Rancangan Pembelajaran- Praktik Manajemen Keperawatan

30
RANCANGAN PEMBELAJARAN MK: MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN Oleh TIM pENGAJAR PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN STIKES KURNIA JAYA PERSADA MODUL | Praktikum Manajemen Keperawatan 0

description

draf praktikum manajemen keperawatan

Transcript of Rancangan Pembelajaran- Praktik Manajemen Keperawatan

Page 1: Rancangan Pembelajaran- Praktik Manajemen Keperawatan

RANCANGAN PEMBELAJARAN

MK: MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

Oleh TIM pENGAJAR

PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATANSTIKES KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO 2015

MODUL PRAKTIK LABORATORIUM MANAJEMEN KEPERAWATAN

| Praktikum Manajemen Keperawatan 0

Page 2: Rancangan Pembelajaran- Praktik Manajemen Keperawatan

PETUNJUK PRAKTIKUM : - Materi praktikum :

1. Praktikum 1 : Orientasi Pasien Baru2. Praktikum 2 : Timbang Terima (Operan)3. Praktikum 3 : Pre Dan Post Conference 4. Praktikum 4 : Ronde Keperawatan5. Praktikum 5 : Case Conference6. Praktikum 6 : Rapat Perawat Di Ruangan7. Praktikum 7 : Rapat Tim Kesehatan8. Praktikum 8 : Kolaborasi Dengan Dokter9. Praktikum 9 : Pengelolaan Obat10. Praktikum 10 : Discharge Planning

- Alat dan bahan :1. Kostum/pakaian sesuai peran2. Format dokumentasi sesuai kebutuhan3. Instrument/bahan tindakan keperawatan sesuai kebutuhan

- Pelaksanaan praktikum dilaksanakan sesuai jadual kuliah praktikum manajemen keperawatan- Apabila jadwal praktikum ada yang bertepatan dengan Hari Libur Nasional, maka perwakilan

kelompok diharapkan melapor kepada PJMA dan mencari hari lain praktikum sesuai dengan kesepakatan dengan fasilitator.

- Mahasiswa dibagi menjadi 10 kelompok - Setiap mahasiswa wajib mengikuti kegiatan praktikum (100% kehadiran) sesuai dengan jadwal

kelompoknya, apabila berhalangan hadir diharapkan mencari pengganti pada hari tersebut dengan melapor kepada PJMA.

- Setiap kelompok mengingatkan ke masing-masing fasilitator pelaksanaan praktikum minimal 2 hari sebelumnya.

- Persyaratan mengikuti praktikum adalah kelompok telah menyelesaikan lembar kerja prak-tikum dengan persetujuan pembimbing MA dan telah melakukan simulasi dalam kelompok.

- Setiap mahasiswa wajib membawa modul praktikum setiap kali praktikum dilaksanakan- Setiap mahasiswa wajib mentaati tata tertib praktikum. - Ketentuan ujian praktikum akan dijelaskan lebih lanjut pada akhir pelaksanaan praktikum - Materi ujian praktikum sama dengan materi praktikumTUJUAN INSTRUKSIONAL UMUMMahasiswa mampu menerapkan manajemen pelayanan keperawatan secara profesional. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS1. Mahasiswa mampu membuat strategi pelaksanaan tindakan keperawatan dalam bentuk ko-

munikasi terapeutik2. Mahasiswa mampu melakukan mendemonstrasikan secara kelompok kegiatan manajemen

pelayanan keperawatan 3. Mahasiswa mampu mensisntesis manajemen dalam praktik keperawatan profesional.

METODE1. Kuliah Singkat2. Kerja Kelompok

| Praktikum Manajemen Keperawatan 1

Page 3: Rancangan Pembelajaran- Praktik Manajemen Keperawatan

Orientasi : KATIM

Pengkajian awal - RENPRA:KATIM : Penanggungjawab shif dibantu PA

TERAPI/ IMPLEMENTASI

DISCHARGE PLANNINGIndikator pemulangan - Kebutuhan paska rawat

Penyiapan keluarga

ADMINISTRASI/KEUANGAN

3. Role play4. Diskusi Pleno

Praktikum 1

ORIENTASI PASIEN BARU1. Pengertian

Adalah proses penerimaan pasien baru dan keluarganya untuk membina hubungan saling percaya dan informasi awal berkaitan dengan proses perawatannya Orientasi dilakukan saat pertama kali klien datang (24 jam pertama) dan kondisi klien sudah ten-

ang Orientasi dilakukan oleh PP dan bisa digantikan oleh PA bila PP tidak berada ditempat.Selanjutnya

orientasi harus dilengkapi kembali oleh PP. Orientasi diulang kembali minimal setiap 2 hari oleh PP atau yang mewakili

2. Tujuana. Membina hubungan saling percayab. Meningkatkan partisipasi pasien dan keluarga dalam perawatan

3. Langkah-langkah 1. Informasi awal dari unit lain2. Karu meminta Katim untuk melakukan persiapan ruangan pasien3. Mengucapkan salam4. Katim memberikan orientasi tentang ruangan, peraturan-peraturan ruangan, fasilitas dan penggu-

naannya, perawat penanggung jawab (ketua tim) dan anggota tim, dokter penanggungjawab, hak dan kewajiban pasien, jadual kunjungan, administrasi dan keuangan.

