Praktikum Mikrobio 2 Dan 3

25
ABSTRAK PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Eschericia coli AMRINA FUJIATI ANANDA 342012112 Sebuah praktikum mikrobiolgi terapan telah selesai dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2014, di Laboratorium Biologi Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang. Dosen pengasuh: Susi Dewiyeti, S. SI,. M. SI. Kata kunci: Pertumbuhan mikroorganisme, Eschericia coli. Pertumbuhan adalah penambahan secara teratur semua komponen sel suatu mikroba. Pada mikroba bersel tunggal (uniseluler), pembelahan atau perbanyakan sel merupakan pertambahan jumlah individu. Misalnya pembelahan sel pada bakteri akan menghasilkan pertambahan jumlah sel bakteri itu sendiri. Pertumbuhan bakteri pada umumnya akan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Adapun faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba ialah faktor-faktor abiotik dan faktor-faktor biotik. Faktor abiotik yaitu, suhu, pH, tekanan osmosis, pengeringan, sinar gelombang pendek, tegangan muka dan daya oligodinamik, sedangkan faktor biotik yaitu, adanya asosiasi atau kehidupan bersama diantara jasad. Asosiasi dapat dalam bentuk komensalisme, mutualisme, parasitisme, simbiose, sinergisme, antibiose dan sintropisme. Escherichia coli merupakan kuman batang pendek (coccobasil), gram negatif, ukuran 0,4 – 0,7 µm x 1-3 µm, sebagian besar gerak positif dan beberapa strain mempunyai kapsul. Escherichia coli dapat tumbuh pada pH minimum 4,4 dan maksimum 9,0. Laporan Praktikum Mikrobiologi Terapan Page 1

Transcript of Praktikum Mikrobio 2 Dan 3

Page 1: Praktikum Mikrobio 2 Dan 3

ABSTRAK

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAPPERTUMBUHAN BAKTERI Eschericia coli

AMRINA FUJIATI ANANDA342012112

Sebuah praktikum mikrobiolgi terapan telah selesai dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2014, di Laboratorium Biologi Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang. Dosen pengasuh: Susi Dewiyeti, S. SI,. M. SI.

Kata kunci: Pertumbuhan mikroorganisme, Eschericia coli.

Pertumbuhan adalah penambahan secara teratur semua komponen sel suatu mikroba. Pada mikroba bersel tunggal (uniseluler), pembelahan atau perbanyakan sel merupakan pertambahan jumlah individu. Misalnya pembelahan sel pada bakteri akan menghasilkan pertambahan jumlah sel bakteri itu sendiri. Pertumbuhan bakteri pada umumnya akan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Adapun faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba ialah faktor-faktor abiotik dan faktor-faktor biotik. Faktor abiotik yaitu, suhu, pH, tekanan osmosis, pengeringan, sinar gelombang pendek, tegangan muka dan daya oligodinamik, sedangkan faktor biotik yaitu, adanya asosiasi atau kehidupan bersama diantara jasad. Asosiasi dapat dalam bentuk komensalisme, mutualisme, parasitisme, simbiose, sinergisme, antibiose dan sintropisme. Escherichia coli merupakan kuman batang pendek (coccobasil), gram negatif, ukuran 0,4 – 0,7 µm x 1-3 µm, sebagian besar gerak positif dan beberapa strain mempunyai kapsul. Escherichia coli dapat tumbuh pada pH minimum 4,4 dan maksimum 9,0.

Laporan Praktikum Mikrobiologi TerapanPage 1

Page 2: Praktikum Mikrobio 2 Dan 3

A. PRAKTIKUM KE : 1

B. JUDUL : PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN

TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

Eschericia coli.

C. TUJUAN : Untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan

terhadap pertumbuhan bakteri E. coli

D. DASAR TEORI :

1. Pengertian pertumbuhan mikroorganisme

Menurut Rasuh (2013), pertumbuhan adalah penambahan secara teratur

semua komponen sel suatu mikroba. Pada mikroba bersel tunggal (uniseluler),

pembelahan atau perbanyakan sel merupakan pertambahan jumlah individu.

Misalnya pembelahan sel pada bakteri akan menghasilkan pertambahan jumlah

sel bakteri itu sendiri.

Menurut Rois (2011), mikroorganisme untuk pertumbuhannya

memerlukan nutrisi dan faktor lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.

