PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN -...

214
PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN

Transcript of PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN -...

Page 1: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

PRAKTEKMETEOROLOGI PERTANIAN

Page 2: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi
Page 3: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

PRAKTEKMETEOROLOGI PERTANIAN

Drs. Soerjadi WirjohamidjojoYunus S. Swarinoto, S.Si

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

Page 4: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Drs. Soerjadi Wirjohamidjojo

Praktek Meteorologi Pertanian

xvi +192 hlm: 16x21 cm

ISBN: 978 - 979 - 1241 - 05 - 2

1. Meteorologi dalam Pertanian

1. Judul II. Yunus S. Swarinoto, S.Si

630.251 5

Penulis : Drs. Soerjadi Wirjohamidjojo

Yunus S. Swarinoto, S.Si

Penerbit : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Jl. Angkasa 1 No.2 Kemayoran, Jakarta, Indonesia 10720

Telp. (6221) 4246321; Faks. (6221) 4246703

© Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, 2007

Page 5: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

KATA PENGANTAR

Buku yang diberi judul PRAKTEK METEOROLOGI

PERTANIAN ini berisi uraian tentang macam dan penggunaan

informasi cuaca untuk kegiatan pertanian. Buku tersebut dimaksudkan

untuk disajikan kepada masyarakat meteorologi dan masyarakat

pertanian khususnya, dan masyarakat lain pada umumnya, untuk dapat

memberi tambahan pengetahuan tentang meteorologi yang berkaitan

dengan kegiatan pertanian.

Uraian dalam buku ini tidak dimaksudkan sebagai suatu petun-

juk teknis tentang bagaimana penyelenggaraan kegiatan meteorologi

dalam pertanian, melainkan hanya membicarakan tentang apa dan

bagaimana cuaca dan informasi cuaca diperlukan dalam kegiatan per-

tanian.

Isi buku disusun dalam tujuh Bab dengan sistematika penulisan

sebagai berikut:

BAB I.� PENDAHULUAN

BAB II. � KEGIATAN PERTANIAN

BAB III.� SISTEM CUACA PERTANIAN

BAB IV.� PENYEDIAAN INFORMASI CUACA PERTANIAN

i

Page 6: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

BAB V.� PENYAJIAN INFORMASI CUACA PERTANIAN

BAB VI.� KEAKURASIAN INFORMASI CUACA PERTANIAN

BAB VII.� DAMPAK DAN KEGUNAAN INFORMASI CUACA

PERTANIAN

Bab I, sebagai pembukaan memuat uraian tentang kedudukan

Informasi Cuaca dalam bidang Ilmu Meteorologi. Selanjutnya

membahas secara khusus pengertian umum tentang cuaca, iklim, dan

musim serta tentang kegiatan pertanian dan sensitivitasnya kepada

cuaca.

Dalam pertanian, informasi meteorologi termasuk salah satu

yang selalu diperlukan. Semua informasi tersebut dibuat dengan

maksud untuk membantu kegiatan pertanian. Uraian mengenai berbagai

kegiatan pertanian tersebut dimuat dalam Bab II.

Dalam Bab III diuraikan tentang cuaca pertanian, yakni cuaca

yang diperlukan dan yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pertanian.

Uraian tentang cuaca pertanian tersebut dipandang perlu, mengingat

bahwa setiap kegiatan pertanian dan setiap fase kehidupan tumbuhan

mempunyai tanggap dan kepekaan berbeda kepada cuaca. Bagaimana

proses penyediaan informasi cuaca dalam pertanian dibahas dalam Bab

IV.

Informasi cuaca pertanian, perlu diketahui oleh masyarakat

pertanian dalam waktu tepat, karena setelah ditanam, tanaman sangat

bergantung kepada cuaca. Penjelasan tentang penyajian dan

penyampaian informasi cuaca tersebut dimuat dalam Bab V.

Informasi pada umumnya dipandang sebagai sumberdaya yang

digunakan untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu selain harus

ii

Page 7: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

tepat waktu penyampaiannya, ketelitian informasi juga diperlukan.

Namun demikian dalam hal informasi cuaca, ukuran ketelitian sangat

relatif bergantung kepada kepekaan kegiatan yang memerlukan. Oleh

karena itu untuk menyatakan ukuran ketelitian informasi cuaca

diperlukan kriteria dan batasan, yang lazimnya disebut sebagai batas

toleransi. Uraian dan contoh tentang batas toleransi tersebut dimuat

dalam Bab VI.

Pada dasarnya informasi cuaca dalam pertanian dimaksudkan

untuk meningkatkan produksi dan meningkatkan efisiensi pertanian.

Namun demikian dalam pertanian sering dihadapi kesulitan dengan

adanya cuaca tertentu yang pada suatu saat diperlukan tetapi cuaca pada

saat itu justru berpotensi mendukung timbulnya sesuatu yang dapat

mengganggu kegiatan pertanian pada saat itu. Dengan kata lain, cuaca

pada saat itu di satu sisi menguntungkan dan di sisi yang lain dapat

merugikan. Beberapa contoh cuaca yang demikian dan contoh

kegunaan cuaca untuk memperoleh peningkatan efisiensi pertanian

diuraikan dalam Bab VII.

Dengan maksud agar dapat mudah difahami oleh para

Pembaca, khususnya masyarakat petani, dalam buku ini digunakan

bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana

dengan merujuk kepada istilah-istilah meteorologi yang telah

dibakukan. Namun demikian Penulis yakin bahwa Pembaca akan

banyak menemui istilah-istilah meteorologi yang dirasa masih asing.

Oleh karena itu dengan maksud untuk memudahkan para Pembaca

mengenali istilah-istilah yang dipandang masih asing tersebut, dalam

buku ini istilah yang dirasa masih asing dilengkapi dengan istilah

asingnya yang ditulis dalam kurung di belakangnya dengan huruf yang

iii

Page 8: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

dicetak miring (Italic). Sebagai kelengkapannya istilah-istilah tersebut

disusun dalam “Daftar Istilah” yang disajikan sebagai lampiran dalam

buku ini.

Penulis menyadari bahwa buku ini masih banyak

kekurangannya; oleh karena itu Penulis sangat mengharapkan kritik,

koreksi, dan masukan guna penyempurnaan isi di kemudian hari.

Ucapan terimakasih Penulis sampaikan kepada Ir. Sri Woro B.

Harijono, M.Sc., Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika, yang telah

merestui penulisan buku ini. Ucapan terimakasih juga Penulis

sampaikan kepada Prof. DR. Mezak A. Ratag, Kepala Pusat Penelitian

dan Pengembangan Badan Meteorologi dan Geofisika yang telah

memberikan koreksi, fasilitas, dan lain-lain sehingga penyusunan buku

ini dapat dilakukan dengan tepat waktu.

Selanjutnya tidak lupa penulis menyampaikan penghargaan dan

terimakasih kepada semua pihak, utamanya para staf Pusat Penelitian

dan Pengembangan serta Pusat SISDATIN Klimatologi dan Kualitas

Udara Badan Meteorologi dan Geofisika yang telah memberikan

bantuan data, bahan, dan lain-lain sehingga penyusunan buku ini dapat

terselesaikan sampai penerbitannya.

Jakarta, 31 Juli 2007

Penulis

iv

Page 9: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Daftar Gambar

Gambar 2.1. Bagan kaitan timbal-balik antara tanaman,t�anah,

dan cuaca / iklim

Gambar 2.2.���Penyiapan lahan�

Gambar 2.3.���Kegiatan menanam padi�

Gambar 2.4.���Penyemprotan hama�

Gambar 2.5.���Masa panen�

Gambar 2.6.���Penjemuran hasil panen

Gambar 2.7.���Transportasi hasil panen

Gambar 3.1.���Stasiun Pengamatan Cuaca Pertanian�

Gambar 3.2.���Alat ukur cuaca telemetri di Jakarta�(Foto: 2007, Yunus,)

Gambar 3.3.���Piranograf di Pakanbaru (Foto: 2007, Yunus)

Gambar 3.4.���Alat rekam suryaan matahari jenis Campbel

Stokes ��di Banjarbaru (Foto: 2007, Yunus)

Gambar 3.5.���Pias perekam lamanya penyuryaan

Gambar 3.6.���Perubahan harian suhu dan kelembapan nisbi ��udara di Jakarta 96745 (Sumber: BMG Juli 2007)

v

Page 10: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Gambar 3.7.���Termometer tanah di Banjarbaru��(��Foto: 2007,

Yunus)

Gambar 3.8.���Mata angin�

Gambar 3.9.���Cup Anemometer di Banjarbaru (��Foto: 2007,

Yunus)�

Gambar 3.10.�Thermohigrograf di Jakarta��(��Foto: 2007, Yunus)

Gambar 3.11.�Evaporimeter Panci Terbuka�

Gambar 3.12.�Alat penakar hujan Hellmann di Jakarta��(��Foto:

2007, Yunus)�

Gambar 3.13.�Tornado

Gambar 3.14.�Posisi PPAT paling selatan dan paling utara

Gambar 3.15.�Peta angin pasat pada waktu matahari di selatan ��(atas), dan pada waktu matahari di utara (bawah)����(Logwood J.G.)

Gambar 3.16. Daerah sumber dan arah gerak siklon tropik ��(Neuwolt, 1985)

Gambar 3.17.�Foto siklon tropik dari satelit cuaca

Gambar 5.1. Bagan alur pembuatan keputusan dan nilai

ekonomi��(Mc.Quigg)

Gambar 5.2.���Contoh grafik suhu, banyak awan, tekanan dari ��Stasiun Meteorologi Medan

Gambar 5.3.���Contoh kecepatan angin sepanjang garis ��khatulistiwa dari 90 °BT – 140 BT°�

Gambar 5.4.���Contoh isoplet keseringan arah dan kecepatan

angin ��mengikut bulan (Sumber: WMO 100)�

Gambar 5.5. ��Mawar angin (windrose)�

vi

Page 11: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Gambar 5.6. ���Peta isobar permukaan

Gambar 5.7. ���Contoh klimagram

Gambar 7.1. Bagan analisis penggunaan lahan dalam pertanian���(Lansberg)

Gambar 7.2. ��Contoh grafik penilaian curah hujan kumulatif ���selama bulan Januari 2004 di Cangkuang, Cirebon

(Sumber: Pengolahan data)

vii

Page 12: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi
Page 13: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Daftar Tabel

Tabel 1.1. Awal musim hujan dan awal musim kemarau di ��beberapa tempat di Indonesia

Tabel 3.1. Skala Beaufort dan kecepatan angin

Tabel 3.2. Suhu udara dan tekanan uap air maksimum (e )m

Tabel 3.3. Musim tumbuh berbagai tanaman dengan �menggunakan kriteria curah hujan

Tabel 3.4. Beda suhu maksimum dan minimum (Tmaks–Tmin)�dibeberapa tempat (persepuluhan °C)���

Tabel.3.5. Keseringan dan musim siklon tropik di berbagai �daerah

Tabel 3.6. Curah hujan rata-rata bulanan di berbagai tempat�

Tabel 3.7. Sebaran curah hujan musiman dalam Musim �Kemarau diberbagai tempat

Tabel 4.1. Matriks hubungan tanggap tanah dan tanaman

terhadap Cuaca

Tabel 4.2. Matriks hubungan antara unsur cuaca dan nilai yang

perlu diinformasikan berkenaan dengan dampaknya �kepada tanah dan tanaman�

ix

Page 14: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Tabel 4.3. Matriks Unsur Cuaca – Macam nilai yang �diinformasikan

Tabel 4.4. Matriks Cuaca – Satuan waktu informasi�

Tabel 4.5. Nilai a, b, dan n/N untuk beberapa tempat �(Oldeman)

Tabel 4.6. Nilai N untuk tempat-tempat di sekitar khatulistiwa

Tabel 4.7. Lama hari siang di beberapa tempat di Indonesia�

Tabel 4.8. Nilai Ra untuk beberapa tempat (Oldeman)��

Tabel 4.9. Nilai Suhu maksimum dan minimum untuk b� eberapa

tempat (Oldeman)

Tabel 4.10. Contoh perhitungan nilai kumulatif

Tabel 4.11. Contoh menghitung frekuensi�

Tabel 4.12. Nilai banyak awan siang dan malam

Tabel 5.1. Keseringan curah hujan bulan januari di Jakarta

Tabel 5.2. Pasangan unsur pertanian dengan unsur cuaca

Tabel 5.3. Contoh nilai-nilai cuaca sesaat yang perlu �diinformasikan���

Tabel 5.4. Contoh nilai-nilai cuaca harian yang perlu �diinformasikan���

Tabel 5.5. Contoh nilai-nilai cuaca mingguan yang perlu �diinformasikan

Tabel 5.6. Contoh nilai-nilai cuaca bulanan yang perlu

diinformasikan

Tabel 5.7.����Informasi prakiraan cuaca yang diperlukan sesuai �fase kegiatan

x

Page 15: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Tabel 6.1.����Batas toleransi keakurasian alat

Tabel 6.2.����Batas akurasi beberapa unsur cuaca untuk prakiraan

Tabel 7.1.����Cuaca yang menguntungkan dan merugikan bagi t�anah

dan tanaman

Tabel 7.2.����Cuaca yang merugikan dan yang menguntungkan b� agi

tanaman dalam musim hujan dan musim k� emarau

Tabel 7.3.����Macam dan hubungan kegiatan dalam domain

Tabel 7.4.����Contoh keseringan curah hujan (mm) di Sukabumi

xi

Page 16: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi
Page 17: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Daftar Isi

KATA PENGANTAR

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI

Bab 1����PENDAHULUAN�1.1.��Bidang Ilmu�1.2. Definisi

1.2.1. Cuaca1.2.2. Iklim1.2.3. Musim

1.3.�Komponen Meteorologi Pertanian

Bab 2����KEGIATAN PERTANIAN2.1. Perencanaan Pola Tanam2.2. Pengolahan Tanah�2.3. Budidaya Tanaman

2.3.1. Pembibitan2.3.2. Penanaman2.3.3. Pemeliharaan2.3.4. Panen

2.4. Pascapanen2.5.��Transportasi

xiii

Page 18: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Bab 3�SISTEM CUACA PERTANIAN�3.1. Cuaca Pertanian3.2. Pengamatan Cuaca Pertanian3.3.��Stasiun Cuaca Pertanian3.4. Unsur Cuaca Pertanian

3.4.1. Sinaran surya3.4.2. Suhu3.4.3. Angin3.4.4. Kelembapan3.4.5. Penguapan dan Penguappeluhan3.4.6. Hujan

3.4.6.1. Badai Guntur3.4.6.2. Tornado

3.5. Berbagai Kriteria3.5.1.Musim Tumbuh3.5.2.Derajat Hari3.5.3.Selang Kering, Selang Basah3.5.4.Beda suhu siang dan malam�

3.6. Iklim Lingkungan3.6.1. Sistem Cuaca Kawasan Tropik�3.6.2. Sistem Cuaca Wilayah Indonesia3.6.3. Ikhtisar Cuaca Sinoptik di BerbagaiW� ilayah

Bab 4����PENYEDIAAN INFORMASI CUACA PERTANIAN�4.1. Informasi Meteorologi Pertanian�4.2. Penyediaan Informasi�

4.2.1. Penyediaan Informasi Hasil Pengamatan�4.2.2. Menaksir Data�4.2.3. Penyediaan Informasi Klimatologi

4.2.3.1. �Homogenitas Data�4.2.3.2. �Analisis Statistik�4.2.3.3. �Batas Operasional

xiv

Page 19: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

4.2.3.4. Penyediaan Informasi Cuaca Berlangsung

4.2.3.5. Penyediaan Informasi Cuaca Yang Akan Datang�

4.2.3.6. Penyediaan Informasi Adanya Selang Kering��dan Selang Basah

Bab 5����PENYAJIAN INFORMASI CUACA PERTANIAN�5.1. Penyajian Informasi Klimatologi

5.1.1. Tabel Frekuensi (Keseringan)�5.1.2. Diagram Grafik5.1.3. Peta5.1.4. Klimagram

5.2. Penyajian Informasi Cuaca Berlangsung�5.3. Penyajian Informasi Cuaca Prakiraan�

5.3.1. Penyajian Prakiraan Jangka Pendek (Harian)5.3.2. Penyajian Prakiraan Jangka Sedang

(Mingguan)�5.3.3. Penyajian Prakiraan (Tinjauan) Cuaca

Bulanan5.3.4. Penyajian Prakiraan Cuaca Jangka Panjang�

(Musim)�

Bab 6����KEAKURASIAN INFORMASI CUACA PERTANIAN6.1. Kompetensi Pengamat�6.2. Keakurasian Alat Pengamatan�6.3. Keakurasian Hasil Pengamatan Cuaca�6.4. Keakurasian Prakiraan Cuaca�

Bab 7����DAMPAK DAN KEGUNAAN INFORMASI CUACA��PERTANIAN�7.1. Dampak Cuaca / Iklim7.2. Fungsi dan Penerapan Informasi Meteorologi�

Pertanian�

xv

Page 20: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

7.3. Teknik Penggunaan Informasi Meteorologi7.3.2. Teknik Penggunaan Informasi Cuaca Sedang �

Berlangsung7.3.3.��Teknik Penggunaan Informasi Prakiraan

Cuaca�7.4.�Modifikasi�

DAFTAR PUSTAKA�

DAFTAR ISTILAH�

LAMPIRAN�

BIOGRAFI PENULIS�����

xvi

Page 21: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

BAB 1

PENDAHULUAN

Praktek Meteorologi Pertanian 1

Seperti yang telah dikemukakan dalam Pengantar, buku ini

diberi judul “Praktek Meteorologi Pertanian”. Namun demikian istilah

meteorologi pertanian yang dimaksud hanya dalam pengertian terbatas

mengenai cuaca dan penggunaannya dalam kegiatan pertanian.

1.1. Bidang Ilmu

Dalam Buku Meteorological Vocabulary, Organisasi

Meteorologi Dunia memberi definisi bahwa klimatologi pertanian

adalah klimatologi yang membahas tentang pengaruh iklim kepada

kegiatan pertanian. Kutipan lengkapnya adalah:

“Agricultural Climatology is climatology applied to the effect of

climate on agricultural activities”.

Sedangkan dalam Glossary of Meteorology yang diterbitkan oleh

American Meteorological Society menyebutkan bahwa:

“Meteorologi per tan ian ada lah meteorologi dan

mikrometeorologi yang digunakan khusus dalam pertanian”.

Selain itu didefinisikan juga klimatologi pertanian, bahwa:

Page 22: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

“Klimatologi pertanian adalah klimatologi dalam pengaruhnya

kepada produksi tanaman, termasuk utamanya tentang musim

tumbuh, hubungan antara laju pertumbuhan dan hasil panen

kepada berbagai faktor iklim, batasan-batasan iklim untuk

pertanaman, irigasi, dan pengaruh iklim kepada perkembangan

dan penyebaran penyakit tanaman”.

Pembahasan utamanya kepada hal yang berkaitan dengan lahan

dan lapisan udara dari permukaan tanah sampai puncak tanaman yang

termasuk dalam bidang iklim mikro. Kutipan dari definisi tersebut

sebagai berikut:

“In general, climatology as applied to the effect of climate on

crops. It includes especially the length of growing season, the

relation of growth rate and crop yields to the various climate

factors and hence the optimum and limiting climates for any

given crop, the value of irrigation, and the effect of climatic and

weather conditions on the development and spread of crop

diseases. In discipline is primarily concerned with the space

occupied by crops, namely the soil and the layer of air up to the

tops of the plants, in which conditions are governed largely by the

microclimate”.

Selain itu disebutkan pula bahwa”

“Agricultural meteorology, in general, meteorology and

micrometeorology as applied to the specific problems of

agriculture”.

Definisi lain yang dikemukakan McIntosch dalam buku

Meteorological Glossary, Universitas Edinburg menyebutkan bahwa :

Praktek Meteorologi Pertanian2

Page 23: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

“Agroklimatologi adalah ilmu tentang iklim yang relevan

dengan masalah pertanian, misalnya tentang keterlibatannya suatu jenis

data yang sering tidak termasuk dalam klimatologi umum”.

Selengkapnya apa yang dikemukakan sebagai berikut :

“Agroclimatology, the study of those aspects of climate which

are relevant to the problems of agriculture. Such study involves

types of data e.g. earth temperature and accumulated

temperature, which are often nor considered in more general

climatology”

Dalam Buku Meteorological Vocabulary yang diterbitkan

Organisasi Meteorologi Dunia tersebut juga ditunjukkan sistematika

pembidangan meteorologi yang ringkasnya sebagai berikut :

Meteorologi sebagai bidang ilmu dibagi menjadi Meteorologi

Teori, Meteorologi Terapan, Meteorologi Gabungan, dan Meteorologi

Praktik.

Meteorologi Pertanian termasuk cabang Meteorologi Terapan.

Bidang meteorologi lain yang termasuk dalam Meteorologi Terapan

adalah Meteorologi Sinoptik, Meteorologi Penerbangan, Meteorologi

Maritim, Hidrometeorologi, dan Meteorologi Kesehatan. Meteorologi

Praktik membahas tentang Pengamatan, Analisis, Prakiraan, dan

Pelayanan Meteorologi. Namun demikian dari definisi dan

pembidangan seperti yang telah diuraikan kiranya tidak mudah

dipisahkan antara meteorologi terapan dan meteorologi praktik.

Pembahasan dalam meteorologi terapan memerlukan pula penjelasan

tentang ha-hal yang termasuk dalam meteorologi praktik.

