PRAKTIKUM 2

11
PRAKTIKUM 2 FLORA NORMAL, FAKTOR PERTUMBUHAN & ANTISEPTIK FLORA NORMAL Kuman terdapat dimana saja di alat mini, yaitu di air, tanah, udara dan juga di permukaan tubuh serta beberapa alat/organ tubuh. Pada umumnya kuman-kuman tersebut merupakan flora normal. Tempat atau lokasi tempat hidup kuman disebut sebagai habitat. Bahan yang disediakan : 1. Tusuk gigi steril 2. Zat warna untuk pewarnaan sederhana atau Gram 3. Lempeng agar darah Tugas : 1. Membuat sediaan kotoran gigi yang diwarnai dengan ungu kristal karbol atau diwarnai secara Gram (melihat flora normal mulut). 2. Menanam flora normal kulit pada lempeng agar darah 3. Melihat pertunjukan /demonstrasi Cara kerja : Flora normal mulut : 1. Ambil satu sengkelit air garam faal steril, letakkan pada gelas alas . 2. Ambil sedikit kotoran gigi dan campur dengan air garam faal pada gelas alas, buat sediaan dan rekatkan. 3. Warnai sediaan dengan ungu kristal karbol atau pewarnaan Gram. 4. Catat/gambar hasilnya dengan mikroskop dan bandingkan dengan pertunjukkan Flora normal kulit : 1. Letakkan jari telunjuk pada lempeng agar darah 2. Eramkan pada lemari pengeram 37 o C selama 24 jam 3. Lihat hasilnya

description

mm

Transcript of PRAKTIKUM 2

Page 1: PRAKTIKUM 2

PRAKTIKUM 2

FLORA NORMAL, FAKTOR PERTUMBUHAN & ANTISEPTIK

FLORA NORMAL

Kuman terdapat dimana saja di alat mini, yaitu di air, tanah, udara dan juga di permukaan tubuh serta beberapa alat/organ tubuh. Pada umumnya kuman-kuman tersebut merupakan flora normal. Tempat atau lokasi tempat hidup kuman disebut sebagai habitat.

Bahan yang disediakan :

1. Tusuk gigi steril2. Zat warna untuk pewarnaan sederhana atau Gram3. Lempeng agar darah

Tugas :

1. Membuat sediaan kotoran gigi yang diwarnai dengan ungu kristal karbol atau diwarnai secara Gram (melihat flora normal mulut).

2. Menanam flora normal kulit pada lempeng agar darah3. Melihat pertunjukan /demonstrasi

Cara kerja :

Flora normal mulut :

1. Ambil satu sengkelit air garam faal steril, letakkan pada gelas alas .2. Ambil sedikit kotoran gigi dan campur dengan air garam faal pada gelas alas, buat

sediaan dan rekatkan.3. Warnai sediaan dengan ungu kristal karbol atau pewarnaan Gram.4. Catat/gambar hasilnya dengan mikroskop dan bandingkan dengan pertunjukkan

Flora normal kulit :

1. Letakkan jari telunjuk pada lempeng agar darah2. Eramkan pada lemari pengeram 37oC selama 24 jam3. Lihat hasilnya

Hasil praktikum :

1. Flora normal mulut :

Warna : ungu

Sifat : Bakteri Gram positif (+)

Morfologi : Basil, spiral, coccus

Kesimpulan :

Page 2: PRAKTIKUM 2

Terdapat bakteri dengan bermacam macam bentuk di gigi dan kebersihan yang membedakan bakteri yang ada di dalam gigi dalam jumlah banyak atau sedikitnya.

PEMBAHASAN :

2. Flora normal kulit :

Telunjuk :

1. Ardly : 3 koloni2. Ijul : 10 koloni3. Adi : 7 koloni4. Adam : 18 koloni5. Ario : 22 koloni6. Harys : 25 koloni

Identifikasi koloni :

1. Warna koloni : putih ( tidak ada pigmen)2. Keruh3. Menonjol4. Permukaan halus5. Pinggirannya tidak rata6. Tidak menjalar7. Konsistensi mukoid

Kesimpulan:

Kuman yang terdapat di telunjuk masing-masing telunjuk objek berbeda-beda, tergantung dari kebersihan masing-masing telunjuk.

Page 3: PRAKTIKUM 2

Pemeriksaan kuman terhadap antibiotika antara lain dapat dilakukan dengan :

1. CARA CAKRAM (DISC METHOD)Yaitu dengan menggunakan cakram kertas saring yang mengandung

antibiotika/bahan kimia lain dengan kadar tertentu yang kemudian diletakkan di atas lempeng agar yang ditanami kuman yang akan diperiksa, kemudian dieram. Apabila tampak adanya zona hambatan pertumbuhan kuman di sekeliling cakram antibiotika tersebut, maka kuman yang diperiksa sensitif terhadap antibiotika tersebut. Cara ini disebut juga sebagai cara difusi agar, cara yang lazim dilakukan adalah cara Kirby-Bauer.

