PRAKTIK IPA

13
Skala utama Skala Nonius PRAKTIK 1 : PENGUKURAN Jangka Sorong (alat ukur panjang) Fungsi : untuk mengukur diameter dalam dan luar, misalnya diameter cincin, dimeter pipa. Ketelitian : 0,1 mm Prosedur pengukuran: a. meletakkan benda terukur pada jepitan jangka sorong b. menggeser-geser skala nonius hingga benda terukur tepat terjepit c. mengunci skala dengan cara memutar tombol kunci d. melakukan pembacaan skala (skala utama + skala nonius) Pembacaan skala jangka sorong : skala utama : 5,0 cm skala nonius : 0,03 cm + Panjang : 5,03 cm

description

SOAL UJIAN PRAKTEK IPA SMP KELAS9

Transcript of PRAKTIK IPA

Page 1: PRAKTIK IPA

Skala utama

Skala Nonius

PRAKTIK 1 : PENGUKURAN

Jangka Sorong (alat ukur panjang)

Fungsi : untuk mengukur diameter dalam dan luar, misalnya diameter cincin, dimeter pipa.

Ketelitian : 0,1 mm

Prosedur pengukuran:

a. meletakkan benda terukur pada jepitan jangka sorong b. menggeser-geser skala nonius hingga benda terukur tepat terjepit c. mengunci skala dengan cara memutar tombol kunci d. melakukan pembacaan skala (skala utama + skala nonius)

Pembacaan skala jangka sorong :

skala utama : 5,0 cm

skala nonius : 0,03 cm +

Panjang : 5,03 cm

Page 2: PRAKTIK IPA

Stop Watch (alat ukur waktu)

Prosedur pengukuran waktu:

a. memastikan stop watch dalam posisi off (0 detik) b. menekan tombol of satu kali setelah melakukan pengukuran c. membaca skala hasil pengukuran d. menekan tombol off dua kali untuk mengembalikan stop watch pada posisi off (0 detik) Pembacaan skala stopwatch :

Hasil pembacaan = 2 menit 10 detik

Neraca Ohauss (alat ukur massa)

Prosedur pengukuran massa:

a. melepas karet standard keseimbangan neraca b. melaksanakan balancing / keseimbangan neraca pada posisi siap pakai c. meletakkan benda / bahan terukur pada papan ukur d. meletakkan anak timbangan pada masing-masing lengan hingga terjadi keseimbangan e. melakukan pembacaan skala hasil pengukuran

Page 3: PRAKTIK IPA

Pembacaan skala Neraca Ohauss

Hasil pembacaan = 100 gram + 70 gram + 3 gram = 173 gram

Gelas Ukur (Alat ukur volum)

Prosedur pengukuran volume benda tidak teratur:

a. meletakkan gelas ukur pada bidang datar dengan benar b. mengisi gelas ukur dengan air c. mencatat volum air dalam gelas ukur (volum 1) d. mengikat benda terukur dengan seutas tali ringan e. memasukkan benda terukur ke dalam gelas ukur berisi air dengan perlahan-lahan. f. mencatat volum air setelah benda terukur dimasukkan (volum 2) g. menentukan volum benda terukur dengan cara mengurangi volum 2 dengan volum 1

Contoh pembacaan hasil ukur = volum 2 – volum 1

= 70 ml – 30 ml

= 50 ml

Page 4: PRAKTIK IPA

PRAKTIK 2 : RANGKAIAN LISTRIK

RANGKAIAN SERI

Skema Rangkaian Seri (2 lampu)

RANGKAIAN PARALEL

Skema Rangkaian Paralel (2 lampu)

Contoh Rangkaian Paralel (2 lampu)

