Praktikum iii

14
LAPORAN HASIL TEKNIK SAMPLING DARAH DAN URIN UNTUK PEMERIKSAAN PENUNJANG PENEGAKAN DIAGNOSA NAMA : SAFIRA NIZA U. NIM : 131610101087 LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 201

description

laporan prk

Transcript of Praktikum iii

LAPORAN HASILTEKNIK SAMPLING DARAH DAN URIN UNTUK PEMERIKSAAN PENUNJANG PENEGAKAN DIAGNOSA

NAMA : SAFIRA NIZA U.NIM : 131610101087

LABORATORIUM PATOLOGI KLINIKFAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS JEMBER2015LEMBAR KERJA MAHASISWA

Nama subjek: 1. Dea Lovinda Sari Soleha, 2. Desy Futri I. G. A. NUmur Subjek: 19 tahunJenis kelamin: Perempuan

Hasil pemeriksaanPraktikum pengambilan darah vena pada subjek pertama yaitu Dea yang diambil dari vena fosacubiti di tangan sebelah kiri, penusukan pertama tidak berhasil dikarenakan darah tidak keluar kemudian dilakukan penusukan ulang pada vena di sebelah bekas tusukan pertama namun darah juga tidak keluar. Subjek diintruksikan untuk istirahat beberapa menit agar tidak trauma. Setelah itu dilakukan pengambilan darah dari vena fosacubiti di tangan sebelah kanan dan darah tetap tidak keluar.Kemudian berganti subjek kedua yang bernama Desy dan pengambilan darah dilakukan pada vena fosacubiti di tangan sebelah kiri, akhirnya darah dapat keluar sebanyak kurang lebih 0,5ml. Pengambilan sample darah dilakukan dengan cara manual yaitu dengan menggunakan alat suntik (syringe).

Kesulitan Saat melakukan praktikum pengambilan sample darah, terdapat beberapa kesulitan yang dihadapi. Kesulitan yang pertama yaitu saat menentukan letak pembuluh darah vena sedikit sukar dan yang kedua setelah dilakukan penusukan pembuluh darah tidak terlihat sehingga darah tidak keluar.

