Praktikum 2. Permen Karamel Susu
-
Upload
endari-dewi-saraswati -
Category
Documents
-
view
1.081 -
download
26
Transcript of Praktikum 2. Permen Karamel Susu
Endari Dewi Saraswati
240210090091
Kelompok 3
V. HASIL PENGAMATAN
5.1. Sifat Inderawi Karamel
Warna Flavor Kekentalan GambarKelompok 1 Coklat
mengkilapManis sedikit
asamSangat
kental (+)Kelompok 2 Coklat Karamel (++) Kental (++)Kelompok 3 Coklat tua Manis (++) Kental (++
+)Kelompok 4 Coklat tua
(++)Manis agak pahit (++)
Kental (++++)
5.2. Sifat Inderawi Adonan Susu
Warna KekentalanKelompok 1 Coklat muda (+) Kental (+)
Kelompok 2 Coklat (++) Kental (++)
Kelompok 3 Coklat (+++) Kental (+++)
Kelompok 4 Coklat (++++) Kental (+)
VI. PEMBAHASAN
Praktikum Teknologi Pengolahan Daging, Ikan, Susu, dan Telur kali ini
membahas dan mempraktekan pembuatan permen karamel susu. Pembuatan
permen karamel ini diawali dengan memanaskan campuran sukrosa dan cuka
hingga membentuk karamel. Pada pembuatan karamel ini, penggunaan gula
dibedakan menjadi empat perlakuan berbeda, yaitu dengan berat gula 100 gram,
150 gram, 200 gram, dan 250 gram sedangkan cuka yang digunakan memiliki
berat yang sama.
Sukrosa atau gula merupakan pemanis yang diperoleh dari sari atau getah
beberapa tanaman seperti tebu, bit, dan pohon mapel. Molekul sukrosa ialah
disakarida yang terdiri dari D-glukosa dan D-fruktosa. Sukrosa akan meleleh pada
suhu 186 °C (367 °F) dan membentuk karamel. . Karamelisasi terjadi dengan mudah
dalam keadaan tanpa air , larutan gula akan mengalami karamelisasi jika dipanaskan dengan
suhu yang tinggi. Karamel adalah substansi berasa manis, berwarna ciklat, dan merupakan
campuran dari beberapa senyawa mirip karbohidrat ( Gaman, 1992). Karamel dapat terbentuk
karena sukrosa mengalami hidrolisis.
Hidrolisis akan memecah ikatan glikosida, dan mengubah sukrosa menjadi
glukosa dan fruktosa. Meskipun begitu, proses hidrolisis sukrosa berjalan amat
lambat sehingga bisa memakan waktu bertahun-tahun. Proses ini bisa dipercepat
berlipat-lipat dengan adanya enzim sukrase. Hidrolisis juga dapat dipercepat
dengan asam, misalnya dengan kalium bitartrat atau jus lemon, keduanya asam
lemah. Demikian juga, keasaman lambung mengubah sukrosa menjadi glukosa
dan fruktosa selama proses pencernaan dalam tubuh. Hidrolisis sukrosa oleh asam
atau enzim menghasilkan gula invert, yaitu campuran glukosa dan fruktosa dengan
jumlah mol yang sama (Anonim, 2012). Hidrolisis sukrosa juga dikenal sebagai inversi sukrosa
dan hasilnya yang berupa campuran glukosa dan fruktosa disebut gula invert.
Inversi dapat dilakukan dengan memanaskan sukrosa bersama asam atau dengan
menambahkan enzim invertase.
Hidrolisis sukrosa pada pembuatan karamel ini dipercepat dengan
melakukan penambahan cuka sebanyak 1 ml. Asam asetat, asam
etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai
pemberi rasa asam, aroma dalam makanan, dan juga menimbulkan suasana asam
pada makanan atau minuman.
Berdasarkan pengamatan pada saat praktikum, tampak bahwa semakin
banyak gula yang digunakan maka waktu yang dibutuhkan untuk melelehkan
sukrosa dan membentuk karamel akan semakin lama pula. Contohnya adalah pada
karamel yang dibuat dari 200 gram sukrosa dan 1 ml cuka, karamel akan
terbentuk setelah 21 menit dipanaskan. Sedangkan pada karamel yang dibuat dari
100 gram sukrosa hanya dibutuhkan waktu sekitar 10 menit.