Mikroorganisme memerlukan komponenkomponen tertentu untuk

pertumbuhannya.

2. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba

Menurut Rasuh (2013), aktivitas mikroba di pengaruhi oleh faktor-faktor

lingkungannya. Perubahan lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat

morfologi dan fisiologi mikroba. Faktor lingkungan meliputi faktor-faktor abiotik

(fisika dan kimia), dan faktor biotik.

a. Faktor Abiotik

Menurut Tayandi (2012), faktor abiotik adalah faktor yang dapat

mempengaruhi kehidupan yang bersifat fisika dan kimia. Di antara faktor-faktor

Laporan Praktikum Mikrobiologi TerapanPage 2

Page 3: Praktikum Mikrobio 2 Dan 3

yang perlu di perhatikan ialah suhu, pH, tekanan osmosis, pengeringan, sinar

gelombang pendek, tegangan muka dan daya oligodinamik.

1. pH (Derajat Keasaman)

Menurut Tayandi (2012), mikrobia dapat tumbuh baik pada daerah pH

tertentu, misalnya untuk bakteri pada pH 6,5 – 7,5; khamir pada pH 4,0 – 4,5

sedangkan jamur dan aktinomisetes pada daerah pH yang luas. Setiap mikrobia

mempunyai pH minimum, optimum dan maksimum untuk pertumbuhanya.

Berdasarkan atas perbedaan daerah pH untuk pertumbuhanya dapat dibedakan

mikrobia yaitu:

1. Asidofil, tumbuh pada pH 2,0 – 5,0

2. Mesofil ( neutrofil ) tumbuh pada pH 5,5 – 8,0

3. Alkalofil tumbuh pada pH 8,4 – 9,5

Menurut Tayandi (2012) , untuk menahan perubahan dalam medium

sering ditambahkan larutan bufer. pH optimum pertumbuhan bagi kebanyakan

bakteri antara 6,5 dan 7,5. Namun beberapa spesies dapat tumbuh dalam

keaadaan sangat masam atau sangat alkalin, bila bakteri di kultivasi di dalam

suatu medium yang mula-mula disesuaikan pHnya misal 7 maka mungkin pH ini

akan berubah sebagai akibat adanya senyawa senyawa asam atau basa yang

dihasilkan selama pertumbuhannya. Pergesaran pH ini dapat sedemikian besar

sehingga mengahambat pertumbuhan seterusnya organisme itu. Pergeseran pH

dapat dapat dicegah dengan menggunakan larutan penyangga dalam medium,

larutan penyangga adalah senyawa atau pasangan senyawa yang dapat

menahan perubahan pH. Istilah pH pada suatu symbol untuk derajat keasaman

atau alkanitas suatu larutan; pH=log (1/[H+]) dengan [H+] sebagai konsentrasi

Laporan Praktikum Mikrobiologi TerapanPage 3

Page 4: Praktikum Mikrobio 2 Dan 3

ion hydrogen. pH air suling ialah 7,0 (netral); cuka 2,25; sari tomat, 4,2; susu,

6,6; natrium bikarbonat (0,1N), 8,4; susu magnesia, 10,5.

Tabel D.1 Nilai pH untuk pertumbuhan mikrobiaMikrobia pH minimum pH maksimum

Bakteri: Escherichia coli Salmonella typhi Streptococcus lactis Lactobacillus sp Thiobacillus

thiooxidans

4,44,5

4,3 – 4,83 0

< 1,0

9,08,0

7,29,8

Jamur 1,5-2,0 11,0

Yeast 1,5 8,0-8,5

Acontium velatum (fungi) 0,2-0,7 7,0

(Sumber: Tayandi, 2013)

2. Suhu

Karena semua proses pertumbuhan bergantung pada reaksi kimiawi dan

karena laju reaksi-reaksi ini dipengaruhi oleh suhu, maka pola pertumbuhan

bakteri dapat sangat dipengaruhi oleh suhu. Suhu juga mempengaruhi laju

pertumbuhan dan jumlah total pertumbuhan organisme. Keragaman suhu dapat

juga mengubah proses-proses metabolik tertentu serta morfologi sel (Pelczar dan

Chan, 2006:139).

Setiap spesies bakteri tumbuh pada suatu kisaran suhu tertentu. Atas

dasar ini maka bakteri dapat diklasifikasikan sebagai : psikrofil (yang tumbuh

pada 0 sampai 300C) , mesofil (bakteri yang tumbuh pada 25 sampai 400C), dan

termofil (bakteri yang tumbuh pada suhu 500C atau lebih) (Pelczar dan Chan,

2006:139).

