Formulir Praktikum Ortodonsia III

16
FORMULIR PRAKTIKUM ORTODONSIA III PROSEDUR PERAWATAN ORTODONTIK NOMOR MODEL NAMA PASIEN :Tania Revica Pitaloka OPERATOR :Servulus Widhio Leksono No.MHS :09/282249/KG/8478 PEMBIMBING: drg. Dyah Karunia Sp.Ort BAGIAN ORTODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2012 UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI BAGIAN ORTODONSIA 4 7 8 6 0 2 1 2 1

Transcript of Formulir Praktikum Ortodonsia III

FORMULIR PRAKTIKUM ORTODONSIA III PROSEDUR PERAWATAN ORTODONTIK

NOMOR MODEL 8 4 7 6 1 2 0 2 1

NAMA PASIEN OPERATOR No. MHS

: Tania Revica Pitaloka : Servulus Widhio Leksono : 09/282249/KG/8478

PEMBIMBING: drg. Dyah Karunia Sp.Ort

BAGIAN ORTODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2012 UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI BAGIAN ORTODONSIA

I.

IDENTITAS : Servulus Widhio Leksono : 09/282249/KG/8478 : drg. Dyah Karunia Sp.Ort : 8476-12-0-21 : Tania Revica Pitaloka : Jawa : 21 tahun : Perempuan : Pogung Baru C 20 : 08995314948Kode Pos : Mahasiswa : Drs. Sri Widadi M.Hum : Jawa : 52 tahun : PNS : Dra.Eny Wiji Lestari M.Hum : Jawa : 46 tahun : PNS : Griya Sumber asri B7 RT 05/27,Busukan,Mojosongo.Jebres,Ska :0271 853984 : 27 Februari 2012 :55284

Operator No. Mhs Pembimbing No. Model Nama Pasien Suku Umur Jenis Kelamin Alamat Telepon Pekerjaan Nama Ayah Suku Umur Pekerjaan Nama Ibu Suku Umur Pekerjaan Alamat orang tua Telp II. WAKTU PERAWATAN Pendaftaran

Pencetakan: 5 Maret 2012 Pemasangan alat : Retainer III. :-

PEMERIKSAAN KLINIS A. Pemeriksaan Subjektif (Anamnesis) : Keluhan utama :

Pasien datang dengan motivasi sendiri, ingin gigi depan bawah dirapikan karena merasa giginya berjejal sehingga menganggu kepercayaan dirinya. Riwayat Kesehatan: Pasien tidak mempunyai penyakit sistemik Pasien tidak dalam perawatan dokter Pasien tidak memiliki penyakit yang menggangu perkembangan dentofasial Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi-Geligi

Periode gigi desidui Pasien belum pernah ke dokter gigi Saat TK giginya gigis Periode gigi bercampur Pasien sering mencabutkan gigi susunya di dokter gigi karena gigis dan sudah mau tanggal Periode gigi permanen Semua gigi geraham terakhir belum tumbuh Gigi Geraham kiri bawah ditambal saat kuliah Kebiasaan jelek yang berkaitan dengan keluhan pasien Riwayat keluarga yang berkaitan dengan keluhan pasien: Ayah Ibu : Berjejal atas,Rahang normal : normal. : Tidak ada

Anak I : pasien Anak II : protusif,Rahang Normal Keterangan: Kelainan pada pasien kemungkinan Ada Faktor Herediter B. Pemeriksaan Objektif : 1.Umum : Jasmani Mental : sehat,baik tidak ada deformitas,tidak ada kelainan sehingga : kooperatif,mampu merespon saat wawancara,mampu tidak menganggu perawatan orthodontic yang dilakukan memahami instruksi sehingga mampu menjalankan perawatan orthodontic yang dilakukan

Status Gizi :Tinggi Badan : 1,60 m Berat Badan : 50 kg = 50 (1,60) = 19,53 TB (mm) Status Gizi : Normal Kategori 2.Lokal : a. Ekstra oral : Kepala Lebar kepala : 155 mm Panjang kepala : 170 mm Indeks kepala : lebar kepala Panjang kepala Muka Jarak Nasion-Gnation : 70,2 mm Lebar Bizygomatik Indeks muka Bentuk muka Simetris Profil Muka : Cembung normal Garis Simon (bidang Orbital) RA RB : sepertiga distal caninus : antara C dan P1 : 105 mm x 100 = 70,2 x 100 = 66,86 105 x 100 = 155 mm x 100 = 91,18 mm 170 mm : Normal Indeks masa tubuh = BB (kg)

