PRAKTIKUM PENGOLAHAN LIMBAH
-
Upload
asriani-oliviani -
Category
Documents
-
view
47 -
download
6
description
Transcript of PRAKTIKUM PENGOLAHAN LIMBAH
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
PERCOBAAN 1
PENENTUAN KADAR ASAM DALAM AIR LIMBAH
I. TUJUAN
Untuk mengetahui penentuan kadar asam dalam limbah
II. LANDASAN TEORI
Air adalah semua air yang terdapat pada di atas maupun di bawah
permukaan tanah termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air
hujan, dan air laut yang dimanfaat di darat.
Dengan meningkatnya kegiatan manusia akan semakin meningkat pula
kebutuhan air dan hal ini akan cenderung meningkatkan pula jumlah limbah
yang di buang. Wadah-wadah air yang ada terutama sungai, danau, atau waduk,
saat ini masih merupakan tempat pembuangan limbah cair dan padat yang pada
gilirannya dapat menurunkan kualitas air.
Jika tingkat pencemaran sudah melampaui daya dukung atau daya lenting
badan air untuk untuk terjadinya proses pemurnian sendiri maka akan
mengakibatkan dampak yang serius terhadap kesehatan manusia dan
keseimbangan ekosistem.
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik, yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentu, tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.
Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organic dan
anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat
berdampak negative terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia,
sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya
keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik
limbah.
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
Indikasi Pencemaran Air
Kualitas air secar umum menunjukkan mutu atau konisi air yang dikaitkan
dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Dengan demikian, kualitas air akan
berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh kualiatas air untuk
keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air minum.
Pengelolaan air limbah adalah pengelolaan semua limbah yang berasal dari
rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia, dan
radioaktif (DepKes, 1990) . Pengelolaan air limbah merupakan bagian yang sangat
penting dalam upaya penyehatan lingkungan yang mempunyai tujuan melindungi
masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan. Air limbah yang tidak ditangani
secara benar akan mengakibatkan dampak negatif khususnya bagi kesehatan, sehingga
perlu pengelolaan yang baik agar bila dibuang ke su atu areal tertentu tidak
menimbulkan pencemaran yang didukung dengan Instalasi Pengolahan Air limbah
(IPAL).
Salah satu pengukuran terhadap kualitas air yaitu kadar PH. Kadar PH adalah
jumlah kandungan ion hydrogen yang bersifat asam. Kadar PH yang terkandung dalam
sumber air dapat beragam sesuai dengan tempatnya masing-masing. Secara garis besar
sumber air memiliki dua golongan kadar PH yaitu:
Sumber air waduk buatan berkadar PH 6.45 hingga 6.7. Kadar tersebut
termasuk larutan asam. Air yang tertampung didalamnya merupakan air hujan dalam
jangka waktu yang cukup lama. Air tersebut tidak mengalir sehingga menyebabkan
penumpukan gas-gas kimia mengandung asam dan peningkatan kadar ion hydrogen.
Keberadaan tumbuhan air dapat membantu peningkatan kadar oksigen. Tumbuhan
menghasilkan oksigen dalam proses fotosintesis. Sehingga kadar hydrogen dapat terikat
oksigan membentuk molekul air lainnya Hal ini menyebabkan kadar PH air tidak
mencapai PH asam yaitu
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
menerus akan membantu pelarutan kadar keasaman dengan pengikatan ion hydrogen
sehingga tingkat keasaman air berkurang. Terjadi pemerataan suplai oksigen dalam
siklus riak air mengalir, Proses pemerataan oksigen dapat mengurangi kandungan
karbondioksida. Kegiatan manusia yang berkaitan dengan pembuangan limbah detergen
dapat menjadikan kandungan alkanitas meningkat.
. Menurut Hefni Effendi (2003) biota akuatik sensitif terhadap perubahan
PH dan bertahan hidup pada PH sekitar 7-8.5. Hal ini dapat dibuktikan dari tingkat
diversity dalam air sungai lebih beragam daripada air waduk buatan.
Kadar PH dapat dipengaruhi oleh faktor alami dan faktor manusia.
Pengendapan mineral tanah dan zat-zat asam dari air hujan merupakan faktor alami
siklus kadar asam. Faktor pendorong terjadinya tingkat pencemaran terbesar yaitu
aktivitas manusia sehari-hari. Pembuangan limbah industry baik kecil maupun besar
menjadi pemicu besar pencemaran air. Zat-zat asam ataupun basa akan mengikat kadar
oksigen dalam air sehingga menyebabkan tingkat pencemaran air meningkat.
pH adalah derajat keasman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Yang dimaksud keasaman ini
adalah konsentrasi ion hydrogen (H+) dalam pelarut air.
Nilai pH berkisar dari 0 hingga 14. Suatu larutan dikatakan netral apabila
memiliki nilai pH=7. Nilai pH>7 menunjukkan larutan memiliki sifat basa, sedangkan
nilai pH
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
Gambar 1. Kertas Lakmus
Lakmus adalah suatu kertas dari bahan kimia yang akan berubah warna jika
dicelupkan kedalam larutan asam/basa. Warna yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh
kadar pH dalam larutan yang ada.
Selain menggunakan kertas lakmus, indicator asam basa dapat diukur dengan pH
meter yang bekerja berdasarkan prinsip elektrolit/ konduktivitas suatu larutan.
Tidak semua mahluk bisa bertahan terhadap perubahan nilai pH, untuk itu alam
telah menyediakan mekanisma yang unik agar perubahan tidak tidak terjadi atau terjadi
tetapi dengan cara perlahan. sistem pertahanan ini dikenal sebagai kapasitas pem-buffer-
an.
pH sangat penting sebagai parameter kualitas air karena ia mengontrol tipe dan laju
kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air. Selain itu ikan dan mahluk-mahluk
akuatik lainnya hidup pada selang pH tertentu, sehingga dengan diketahuinya nilai pH
maka kita akan tahu apakah air tersebut sesuai atau tidak untuk menunjang kehidupan
mereka.