Menurut Pelzar dan Chan (2006:139), respon pertumbuhan kelompok-

kelompok bakteri ini terhadap berbagai suhu diperlihatkan pada gambar 1.2.

Laporan Praktikum Mikrobiologi TerapanPage 4

Page 5: Praktikum Mikrobio 2 Dan 3

Suhu inkubasi yang memungkinkan pertumbuhan tercepat selama periode waktu

yang singkat (12 sampai 24 jam) dikenal sebagai suhu pertumbuhan optimum.

Gambar D.1 Kisaran suhu kira-kira bagi pertumbuhan berbagai bakteri. Beberapa termofil di dalam sumber air panas tumbuh pada suhu 800C.

(Sumber : Pelczar dan Chan, 2006:140)

Menurut Tayandi (2012), suhu dapat mempengaruhi mikroba dalam dua

cara yang berlawanan sebagai berikut :

1. Apabila suhu naik maka kecepatan metabolisme naik dan pertumbuhan

dipercepat.Sebaliknya apabila suhu turun, maka kecepatan metabolisme akan

menurun dan pertumbuhan diperlambat.

2. Apabila suhu naik atau turun secara drastis, tingkat pertumbuhan akan

terhenti, kompenen sel menjadi tidak aktif dan rusak, sehingga sel-sel menjadi

mati.

Berdasarkan hal di atas, maka suhu yang berkaitan dengan pertumbuhan

mikroorganisme digolongkan menjadi tiga, yaitu :

1. Suhu minimum yaitu suhu yang apabila berada di bawahnya maka

pertumbuhan terhenti.

Laporan Praktikum Mikrobiologi TerapanPage 5

Page 6: Praktikum Mikrobio 2 Dan 3

2. Suhu optimum yaitu suhu dimana pertumbuhan berlangsung paling cepat dan

optimum. (Disebut juga suhu inkubasi)

3. Suhu maksimum yaitu suhu yang apabila berada di atasnya maka

pertumbuhan tidak terjadi.

Menurut Pelczar dan chan (2006:140), suhu tinggi di atas suhu

maksimum memerlukan waktu kematian termal dan waktu pengurangan desimal.

Digunakan dua istilah untuk menyatakan resistensi bakteri terhadap panas itu

“waktu kematian termal” ( thermal death time ) dan “waktu pengurangan desimal”

(decimal reduction time). Waktu kematian termal mengacu pada periode waktu

terpendek yang di butuhkan untuk mematikan suatu suspensi bakteri ( atau

spora) pada suhu tertentu di bawah keadaan tertentu.

Menurut Tayandi ( 2012), suhu rendah mengakibatkan:

a. Cold shoc : Penurunan suhu yang tiba-tiba menyebabkan kematian bakteri,

terutama pada bakteri muda atau pada fase logaritmik

b. Pembekuan (freezing): Rusaknya sel dengan adanya kristal es di dalam air

intraseluler

c. Lyofilisasi: Proses pendinginan di bawah titik beku dalam keadaan vakum

secara bertingkat.

d. Sublimasi: Proses pengawetan mikroba karena air protoplasma langsung

diuapkan tanpa melalui fase cair .

2.  Kandungan air (pengeringan)

Merurut Purwati (2013), setiap mikroba memerlukan kandungan air bebas

tertentu untuk hidupnya, biasanya diukur dengan parameter aw (water activity)

atau kelembaban relatif. Mikroba umumnya dapat tumbuh pada aw 0,998-0,6.

Bakteri umumnya memerlukan aw 0,90-0,999. Mikroba yang osmotoleran dapat

Laporan Praktikum Mikrobiologi TerapanPage 6

Page 7: Praktikum Mikrobio 2 Dan 3

hidup pada aw terendah (0,6) misalnya khamir Saccharomyces rouxii. Bakteri

umumnya memerlukan aw atau kelembaban tinggi lebih dari 0,98.

