Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Biosintesis Mevalonat(1)

download Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Biosintesis Mevalonat(1)

of 14

Transcript of Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Biosintesis Mevalonat(1)

  • 8/17/2019 Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Biosintesis Mevalonat(1)

    1/14

    PERCOBAAN III

    JALUR ASETAT-MEVALONAT

    I. Tujuan

    1. Mahasiswa diharapkan mampu memahami prinsip pemisahan dan identifikasi

    senyawa dengan metode Kromatografi Lapis Tipis.

    2. Mahasiswa diharapkan mampu memisahkan dan mengidentifikasi golongan

    senyawa-senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan dari jalur asetat-

    mevalonat dengan teknik Kromatografi Lapis Tipis.

    II. Alat dan bahan

    1. Alat

    a. Lempeng KLT

    b. Bejana KLT

    c. Sinar UV 254nm dan 366nmd. Kompor listrik 

    e. Pipa kapiler

    f. Alat penyemprot

    g. Pinset

    2. Bahan

    a. Larutan pembanding:

    • Stigmasterol

    • Campuran timol-menthol

    b. Larutan uji:

    • Rhizoma pacing (Costus specisous)

    • Daun mint (Mentha piperita)

    • Minyak kayu putih (Melaleuca leucadendron)

    • Oregano

    c. Fase gerak:

    • Steroid: heksana:etil asetat (4:1)

    • Terpenoid: toluene:etil asetat (93:7)

    d. Fase diam: silica gel F254

    e. Anisaldehid-asam sulfat

    f. Vanillin-asam sulfat

    III. CARA KERJA

    Disiapkan larutan uji dan larutan pembanding (oleh laboran)

    Dilakukan penjenuhan bejana/chamber berisi fase gerak (oleh laboran)

    Prosedur KLT:

  • 8/17/2019 Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Biosintesis Mevalonat(1)

    2/14

    Ditotolkan sebanyak 4 kali penotolan larutan uji dan larutan pembanding

    dengan pipa kapiler pada lempeng KLT (jarak penotolan 1.0 cm dari tepi

    bawah lempeng)

    Dibiarkan sampai kering

    Ditetapkan jarak rambat 5 cm dari titik penotolan dan ditandai dengan pensil

    pada tepi atas

    Dimasukkan lempeng KLT pada bejana yang sudah dijenuhi fase gerak 

    dengan hati-hati

    Disandarkan lempeng KLT pada dinding bejana hingga bagian bawah

    lempeng tercelup fase gerak 

    Ditutup bejana dengan rapat dan dipastikan bahwa totolan tidak tercelup fase

    gerak dan fase gerak bergerak keatas secara bersama-sama (membentuk garis

    horizontal lurus)

    Dibiarkan fase gerak bergerak keatas pada permukaan lempeng hingga

    mencapai batas jarak rambat yang sudah ditetapkan

    Dikeluarkan lempeng dan dikeringkan di udara

    Diamati bercak pada sinar tampak, sinar UV gelombang pendek (254nm), dansinar UV gelombang panjang (366nm)

    Didokumentasikan dan dihitung harga Rf dari bercak-bercak senyawa hasil

    pemisahan dan dibandingkan dengan senyawa pembanding

    Plat KLT disemprot dengan pereaksi anisaldehid-asam sulfat (untuk sampel

    steroid) dan vanillin-asam sulfat (untuk sampel terpenoid)

    Dipanaskan sebentar di atas kompor listrik hingg anampak bercak pada plat

    KLT

    Diamati bercak pada sinar tampak dan sinar UV gelombang panjang (366nm)

    Didokumentasikan dan dihitung harga Rf dari bercak-bercak senyawa hasil

    pemisahan dan dibandingkan dengan senyawa pembanding.