2. CARA TABUNG (TUBE DILUTION METHOD)Yaitu dengan membuat penipisan antibiotika pada sederatan tabung reaksi yang

berisi perbenihan cair. Ke dalam tabung –tabung tersebut dimasukkan kuman yang akan diperiksa dengan jumlah tertentu dan kemudian dieram. Dengan cara ini akan dapat diketahui konsentrasi terendah antibiotika yang menghambat pertumbuhan kuman yang disebut Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) atau Minimal Inhibitory Concentration (MIC).

Bahan yang disediakan :

Untuk pemeriksaan kepekaan/sensitivitas kuman terhadap antibiotika

1. Lempeng agar Mueller Hinton sebanyak 22. Kaldu BHI 1 cc3. Usap kapas steril4. Cakram antibiotika (5 macam)5. Biakan kuman : Staphylococcus aureus atau Escherichia coli

Untuk tindakan aseptis kulit :

1. Lempeng agar darah sebanyak 32. Kaldu 2 cc3. Usap kapas steril4. Antisepsis :

a. Sabunb. Tinctura jodii 3% atau povidone iodinec. Alkohol 70%

Tugas :

1. Melakukan pemeriksaan kepekaan kuman terhadap antibiotika dengan cara cakram dan mencatat hasilnya.

2. Melakukan antiseptis kulit dan mencatat hasilnya.3. Melihat dan mencatat demonstrasi/pertunjukan :

a. Pemeriksaan kepekaan kuman terhadap antibiotika dengan cara tabung.b. Pengaruh suhu (4oC, suhu kamar, 37oC dan 60oC) terhadap :

Pertumbuhan kuman E. coli dan kuman berspora. Pigmentasi kuman Serratia marcescens, Pseudomonas aeruginosa.

Page 4: PRAKTIKUM 2

Cara kerja :

Pemeriksaan kepekaan kuman terhadap berbagai antibiotika :

1. Ambil kuman yang telah disediakan dengan sengkelit steril, buat suspensi dalam tabung berisi kaldu BHI steril 1 cc, sesuaikan dengan standart Mc Faeland 0.5

2. Celupkan usap kapas steril ke dalam suspensi kuman yang telah dibuat.3. Oleskan usap kapas yang telah mengandung kuman pada permukaan media Agar secara

merata (seluruh permukaan Agar).4. Letakkan cakram antibiotika yang disediakan pada permukaan agar dengan jarak cukup

antara cakram satu degan cakram lain.5. Eram pada lemari pengeram 37oC, selama 24 jam dan lihat serta catat hasilnya.

Antisepsis kulit :

1. Bagian bawah lempeng agar darah dibagi menjadi 4 bagian dengan menggunakan pensil gelas.

2. Usap kapas steril dibasahi dengan kaldu steril, kemudian diusapkan pada telapak tangan, selanjutnya dioleskan pada salah satu bagian lempeng agar darah.

3. Cuci tangan dengan sabun dan air selama 2 menit, kemudian lakukan kembali cara ke-2, dengan menggunakan usap kapas steril yang dibasahi dengan kaldu steril, oleskan pada agar darah bagian kedua.

4. Ambil sebuah usap kapas steril, basahi dengan kaldu steril, oleskan pada lengan bawah bagian voler, kemudian oleskan pada agar darah bagian ketiga.

5. Olesi lengan bawah bagian voler tersebut dengan tincture jodii 3%, biarkan kering, kemudian diolesi dengan alkohol 70%. Selanjutnya ambil sebuah usap kapas steril dan dibasahi dengan kaldu steril kemudian dioleskan pada agar darah bagian keempat.

6. Eram lempeng agar darah ini pada 37oC selama 24 jam dan lihat serta catat hasilnya.

Pengaruh terhadap udara ruangan :

1. Lempeng agar darah dibuka.2. Taruh lempeng agar darah di lantai, diamkan selama 5 menit dan dijaga agar tidak ada

hewan yang masuk.3. Setelah 5 menit lempeng agar darah ditutup kembali.

Page 5: PRAKTIKUM 2

Hasil praktikum :

1. Untuk pemeriksaan kepekaan/sensitivitas kuman terhadap antibiotika

Staphylococcus aureus

ANTIBIOTIKA HAMBAT PERTUMBUHAN KUMAN

DIAMETER

AMC 30 ( Amoxcillin / Clavulanic Acid 2:1 30 µg)

Sensitif 40 mm

CIP 5 ( Ciprofloxalin 5 µg) Sensitif 30 mmTE 30 (Tetracycline 30 µg) Sensitif 25 mmP 10 (Penicillin G 10 unit) Sensitif 45 mmSXT 25 (Sulphamethoxa 20 LE / Trimethoprim 25 µg)

sensitif 33 mm

PEMBAHASAN :