PembahasanPada umumnya, praktek awal dalam pengambilan darah menggunakan suatu alat peraga sehingga setiap orang dapat mencoba. Pengambilan darah bertujuan untuk mengambil sample darah yang akan diperiksa lanjut nantinya. Etika dalam berkomunikasi dengan pasien juga harus diperhatikan, oleh karena itu petugas yang mengambil darah harus memberi penjelasan kepada pasien agar pasien merasa tenang saat dilakukan pengambilan darah sehingga proses pengambilan darah berjalan lancar. Petugas juga harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang berfungsi untuk melindungi diri dari resiko penularan penyakit infeksi melalu darah.Teknik pengambilan darah vena tidak sukar namun bila tidak dilakukan dengan benar dan hati-hati resikonya jauh lebih besar daripada pengambilan darah kapiler. Pada umumnya, semua vena yang besar dan terletak superfisial (di permukaan) dapat dipakai untuk praktikum pengambilan darah tetapi sebaiknya dipilih vena yang kedudukannya terikat (fixed) agar pada waktu jarum mengenai vena, vena tersebut tidak berpindah tempat.Vena yang mempengaruhi kriteria di atas adalah vena mediana cubiti tetapi dapat juga dipakai vena-vena lain seperti vena jugularis externa, bahkan pada sinus sagitalis superior. Venavena tersebut biasanya dilakukan pada anak kecil atau bayi dan hanya boleh dilaksanakan oleh dokter yang berpengalaman. Praktikum kali ini menggunakan vena fosacubiti yang terletak pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak dekat dengan permukaan kulit dan cukup besar.Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum, yaitu : Nierbeken TourniquetSebagai tourniquet dapat digunakan pembalut dari tensimeter atau slang karet yang lunak. Semprit dan jarumBesarnya semprit tergantung dari kebutuhan, sedangkan jarum yang biasanya digunakan ialah no. 1 atau 2 (ukuran Eropa) atau G 18-21 (ukuran U.S.A). pada bayi dan anak-anak dapat digunakan jarum yang lebih kecil karena venanya. Semprit dan jarum ini harus bersih, kering dan steril. Ujung jarum harus lurus dan tajam. Saat ini banyak digunakan semprit dan jarum steril yang digunakan satu kali saja (disposable). Kapas Alkohol 70%Sebelum dilakukan penusukan harus diperhatikan tempat-tempat yang tidak boleh diambil yaitu adanya peradangan, bekas luka dermatitis, oedema.Langkah selanjutnya adalah :1. Usahakan subjek duduk dalam posisi senyaman mungkin. 2. Subjek yang akan diambil darahnya diminta untuk meluruskan lengan3. Pasang tourniquete yang berjarak sekitar 7-10cm dari lipatan siku pada lengan atas dan dibuat bendungan ringan. Fungsi bendungan adalah untuk menimbulkan hambatan terhadap aliran darah balik di lengan sehingga vena mengembang ke permukaan kulit dan menjadi lebih jelas terlihat. Hal yang harus diperhatikan ialah bahwa bendungan tidak boleh terlalu ketat dan tak boleh berlangsung lama. Pembendungan yang ketat dan berlangsung alam dapat menimbulkan hemokonsentrat dan pembendungan yang berlangsung lama dapat menimbulkan hemokonsentrasi. Sementara itu subjek diminta untuk mengepalkan tangannya.4. Pilih bagian vena fosacubiti kemudian dilakukan pengamatan, biasanya vena akan terlihat bewarna biru kehijauan dan menonjol. Untuk memastikan posisi vena dilakukan perabaan (palpasi). Vena akan teraba seperti sebuah pipa kecil, elastic dan memiliki dinding tebal. Perlu diperhatikan juga jangan memilih pembuluh darah yang terdapat denyutnya.5. Jika vena tidak teraba, dilakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau ditepuk-tepuk di daerah lipatan siku.6. Daerah kulit yang akan ditusuk didesinfeksi menggunakan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol 70% dengan gerakan memutar dari dalam ke luar. Pengusapan dengan kapas yang dibasahi alkohol bertujuan untuk menghilangkan kontaminasi dari luar sehingga daerah yang akan ditusuk steril. 7. Semprit dan jarum sudah harus disiapkan dan distel senyaman mungkin. Perhatikan benar kedudukan torak dalam semprit. Sebelum melakukan penusukan, torak harus rapat benar pada ujung semprit. Penusukan harus dilakukan secara cermat (kira-kira membentuk sudut 20 derajat dan semprit hampir menempel pada kulit), langsung ke arah vena. Dapat juga dengan lebih dulu mengarah ke sisi vena dan setelah berada di subkutis jarum lalu diarahkan ke vena. Pada waktu menusuk kulit masih dirasakan adanya tekanan/tahanan. Jika tahanan ini tiba-tiba mengurang atau hilang, ini berarti jarum telah mencapai ruang intravena. Bersamaan dengan itu, akan terlihat adanya darah mengalir dapat dilakukan dengan jalan menarik torak ke pangkal syringe sampai pada volume darah yang dibutuhkan.8. Torniquette dilonggarkan kemudian tempatkan sebentuk kapas kering dan bersih di tempat penusukan jarum. Jarum ditarik keluar pelan-pelan dan tutup luka tempat tusuk dengan kapas tersebut dengan sedikit tekanan. Jangan lupa untuk melepaskan kepalan tangan subjek.Pada praktikum pengambilan darah vena ini dilakukan dengan menggunakan cara manual yaitu pengambilan darah menggunakan semprit dan jarum. Pengambilan darah vena pada subjek pertama tidak berhasil karena darah tidak keluar meskipun sudah dilakukan penusukan sebanyak 3 kali. Kemungkinan hal ini terjadi dikarenakan penentuan lokasi vena tidak tepat. Dapat juga karena penusukan yang kurang dalam sehingga jarum tidak dapat menembus ruang intravena. Sehingga vena yang akan diambil harus benar-benar dipilih secara cermat agar percobaan berhasil. Teknik pengambilan darah harus benar dan juga diperhatikan hal-hal penting lainnya. Selain itu, skill dari praktikan yang akan mengambil darah harus bagus, sedangkan antar teman yang melakukan percobaan harus saling percaya.Setelah praktikum pertama yang tidak berhasil, praktikan berganti subjek yang kedua dan akhirnya pengambilan darah pada berhasil dengan keluarnya darah dan masuk ke dalam syringe sebanyak kurang lebih 0,5ml.