Sebagai bagian dari Meteorologi Praktik, Pengamatan

Praktek Meteorologi Pertanian 3

Page 24: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Meteorologi membahas tentang sistem pengamatan untuk memperoleh

data yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan informasi

selanjutnya. Analisis Meteorologi membahas tentang tatacara untuk

mengetahui sifat dan menginterpretasi perilaku unsur meteorologi, dan

Prakiraan Meteorologi membahas tentang perkembangan cuaca dan

penaksiran cuaca di waktu kemudian. Selanjutnya Pelayanan

Meteorologi membahas tentang informasi dan penyajian informasi

meteorologi kepada pengguna.

Informasi meteorologi pada dasarnya dibagi dalam tiga macam,

yakni informasi cuaca waktu lampau, informasi cuaca yang sedang

berlangsung, dan informasi cuaca yang akan terjadi pada waktu

kemudian. Karena setiap kegiatan mempunyai tanggap kepada cuaca

berbeda-beda maka macam informasi yang diperlukan juga berbeda.

Oleh karena itu Pelayanan Meteorologi juga berbeda untuk setiap

kegiatan, baik materi maupun cara penyajiannya, sesuai dengan

kegiatannya. Berbagai macam pelayanan meteorologi antara lain

pelayanan kepada masyarakat penerbangan, pelayanan meteorologi

kepada masyarakat kelautan, pelayanan meteorologi kepada masyarakat

pertanian, pelayanan meteorologi kepada masyarakat umum.

Dengan menggunakan pengertian-pengertian dasar tersebut

dalam buku ini dibahas tentang informasi cuaca yang diperlukan dalam

kegiatan pertanian. Pertanian sangat peka terhadap cuaca. Selain

diperlukan dalam meningkatkan efisiensi kegiatan pertanian, cuaca

berpotensi memberikan dampak kepada pertanian. Informasi cuaca

mempunyai andil besar dalam pembuatan rencana dan operasi kegiatan

pertanian. Namun demikian dalam pelayanan meteorologi pertanian

sering dialami kesulitan karena kegiatan pertanian banyak macamnya

Praktek Meteorologi Pertanian4

Page 25: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

dan masing-masing mempunyai sensitivitas kepada cuaca / iklim yang

berbeda-beda. Oleh karena itu pelayanan meteorologi dalam pertanian

memerlukan tatacara tertentu.

1.2. Definisi

Untuk mengawali pembahasan tentang meteorologi pertanian,

kiranya sangat perlu untuk lebih dahulu difahami pengertian tentang

istilah cuaca, iklim, dan musim.

Sampai saat ini masih banyak ketidaksamaan pengertian tentang

cuaca dan iklim, dan banyak orang mencampuradukkannya sehingga

perbedaan arti antara kata istilah cuaca dan iklim menjadi kabur. Yang

demikian itu memang terdapat di mana-mana bahkan dalam lingkup

dunia. W.J. Gibbs, dalam Buletin WMO Volume 36 bulan Oktober 1987

halaman 290-297 mengingatkan akan dampak penggunaan istilah dan

pengertian cuaca dan iklim yang tidak jelas. Gibbs menyarankan agar

sebaiknya menengok kembali definisi yang telah ditetapkan dalam

Konferensi Iklim Dunia (World Climate Conference) tahun 1979.

Kutipan tentang definisi cuaca dan iklim yang ditetapkan dalam

konferensi tersebut seperti berikut :

“Weather is associated with the complete state of the

atmosphere at a particular instant in time, and with the

evolution of this state through the generation, growth and decay

of individual disturbances”.

“Climate is the synthesis of weather events over the whole of

period statistically long enough to establish its statistical

ensemble properties (mean values, variances, probabilities of

extreme events, etc.) and is largely independent of any

instantaneous state”.

Praktek Meteorologi Pertanian 5

Page 26: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Selain itu Gibbs juga mengidentifikasi bahwa banyak orang

menggunakan pengertian iklim sebagai cuaca rata-rata. Pengertian

tersebut dinilai tidak sesuai dengan definisi yang ditetapkan dalam

Konferensi Iklim Dunia tahun 1979 tersebut. Untuk menghidari kesalah

pahaman tersebut Gibbs menyarankan pengertian secara teknis bahwa :

“Weather is the state of the atmosphere over one given region

during one given period (minute, hour, day, month, season, year,

decade, etc.)”, dan

“Climate is the statistical probability of the occurrence of

various states of the atmosphere over a given region during a

given calendar period”.

1.2.1. Cuaca

Dari apa yang dikemukakan Gibbs dan hasil Konferensi Iklim

Dunia dapat diambil sarinya bahwa “cuaca” adalah keadaan atmosfer

pada setiap waktu kesatuan. Dengan demikian kita dapat mengatakan

tentang cuaca saat ini, cuaca pukul 12, cuaca nanti sore, cuaca tanggal 17

Agustus 1945, cuaca besok pagi, cuaca minggu ini, cuaca minggu depan,

cuaca bulan depan, dan seterusnya apabila waktu-waktu tersebut

diartikan sebagai satu satuan waktu. Jadi cuaca menyatakan keadaan

yang berlangsung pada saat atau selama waktu kesatuan. Nilai atau kadar

cuaca dinyatakan dengan nilai unsur-unsurnya secara simultan antara

lain suhu, tekanan, angin, kelembapan, termasuk adanya fenomena yang

ada pada waktu kesatuan yang dimaksud. Dengan demikian cara

mengemukakan nilai-nilai unsur cuaca berbeda apabila waktu

kesatuannya berbeda. Untuk menyatakan cuaca pada suatu saat

digunakan nilai-nilai unsur cuaca saat itu, sedangkan untuk menyatakan

Praktek Meteorologi Pertanian6

Page 27: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

cuaca dalam waktu kesatuan yang lebih panjang menggunakan nilai-

nilai unsur cuaca paling rendah, paling tinggi, paling dirasakan. Sebagai

contoh :oCuaca pukul 12.00 : Pada pukul 12.00 suhu udara 28 C, tekanan

oudara 1010 milibar (hektopaskal), angin 270 atau dari barat dengan

kecepatan 20 km/jam. Kelembapan udara 80 %, dan langit cerah tidak

ada awan.

oCuaca hari kemarin : Kemarin suhu udara paling rendah 21 C oterjadi pada pagi hari dan paling tinggi 30 C terjadi pada siang hari;

tekanan udara berubah-ubah antara 1010 mb dan 1012 mb; angin o oarahnya berubah-ubah dari 360 (dari utara) pada pagi hari menjadi 90

(dari timur) dan kecepatannya berubah-ubah dari 5 km/jam sampai 12

km/jam. Kelembapan udara berkisar dari 60 % pada siang dan sore hari

sampai mencapai 80% pada malam dan pagi hari. Langit berawan

sepanjang hari dan pada sore hari sebentar-sebentar turun hujan deras.

oCuaca minggu lalu : Minggu lalu suhu udara paling rendah 21 C oterjadi pada pagi hari Senin dan paling tinggi 33 C pada hari Jumat siang.

Tekanan udara berubah-ubah antara 1010 mb dan 1012 mb setiap

harinya. Dari hari Senin sampai Rabu angin arahnya berubah-ubah dari o o360 (dari utara) pada pagi hari menjadi 90 (dari timur) dan kecepatannya

berubah-ubah dari 5 km.jam sampai 12 km/jam, dan dari Kamis sampai oMinggu angin arahnya berubah-ubah dari 180 (dari selatan) pada pagi

ohari menjadi 270 (dari barat); kecepatannya berubah-ubah dari 10

km.jam sampai 15 km/jam. Setiap hari kelembapan udara berkisar dari

60 % pada siang dan sore hari sampai mencapai 80% pada malam dan

pagi hari. Tiga hari pertama langit berawan sepanjang hari dan pada tiga

hari berikutnya hujan setiap sore hari.

Praktek Meteorologi Pertanian 7

Page 28: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Nilai rata-rata tidak sesuai untuk menyatakan keadaan karena

nilai tersebut hanya berupa bilangan hasil perhitungan bukan hasil

pengukuran.

1.2.2. Iklim

Iklim mengandung pengertian kebiasaan cuaca yang terjadi di

suatu tempat atau daerah, dan juga memberi pengertian bahwa iklim

adalah ciri kecuacaan suatu tempat atau daerah, dan bukan cuaca rata-

rata. Oleh karena itu tidak mungkin kita mengatakan iklim hari ini, iklim

besok pagi, iklim minggu depan, dan seterusnya.; tetapi kita dapat

mengatakan: iklim zaman dahulu, iklim selama ini, iklim di waktu

mendatang. Jadi iklim berkaitan dengan periode waktu panjang tidak

tentu.

Ciri kecuacaan suatu tempat atau daerah ditetapkan berdasarkan

kriteria keseringan atau probabilitas nilai-nilai satu atau lebih unsur

iklim yang ditetapkan, misalnya : hujan, suhu, suhu dan hujan, suhu dan

angin, hujan dan penguapan.

Setiap daerah mempunyai iklim yang berbeda. Perbedaan

tersebut karena bumi bentuk bulat dari bumi sehingga sinar matahari

tidak dapat diterima serbasama oleh setiap permukaan bumi. Selain itu

permukaan bumi yang beranekaragam jenisnya dan beranekaragam

bentuk topografinya tidak sama caranya menanggapi sinaran matahari

yang diterimanya.

Untuk mengenali tentang iklim digunakan tinjauan dari berbagai

aspek, antara lain dari aspek waktu, skala, wilayah, dan jenis. Dari aspek

waktu dikenal Iklim Prasejarah, Iklim Sejarah, Iklim Quaterner. Iklim

Praktek Meteorologi Pertanian8

Page 29: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

prasejarah adalah iklim zaman dahulu yang penetapannya didasarkan

atas cerita-cerita sebelum adanya fakta-fakta sejarah. Iklim sejarah

adalah iklim yang penetapannya berdasarkan cerita-cerita yang tertulis

atau benda-benda sejarah. Iklim Quartener ditetapkan berdasarkan data

zaman quartener dengan menggunakan data lapisan bumi atau geologi.

Dari skala yang dipelajari iklim dibedakan dalam Iklim Mikro,

Iklim Meso, Iklim Ruangan. Iklim Mikro adalah iklim dalam skala kecil

dalam ukuran panjang orde meter dan ukuran waktu menit: Iklim Meso

adalah iklim dalam ukuran panjang orde kilometer dan ukuran waktu

dalam orde jam atau lebih. Iklim Ruangan adalah iklim yang dibuat

dalam ruangan tertutup, misalnya dalam rumah kaca,

Dari aspek wilayah dibedakan Iklim Kutub (polar Climate), klim

Tengah (Temperate Climate), Iklim Subtropis (Subtropical Climate),

Iklim Tropis (Tropical Climate), Iklim Khatulistiwa (Equatorial Climate

). Namun demikian batas antar wilayah tidak jelas.