Bentuk kepala : Brakisefali(>80 mm)

= Jarak N-GN Lebar Bizygomatik

: Hipereuriprosop

Posisi rahang terhadap bidang orbital/ garis simon Maksila Mandibula ada kelainan : normal : normal

Sendi Temporomandibular (TMJ) : normal ketika membuka mulut tidak

Tonus otot mastikasi ada kelainan Tonus otot bibir ada kelainan Bibir posisi istirahat Free way space normal) b. kelainan Palatum Gingiva Mukosa Frenulum interdental Intra Oral :

: normal pada saat dilakukan pemeriksaan tidak : normal pada saat dilakukan pemeriksaan tidak : normal, tertutup, kompeten pada saat dilakukan : 4,3 mm(tidak normal lebih besar daripada

pemeriksaan bibir tertutup tanpa paksaan

Higiene Mulut Pola Atrisi Lingua

: OHI : Baik

: Normal :Atrisi Normal : Sedang tidak ada krenasi bentuk normal tidak ada : Vertikal Lateral : Sedang : Sedang

Keterangan

: Abnormal terdapat resesi gingiva anterior rahang : Normal :

bawah berwarna pucat

Fren. Labii Superior: Normal tidak ada diastema atau perlekatan sampai Fren. Labii Inferior : Normal tidak ada diastema atau perlekatan sampai interdental Frenulum Lingualis : Normal tidak ada diastema atau perlekatan sampai interdental Tonsila : Normal tidak ada tanda tanda infeksi seperti

peradangan atau pembengkakan Pemeriksaan gigi-gigi V IV III II I I II III IV V

8 7 6 5 4 3 2 1 O K O K V IV III II I K = Karies, R = Radiks, T = Tumpatan O = Belum Erupsi 3.A. Analisi Foto Muka 8 7 6 5 4 3 2 1

1 2 3 4 5 6 7 8 O T K O 1 2 3 4 5 6 7 8 I II III IV V

Tampak depan Bentuk muka : Hipereuriprosop, simetris

Tampak Samping Profil muka : Cembung normal

ANALISIS MODEL STUDI Bentuk Lengkung Gigi RA =Parabola & simetris RB =Parabola & simetris Malposisi Gigi Individual Rahang Atas Rahang Bawah 1 distolabio torsiversi 1 distolinguo torsiversi

Relasi Gigi-gigi pada Oklusi Sentrik Anterior : Overjet : 2,2 mm Palatal bite Deep bite Open bite Edge to edge bite Cross bite Posterior Cross bite Open bite Scissor bite Cup to cup bite Relasi Molar pertama kanan Relasi Molar pertama kiri Relasi Kaninus kanan Relasi Kaninus kiri

Overbite : 4,35 mm : tidak ada : ada (gigi 1 2 melebihi incisal) 12 : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : Klas I : Klas I : Klas I : Klas II : tidak segaris : segaris

Garis tengah Rahang Bawah terhadap Rahang Atas Garis inter insisivi sental terhadap garis tengah rahang Rahang atas tidak bergeser /normal Rahang bawah bergeser ke kiri sebesar 1,6 mm Lebar mesiodistal gigi-gigi (mm)

Rahang Atas Gigi 1 2 3 4 5 6 7 Kanan 7,70 6,12 7,20 6,98 7,12 10,82 9,86 Kiri 8,10 6,10 7,68 6,90 6,48 10,54 10,38 Normal 7,4 9,75 6,05 8,10 7,05 9,32 6,75 9,00 6,00 8,10 9,95 12,10 8,75 10,87 N N N N N N N Ket N N N N N N N Kanan 5,20 5,78 6,28 7,12 7,20 10,76 10,58 Kiri 5,10 6,00 6,54 7,42 7,22 10,84 10,24

Rahang Bawah Normal 4,97 6,60 5,45 6,85 6,15 8,15 6,35 8,75 6,80 9,55 10,62 13,05 8,90 11,37 N N N N N N N Ket N N N N N N N

