Praktikum Koloid

download Praktikum Koloid

of 13

description

laporan praktikum

Transcript of Praktikum Koloid

LAPORAN PRAKTIKUMFISIKA FARMASIDISPERSI KOLIODAL

DISUSUN OLEHNAMA: RISA WURIANA MAWARDINIM: 120239TANGGAL PRAKTIKUM: 23 OKTOBER 20013DOSEN PENGAMPU: SISKA DEVI S.Farm, Apt

LABORATORIUM FISIKA FARMASIAKADEMI FARMASI THERESIANA SEMARANG2013I. TUJUAN Mahasiswa mengerti dan memahami tentang apa yang dimaksud dengan dispersi koloidal. Mahasiswa mampu mengerti sifat-sifat koloid Mahasiswa manpu mengerti penggolongan koloid dan dapat mengklasifikasikan cairan uji termasuk ke dalam liofobik atau liofilik.

II. DASAR TEORIKeadaan koloid materi ditandai oleh kisaran tertentu dari ukuran partikel dengan akibat, sifat khas tertentu menjadi nampak. (vogel, 1994 )Ciri khas dari kebanyakan tipe koloid yang dijumpai dalam analisa anorganik adalah:a. Partikel partikel itu memperlihatkan efek tyndall apabila dipandang dengan penyinaran cahaya sesuai.b. Partikel-partikel dapat dipisahkan dari larutan sejati dengan dari koloidon atau perkamen yaitu proses dialisis.c. Partikel partikel itu memiliki luas permukaan besar.d. Partikel itu memiliki muatan listrik karena bermigran dibawah pengaruh suatu selisih potensial yang sesuai. (vogel,1994)Pembagian koloid menjadi dua golonhan utama yang disebut koloid liofilik dan liofobik.Koloid LiofobikKoloid Liofilik

Dispersi atau sol hanya sedikit agak kental.Contoh: sol logam, perak halida, sulfida logam.Dispersi sangat kental, memadat menjadi massa seperti selai yang disebut gel.Contoh: sol asam silikat, gelatin

Elektrolit dalam konsentrasi rendah akan mengakibatkan gumpalan ( flokulasi ) irreversible. Penambahan air tidak berpengaruh.Perlu elektrolit konsentrasi tinggi untuk mengendapkan bersifat reverssible. Pengembalian dengan penambahan air.

Mempunyai muatan listrik dengan tanda tertentu yang hanya bisa dibalik dengan metode istimewa.Mudah berubah tanda muatan listriknya.

Ultramikroskop memperagakan partikel yang bergerak hebat ( gerak brown )Pada ultramikroskop hanya diperagakan kerucut cahaya baur

(Vogel, 1994)

Pembuatan sistem koloid terdapat dua metode:

1. Metode KondensasiMenggabungkan partikel kecil untuk membentuk partikel yang lebih besar yaitu koloid.2. Metode Dispersi Mekanik Menggerus butir kasar sampai terbentuk partikel dengan ukuran tertentu lalu mencampurkan dengan media pendispers kemudian diaduk. Peptisasi Memecah butir kasar dengan zat pemecah semacam peptid sampai terbentuk koloid Menggunakan busur bredig Membuat logam sebagai elektroda dan kemudian diberi kejutan listrik sehingga logam terlepas ke air dan kemudian mengalami kondensasi membentuk koloid.Manfaat dan kerugian koloid :1. DialisisPenghilangan ion pengganggu kestabilan koloid dengan memasukkan ke kantong semipermeable.Contoh : proses hemodialisis.2. Koloid PelindungDibuat dengan menstabilkan sistem koloid yang perlu dijaga kestabilannya, koloid pelindung membungkus partikel zat terdispersi supaya tidak mengelompok.Contoh : gelatin sebagai koloid pelindung es krim agar mencegah terbentuknya kristal es.3. Pengolahan airMenggunakan sifat koloid yaitu adsorbsi dan koagulan. Koagulasi : tawas menggumpalkan lumpur koloid sehingga mudah disaringAdsorbsi : tawas dapat menyerap zat pewarna dan pencemar lain.4. PolusiPolusi udara umumnya dikarenakan oleh partikel polutan berbentuk koloid seperti debu dan asap.(Krisbiantoro adi, 2008)Sifat sifat koloida. Filtrasi Partikel koloid dapat melalui pori-pori dari kertas saring biasa yang tidak dapt dilalui partikel suatu suspensi jadi penyaringan biasa tidak dapat dilakukan. Membran koloidon membuat partikel koloid tidak dapat lewat jadi dapat dipisah dari medium pendispers.b. PengendapanPartikel suspensi dengan air bila dibiarkan akan mengendap sendiri karena adanya gaya berat kecepatan mengendap dipengaruhi besar partikel.c. Efek tyndallBila cahaya dijatuhkan pada larutan koloid, tergantung konsentrasi zat terdispersi maka larutan dapat terlihat keruh seperti suspensi / jernih seperti larutan. Apabila ada cahaya koloid dilihat tegak lurus dari arah sinar maka jalan yang dilalui sinar akan terlihat kabur meski larutan koloid jernih. Jalan yang kabur dari sinar tersebut adalah kerucut tyndall yang terjadi karena tersebarnya cahaya oleh partikel kecil kolid.d. Gerak brownPartikel koloid hanya dapat bergerak dengan sedikit tetapi karena adanya tumbukan dengan molekul fase pendispers gerakannya akan terbentuk zig zag yang dapat dilihat dengan mikroskop.

e. Listrik pada koloidFase terdispersi pada koloid mengandung muatan listrik. Muatan dapat positif atau negatif sedangkan medium pendispers akan memiliki muatan berlawanan.(sukmariah,1990)III. ALAT DAN BAHANALATBAHAN

Timbangan analitikNaCl

SendokFeCl3

Beaker glass 100mlGelatin

Cawan porselin kecilNa Lauryl Sulfas

Kompor listrikAquadest

Pengaduk kaca Es

Gelas ukurVaselin

Labu takarPGA

Mortir dan stamferAquadest panas

Viskometer brookfieldES

Pipet volume 10,0 ml

Buret

Erlenmeyer

Pipet filler

Klep dan statif

Corong kaca

Waskom tempat es

IV. CARA KERJA Pembuatan Larutan kolidAda pada pembahasan

Viskositas koloidLarutan Koloid dimasukkan ke dalam wadah

Diuji menggunakan viskometer brookfield menggunakan spindle dan RPM tertentu

Dihasilkan viskositan koloid Pengaruh elektrolit terhadap koloid1. Diambil masing masing larutan yang telah dibuat kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyen

Dititrasi menggunakan NaCl sampai terbentuk endapan

Dilakukan pengamatan setiap penambahan 2ml NaCl

Pengamatan dilakukan dengan membandingkan denganlarutan pembanding

2. 10ml FeCl3 0,5% dan 0,25 % masing-masing dipipet dimasukkan erlenmeyer kemudian dipipet 10ml larutan gelatin 10% dan dicampur di erlenmeyer

Dititrasi dengan larutan NaCl sampai terbentuk endapan, diamati setiap penambahan 2ml NaCl

Pengaruh alkohol terhadap koloidDipipet 10ml larutan gelatin 5 dan 10% kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer

Dititrasi menggunakan alkohol 96% sampai terbentuk endapan lau dicatan banyaknya alkohol yang dibutuhkan Reversibilitas koloidMucilago gum arab 10%, na lauryl sulfat 0,1 % FeCl3 diuapkan hingga kering pada cawan porselin