5. Katim memberi kesempatan pasien dan keluarga bertanya6. Katim menyampaikan untuk beristrahat7. Mengucapkan salam

4. Dokumentasikan Setelah orientasi, diberikan daftar nama TIM.

ALUR PENANGANAN PASIEN DI RUANG MPKP

Praktikum 2

| Praktikum Manajemen Keperawatan 2

Page 4: Rancangan Pembelajaran- Praktik Manajemen Keperawatan

Pasien

Diagnosa medis masalah kolaboratif

Rencana tindakan

Diagnosa Keperawatan (didukung data)

TIMBANG TERIMA (operan)1. Pengertian :

Adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu ( laporan ) yang berkaitan dengan keadaan klien.

2. Tujuan a. Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien.b. Menyampaikan hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya.c. Tersusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

3. Langkah – langkaha. Kedua shif dalam keadaan siap.b. Shif yang akan menyerahkan perlu mempersiapkan hal apa yang akan disampaikan.c. Perawat primer menyampaikan kepada penanggung jawab shif yang selanjutnya meliputi; kondisi,

tindak lanjut, rencana kerja.d. Dilakukan dengan jelas dan tidak terburu – buru.e. Secara langsung melihat keadaan klien.

4. Prosedur timbang terimaa. Persiapan Kedua kelompok sudah siap. Kelompok yang bertugas menyiapkan buku catatan.

b. Pelaksanaan Timbang terima diloaksanakan setiap pergantian shif. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan mengkaji se-

cara komperhensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan, rencana tindakan yang sudah dan belum dilakukan serta hal penting lannya.

Hal yang bersifat khusus dan memerlukan perincian yang lengkap dicatat secara khusus untuk kemudian diserahkan kepada perawat jaga berikutnya.

Hal yang perlu diberitahukan dalam timbang terima: identitas dan diagnosa medis, masalah keperawatan, tindakan yang sudah dan belum dilakukan, intervensi

5. Pedoman operan

6. Alur timbang terima

| Praktikum Manajemen Keperawatan 3

PEDOMAN OperanWaktu Kegiatan : Awal pergantian shift (pukul 07.30, 14.00, 21.00) Tempat : Nursing Station/Ruang PerawatPenanggung Jawab : Kepala Ruangan/PJ Shift Kegiatan :1. Karu/PJ shift membuka acara dengan salam2. PJ shift mengoperkan menyampaikan: a. Kondisi / keadaan pasien : Dx keperawatan, Tuk yang sudah dicapai, tindakan

yang sudah dilaksanakan, hasil asuhan b. Tindak lanjut untuk shift berikutnya3. Perawat shift berikutnya mengklarifikasi penjelasan yang sudah disampaikan4. Karu memimpin ronde ke kamar pasien5. Karu merangkum informasi operan, memberikan saran tindak lanjut6. Karu memimpin doa bersama dan menutup acara7. Bersalaman

Page 5: Rancangan Pembelajaran- Praktik Manajemen Keperawatan

Praktikum 3

PRE DAN POST CONFERENCEPengertian Pre Conference :Komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh katim atau PJ Tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari Katim atau PJ tim.

Post Conference :

| Praktikum Manajemen Keperawatan 4

PEDOMAN PRE CONFERENCEWaktu Kegiatan : Setelah operan Tempat : Meja masing-masing tim Penanggungjawab : Ketua Tim/Pj Tim

Kegiatan:1. Katim/Pj Tim membuka acara2. Katim/Pj Tim menanyakan rencana harian masing-masing perawat pelaksana3. Katim/PJ Tim memberikan masukan dan tindak lanjut terkait dengan asuhan

yang diberikan saat itu4. Katim/PJ Tim memberikan reinforcement5. Katim/Pj Tim menutup acara

Page 6: Rancangan Pembelajaran- Praktik Manajemen Keperawatan

Komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference adalah : hasil Askep tiap perawat dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh Katim atau PJ tim.

Praktikum 4

RONDE KEPERAWATAN

1. Pengertian :Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer atau konselor, kepala ruangan, perawat assosciate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim.

2. Tujuan a. Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.b. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah klien.c. Meningkatkan validitas data klien.d. Menilai kemampuan justifikasi.e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.f. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan.

3. Perana. Ketua Tim dan Anggota Tim

Menjelaskan keadaan dan data demografi klien. Menjelaskan masalah keperawata utama. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan. Menjelaskan tindakan selanjutnya. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.

b. Peran Ketua Tim lain dan atau konselor Memberikan justifikasi Memberikan reinforcement. Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan yang rasional. Mengarahkan dan koreksi. Mengintegrasi teori dan konsep yang telah dipelajari.