III. Alat dan Bahan
Alat
1. Botol ukuran 1000 ml
2. Kayu panjang
3. Kertas lakmus
4. Thermometer
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
Bahan:
1. Limbah kolam UNJA
IV. Prosedur Kerja
Limbah kolam UNJA
Termometer dan kertas
Indikator pH
Ukur suhu dan pH air di kolam
Ambil sampel pada bagian permukaan,
tengah dan bagian dasar kolam
campur air limbah dalam 1 botol
berukuran 1 liter
kertas Indikator pH
Cocokkan warna
pada kertas
indicator dengan
warna pada kotak
indicator pH
Akhir proses
(catat pH)
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
PERCOBAAN II
PENENTUAN PADATAN TERSUSPESI TOTAL TOTAL (TTS) SECARA
GRAMVIMETRI
I. Tujuan
Menentukan residu tersuspensi dalam contoh air limbah secara gravimetri
II. Landasan Teori
Air permukaan merupakan sumber yang potensial untuk memenuhi kebutuhan
air bersih bagi masyarakat karena jumah nya yang berlimpah. Namun,kualitasnya
secara umum lebih rendah disbanding sumber-sumber air lainya sehingga menuntuk
pengolahan yang juga lebih lengkap . dalam pengolahan air minum terutama yang
berasal dari air permukaan menghilangkan ataun menurunkan zat padat tersuspensi
maupun kolodial alami yang berasal dari mineral liat mempunyai muatan negative
pada kondisi yg dijumpai di alam
Dalam pengolahan aiar minum ,partikel koloid inin disisihkan dengan cara
koagulasi-flokulasi, Proses koagulasi dilakukan dengan penambahan bahan kimia
sebagai koagulan.dan dilakukan pengadukan cepat, untuk membentuk flok yang dapat
di endapkanpada prinsipnya,penambahan koagulan berfungsi untuk menetralkan
muatan partikel sehingga mempermudah penggabungan partikel tersebut menjadi
agregat yang lebih besar dan secara teknis dapat diendapkan(Stumm &Morgan.1996)
Penentuan total zat terlarut dalam memprediksi kualitas air tanah dari berbagai
contoh air. Total zat dalam air tanah terdiri dari 2 kandungan yaitu total zat padar
tersuspensi /Total Suspended Solid (TTs zat padat yang tertinggal dalam filter ukuran
>2um) berupa mineral dan total zat terlarut//Total Disoved Solid (TDS zat padat yang
melewati ukuran< 2um berupa kation dan anion. Kedua Kandungan zat rersebut sangat
penting dalam menentukan TDS yang berbeda-beda sehingga kualitas air tanah. Dapat
diprediksi kelayakan nya untuk dikomsumsi sebagai sumber air bersih . Sebanyak 6
contoh air tanah dariberbagaidaerah akan diteliti total zat padat terlarut. Cara mentukan
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
TDS adalah air tanah di uapkan sampai kering.didinginkan ,disimpan dalam
dessikator,ditimbang sampai berat konstan, dan menentukan kation dianalisis dengan
AAS .
Biasanya pdatan tersuspensi sangat menentuka sifat kualitas air yang selanjutnya
dapat mempengaruhi tingkat kelayakan penggunan. Air yang kandungan TSS-nya
cukup tinggi dapat menyebakan efek fisiologis, diamping air dengan kandungan
mineral (padatan terlarut) yang cukup tinggi tidak layak dipergunakan untuk kepwrluan
industry. Berdasarkan hal ini maka air yang kandungan TSS lebih besar dari 500mg/l
maka dari degi estetika tidak layak dipakai sebagai air minum maupun mandi .(Husein
yahya A, 1987)
Metode ini digunakan untuk menentukan residu tersupensi yang terdapat dalam
conyoh uji air dan air limbah secara gravimetric. Metode ini tidak termasuk penentuan
bahan yang mengapung, padatan yang mudah menguap dan dekomposisi garam
mineral . padatan tersupensi total(TSS) merupakan residu dari padatan total yang
tertahan oleh saringan dengan nukuran partikel maksimal 2um atau lebih besar dari
ukuran partikel koloid. Prinsip kerja dari percobaan ini contoh uji yang telah homogeny
disaring dengan kertas saring yang telah ditimbang , Residuyang telah tertahan pada
saringan dikeringkan sampai mencapai berat konstan pada suhu 103C sampai dengan
105 C. Kenaikan berat saringan mewakili padtan tersuspensi total(TSS). Jika padatan
tersuspensi menghambat saringan dan memperlama penyaringan ,diameter pori-pori
saringan perlu di perbesar atau mengurangi volume contoh uji . Untuk memperoleh
estiminasi TSS dihitung perbedaan antara padatan terlarut total pada padatan tota
Batasan Air Limbah untuk Industri
Parameter Konsentrasi(mg/l)
COD 100-300
BOD 50-150
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
Minyak nabati 5-10
Minyak mineral 10-50
Zat Padat yang tersuspensi 200-400
pH 6.0-9.0
Temperatur 38-40 (C)
Amonia bebas (NH3) 1.0-5.0
Nitrat(NO3-N) 20-30
Senyawa aktif biru metilen 5.0-10
Sulfida 0.05-0.1
Fenot 0.5-1.0
Slanida 0.05- 0.5
Kepmen LH No. KEP-51/MENLH/10/1995
Dalam limbah ditemukan zat padat yang secara umum diklasifikasikan
kedalam dua golongan besar yaitu padatan tersuspensi. Padatan tersupensi terdiri dari
partikel koloid dan partikel biasa . Jenis partikel dapat dibedakan berdasarkan
diametrrnya .Jenis padatan terlarut maupun tersuspensi dapat bersifat organis maupun
sifat iorganis tergantung dari mana dari mana sumber limbah. Disamping Kedua jenis
padatan ini ada lagi padatan yang dapat terendap karena mempunyai diameter yang
lebih besar dan dalam keadaaan tenang dalam beberapa waktu akan mengendap sendiri
karena beratnya. Zat zat organic pada umumnya terdiri dari protein ,gangguan dan
bakteri.Pengukukuran konsentrasi mikroganisme dalam limbah diukur dengan zat padat
tersupensi yang menguap (volatile Suspensi Solid) pada temperatur tertentu.