    IV. HASIL PERCOBAAN

    1. Sampel

    a. Oregano

    b. Daun mint ( Mentha piperita )

  • 8/17/2019 Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Biosintesis Mevalonat(1)

    3/14

    c. Minyak kayu putih ( Melaleuca leucadendron )

    Fase diam : Silica gel F 254

    Fase gerak : Toluen – Etil asetat ( 93:7 v/v)

    Penotolan sampel : 4 kali

    Jarak elusi : 5 cmDeteksi : Vanilin – Asam sulfat

    a. Sebelum disemprot

    1) Sinar tampak 2) UV 254

    3) UV 366

  • 8/17/2019 Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Biosintesis Mevalonat(1)

    4/14

    b. Setelah disemprot

    1) Sinar tampak 2) UV 366

    c. Tabel Rf 

    No

    Sebelum disemprot

    Tampak UV 254 UV 366

    P S1 S2 S3 P S1 S2 S3 P S1 S2 S3

    a 0,4 0,28 0,88

    0,06

    0,4 0,46

    0,88

    0,32

    0,46

    0,46

    b0,4

    6

    0,2

    8

    0,4

    6

    0,2

    6

    0,2

    8

    0,3

    c 0,3 0,24

    0,3 0,06

    0,24

    0,46

      d 0,22

    0,3

    2

    0,2

    2

    0,4

    4

    e 0,12

    0,1

    6

    0,1

    2

    g

    No

    Setelah disemprot

    Tampak UV 366P S1 S2 S3 P S1 S2 S3

    a 0,4 0,42 0,88

    0,6

    4

    0,4 0,6 0,8

    8

    0,6

    8

    b 0,28 0,76

    0,48

    0,08

    0,42

    0,76

    0,58

    c 0.24 0,54

    0,32

    0,42

    0,46

    0,56

     d 0.12 0,3 0,06

    0,2

    8

    0,5

    4

    0,3

    2

    e 0,12

    0,24

    0,3

    f  0,120,12

    g

  • 8/17/2019 Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Biosintesis Mevalonat(1)

    5/14

    Analisis:

    Untuk menganalisa senyawa pada suatu sampel, perlu diamati harga Rf dan

    warna bercak sampel dan pembanding. Sampel dikatakan mengandung senyawapembanding apabila harga Rf dan warna bercaknya sama.

    Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa ketiga

    sampel tidak menunjukkan warna dan Rf yang sama dengan senyawa

    pembanding, sehingga dapat dikatakan bahwa ketiga sampel pada plat 1 tidak 

    mengandung senyawa pembanding thymol-menthol.

    2. Sampel : Rhizoma pacing ( Costus specisous )

    Fase diam : Silica gel F254

    Fase gerak : n-heksana – Etil asetat ( 4:1 v/v)

    Penotolan sampel : 4 kali penotolan dengan pipa kapilerJarak elusi : 5 cm

    Deteksi : Anisaldehid – Asam sulfat

    a. Sebelum disemprot

    1) Sinar tampak 2) UV 254

    2) UV 366

    Setelah disemprot

  • 8/17/2019 Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Biosintesis Mevalonat(1)

    6/14

    b. Setelah disemprot

    1) Sinar tampak 2) UV 366

    c. Tabel Rf 

    No

    Sebelum disemprot Setelah disemprot

    Tampak UV 254 UV 366 Tampak UV 366

    P S P S P S P S P S

    a 0,94

    0,94

    0,78

    0,94 0,7 0,74 0,7 0,74

    b 0,5

    6

    0,5

    6

    0,5 0,74 0,66 0,4

    2

    0,6

    6

    c 0,4

    2

    0,4

    2

    0,4

    6

    0,56 0,56 0,3 0,5

    6

    d 0,2 0,2 0,3 0,42 0,4 0,2

    4

    0,4

    2

    e 0,2 0,2 0,2

    g

    Analisis:

    Untuk menganalisa senyawa pada suatu sampel, perlu diamati harga Rf dan

    warna bercak sampel dan pembanding. Sampel dikatakan mengandung senyawa

    pembanding apabila harga Rf dan warna bercaknya sama.

    Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa sampel

    mengandung stigmasterol dibuktikan dengan harga Rf yang sama yaitu 0,42 dan

    berwarna biru yang terlihat setelah penyemprotan menggunakan anisaldehid-asam

    sulfat dan dilihat dibawah sinar UV 366 nm.

  • 8/17/2019 Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Biosintesis Mevalonat(1)

    7/14

    Foto hasil pengamatan:

    1. Plat 1 (Terpenoid)

    a. Sebelum disemprot

    UV 254 nm UV 366 nm

    b. Setelah disemprot

  • 8/17/2019 Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Biosintesis Mevalonat(1)

    8/14

    Sinar tampak UV 366 nm

    2. Plat 2 (Steroid)

    a. Sebelum disemprot

    UV 254 nm UV 366 nm

    b. Setelah disemprot

    Sinar tampak UV 366 nm

    V. PEMBAHASAN

    Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa – senyawa yang

    dihasilkan dari jalur asetat-mevalonat dari suatu produk alam menggunakan teknik 

    Kromatografi Lapis Tipis.