4. Tahapan

| Praktikum Manajemen Keperawatan 5

PEDOMAN POST CONFERENCEWaktu Kegiatan : Sebelum operan ke dinas berikut Tempat : Meja masing-masing timPenanggungjawab : Ketua Tim/Pj Tim

Kegiatan:1. Katim/Pj tim membuka acara2. Katim/Pj tim menanyakan hasil asuhan masing-masing pasien3. Katim/Pj tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan4. Katim/Pj tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang harus dioperkan

kepada perawat shift berikutnya5. Katim/Pj tim menutut acara

Page 7: Rancangan Pembelajaran- Praktik Manajemen Keperawatan

PP

MASALAH TERATASI

Aplikasi hasil analisa dan diskusi

Penyajian data

Apa yang menjadikan masalahCross cek data yang adaApa yang menyebabkan masalah yang tersebutBagaimana pendekatan ( proses, SAK,SOP)

Proposal

Tahap praronde

Penetapan pasien

Validasi data

Tahap ronde pada bed pasien

Persiapn pasien:inform consent.hasil pengkajian/ intervensi data

Diskusi karu, PP, perawat konselor

Analisis data

a. Persiapan Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde. Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.

b. Pelaksanaan Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan difokuskan pada

masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.

Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau perawat konselor/ kepala ruangan tentang

masalah klien serta tindakan yang akan dilakukan. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan.

c. Pasca rondeMendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan tindakan yang perlu dilakukan

5. Alur Ronde Keperawatan

Gambar Langkah – langkah ronde keperawatan

Praktikum 5

CASE CONFERENCE

| Praktikum Manajemen Keperawatan 6

Page 8: Rancangan Pembelajaran- Praktik Manajemen Keperawatan

1. PengertianYang dimaksud dengan case conference adalah diskusi kelompok tentang kasus asuhan keperawatan pasien / keluarga. Dilakukan dua kali per bulan dan kasusnya bergantian antar tim.

2. Topik atau isi dari kasus yang disampaikan adalah :a. Kasus pasien barub. Kasus pasien yang tidak ada perkembanganc. Kasus pasien pulangd. Kasus pasien yang meninggale. Kasus pasien dengan masalah yang jarang ditemukan

3. Tujuan / kegunaana. Mengenal kasus dan permasalahanb. Mendiskusikan alternatif penyelesaian masalah asuhan keperawatanc. Meningkatkan koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatand. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam menangani kasus

4. Syarata. Dipimpin oleh ketua tim atau kepala ruanganb. Peserta adalah seluruh perawat ruangan tanpa menganggu kegiatan ruangan Waktu : 30- 60 menitc. Dilakukan : 2 kali sebulan atau disesuaikan dengan kondisi dan tingkat urgensi. sesuai dengan

penjadwalan masing-masing timd. Bahan : kasus pasien dipersiapkan oleh tim yang bertanggung jawabe. Dilakukan di ruangan

5. Langkah- langkah a. Persiapan :

1) Masing-masing ketua tim sudah menjadwalkan kegiatan case conference dan sudah disepakati oleh kedua tim

2) Jadual pelaksanaan case conference sudah terjadual3) Ketua tim yang akan menyelenggakan case conference pada waktu yang sudah ditetapkan

menyiapkan bahan yang akan disampaikan saat case conferenceb. Pelaksanaan :

1) Acara dimulai dengan pembukaan salam oleh ketua tim2) Ketua tim menyampaikan kasus yang dibahas dan tindakan keperawatan yang sudah dilakukan3) Ketua tim minta masukan kepada perawat tentang permasalahan yang dihadapi4) Ketua tim menyimpulkan hasil secara keseluruhan dari kegiatan case conference

secara khusus tindak lanjut untuk kasus yang disajikan 5) Ketua tim menyampaikan POA, kontrak pertemuan berikut dan menutup kegiatan

c. Dokumentasi1) Ketua tim mendokumentasi hasil dari case conference2) Kepala ruangan menilai kemampuan ketua tim dalam melakukan case conference

Praktikum 6

RAPAT KEPERAWATAN RUANGAN

A. Pengertian Rapat keperawatan Ruangan

| Praktikum Manajemen Keperawatan 7

Page 9: Rancangan Pembelajaran- Praktik Manajemen Keperawatan

Yang dimaksud dengan rapat tim keperawatan adalah suatu media komunikasi untuk menyampaikan informasi permasalahan yang ditemukan pada pasien evaluasi hasil kerja secara keseluruhan, informasi / peraturan / perkembangan IPTEK dan lain-lain. Fokus pembicaraan adalah membahas hasil-hasil kerja keperawatan selama sebulan semua aktivitas ruang MPKP (laporan bulanan).