Atom molekul Kolodial tersuspensi Padatan Padatan yang
dapat mengendap
Larutan Protein, tanah liat,
karbohidrat
Bakteri, kwartz Flok, lumpur aktif
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
III. Alat dan Bahan
Alat :
1. Goch Filter Porselen (50 ml)
2. Water Jet Pump
3. Kertas saring diameter 2,5 Gf/B
4. Filterring flash (500 ml)
5. Oven
6. Desikator
7. Pipet berskala 25 ml
8. Neraca Analitik 4 decimal
IV. Prosedur Kerja
Sampel air limbah
Disaring menggunakan kertas saring Whatman 41
Panaskan kertas saring di atas kawat kasa dengan menggunakan bunsen
Timbang kertas saring + residu
Akhir proses
(catat pH)
Tentukan konsentrasi TSS dalam sampel limbah
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
PERCOBAAN III
Metode pengujian oksigen terlarut (dissolved oxygen, DO) dalam air limbah
dengan elektrokimia
I. Tujuan
Untuk memperoleh kadar O2 terlarut dalam air atau limbah
II. Landasan Teori
Oksigen merupakan parameter yang sangat penting dalam air. Sebagian besar
makhluk hidup dalam air membutuhkan oksigen untuk mempertahankan hidupnya, baik
tanaman maupun hewan air, bergantung kepada oksigen yang terlarut. Ikan merupakan
makhluk air dengan kebutuhan oksigen tertinggi, kemudian invertebrata, dan yang
terkecil kebutuhan oksigennya adalah bakteri.
Oksigen terlarut adalah banyaknya oksigen yang terkandung didalam air dan
diukur dalam satuan ppm. Oksigen yang terlarut ini dipergunakan sebagai tanda derajat
pengotor air baku. Semakin besar oksigen terlarut, maka menunjukan derajat pengotoran
relatif kecil. Rendahnya nilai oksigen terlarut berarti beban pencemaran meningkat
sehingga koagulan yang bekerja untuk mengendapkan koloida harus bereaksi dahulu
dengan polutan polutan dalam air menyebabkan konsumsi bertambah.
Keseimbangan oksigen terlarut (OT) dalam air secara alamiah terjadi secara
bekesinambungan. Mikroorganisme sebagai makhluk terkecil dalam air, untuk
pertumbuhannya membutuhkan sumber energi yaitu unsur karbon (C) yang dapat
diperoleh dari bahan organik yang berasal dari tanaman, ganggang yang mati, maupun
oksigen dari udara.
Bahan organik tersebut oleh mikroorganisme akan diuraikan menjadi karbon
dioksida (CO2) dan air (H2O). CO2 selanjutnya dimanfaatkan oleh tanaman dalam air
untuk proses fotosintesis membentuk oksigen, dan seterusnya.
Oksigen yang dimanfaatkan untuk proses penguraian bahan organik tersebut
akan diganti oleh oksigen yang masuk dari udara maupun sumber lainnya secepat
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
habisnya oksigen terlarut yang digunakan oleh bakteri atau dengan kata lain oksigen
yang masuk dari udara maupun dari fotosintesa tanaman air.
Apabila pada suatu saat bahan organik dalam air menjadi berlebih sebagai
akibatnya masuknya limbah aktivitas manusia (seperti limbah organik dari industri),
yang berarti suplai karbon (C) melimpah, menyebabkan kecepatan pertumbuhan
mikroorganisme akan berlipat ganda, yang berarti juga meningkatnya kebutuhan
oksigen, sementara suplai oksigen dari udara jumlahnya tetap. Pada kondisi seperti ini,
kesetimbangan antara oksigen yang masuk ke air dengan yang di manfaatkan oleh biota
air tidak setimbang, akibatnya terjadi defisit oksigen terlarut dalam air. Bila penurunan
oksigen terlarut tetap berlanjut hingga nol, biota air yang membutuhkan oksigen
(aerobik) akan mati, dan digantikan dengan tumbuhnya mikroba tidak membutuhkan
oksigen mikroba anerobik. Sama halnya dengan mikroba aerobik, mikroba anaerobik
juga akan memanfaatkan karbon dari bahan organik. Dari respirasi anaerobik ini
terbentuk gas metana (CH4) disamping terbentuk gas asam sulfida (H2S) yang berbau
busuk.
Kelarutan suatu gas pada cairan merupakan karakteristik dari gas tersebut sendiri
dan dipengaruhi oleh tekanan, ketinggian suatu tempat, suhu dan salinitas. Setiap
kenaikan 100 m dpl, tekanan atmosfer menurun 8-9 mmHg, dan kelarutan gas menurun
1,4 %. Kelarutan oksigen medium cair menurun seiring dengan naiknya suhu dan
banyaknya mineral yang terlihat dimedium tersebut.
Kelarutan oksigen dalam air dipengaruhi oleh:
1. Suhu air
2. Tekanan atmosfir
3. Kandungan garam-garam terlarut
4. Kualitas pakan
5. Aktivitas biologi perairan
(Reid & Wood, 1976 Dalam Koestawa, 1989).