Iklim Kutub dicirikan dengan suhu sangat rendah; Koppen O Omemberi kriteria suhu paling tinggi di bawah 2 C atau 52 F tetapi lebih

O Otinggi dari 0 C atao 32 F.

Iklim Tengah merupakan jenis iklim yang terdapat di lintang

tengah antara kawasan kutub dan kawasan tropik, tetapi batasnya tidak

jelas.

Iklim Tropis merupakan jenis iklim di kawasan tropik yang

dicirikan dengan suhu selalu tinggi dan variasi tahunannya kecil, hujan

hampir dapat terjadi di sembarang waktu dalam setahun.

Iklim Subtropis dicirikan utamanya kemarau di musim panas dan

Praktek Meteorologi Pertanian 9

Page 30: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

hujan di musim dingin.

Iklim Khatulistiwa dicirikan dengan variasi suhu harian kecil

dan hujan di sembarang waktu dan dalam setahun hujan dua kali

maksimum.

Dari jenis atau ciri yang dibentuk oleh lingkungan dikenal tipe

iklim, yakni :Iklim Benua (Continental Climate), Iklim Bahari

(Maritime/ Marine Climate), Iklim Monsun (Monsoon Climate), Iklim

Mediteran (Mediterranian Climate), Iklim Tundra (Tundra Climate),

dan Iklim Gunung (Mountain Climate).

Iklim Benua, iklim yang dimiliki daratan luas skala benua,

dicirikan dengan julat yang besar dari suhu tahunan dan suhu harian,

kelembapan nisbi rendah serta (umumnya) curah hujan sedang, kecil

atau yang tak menentu. Suhu tahunan ekstrem terjadi langsung setelah

matahari berbalik. Dalam keadaan ekstrem Iklim Benua menyebabkan

terjadinya penggurunan.

Iklim Bahari adalah jenis iklim yang dicirikan dengan perbedaan

yang kecil antara suhu tahunan dan suhu udara harian. Iklim tersebut

terdapat di pulau-pulau yang kecil, dan di bagian dunia yang menghadap

angin, misalnya kepulauan Inggris utamanya di bagian paling barat.

Iklim Monsun jenis iklim di kawasan monsun. Dicirikan dengan

perubahan unsur-unsur iklim secara musiman. Hujan banyak pada waktu

matahari di atas kawasan yang bersangkutan. Umumnya dimiliki

tempat-tempat di kawasan tropik.

Iklim Mediteran merupakan jenis iklim yang dicirikan dengan

panas, kering, musim panas yang cerah dan musim dingin banyak hujan.

Praktek Meteorologi Pertanian10

Page 31: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Jenis iklim mediteran mempunyai ciri yang hampir berlawanan dengan

iklim monsun.

Iklim Tundra adalah iklim yang sesuai dengan tumbuh dan

hidupnya tumbuhan lumut, dicirikan dengan suhu sangat rendah tetapi

tidak tertutup salju.

Iklim Gunung adalah iklim di tempat-tempat tinggi, dicirikan

dengan makin ke atas suhu makin rendah, demikian pula tekanan makin

rendah. Selain itu penyuryaan matahari banyak, makin ke atas sampai

ketinggian tertentu hujan makin banyak, dan di atasnya hujan makin

berkurang. Daerah ketinggian dengan hujan makin berkurang disebut

daerah sungsangan hujan (rainfall inversion). Hujan banyak terdapat di

daerah yang menghadap angin.

1.2.3. Musim

Musim berbeda dengan cuaca dan iklim. Musim adalah selang

waktu dengan cuaca yang paling sering terjadi atau mencolok, misalnya

musim hujan adalah rentang waktu yang banyak terjadi hujan; musim

kemarau rentang waktu yang sedikit hujan, musim dingin rentang waktu

dengan suhu udara selalu rendah, musim panas rentang waktu dengan

suhu udara selalu tinggi.

Di Indonesia yang paling dikenal adalah musim yang didasarkan

atas seringnya atau banyaknya curah hujan, sehingga dikenal musim

hujan dan musim kemarau.

Untuk menandai musim hujan dan musim kemarau tersebut

Badan Meteorologi dan Geofisika menggunakan kriteria banyaknya

curah hujan selama setiap sepuluh hari atau yang disebut “dasarian”.

Penetapan dasarian dimulai dari tanggal 1 Januari. Dasarian pertama

Praktek Meteorologi Pertanian 11

Page 32: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

adalah satuan waktu sepuluh hari dari tanggal 1 Januari sampai dengan

tanggal 10 Januari; dasarian kedua dari tanggal 11 Januari sampai

dengan 20 Januari. Untuk bulan yang mempunyai banyak hari 31,

dasarian ketiga ditetapkan dari tanggal 21 sampai dengan 31. Untuk

bulan Februari, dasarian ketiga dari tanggal 21 sampai dengan 28 atau 29

Februari.

Awal musim didefinisikan sebagai dasarian awal mulainya

musim. Awal musim hujan adalah dasarian pertama yang curah

hujannya 50 mm atau lebih. Awal musim kemarau adalah dasarian

pertama yang curah hujannya kurang dari 50 mm.

Panjang musim adalah banyaknya dasarian dari awal musim

sampai akhir musim. Baik awal musim maupun panjang musim tidak

sama setiap tahunnya, bergantung kepada kondisi dan tatanan cuaca

lainnya dalam skala besar. Panjang musim di setiap tempat berbeda-

beda. Sesuai dengan letak geografinya unsur cuaca / iklim Indonesia

mempunyai variasi musiman. Variasi musiman tersebut dapat jelas

terlihat pada curah hujan. Oleh karena itu di Indonesia dikenal musim

hujan dan musim kemarau. Kedua musim tersebut dibedakan dari

banyaknya curah hujan. Pada umumnya sewaktu matahari ada di

belahan bumi selatan dari bulan Oktober sampai Maret, curah hujan

lebih banyak dibandingkan sewaktu matahari di atas belahan bumi utara

dari bulan April sampai September; tetapi di tempat tertentu tidak

demikian.

Sebagai contoh, rata-rata awal dan panjang musim di beberapa

tempat di Indonesia untuk periode 1971 - 2000 seperti tercantum dalam

Tabel 1.1. berikut :

Praktek Meteorologi Pertanian12

Page 33: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Tabel 1.1. Awal musim hujan dan awal musim kemarau di beberapa tempat di

Indonesia untuk periode 1971 - 2000.

Lokasi/ daerah Awal musim(das. ke)

Panjang musim (dasarian)

kemarau hujan kemarau hujan

Jawa:

Pandeglang barat

Sukabumi selatan

Indramyu timur

Cilacap

Batang, Kendal

Boyolali

Juni II

Juni III

April III

Mei III

Mei III

Mei I

Sep. III

Sep. III

Nop. II

Okt. I

OKtr. III

Okt. III

10

9

17

15

15

17

25

27

16

27

20

19

Sumatra

Lampung selatan

Bengkulu utara

Aceh tengah

April III

Juni III

Mei III

Nop. III

Agu. III

Okt. I

21

7

13

17

28

23

Kalimantan :

Kapuas barat

Banjar tengah

Balikpapan

Juli I

Mei I

Juli I

Sept.III

Okt. I

Okt. I

6

18

9

27

22

31

Sulawesi :

Gowa, Maros

Mamuju

Manado

Mei II

Juli II

Juli III

Okt. III

Nop. I

Sep. III

16

10

6

20

22

27

Bali :

Boleleng utara

Karangasem utara

Maret III

Maret II

Des. III

Des. I

26

26

10

11

NTB :

Lombok barat

Sumbawa barat

Mei II

April I

Nop. III

Des. I

15

24

14

12

Praktek Meteorologi Pertanian 13

Page 34: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

NTT :

Manggarai barat

Kupang barat

April III

Maret III

Okt. III

Des. I

18

25

19

11

Maluku :

Halmaer

Ambon utara

Tual

Juli III

Mei I

Juli I

Okt. III

Nop. III

Nop. III

12

21

15

25

19

23

Papua :

Manokwari

Jayapura

Merauke

Juli I

Mei II

Mei I

Nop. I

Nop. III

Des. II

12

19

22

18

17

14

Lanjutan Tabel 1.1�

Sumber: BMG. (2005)

Namun demikian kriteria musim tersebut bersifat umum. Dalam

pertanian kriteria musim disesuaikan dengan jenis tanaman.

Dari kata musim banyak digunakan istilah “variasi musiman”.

Variasi musiman adalah berubahnya nilai unsur cuaca secara bergantian

dalam waktu selama waktu setahun. Di Indonesia selain terlihat jelas

pada curah hujan, di banyak tempat variasi musiman juga terlihat pada

arah angin meskipun tidak sama perubahannya di setiap tempat.

Misalnya di Sumatera Barat variasi musiman angin berupa perubahan

dari angin baratdaya dan timurlaut, di Jawa terlihat dari perubahan angin

barat dan angin timur. Variasi-variasi tersebut berkaitan dengan monsun

Asia dan monsun Australia. Di beberapa daerah misalnya di Jawa bagian

timur, Bali, Nusa Tenggara serta daerah lain yang berdekatan dengan

Australia, variasi musiman suhu maksimum dan minimum juga terlihat

jelas.

Praktek Meteorologi Pertanian14

Page 35: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

1.3. Komponen Meteorologi Pertanian

Salah satu persoalan yang sangat penting dalam masalah Negara

adalah penyediaan pangan bagi penduduknya. Untuk mengatasinya

telah banyak upaya dengan meningkatkan teknologi pertanian; namun

sejauh peningkatan teknologi tersebut masih ada kendala yang tidak

mudah diatasi dengan teknologi, yakni masalah cuaca / iklim. Tanaman

masih belum dapat dipisahkan dari faktor cuaca / iklim. Kegagalan

panen masih banyak terjadi karena ketidak cukupan cuaca / iklim yang

diperlukan bagi tanaman. Meteorologi pertanian mempunyai andil besar

dalam masalah penyediaan pangan tersebut.

Iklim telah tersedia secara alami; namun manusia meskipun

dengan ilmu dan teknologinya, tidak mampu mengendalikan kecuali

dalam skala yang terbatas. Oleh karena itu upaya yang bijaksana dalam

meningkatkan keberhasilan usaha produksi pertanian yang maksimal

adalah menyesuaikan kegiatan usahanya dengan perilaku cuaca / iklim

yang ada. Tanaman selain memerlukan tanah tertentu dan kecukupan zat

hara, juga memerlukan air dan radiasi matahari yang cukup dalam waktu

bersamaan. Dari sifat tersebut dapat dikemukakan bahwa paling tidak

ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan dalam produksi pertanian

tanaman, yaitu :

a. Kebutuhan dan tanggap tanaman kepada cuaca dan iklim, tanah,

dan air;

b. Karateristik lokasi dari unsur tanah (fisik maupun kimiawi);

c. Karakteristik lokasi dari unsur cuaca dan iklim.