Page 5: PRAKTIK IPA

PRAKTIK 3 : SISTEM ORGAN MANUSIA

Rongga mulut: Makanan pertama kali masuk ke dalam tubuh melalui mulut. Makanan ini mulai dicerna secara mekanis dan kimiawi. Di dalam mulut terdapat beberapa alat yang berperan dalam proses pencernaan yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah (glandula salivales). a. Gigi Gigi berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis, gigi membantu memecah makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Hal ini akan membantu enzim-enzim pencernaan agar dapat mencerna makanan lebih efisien dan cepat. b. Lidah Lidah berfungsi untuk membantu mencampur dan menelan makanan, dan sebagai alat perasa makanan karena mengandung banyak reseptor pengecap atau perasa. lidah dapat merasakan manis, asin, pahit, dan asam. Letak setiap rasa berbeda-beda, yaitu: · rasa asin : lidah bagian tepi depan, · rasa manis : lidah bagian ujung, · rasa asam : lidah bagian samping , · rasa pahit : lidah bagian belakang / pangkal lidah c. Kelenjar Ludah Terdapat tiga pasang kelenjar ludah di dalam rongga mulut, yaitu glandula parotis, glandula submaksilaris, dan glandula sublingualis atau glandula submandibularis. Air ludah berperan penting dalam proses perubahan zat makanan secara kimiawi yang terjadi di dalam mulut. Setelah makanan dilumatkan secara mekanis oleh gigi, air ludah berperan secara kimiawi dalam proses membasahi dan membuat makanan menjadi lembek agar mudah ditelan. Ludah terdiri atas air (99%) dan enzim amilase. Enzim ini menguraikan pati dalam makanan menjadi gula sederhana (glukosa dan maltosa). Makanan yang telah dilumatkan dengan dikunyah dan dilunakkan di dalam mulut oleh air liur disebut bolus. Bolus ini diteruskan ke sistem pencernaan selanjutnya. Saluran pencernaan: a. kerongkongan (oesofagus), Kerongkongan merupakan saluran panjang (± 25 cm) yang tipis Fungsi kerongkongan ini sebagai jalan bolus (Makanan yang telah dilumatkan dengan dikunyah dan dilunakkan di dalam mulut oleh air liur ) dari mulut menuju lambung. Bergeraknya bolus dari mulut ke lambung melalui kerongkongan disebabkan adanya gerak peristaltik pada otot dinding kerongkongan. Gerak peristaltik dapat terjadi karena adanya kontraksi otot secara bergantian pada lapisan otot yang tersusun secara memanjang dan melingkar. Terdapat epiglotis yang mengatur makanan supaya saat menelan tidak masuk ke trakea dan pau-paru 3. b. lambung (ventriculus), Lambung merupakan saluran pencernaan yang berbentuk seperti kantung, terletak di bawah sekat rongga badan. Lambung berfungsi sebagai tempat menampung makanan.

Page 6: PRAKTIK IPA

Dilambung makanan dicerna secara mekanik (dibantu oleh otot lambung) dan kimiawi (dibantu oleh getah lambung). c. usus halus (intestinum tenue), Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat dicerna menjadi glukosa. Usus halus menyerap nutrisi dan mineral dalam makanan dan melewati makanan yang dicerna ke usus besar. d. usus besar (intestinum crassum), Usus besar terdiri dari usus tebal (colon). Pada usus besar, sisa makanan dibusukan oleh bacteri pengurai Escherichia coli. Bacteri ini juga menghasilkan vitamin K yang penting dalam proses pembekuan darah. Fungsi utama usus besar adalah untuk menyerap air dan elektrolit dari sisa pencernaan dan menyimpan kotoran sampai diekskresikan. e. rektum, Pada usus besar feses didorong dengan gerakan peristaltik yang teratur ke poros usus (rektum) untuk keluar dari tubuh (defekasi). Rektum berfungsi sebagai tempat penampungan feses. f. anus. Feses akan didorong oleh otot-otot polos di sekitarnya menuju ke anus dan tertimbun di situ dan akhirnya menyebabkan seseorang merasa ingin buang air besar. Proses buang air besar ini disebut defekasi. Otot-otot di sekitar anus berkontraksi sehingga anus membuka dan mengeluarkan feses dari anus. Kelenjar pencernaan: Hati (hepar) Fungsi hati sebagai kelenjar, di antaranya sebagai berikut: · Hati menghasilkan empedu sebagai kelenjar eksokrin. · Hati mampu menyimpan cadangan lemak, glikogen, vitamin A, vitamin B12, vitamin D, dan albumin. · Hati bertugas mensintesis protein dari cairan darah dan mampu menjadi bengkel sel darah merah yang rusak atau mati. · Fungsi utama hati biasanya dikaitkan dengan detoksifikasi zat-zat beracun di dalam pencernaan. · Hati mampu menghasilkan enzim arginase yang mengubah arginina menjadi ornitina dan urea sehingga menetralisasi racun di dalam tubuh. Pankreas. Kelenjar pankreas berada di antara lambung (ventrikulus) dan usus halus. Pankreas menghasilkan beberapa enzim pencernaan makanan, di antaranya protease, nuklease, amilase, dan lipase. Keluarnya enzim dari pankreas bergantung pada aktivitas hormon sekretin yang dihasilkan oleh usus dua belas jari (duodenum) pada saat makanan masuk ke dalamnya. Kantung empedu Kantung empedu berukuran sekitar 8 cm dan 4 cm. Fungsi utama kandung empedu adalah untuk menyimpan empedu, yang disekresikan oleh hati sampai dibutuhkan untuk pencernaan. Kandung empedu ini juga membantu dalam pencernaan lemak.