Oksigen dalam perairan berasal dari difusi O2 dari atmosfir srrta aktivitas
fotosintesis oleh fitoplankton maupun tanaman lainnya. Kebutuhan oksigen pada ikan
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
bergantung: kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu dan kebutuhan konsumtif ~
metabolisme tubuh ikan
Fungsi oksigen:
1. Perana dalam pembakaran bahan bakarnya (makanan)
2. Untuk dapat melakukan aktivitas (berenang, reproduksi, pertumbuhan)
Ketersedian oksigen bagi ikan menentukan:
- Aktivitas ikan
- Konversi pakan
- Laju pertumbuhan
Pada kondisi DO 5 ppm
Rentang tingkat DO untuk pemeliharaan intensif: 5-8 ppm
Fotosintesis siang hari peningkatan kandungan oksigen terlarut
~ Keadaan cahaya / intesinsitas matahari
~ Keadaan air
~ Kepadatan Plankton
Konsentrasi oksigen menurun pada sore / malam hari (laju respirasi lebih dominan
dibandingkan laju fotosintesis)
Parameter Pengukuran Kualitas Air
Keadaan oksigen terlarut berlawanan dengan keadaan BOD. Semakin tinggi
BOD semakin rendah oksigen. Keadaan oksigen terlarut dalam air dapat menunjukan
tanda-tanda kehidupan ikan dan biota dalam perairan. Kemampuan air untuk
mengadakan pemulihan secara alami banyak tergantung pada tersedianya oksigen
terlarut. Angka oksigen terlarut yang tinggi menunjukan keadaan air semakin baik. Pada
temperatur dan tekanan udara alami kandungan oksigen dalam air alami bisa tercapai 8
mg/ liter. Adanya arus turbulensi pada sungai- sungai membuat kandungan oksigen
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
dalam air semakin tinggi. Aerator salah satu yang berfungsi meningkatkan oksigen
dalam air. Lumut dan sejenisnya ganggang menjadi sumber oksigen karena proses
fotosintesis melalui bantuan sinar matahari. Semakin banyak ganggang dalam air,
semakin tinggi kandungan oksigen. ( Ginting, Perdana. 2007, hal :57)
Metode ini meliputi cara uji kadar oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, DO) dari
contoh air dan air limbah, terutama untuk contoh yang mengandung kadar lebih besar
dari 50 NO2 mg/1 dan kadar besi (II) lebih kecil dari 1 mg/1 dengan menggunakan
metode yodometri (modifikasi azida) untuk kadar oksigen terlarut sama atau dibawah
kejenuhan.
Prinsip uji, oksigen terlarut beraksi dengan ion mangan (II) dalam suasana bisa
menjadi hidroksida mangan dengan valensi yang lebih tinggi (Mn IV). Dengan adanya
ion yodida (I) dalam suasana asam, ion mangan (IV) akan kembali menjadi ion mangan
(III) dengamn membebaskan oksigen terlarut yodin yang terbentuk kembali, kemudian
dititrasi dengan sodium thiosulfat dengan indikator amilum. (Penuntun Praktikum)
III. Alat dan Bahan
Alat:
1. Alat OT meter (instrumen)
2. Menggunakan cara Yodometri (modifikasi azida)
Bahan / Reagen:
1. 1 liter air limbah
2. Larutan mangan sulfat
3. Larutan alkali-iodidaazida
4. Indikator amilum 0,5 %
5 gr dilarutkan dengan 1 liter aquadest
5. Larutan kalium florida (KF)
6. Larutan thiosulfat 0,025 N
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
IV. Prosedur Kerja
Sampel limbah CPO (314 ml)
Sesuai volume botol winkler
+2ml larutan mangan sulfat
+ 2 ml larutan alkali-azida (dalam botol
lain)
Biarkan 10 menit (sampai terjadi pengedapan)
Pindahkan 100 ml larutan yang jernih
Kedalam erlenmeyer 500 ml
+ 2 ml H2SO4Pekat (pada botol
sampel)
Aduk botol hingga semua endapan melarut, pindahkan
Kedalam erlenmeyer 500 ml yang telah digunakan sebelumnya
Titrasi dengan larutan Na2S2O3 0,025 N
Titik akhir
Titrasi ditandai
Dengan terbentuknya warna
Coklat muda
Lanjutkan titrasi hingga warna biru hilang pertama kali
Catat V Na 2S2O3 terpakai
+ 1-2 ml indikator kanji
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
Percobaan IV
Penentuan Biological Oxygen Demand (BOD)
dalam Air Limbah
1. Tujuan
Menentukan kadar BOD dalam sampel air limbah
2. Landasan Teori
Biological Oxygen Demand (BOD) atau kebutuhan Oksigen Biologis (KOB)
adalah suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara global proses-proses
mikrobiologis yang benar-benar terjadi dalam air. Angka BOD adalah jumlah oksigen
yang dibutuhkan bakteri untuk menguraikan (mengoksidasikan) hampir semua zat
organis yang terlarut dan sebagian zat-zat organis yang tersuspensi dalam air.
Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beben pencemaran akibat air
buangan penduduk atau industri, dan untuk mendisain sistem-sistem pengelolahan
biologis bagi air yang tercemar tersebut. Penguraian zat organis adalah pristiwa alamiah;
kalau sesuatu badan air dicemari oleh zat organik, bakteri dapat menghabiskan oksigen
terlarut, dalam air selama proses oksidasi tersebut yang bisa mengakibatkan kematian
ikan-ikan dalam air dan keadaan menjadi aneorobik dan dapat menimbulkan busuk pada
air.
Pemeriksaan BOD didasarkan atas reaksi oksidasi zat organis dengan oksigen
didalam air, dan proses tersebut berlangsung dengan karena adanya bakteri aerob.
Sebagai hasil oksidasi akan terbentuk karbon dioksida, air dan reaksi aksida dapat
dituliskan sebagai berikut:
CnHaObNc + (n + a/4 b/2 3c/4) O2v nCO2 + ( a/2 3c/2) + H2O + cNH3
Atas kerja reaksi tersebut, yang memerlukan kira-kira 2 hari di dimana 50%
reaksi telah tercapai, 5 hari supaya 75% dan 20 hari supaya 100 % tercapai maka
pemeriksaan BOD dapat dipergunakan untuk menaksir beban pencemaran zat organis.
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
Untuk menentukan tingkat penurunan kualitas air dapat dilihat dari penurunan
kadar oksigen terlatut (OT) sebagai akibat masuknya bahan organik dari luar, umumnya
digunakan uji BOD atau COD.