Gambar sample darah

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Nama subjek: Meirisa YunastiaUmur Subjek: 20 tahunJenis kelamin: Perempuan

Hasil pemeriksaanPada pengambilan darah kapiler subjek yang bernama Meirisa Yunastia yang diambil pada ujung jari tengah pada tangan kiri dapat dikatakan berhasil dengan adanya darah yang keluar setelah ditusuk.

Kesulitan Kesulitan yang dihadapi dalam praktikum pengambilan darah kapiler ini adalah menentukan seberapa besar tekanan yang harus diberikan pada saat menusuk jari agar darah dapat keluar namun penusukan tidak terlalu dalam.

PembahasanPembuluh darah merupakan bagian dari sistem sirkulasi yang mengangkut darah ke seluruh tubuh. Ada tiga jenis pembuluh darah, yaitu :1. Arteri yang berfungsi membawa darah dari jantung2. Vena yang membawa darah dari kapiler kembali ke jantung. 3. Kapiler yang berfungsi sebagai tempat pertukaran sebenarnya air dan bahan kimia antara darah dan jaringanPembuluh darah terbesar adalah aorta. Darah mengalir dari jantung ke arteri yang bercabang dan menyempit ke arteriola kemudian masih bercabang lagi menjadi kapiler. Setelah terjadinya perfusi jaringan, kapiler bergabung dan melebar menjadi vena, yang mengembalikan darah ke jantung.Kerja pembuluh darah adalah membantu jantung untuk mengedarkan sel darah merah atau eritrosit ke seluruh tubuh, mengedarkan sari-sari makanan, oksigen dan membawa keluar karbon dioksida. Pembuluh darah kapiler berfungsi untuk pertukaran cairan, zat makanan, elektrolit, hormon, dan bahan-bahan lainnya antara darah dan cairan interstisial. Untuk dapat melakukan peran ini, dinding kapiler bersifat sangat tipis dan memiliki banyak pori-pori kapiler yang kecil yang permeabel terhadap air dan zat bermolekul kecil lainnya.Pengambilan darah sebaiknya diambil pada waktu dan kondisi yang relatif sama untuk meminimalisasi perubahan pada sirkulasi darah, misalnya lokasi pengambilan, waktu pengambilan serta kondisi pasien (puasa, makan). Cara pengambilan spesimen juga perlu diperhatikan, misalnya tidak menekan lokasi pengambilan darah kapiler, tidak mengambil darah kapiler tetesan pertama serta penggunaan antikoagulan (EDTA, sitrat) untuk mencegah terbentuknya clot.

IndikasiPengambilanDarahKapilerPengambilan darah kapiler digunakan apabila jumlah darah yang dibutuhkan sedikit saja (kurang dari 0,5ml) misalnya untuk penentuan kadar hemoglobin, penghitungan sel-sel darah, kadar glukosa, hematokrit (mikrohematoktrit) atau analisa gas darah (capillary method).Indikasi pengambilan darah kapiler pada orang dewasa yaitu : Bila vena sulit ditemukan Bila vena diperlukan untuk prosedur lain seperti kemoterapi Bila pasien mempunyai kecenderungan thrombosis Untuk tes-tes pemantauan di rumah, misalnya : glukosaLokasi Pengambilan Darah KapilerTempat yang dipilih untuk pengambilan darah kapiler ialah ujung jari tangan atau cuping telinga. Pada anak bayi biasanya ujung ibu jari kaki atau tumit. Pada praktikum kali ini, tempat yang dipilih untuk pengambilan darah kapiler ialah pada ujung jari tengah.