Page 7: PRAKTIK IPA

SISTEM PERNAPASAN/ RESPIRASI Sistem pernapasan bertugas untuk bernapas, yakni suatu kegiatan mengambil oksigen di udara dan mengeluarkan karbon dioksida. Oksigen merupakan senyawa penting dalam kehidupan manusia. Sistem pernapasan manusia meliputi paru-paru, trakea, diafragma, hidung, dan lain sebagainya Organ-organ yang terdapat pada sistem pernafasan: Hidung Rongga hidung berlapis selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan, di dalamnya terdapat kelenjar minyak dan kelenjar keringat. Terdapat rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi

Page 8: PRAKTIK IPA

menghangatkan udara yang masuk (sebagai heatter). Fungsi hidung adalah sebagai alat pernapasan dan sebagai alat indera penciuman bau. Faring (pangkal tenggorokan) Faring merupakan percabangan 2 saluran berupa nasofarings bagian depan saluran pencernaan dan (orofarings) pada bagian belakang. Pada bagian belakang faring terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara (Laring) bergetar dan terdengar sebagai suara. Fungsi utama faring adalah menyediakan saluran bagi udara yang keluar masuk dan juga sebagi jalan makanan dan minuman yang ditelan, faring juga menyediakan ruang dengung (resonansi) untuk suara percakapan. Laring Laring ini terdapat di antara faring dan trakea. Dindingnya terdiri dari 9 buah tulang rawan. Di dalamnya terdapat epiglotis dan pita suara . Pada saat kita menelan makanan, epiglotisnya ditutup agar makanan bisa diarahkan ke kerongkongan, sehungga kita engga keselek Tetapi harus hati-hati ! jika makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan ( Keselek) karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan. Fungsi utama laring adalah menghasilkan suara dan juga sebagai tempat keluar masuknya udara. Tenggorokan/ Trakea Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, Pada bagian dalam rongga terdapat epithel bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan. Trakea berfungsi menyaring udara yang kita hirup dan juga bercabang ke bronkus. Paru-paru Paru-paru bertugas untuk mentransfer oksigen yang di hirup ke dalam darah untuk kemudian dialirkan ke seluruh tubuh. Paru-paru juga berfungsi untuk mengeluarkan karbon dioksida keluar tubuh. Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia sebelah kanan dan kiri yang dilindungi oleh tulang-tulang rusuk. Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang memiliki tiga gelambir dan paru-paru kiri memiliki dua gelambir. Paru-paru sebenarnya merupakan kumpulan gelembung alveolus yang terbungkus oleh selaput yang disebut selaput pleura. Paru-paru membantu dalam pernapasan dan merupakan organ yang paling penting dari sistem pernapasan. Mereka bekerja sangat erat dengan jantung, dan memberikan udara oksigen murni untuk darah yang diedarkan oleh jantung ke berbagai organ tubuh. Paru-paru juga membuang karbon dioksida dan kotoran lainnya dari vena darah. Jantung hampir diapit oleh paru-paru, sehingga mereka juga bertindak sebagai peredam kejut untuk jantung. Paru-paru juga menjaga tingkat pH darah. Fungsi Paru-paru Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena tanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem respirasi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan KARBONDIOKSIDA (CO2) dan UAP AIR (H2O).

Page 9: PRAKTIK IPA

Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung Diafragma Diafragma adalah partisi otot antara perut dan rongga dada dan meluas di bagian bawah tulang rusuk. Fungsi utama dari diafragma adalah untuk membantu dalam respirasi. Ketika berkontraksi, ada peningkatan volume rongga dada dan udara ditarik ke dalam paru-paru. Setiap gangguan pada diafragma menyebabkan masalah dalam bernapas.