Biological Oxygen Demand (BOD) atau kebutuhan oksigen biologis (kob)
menunjukan jumlah oksigen terlaru yang dibutuhkan oleh mikroorganisme hidup untuk
memecah atau mengoksidasikan bahan organik dalam air.
Oleh karena itu, nilai BOD bukanlah merupakan nilai yang menunjukan jumlah
atau kadar bahan organik dalam air, tetapi mengukur secara relative jumlah oksigen
yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk mengoksidasikan bahan organik dalam air
tersebut tinggi,berarti dalam air disebabkan banyaknya makanan yang tersedia (bahan
organik), oleh karena itu secara tidak langsung BOD selalun dikai[tkan dengan bahan
kadar organik dalam air.
BOD5 merupakan penentuan kadar BOD baku yaitu pengukuran jumlah oksigen
yang habis dalam waktu lima hari oleh mikroorganisme pengurai secara aerobic dalam
suatu volumme air pada suhu 20 derajat celcius.
BOD 500 mg / liter (atau ppm) berarti 500 mgram oksigen akan dihabiskan oleh
mikroorganisme dalam satu liter contoh air selama waktu lima hari pada suhu 20 derajat
celcius.
Kebutuhan oksigen biologi (BOD) didefiniskan sebagai banyaknya oksigen yang
di perlukan oleh organisme pada saat pemecahan bahan organik, pada kondisi aerobik.
Pemechan bahan organik di artikan bahwa bahan organik ini di gunakan oleh organisme
sebagai bahan makanan dan energiny diperoleh dari proses oksidasi (PESCOD, 1973).
Parameter BOD, secara umum banyak dipakai untuk menentukan tingkat
pencamarahan air buangan. Penentuan BOD sangat penting untuk menelusuri aliran
pencemaran dari tingkat dulu kemuara. Sesunguhnya penentuan BOD merupakan suatu
prosedur bioassay yang menyangkut pengkuran bnayaknya oksigen yang digunakan
oleh organisme selama organisme tersebut menguraikan bahan organic yang ada dalam
suatu perairan,pada kondisi yang hampir sama dengan kondisi yang ada di alam. Selama
pemeriksaan BOD, contoh yang di periksa harus bebas dari udara luar untuk mencegah
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
kontaminasi dari oksigen yang ada di udara bebas. Konsentrasi air buangan atau sampel
tersebut juga harus berada pada suatu tingkat pencemaran tertentu, kalini untuk menjaga
oksigen terlarut selalu ada selama dalam pemeriksaan. Hal ini penting di perhatikan
mengingkat kelarutan oksigen dalam air terbatas dan hanya berkisar 9 ppm pada suhu
200
C (SAWYER & MCARTY, 100978).
III. Alat Dan Bahan
Alat :
1. Lemari penyimpanan KOB/BOD
2. Botol KOB/BOD
3. Gelas ukur
4. Gelas piala
Bahan :
1. Parutan manggan sulfat
2. Larutan altali yodida azida
3. Larutan kanzi
4. Larutan sodium thtiosurfat 0,025 N
5. Larutan KI
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
IV. Prosedur Kerja
Sampel (air limbah)
Masukkan sebanyak botol BOD
(lapisi dengan aluminium foil)
Disimpan di tempat gelap (selama 5 hari)
+1 ml larutan mangan silfat
+ 1 ml larutan alkali yadida-azida
Dibiarkan 5 -10 manit
+ 1 ml H2SO4 pekat
Dititrasi dengan Na2S2O3 0,025 N
+ 1 ml amilum
Titik akhir titrasi
terjadi perubahan
warna
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
Percobaan V
Metode Pengujian Kadar
Kebutuhan Oksigen Kimiawi Dalam Air Limbah (COD)
I . Tujuan
untuk memperoleh kadar KOK dalam air
II . Landasan Teori
Metode pengujian ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pelaksanaan
pengujian kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) dalam air . Cara penguji KOK dalam air
yang mempunyai kadar antara 5-50mg/l KOK dengan menggunakan metode refluk
tertutup dan cara titrimetric.
Beberapa pengertian yang berkaitan dengan metode pengujian ini antara lain
kebutuhan oksigen kimiawi adalah jumlah mg oksigen yang di butuhkan untuk oksidasi
zat organic dalam satu literair dengan menggunakan oksidatorkalium dikromat . Larutan
baku adalah larutan yang mengandung kadar yang sudah di ketahui secara pasti dan
langsung di gunakan sebagai pembanding dalam pengujian. Blanko adalah suatu
medium yang tidak mengandung unsur yang di uji dan digunakan sebagai kadar standar
terendah.
Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigen nya
sangat rendah yang terlarut didalam air diserap oleh mikroorganisme untuk memecah
/mendegradasi bahan buangan organic sehingga menjadi bahan yang mudah menguap
(yang di tandai dengan bau busuk). Selain dari itu, bahan buangan organic juga dapat
bereaksi dengan oksigen yang terlarut di dalam air organic yang ada didalam air organik
makin sedikit kanadungan oksigen yang terlarut di dlamnya. Bahan buangan organic
biasanya berasal dari industry kertas, industry penyamakan kulit, industry pengolahan
bahan makanan( seperti industry pemotongan daging,inqdustri pengalengan ikan,
industry pembekuan udang, industry roti,indstri susu, keju dan mentega), bahan buangan
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
limbah rumah tangga, bahan buangan limbah pertaniaan, kotoran hewan dan kotoran
manusia dan sebagainya.
Dengan melihat kandungan oksigen yang terlarut dengan ai rdapat ditentukan
seberapa jauh tingkat tingkat pencemaran air lingkungan telah terjadi. Cara yang
ditempuhuntuk maksud tersebut adalah dengan uji:
1.COD, singkatan dari Chemical Oxygen Demand, atau kebutuhan oksigen kimia untuk
reaksi oksidasi terhadap buangan didalam air.
2.BOD singkatan dari biological Oxiegen Demand, atau kebutuhan oksigen biologis
untuk memecah bahan buangan di dalam aair oleh mikroganisme.