Hal yang Harus Diperhatikan1. Sebelum penusukan dimulai, keadaan setempat perlu diperhatikan dengan seksama, seperti ada tidaknya bekas luka, keradangan, dermatitis atau oedem merupakan kontraindikasi.2. Tangan subjek yang pucat atau sianosis perlu dipijat dan digosok atau direndam dalam air dulu supaya darah setempat menjadi lebih baik. Penusukan pada ujung jari sebaiknya dilakukan pada tengahnya, karena disitu rasa nyeri sedikit berkurang.3. Cuping telinga biasanya tidak begitu nyeri seperti pada ujung jari dan penusukan harus dilakukan pada sisinya.4. Perdarahan dapat terjadi di tempat ini dan sukar dihentikan. Oleh karena itu bila ada praduga bahwa penderita mempunyai penyakit perdarahan, lebih baik penusukan tidak dilakukan pada cuping telinga.5. Subjek yang takut harus ditenangkan dengan memberi penjelasan-penjelasan mengenai apa yang akan dilakukan dan apa maksudnya. Biasanya bila ini diberikan dengan simpatik dan baik, rasa takut akan berkurang dan menunjukkan kerjasama.Alat dan BahanAlat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini ialah penusuk darah (blood lancet), bentuknya bermacam-macam tetapi yang terbaik adalah disposable lancet, kapas steril dan alkohol. Teknik1. Sebelum melakukan penusukan, dilakukan desindeksi terlebih dahulu menggunakan kapas yang bibasahi dengan alkohol 70% kemudian keringkan dengan kapas yang bersih.2. Kulit setempat ditegangkan dengan memijat antara dua jari.3. Penusukan dilakukan dengan cepatdan tepat sedalam 3mm.4. Tetesan darah pertama harus dihapus dengan kapas bersih dan kering, jangan tercampur dengan alkohol.

Kesulitan-kesulitan yang sering terjadi pada saat pengambilan darah kapiler yaitu bila sekitar luka basah karena alkohol atau keringat, maka darah yang keluar tidak dapat mengumpul pada tempat itu, melainkan segera menyebar ke sekitarnya sehingga sukar untuk mengambilnya. Darah semacam ini tidak boleh digunakan karena sudah bercampur dengan bahan-bahan lain. Kesulitan yang kedua yaitu apabila darah tidak dapat keluar dengan lancar, biasanya karena penusukan yang kurang dalam atau sirkulasi setempat kurang baik. Usaha melancarkan pengeluaran darah dengan memijat-mijat akan sia-sia karena sudah tercampur dengan cairan jaringan dan terjadi pengenceran sehingga hasil-hasil pemeriksaan misalnya kadar hemoglobin dan penghitungan sel-sel darah akan lebih rendah dari sebenarnya. Namun penusukan tidak boleh dilakukan terlalu dalam karena dapat menyebabkan nyeri yang tidak kunjung hilang pada bekas tusukan.Pada praktikum pengambilan darah kapiler dari subjek Meirisa yang diambil pada ujung jari tengah pada tangan kiri dapat dikatakan berhasil. Hal tersebut ditandai dengan keluarnya darah setelah dilakukan penusukan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa prosedur dalam pengambilan darah kapiler sudah dilakukan dengan benar.

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Nama subjek: Safira Niza U.Umur Subjek: 20 tahunJenis kelamin: Perempuan

Hasil pemeriksaanPada praktikum pengambilan spesimen urin, urin yang ditampung adalah urin pada pertengahan proses urinasi. Urin awal tidak ditampung dan pada saat urin terakhir pun juga tidak ditampung. Urin yang dihasilkan berwarna kuning.

Kesulitan Kesulitan yang dialami saat mengerjakan praktikum ini adalah bagaimana memperkirakan waktu yang tepat untuk menampung spesimen urin yang benar.