B. Tujuan Rapat keperawatan Ruangan1. Mengidentifikasi keberhasilan tindakan keperawatan2. Mengidentifikasi hambatan-hambatan yang ditemukan3. Mendiskusikan penyelesaian masalah4. Menyusun POA bulan berikut5. Meningkatkan hubungan antara perawat di ruangan

C. Syarat Rapat keperawatan Ruangan1. Dipimpin oleh kepala ruangan2. Peserta rapat adalah seluruh perawat ruangan tanpa mengganggu kegiatan ruangan Waktu : 60

menit3. Dilakukan setiap awal bulan setelah evaluasi bulan sebelumnya4. Bahan rapat: isi laporan bulan sebelumnya5. Dilakukan di ruangan

D. Langkah-langkah Rapat keperawatan Ruangan 1. Persiapan

a. Kepala ruangan menjadwalkan rapat keperawatan ruangan dan disepakati oleh semua perawat yang ada diruangan

b. Menyiapkan bahan untuk rapat sesuai dengan hasil kerja pada bulan sebelumnya yaitu laporan pada bulan sebelumnya. Masalah yang akan dibahas terkait dengan pilar profesional MPKP yailu pendekatan manajernen, compensatory reward, hubungan profesional, asuhan keperawatan pasien.

2. Pelaksanaana. Acara dimulai dengan pembukaan salam oleh kepala ruanganb. Kepala ruangan menjelaskan tujuan atau agenda rapat keperawatan, lamanya waktu rapatc. Kepala ruangan membacakan ringkasan laporan bulan sebelumnya tentang permasalahan yang

dihadapi. Memberi pujian atas aspek yang berhasild. Kepala ruangan meminta masukan dan tanggapan kepada perawat yang hadir tentang masalah

yang adae. Kepala ruangan mendengarkan masukan dan tanggapan dari yang hadirf. Kepala ruangan beserta perawat yang hadir rapat mencari jalan keluar dan memutuskan

tindakan bersama tindakan yang dilakukang. Kepala ruangan menyimpulkan hasil rapat pada pertemuan hari inih. Kepala ruangan menyampaikan POA bulan berikutnya, pertemuan berikutnya dan

permasalahan yang akan dibahas.3. Dokumentasi

Kepala ruangan melakukan dokumentasi hasil rapat tim dengan dibantu salah satu ketua tim sebagai notulis rapat.

Praktikum 7

RAPAT TIM KESEHATAN

A. Pengertian Rapat Tim Kesehatan

| Praktikum Manajemen Keperawatan 8

Page 10: Rancangan Pembelajaran- Praktik Manajemen Keperawatan

Yang dimaksud dengan rapat tim kesehatan adalah media komunikasi antara tim kesehatan (rapat multidisiplin) untuk membahas manajerial ruang MPKP. Fokus pembicaraan rapat ini adalah membahas hal-hal yang terkait dengan manajerial.

B. Tujuan Rapat Tim Kesehatan1. Menyamakan persepsi terhadap informasi yang didapatkan dari masalah yang ditemukan,

khususnya masalah manajerial2. Meningkatkan kesinambungan pemberian pelayanan kesehatan3. Mengurangi kesalahan informasi antar tim kesehatan 4. Meningkatkan koordinasi antara tim kesehatan

C. Syarat Rapat Tim Kesehatan1. Dipimpin oleh kepala ruangan2. Peserta: karu, katim, profesi lainya3. Waktu : 60 menit4. Dilaksanakan di ruangan5. Dilakukan : setiap satu bulan sekali6. Bahan : laporan bulan lalu atau kasus

D. Langkah Rapat Tim Kesehatan1. Persiapan

a) Kepala ruangan menjadwalkan rapat tim kesehatan ruang MPKP dan disepakati oleh semua perawat dan tim kesehatan yang terlibal di ruangan

b) Menyiapkan bahan untuk rapat tim kesehatan. Adapun balian rapat yang digunakan adalah laporan pada bulan sebelumnya. Masalah yang akan dibahas bisa permasalahan pasien/ keluarga, perawat dan tim kesehatan lainnya atau kerjasama, sarana dan prasarana yang terkait dengan pemberian pelayanan kesehatan, ataupun anggaran yang diperlukan. Bentuknya bisa berupa kebijakan, prosedur tetap, regulasi, koordinasi dan lainnya.

2. Pelaksanaan a. Acara dimulai dengan pembukaan salam oleh kepala ruanganb. Kepala ruangan menjelaskan tujuan atau agenda rapat tim kesehatan, lamanya waktu rapatc. Kepala ruangan membacakan laporan bulan sebelumnya tentang permasalahan yang dihadapid. Kepala ruangan meminta masukan dan tanggapan kepada perawat dan tim kesehatan lain yang

hadir tentang masalah yang adae. Kepala ruangan mendengarkan masukan dan tanggapan dari yang hadirf. Kepala ruangan beserta peserta yang hadir mencari jalan keluar dan memutuskan

tindakan bersamag. Kepala ruangan menyimpulkan hasil rapat pada pertemuan hari inih. Kepala ruangan menyampaikan pertemuan berikutnya dan permasalahan yang akan dibahas

3. Dokumentasi Kepala ruangan melakukan dokumentasi hasil rapat tim kesehatan

Praktikum 8

KOLABORASI DENGAN DOKTERPengertian :

| Praktikum Manajemen Keperawatan 9

Page 11: Rancangan Pembelajaran- Praktik Manajemen Keperawatan

Kolaborasi dengan dokter meliputi visite dokter dan kolaborasi yang dilakukan via telephon.A. Visite Dokter

1. Pengertian Visite DokterYang dimaksud dengan visit dokter adalah kunjungan dokter ke ruangan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pada pasien, dan ketua tim bertanggung jawab melakukan kolaborasi serta mendampingi dokter saat melakukan pemeriksaan dan menyampaikan informasi tentang pasien.