Setelah mengering, masing-masing ditambah 10 ml air dingin

Diamati perubahan yang terjadi

V. HASIL DAN PENGOLAHAN DATA Viskositas koloidLarutan fecl3 0,5%3,1 cps

Larutan fecl3 0,25%2,5 cps

Gelatin 5%2,5 cps

Gelatin 10 %9,6 cps

Pengaruh elektrolit terhadap koloida. Larutan gum mucilago 10%Penambahan NaCl ke -IIIIIIIVVVI

+ (2ml)+ (4ml)+ (6ml)

b. Na Lauryl sulfat 0,1 %Penambahan NaCl ke -IIIIIIIVVVI

+ (3,4)

c. Larutan gelatin 5%Penambahan NaCl ke -IIIIIIIVVVI

d. Larutan gelatin 10%Penambahan NaCl ke -IIIIIIIVVVI

e. Larutan fecl3 0,25%Penambahan NaCl ke -IIIIIIIVVVI

+ (2ml)

f. Larutan fecl3 0,5%Penambahan NaCl ke -IIIIIIIVVVI

+(2ml)

g. Larutan fecl3 0,25% + gelatin 10 %Penambahan NaCl ke -IIIIIIIVVVI

+ (2ml)

Pengaruh alkohol terhadap koloidLarutan gelatin 5%Penambahan NaCl ke -IIIIIIIVVVI

--+ ( 5,5ml)+ (6,3ml)+ (6,6ml)

Larutan gelatin 10%Penambahan NaCl ke -IIIIIIIVVVI

+ (1,7ml)+(3,5ml)+ (4,3ml)

Reversibilitas koloidNoNama larutan Hasil

1Musilago gumIrreversible

2Na lauryl sulfat 0,1 %Reversible

3Larutan fecl3Irreversible

VI. PEMBAHASANTujuan dari praktikum yang dilakukan yaitu untuk membedakan antara koloid liofilik dan koloid liofobik dengan cara melihat sifat koloid seperti viskositas, pengaruh elektrolit, pengaruh alkohol dan reversibilitas. Solvatasi adalah melekatnya molekul-molekul air pada fase dispers sebagai akibat dari gaya tarik menarik antara fase dispers dan fase pendispers. Berdasarkan sifat solvatasi ini maka dapat dibedakan dua tipe koloid yaitu :1. Koloid Hidrofilik Koloid yang fase dispersnya membungkus diri dengan air (pendispers)2. Koloid HidrofobikKoloid yang fase dispersnya tidak dapat membungkus diri dengan air ( pendispers) sehingga tidak ada solvent yang mengelilingi dispers.Langkah pertama yang harus dilakukan dalam praktikum ini yaitu pembuatan larutan koloid yang akan dilakukan percobaan, larutan koloid tersebut adalah:LarutanJumlah BahanCara Pembuatan

Mucilago Gum Arab 10%PGA = 10% x 100ml = 10gAquadest = 100ml 10g = 90ml80ml untuk melarutkan PGA, sisanya 10ml untuk mengaddkan pada labu takar 100ml.10 g PGA dimasukkan mortir, ditambahkan aquadest sedikit 20ml diaduk dengan cepat dan kuat, setelah terbentuk massa pekat ditambahkan aquadest sisa sedikit demi sedikit terus diaduk hingga honogen.Dimasukkan ke labu takar 100ml dan ditambah air yang digunakan untuk membilas mortir terlebih dahulu.

Na Lauryl Sulfat 0,1 %Na Lauryl Sulfat = 0,1% x 100ml 0,1gAquadest = 100ml- 0,01g = 99,9 mlNa Lauryl Sulfat 0,1 g pada cawan porselin ditambahkan sedikit air untuk melarutkan, setelah larut dimasukkan labu takar 100ml kemudian di add kan dengan aquadest dibantu denga corong kaca kemudian dihomogenkan perlahan.

FeCl3 0,25 %0,25 % x 100ml = 0,25 gAquadest = 100ml 0,25 = 99,75 mlFecl3 0,25g dilarutkan dengan aquadest sedikit demi sedikit kemudian disaring, dimasukkan ke labu takar sampai batas tanda.

