Praktikum Dukungan Nutrisi Pada Ppok Merta

18
PRAKTIKUM DUKUNGAN NUTRISI PADA PPOK A. Kasus : Seorang penderita laki-laki dengan nama A, mengeluh sesak nafas. Penderita berumur 50 tahun, mempunyai berat badan 47 kg dan tinggi badan 170 cm. Sejak 1 minggu sebelum MRS mengeluh nafsu makan menurun. Penderita ini didiagnosis PPOK, hasil laboratorium albumin 2,5 g persen, analisis gas darah Asidosis Respiratorik, oleh dokter pada saat ini penderita dalam perawatan Bed rest. B. Diagnosis : Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) C. Tujuan Penatalaksanaan : 1. Mengendalikan anoreksia 2. Memperbaiki fungsi paru 3. Mengendalikan penurunan berat badan D. Subyektif : Anamnesis : 1.1 Identitas Pasien 1.2 Tanyakan detail tentang keluhan utama (dyspnoea). Sejak kapan? 1.3 Bagaimana deskripsi keluhannya? 1.4 Apa yang memberatkan dan meringankan? 1.5 Ada keluhan yang mengiringi? 1

Transcript of Praktikum Dukungan Nutrisi Pada Ppok Merta

Page 1: Praktikum Dukungan Nutrisi Pada Ppok Merta

PRAKTIKUM DUKUNGAN NUTRISI PADA PPOK

A. Kasus :

Seorang penderita laki-laki dengan nama A, mengeluh sesak nafas. Penderita berumur 50 tahun,

mempunyai berat badan 47 kg dan tinggi badan 170 cm. Sejak 1 minggu sebelum MRS

mengeluh nafsu makan menurun. Penderita ini didiagnosis PPOK, hasil laboratorium albumin

2,5 g persen, analisis gas darah Asidosis Respiratorik, oleh dokter pada saat ini penderita dalam

perawatan Bed rest.

B. Diagnosis :

Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK)

C. Tujuan Penatalaksanaan :

1. Mengendalikan anoreksia

2. Memperbaiki fungsi paru

3. Mengendalikan penurunan berat badan

D. Subyektif :

Anamnesis :

1.1 Identitas Pasien

1.2 Tanyakan detail tentang keluhan utama (dyspnoea). Sejak kapan?

1.3 Bagaimana deskripsi keluhannya?

1.4 Apa yang memberatkan dan meringankan?

1.5 Ada keluhan yang mengiringi?

1.6 Sejak masuk rumah sakit keluhan berkurang?

1.7 Merasa berat badan berkurang akhir-akhir ini?

1.8. Faktor risk. 1. Merokok?

2. Minum-minuman?

3. Sering jajan?

4. Siapa masak makanan di rumah?

1

Page 2: Praktikum Dukungan Nutrisi Pada Ppok Merta

5. Lebih sering makan di luar?

6. Kondisi pekerjaan?

7. Ada masalah akhir-akhir ini Pak?

1.9 Riwayat penyakit dahulu.

2.0 Riwayat penyakit keluarga

2.1 Riwayat makan obat.

Objektif

2. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum

Tampak sakit berat.

b. Kesadaran

Compos mentis (most likely, mungkin juga somnolent).

c. Tanda vital

Tachypnoea.

d. Pemeriksaan fisik respiratoire

Dyspnoea dengan penggunaan otot-otot pernapasan tambahan.

E. Obyektif :

2. Pemeriksaan Fisik :

2.1 Keadaan Umum : Lemah, sesak nafas (dispneu)

3. Antropometrik :

3.1 Tinggi Badan : 170 cm

3.2 Berat Badan : 47 kg

4. Laboratorium :

4.1 Disesuaikan dengan faktor risiko

- Darah rutin

- Penunjang : analisis gas darah

5. Pemeriksaan Fungsional :

- Tes fungsional paru (spirometri)

2

Page 3: Praktikum Dukungan Nutrisi Pada Ppok Merta

- Tes fungsional kekuatan otot (ventilatory muscle strength, periferal muscle

strength)

6. Analisis Asupan :

6.1 Dietary assessment : Dietary history Rutin/standar

7. Pemeriksaan Penunjang :

- Foto radiologis

F. ASESSMENT

8. Diagnosis Kerja :

8.1 Status Gizi : Kurang

- IMT = (BB/TB2) = (47/1.702) = 16.262 (Kurus)

1.  IMT < 17,0: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan

tingkat berat atau Kurang Energi Kronis (KEK) berat.

