat-sifat tanah yang berkaitan dengan

perencanaan pembangunan kolam perikanan sangat penting untuk diketahui.

Pengetahuan dasar serta pengalaman dalam mengenali sifat-sifat berbagai jenis

tanah secara praktis dilapangan adalah syarat utama yang harus dipenuhi oleh

seorang pengamat untuk suksesnya suatu pengamatan tentang tepat tidaknya jenis

tanah untuk pembangunan suatu kolam perikanan ( Mulyadi, 2012 ).

Tanah telah diberikan batasan oleh berbagai instansi atau badan seperti

oleh ahli pertanian, ahli geologi dan badan atau keahlian yang berkaitan dengan

tanah. Sifat-sifat tanah akan bervariasi dengan tingkat gradasinya, kandungan

airnya, lokasi vertikalknya sehubungan dengan permukaan tanah serta dengan

lokasi geografinya. Tanpa menguasai tesktur tanah, kemungkinan kolam tidak

akan mampu menahan air karena teksturnya terlalu banyak pasir

Jenis tanah yang baik untuk kolam adalah tanah yang kedap air. Misalnya :

tanah liat (lempung), namun tanah tersebut harus mengandung humus, yaitu

lapisan tanah yang mengandung sisa zat organic yang telah membusuk atau

dikenal dengan top soil. Adapun fungsi humus sebagai pupuk pada kolam.

(Tarigan,2002)

Levelling merupakan proses penentuan perbedaan elevasi dari titik atas

tanah, puncak dari patok-patok atau berbagai bagian dari suatu bangunan.

Lensatic compass adalah alat penetu arah compass yang dilengkapi dengan alat

alidade berupa celah yang tengahnya terbagi oleh seutas kawat dan dibagian sisi

lainnya dilengkapi dengan sebuah lensa oculer.

Page 4: Praktikum Rekayasa Aquaculture

4

Ukuran pita atau pita pengukur ( Measuring Tape) adalah bentuk fleksibel

penguasa. Ini terdiri dari pita kain, plastik, fiber glass, atau strip logam dengan

tanda-tanda linear-pengukuran. Ini adalah alat ukur umum. Its fleksibilitas

memungkinkan untuk ukuran panjang besar untuk mudah dibawa dalam saku atau

toolkit dan izin satu untuk mengukur sekitar kurva atau sudut. Hari ini di mana-

mana, bahkan muncul dalam bentuk miniatur sebagai fob gantungan kunci, atau

item kebaruan. Surveyor menggunakan pita pengukur dalam panjang lebih dari

100 m (300 + ft). (http://en.wikipedia.org/wiki/Tape_measure).

Page 5: Praktikum Rekayasa Aquaculture

5

III. BAHAN DAN METODE

III.1. Waktu dan Tempat

Praktikum rekayasa akuakultur tentang Survey Levelling dilakukan pada

hari Sabtu tanggal 24 November 2012 pukul 08.00 WIB sampai dengan selesai

dan berlokasi di lapangan faperika serta di laboratorium Pengelolaan Kualitas Air

jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

III.2. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah alat tulis, tripod, auto level,

patok kayu dan meteran pita.

III.3. Metode Praktikum

Metode yang dipergunakan pada praktikum ini adalah metode langsung

dimana objek diteliti dan diamati secara langsung oleh praktikan guna diambil

datanya sesuai dengan tuntunan yang terdapat didalam buku penuntun praktikum.

III.4. Prosedur Praktikum

Salah satu pengguna differential levelling yang umum adalah dengan

melakukannya dalam suatu sirkuit level untuk menentukan elevasi-elevasi dari

satu atau lebih BM relatif terhadap BM yang telah ditetapkan semula. Dalam

praktikum ini ada 3 kali pemasangan atau penempatan alat antara BM1 dan BM2,

dan untuk mencatat atau menghitung return check yang diperoleh dari BM1 dan

BM2, juga 3 kali pemasangan atau pemindahan alat.

Page 6: Praktikum Rekayasa Aquaculture

6

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil

Hasil yang diperoleh selama praktikum Survey Leveling adalah :

Tabel 1. Data Hasil Differential Leveling

Sta BS HI FS ElevasiBM1 9 100Alat 109TP1 5 8 101Alat 106TP2 9 6 100Alat 109BM2 11 10 99Alat 110TP3 9 10 100Alat 109TP4 6 10 99Alat 105BM1 9 96Total 49 53

Perbedaan Total FS – Total BS = 4, angka ini harus sama dengan selisih

BM1 (awal) = 100 dan BM1 (akhir) = 96, beda = 4 (nilai return check)

IV.2. Pembahasan

Hasil diffrensial Leveling yang didapat untuk total Back sight adalah 49,

sedangkan nilai total untuk Fore sight adalah 53. Kesalahan pengukuran atau

Error of Closure dapat ditentukan dengan pengecekan kembali karena untuk

melihat tingkat ketelitian dalam melakukan survey leveling yaitu dengan cara

membandingkan selisih elevasi BM1 (awal) dan BM2 (akhir) atau ∑ FS−∑ BS

dengan tingkat kesalahan yang diperbolehkan. Perbedaan Total FS – Total BS = 4,

angka ini harus sama dengan selisih BM1 (awal) = 100 dan BM1 (akhir) = 96, beda

= 4 (nilai return check)

Page 7: Praktikum Rekayasa Aquaculture

7

V. V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1.Kesimpulan

Hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi kesalahan

dalam pengukuran atau Error of Closure karena sudah dilakukan pengecekan

kembali dengan cara membandingkan selisih elevasi BM1 (awal) dan BM2.

V.2.Saran

Pratikan diharapkan lebih serius selama pratikum berlangsung dan tempat

untuk dilakukan praktikum tidak terlalu panas agar praktikan lebih konsentrasi

dalam melaksanakan mengukur survey leveling.

Page 8: Praktikum Rekayasa Aquaculture

8

DAFTAR PUSTAKA

Miama, Blogspot.com/2012.11.22 archive, html.Rekayasa Paket Teknologi

Budidaya Sebagai Kontrol Kualitas Air.

Mulyadi, dkk.2012. Diktat Penuntun Praktikum Rekayasa Budidaya Perikanan.

Universitas Riau. Pekanbaru

Mulyadi, dkk.2012.Rekayasa Aquaculture. Universitas Riau : Pekanbaru

Tarigan Rasita.2002. Jurnal Pengabdian terhadap Masyarat. Vol 8 no 28.

Wikipedia Free Ensklopedia.www.instructables.com/id/String-Tripod/

Wikipedia Free Ensklopedia.www.wikipedia.org/wiki/Tape_measure.

Page 9: Praktikum Rekayasa Aquaculture

9

DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATA PENGANTAR………………………………………….............................i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii

DAFTAR TABEL……………………………………………………………….iii

I. PENDAHULUAN.............................................................................................1

1.1. Latar Belakang..........................................................................................1

1.2. Tujuan dan Manfaat...................................................................................2

II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................3

III. BAHAN DAN METODE................................................................................5

3.1. Waktu dan Tempat....................................................................................5

3.2. Alat dan Bahan..........................................................................................5

3.3. Metode Praktikum.....................................................................................5

3.4. Prosedur Praktikum...................................................................................5

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................6

4.1. Hasil...........................................................................................................6

4.2. Pembahasan...............................................................................................6

V. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................7

5.1. Kesimpulan................................................................................................7

5.2. Saran..........................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: Praktikum Rekayasa Aquaculture

10

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data Hasil Differential Leveling……………………………………… 6