    Kromatografi Lapis Tipis (KLT) adalah prosedur analisis yang teknik 

    pengerjaannya cukup sederhana, cepat, dan murah sehingga memberikan ahli kimia

     jawaban yang cepat tentang berapa banyak komponen dalam suatu campuran sampel

    yang dianalisis. KLT juga dapat digunakan untuk mendukung identitas senyawa

    dalam campuran ketika Rf senyawa dibandingkan dengan Rf senyawa yang dikenal.

    Sebuah plat KLT biasanya dibuat dari lembaran kaca, logam, atau plastic dengan

  • 8/17/2019 Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Biosintesis Mevalonat(1)

    9/14

    ukuran tertentu dan permukaan yang rata yang dilapisi dengan fase diam berupa

    lapisan tipis adsorben padat (biasanya silica atau alumina).

    Pada Kromatografi Lapis Tipis, sampel yang akan dianalisis dilarutkan pada

    pelarut yang sesuai kemudian sampel dan pembanding ditotolkan dalam bentuk titik 

    atau pita pada permukaan fase diam. Setelah penotolan, sebaiknya plat diamati dibawah sinar UV untuk mengetahui apakah sampel dan pembanding yang ditotolkan

    sudah dapat diampati. Plat KLT kemudian dicelupkan pada fase gerak di dalam

    chamber tertutup. Perlu diperhatikan agar totolan sampel tidak ikut tercelup dalam

    fase gerak karena hal ini akan menyebabkan sampel dan pembanding dapat terlarut

    pada fase gerak dan tidak terjadi pemisahan. Fase gerak atau eluen perlahan-lahan

    akan bergerak ke atas plat KLT mengikuti gaya kapiler hingga batas elusi yang telah

    ditentukan. Prinsip pemisahan komponen pada teknik KLT didasarkan atas perbedaan

    kekuatan interaksi masing-masing komponen dengan fase gerak dan fase diam. Suatu

    komponen yang kepolarannya lebih sama dengan fase diam akan berinteraksi lebih

    kuat dengan fase diam sehingga memiliki kecepatan migrasi yang lebih lambat.

    Akibatnya, jarak migrasi senyawa tersebut lebih pendek. Jika kepolaran komponen

    lebih sama dengan fase gerak, komponen tersebut akan lebih kuat interaksinya dengan

    fase gerak sehingga lebih mudah terbawa dan menghasilkan kecepatan migrasi yang

    lebih cepat serta jarak migrasi yang lebih panjang. Ketika fase gerak telah mencapai

    batas yang ditentukan, plat diangkat dari ruang elusidasi kemudian diangin-anginkan

    sebentar di udara. Senyawa hasil identifikasi divisualisasikan dengan detector yang

    sesuai (UV, sinar tampak, pereaksi kimia). Jika senyawa merupakan senyawa yang

    berwarna, visualisasi cukup dilakukan dengan sinar tampak. Namun kebanyakan

    senyawa organik yang diidentifikasi merupakan senyawa tidak berwarna, sehinggaperlu dilakukan visualisasi lebih lanjut dengan menggunakan lampu UV baik pada

    gelombang pendek maupun gelombang panjang.

    Pengamatan di bawah sinar UV gelombang pendek (254 nm) dan gelombang

    panjang (366 nm) dimaksudkan agar dapat menampakan senyawa sebagai bercak 

    yang berwarna gelap (UV 254 nm) dan untuk menampakkan bercak yang

    berfluorosensi sehingga pada pengamatan terlihat bercak berpendar (UV 366 nm).

    Keuntungan menggunakan sinar UV untuk memvisualisasikan bercak adalah sinar

    UV tidak merusak senyawa yang dideteksi. Cara pemvisualisasian dengan

    penyemprotan menggunakan asam sulfat dan pemanasan dilakukan untuk 

    mengoksidasi senyawa-senyawa organik yang tampak sebagai bercak hitam

    kecoklatan. Adanya warna hitam kecoklatan menunjukkan adanya senyawa organik 

    pada sampel.

    Dalam teknik KLT, perbandingan jarak rambat bercak senyawa sampel

    terhadap jarak rambat fase gerak diukur dari titik penotolan dinyatakan sebagai Rf.