FeCl3 0.5 %0,5% x 100ml = 0,5 g100ml 0,5 g = 99,5 mlFecl3 0,5g dilarutkan dengan aquadest sedikit demi sedikit kemudian disaring, dimasukkan ke labu takar sampai batas tanda.

Gelatin 5 %Gelatin 5% x 100ml = 5gAquadest 100ml 5g = 95ml80ml aquadest panas15ml aquadest digunakan untuk mengadd pada labu takarDitimbang gelatin sebanyak 5g kemudian ditambahkan air panas 80ml diaduk sampai larut.Dimasukkan ke dalam labu takar kemudian di add sampai tanda batas labu menggunakan aquadest.

Gelatin 10 %Gelatin 10% X 100ml = 10gAquadest 100ml 10g = 90ml80ml aquadest panas10ml aquadest digunakan untuk mengadd pada labu takar

Ditimbang gelatin sebanyak 10g kemudian ditambahkan air panas 80ml diaduk sampai larut.Dimasukkan ke dalam labu takar kemudian di add sampai tanda batas labu menggunakan aquadest.

NaCl 20 %NaCl 20% x 300ml = 60gAquadest 300ml 60g = 240mlDitimbang NaCl yang dubutuhkan kemudian dimasukkan beaker, ditambahkan aquadest add 300ml sedikit demi sedikit sambil diaduk larut

Keterangan :

Pengadukan pembuatan mucilago gum arab harus dilakukan dengan sedikit air kemudian diaduk kuat agar diperoleh mucilago yang baik ( larut dan homogen) serta tidak pecah. Baik atau buruk mucilago akan mempengaruhi uji viskositas yang dilakukan. Mucilago yang pecah akan menurunkan viskositas karena ikatan antar molekul putus sehingga lebih encer. Na Lauryl Sulfat dilarutkan dengan sedikit air terlebih dahulu di cawan porselin dan ketika dimasukkan ke labu takar dibantu dengan corong kaca untuk meminimalisir gelembung udara. Air yang digunakan untuk membuat larutan gelatin sebagian adalah air panas kagar gelatin mudah larut, kemudian diaddkan mengunakan aquadest.Langkah kedua yaitu menentukan masing-masing viskositas larutan koloid tersebut sehingga dapat dibandingkan antara koloid hidrofilik dan hidrofobik terhapad pengaruh viskositasnya. Hasil dari percobaan yaitu:Larutan fecl3 0,5%3,1 cps

