Praktik Keperawatan

4
Praktik keperawatan profesional mengandung arti praktik yang dilakukan perawat profesional, yaitu perawat lulusan program baccalaureate keperawatan (rata- rata empat tahun pendidikan di universitas) atau lulusan pendidikan keperawatan lebih tinggi. walaupun perawat profesional mungkin mengerjakan berbagai tugas keterampian teknik, namun kemampuan dan potensinya mencerminkan ruang kingkup pengetahuan yang berdasarkan kurikulum S1 keperawatan (Kohne, dkk., 1974 dalam Priharjo, 1995). Penggolongan tenaga keperawatan di Indonesia secara sederhana dapat diketahui dari tujuan pendidikan. Untuk saat ini, kita mengenal tiga kategori pendidikan keperawatan di Indonesia, yaitu Sekolah Perawat Kesehatan yang lulusannya disebut perawat kesehatan (tenaga keperawatn dasar) dengan masa pendidikan tiga tahun SMP; Diploma Tiga keperawatan yang diselenggarakan oleh Akademi Keperawatan atau Pendidikan Ahli Madya Keperawatan yang lulusannya disebut sebagai Ahli Madya Keperawatan (perawat profesional pemula); dan Program Strata Satu Keperawatan di universitas yang lulusannya disebut Sarjana Keperawatan (perawat profesional), (Priharjo, 1995). Standar pelayanan merupakan pedoman legal bagi praktik keperawatan dan memberikan batasan minimum pelayanan keperawatan yang dapat diterima. Standar tersebut mencerminkan nilai-nilai prioritas profesi. Standar pelayanan keperawatan ditentukan dalam setiap Nurse Practice Act negara bagian oleh hukum negara bagian dan federal (tentang rumah sakit dan istitusi pelyanan kesahatan lainnya) oleh organisasi keperawatan spesialis dan profesional, dan oleh kebijakan dan prosedur yang ditentukan oleh fasilitas pelayanan kesehatan dimana perawat bekerja (Guido, 2006 dalam Potter dan Perry, 2009). Dalam suatu

Transcript of Praktik Keperawatan

Page 1: Praktik Keperawatan

Praktik keperawatan profesional mengandung arti praktik yang dilakukan perawat profesional, yaitu perawat lulusan program baccalaureate keperawatan (rata-rata empat tahun pendidikan di universitas) atau lulusan pendidikan keperawatan lebih tinggi. walaupun perawat profesional mungkin mengerjakan berbagai tugas keterampian teknik, namun kemampuan dan potensinya mencerminkan ruang kingkup pengetahuan yang berdasarkan kurikulum S1 keperawatan (Kohne, dkk., 1974 dalam Priharjo, 1995).

Penggolongan tenaga keperawatan di Indonesia secara sederhana dapat diketahui dari tujuan pendidikan. Untuk saat ini, kita mengenal tiga kategori pendidikan keperawatan di Indonesia, yaitu Sekolah Perawat Kesehatan yang lulusannya disebut perawat kesehatan (tenaga keperawatn dasar) dengan masa pendidikan tiga tahun SMP; Diploma Tiga keperawatan yang diselenggarakan oleh Akademi Keperawatan atau Pendidikan Ahli Madya Keperawatan yang lulusannya disebut sebagai Ahli Madya Keperawatan (perawat profesional pemula); dan Program Strata Satu Keperawatan di universitas yang lulusannya disebut Sarjana Keperawatan (perawat profesional), (Priharjo, 1995).

Standar pelayanan merupakan pedoman legal bagi praktik keperawatan dan memberikan batasan minimum pelayanan keperawatan yang dapat diterima. Standar tersebut mencerminkan nilai-nilai prioritas profesi. Standar pelayanan keperawatan ditentukan dalam setiap Nurse Practice Act negara bagian oleh hukum negara bagian dan federal (tentang rumah sakit dan istitusi pelyanan kesahatan lainnya) oleh organisasi keperawatan spesialis dan profesional, dan oleh kebijakan dan prosedur yang ditentukan oleh fasilitas pelayanan kesehatan dimana perawat bekerja (Guido, 2006 dalam Potter dan Perry, 2009). Dalam suatu tuntutan malpraktek, standar pelayanan keperawatan mengukur tindakan keperawatan dan menentukan apakah perawat melakukan tindakan yang layak dan bijaksana seperti yang dilakukan perawat lainnya dalam situasi yang sama. Pelanggaran terhadap standar pelayanan keperawatan merupakan salah satu elemen yang harus dibuktikan dalam kasus kelalaian atau malpraktik keperawatan.