Page 10: PRAKTIK IPA

PRAKTIK 4 : BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL

PRAKTIK 5 : ZAT ADDITIF PADA MAKANAN KEMASAN

Pengelompokan Zat Aditif berdasarkan Fungsi

1. Zat Pewarna

digunakan agar makanan terlihat lebih segar dan menarik sehingga menimbulkan selera orang untuk memakannya. a) Zat pewarna alami, dibuat dari ekstrak bagian-bagian tumbuhan tertentu, misalnya warna hijau dari daun pandan atau daun suji, warna kuning dari kunyit, warna cokelat dari buah cokelat, warna merah dari daun jati, dan warna kuning merah dari wortel.

Page 11: PRAKTIK IPA

b) Zat pewarna sintetis, dibuat dari bahan-bahan kimia. Dibandingkan dengan pewarna alami, pewarna sintetik memiliki beberapa kelebihan, yaitu memiliki pilihan warna yang lebih banyak, mudah disimpan, dan lebih tahan lama. Zat pewarna sintetik yang bukan untuk makanan dan minuman (pewarna tekstil) dapat membahayakan kesehatan apabila masuk ke dalam tubuh karena bersifat karsinogen (penyebab penyakit kanker). Berdasarkan sifat kelarutannya, zat pewarna makanan dikelompokkan menjadi dyedan lake. Dye merupakan zat pewarna makanan yang umumnya bersifat larut dalam air. Dye biasanya dijual di pasaran dalam bentuk serbuk, butiran, pasta atau cairan. Lake merupakan gabungan antara zat warna dye dan basa yang dilapisi oleh suatu zat tertentu. Karena sifatnya yang tidak larut dalam air maka zat warna kelompok ini cocok untuk mewarnai produk-produk yang tidak boleh terkena air atau produk yang mengandung lemak dan minyak. Pewarna tambahan, baik alami maupun buatan, digunakan dalam industri makanan karena berbagai alasan, di antaranya untuk: mengimbangi pemudaran warna karena paparan cahaya, udara, perubahan suhu dan

kelembaban memperbaiki variasi warna menguatkan warna yang terjadi secara alami mewarnai bahan makanan yang tak berwarna membuat makanan lebih menarik sehingga mengundang selera

2. Zat pemanis kita dapat membedakan, zat pemanis : Zat Pemanis, berfungsi untuk menambah rasa manis pada makanan dan minuman. a) Zat pemanis alami, diperoleh dari tumbuhan, seperti kelapa, tebu, dan aren ataupun pada buah-buahan dan madu, berfungsi juga sebagai sumber energi. Jika kita mengonsumsi pemanis alami secara berlebihan, kita akan mengalami risiko kegemukan. b) Zat pemanis buatan atau sintetis, tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi sebagai sumber energi. Oleh karena itu, orang-orang yang memiliki penyakit kencing manis (diabetes melitus) biasanya mengonsumsi pemanis sintetik sebagai pengganti pemanis alami. Pemanis buatan memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibandingkan pemanis alami. Contoh pemanis sintetik, yaitu sakarin, natrium siklamat, magnesium siklamat, kalsium siklamat, aspartam dan dulsin. Penggunaan sakarin yang berlebihan selain akan menyebabkan rasa makanan terasa pahit juga merangsang terjadinya tumor pada bagian kandung kemih. Contoh lain, garam-garam siklamat pada proses metabolisme dalam tubuh dapat menghasilkan senyawa sikloheksamina yang bersifat karsinogenik (senyawa yang dapat menimbulkan penyakit kanker). Garam siklamat juga dapat memberikan efek samping berupa gangguan pada sistem pencernaan terutama pada pembentukan zat dalam sel.