Kesimpulan : gigi geligi pasien rata-rata memiliki lebar mesiodistal normal

SKEMA GIGI-GIGI DARI OKLUSALRahang Atas Rahang bawah

PERHITUNGAN-PERHITUNGAN Metode Pont Jumlah mesiodistal 2 1 1 2 Jarak P1 P1 pengukuran Jarak P1 - P1 perhitungan Diskrepansi Jarak M1 M1 pengukuran Jarak M1 M1 perhitungan : 28,02 mm : 35,35 mm : x 100 = 35,025 mm : 0,325 mm distraksi : 46,90 mm : x 100 = 43,78 mm

Diskrepansi : 3,12 mm distraksi Keterangan Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah lateral pada regio premolar dan di regio gigi molar lebih dari normal. Metode Korkhaus Tabel Korkhaus : 16,5 mm Jarak I (P1 P1) pengukuran : 14,6 mm Diskrepansi : - 1,9 mm retraksi Keterangan Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah anterior kurang dari normal Metode Howes Jumlah lebar mesiodistal M1 - M1 Jarak P1 P1 (tonjol) Indeks P = : 91,74 mm : 39,40 mm

x 100 % = 42,95 %

Lengkung gigi untuk menampung gigi-gigi kurang Jarak Inter fossa Canina : 44,00 mm Indeks FC = x 100 % = 39,29 % Lengkung basal untuk menampung gigi-gigi kurang Inklinasi gigi-gigi regio posterior divergen Keterangan : Besar Indeks P1>FC ,Indeks FC di antara 37%-44% kasus meragukan dengan kontraindikasi ekspansi

Determinasi Lengkung Gigi Keterangan : Overjet awal Retraksi/Protaksi RB Overjet akhir Rahang Atas : Panjang lengkung ideal : 70,38 mm(kanan ,kiri=33,98) Jml lebar mesiodistal 6mm) Diskrepansi Rahang bawah : Panjang lengkung ideal : mm (kiri 31 mm,kanan 33mm) Jml lebar mesiodistal Diskrepansi : : 63,86 0,14 mm mm(kiri 31,58mm kanan 32,28) (kiri -0.58 kanan 0,72 mm) 64 : 0 (kanan 1,28 mm,kiri -1,28mm) : 70,38 mm(kanan=35,12mmkiri=35,2 =36,4 mm : 2,2 mm : : 2,2 mm Retraksi/Protraksi RA : -

DIAGNOSIS SEMENTARAKasus maloklusi menyangkut masalah : dental,crowding,estetik, spacing, malposisi gigi individual. Solusi sementara:

RA:Retraksi RB:Grinding

DIAGNOSIS FINALMaloklusi Angle Klas 1 tipe dental dengan gigi incisivus RB crowding ,gigi 234 spacing,RB bergeser ke kiri sebesar 0.5 mm disertai malrelasi deepbite gigi 1 2 12 dan malposisi gigi : 1 distolabio torsiversi 1 distolinguo torsiversi

ANALISIS ETIOLOGI MALOKLUSIMalposisi gigi individual Gigi 1 distolabiotorsiversi dan 1 distolinguotorsiversi kemungkinan akibat seringnya gigi susu harus dicabut karena tidak mau tanggal yang membuat ukuran rahang bawah tidak cukup menampung mesiodistal gigi permanen incisivus sentral RB Spacing Spacing yang terdapat di antara gigi 234 karena ukuran rahang RA yang tidak seimbang dibandingkan mesiodistal gigi geligi RA Pada study model didapatkan bahwa median line bergeser ke kiri sebesar 1,6 mm akibat adanya malposisi gigi individual sehingga pada saat oklusi otomatis rahang akan menutup pada posisi yang pas bukan pada posisi yang benar sehingga terdapat pergeseran median line yang mengubah posisi mandibula. Rencana Perawatan : 1. 2. 3. 4. 5. Penjelasan cara kerja alat pada pasien Koreksi spacing Pencarian ruang dan distribusi ruang rahang bawah Koreksi malposisi gigi individual rahang bawah Pemakaian retainer