Untuk 5 macam antibiotika di atas, sangat memiliki konsentrasi tertinggi yang menghambat pertumbuhan bakteri, karena hampir semua jenis antibiotika di atas menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

Page 6: PRAKTIKUM 2

Escherichia coli

ANTIBIOTIKA HAMBAT PERTUMBUHAN

KUMAN

DIAMETER

AMC 30 ( Amoxcillin / Clavulanic Acid 2:1 30 µg)

Sensitif 22 mm

CIP 5 ( Ciprofloxalin 5 µg) Sensitif 15 mmTE 30 (Tetracycline 30 µg) Sensitif 10 mmP 10 (Penicillin G 10 unit) Resistant 0 mmSXT 25 (Sulphamethoxa 20 LE / Trimethoprim 25 µg)

Resistant 0 mm

PEMBAHASAN :

Untuk bakteri Escherichia coli hanya beberapa yang dapat dihambat pertumbuhannya oleh beberapa antibiotika di atas. Hanya penicillin dan sulphamethoxa saja yang tidak dapat menghambat bakteri Escherichia coli.

Page 7: PRAKTIKUM 2

2. Untuk tindakan aseptis kulit :

Bagian I.

Terdapat sebanyak 19 koloni yang tersebar

Bagian II.

Terdapat 18 koloni yang merapat

Bagian III.

Koloni semakin banyak yaitu, terdapat ±350 koloni

Bagian IV.

Koloni lebih sedikit, hanya ada ±80 koloni

PEMBAHASAN :

Menurut tata cara untuk tindakan aseptis kulit, bagian I OP tidak melakukan cuci tangan sedangkan bagian II OP sudah melakukan cuci tangan, dan seharusnya pula bakteri yang terdapat pada lempeng agar darah bagian I lebih banyak daripada bagian ke II. Hal ini terbukti dari hasil praktikum yang dibagian pertama terdapat 9 koloni, namun setelah OP mencuci tangan dengan sabun, jumlah koloni dapat berkurang.

Sedangkan dari hasil praktikum kami pada lengan bagian bawah (voler), Area Bagian III lebih banyak koloni yang tumbuh di banding dengan Bagian IV, hal ini dikarenakan pada bagian IV bakteri diambil dari fossa kubiti (voler) telah dilakukan aseptik oleh tinctura jodii 3% atau providone iodine dan dilakukan aseptis lagi dengan mengoleskan alkohol 70%.

1

2

3

4

Page 8: PRAKTIKUM 2

3. Untuk Pengaruh terhadap udara ruangan :

Dilakukan di Ruang Fakultas Hukum Lantai 3 :

Terdapat 12 koloni

PEMBAHASAN :

Di ruang fakultas hukum hanya mendapati 12 koloni pada lempeng agar darah, karena di setiap ruang terdapat jumlah bakteri yang berbeda-beda, semua itu karena dipengaruhi oleh suhu yang berbeda-beda pula di setiap ruangan.

KESIMPULAN :

Bakteri merupakan suatu makhluk hidup (mikroorganisme) yang juga peka terhadap berbagai agen. Pertumbuhan bakteripun dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu :

1. SuhuSuhu dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri karena bakteri memerlukan suhu optimum untuk dapat tumbuh dengan baik. Suhu juga dapat mempengaruhi pembentukan pigmen pada beberapa jenis bakteri, sehingga untuk melihat pigmennya maka bakteri harus ditanam dan dieram pada suhu tertentu yang optimum.

2. Sinar matahariTerutama sinar ultar ungu (panjang gelombang 250-265 nano-meter) dan juga sinar-sinar lain yang mempunyai gelombang pendek, dapat menghambat pertumbuhan bakteri atau mematikan bakteri. Bakteri yang aktif melakukan pembelahan lebih mudah dipengaruhi oleh sinar ultra ungu (ultraviolet, uv)

Page 9: PRAKTIKUM 2

3. Bahan kimiaBahan kimia berbagai jenis bahan kimia dapat menghambat pertumbuhan bakteri, misalnya kadar gula yang tinggi, zat warna, desinfektan, antibiotika. Bahan kimia ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri, disebut efek bakteriostatik, atau dapat membunuh bakteri, disebut efek bakterisid. Desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk sanitasi, disinfeksi, antisepsis dan untuk membunuh kuman.

4. AntibiotikaAntibiotika sering digunakan untuk mengobati berbagai penyakit infeksi bakerial. Antibiotika dapat bersifat bakteriostatik dan juga dapat bersifat bakterisid. Dalam melakukan terapi dengan menggunakan antibiotika guna penanggulangan penyakit infeksi bakterial, kadang diperlukan pemeriksaan kepekaan (tes sensitivitas) bakteri terhadap antibiotik yang tersedia, karena pada masa kini telah banyak ditemukan kuman yang resisten terhadap antibiotika.