Dalam kaitannya dengan hal tersebut maka fungsi meteorologi

dalam pertanian yang perlu mendapat perhatian, khususnya dalam hal

sebagai berikut (WMO 134) :

Praktek Meteorologi Pertanian 15

Page 36: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

(1) Pemonitoran (termasuk teknik, pengumpulan data, analisiS,

percobaan);

(2) Dampak cuaca/iklim kepada pertumbuhan dan perkembangan

tanaman, kualitas dan kuantitas produksi;

(3) Dampak cuaca / iklim kepada timbulnya penyakit tanaman,

kerusakan tanaman, kehilangan produksi;

(4) Dalam fungsinya sebagai sumberdaya iklim;

(5) Dalam kaitannya dengan penyimpanan produksi;

(6) Dalam kaitannya dengan modifikasi dan iklim tiruan;

(7) Dalam kaitannya dengan Operasi managemen;

(8) Dalam kaitannya dengan kehutanan;

(9) Dalam kaitannya dengan nilai ekonomi.

Kegiatan pertanian, kehidupan tanaman, berlangsung secara

terus-menerus fase demi fase, dan setiap fase memerlukan kondisi

cuaca tertentu. Demikian pula cuaca terus-menerus berlangsung dan

juga selalu berubah. Namun demikian perubahan tersebut tidak selalu

sejalan dengan yang diperlukan bagi tanaman dalam fase itu. Dengan

demikian memonitor, termasuk menganalisis dan memprediksi cuaca /

iklim perlu dilakukan agar dapat dilakukan penilaian dan upaya

penyesuaian dengan adanya cuaca yang terjadi atau yang akan terjadi.

Dalam setiap fase kehidupan tanaman terpengaruh oleh kondisi

lingkungan termasuk tanah, air, cuaca. Oleh karena itu yang perlu

diketahui adalah sejauh mana kondisi lingkungan tersebut

mempengaruhi atau akan mempengaruhi kehidupan tanaman.

Adanya fenomena ekstrem misalnya badai, embun beku, polusi,

dapat secara langsung merusak tanaman. Upaya pecegahan atau

Praktek Meteorologi Pertanian16

Page 37: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

pelindungan perlu dilakukan. Dalam hal tersebut informasi klimatologi

tentang keseringan sesuatu fenomena ekstrem di suatu tempat , gawar

(warning) dan prediksi akan adanya fenomena ekstrem sangat

diperlukan.

Sebagai sumberdaya, cuaca / iklim perlu dianalisis dan

digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan

perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pertanian.

Praktek Meteorologi Pertanian 17

Page 38: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

BAB 1

Kegiatan Pertanian

Praktek Meteorologi Pertanian 19

Kegiatan pertanian adalah upaya yang berkaitan dengan

pembudidayaan tanaman. Kegiatan pertanian sangat beragam, demikian

pula nilai cuaca dan iklim yang diperlukan.

Kegiatan pertanian erat kaitannya dengan cuaca, musim, dan

iklim. Dalam kegiatan pertanian terdapat tiga komponen utama yang

ikut mengambil bagian, yakni tanah, tanaman, dan cuaca / iklim.

Ketiganya mempunyai hubungan timbal balik dan saling bergantung

seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Bagan kaitan timbal balik antara tanaman, tanah, dan cuaca / iklim

Tanah

Tanaman Cuaca/iklim

Page 39: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Untuk mengerjakan tanah perlu dipilih cuaca dan musim yang

sesuai. Untuk membuat pola tanam perlu memperhatikan iklim yang

ada. Bila suatu tanaman sudah ditanam, kehidupan selanjutnya sangat

berkaitan dengan cuaca yang ada.

Kondisi tanah menentukan jenis, kesuburan tanaman; sebaliknya

tanaman membuat perubahan kepada tanah. Karena pemanasan

matahari tanah menjadi panas dan panas tersebut dipancarkan ke udara

di atasnya, sehingga mengubah cuaca dan iklim mikro.

Besarnya keseimbangan panas dan sinaran berkaitan pula

dengan jenis tanaman dan jenis tanah. Selanjutnya cuaca dan iklim

memberikan dampak kepada tanah dan pertumbuhan tanaman.

Demikian seterusnya kondisi tanaman dapat membentuk sifat cuaca dan

iklim. Dari bagan kaitan timbal balik tersebut terlihat perlunya

memperhatikan ketiga unsur (tanah, tanaman, dan iklim) secara

berimbang dalam upaya melaksanakan kegiatan pertanian. Namun

demikian dalam tulisan ini hanya dibicarakan dari segi cuaca dan iklim.

Keragaman kegiatan pertanian memerlukan informasi cuaca dan iklim

yang bersifat spesifik di lokasi pertanian.

Pada dasarnya cuaca / iklim dimanfaatkan untuk membuat

perencanaan, yakni perencanaan stratejik dan perencanaan operasional,

serta pengendalian pelaksanaan kegiatan pertanian. Perencanaan

stratejik meliputi perencanaan tataguna lahan, perencanaan pola tanam.

Perencanaan operasional meliputi perencanaan penyiapan tanah,

pembibitan, penanaman, pemeliharaan. Pelaksanaan kegiatan meliputi

pengolahan tanah, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, panen, pasca

panen, transportasi.

Praktek Meteorologi Pertanian20

Page 40: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Untuk membuat perencanaan tataguna lahan dan pola tanam

diperlukan informasi klimatologi yang memberi gambaran tentang

kebiasaan cuaca di daerah yang dimaksudkan. Nilai-nilai cuaca yang

diperlukan utamanya adalah nilai rata-rata, nilai kisaran, dan nilai

keseringan.

Untuk membuat perencanaan operasional, diperlukan informasi

cuaca yang sedang berlangsung dan prakiraan cuaca dari jangka waktu

sedang sampai jangka panjang (musim).

Untuk melaksanakan kegiatan misalnya pada waktu

pengolahan tanah, diperlukan informasi cuaca yang sedang berlangsung

dan prakiraan cuaca jangka pendek (harian) sampai sedang (mingguan).

Dari masa pengolahan tanah, pembibitan dan seterusnya

prakiraan cuaca harian digunakan sebagai bahan pertimbangan

pelaksanaan kegiatan harian, misalnya waktu mengolah tanah,

penyemprotan hama, pemupukan, penjemuran, dan lain-lain. Dengan

informasi cuaca / iklim tersebut, perlakuan–perlakuan untuk

penanggulangan dapat ditetapkan.

2.1. Perencanaan Pola Tanam

Cuaca selalu berubah dan berbeda setiap waktu dan di setiap

tempat. Perubahan tersebut ada yang tidak beraturan dan ada yang

beraturan. Yang tidak beraturan umumnya berlangsung dalam waktu

pendek yang ditimbulkan oleh proses-proses sementara dalam atmosfer.

Sedangkan yang beraturan berkaitan dengan perubahan-perubahan alam

dalam skala besar, misalnya yang utama karena, perputaran bumi pada

porosnya, peredaran bumi mengelilingi matahari, perubahan fisik

Praktek Meteorologi Pertanian 21

Page 41: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

matahari. Perubahan-perubahan tersebut berbentuk perubahan harian

(daily variation), perubahan musiman (seasonal variation), perubahan

tahunan (annual variation), dan seterusnya.

Pola tanam bersifat tetap untuk jangka panjang; oleh karena itu

selain didasarkan atas sifat fisis tanah dan lingkungan, lebih banyak

didasarkan atas ciri kecuacaan atau klimatologi wilayah yang

bersangkutan. Bila faktor tanah sudah dimasukkan, selanjutnya untuk

membuat rencana pola tanam perlu dikenali lebih dahulu sifat tanaman

atas tanggapnya kepada cuaca / iklim. Sifat ketanggapan tersebut

ditetapkan sebagai syarat cuaca / iklim yang diperlukan. Kemudian

dilakukan analisis unsur cuaca / iklim untuk mencari pola sebarannya

mengikut waktu. Dalam hal ini analisis sebaran keseringan terjadinya

nilai unsur cuaca di atas atau di bawah persyaratan lebih membantu

dibandingkan analisis nilai rata-rata. Dari hasil analisis tersebut dicari

selang waktu dengan perubahan cuaca yang sesuai dengan persyaratan

cuaca bagi tanaman yang bersangkutan.

Bagi tanaman semusim, perencanaan tanam perlu disusun

dengan lebih cermat mengingat fase-fase pertumbuhan dan

perkembangannya memerlukan waktu tertentu dan persayaratan

tertentu. Sebagai contoh untuk menetapkan pola tanam padi pada lahan

basah yang memerlukan adanya curah hujan lebih atau sama dengan 75

mm setiap dasarian sampai waktu menjelang panen, dan kurang dari 50

mm pada waktu panen. Ketidaksesuaian antara fase kehidupan dan

perubahan cuaca dapat menimbulkan kegagalan kegiatan pertanian.

Praktek Meteorologi Pertanian22

Page 42: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

2.2. Pengolahan Tanah

Sebelum suatu tanaman ditanam perlu disiapkan tanah yang

memungkinkan dilakukannya penanaman tanaman. Pekerjaan

pengolahan tanah dilakukan setelah tanah cukup lembap atau pada saat

tanah masih dalam keadaan lembap sehingga mudah diolah.

Gambar 2.2. Penyiapan lahan

2.3. Budidaya Tanaman

Budidaya tanaman umumnya meliputi pembibitan, penanaman,

pemeliharaan, dan panen.

2.3.1. Pembibitan

Penyiapan bibit dilakukan di tempat-tempat tertentu yang

cuacanya sesuai yang diperlukan bagi bibit tanaman. Tempat tersebut

ada yang di dalam ruangan dengan kondisi cuaca tiruan yang

disesuaikan dengan yang diperlukan tanaman, misalnya di ruang rumah

hijau (green house), atau di ruang terbuka yang diberi peneduh penahan

sinar matahari, penutup untuk membuat kelembapan tinggi, pelindung

angin, dan lain-lain.

Praktek Meteorologi Pertanian 23

Page 43: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

2.3.2. Penanaman

Setelah bibit cukup kuat kemudian ditanam pada lahan yang

telah disiapkan. Kondisi tanah yang diperlukan tanaman berbeda-beda

untuk setiap jenis tanaman, misalnya untuk menanam padi ada jenis

yang memerlukan tanah berair, ada jenis padi yang memerlukan tanah

yang hanya lembap saja. Selama penanaman dibutuhkan keadaan langit

cerah atau berawan.

Gambar 2.3. Kegiatan menanam padi.

Pemilihan waktu tanam sangat penting karena setelah tanaman

ditanam cuaca sangat berpengaruh kepada pertumbuhan selanjutnya.

Oleh karena itu lebih dahulu perlu diketahui prakiraan cuaca

selanjutnya setelah masa tanam.

2.3.3. Pemeliharaan

Setelah bibit ditanam dilakukan pemupukan, pengairan,

penyemprotan hama, dan lain-lain.

Praktek Meteorologi Pertanian24

Page 44: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Gambar 2.4. Penyemprotan hama

Selama masa pemeliharaan diperlukan data pada hari itu apakah

keadaannya memungkinkan pekerjaan pemeliharaan dilakukan.