Page 2: Praktik Keperawatan

Hukum mendefinisikan standar pelayanan keperawatn yang harus dipatuhi perawat. Nurse Practice Art menentukan kebutuhan pendidikan bagi perawat, membedakan antara praktik keperawatan dan medis, dan secara umum mendefinisikan cakupan praktik keperawatan (Potter dan Perry, 2009). Keperawatan sebagai suatu profesi harus memiliki suatu landasan dan lindungan hukum yang jelas. Perawat harus mengetahui berbagai konsep hukum yang berkaitan dengan praktik keperawatan karena perawat memiliki akuntabilitas terhadap keputusan dan tindakan profesional yang dilakukan. Konsep hukum tersebut biasanya berupa undang-undang, misalnya Undang-Undang Keperawatan.

Konsep Moral dalam Praktik keperawatan

Praktik Keperawatan, termasuk etika keperawatan mempunyai baerbagai dasar penting, seperti advokasi, akuntabilitas, loyalitas, kepedulian, rasa haru, dan menghormati martabat manusia. Di antara berbagai pernyataan ini, yang lazim termaktub dalam standar praktik keperawatan dan telah menjadi bahan kajian dalam waktu lama adalah advokasi; responsibilitas dn akuntabilitas; dan loyalitas (Fry,1991)

Advokasi

Istilah advokasi sering digunakan dalam konteks hokum yang berkaitan dengan upaya meindungi hak manusia bagi mereka yang tidak mampu membela diri. Arti advokasi menurut ANA (1985) adalah “melindungi klien atau masyarakat terhadap pelayanan kesehatan da keselamatan praktik tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika yang dilakukan oleh siapa pun”

Fry (1987) mendefinisikan advokasi sebagai dukungan aktif terhadap setiap hal yang memiliki penyebab/dampak penting. Definisi ini mirip dengan yang dinyatakan Gadow (1983) bahwa “advokasi merupakan dasar falsafah dan ideal keperawatan yang melibatkan bantuan perawat secara aktif kepada individu secara bebas menentukan nasibnya sendiri”.

Posisi perawat yang mempunyai jam kerja 8 sampai 10 atau 12 jam memungkinkannya mempunyai banyak waktu utuk mengadakan hubungan baik dan mengetahui keunikan klien sebagai manusia holistic sehingga berposisi sebagai advokat klien (Curtin, 1986). Pada

Page 3: Praktik Keperawatan

dasarnya, peran perawat sebagai advokat klien adalah memberi informasi dan memberi bantuan kepaa klien atas keputusan apa pun yang dibuat klien; member informasi berarti menyediakan penjelasan atau informasi sesuai yang dibutuhkan klien; member bantuan mengandung dua peran, yaitu peran aksi dan peran nonaksi. Dalam menjalankan peran aksi, perawat memberikan keyakinan kepada klien bahwa mereka mempunyai hak dan tanggung jawab dalam menentukan pilihan atau keputusan sendiri dan tidak tertekan dengan pengaruh orang lain, sedangkan peran nonaksi mengandung arti pihak advoat seharusnya menahan diri untuk tidak mempengaruhi keputusan klien (Kohnke, 1982). Dalam menjalankan peran

PRAKTIK KEPERAWATAN

Definisi menurut CNA ( Canadian Nurses Assosiation 1986 ) praktik

keperawatan data didefinisikan secra umum sebagai hubungan yang dinamik,

penuh perhatian, dan pertolongan dimana perawat membantu klien untuk

mencapai dan mempertahankan kesehatan optimalnya.

Menurut CNA praktik keperwatan memerlukan model konsep keperawatan

yang menjadi dasar praktik, penggunaan proses keperawatan secara efektif,

hubungan yang saling membantu untuk menjadi dasar interaksi antara klien

dengan perawat, dan menuntut perawat untuk memenuhi tanggung jawab profesi.