2. Tujuan Visite Doktera. Meningkatkan pemberian pelayanan kesehatanb. Meningkatkan koordinasi dalam pemberian pelayanan kesehatanc. Meningkalkan kesinambungan pemberian pelayanan kesehatan

3. Syarat Visite Doktera. Penanggung jawab visit dokter adalah ketua tim atau perawat asosiate yang bertanggung jawab

terhadap pasien yang mendapat pendelegasian dari ketua timb. Waktu : disesuaikan dengan kondisi pasien dan kesepakatan waktu jam visitc. Tempat : di ruangan pasien

4. Langkah Visite Doktera. Ketua tim atau perawat yang didelegasikan yang menjadi penanggung jawab terhadap pasien

atau keluarga menyiapkan data-data yang dibutuhkanb. Ketua tim memberikan informasi tentang kemajuan dan masalah pasien, tindakan yang

dilakukan dan hasilnya kepada dokterc. Ketua tim mendampingi dokter saat melakukan pemeriksaan dan meminta dokter memberikan

masukan terhadap hasil pemeriksaand. Ketua tim mendiskusikan rencana tindakan lanjutan untuk pasiene. Ketua tim rnencatatkan hasil pemeriksaan dokter ke dalam catatan keperawatan

B. Kolaborasi Via Telephone1. Pengertian Kolaborasi Via Telephone

Konsultasi dengan dokter via telepon adalah melaporkan kondisi pasien kepada dokter melalui telepon. Konsultasi via telepon dilakukan jika menurut perawat pasien membutuhkan tindakan kedokteran. Pada saat berkonsultasi mungkin saja dokter memberikan "instruksi" berupa tindakan yang dilaksanakan oleh perawat. Untuk ini diperlukan seorang saksi yang ikut mendengarkan "instruksi" tersebut.

2. Tujuan Kolaborasi Via Telephonea. Meningkatkan pelayanan kesehatan pada kondisi tertentub. Memberi pelayanan tim kesehatan jiwa yang segera kepada pasienc. Melaksanakan pendelegasian via telepon

3. Syarat Kolaborasi Via Telephonea. Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien memutuskan bahwa kondisi pasien

membutuhkan tindakan dokler (pagi hari Katim, sore/malam penanggung jawab shift)b. Waktu : setiap saat diperlukanc. Tempat : di ruang tempat pasien dirawat

4. Langkah Kolaborasi Via a. Perawat penanggung jawab pasien mengobservasi pasienb. Perawat menelepon dokter untuk berkonsultasi hasil observasi yang didapatkanc. Jika dokter memberikan instruksi via telepon, maka satu orang perawat lain ikut

mendengar instruksi sebagai saksid. Perawat menulis instruksi dokter pada rekam medik pasiene. Dokter menuliskan instruksi via telepon dalam waklu 24 jam

Praktikum 9

| Praktikum Manajemen Keperawatan 10

Page 12: Rancangan Pembelajaran- Praktik Manajemen Keperawatan

PENGELOLAAN OBAT (Sentralisasi obat)

A. Pengertian Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada

pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat (Nursalam, 2002).B. Tujuan pengolaan obat

Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindarkan pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi.

Hal – hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat perlu disentralisasi:1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standar yang lebih murah den-

gan mutu yang terjamin memiliki efektivitas dan keamanan yang sama.3. Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat “hanya untuk mencoba”.4. Menggunakan dosis yang lebih besar daripada yang diperlukan.5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang akan membuang

atau lupa untuk minum.6. Memesan obat lebih dari pada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa sesudah

batas kadaluarsa.7. Tidak menyediakan lamari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak efektif.8. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.9. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu sehingga

dipakai berlebihan atua dicuri (Mc Mahon, 1999).

C. Teknik pengelolaan obat (sentralisasi)Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.1. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara operasional dapat

didelegasikan kepada staaf yang ditunjuk.2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat.3. Penerimaan obat :

a. Obat yang telah diresepkan ditunjukkan kepada perawat dan obat yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima terima obat.

b. Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan sediaan (bila perlu) dalam kartu kontrol, dan diketahui (ditandatangani) oleh karana keluarga atau pasien dalam buku masuk obat, keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan ka-pan atau bilamana obat tersebut akan habis. Serta penjelasan tentang 5 T (jenis, dosis, waktu, pasien, dan cara pemberian).

c. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus diminum be-serta kartu sediaan obat.

d. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak obat (Nur-salam, 2002).