2.  IMT 17,0 – 18,4: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan

tingkat ringan atau KEK ringan. 

3.  IMT 18,5 – 25,0: keadaan orang tersebut termasuk kategori normal.

4.  IMT 25,1 – 27,0: keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat badan

tingkat ringan. 

5.  IMT > 27,0: keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat badan

tingkat berat  (Direktorat Gizi Masyarakat RI, 2000)

8.2 Status Metabolik : Hipermetabolik :sesak nafas, kurus, anoreksia,

hipoalbumin, asidosis respiratorik

G. PLANNING

9. Penatalaksanaan Terapi Nutrisi

9.1 Komposisi Nutrisi :

9.1.1 Cairan :

FASE STABILISASI

Rumus 1

3

Page 4: Praktikum Dukungan Nutrisi Pada Ppok Merta

Kebutuhan cairan adalah sekitar 1 mililiter untuk setiap kilokalori kebutuhan energi

tubuh. Jika seseorang kebutuhan energinya 1.800 kkal, berarti kebutuhannya akan

cairan adalah 1 x 1.800 = 1.800 mililiter atau 1,8 liter air.

Rumus 2

Untuk 10 kg pertama berat badan butuh 1 liter cairan, 10 kg kedua berat badan butuh

500 mililiter cairan, dan sisanya setiap kilogram berat badan butuh 20 mililiter cairan.

Penyelesaian

- Berat badan 47 kg

- 10 kg pertama berat badan = 1 liter

- 10 kg kedua = 500 ml

- Sisanya 27 x 20 ml = 540 ml

- Jadi kebutuhan cairan keseluruhan adalah : 1.000 + 500 + 540 = 2.040 ml /hari.

9.1.2 Energi :

FASE STABILISASI

A. Formula Harris Benedict

KEB laki-laki = 66,5+13,7 BB+5,0 TB - 6,8U

Keterangan : KEB = Kebutuhan Energi Basal

BB = Berat Badan

TB = Tinggi Badan

U = Umur

KEB = 66,5 + 13,7 (47) + 5,0 (170) – 6,8 (50)

KEB = 66,5 + 643,9 + 850 - 340

KEB = 1220,4 kkal

B. Kebutuhan Kalori

KET = KEB + FS + AF

Keterangan : KET = Kebutuhan energi total

FS = Stres Metabolik

Ringan : 15-20% dari basal

4

Page 5: Praktikum Dukungan Nutrisi Pada Ppok Merta

Sedang : 20-40% dari basal

Berat : di atas 40% basal

AF = Aktivitas Fisik

Bedrest total : 10% basal

Tidak bedrest (masih berjalan) : 20% basal

Untuk Hal Praktis Kebutuhan Kalori

Kondisi stabil : 20-25 kkal/KgBB/hr

Fase akut : 25-35 kkal/KgBB/hr

Fase Pemulihan : 35-50 kkal/KgBB/hr

KET = KEB + 40% KEB + 10% KEB

KET = 1220,4 + 488,16 + 122,04

KET = 1830,6 kkal

PEMBAHASAN

1. Rumus yang digunakan untuk kebutuhan energi basal adalah formula Harris Benedict

untuk laki-laki, sehingga hasil yang didapat yaitu kebutuhan energy basal per hari

adalah 1220,4 kkal

2. Kebutuhan energi total dapat kita hitung melalui penjumlahan kebutuhan energi

basal, stress metabolik dan aktivitas fisik. Saya memilih stress metabolik 40% (range

maksimal stress metabolik sedang) karena pada fase stabilisasi ini masih terdapat

keadaan hipermetabolik (sesak nafas, hipoalbumin, asidosis, anoreksia, penurunan

berat badan)

3. Untuk aktifitas fisik, digunakan 10%KEB karena pasien sedang dalam bed rest.

4. Tujuan pemberian nutrisi fase stabilisasi adalah menjaga kondisi tubuh pasien agar

berat badannya tetap terjaga tanpa membebani kondisi pasien yang hipermetabolik.