Larutan fecl3 0,25%2,5 cps

Gelatin 5%2,5 cps

Gelatin 10 %9,6 cps

Viskositas adalah tahanan untuk mngalir dimana dikenal dengan aliran newton dan non newton. Berdasarkan viskositas newton berlaku hukum bahwa shearing stress ( gaya gesek ) sebanding dengan shering rate (kecepatan gesek) dan tipe non newton dipengaruhi oleh shering streesnya. Pada percobaan viskositas larutan koloid digunakan viskometer brookfield dimana spindle mempunyai pengaruh pemberi tekanan atau gaya gesek dan rpm adalah kecepatannya. Larutan koloid yang kental seperti gelatin dipilih spindle no 62 dengan ukuran yang kecil dan larutann koloid yang lebih encer menggunakan spindle ukuran besar dengan no spindle 61 yaitu larutan fecl3. Pemilihan spindle in i penting agar viskometer dapat melakukan gaya gesek terhadap koloid dan menghasilkan nilai viskositas yang stabil. Pemilihan spindle yang salah dapat menghilangkan pembacaan viskositas, viskositas dilihat dari pembacaan monitor dengan angka cps yang stabil. Semakin tinggi cps maka semakin kental cairan tersebut seperti dapat diamati pada hasil percobaan bahwa gelatin yang lebih kental dari fecl3 memiliki angka cps yang lebih besar dan dua larutan gelatin berbeda konsentrasi juga menunjukkan hasil yang berbeda dimana konsentrasi dispers yang lebih tinggi, maka viskositasnya tinggi.Hubungan viskositas dengan jenis koloid yaitu :Pada koloid hidrofilik, partikel fase dispersnya tersolvatasi dengan molekul solven maka dengan adanya kenaikan kadar akan menyebabkan kenaikan viskositas secara nyata sehingga cps besar.Pada koloid hidrofobik, dimana fase dispersnya tidak tersolvatasi oleh molekul solven sehingga kadar tidak mempengaruhi vskositasnya.Pada larutan gelatin 5 % = 2,5 cps ketika kadar gelatin ditingkatkan menjadi 10% viskositasnya naik secara signifikan menjadi 9,6 cps (rentan = 7,1)Pada larutan fecl3 0,25 % = 2,5 ketika kadar dinaikkan menjadi 0,5% viskositasnya naik wallaupun tidak signifikan menjadi 3,1 cps (rentan = 0,6 )Maka dapat disimpulkan bahwa gelatin termasuk hidrofilik dan fecl termasuk hidrofobik. Percobaan ini sudah sesuai teori bahwa pada koloid hidrofilik peningkatan kadar akan menyebabkan peningkatan viskositas koloid karena fase dispers tersolvatasi dengan solven. Jadi semakin banyak molekul yang tersolvatasi, semakin tinggi pula kadarnya, dan semakin kental koloid tersebut.Tahap slanjutnya adalah pengaruh penambahan elektrolit terhadap koloid. Larutan yang di uji di tambah dengan larutan NaCl 20%. Reaksi yang akan terjadi adalah adanya endapan yang ditandai degan munculnya awan pada masing-masing larutan koloid tersebut.Hubungan elektrolit dengan koloid yaitu elektrolit dapat menetralkan muatan dengan memutuskan ikatan larutan antara fase dispers dan fase pendispers. Pada koloid hidrofilik fase dispersnya membungkus diri dengan air (pendispers) atau tersolvatasi.Pada koloid hidrofobik fase dispersnya tidak dapat membungkus diri dengan air (pendispers) sehingga tidak ada solvent yang mengelilingi dispers atau tidak tersolvatasi.Jadi dengan adanya NaCl sebagai larutan elektrolit dapat menetralkan dengan memutuskan ikatan antara fase dispers dan fase pendispers, hal ini dapat terjadi mudah pada koloid hidrofobik yang fase dispersnya tidak dilindungi oleh fase pendispers sehingga muatannya mudah dinetralkan (mudah diendapkan). Dapat dilihat dari titrasi bahwa dibutuhkan NaCl yang lebih sedikit untuk koloid hidrofobik dan lebih banyak pada koloid hidrofilik karena medium dispers hidrofilik dilindungi pendispers.Hasil percobaan Nama larutanRata rata NaCl yang dibutuhkan

Gum arab4ml

Na laury sulfat3,9 ml

Gelatin Belum dilakukan percobaan

Fecl32ml

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwaGum arab = hidrofilikNa lauryl sulfat = hidrofilikGelatin = hidrofilikFecl3 = hidrofobik Gum arab dan na lauryl sulfat merupakan hidrofilik karena membutuhkan lebih banyak volume NaCl dan Fecl lebih sedikit mebutuhkan NaCl. Gelatin tidak dapat diamati dari percobaan ini karena belum dilakukan tetapi pada percobaaan sebelumnya telah diketahui bahwa gelatin adalah hidrofilik jadi seharusnya pada percobaan ini NaCl yang dibutuhkan untuk gelatin juga banyak.Percobaan yang ketiga yaitu melakukan titrasi alkohol terhadap larutan koloid ( gelatin ). Hubungan alkohol dengan koloid yaitu kompetisi antara alkohol dan gelatin untuk berikatan dengan air dimana kedua larutan ini memiliki sifat hidrofilik yang akan berikatan dengan air. Di dalam sampel digunakan sejumlah kadar air untuk melarutkan gelatin dan pada titran digunakan air untuk melarutkan alkohol. Ketika bercampur, air air ini diperebutkan oleh alkohol dan gelatin untuk berikatan dan apabila gelatin terdesak oleh alkohol sebagai titran maka akan terjadi endapan dan perebutan air ini dimenangkan oleh alkohol karena jumlahnya yang terus ditingkatkan. Larutan gelatin dengan konsentrasi tinggi lebih mudah mengendap karena lebih banyak gelatin yg didesak keluar.