4. Pembagiana. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar pemberian obat.b. Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat dengan memper-

hatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat; dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi yang diinstruksikan dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.

c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat, jumlah obat, dan efek samping. Usahakan tempat obat, kembali ke perawat setelah obat dikon-sumsi. Pantau efek samping pada pasien.

| Praktikum Manajemen Keperawatan 11

Page 13: Rancangan Pembelajaran- Praktik Manajemen Keperawatan

d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala ruangan atau petu-gas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat.Obat-obatan yang hampir habis akan diinformasikan kepada keluarga dan kemudian dimintakan resep (jika masih perlu dilanjutkan) kepada dokter penanggung jawab pasien (Nursalam, 2002).

5. Penambahan obat barua. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis dosis atau perubahan alur pembe-

rian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam buku masuk obat dan sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sediaan obat,

b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya informasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat (Nursalam, 2002).

6. Obat khususa. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal, meng-

gunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu / sewaktu saja.

b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunakan kartu khusus obat, dilaksanakan oleh perawt primer.

c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga; nama obat; kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian, dan wadah obat se-baiknya diserahkan atau ditunjukkan kepada keluarga setelah pemberian. Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat (Nursalam, 2002).

Seorang manajer keperawatan kesehatan dapat mendidik staf mengenai obat dengan cara-cara berikut ini: 1. Membuat catatan mengenai obat-obatan yang sering dipakai, jelaskan penggunaan dan efek

samping, kemudian berikan salinan kepada semua staf.2. Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan gantungkan di dinding.3. Adakan pertemuan staaf untuk membahas penyebab pemborosan obat,4. Beritahu kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam obat,5. Aturlah kulliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis obat setiap minggu

pada waktu pertemuan staf.6. Taruhlah satu atau lebih eksemplar buku famakologi sederhana di perpustakaan (Mc

Mahonm 1999).

D. Menyiapkan Persediaan Obat1. Memeriksa Ulang atas kebernaran obat dan jenis obat, jumlah obat dan menulis etiket dan

alamat pasien (Pedoman, 1997). Penyimpanan stok (persediaan) yang teratur dengan baik merupakan bagian penting dari manajemen obat.Obat yang diterima dicatat dalam buku besar persediaan atau dalam kartu persediaan (Mc Mahon, 1999).

2. Sistem kartu persediaanSebuah kartu persediaan (kartu stok) kadang-kadang digunakan untuk menggantikan buku besar persediaan. Kartu ini berfungsi seperti besar persediaan, yakni neraca diseimbangkan dengan menambahkan barang yang diterima dan mengurangi dengan jumlah barang yang dikeluarkan. Dalam buku besar persediaan, masing-masing barang ditempatkan pada halaman yang terpisah, tetapi dalam sistem kartu persediaan, masing-masing barang dituliskan dalam kartu yang terpisah.

3. Lemari obat

| Praktikum Manajemen Keperawatan 12

Page 14: Rancangan Pembelajaran- Praktik Manajemen Keperawatan

DOKTER

PASIEN / KELUARGA

FARMASI / APOTIK

PP / PERAWAT YANG MENERIMA

PENGATURAN DAN PENGELOLAAN OLEH PERAWAT

PASIEN / KELUARGA

PASIEN / KELUARGA

Pendekatan Perawat

Surat persetujuan sentralisasi obat dari perawatLembar serah terima obatBuku serah terima / masuk obat

Periksa keamanan mekanisme kunci dan penerangan lemari obat serta lemari pendingin, periksa persediaan obat, pemisahan antara obat untuuk penggunaan oral (untuk diminum) dan obat luar (Pedoman, 1990).

Manajemen rumah sakit perlu dilengkapi dengan manajemen farmasi yang sistematis karena obat sebagai bahan uatama dalam rangka mencapai misi utamanya sebagai Health Provider. Manajemen farmasi rumah sakit adalah seluruh upaya dan kegiatan yang dilaksanakan di bidang farmasi sebagai salah satu penunjang untuk tercapainya tujuan serta sasaran didirikannya suatu rumah sakit.. upaya dan kegiatan ini meliputi : penetapan standar obat, perencanaan pengadaan obat, penyimpanan, pendistribusian / saran / informasi tentang obat. Monitoring efek samping obat.Faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam pelayanan kepada pasien meliputi : pelayanan yang cepat, ramah disertai jaminan tersedianya obat dengan kualitas yang baik (Yogya, 2003). Obat yang baik akan memberi manfaat kepada para pengguna dan juga bermanfaat dalam pengendalian biaya rumah sakit. Persediaan obat, baik dari segi jenis maupun volume, harus selalu mencukupi kebutuhan tanda ada efek samping seperti kadaluarsa dan rusak. Tujuan sistem manajemen obat dalah penggunaan obat yang tepat untuk pasien yang memerlukan pengobatan (Jurnal, 2004). Obat – obatan dikeluarkan dari tempat penyimpanan yang terkunci atau dari lemari penyimpanan, oleh orang yang bertugas menangani persediaan obat kepada bagian yang menggunakan obat-obat digunakan secara teratur dan dalam jumlah yang diketahui: hal ini memungkinkan pemantauan (observasi) dan pengawasan penggunaan obat. Kegiatan yang dilakukan dalam mengawasi pengeluaran obat akan memungkinkan perawat mengetahui kapan melakukan pemesanan ulang, mencocokkan pemakaian obat dengan pengobatan pasien, segera sadar akan ketidakcocokan dalam pemberian obat, memeriksa perubahan pemakaian obat (Mc Mahon, 1999).