    Identifikasi senyawa diamati dengan menghitung dan membandingkan harga Rf 

    antara senyawa pembanding dan senyawa sampel. Jika harga Rf senyawa sampel

    sama dengan harga Rf senyawa pembanding, artinya senyawa sampel dan

    pembanding memiliki kepolaran yang mirip, namun bukan berarti bahwa sampel

    mengandung senyawa pembanding. Sampel dikatakan mengandung senyawa

  • 8/17/2019 Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Biosintesis Mevalonat(1)

    10/14

    pembanding apabila baik harga Rf maupun warna bercaknya sama. Harga Rf bukan

    merupakan konstanta fisik karena akan berubah sesuai dengan kondisi percobaan.

    Pada percobaan ini, senyawa yang digunakan sebagai sampel adalah

    golongan senyawa jalur metabolit asam mevalonat yaitu Oregano, Daun mint ( Mentha

     piperita), Minyak kayu putih ( Melaleuca leucadendron) dan Rhizoma pacing (Costusspecisous). Untuk senyawa pembanding digunakan campuran thymol-menthol dan

    stigmasterol. Pembanding thymol-menthol digunakan untuk sampel Oregano, Daun

    mint ( Mentha piperita), dan Minyak kayu putih ( Melaleuca leucadendron) sedangkan

    stigmasterol adalah pembanding untuk Rhizoma pacing (Costus specisous).

    Metode pemisahan yang dapat digunakan pada teknik KLT diantaranya adalah

    metode pemisahan secara adsorpsi dan secara partisi. Pada metode pemisahan secara

    partisi digunakan campuran fase gerak yang salah satunya adalah air. Air akan

    melapisi permukaan fase diam, sehingga senyawa pada sampel akan terpartisi pada

    fase gerak maupun fase diam. Namun metode yang digunakan pada percobaan ini

    adalah metode pemisahan secara adsorpsi di mana senyawa pada sampel akan

    teradsorpsi oleh fase diam yaitu silica gel F 254.

    Praktikan diberi dua buah plat KLT yang dilapisi silica gel F 254 sebagai fase

    diam. Kedua plat telah diberi tanda 1 cm dari dasar plat sebagai titik awal penotolan.

    Sebelum dilakukan penotolan larutan pembanding dan sampel, diberi tanda pada titik 

    yang berjarak 5 cm dari titik awal penotolan sebagai titik batas elusi. Setelah itu

    dilakukan penotolan senyawa sampel dan pembanding pada plat KLT menggunakan

    pipa kapiler. Penotolan dilakukan sebanyak 4 kali dan tiap kali penotolan harus

    ditunggu kering sebelum dilakukan penotolan selanjutnya. Penotolan yang dilakukan

    harus menghasilkan titik yang sekecil mungkin agar bercak yang terjadi tidak melebarsehingga tidak mengurangi derajat pemisahan. Setelah penotolan, plat dimasukkan ke

    dalam wadah tertutup berisi fase gerak. Pada plat dengan sampel Oregano, Daun mint

    ( Mentha piperita), dan Minyak kayu putih ( Melaleuca leucadendron), fase gerak 

    yang digunakan adalah Toluen – Etil asetat ( 93:7 v/v). Sedangkan untuk plat berisi

    sampel Rhizoma pacing (Costus specisous), fase gerak yang digunakan adalah n-

    heksana – Etil asetat (4:1 v/v). Memasukkan plat KLT ke dalam fase gerak harus

    dilakukan dengan segera dan hati-hati agar fase gerak tidak menguap. Setelah itu

    dibiarkan agar fase gerak bergerak ke atas plat hingga batas yang ditentukan.

    Setelah fase gerak mencapai batas elusi, plat KLT segera diambil dan

    dikeringkan di udara. Plat KLT kemudian diamati dengan sinar tampak, sinar UV 254

    nm dan UV 366 nm. Setelah dilakukan pengamatan dengan sinar tampak, didapatkan

    hasil bahwa kedua plat KLT tidak terlalu menunjukkan bercak yang jelas, bahkan

    bercak senyawa pembanding tidak terlihat. Sedangkan di bawah sinar UV 254 nm

    pada plat 1 (Oregano, Daun mint ( Mentha piperita), Minyak kayu putih ( Melaleuca

    leucadendron), dan thymol-menthol), bercak senyawapembanding mulai terlihat dan

    bercak senyawa sampel terlihat lebih banyak dan jelas. Sedangkan pada plat 2

    (Rhizoma pacing (Costus specisous) dan stigmasterol) masih belum terlihat bercak 

    senyawa pembanding. Pada pengamatan di bawah sinar UV 366 nm, plat 1 hanya

    terlihat bercak pada sampel 1 dan 2, sampel 4 sedangkan bercak senyawa pembanding

  • 8/17/2019 Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Biosintesis Mevalonat(1)

    11/14

    tidak terlihat. Sedangkan untuk plat 2, terlihat bercak yang cukup banyak pada

    senyawa sampel dan pembanding.