FASE PEMULIHAN

A. Rumus mencari berat badan ideal:

Tinggi badan-100 = Berat badan ideal

170-100 = 70kg

5

Page 6: Praktikum Dukungan Nutrisi Pada Ppok Merta

B. Kebutuhan Energi Basal (Formula Harris Benedict)

KEB laki-laki = 66,5+13,7 BB+5,0 TB - 6,8U

KEB = 66,5 + 13,7 (70) + 5,0 (170) – 6,8 (50)

KEB = 66,5 + 959 + 850 - 340

KEB = 1535,5 kkal

C. Kebutuhan Kalori

KET = KEB + FS + AF

Keterangan : KET = Kebutuhan energi total

FS = Stres Metabolik

Ringan : 15-20% dari basal

Sedang : 20-40% dari basal

Berat : di atas 40% basal

AF = Aktivitas Fisik

Bedrest total : 10% basal

Tidak bed rest (masih berjalan) : 20% basal

Untuk Hal Praktis Kebutuhan Kalori

Kondisi stabil : 20-25 kkal/KgBB/hr

Fase akut : 25-35 kkal/KgBB/hr

Fase Pemulihan : 35-50 kkal/KgBB/hr

KET = KEB + 20% KEB + 20% KEB

KET = 1535,5 + 307,10 + 307,10

KET = 2149,7 kkal

PEMBAHASAN

1. Digunakan rumus mencai berat badan ideal, untuk mendapatkan berat badan yang

kita harapkan pada fase pemulihan

2. Rumus yang digunakan untuk kebutuhan energi basal adalah formula Harris Benedict

untuk laki-laki, sehingga hasil yang didapat yaitu kebutuhan energi basal per hari

adalah 1535,5 kkal

6

Page 7: Praktikum Dukungan Nutrisi Pada Ppok Merta

3. Kebutuhan energi total dapat kita hitung melalui penjumlahan kebutuhan energi

basal, stress metabolik dan aktivitas fisik. Saya memilih stress metabolik 20% karena

fase pemulihan bukanlah ketika pasien benar-benar sembuh, tapi keluhan utama atau

keluhan berat (sesak nafas) reda, maka kita harus memberikan nutrisi fase

pemulihan, jadi pada saat ini stress metabolik baru turun, itulah mengapa saya

memilih 20% (range minimal stress metabolik sedang / range maksimal stress

metabolik ringan)