Diagram alur pelaksanaan sentralisasi obat :

Praktikum 10

| Praktikum Manajemen Keperawatan 13

Page 15: Rancangan Pembelajaran- Praktik Manajemen Keperawatan

DISCHARGE PLANNINGA. Pengertian

Suatu proses mulainya pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungannya

B. Tujuan Meningkatkan kontinuitas perawatan, meningkatkan kualitas perawatan dan memaksimalkan manfaat sumber pelayanan kesehatan. Discharge Planning dapat mengurangi hari rawatan pasien, mencegah kekambuhan, meningkatkan perkembangan kondisi kesehatan pasien dan menurunkan beban perawatan pada keluarga

C. Keuntungan1. Bagi pasien

a. Dapat memenuhi kebutuhan pasien b. Merasakan bahwa dirinya adalah bagian dari proses perawatan sebagai bagian yang aktif dan

bukan objek yang tidak berdaya.c. Menyadari haknya untuk dipenuhi segala kebutuhannya d. Merasa nyaman untuk kelanjutan perawatannya dan memperoleh support sebelum timbulnya

masalah.e. Dapat memilih prosedur perawatannya f. Mengerti apa yang terjadi pada dirinya dan mengetahui siapa yang dapat dihubunginya

2. Bagi perawata. Merasakan bahwa keahliannya di terima dan dapat di gunakan b. Menerima informasi kunci setiap waktu c. Memahami perannya dalam systemd. Dapat mengembangkan ketrampilan dalam prosedur baru e. Memiliki kesempatan untuk bekerja dalam setting yang berbeda dan cara yang berbeda.f. Bekerja dalam suatu system dengan efektif

| Praktikum Manajemen Keperawatan 14

Page 16: Rancangan Pembelajaran- Praktik Manajemen Keperawatan

Pasien selama dirawat

Monitoring oleh petugas kesehatan & keluarga

Penyelesaian administrasi

Perencanaan pulang

Program HE:Pengobatan/ controlKebutuhan nutrisiAktivitasdan istirahatPerawatan di rumah

Lain-lain

PerawatDokterTim kesehatan lain

Pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang yang lainMelakukan asuhan keperawatan Penyuluhan kesehatan: penyakit, perawatan, pengobatan, diet, aktivitas, control

Menyambut kedatangan pasienOrientasi ruangan , jenis pasien,peraturan dan dena ruanganMemperkenalkan pasien pada teman sekamar, perawat, dokter dan tenaga kesehatan yang lainMelakukan pengkajian keperawatan

Pasien KRS

ALUR DISCHARGE PLANNING

| Praktikum Manajemen Keperawatan 15

Pasien MRS

Page 17: Rancangan Pembelajaran- Praktik Manajemen Keperawatan

FORM EVALUASI

EVALUASI MANAGEMENT APPROACH:

PENGARAHAN

Ruangan : ………………… Periode : ………... S/D ………….

OPERAN

N

oAspek yang Dinilai

Skor

SE EK

1 Karu/Pj shift membuka acara dengan salam

2 Katim/Pj Tim mengoperkan Dx Keperawatan

3 Katim/Pj Tim mengoperkan Tujuan yg sudah dicapai

4 Katim/Pj Tim mengoperkan Tindakan yang sudah

dilaksanakan

5 Katim/Pj Tim mengoperkan Hasil Asuhan Keperawatan

6 Katim/Pj Tim mengoperkan Tindak Lanjut

7 Pj Tim berikutnya mengklarifikasi

8 Karu memimpin ronde

9 Karu merangkum informasi operan

10 Karu memimpin doa dan menutup acara

Total Skor

NILAI

Nilai = Total skor X 10

Jumlah item

NILAI SE = .....NILAI EK = .....

…………, …. 20 …

Penilai

( ……………………)

| Praktikum Manajemen Keperawatan 16

Page 18: Rancangan Pembelajaran- Praktik Manajemen Keperawatan

EVALUASI MANAGEMENT APPROACH:

PENGARAHAN

Ruangan : ………………… Periode : ………... S/D

………….

PRE CONFERENCE

N

oAspek yang Dinilai

Skor

SE EK

1 Katim/Pj Tim membuka acara

2 Katim/Pj Tim menanyakan rencana harian

3 Katim/Pj Tim memberi masukan dan tindak lanjut

4 Katim/Pj Tim memberi reinforcement

5 Katim/Pj Tim menutup acara

Total Skor

NILAI

Nilai = Total skor X 10

Jumlah item

NILAI SE = .....NILAI EK = .....