3.  Tekanan osmosis

Tekanan osmosis sebenarnya sangat erat hubungannya dengan

kandungan air. Apabila mikroba diletakkan pada larutan hipertonis, maka selnya

akan mengalami plasmolisis, yaitu terkelupasnya membran sitoplasma dari

dinding sel akibat mengkerutnya sitoplasma. Apabila diletakkan pada larutan

hipotonis, maka sel mikroba akan mengalami plasmoptisa, yaitu pecahnya sel

karena cairan masuk ke dalam sel, sel membengkak dan akhirnya pecah

(Purwati, 2013).

b. Faktor biotik

Menurut Purwati (2013), faktor-faktor biotik ialah faktor-faktor yang

disebabkan jasad (mikrobia) atau kegiatannya yang dapat mempengaruhi

kegiatan (pertumbuhan) jasad atau mikrobia lain. Faktor-faktor tersebut antara

lain ialah adanya asosiasi atau kehidupan bersama diantara jasad. Asosiasi

dapat dalam bentuk komensalisme, mutualisme, parasitisme, simbiose,

sinergisme, antibiose dan sintropisme.

3. Macam-Macam Interaksi Yang Terjadi Antar Mikroba sebagai berikut:

Menurut Tayandi (2012), adapun macam-macam interaksi yang terjadi

antar mikroba sebagai berikut, yaitu:

1. Komensalisme

Merupakan asosiasi yang sangat renggang, dimana salah satu jenis

mendapatkan keuntungan sedang lainnya tidak mendapat keuntungan atau

kerugian.

Laporan Praktikum Mikrobiologi TerapanPage 7

Page 8: Praktikum Mikrobio 2 Dan 3

2. Mutualisme

Merupakan bentuk assosiasi dimana masing-masing jenis mendapat

keuntungan. Sering simbiosis dipakai untuk menyatakan bentuk assosiasi yang

mutualistik, tetapi sekarang orang lebih banyak menggunakan istilah mutualisme.

Sebagai contoh mutualisme antara bakteri Rhizobium dengan polong-polongan.

3. Parasitisme

Merupakan bentuk assosiasi diantara parasit dengan jasad inang. Jasad

parasit yang obligat dapat merusak jasad inang dan pada akhirnya

memusnahkan. Keadaan ini akan dapat pula memusnahkan (melenyapkan)

parasitnya sendiri, karena jasad inang sebagai sumber kehidupannya.

4. Simbiosis

Simbiosis ialah asosiasi antara dua atau lebih jasad (mikrobia) di mana

satu jenis (spesies) di antara jasad yang berasosiasi tersebut mendapat

keuntungan, Sedangkan jasad yang lain mungkin mengalami kerugian atau tidak,

tergantung pada macamnya simbiose. Simbiose dapat dibedakan tiga macam,

ialah komensalisme, mutualisme, dan parasitisme.

5. Sinergisme

Sinergisme ialah suatu bentuk asosiasi yang menyebabkan terjadinya

suatu kemampuan untuk melakukan perubahan kimia tertentu dalam suatu

subtrat atau medium. Tanpa sinergisme masing-masing mikkrobatidak mampu

melakukan perubahan tersebut.

4. Bakteri Escherichia coli

Menurut Mustar (2013), E. coli adalah bakteri Gram negatif berbentuk

batang yang tidak membentuk spora yang merupakan flora normal di usus.

Meskipun demikian, beberapa jenis E. coli dapat bersifat patogen, yaitu serotipe-

Laporan Praktikum Mikrobiologi TerapanPage 8

Page 9: Praktikum Mikrobio 2 Dan 3

serotipe yang masuk dalam golongan E. coli Enteropatogenik, E.coli

Enteroinvasif, E. coli Enterotoksigenik dan E.coli Enterohemoragik.

a) Klasifikasi ilmiah Escherichia coli

Domain : Bacteria

Phylum : Proteobacteria

Order : Enterobacteriales

Family : Enterobacteriaceae

Genus : Eschericha

Spesies : Escherichia coli

b) Morfologi Escherichia coli

Pelczar dan Chan (2014:809-810), Escherichia coli merupakan

bagian dari mikrobiota normal saluran pencernaan. Escherichia coli  dipindah

sebarkan dengan kegiatan tangan ke mulut atau dengan pemindahan pasif lewat

makanan atau minuman. Morfologi dan ciri-ciri pembeda Escherichia coli yaitu:

(1) Merupakan batang gram negatif

(2) Terdapat tunggal, berpasangan, dan dalam rantai pendek

(3) Biasanya tidak berkapsul

(4) Tidak berspora

(5) Motil atau tidak motil, peritrikus

(6) Aerobik, anaerobik fakultatif

(7) Penghuni normal usus, seringkali menyebabkan infeksi

Menurut Mustar (2013), morfologi bakteri ini adalah kuman berbentuk

batang pendek (coccobasil), gram negatif, ukuran 0,4 – 0,7 µm x 1-3 µm,

sebagian besar gerak positif dan beberapa strain mempunyai kapsul.