Melalui kedua cara tersebut dapat ditentukan tingkat pencemaran air
lingkungan perbedaan dari kedua cara uji oksigen yang terlarut di dalam air tersebut
secara garis besar sebagai berikut ini.
Chemical Oxygen Demand (COD) Atau kebutuhan oksigen kimia (KOK)
adlah jumlah oksigen (mgO2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat yang ada
dalam 1 L sampel air
Angka COD merupakan ukuran pencemaran air melalui zat-zat organis yang
secara alamiah dapat di oksidasikan melalui proses mikrobiologis dan mengakibatkan
ukuran oksigen berkurang di dalam air
Oksigen terlarut adalah banyaknya oksigen yang terkandung di dalam air dan
di ukur dalam satuan ppm Oksigen yang terlarut ini digunakan sebagai tanda derajat
pengotor air baku. Semakin besar oksigen yang terlarut maka akan menunjukkan
derajat pencemaran pengotoran kecil. Rendahnya nilai oksigen berarti beban
pencemaran meningkat sehingga koagulanyang bekerja untuk mengendapapkan kolodia
harus beraksi lebih dahulu dengan polutan-polutan dalam air menyebabkan komsumsi
bertanbah.
Pengukuran kekuartan Limbah dengan COD adlah bentuk lain pengukuran
kebutuhan oksigen dalam air limbah.Metode lebih singkat waktunya dibandinkan
dengan analisa BOD. Pengukuran ini menekankan kebutuhan oksigen akan
kimiandimana senyawa-senyawa yg diukur adalah bahan-bahan yg tidak dipecah secara
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
biokimia Adanya racun atau logam tertentu dalam limbah pertumbuhan bakteri akan
terhalang dan pengukuran BOD menjadi tidak realistis. Untuk mengatasinya lebih tepa
mengoksidasi zat-zat anorganis dan anorganis sebagaimana pada BOD .Angka COD
merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat Anorganik Dalam laboratorium
pengukuran COD dilakukan dengan sesaat dengan membuat zat pengoksidasiK2Cr2O7
yang digunakan sebagai ssumber ksigen .
Perbandingan BOD dengan COD pada umumnya bervariasi untuk sebagai jenis
limbah yaitu sebagai berikut:
Jenis Air Buangan BOD5/COD
Dari Rumah Tangga 0,4-0,6
Air sungai 0,1
Buangan organik 0,5-0,65
Bungan Anorganik 0.2
III. Alat dan Bahan
Alat:
1. Oven 22oC yang dilengkapi dengan pengatur suhu , dan telah dipanaskan pada
150oC pada saat digunakan
2. Tabung KOK yang mempunyai tinggi 150 mm dan garis tengah 25 mm terbuat
dari gelas boro-silikat mempunyai tutup asah dan unit pengaman unit pengaman
tutup
3. Burret otomatis dengan ketelitian 0.05 ml atau burret 25 ml
4. labu ukur 100 ml dan 1000 ml
5. gelas ukur100 ml
6. pipet seukuran 10 ml
7. labu erlemeter 100 ml
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
8. gelas piala 100 ml
Bahan / Reagan:
1. laruta campuran kalium dikromat-merkury sulfat, K2Cr2O7-HgSO4
2. larutan campuran asam sulfat-perak sulfat, HgSO4-Ag2SO4
3. Larutan indiator feroin
4. serbuk fero ammonium sukfat,Fe(NH4)2(SO4)2.6H2O
5. larutan baku kalium dikromat,K2Cr2O7, 0,025 N
6. asm sulfat pekat, H2SO4
7. air suling atau air demineralisasi yg mempunyai DHL 0,5-2 mhos/cm
8. serbuk asam sulfamat,NH2SO3H.
IV. Prosedur Kerja
A. Blanko
5 ml K2Cr2O7-HgSO4
Aduk campuran di dalam tabung KOK kemudian tutup
+ 10 ml HgSO4-Ag2SO4
+ 2 ml H2SO4
+ indicator Ferroin 3 tetes
Masukkan dalam blanko
Masukkan ke dalam oven suhu 150oC selama 2 jam
Keluarkan tabung dari oven dan biarkan hingga dingin
Pindahkan campuran ke labu Erlenmeyer 100 ml dan bilas dengan 10 ml aquadest
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
B. Sampel
Titrasi dengan Ferro Ammonium Sulfat 0,025 N
Titik akhir titrasi larutan
terjadi perubahan warna
dari hijau menjadi merah
kecoklatan
catat volume Ferro Ammonium Sulfat yang terpakai
5 ml K2Cr2O7-HgSO4
Aduk campuran di dalam tabung KOK kemudian tutup
Titrasi dengan Ferro Ammonium Sulfat 0,025 N
+ 10 ml HgSO4-Ag2SO4
+ 2 ml H2SO4
+ indicator Ferroin 3 tetes
Masukkan dalam sampel
Masukkan ke dalam oven suhu 150oC selama 2 jam
Keluarkan tabung dari oven dan biarkan hingga dingin
Pindahkan campuran ke labu Erlenmeyer 100 ml dan bilas dengan 10 ml aquadest
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
Titik akhir titrasi larutan
terjadi perubahan warna
dari hijau menjadi merah
kecoklatan
catat volume Ferro Ammonium Sulfat yang terpakai
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
Percobaan VI
Pengawetan Sampel
I. Tujuan
Untuk mengetahui cara pengawetan sampel
II. Landasan Teori
Sampel lingkungan dengan konsentrasi kecil mudah mengalami perubahan
secara fisika, kimia, atau biologi. Oleh karena itu, sampel harus diawetkan sebelum
mengalami deterionasi, degradasi, atau penguapan. Idealnya, sampel lingkungan harus
dianalisis segera mungkin setelah pengambilan. Namun, hal itu tidak mungkin
dilakukan karena jarak antara lokasi pengambilan sampel dan laboratorium terlalu jauh.