…………, …. 20 …

Penilai

( ……………………)

| Praktikum Manajemen Keperawatan 17

Page 19: Rancangan Pembelajaran- Praktik Manajemen Keperawatan

EVALUASI MANAGEMENT APPROACH:

PENGARAHAN

Ruangan : ………………… Periode : ………... S/D

………….

POST CONFERENCE

N

oAspek yang Dinilai

Skor

SE EK

1 Katim/Pj Tim membuka acara

2 Katim/Pj Tim menanyakan hasil asuhan masing-masing

pasien

3 Katim/Pj Tim menanyakan kendala pemberian asuhan

4 Katim/Pj Timmenanyakan tindak lanjut pada dinas

berikutnya

5 Katim/Pj Tim memberikan reinforcement

6 Katim/Pj Tim menutup acara

Total Skor

NILAI

Nilai = Total skor X 10

Jumlah item

NILAI SE = .....NILAI EK = .....

…………, …. 20 …

Penilai

( ……………………)

| Praktikum Manajemen Keperawatan 18

Page 20: Rancangan Pembelajaran- Praktik Manajemen Keperawatan

PILAR EVALUASI PROFESSIONAL RELATIONSHIP

Ruangan : ………………… Periode : ………... S/D ………….

Rapat Keperawatan

No Aspek yang DinilaiSkor

SE

1 Ada jadwal rapat keperawatan rutin

2 Ada notulen rapat keperawatan

3 Agenda rapat membahas masalah-masalah ruangan

4 Dalam notulen, masalah terbahas tuntas

5 Ada kesimpulan rapat

6 Ada daftar hadir rapat

Total Skor

NILAI

Nilai = Total skor X 10

Jumlah item

NILAI SE = .....NILAI EK = .....

…………, …. 20 …

Penilai

( ……………………)

| Praktikum Manajemen Keperawatan 19

Page 21: Rancangan Pembelajaran- Praktik Manajemen Keperawatan

EVALUASI PROFESSIONAL RELATIONSHIP

Ruangan : ………………… Periode : ………... S/D

………….

Case Conference

No Aspek yang DinilaiSkor

SE EK

1 Kesiapan bahan yang akan disampaikan

2 Memberikan salam (pembukaan)

3 Menyampaikan kasus

4 Memberikan kesempatan pada perawat untuk bertanya

5 Menjawab pertanyaan

6 Mendiskusikan hasil yang sudah dilakukan

7 Menyimpulkan hasil

8 Menyampaikan rencana tindak lanjut

9 Menutup kegiatan

Total Skor

NILAI

Nilai = Total skor X 10

Jumlah item

NILAI SE = .....NILAI EK = .....

…………, …. 20 …

Penilai

( ……………………)

| Praktikum Manajemen Keperawatan 20

Page 22: Rancangan Pembelajaran- Praktik Manajemen Keperawatan

EVALUASI PROFESSIONAL RELATIONSHIP

Ruangan : ………………… Periode : ………... S/D ………….

Rapat Tim kesehatan

No Aspek yang Dinilai Skor

SE EK

1 Ada undangan rapat

2 Ada agenda yang ditetapkan

3 Ada presentasi permasalahan yang dihadapi ruangan

4 Ada bahasan untuk masing-masing masalah dari masing-

masing anggota tim kesehatan

5 Ada rangkuman dan kesimpulan rapat

6 Ada notulen rapat

Total Skor

NILAI

Nilai = Total skor X 10

Jumlah item

NILAI SE = .....NILAI EK = .....

…………, …. 20 …

Penilai

( ……………………)

| Praktikum Manajemen Keperawatan 21

Page 23: Rancangan Pembelajaran- Praktik Manajemen Keperawatan

EVALUASI PROFESSIONAL RELATIONSHIP

Ruangan : ………………… Periode : ………... S/D ………….

Visit DokterNo

Aspek yang DinilaiSkor

SE EKA Persiapan

1 Menyiapkan data klien2 Menyiapkan klien

B Pelaksanaan1 Memberikan salam 2 Menjelaskan data yang didapatkan dari klien3 Menjelaskan tindakan yang sudah dilakukan4 Menjelaskan hasil tindakan yang dilakukan5 Mendengarkan dokter bicara dengan terapeutik6 Meminta klarifikasi dari dokter7 Mendampingi dokter dalam pemeriksaan8 Menggunakan komunikasi secara terapeutik

C Dokumentasi1 Meminta dokter untuk mendokumentasikan status klien

Total SkorNILAI

Nilai = Total skor X 10

Jumlah item

NILAI SE = .....NILAI EK = .....

…………, …. 20 …

Penilai

( ……………………)

| Praktikum Manajemen Keperawatan 22

Page 24: Rancangan Pembelajaran- Praktik Manajemen Keperawatan

| Praktikum Manajemen Keperawatan 23