Laporan Praktikum Mikrobiologi TerapanPage 9

Page 10: Praktikum Mikrobio 2 Dan 3

Gambar D.2 Morfologi Escherichia coli jika dilihat pada media agar(Sumber: Mustar, 2013)

c) Manfaat Escherichia coli

Menurut Mustar (2013), manfaat dari Bakteri E. Coli yang berada di dalam

usus besar manusia berfungi untuk menekan pertumbuhan bakteri jahat, dia juga

membantu dalam proses pencernaan termasuk pembusukan sisa-sisa makanan

dalam usus besar. Fungsi utama yang lain dari E. Coli adalah membantu

memproduksi vitamin K melalui proses pembusukan sisa makanan. Vitamin K

berfungsi untuk pembekuan darah misalkan saat terjadi perdarahan seperti pada

luka/mimisan vitamin K bisa membantu menghentikannya.

d) Penyakit yang disebabkan oleh Escherichia coli

Menurut Mustar (2013), adapun Penyakit yang disebabkan oleh E. Coli

yaitu Infeksi saluran kemih, diare, sepsis, dan meningitis.

1. Infeksi saluran kemih

E. coli merupakan penyebab infeksi saluran kemih pada kira-kira 90 %

wanita muda. Gejala dan tanda-tandanya antara lain sering kencing,disuria,

hematuria, dan piuria. Nyeri pinggang berhubungan dengan infeksi saluran

kemih bagian atas.

2. Diare

Laporan Praktikum Mikrobiologi TerapanPage 10

Page 11: Praktikum Mikrobio 2 Dan 3

Escherichia coli yang menyebabkan diare akut dapat di kelompokkan

menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu enteropatogenetik, enteroinvasif, dan

enterotoksigenik (Pelzar dan Chan, 2014:811).

e) Pengobatan Infeksi oleh E. Coli

E. coli dapat diobati menggunakan sulfonamida, ampisilin, sefalosporin,

kloramfenikol, tetrasiklin dan aminoglikosida.Aminoglikosida kurang baik diserap

oleh gastrointestinal, dan mempunyai efek beracun pada ginjal. Jenis antibiotik

yang paling sering digunakan adalah ampisilin (Mustar, 2013).

Ampisilin adalah asam organik yang terdiri dari satu inti siklik dengan satu

rantai samping. Inti siklik terdiri dari cincin tiazolidin dan cincin betalaktam,

sedangkan rantai sampingnya merupakan gugus amino bebas yang mengikat

satu atom H. Ampisilin memiliki spektrum kerja yang luas terhadap bakteri Gram

negatif, misalnya E. coli, H. Influenzae, Salmonella, dan beberapa genus

Proteus. Namun ampisilin tidak aktif terhadap Pseudomonas, Klebsiella, dan

Enterococci. Ampisilin banyak digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi

saluran pernafasan, saluran cerna dan saluran kemih (Mustar, 2013).

f) Resistensi dari bakteri E.coli

Menurut Mustar (2013), E. Coli mati pada pemanasan pada suhu 600C,

selama 30menit, tetapi ada juga yang resisten. Dalam media pada suhu kamar,

kuman dapat bertahan selama 1 minggu. Beberapa strain E. Coli dapat bertahan

hibup dalam es selama 6 bulan. Dan peka terhadap desinfektan dan kepekaanya

sama dengan streptococcus dan staphylococcus.

o Struktur Antigen, mudah berubah menurut perubahan koloni ada 3 macam

yaitu:

A. Antigen – O yang bersifat tahan panas atau terstabil.

Laporan Praktikum Mikrobiologi TerapanPage 11

Page 12: Praktikum Mikrobio 2 Dan 3

B. Antigen – H yang bersifat tidak tahan panas atau termolabil dan rusak

pada suhu 100 0C.