4. Saya memilih tidak bed rest (bisa berjalan) 20% karena pasien sudah memasuki

tahap pemulihan, tidak dalam keadaan bedrest lagi

5. Tujuan pemberian nutrisi fase pemulihan ini adalah agar kebutuhan nutrisinya

kembali lagi ke gizi nutrisi seimbang, sehingga kita bisa meningkatkan berat

badannya kembali tanpa memperberat kerja tubuhnya

9.1.3 Makronutrien

FASE STABILISASI

Karbohidrat : 35-50%

Protein : 15-20%

Lemak : 30-40 %

A. Perhitungan Komposisi

1. Karbohidrat = 40%

40% KET = 40% (1830,6) = 732,24 kkal = 183,06 gram

2. Protein = 20%

20% KET = 20% (1830,6) = 366,12 kkal = 91,53 gram

3. Lemak = 40%

40% KET = 40% (1830,6) = 732,24 kkal = 81,36 gram

B. Jenis nutrisi

1. Karbohidrat : bubur nasi, roti, gula, kentang, gandum

Pada pemberian intravena, pemberian glukosa maksimal 4-5 mg/kgBB/menit

7

Page 8: Praktikum Dukungan Nutrisi Pada Ppok Merta

2. Protein : Telur, daging, ikan, kacang-kacangan, susu

3. Lemak : daging, susu, keju, krim, minyak kelapa

PEMBAHASAN

1. Saya memilih karbohidrat 40% karena RQ karbohidrat = 1, yaitu rasio CO2 terhadap

O2 semakin besar, maka kita harus mengurangi konsumsi karbohidrat agar tidak

membebani kerja pernafasan dan bisa mengurangi keluhan sesaknya

2. Saya memilih protein 20% karena kebutuhan protein seperti pada umumnya, dapat

meningkatkan ventilasi semenit oxygen comsumption dan respons ventilasi terhadap

hipoksia dan hiperkapni. Tetapi jangan berlebihan karena justru bisa membebani

kerja nafas. Hipoalbumin juga menyebabkan tekanan osmotik plasma menurun

sehingga kapiler tidak mampu melawan tekanan hidrostatik sehingga timbul edem

(cairan darah menuju ke jaringan interstitial). Maka dari itu, asupannya sebaiknya

tinggi.

3. Saya memilih lemak 40% karena RQ lemak = 0,7, yaitu rasio CO2 terhadap O2 lebih

rendah, sehingga dengan meningkatkan lemak dan mengurangi karbohidrat dapat

membantu mengurangi sesak nafas pada pasien ini

FASE PEMULIHAN

Karbohidrat : 55-65%

Protein : 10-15%

Lemak : 20-25 %

A. Perhitungan Komposisi

1. Karbohidrat = 55%

55% KET = 55% (2149,7) = 1182,33 kkal = 295,58 gram

2. Protein = 20%

20% KET = 20% (2149,7) = 429,94 kkal = 107,48 gram

3. Lemak = 25%

25% KET = 25% (2149,7) = 537,42 kkal = 59,71 gram

8

Page 9: Praktikum Dukungan Nutrisi Pada Ppok Merta

B. Jenis nutrisi

1. Karbohidrat : bubur nasi, roti, gula, kentang, gandum

Pada pemberian intravena, pemberian glukosa maksimal 4-5 mg/kgBB/menit

2. Protein : Telur, daging, ikan, kacang-kacangan, susu

3. Lemak : daging, susu, keju, krim, minyak kelapa

PEMBAHASAN

1. Saya memilih karbohidrat 55% karena tujuan pemberian nutrisi fase pemulihan ini

adalah meningkatkan berat badan sehingga mencapai ideal. Kemudian penderita

PPOK juga mudah lelah dalam beraktivitas, maka harus diberikan asupan energi

yang tinggi dalam aktivitasnya.

2. Saya memilih protein 20% karena kebutuhan protein seperti pada umumnya, dapat

meningkatkan ventilasi semenit oxygen comsumption dan respons ventilasi terhadap

hipoksia dan hiperkapni. Tetapi jangan berlebihan karena justru bisa membebani

kerja nafas. Hipoalbumin juga menyebabkan tekanan osmotik plasma menurun

sehingga kapiler tidak mampu melawan tekanan hidrostatik sehingga timbul edem

(cairan darah menuju ke jaringan interstitial). Maka dari itu, asupannya sebaiknya

tinggi.