Pengawetan sampel lingkungan meliputi pendinginan, pengaturan pH dan
penambahan bahan kimia untuk mengikat polutan yang akan dianalisis. Pendinginan
adalah cara pengawetan paling ideal sebab tidak mempengaruhi komposisi atau
menimbulkan gangguan saat analisis dilakukan. Pendinginan cepat pada suhu 40c akan
menghambat aktivitas mikroorganisme dan mengurangi penguapan gas serta bahan-
bahan orgainic. Pengawetan tersebut harus sejak transportasi sampel lingkungan dan
lokasi pengambilan sampel ke laboratorium, hingga analisis laboratorium. Oleh sebab
itu diperlukan ice box yang didesain secara khusus.
Biarpun begitu, penggunaan es kering (dry ice) dalam pengawetan sampel
lingkungan harus dihindari karena hal itu akan membekukan sampel dan memecahkan
wadah dari gelas. Selain itu hal tersebut akan mempengaruhi pH sampel (standar
methods, 1998). Pengawetan tersebut tidak menggangu analisis di laboratorium. Apabila
bahan pengawet digunakan, penambahannya segera mungkin setelah sampel diambil.
Pemambahan tersebut tergantung pada temperatur uji jika pengujian dilakukan dan
masing-masing sampel ditambahi pengwet yang sesuai.
Botol yang akan digunakan untuk sampel harus bersi, telah dibilas dengan air
suling kemudian dengan cairan yang akan mengisi botol tersebut dan kering (bila
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
mungkin). Catatan yang sama berlaku untuk alat pengambilan sampel, pipa, pompa dan
lain-lain dimana sampel akan mengali, harus bersih dan tidak boleh mengandung sisa-
sisa dari bekas sampel terdahulu. Terutama tumbuhnya lumut jamur harus dicegah.
Selain itu kontaminasi dari logam atau bahan. Alat pengambilan sampel yang dapat larut
dalam sampel harus dicegah. Besi, kuningan, perunggu dapat larut dalam air yang
bersifat asam atau basa, sedangkan bahan plastik dan karet dapat larut dalam air
buangan industri yang mengandung pelarut organik atau minya dan bensin.
Sampel dapat diambil secara terpisah dengan menggunakan ember botol plastik
atau kaca (terbuka dan diperberat, dimasukan kedalam sungai, saluran, sumur atau
lainnya sampai terisi penuh dengan sampel. Untuk mengambil sampel pada kedalaman
yang dikehendaki.
Cara pengawetan sampel tergantung dari analisa yang akan dilakukan, juga bagi
suatu unsur tertentu. Cara analisa dapat dipilih tergantung kemungkinan-kemungkinan
cara pengawetan yang ada.
Contoh air yang telah diambil perlu ditangani sedimikian rupa sehingga
kemungkinan adanya kontaminasi dari alat-alat yang dipakai dan juga oleh botol-botol
penyimpanan contoh dapat dihindari.
Bahan pembuatan botol penyimpanan contoh perlu diperhatikan dalam penelitian
suatu parameter yang mungkin kadarnya dapat dipengaruhinya. Pada umumnya botol
penyimpan contoh air yang terbuat dari bahan gelas. Akan tetapi untuk beberapa
parameter seperti fosfor, peptisida dan senyawa sejenisnya maka harus dipergunakan
botol gelas karena plastik dapat mempengaruhi kadar senyawa tersebut.
Botol plastik sebelim dipakai sebaiknya di iodisasi dengan cara merendamnya
dalam larutan KI 8% yang akan dicampur dengan 5% iodine. Selama satu minggu
dengan cara ini sifat reaktif dari botol plastik dapat dihilangkan (WHO-UNESCO;1987)
Untuk menangani contoh telah diambil maka perlu diperhatikan beberapa hal
sebagai berikut:
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
1. Harus yakin bahwa botol-botol penyimpan contoh sudah bersih benar sebelum
dibawa ke lapangan
2. Jika botol contoh telah pernah dipakai dengan pengawet tertentu maka
dipergunakan botol ini untuk parameter dengan pengawet yang sama
3. Cuci botol 2-3 kali dengan air contoh dimasukkan kedalam botol
4. Benda-benda terapung (sampah) dan sedimen dasar sungai terbawa pada waktu
pengambilan contoh air harus dibuang sebelum contoh dimasukkan kedalam
botol
5. Beri label yang cukup jelas dan tidak mudah terhapus pada botol-botol contoh
6. Awetkan contoh sebagaimana yang diperlukan sesuai dengan parameter yang
akan dianalisis sebelum contoh air dikirim ke laboratorium
(Husein, yahya A ; 1987)
Batas penyimpanan maksimun
Meskipun sampel lingkungan telah diawetkan sesuai persyaratan, hal itu tidak
berarti sampel tersebut akan stabil dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, sampel
harus di analisis sebelum mengalami perubahan (Dick, 1994). Batas penyimpanan
maksimun (maksimun storage recommended atau maximun holding time) untuk
masing parameter harus diketahui untuk mendapatkan pengujian yang akurat.
Pengawetan untuk menganalisis sampel lingkungan. Segera mungkin lebih
disebabkan oleh batasan waktu simpan masing-masing parameter uji alih wadah
sampel atau cara pengawetannya. Sebagai gambaran apabila sampel diambel ditempat
yang berjarak dua hari perjalanan dari laboratorium, akan analisis BOD dapat mewakili
kondisi sesungguhnya, hal itu dikarenakan batas penyimpanan maksimun di
rekomendasikan untuk BOD adalah 2 hari.
(lab. Lingkungan Air Bapeldalda Provinsi Jambi)
III. Alat dan Bahan
Alat:
1. Botol BOD
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
2. Gelas kimia
3. Batang pengaduk
Bahan:
1. H2SO4 Pekat
2. NaOH Pekat
3. Aquasest
IV. Prosedur Kerja
A. Pengawetan BOD
B. Pengawetan COD
Air Limbah
Dimasukan Ke dalam Botol
Didinginkan
Hasil
Air limbah
Dimasukan Ke dalam Botol
+3ml H2SO4
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
Ditambahkan Sampai pH 7
D. Pengawetan solid residu
Hasil
Air limbah
Dimasukan Ke dalam Botol
+NaOH
Dikocok sampai homogen
Hasil
Dikocok sampai homogen
Air limbah
Dimasukan Ke dalam Botol
Didinginkan
Hasil
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
Percobaan VII
Uji Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK)
dengan Refluk Terbuka Searah Titrimetric.