C. Antigen – K atau envelop antigen.

E. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. WAKTU DAN TEMPAT

a. Waktu : Jumat, 24 Oktober 2014

Senin, 27 Oktober 2014

b. Tempat : Laboratorium Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah

Palembang

2. ALAT DAN BAHAN

a. Alat : Cawan petri, tabung reaksi, pinset, bunsen, rak tabung reaksi,

jarum ose, sprayer, autoclave, inkubator, termometer, jangka

sorong, penggaris, kertas label, beaker glass.

b. Bahan : Biakan bakteri E. coli, kapas, spritus, tissue, alcohol 70%,

asam cuka, akuades steril, KOH, air panas, es batu,

kertas pH, dan kertas label.

3. CARA KERJA

a. Perlakuan pH (Asam Cuka NaOH).

1. Ukurlah terlebih dahulu pH akuades steril, asam cuka dan KOH. Hasil

pengukuran di catat.

2. Siapkan 3 (tiga) tabung reaksi, masing-masing tabung reaksi di masukkan

10 ml asam cuka, KaOH, dan akuades steril.

3. Pada tabung reaksi yang telah berisi asam cuka, KOH, dan

Laporan Praktikum Mikrobiologi TerapanPage 12

Page 13: Praktikum Mikrobio 2 Dan 3

akuades steril di masukkan 2 (dua) tetes bakteri E. coli secara aseptis.

4. Sumbat mulut tabung reaksi dengan kapas kemudian bungkus dengan

kertas putih.

5. Inkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37o dalam inkubator.

6. Setelah masa inkubasi amati perubahan yang terjadi pada tabung reaksi

(warna: keruh atau jernih, terbentuk gelembung atau tidak).

b. Perlakuan Suhu (Es batu dan Air Panas)

1. Siapkan 2 (dua) buah tabung reaksi, masukkan pecahan es batu sampai

setengah panjang tabung reaksi dan 10 ml air panas ke dalam masing

masing tabung reaksi secara aseptis.

2. Ukur suhu kedua tabung reaksi yang berisikan es batu dan air panas.

Catat.

3. Pada tabung reaksi yang telah berisi es batu dan air panas masukkan 2

(dua) tetes bakteri E. coli secara aseptis.

4. Sumbat mulut tabung reaksi dengan kapas kemudian bungkus dengan

kertas putih.

5. Inkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37o C dalam inkubator.

6. Setelah masa inkubasi amati perubahan yang terjadi pada tabung reaksi

(warna: keruh/jenuh, terbentuk gelembung atau tidak).

F. HASIL DAN PEMBAHASAN

Laporan Praktikum Mikrobiologi TerapanPage 13

Page 14: Praktikum Mikrobio 2 Dan 3

1. HASIL PRAKTIKUM :

a. Bakteri Eschericia coli

Perlakuan :

pH Asam Cuka : 2

pH KOH : 13

pH Aquadest : 7

Suhu Es Batu : 0,6oC

Suhu Air Panas : 84oC

Tabel F.1 Hasil pengamatan Bakteri Eschericia coliNo. Perlakuan Warna

1. Aquadest steril + Bakteri Keruh

2. Asam Cuka + Bakteri Keruh

3. KOH + Bakteri Jernih

4. Es Batu + Bakteri Keruh

5. Air Panas + Bakteri Keruh

(Sumber : Dokumentasi pribadi, 2014)

2. PEMBAHASAN

a. Pembahasan Bakteri Escherichia coli

1. Aqudest steril + Bakteri Escherichia coli : dari jernih terjadi perubahan

menjadi keruh. Perubahan ini menandakan adanya pertumbuhan bakteri

Escherichia coli terjadi di dalam aquadest steril yang memiliki pH sebesar 7.

2. Asam cuka + Bakteri Escherichia coli : dari jernih terjadi perubahan warna

menjadi keruh. Perubahan ini menandakan adanya pertumbuhan bakteri

Escherichia coli dalam larutan Asam cuka yang memiliki pH 2.

Laporan Praktikum Mikrobiologi TerapanPage 14

Page 15: Praktikum Mikrobio 2 Dan 3

3. Es batu + suspensi bakteri Escherichia coli : dari jernih terjadi perubahan

warna menjadi keruh. Hal ini menandakan adanya pertumbuhan bakteri

Staphylococcus aureus dalam Es batu yang bersuhu 0,60C.

4. Air panas + suspensi bakteri Escherichia coli : dari jernih terjadi perubahan

warna menjadi keruh. Hal ini menandakan adanya pertumbuhan bakteri

Escherichia coli dalam Air panas yang bersuhu 840C.