Misalkan bila untuk melakukan penyemprotan atau pemupukan

diperlukan cuaca langit cerah atau berawan dan angin tidak lebih dari 10

km/jam maka pekerjaan ditunda apabila cuaca yang diperlukan tersebut

tidak memenuhi. Selain itu prakiraan cuaca harian – mingguan suhu,

angin, kelembapan, hujan di tempat pertanian juga diperlukan untuk

membuat rencana pekerjaan hari-hari berikutnya.

Petani harus mengetahui benar syarat kegiatan dan kebutuhan

tanaman selama fase pemeliharaan. Kesulitan mungkin dapat terjadi

apabila di suatu tempat saat itu terdapat bermacam-macam jenis

tanaman dan dalam fase yang berbeda.

2.3.4. Panen

Kegiatan memanen juga perlu direncanakan dengan memilih

waktu dengan cuaca tertentu yang memungkinkan dilakukannya

pemanenan. Selama menjelang panen, diperlukan data cuaca harian dan

prakiraan cuaca harian – mingguan meliputi sinaran matahari, suhu,

Praktek Meteorologi Pertanian 25

Page 45: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

angin, kelembapan, dan hujan.

Gambar 2.5. Masa panen

2.4. Pascapanen

Selama masa panen dan pascapanen diperlukan informasi cuaca

meliputi data cuaca harian dan prakiraan cuaca harian – mingguan suhu,

angin, kelembapan, dan hujan untuk kegiatan pengeringan.

Tidak sedikit jenis hasil tanaman yang masih memerlukan cuaca

tertentu setelah dipanen, misalnya untuk pengeringan. Hasil panen dapat

rusak dalam penjemuran karena kehujanan.

Praktek Meteorologi Pertanian26

Page 46: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Gambar 2.6. Penjemuran hasil panen

2.5. Transportasi

Kegiatan pertanian tidak dimaksudkan hanya untuk memenuhi

kebutuhan sendiri secara langsung, tetapi juga dilakukan untuk maksud

mencari keuntungan. Oleh karena lebih dahulu perlu ditetapkan jenis

tanaman apa yang akan ditanam. Selain itu juga diperlukan perencanaan

penyimpanan dan pengangkutan hasil-hasil tanaman. Selain informasi

di lokasi pertanian, untuk keperluan agribisnis diperlukan informasi

cuaca di tempat lain. Informasi tersebut berguna untuk memberi

pertimbangan penetapan pengiriman hasil pertanian, dan lain-lain.

Berbagai jenis transportasi perlu dipilih dalam pengiriman hasil

panen sesuai dengan jenis dan jumlah barang yang akan diangkut.

Demikian pula cara pengemasan perlu disesuaikan dengan kodisi cuaca

waktu pengiriman.

Praktek Meteorologi Pertanian 27

Page 47: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Gambar 2.7. Transportasi hasil panen

Praktek Meteorologi Pertanian28

Page 48: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

BAB 3

SISTEM CUACA PERTANIAN

Praktek Meteorologi Pertanian 29

Biasanya apabila seseorang membicarakan tentang “sarana

produksi pertanian”, terlintas dalam pikiran bahwa yang dimaksud

adalah tanah dan modal, bibit, pupuk, peptisida. Dengan sarana produksi

yang baik diharapkan akan memperoleh produksi pertanian yang

maksimal. Tetapi dalam kenyataan sering dialami panen tidak

memenuhi harapan meskipun sarana produksi seperti yang telah

disebutkan di atas memenuhi persyaratan yang diperlukan. Ada yang

dilupakan, ialah “cuaca / iklim”. Cuaca dan iklim seharusnya di

masukkan sebagai salah satu sumberdaya sarana produksi pertanian.

Pengaruh lingkungan yang bergantung kepada tanah adalah

faktor edafik. Tanah merupakan lapisan bumi yang terkena pelapukan

oleh cuaca, dipengaruhi oleh organisme yang hidup, tanaman dan hewan

pada lapisan tanah tersebut. Jadi ada hubungan yang erat antara tanah

dan organisme, dan kedua-duanya dipengaruhi oleh iklim dan topografi.

Sesungguhnya sangat sulit atau bahkan tidak mungkin memisahkan

pengaruh faktor edafik karena adanya saling berkaitan dengan faktor lain

yang menyusun habitat. Tanaman memerlukan tanah untuk memenuhi

kebutuhan dasar bagi pertumbuhan akar, ketersediaan air, ketersediaan

zat hara, dan ketersediaan udara.

Page 49: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Praktek Meteorologi Pertanian30

Perubahan ketersediaan kebutuhan dasar tersebut dapat

mengakibatkan keterbatasan fungsi dan penyebaran organisme.

Bila kondisi permukaan bumi dan atmosfer secara global

membentuk iklim dalam skala makro, pertumbuhan dan perkembangan

tanaman selain memerlukan faktor iklim makro, sebaliknya tanaman

dapat membentuk iklim di sekitarnya yang dikenal dengan “iklim

mikro”.

3.1. Cuaca Pertanian

Setiap orang, setiap benda, setiap kegiatan mempunyai tanggap

dan kepekaan berbeda kepada cuaca. Suatu tanaman sudah layu apabila

satu hari tidak turun hujan, sedangkan tanaman lain dapat tahan lebih

lama. Bagi seseorang atau sesuatu kegiatan, adanya cuaca tertentu

mungkin dirasakan sebagai yang menguntungkan, tetapi bagi orang atau

kegiatan lain justru dirasakan sebagai yang merugikan. Misalkan pada

musim kemarau yang banyak hujan, bagi para petani palawija merasa

untung karena tanamannya dapat tumbuh subur, tetapi bagi petani

bawang merah merasa rugi karena bawangnya tidak baik kualitasnya.

Kegiatan pertanian mempunyai tanggap dan kepekaan tersendiri

kepada cuaca. Cuaca yang diperlukan dan yang berdampak kepada

kegiatan pertanian disebut “cuaca pertanian”..

Unsur cuaca yang penting dalam pertanian, yang selanjutnya

disebut unsur utama, antara lain sinaran matahari, suhu (termasuk suhu

udara dan suhu tanah), angin, kelembapan udara, hujan, penguapan dan

penguappeluhan.

Page 50: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Selain sifat dan nilai unsur cuaca utama, misalnya perubahan

dan tinggi rendahnya suhu udara, perubahan angin, perubahan

kelembapan, proses-proses dalam atmosfer yang berkaitan dengan nilai

unsur cuaca tersebut dapat menghasilkan sesuatu keadaan dan atau

gejala yang disebut “fenomena cuaca”. Berbagai macam fenomena

cuaca dikelompokkan dalam empat golongan, yakni fenomena

hidrometeor, fenomena litometeor, fenomena fotometeor, dan fenomena

elektrometeor.

Hidrometeor adalah fenomena, kecuali awan, yang timbul dan

wujudnya berkaitan dengan air; misalnya embun, kabut, hujan, salju.

Litometeor adalah fenomena yang timbul dan wujudnya

berkaitan dengan butir-butir kecil dari benda yang tidak mengandung air,

misalnya debu, asap.

Fotometeor adalah fenomena optik yakni peristiwa yang timbul

dan wujudnya berkaitan dengan pembiasan, pemantulan, penguraian,

dan interferensi cahaya matahari atau cahaya bulan selama melewati

atmosfer. Peristiwa tersebut terjadi berkaitan dengan adanya perbedaan

suhu dan kerapatan lapisan-lapisan udara, atau karena adanya partikel

atau butir-butir air, butir atau kristal es di dalam udara. Fotometeor dapat

timbul pada waktu udara cerah atau panas (misalnya fatamorgana,

mirats, benda-benda yang terlihat bergoyang). Selain itu dapat timbul

pada awan atau di dalam awan, atau di dalam hidrometeor atau

litometeor (misalnya halo yakni lingkaran cahaya yang tampak di sekitar

matahari atau bulan, pelangi. busur kabut, cincin Bishop). Karena udara

berlapis-lapis maka peristiwa pembiasan, pemantulan, penguraian, dan

interferensi di dalam udara terjadi berkali-kali sehingga benda yang kita

lihat tidak tampak seperti atau pada tempat yang sebenarnya. Makin jauh

Praktek Meteorologi Pertanian 31

Page 51: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

letaknya kesalahan lihat tersebut makin besar.

Elektrometeor adalah fenomena elektrik yang timbul dan

wujudnya berkaitan dengan kadar muatan listrik udara, misalnya kilat,

badai guntur (thunderstorm), aurora. Terjadinya kilat dan badai guntur

berkaitan dengan awan Kumulonimbus. Oleh karena itu badai guntur

termasuk fenomena campuran antara fenomena hidrometeor dan

elektrometeor. Badai guntur dipandang sebagai fenomena yang luar

biasa dan mempunyai dampak sangat luas, baik dalam sistem cuaca

maupun kepada sistem lainnya.

Berbagai fenomena cuaca yang penting dalam pertanian adalah:

fenomena hidrometeor, misalnya kabut, hujan, salju, embun beku;

fenomena litometeor, misalnya debu;

fenomena elektrometeor, misalnya kilat, badai guntur.

Keadaan dan fenomena cuaca yang sangat kuat dan berpotensi

mengganggu atau merusak disebut “fenomena ekstrem”. Berbagai

keadaan dan fenomena yang digolongkan sebagai fenomena ekstrem

dalam pertanian antara lain suhu udara sangat rendah, suhu udara sangat

tinggi, angin kencang, kabut tebal, hujan lebat, salju, embun beku, badai

guntur, debu letusan gunung.

3.2. Pengamatan Cuaca Pertanian

Kondisi kritis bagi tanaman adalah saat tanam, karena setelah

tanaman ditanam kehidupan selanjutnya banyak bergantung kepada

cuaca di tempat penanaman. Oleh karena itu pengamatan cuaca sangat

diperlukan.

Praktek Meteorologi Pertanian32

Page 52: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Pengamatn cuaca untuk pertanian dilakukan setiap waktu yang

diperlukan. Waktu pengamatan ditentukan dengan menggunakan waktu

standar setempat. Di Indonesia menggunakan standar waktu daerah yang

bersangkutan (WIB , WITA atau WIT).

3.3. Stasiun Cuaca Pertanian

Dalam buku ini dibedakan antara Stasiun Meteorologi Pertanian

dan Stasiun Cuaca Pertanian. Stasiun Meteorologi Pertanian adalah unit

organisasi meteorologi tempat dilakukannya penyediaan dan pelayanan

informasi meteorologi bagi keperluan pertanian, sedangkan Stasiun

Cuaca Pertanian adalah tempat berikut peralatannya untuk melakukan

pengamatan dan pengukuran cuaca di tempat kegiatan pertanian.