    Karena belum semua sampel dan pembanding terlihat bercaknya, dilakukan

    visualisasi dengan jalan penyemprotan plat menggunakan pereaksi vanilin–asam

    sulfat untuk plat 1 dan pereaksi anisaldehid–asam sulfat untuk plat 2. Setelahpenyemprotan dilakukan pemanasan yang merata pada kedua plat. Pada plat 1,

    setelah penyemprotan dan pemanasan, lebih banyak bercak yang teramati dengan

    sinar tampak maupun sinar UV 366 nm. Pada plat 2, setelah penyemprotan dan

    pemanasan, lebih banyak bercak senyawa sampel yang teramati dengan sinar tampak 

    maupun sinar UV 366 nm dan mulai terlihat bercak senyawa pembanding.

    Setelah pemvisualisasian bercak selesai, dilakukan penghitungan Rf agar

    identifikasi dapat dilakukan. Untuk menganalisa senyawa pada suatu sampel, perlu

    diamati harga Rf dan warna bercak sampel dan pembanding. Sampel dikatakan

    mengandung senyawa pembanding apabila harga Rf dan warna bercaknya sama.

    Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa pada plat

    1 ketiga sampel tidak menunjukkan harga Rf dan warna bercak yang sama dengan

    senyawa pembanding, sehingga dapat dikatakan bahwa ketiga sampel tidak 

    mengandung senyawa pembanding thymol-menthol. Sedangkan pada plat 2

    didapatkan hasil bahwa sampel mengandung stigmasterol dibuktikan dengan harga Rf 

    yang sama yaitu 0,42 dan bercak berwarna biru yang terlihat setelah penyemprotan

    menggunakan anisaldehid-asam sulfat dan dilihat dibawah sinar UV 366 nm.

    Hasil tersebut merupakan analisa awal sesuai pengamatan. Setelah dicocokkan

    dengan literatur, seharusnya pada plat 1 sampel oregano (sampel 1) dan daun mint

    (sampel 2) mengandung senyawa pembanding yaitu campuran thymol–mentholkarena kandungan utama dari Oregano adalah Thymol dan Carvacrol sedangkan

    kandungan dari daun mint adalah menthol, menthone, 1,8-cineole, methyl acetate,

    methofuran, isomenthone, limonene, b-pinene, a-pinene, germacrene-d, trans-

    sabinene hydrate dan pulegone. Hal ini menunjukkan bahwa hasil percobaan tidak 

    sesuai teori. Sedangkan sampel minyak kayu putih berdasarkan literature memiliki

    kandungan berupa a-pinene, b-pinene, myrcene, a-terpinene, limonene, 1,8-cineole, y-

    terpinene, p-cymene, terpinolene, linalool, terpinen-4-ol dan a-terpineol. Hal ini

    menunjukkan bahwa hasil percobaan sampel minyak kayu putih sesuai teori.

    Ketidaksesuaian hasil percobaan pada sampel oregano dan daun mint dapat

    disebabkan karena pengamatan yang kurang teliti, penotolan sampel yang kurang

    tepat ataupun karena penyemprotan dan pemanasan yang kurang sempurna.

    Sampel rhizoma pacing pada plat 2 berdasarkan hasil percobaan tmengandung

    senyawa pembanding yaitu stigmasterol karena teramati harga Rf dan warna

    bercaknya sama. Rf yang sama yaitu 0,42 dan berwarna biru yang terlihat setelah

    penyemprotan menggunakan anisaldehid-asam sulfat dan dilihat dibawah sinar UV

    366 nm. Hal ini tidak sesuai teori. Rhizoma Pacing (Costus speciosus) berdasarkan

    literatur memiliki kandungan berupa beta-sitosterol, diosgenin, diosgenon,

    sikloartanol, asam oktacosanoat, asam tetracosanoat, asam suksinat, serta daucosterin.