I. Tujuan
a. Menemukan kadar KOK dalam sampel uji
b. Menentukan persen temu balik (%Recovery)
II. Landasan Teori
Jika menemukan air yang sudah tercemar,mungkin anda mengharapkandapat
menganalisis kandungan air itu, atau ingin mengetahui sifat kimia dan fisika air itu.
Spesies apa yang ada dan berapa jumlah organisme itu yg ada dalam air, serta
bagaimana hubungan antara kualitas air dngan macam dan jumlah penghuninya. Banyak
factor yang mempengaruhi a[a yang terkandung dalam air. Perhatikan hasil analisis
suatu contoh air dalam suhu tertentu.
Tabel 1. Parameter Air
Parameter Kadar
Suhu 20,5oC
Warna 6 satuan
Oksigen terlarut (OD) 6,5 bpj
Karbondioksida bebas 0,75 bpj
Kebebasan 61 bpj
Kesadahan 56 bpj
Nitrat 1,8 bpj
Amoniak 0,9 bpj
Fosfat 0,9 bpj
Padatan tersuspensi total (TSS) 4,6 meter
Padatan terlarut total (TDS) 62 bpj
Tuntunan Oksigen Biokimia (BOD) 11,0 bpj
Tuntunan Oksigen Kimia (COD) 73 mil
pH 7,7 bpj
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
Oksigen adalah gas berwarna, tetapi tidak berbau, tak berasa dan hanya sedikit
larut dalam air. Untuk mempertahankan hidu.pnya mahluk yang tinggal dalam air,baik
tanaman maupun hewan, bergantung kepada oksigen yg terlarut ini. ( Soenarwono.
1984. hal;83-84)
Kebanyakan memang orang tidak menyadari betapa pentingnya oksigen setiap
saat manusia dan hewan menghirup oksigen untuk menghasilkan energy. Disekitar kita
terdapat bansenyawa yang mengandung oksigen,sepeti air,batuan,tumbuhan dan hewan,
serta tubuh manusia sendiri. Elektron valensi oksigen adalah enam, maka diperlukan dua
e untuk memenuhi aturan octet, sehingga oksigen oksigen bebas berupa molekul O2
(oksigen)
: O O :
Secara alami, oksigen terbentuk dari proses fotesintesis
6 CO2 (g) + 6 H2O(l) C6H12O6 + 6 O2 (g)
Oleh sebab itu, tumbuhan dan plankton di laut berperan menjaga oksigen di
atmosfir, oleh karena itu, sangat penting menghijaukan lingkungan dengan tumbuhan
dan melestrikan organisme dilautan. ( S. syukri. 1999.hal: 589-590)
Oksigen terlarut dalam air
Oksigen yang terlarut dalam air diperlukan untuk menjaga kelestarian hidup dari
mahluk hidup yang ada di dalamnya. Dalam keadaan normal okigen yang digunakan
mahluk-mahluk hidup itu dapat di ganti dengan melarutnya udara dalam air dan proses
fotosintesis dari tanaman dalam air. Dengan demikian, dalam keadaan normal,
kosentrasi oksigen dalm air di anggap tetap. (Benny Karyadi. 1994. Hal:154)
Kehidupan di air dapat bertahan jika ada oksigen terlarut minimum sebanyak 5
mg oksigen setiap liter air ( 5 bpj atau 5 ppm). Selebihnya bergantung kepada ketahana
organisme, derajat kreativanya ,kehadiran pencemar,suhu air dan sebagainya. Umumnya
Cahaya
Klorofil
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
laju konsumsi kelarutan oksigen dalam air jika udara yg bersentuhan dengan permukaan
air itu bertekanan 760 mm dan mengandung 21% oksigen.
Tabel 2. Kelarutan oksigen dalam air
Suhu
(o C)
Kelarutan
(bpj)
0
5
10
15
30
25
30
14,6
12,7
11,3
10,1
9,1
8,3
7,5
Oksigen dapat merupakan factor pembatas dalam penentuan kehadiran mahluk
hidup air. Oksigen dalam danau misalnya berasal dari dan fotesintesis organisme yg
hidup didalam danau itu. Jika respirasi terjadi lebih cepat dariprinsip uji Zat organic
dioksidasi dengan campuran mendidih asam dan alum dikromat yg diketahui
normalitasnya dalam suatu refluk 2 jam. Kelibihan kalium dikromatyg tidak teruduksi ,
dititarsi dengan larutan ferro ammonium sulfat (FAS)
III. Alat dan Bahan
Alat :
1. Peralatan refluk, yang terdiri dari labu erlemenyer, pendingin Liebig 30 cm
2. hot plate
3. Labu ukur 100 ml dan 1000 ml
4. Buret 25 ml atau 50 ml
5. Pipet volum 5 ml;10ml; 15ml dan 50ml
6. Erlemenyer 250 ml (labu refluk) dan
7. Timbangan analitik
-
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah
Bahan dan reagent:
1. Larutan baku kalium dikromat
2. Larutan asam sulfat
3. Indicator ferroin
4. Larutan Ferro ammonium sulfat ( FAS) 0,1 N
5. Larutan baku potassium Hidrogen Phtlat (KHP)
6. Serbuk HgSO4 0,2 g
IV. Prosedur Kerja
Akhir proses
10 ml Sampel air limbah
Titrasi dengan Ferro Amonium Sulfat (FAS) 0,1 N
Catat Volume Ferro Amonium Sulfat (FAS) 0,1 N
yang terpakai
+ 0,2 g HgSO4
+ 5 ml K2Cr2O7
+ 10 ml Ag2SO4
+ 2 ml H2SO4 pekat