Stasiun Cuaca Pertanian adalah tempat dan perangkat peralatan

yang digunakan untuk memperoleh data cuaca pertanian. Oleh karena itu

Stasiun Cuaca Pertanian sebaiknya terdapat di daerah pertanian.

Perangkat peralatan yang diperlukan meliputi salah satu, beberapa atau

keseluruhan dari macam alat yang digunakan untuk mengukur besarnya

nilai-nilai unsur cuaca pertanian. Lokasi penempatan alat-alat ukur

disesuaikan dengan keperluannya. Bila pengamatan atau pengukuran

dimaksudkan untuk memperoleh data yang umum atau mewakili daerah

yang luas perangkat alat pengamatan di tempatkan di tempat terbuka.

Bila pengamatan atau pengukuran dimaksudkan untuk memperoleh data

yang khusus untuk tempat tertentu perangkat alat pengamatan di

tempatkan di tempat yang dimaksud.

Praktek Meteorologi Pertanian 33

Page 53: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Gambar 3.1. Stasiun Pengamatan Cuaca Pertanian.

Pengamatan cuaca pertanian ada yang dilakukan oleh pengamat

dengan menggunakan alat-alat ukur yang tersedia, dan ada yang hanya

dilakukan oleh alat ukur otomatik.

Praktek Meteorologi Pertanian34

Page 54: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Gambar 3.2. Alat ukur cuaca telemetri, Jakarta

(Foto: 2007, Yunus)

Alat ukur cuaca yang sesuai adalah jenis perekam atau otomat.

Namun demikian ada unsur cuaca yang masih perlu dilakukan

pengamatan secara penglihatan, misalnya pengamatan jenis awan.

3.4. Unsur Cuaca Pertanian

Secara umum, kadar cuaca dinyatakan dengan besarnya nilai

parameter atau unsur cuaca serta adanya fenomena cuaca yang terjadi.

Unsur cuaca utama adalah : suhu, tekanan, angin, dan kelembapan. Dari

unsur utama tersebut diturunkan berbagai unsur lain, misalnya suhu titik

embun, suhu potensial.

Praktek Meteorologi Pertanian 35

Page 55: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Dalam pertanian unsur cuaca yang perlu diinformasikan adalah:

sinaran surya (termasuk banyaknya dan intensitas sinaran, lamanya

peyuryaan), suhu ( termasuk suhu udara, suhu titik embun, suhu tanah),

angin, kelembapan udara, penguapan dan penguap peluhan, serta

fenomena yang ada (termasuk hujan, kabut, embun, badai guntur).

3.4.1. Sinaran Surya

Apabila air cukup tersedia, pertumbuhan dan produksi tanaman

hampir seluruhnya ditentukan oleh sinaran matahari dan suhu udara.

Kebutuhan tanaman akan sinaran matahari juga berbeda-beda menurut

jenis tanaman dan fase pertumbuhannya. Hasil penelitian yang telah

banyak dilakukan seperti yang dilakukan oleh Irsal dkk. (1982, 1983)

menunjukkan bahwa pemanfaatan sinaran matahari oleh padi gogo

selama pertumbuhan reproduktif jauh lebih efisien ( > 2 kali)

dibandingkan dengan selama pertumbuhan vegetatif. Pengurangan

radiasi matahari sekitar 60% sejak fase pengisian polong menurunkan

hasil biji 17 - 20%; tetapi pengurangan dengan proporsi yang sama sejak

pertumbuhan vegetatif menurunkan hasil biji 37 – 46% (Baharsyah

1980).

Parameter yang digunakan untuk menyatakan nilai sinaran

matahari adalah bondong sinaran (flux radiation) atau banyaknya

sinaran, intensitas sinaran dan lama penyuryaan (sunshine duration).

Bondong sinaran atau banyaknya sinaran adalah ukuran jumlah

sinaran yang diterima alat selama selang waktu pengukuran. Umumnya

satuan waktu yang digunakan per hari, dan satuan ukuran nilainya dalam

watt atau miliwatt.

Praktek Meteorologi Pertanian36

Page 56: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Intensitas sinaran adalah ukuran banyaknya sinaran per satuan

luas per satuan waktu, yang dinyatakan dengan satuan watt atau miliwatt 2 2per cm atau kalori per cm per menit.

Untuk mengukur bondong dan intensitas sinaran matahari

digunakan alat solarimeter atau radiometer. Solarimeter banyak jenisnya

sesuai dengan macam sinaran yang diukur, antara lain pirheliometer,

piranometer, pirgeometer, pirradiometer, netpirradiometer; tetapi pada

prinsipnya sama, yakni menggunakan dua logam yang satu berwarna

hitam pekat dan satunya berwarna putih mengkilat. Logam yang

berwarna hitam menyerap semua sinaran dan yang mengkilap

memantulkan semua sinaran yang jatuh padanya sehingga antara kedua

logam tersebut terjadi perbedaan suhu dan menimbulkan perbedaan

potensial listrik. Dari arus listrik yang timbul ditaksir besarnya sinaran.

Pirheliometer adalah alat peukur sinaran langsung dari matahari

yang jatuhnya tegaklurus. Dengan pirheliometer diperoleh nilai

intensitas sinaran matahari yang sampai di tempat alat.

Gambar 3.3. Piranograf (Pekanbaru)

(Foto: 2007, Yunus)

Praktek Meteorologi Pertanian 37

Page 57: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Piranometer adalah alat peukur sinaran global atau sinaran

langit, yaitu sinaran yang tidak langsung dari matahari. Alat tersebut

prinsipnya sama dengan pirheliometer tetapi bagian logam yang

langsung menghadap matahari ditutup.

Pirgeometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur sinaran

dari bawah yang berasal dari bumi.

Pirradiometer digunakan untuk mengukur sinaran total,

sekaligus baik sinaran matahari maupun sinaran semesta.

Netpirradiometer digunakan untuk mengukur banyaknya

sinaran yang masuk dan yang keluar pada suatu permukaan mendatar.

Lamanya penyuryaan adalah waktu selama matahari bersinar

dengan kekuatan tertentu. Lama penyuryaan dinyatakan dengan satuan

jam atau persen (%). Untuk mengukur lama penyinaran digunakan alat

rekam lama suryaan. Alat rekam lama suryaan ada yang terbuat dari bola

gelas (Campbel Stokes).

Gambar 3.4. Alat rekam suryaan matahari jenis Campbel Stokes (Banjarbaru)

(Foto: 2007, Yunus)

Praktek Meteorologi Pertanian38

Page 58: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Bola gelas tersebut diletakkan menghadap ke matahari sehingga

sinar matahari terpusatkan dan memungkinkan pias kertas yang

diletakkan di bawahnya terbakar. Karena matahari bergerak maka pada

kertas dapat dilihat jejak bekas terbakar. Panjangnya jejak tersebut

menyatakan lamanya penyuryaan. Bila langit cerah selama sehari

sehingga kertas terbakar sepanjang batas yang ditetapkan, lamanya

penyuryaan diberi nilai 100 %.

Gambar 3.5. Pias perekam lamanya penyuryaan

3.4.2. Suhu

Suhu yang diperlukan bagi kegiatan pertanian meliputi suhu

udara lingkungan atau suhu permukaan dan suhu tanah. Sumber utama

yang menimbulkan panasnya atmosfer adalah sinaran matahari. Apabila

sinaran matahari mengenai suatu benda sebagian sinaran dipantulkan,

sebagian diteruskan, dan sebagian diserap. Penyerapan sinaran

mengakibatkan benda tersebut mengalami berbagai macam proses, di

antaranya memancarkan kembali sinaran dalam bentuk panas yang

menurut Stefan-Boltzmann, apabila benda bersifat sebagai benda hitam,

yakni benda yang mempunyai sifat menyerap dan memancarkan kem-

bali semua sinaran yang diserap, banyaknya sinaran yang dipancarkan

sebanding dengan suhunya dipangkat empat, seperti berikut :

4B = T

Praktek Meteorologi Pertanian 39

Page 59: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

dengan:

adalah bilangan tetapan pembanding yang disebut tetapan Stefan – –5 4

Boltzmann ; besarnya = 5,673 x 10 erg / cm2 / K / detik; dan T

adalah suhu benda dalam derajat Kelvin. Oleh karena itu apabila

banyaknya sinaran matahari yang diterima berubah, suhunya juga

berubah.

Untuk menyatakan tingginya suhu udara digunakan satuan

derajat. Ada tiga satuan derajat yang lazim digunakan dalam meteorologi, yakni derajat Celcius ( C) , derajat Fahrenheit ( F), dan

derajat Kelvin (K). Hubungan antara satuan-satuan tersebut sebagai

berikut :

a K = (a - 273) C

b F = 5(b - 32)/9 C

(a). Suhu Udara Permukaan

Suhu udara yang dimaksud adalah suhu udara di dekat

permukaan dan suhu udara atas. Pengukuran suhu udara permukaan

dilakukan pada ketinggian sekitar 1,2 meter dari permukaan bumi

dengan menggunakan termometer.

Setiap bagian atmosfer mempunyai suhu yang berbeda;

demikian pula berbeda pada setiap saat. Perbedaan tersebut terjadi

karena berbeda jumlah sinaran yang diterima dan karena berbagai faktor

lainnya; antara lain karena kedudukan matahari, tinggi rendahnya

tempat, struktur dan jenis permukaan. Dalam arah mendatar di dekat

permukaan bumi ke arah kutub suhu makin berkurang.

Daerah tropik mempunyai suhu rata-rata paling tinggi karena

matahari terus-menerus di atas kawasan khatulistiwa sehingga kawasan

Praktek Meteorologi Pertanian40

Page 60: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

tersebut banyak menerima sinaran. Karena bumi berputar pada porosnya

dan beredar mengelilingi matahari maka suhu udara di dekat permukaan

bumi mempunyai perubahan harian dan perubahan musiman.

Di kawasan tropik perubahan harian sangat kelihatan dan

menjadi ciri khas kawasan tersebut. Sedangkan mendekati kutub

perubahan musiman sangat terlihat. Hampir di semua tempat di kawasan

tropik suhu udara mencapai maksimum sekitar atau beberapa waktu

setelah matahari mencapai titik tertinggi (kulminasi) atau setelah pukul

12 waktu setempat. Di Indonesia umumnya maksimum tercapai sekitar

pukul 13 waktu setempat.

Gambar 3.6. Perubahan harian suhu dan kelembapan nisbi udara di Jakarta Juli 2007

(Sumber: BMG).

Dalam arah mendatar di dekat permukaan bumi suhu udara

berkurang mengikut ketinggian tempat; besarnya pengurangan ber-

gantung kepada keadaan lingkungan. Oldeman (1982) mengemukakan

bahwa di Indonesia pengurangan suhu mengikuti ketinggian tempat

Praktek Meteorologi Pertanian 41

Page 61: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

tersebut secara umum mengikuti rumus :

T = T - 0,5 hoh h

dengan:

T = suhu pada ketinggian h meter dari permukaan laut, dan T = suhu oh h

pada ketinggian ho.