Page 12: PRAKTIK IPA

Pengaruh zat pemanis : • Memperbaiki penampilan produk • Kondisi bahan-bahan yang tidak stabil / tahan lama • Menekan ongkos produksi 3. Zat pengawet kita dapat membedakan, zat pengawet: Zat Pengawet, sengaja ditambahkan pada bahan makanan dan minuman agar makanan dan minuman tersebut tetap segar, bau dan rasanya tidak berubah, atau melindungi makanan dari kerusakan akibat membusuk atau terkena bakteri/jamur. a) Zat pengawet alami, berasal dari alam, contohnya gula (sukrosa) yang dapat dipakai untuk mengawetkan buah-buahan (manisan) dan garam dapur yang dapat digunakan untuk mengawetkan ikan. b) Zat pengawet sintetis atau buatan, merupakan hasil sintesis dari bahan-bahan kimia. Contohnya, asam cuka dapat dipakai sebagai pengawet acar dan natrium propionat atau kalsium propionat dipakai untuk mengawetkan roti dan kue kering. Garam natrium benzoat, asam sitrat, dan asam tartrat juga biasa dipakai untuk mengawetkan makanan. Zat pengawet lainnya yaitu natrium nitrat atau sendawa (NaNO3) yang berfungsi untuk menjaga agar tampilan daging tetap merah.Asam fosfat yang biasa ditambahkan pada beberapa minuman penyegar juga termasuk zat pengawet. Pemakaian pengawet formalin untuk mengawetkan makanan, seperti bakso, ikan asin, tahu, dan makanan jenis lainnya dapat menimbulkan risiko kesehatan. Ada juga boraks, Pengawet ini bersifat desinfektan atau efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba penyebab membusuknya makanan serta dapat memperbaiki tekstur makanan sehingga lebih kenyal dan hanya boleh dipergunakan untuk industri nonpangan, seperti dalam pembuatan gelas, industri kertas, pengawet kayu, dan keramik. Boraks dapat menimbulkan gangguan pada sistem saraf, ginjal, hati, dan kulit; gejala pendarahan di lambung dan gangguan stimulasi saraf pusat; terjadinya komplikasi pada otak dan hati; menyebabkan kematian jika ginjal mengandung boraks sebanyak 3–6 gram. Pengawet buatan. Dampak Negatif Bahan Pengawet - Peredaran bahan pengawet saat ini sangat tak terkendali, terlebih bahan pengawet yang bernama formalin dan borak. Banyaknya masyarakat yang tidak tahu akan dampak negatif dari bahan-bahan tersebut menambah leluasanya barang itu bredar disekitar kita. Terlebih tidak adanya lagi pengawasan yang ketat. Disini akan saya terangkan sedikit tentang dampak atau efek bagi kesehatan manusia bila mengkonsumsi produk pangan yang tercemar oleh formalin atau bahan pengawet bahan pengawet makanan lainnya. Efek akut berupa tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan ginjal.

Page 13: PRAKTIK IPA

Efek kronis berupa timbul iritasi pada saluran pernafasan, muntah-muntah dan kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan dan rasa gatal di dada. Bila dikonsumsi menahun dapat menyebabkan kanker. 4. Zat penyedap rasa kita dapat membedakan, zat penyedap rasa:

a) Zat penyedap cita rasa yang berasal dari alam, misalnya: daun pandan, daun salam, daun jeruk untuk pewangi. Potongan-potongan tulang untuk rasa daging. Sari buah memiliki rasa buah. b) Zat penyedap cita rasa yang berasal dari hasil sintesis: (a) Oktil asetat, makanan akan terasa dan beraroma seperti buah jeruk jika dicampur dengan zat penyedap ini (b) Etil butirat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah nanas pada makanan (c) Amil asetat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah pisang; (d) Amil valerat, jika makanan diberi zat penyedap ini maka akan terasa dan beraroma seperti buah apel. Penyedap sintetik yang sangat populer di masyarakat adalah vetsin atau MSG (mononatrium glutamat). Di pasaran, senyawa tersebut dikenal dengan beragam merek dagang, misalnya Ajinomoto, Miwon, Sasa, Royco, Maggi, dan lain sebagainya. MSG merupakan garam natrium dari asam glutamat yang secara alami terdapat dalam protein nabati maupun hewani. Daging, susu, ikan, dan kacangkacangan mengandung sekitar 20% asam glutamat. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila kita mengkonsumsi makanan yang mengandung asam glutamat akan terasa lezat dan gurih meski tanpa bumbu-bumbu lain. Keunikan dari MSG adalah bahwa meskipun tidak mempunyai cita rasa, tetapi dapat membangkitkan cita rasa komponen-komponen lain yang terkandung dalam bahan makanan. Sifat yang semacam itu disebut dengan taste enhancer (penegas rasa). * Suatu zat aditif dapat saja memiliki lebih dari satu fungsi. Seringkali suatu zat aditif, khususnya yang bersifat alami memiliki lebih dari satu fungsi. Contohnya, gula alami biasa dipakai sebagai zat aditif pada pembuatan daging dendeng. Gula alami tersebut tidak hanya berfungsi sebagai pemanis, tetapi juga berfungsi sebagai pengawet. Contoh lain adalah daun pandan yang dapat berfungsi sebagai pemberi warna pada makanan sekaligus memberikan rasa dan aroma khas pada makanan.