    Meskipun Rhizoma Pacing tidak mengandung stigma sterol tetapi mengandung

    sitosterol, diosgenin, dan kandungan – kandungan senyawa lain yang termasuk dalam

  • 8/17/2019 Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Biosintesis Mevalonat(1)

    12/14

    golongan steroid. Dengan kata lain Rhizoma Pacing termasuk ke dalam golongan

    steroid. (Zhongguo Z&Yao Za Zhi, 2002)

    Kayu putih (Melaleuca leucadendron) merupakan anggota famili Myrtaceae

    yang memiliki kandungan utama berupa eukaliptol atau kayuputol. Kayu putih dalam

    bidang farmasi digunakan sebagai parasitisida, karminatif, stimulant, serta diaforetika.Struktur eukaliptol adalah sebagai berikut:

    Pepermint (Mentha piperita) dan Oregano merupakan anggota family

    Lamiaceae. Keduanya memiliki kandungan utama berupa menthol. Dalam bidang

    farmasi, pepermin banyak digunakan untuk meredakan sakit perut dan merupakan

    obat ideal untuk mengatasi sakit kepala. Sedangkan oregano digunakan untuk 

    mengobati kuku atau kaki yang terkena jamur, membunuh parasit, menghilangkan

    infeksi dan mengurangi infeksi sinus serta pilek. Struktur menthol:

    Pacing (Costus specious) merupakan anggota famili costaceae yang memiliki

    banyak kandungan senyawa kimia salah satunya yaitu beta-sitosterol. Beta-sitosterolmerupakan salah satu jenis senyawa steroid yaitu fitosterol. Selain beta-sitosterol,

     jenis fitosterol yang lain adalah stigmasterol. Namun, stigmasterol tidak terdapat

    dalam rhizoma pacing. Dalam bidang kesehatan, rhizoma pacing dapat digunakan

    sebagai diuretic, antipiretik, serta antipruritik. Struktur beta-sitosterol:

    VI. KESIMPULAN

    1. Minyak kayu putih tidak mengandung thymol–menthol karena tidak 

    menunjukkan warna bercak dan harga Rf yang sama dengan pembanding. Hal ini

    sesuai teori.

    2. Oregano dan daun mint pada percobaan tidak menunjukkan harga Rf dan warna

    bercak yang sama dengan senyawa pembanding. Hal ini tidak sesuai teori.

  • 8/17/2019 Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Biosintesis Mevalonat(1)

    13/14

    3. Rhizoma pacing menunjukkan harga Rf dan warna bercak yang sama dengan

    senyawa pembanding. Hal ini tidak sesuai teori.

    4. Metode pemisahan yang digunakan pada percobaan ini adalah metode

    pemisahan secara adsorpsi.

    VII. DAFTAR PUSTAKAAnonim, 2015, Cajuput Essential Oil (Cajeput) Information,

      http://www.essentialoils.co.za/essential-oils/cajuput.htm, diakses 14

      Maret 2015.

    Anonim, 2015, Oregano Oil: Extraordinary Oregano Oil,

      http://articles.mercola.com/herbal-oils/oregano-oil.aspx, diakses 14

      Maret 2015.

    Anonim, 2015, Peppermint Essential Oil Information,

      http://www.essentialoils.co.za/essential-oils/peppermint.htm, diakses 14

      Maret 2015.Anonim, 2015, Thin Layer Chromatography Information,

    http://orgchem.colorado.edu/Technique/Procedures/TLC/TLC.html,

    diakses 13 Maret 2015.

    M. P Shafi, M. Thambi, 2015, Rhizome Essential Oil Composition of Costus

    Speciosus and its Antimicrobial Properties,

    http://ijpras.com/admin/uploads/Rhizome%20Essential%20Oil%20Co

    mposition%20of%20Costus%20Speciosus.pdf, diakses 15 Maret 2015.

    Zhongguo Z, Yao Za Zhi, 2002, Studies on hemical onstituents of wo lants

    from Costus

    Yogyakarta, 15 Maret 2015

    Praktikan,

    Fera Maharani (FA/09636)Sausanzahra A. (FA/09637)

    Shella Syafira W. (FA/09638)

  • 8/17/2019 Praktikum Kimia Produk Alam Jalur Biosintesis Mevalonat(1)

    14/14