Setelah terbentuk karamel gula, proses pembuatan permen karamel susu
pun dilanjutkan dengan menambahkan susu pada karamel. Menurut Tjahjadi, dkk.
(2008), karamel adalah emulsi minyak atau lemak dalam sirup amorf dengan
protein terdispersi di dalam sirup amorf tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa
minyak/lemak adalah fase terdispersi sedangkan protein adalah fase dispersinya.
Karamel termasuk kelompok chewy confections yang non-grained (tidak
mengkristal) dengan cita rasa susu. Kembang gula karamel dibedakan menjadi :
- Tipe lunak : toffee
- Tipe keras dan rapuh : butterscotch
- Tipe grained curamel : karamel yang mengandung sedikit kristal gula
Perbedaan antar jenis kembang gula karamel disebabkan oleh kadar susu
dan lemak, jenis lemak, kadar air dan tingkat pemasakan adonan yang berbeda
Tekstur karamel sangat dipengaruhi oleh jenis produk susu yang digunakan,
khususnya kondisi protein-protein susu dan dispersi lemak di dalam produk susu
tersebut. Pengolahan susu menjadi susu evaporasi, susu kental manis, susu bubuk,
dan lain-lain menimbulkan perubahan pada kondisi protein susu maupun dispersi
lemaknya. Oleh karena itu meski kadar padatan susu bukan lemak (MSNF : Milk
Solids Non Fat) dan kadar lemak sama, produk-produk susu yang berlainan akan
menghasilkan kembang gula dengan tekstur yang berbeda.
Prinsip pengolahan permen karamel susu ini adalah berdasarkan sifat
padatan susu yang apabila dipanaskan bersama air dan gula (sukrosa, gula invert,
dan glukosa) akan menghasilkan cita rasa khas yang berasal dari Reaksi Maillard
antara protein susu dan gula reduksi. Selain Reaksi Maillard, terjadi juga proses
karamelisasi pada sukrosa, gula invert, dan glukosa apabila pemanasan terjadi
pada suhu 149oC-157oC. Apabila diinginkan karamelisasi tipe lain yang akan
menghasilkan flavor yang lebih kuat, dapat dilakukan dengan menambahkan
bahan-bahan alkalis seperti Natrium bikarbonat pada sirup bersuhu 157oC. Bila
ditambahkan mentega ditambahkan pada sirup panas berkonsentrasi tinggi akan
mengalami dekomposisi yang memberi cita rasa khas yang sangat disukai dan
tidak dapat diperoleh bila lemak nabati yang digunakan. Gula merah, sirup
berwarna kuning-kecoklatan dan molase memiliki cita rasa yang sangat
kompatibel dengan susu yang telah mengalami reaksi Maillard, karena itu jenis-
jenis gula ini umum digunakan dalam pembuatan kembang gula karamel
(Tjahjadi,dkk., 2008).
Selama proses pemasakan permen karamel susu perlu dilakukan
pengadukan supaya panasnya dapat merata dan mencegah kegosongan,
pengadukan yang dilakukan tidak boleh terlalu cepat atau sambil memukul-mukul
yang dapat mengakibatkan timbulnya gelembung–gelembung udara, bila hal ini
terjadi kembang gula yang dihasilkan akan berongga sehingga merusak tekstur
(Rahayu, 2006). Pada akhir pemasakan permen karamel susu, dilakukan
penambahan vanili dan margarin. Penambahan lemak margarin ini penting
dilakukan dalam peembuatan permen karamel susu karena lemak diperlukan
untuk lubrikasi, sehingga saat dikunyah tidak lengket dalam mulut dan juga agar
kembang gula tersebut tidak lekat pada pembungkusnya. Sedangkan penambahan
vanili dimaksudkan untuk menambah aroma. Penambahan vanili ini harus
dilakukan pada akhir pemanasan karena sifatnya yang volatil (mudah menguap).