Jalannya Perawatan : 1.Penjelasan cara kerja alat pada pasien Pasien diberi penjelasan tentang penyebab maloklusi, prosedur perawatan, biaya yang diperlukan, kemungkinan lama perawatan, banyaknya kunjungan, cara pemakaian alat, kemungkinan yang terjadi selama perawatan, ketidaknyamanan selama pemakaian alat, setelah selesai perawatan diminta menggunakan retainer. Setelah menjelaskan seluruh prosedur, pasien diminta menandatangani informed consent. 2.Koreksi Spacing Dengan meretraksi gigi 234 menggunakan plat aktif yang dilengkapi dengan: Plat akrilik Klamer Adam pada gigi 6 dan 6 menggunakan kawat stainless steel 0,7 mm untuk retensi dan stabilisasi alat. Finger spring pada gigi 1 dan 2 menggunakan kawat stainless steel 0,6 mm untuk mendorong gigi 1 dan 2 ke arah distal, sehingga spacing dapat menutup. Buccal retractor spring pada gigi 3 menggunakan kawat stainless steel 0,6 mm untuk mendorong gigi 3 ke arah distal, sehingga spacing dapat menutup. Labial arch menggunakan kawat stainless steel 0,7 mm dengan pundak terletak di interdental P1 dan P2 untuk meretraksi gigi 234 dan untuk mempertahankan lengkung gigi. Lingual arch menggunakan kawat stainless steel 0,7 mm untuk menjaga kestabilan finger spring serta member batas besarnya retraksi yang dilakukan. 3.Pencarian ruang dan distribusi ruang rahang bawah Berdasarkan analisis pont,pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah lateral pada regio P 1 dan M1 lebih dari normal.Analisa Korkhaus menunjukan bahwa pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke anterior mengalami diskrepasi 1.9mm pada determinasi lengkung rahang didapat bahwa untuk regio kanan 0,72 mm dan kiri

-0,58 mm Indikasi ekspansi tidak dipilih karena Kekurangan ruang cukup kecil , sehingga pencarian ruang dilakukan dengan selective grinding, yaitu grinding gigi yang mengalami malposisi 4.Koreksi malposisi Gigi RB: Menggunakan Plat aktif yang terdiri dari: Plat akrilik Klamer Adam pada gigi 6 dan 6 menggunakan kawat stainless steel 0,7 mm untuk retensi dan stabilisasi alat. Finger spring pada gigi 1 menggunakan kawat stainless steel 0,6 mm untuk menggeser gigi 1 ke arah distal, sehingga tidak terjadi crowding. Labial arch menggunakan kawat stainless steel 0,7 mm dengan pundak terletak di interdental P1 dan P2 untuk meretraksi gigi anterior dan untuk mempertahankan lengkung gigi. 5.Pemakaian Retainer Tujuan : untuk mempertahankan gigi-gigi yang telah dikoreksi agar tidak relaps dan menunggu pembentukan tulang baru melalui proses resorpsi dan aposisi sementum serta tulang alveolar di soket gigi. Retainer : Hawley retainer, dengan plat dasar, verkeilung pada semua gigi dan klamer Adam ( = 0,7 mm)] di gigi 6 6 dan 6 6, serta labial arch pasif ( = 0,8 mm atau 0,9 mm). 3 bulan pertama retainer dipakai siang dan malam hari,dilepas saat menyikat gigi dan sehabis makan untuk dibersihkan dan dilakukan kontrol 1 bulan sekali dianjurkan retainer tidak sering dibuka dan dilihat kegoyahan giginya 3 bulan kedua jika masih ada kegoyahan pada 3 bulan pertama ,dilakukan kontrol dan setiap pemeriksaan dicek apakah retainer tarasa sesak,jika sesak berarti terjadi perubahan atau relaps,alat digunakan dan dikontrol setiap bulan sampai benar-benar tidak terasa sesak sampai tidak dicurigai terjadi relaps ,waktu pemakaian semakin dikurangi semakin lama

GAMBAR / DESAIN ALAT

PROGNOSISBaik, karena pasien kooperatif, komunikatif dan memiliki motivasi yang tinggi untuk merapikan giginya,sosio ekonominya tinggi. Selain itu pasien masih muda sehingga kesehatan gigi dan jaringan periodontal baik dan memungkinkan untuk keberhasilan jalannya perawatan serta kasusnya relatif ringan dan bisa dikoreksi menggunakan alat orthodontik lepasan. Indikasi perawatan kuratif.

Yogyakarta, Menyetujui Pembimbing Operator

drg. Dyah Karunia, Sp Ort. NIP : 140 24 2 008

Servulus Widhio Leksono NIM : 8478 / KG