Analisa:

Dari hasil pengamatan kami Aquadest dengan pH 7, Asam Cuka dengan

pH 2, Es batu dengan suhu 0.6oC, dan Air panas dengan suhu 84oC semuanya

yang telah ditambah dengan bakteri Eschericia coli yang telah diinkubasikan

selama 24 jam mengalami perubahan warna yaitu dari jernih berubah menjadi

keruh. Hal ini dikarenakan pengaruh dari keasamannya. Semakin kecil pH

semakian besar tingkat keasaman.

Bila bakteri dikultivasi di dalam suatu medium yang mula-mula

disesuaikan pH nya, misalnya 7, maka mungkin sekali pH ini akan berubah

sebagai akibat adanya senyawa-senyawa asam atau basa yang dihasilkan

selama pertumbuhannya (Pelczar dan Chan, 2009:141).

Menurut Tayandi (2012), Berdasarkan pH nya mikroba dapat

dikelompokkan menjadi 3 yaitu:

a. Mikroba asidofil adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 2,0-5,0

b. Mikroba mesofil adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 5,5-8,0

c. Mikroba alkalifil adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 8,4-9,5

Laporan Praktikum Mikrobiologi TerapanPage 15

Page 16: Praktikum Mikrobio 2 Dan 3

5. KOH + Bakteri Escherichia coli : dari jernih tidak terjadi perubahan warna

sehingga tetap jernih. Hal ini menandakan tidak adanya pertumbuhan bakteri

Escherichia coli di dalam KOH yang memiliki pH sebesar 13.

Analisa :

Dari hasil pengamatan kami KOH dengan pH 13 yang telah ditambah

dengan bakteri Eschericia coli yang telah diinkubasikan selama 24 jam tidak

mengalami perubahan warna yaitu tetap jernih.

Mikrobia dapat tumbuh baik pada daerah pH tertentu, misalnya untuk

bakteri pada pH 6,5 – 7,5, khamir pada pH 4,0 – 4,5 sedangkan jamur dan

aktinomisetes pada daerah pH yang luas. Setiap mikrobia mempunyai pH

minimum, optimum dan maksimum untuk pertumbuhanya. Bakteri Escherichia

coli dapat tumbuh pada pH minimum 4,4 dan pH maksimum 9,0 sehingga bakteri

tersebut tidak dapat tumbuh pada pH 13 (Tayandi, 2013).

G. KESIMPULAN

1. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba yaitu, suhu, pH, tekanan

osmosis, pengeringan, sinar gelombang pendek, tegangan muka dan daya

oligodinamik.

2. Morfologi bakteri ini adalah kuman berbentuk batang pendek (coccobasil),

gram negatif, ukuran 0,4 – 0,7 µm x 1-3 µm, sebagian besar gerak positif dan

beberapa strain mempunyai kapsul.

3. Escherichia coli dapat tumbuh pada pH minimum 4,4 dan maksimum 9,0.

DAFTAR PUSTAKA

Laporan Praktikum Mikrobiologi TerapanPage 16

Page 17: Praktikum Mikrobio 2 Dan 3

Mustar, Ira. 2013. http://iranakal28.blogspot.com/2013/11/makalah-ecoli_19.html,diakses 10 Desember 2014.

Pelczar, Michael. J. dan E. C. S. Chan. 2006. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 1. Jakarta: Universitas Indonesia.

Pelczar, Michael. J. dan E. C. S. Chan. 2014. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta: Universitas Indonesia.

Purwati, Erni. 2013. http://ernyce-purwa.blogspot.com/2013/10/pertumbuhanmikroba-dan-peranan-mikroba.html, diakses 10 Desember 2014.

Rasuh, Raldo. 2013. http://raldorasuh.wordpress.com/2013/03/27/pertumbuhan

mikroba/, diakses 10 Desember 2014.

Rois, Ibnu. 2011. http://ibnu-rois.blogspot.com/2011/07/pertumbuhan-danpengendalian.html?m=1, diakses 10 Desember 2014.

Tayandi, Rahmal. 2012. http://rahmaltayandi.blogspot.com/2012/10/factor-faktoryang mempengaruhi.html, diakses 10 Desember 2014.

,

LAMPIRAN

Laporan Praktikum Mikrobiologi TerapanPage 17

Page 18: Praktikum Mikrobio 2 Dan 3

1. Foto Kegiatan Praktikum Ke 1

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014)

Laporan Praktikum Mikrobiologi TerapanPage 18