Penggunaan vanili pada praktikum ini juga dibedakan menjadi vanili
bubuk dan vanili cair. Setelah dilakukan pengamatan pada hasil akhir permen
karamel susu, tampak bahwa permen karamel susu yang ditambahkan vanili cair
(kelompok 3 dan 4) memiliki aroma yang lebih kuat dibandingkan yang
menggunakan vanili serbuk (kelompok 1 dan 2).
Tekstur (kekerasan) permen karamel susu yang dihasilkan tiap kelompok
juga berbeda-beda. Menurut Tjahjadi, dkk. (2008) hal ini dapat disebabkan oleh
suhu pemanasan dan kadar air seperti dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1. Pengelompokkan Karamel Berdasarkan Tekstur
Kriteria Kekerasan Titik Didih Kadar AirEmpukMediumKeras
118oC-120oC121oC-124oC128oC-131oC
9-10 %7-8 %5-6 %
Sumber : Tjahjadi, dkk., 2008
VII. KESIMPULAN
- Penambahan cuka pada pembuatan karamel dimaksudkan untuk
menimbulkan suasana asam yang dapat mempercepat hidrolisis sukrosa yang
akan mempercepat pula terbentuknya karamel
- Penggunaan vanili cair menghasilkan produk permen karamel susu memiliki
aroma lebih kuat dibandingkan penggunaan vanili bubuk
- Penambahan vanili harus dilakukan terakhir karena sifatnya volatil
- Tekstur (kekerasan) permen karamel susu yang dihasilkan tiap kelompok
dapat disebabkan oleh suhu pemanasan dan kadar air
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Sukrosa. Available at : http://id.wikipedia.org/wiki/Sukrosa (diakses pada 24 September 2012)
Gaman. 1992. Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi, dan Mikrobiologi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Tjahjadi, dkk. 2008. Teknologi Pengolahan Coklat dan Kembang Gula. Universitas Padjadjaran, Bandung
JAWABAN PERTANYAAN
1. Sebutkan reaksi yang terjadi setiap tahapan pada pembuatan karamel susu!
Jelaskan!
Jawab :
- Reaksi Hidrolisis oleh Sukrosa
Dasar reaksi: disakarida jika diberi asam lalu dipanaskan akan
terhidrolisis menjadi 2 molekul-molekul monosakarida
- Reaksi Maillard
Terjadi antara protein susu dan gula reduksi pada awal pemanasan
- Reaksi Karamelisasi
karamelisasi pada sukrosa, gula invert, dan glukosa apabila pemanasan
terjadi pada suhu 149oC-157oC
2. Apa fungsi dari cuka makan pada pembuatan karamel ?
Jawab :
Penambahan cuka pada pembuatan karamel dimaksudkan untuk
menimbulkan suasana asam yang dapat mempercepat hidrolisis sukrosa
yang akan mempercepat pula terbentuknya karamel
3. Apa tujuan dari penambahan margarin/mentega pada pembuatan karamel
susu ?
Jawab :
Penambahan lemak margarin ini penting dilakukan dalam peembuatan
permen karamel susu karena lemak diperlukan untuk lubrikasi, sehingga
saat dikunyah tidak lengket dalam mulut dan juga agar kembang gula
tersebut tidak lekat pada pembungkusnya
4. Apa fungsi dari vanila atau esen pada pembuatan karamel susu ?
Jawab :
Sedangkan penambahan vanili dimaksudkan untuk menambah aroma pada
produk permen karamel susu.
5. Mengapa penambahan vanila atau esen dilakukan pada akhir proses
pembuatan karamel susu ?
Jawab :
Penambahan vanili ini harus dilakukan pada akhir pemanasan karena
sifatnya yang volatil (mudah menguap). Dengan dimasukkan pada akhir
proses, kontak esens dan panas tidak terlalu lama, sehingga
meminimalisasi penguapan esens tersebut
6. Formula manakah yang menghasilkan karamel susu terbaik menurut aspek
organoleptik (warna, rasa, flavour, dan tekstur)?
Jawab:
Dari segi organoleptik, permen karamel terbaik dihasilkan dengan
penambahan gula 250 gram karena memiliki warna coklat, rasa dan aroma
khas karamel-vanili dan juga memiliki rendemen yang tinggi.