3. Saya memilih lemak 25% karena lemak juga merupakan asupan yang tinggi energi,

maka dengan mengkonsumsi lemak juga bisa meningkatkan berat badan menuju

ideal

9.1.4 Mikronutrien : P, K, Ca, Mg, Zn

A. Jenis Nutrisi :

- P (Fosfor) = Susu, kacang-kacangan, telur, keju, daging, dan sayuran

- K (Kalium) = Pepaya, pisang, kacang-kacangan, alpukat, melon, ikan

salmon, kerang laut

- Ca (Kalsium) = Susu, bayam, kacang-kacangan, ikan, kubis, yoghurt,

brokoli

- Mg (Magnesium) = Kacang-kacangan, sayuran hijau, makanan hasil laut,

sereal, biji-bijian, dan beras merah

9

Page 10: Praktikum Dukungan Nutrisi Pada Ppok Merta

- Zn (Zinc) = Daging, seafood (makanan laut, terutama tiram), produk

susu, biji-bijian, kacang-kacangan

B. Manfaat :

- P (Fosfor) = Fosfor diberikan untuk meningkatkan kekuatan otot-otot

pernafasan, yaitu otot diafragma dan interkostal

- K (Kalium) = Kalium berperan juga dalam kontraksi otot

- Mg (Magnesium) = Magnesium berperan dalam membantu metabolisme

tubuh dan meningkatkan relaksasi otot, sehingga

otot tidak kaku untuk bernafas

- Zn (Zinc) = Untuk daya tahan tubuh, dan meningkatkan nafsu makan

9.1.5 Nutrien spesifik

A. Jenis nutrisi :

- Asam lemak omega-3 = Telur, ikan salmon, ikan tuna, minyak ikan,

bayam, kedelai

- Vitamin E = bayam, kacang tanah , kacang almond, sawi,

brokoli, paprika, tomat

- Vitamin A = hati (sapi, babi, ayam, kalkun, ikan), wortel,

brokoli, ubi jalar, mentega, kankung, bayam

- Vitamin C = Jambu biji, kiwi, kelengkeng, pepaya, paprika

merah, brokoli, stroberi, jeruk

B. Manfaat :

- Asam lemak omega-3 = Asam lemak omega 3 berguna untuk

mengurangi kondisi hipermetaboliknya,

kemudian sifat anti-inflamasi nya dapat

mengurangi peradangan, memperbaiki sel,

terutama sel surfaktannya sehingga bisa

memperbaiki fungsi ventilasinya

meningkatkan daya tahan tubuh, dan

meningkatkan nafsu makan.

10

Page 11: Praktikum Dukungan Nutrisi Pada Ppok Merta

- Vitamin A, C, E = Berfungsi sebagai anti-inflamasi yang berguna

untuk memperbaiki sel, terutama sel surfaktannya

sehingga bisa memperbaiki fungsi ventilasinya,

dan mengurangi peradangan, meningkatkan nafsu

makan, meningkatkan daya tahan tubuh, serta

vitamin ini juga berfungsi sebagai antioksidan

9.2 Metoda Pembeprian Nutrisi

9.2.1 Cara pemberian : - Parenteral oral enteral

- Pemberian makanan oral : porsi kecil dan sering

Apabila pasien masih bisa makan, maka yang terbaik adalah pemberian makan secara

oral. Untuk fase stabilisasi pemberian makanan oral dilakukan dengan porsi kecil dan

sering. Namun, pada fase pemulihan dimana anoreksi pada pasien sudah mulai hilang

maka porsi ditingkatkan menjadi sedang.

9.3 Bentuk Nutrisi

9.3.1 Bentuk makan (per oral) : - makanan lunak

10. Monitoring dan Evaluasi

10.1 Monitoring

- Kepatuhan pasien untuk menghabiskan makanan

- Sesuai dengan jalur pemberian nutrisi dan kondisi pasien

- Jika asupan tidak adekuat, modifikasi komposisi nutrien dan bentuk makanan

10.2 Evaluasi

10. 2.1 Penilaian Keadaan Umum

- Fisik : kahaksia, lemah, sesak nafas

10.2.2 Analisa asupan : pola makan : 24-h food recalls

10.2.3 Penilaian Status Gizi : SGA

10.2.4 Penilaian status Gastrointestinal :

- Analisis gas darah

11

Page 12: Praktikum Dukungan Nutrisi Pada Ppok Merta

- pada penderita dengan intoleransi glukosa:monitor glukosa darah

11. Edukasi :

- Menghindari faktor resiko seperti merokok, minuman beralkohol

- Bentuk makanan lunak

- Porsi kecil dan sering

- Istirahat sesudah makan

- Motivasi penderita mengkonsumsi makanan sesuai anjuran

- Memeriksakan berat badan secara teratur

KESIMPULAN Mr. A, yang mengalami COPD dan di-bedrest, harus diberikan nutrisi dengan mengurangi karbo-

hydrat, small but frequent meals, dan edukasi harus dilakukan kepada keluarga Mr. A agar

mampu memberikan makanan yang sesuai untuk kondisi COPD Mr. A.

12

Page 13: Praktikum Dukungan Nutrisi Pada Ppok Merta

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. “Nutrition” dalam

http://www.lung.org/lung-disease/copd/living-with-copd/nutrition.html diakses tanggal 25 Maret

2014 pukul 19.15 WIB

Guidelines for the Diagnosis and Treatment of COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease.

2nd Edition (The Japanese Respiratory Society, 2003)

13