Nama larutanRata rata alkohol yang dibutuhkan

Larutan gelatin 5%6,13ml

Larutan gelatin 10%3,16 ml

Terlihat bahwa jumlah alkohol untuk mengendapkan gelatin 5% lebih tinggi daripada jumlah alkohol untuk mengendapkan gelatin 10 %. Percobaan ini sudah sesuai teori bahwa semakin tinggi kadar gelatin maka semakin sedikit alkohol yg diperlukan untuk mengendapkannya karena dengan kadar tinggi berarti lebih banyak gelatin yang didesak.Percobaan reversibilitas ditujukan untuk mengetahui sifat koloid yaitu kemampuan untuk membentuk larutan koloid lagi setelah koloid diuapkan. Secara teori, karena koloid hidrofilik mudah tersolvatasi dengan medium dispersnya, maka setelah ia menguap ia dapat kembali menjadi koloid dengan penambahan pelarut. Ini terlihat pada koloid Mucilago. Setelah koloid Mucilago diuapkan, kemudian ditambahkan air dingin, dapat terbentuk koloid kembali.Namun pada FeCl3 setelah penambahan air dingin tidak terbentuk kembali larutan FeCl3. Hal ini disebabkan molekul FeCl3 tidak tersolvatasikan oleh air karena ia merupakan koloid hidrofobik.

Nama larutanRata rata alkohol yang dibutuhkan

MucilagoTidak kembali

Na lauryl sulfatKembali

Larutan fecl3Tidak kembali

Pada hasil percobaan diatas terdapat penyimpangan hasil pada larutan mucilago yang seharusnya kembali ke bentuk koloid tetapi tidak kembali, hal ini dapat disebabkan oleh; Pengeringan larutan sampai gosong Air yang ditambahkan tidak diukur seharusnya diukur dengan takaran yang sama untuk masing-masing sampel

VII. KESIMPULANKesimpulan setelah melakukan percobaan dengan berbagai sampel yang dibuat, dapat dibedakan menjadi :Koloid HidrofilikKoloid Hidrofobik

Larutan gelatinFecl3

Larutan gum

Larutan na lauryl sulfat

Penentuan penggolongan tersebut dilakukan dengan menggunakan sifat koloid yang berhubungan dengan :1. ViskositasHidrofilik : viskositas tinggiHidrofobik : viskositas rendah

2. Elektrolit Hidrofilik : kebutuhan larutan elektrolit lebih banyakHidrofobik : kebutuhan larutan elektrolit lebih sedikit

3. AlkoholSemakin banyak alkohol yang dibutuhkan maka semakin banyak terjadi endapan karena gelatin terdesak dalam perebutan molekul air dalam berikatan

4. ReversibilitasHidrofilik : dapat kembali ke bentuk koloid setelah diuapkanHidrofobik : tidak dapat kembali ke bentuk koloid setelah diuapkan

VIII. DAFTAR PUSTAKAKrisbiayantoro adi, 2008. Panduan kimia praktis SMA . Pustaka widyatama. Jakarta

Sukmariah, 1990. Kimia kedokteran edisi 2. Binarupa . Jakarta Vogel, 1994. Kimia analisa kuantitatif anorganik . EGC . Jakarta