PembahasanUrine atau urin merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urine diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.Urinedisaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Proses pembentukan urin di dalam ginjal melalui tiga tahapan yaitu filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi (penambahan).Secara umum urin berwarna kuning. Urin yang didiamkan agak lama akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas yaitu berbau ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8 7,5 dan akan menjadi lebih asam jika mengkonsumsi banyak protein serta urin akan menjadi lebih basa jika mengkonsumsi banyak sayuran. Komposisi urin terdiri dari 95% air dan mengandung zat terlarut. Di dalam urin terkandung bermacam macam zat, antara lain:1. Zat sisa pembongkaran protein seperti urea, asam ureat, dan amoniak2. Zat warna empedu yang memberikan warna kuning pada urin3. Garam, terutama NaCl4. Zatzat yang berlebihan dikomsumsi, misalnya vitamin C dan obat- obatan serta juga kelebihan zat yang yang diproduksi sendiri oleh tubuh misalnya hormon.Urin yang normal tidak mengandung protein dan glukosa. Jika urin mengandung protein, berarti telah terjadi kerusakan ginjal pada bagian glomerulus. Jika urin mengandung glukosa, berarti tubulus ginjal tidak menyerap kembali glukosa dengan sempurna. Hal ini dapat diakibatkan oleh kerusakan tubulus ginjal. Dapat pula karena kadar glukosa dalam darah terlalu tinggi atau melebihi batas normal sehingga tubulus ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang ada pada filtrat glomerulus.Zat warna makanan juga dikeluarkan melalui ginjal dan sering memberi warna pada urin. Bahan pengawet atau pewarna membuat ginjal bekerja keras sehingga dapat merusak ginjal. Adanya insektisida pada makanan karena pencemaran atau terlalu banyak mengkonsumsi obatobatan juga dapat merusak ginjal.Analisa urin itu penting karena banyak penyakit dan gangguan metabolisme dapat diketahui dari perubahan yang terjadi di dalam urin. Zat yang dapat dikeluarkan dalam keadaan normal yang tidak terdapat adalah glukosa, aseton, albumin, darah dan nanah.Pemeriksaan urinmerupakan pemeriksaan yang dipakai untuk mengetahui adanya kelainan di dalam saluran kemih yaitu dari ginjal dengan salurannya, kelainan yang terjadi di luar ginjal, untuk mendeteksi adanya metabolit obat seperti zat narkoba dan mendeteksi adanya kehamilan.Pemeriksaan urin dapat dilakukan secara makroskopik, mikroskopik dan kimia urin. Pemeriksaan makroskopik yang diperiksa adalah volume, warna, kejernihan, berat jenis, bau dan pH urin. Pada praktikum kali ini jenis pengambilan urin menggunakan teknik porsi tengah. Teknik urin porsi tengah merupakan teknik pengambilan yang paling sering dilakukan dan tidak menimbulkan ketidak nyamanan pada penderita. Akan tetapi resiko kontaminasi akibat kesalahan pengambilan cukup besar. Tidak boleh menggunakan antiseptik untuk persiapan pasien karena dapat mengkontaminasi sampel dan menyebabkan kultur false-negative. Aliran pertama urin dibuang dan aliran urin selanjutnya ditampung dalam wadah yang disediakan. Pengumpulan urin selesai sebelum aliran urin habis. Aliran pertama urin berfungsi untuk menyiram sel-sel dan mikroba dari luar uretra agar tidak mencemari spesimen urin.Prosedur pengambilan spesimen urin porsi tengah :a. Menyiapkan tempat yang akan digunakan untuk menampung urin. Tempat yang digunakan pada praktikum ini adalah gelas aqua yang sudah tidak dipakai.b. Mengeluarkan urin dengan tidak menampung urin pada aliran pertama dan menampung urin pada pertengahan proses urinasi.c. Sebelum aliran urin berhenti, segera hentikan proses penampungan urin.d. Bilas dengan air, sebaiknya menggunakan air yang mengalir dari arah depan ke belakang kemudian keringkan dengan tisu.Pada praktikum pengambilan sample urin, urin yang ditampung adalah urin pada pertengahan proses urinasi. Urin awal dan akhir proses urinasi tidak ditampung. Hasil sample yang didapatkan, sampe uin bewarna kuning.

Gambar sample urinDAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur C. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.

Gandasoebrata, R. 1995. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: PT. Dian Rakyat.

Ethel,S. 2003.Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC.

Frandson, R.D. 1992.Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi Keempat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.