Untuk mengukur suhu udara digunakan termometer atau

termograf. Karena maksud pengukuran adalah suhu udara lingkungan

maka termometer atau termograf ditempatkan dalam ruangan atau

bangunan yang tidak langsung terkena sinar matahari, yang dinamakan

sangkar meteorologi. Penempatan termometer pada ketinggian yang

sesuaikan dengan tujuan pengukuran; umumnya pada ketinggian antara

30 sampai 120 cm dari permukaan tanah. Yang diukur adalah suhu pada

setiap saat; selain itu juga diukur suhu maksimum, dan suhu minimum

selama selang waktu sehari.

(b). Suhu Tanah

Pengukuran suhu tanah dilakukan dengan memasang

termometer di dalam tanah pada kedalaman sesuai dengan tujuan

pengukuran; tetapi umumnya digunakan kedalaman standar, yakni 5, 10,

20, 50, dan 100 cm dari permukaan tanah. Umumnya pemilihan lokasi

penempatan alat dimaksudkan agar hasil pengukuran dapat mewakili 2luas tanah sekitar 100 m . Dalam pencatatan suhu tanah dilengkapi

dengan keterangan tentang jenis dan ciri fisik tanah.

Praktek Meteorologi Pertanian42

Page 62: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Gambar 3.7. Termometer tanah (Banjarbaru)

(Foto: 2007, Yunus)

3.4.3. Angin

Karena perbedaan suhu dan tekanan antara suatu tempat dan

pada tempat lain, terjadilah gerakan udara yang disebut angin. Selan-

jutnya bila tidak ada penjelasan lainnya, istilah angin digunakan untuk

mengatakan gerak udara dalam arah mendatar.

Angin permukaan adalah angin yang terukur oleh sensor angin

pada ketinggian antara 6 dan 10 meter dari permukaan bumi.

Angin dicirikan dengan arah datangnya dan kecepatannya. Arah

angin dinyatakan dengan derajat. Angin dari utara arahnya dinyatakan

360 derajat; dari timur 90 derajat; dari selatan 180 derajat; dari barat 270

derajat. Arah 0 derajat digunakan untuk angin yang sangat lemah.

Kecepatan angin dinyatakan dalam km/jam, m/detik, atau dalam knot

( 1 knot = 1 mil/jam = 1,8 km/jam ).

Praktek Meteorologi Pertanian 43

Page 63: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Gambar 3.8. Mata angin

Angin mempunyai energi yang besarnya setara dengan

kecepatannya; makin kencang makin besar energi yang dibawanya.

Berkaitan dengan energi tersebut oleh Beaufort angin dibedakan

tingkatnya dari kekuatannya dan dinyatakan dengan skala yang dikenal

dengan skala Beaufort. Hubungan antara skala Beaufort dan kecepatan

angin dikemukakan oleh G.C. Simpson (Meteorological Office

Publication No. 180, London, 1906) dalam rumus :

3V = 0,836 B /2

dengan:

V = kecepatan angin dinyatakan dalam m/dt, dan B besarnya skala.

Praktek Meteorologi Pertanian44

Page 64: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

SkalaBeaufort

Tingkat KecepatanKnot Km/jam

Tanda-tanda di darat

0 tenang < 1 < 1 Asap mengepul vertikal tetapi alat anemometer tidak berputar

1 Teduh 1 – 3 2 - 5 Asap mengepul miring,tetapi alat anemometer tidak berputar

2 Sepoi lemah

4 – 6 6 – 11 Terpaan angin terasa di muka, anemomete berputar perlahan

3 Sepoi lembut

7 - 10 12 – 19 Daun-daun kecil dipohon bergerak bendera dapat berkibar

4 Sepoi sedang

11 – 16 20 – 29 Debu dan kertas dapat terbang; ranting pohon bergerak

5 Sepoi segar

17 -21 30 – 39 Pohon-pohon kecil terlihat condong, genangan air di tanah

terlihat berombak kecil

6 Sepoi kuat

22 - 27 4- - 50 Batang pohon terlihat bergerak; suara berdesing dari kawat

telpon dapat terdengar; payung dapat terangkat

7 Angin ribut lemah

28 - 33 51 – 61 Pohon– pohon bergerak; berjalan terasa berat

8 Angin ribut

34 - 40 62 – 74 Batang pohon dapat patah, sampai pohon tumbang

9 Angin ribut kuat

42 - 75 – 87 Dapat membawa kerusakan cerobong pot-pot beterbangan

10 Badai 88 – 101

Kerusakan lebih besar; tetapi di darat jarang terjadi

11 Badai amuk

102 – 120

Kerusakan berat; tetapi sangat jarang terjadi di darat

12 topan > 120 Hampir tidak pernah terjadi

Tabel 3.1. Skala Beaufort dan kecepatan angin

Praktek Meteorologi Pertanian 45

Page 65: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Selain dari kecepatan, arah, dan kekuatannya, angin juga

dikenali dari berbagai sifat lain, misalnya dari tempatnya, dari waktu

berlangsungnya. Nama angin yang biasa bertiup di suatu tempat disebut

angin lokal atau angin setempat; antara lain angin laut, angin darat, angin

gunung, angin lembah.

Angin berkaitan dengan kondisi lingkungan dan berkaitan pula

dengan adanya pengaruh sistem cuaca lain, misalnya perenggan (front),

monsun, siklon tropik, pusaran (vortice), badai guntur.

Angin yang berkaitan dengan kondisi lingkungan, misalnya

angin yang terdapat di daerah dekat pantai, di pegunungan, umumnya

berubah berkala harian. Di daerah dekat pantai pada siang hari angin

banyak datang dari arah laut, dan pada malam hari banyak dari arah

darat. Di tempat dekat gunung, pada siang hari angin banyak bertiup ke

arah gunung, dan pada malam hari banyak ke arah lembah.

Angin yang berkaitan dengan perenggan (front) arahnya berubah

mengikut gerak perpindahan perenggan.

Angin yang berkaitan dengan monsun berubah arahnya secara

musiman. Misalnya di Bandar Udara Cengkareng karena adanya

monsun Asia musim dingin, dalam bulan Januari banyak angin dari arah

barat sedangkan dalam bulan Juli karena adanya monsun Asia musim

panas dan monsun Australia, arah angin banyak dari timur.

Angin yang berkaitan dengan siklon tropik kecepatannya besar

dan arahnya berubah mengikut gerak perpindahan siklon tropik tersebut.

Angin yang berkaitan dengan pusaran kecepatannya lebih

rendah dari yang berkaitan dengan siklon tropik, dan arahnya berubah

mengikut gerak perpindahan pusaran.

Praktek Meteorologi Pertanian46

Page 66: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Angin yang berkaitan dengan badai guntur arah dan

kecepatannya dapat berubah dengan cepat. Pada waktu pembentukan

awan badai guntur arah angin banyak menuju ke arah tempat di bawah

awan, sedangkan pada waktu awan badai guntur dalam fase menghilang

angin kencang dapat terjadi dari arah tempat awan badai guntur.

Angin juga dapat berubah-ubah pada waktu terik matahari.

Perubahan kecepatannya dapat besar dan dalam waktu singkat, disebut

“langkisau (gust)”. Sesaat sesudah terjadi langkisau biasanya diikuti

keadaan lengang atau tak ada angin.

Alat untuk mengukur arah angin disebut sirip angin (windvane).

Alat untuk mengukur kecepatan angin disebut anemometer. Umumnya

sirip angin dan anemometer disatukan dalam satu perangkat.

Pemasangan anemometer disesuaikan dengan keperluannya, namun

untuk angin permukaan anemometer dipasang pada ketinggian standar

yakni 10 m dari permukaan tanah.

Gambar 3.9. Cup Anemometer (Banjarbaru)

(Foto: 2007, Yunus)

Praktek Meteorologi Pertanian 47

Page 67: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

3.4.4. Kelembapan

Udara mengandung uap air yang banyaknya tidak tetap. Uap air

berasal dari berbagai sumber, antara lain dari penguapan laut, penguapan

sungai, penguapan danau, dan penguap-peluhan dari tumbuh-tumbuhan.

Untuk menyatakan kadar uap air di dalam udara digunakan istilah

kelembapan. Banyaknya uap air di dalam udara bergantung ke-pada

banyak faktor, antara lain ketersediaan air dan sumber uap, suhu udara,

tekanan udara, angin.

Dalam kajian sifat udara untuk keperluan tertentu, udara

dibedakan dari kandungan uap air di dalamnya dan dikenal istilah udara

basah dan udara kering. Udara basah digunakan untuk menyatakan udara

yang mengandung uap air, dan udara kering bagi udara yang tidak

mengandung uap air. Jadi udara basah adalah campuran udara kering dan

uap air. Baik udara kering maupun uap air keduanya berbentuk gas yang

mempunyai tekanan. Tekanan atmosfer atau yang lazim disebut tekanan

udara, adalah jumlah tekanan dari udara kering dan tekanan uap air yang

ada di dalam atmosfer saat itu. Jika tekanan udara kering secara terpisah

besarnya p , dan tekanan uap air pada saat itu e, maka tekanan udara pada d

saat itu :

p = p + ed

Udara yang suhunya tinggi mempunyai kemampuan menyimpan

uap air lebih banyak dibandingkan dengan udara yang suhunya lebih

rendah. Oleh karena itu apabila ke dalam udara yang suhu dan

tekanannya tetap dimasukkan uap air sebanyak-banyaknya, pada suatu

saat uap air yang ada dalam udara tidak lagi bertambah karena sebagian

ada yang mengembun kembali menjadi air. Dalam keadaan seperti itu

udara disebut jenuh dengan uap air. Pada saat jenuh tersebut tekanan uap

Praktek Meteorologi Pertanian48

Page 68: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

T\d 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

40 73.77 77.80 82.01 86.42 91.03 95.85 100.8 106.1 111.6 117.4

30 42.43 44.92 47.55 50.30 53,20 56.23 59.42 62.76 66.26 69.93

20 23.37 24.86 26.43 28.08 29.83 31.67 33.60 35.64 37.79 40.05

10 12.27 13.11 14.01 14.96 15.97 17.04 18.17 19.36 20.63 21.96

0 6.107 6.566 7.054 7.575 8.129 8.719 9.346 10.01 10.72 11.47

-0 6.107 5.623 5.173 4.757 4.372 4.015 3.685 3.379 3.097 2.837

6.107 5.678 5.276 4.898 4.545 4.214 3.906 3.617 3.348 3.097

-10 2.597 2.376 2.172 1.984 1.811 1.652 1.506 1.371 1.248 1.135

2.862 2.644 2.440 2.251 2.075 1.911 1.759 1.618 1.487 1.366

-20 1.032 0.937 0.850 0.770 0.698 0.632 0.572 0.517 0.466 0.421

1.254 1.150 1.053 0.964 0.882 0.807 0.737 0.672 0.613 0.588

-30 0.379 0.342 0.307 0.276 0.248 0.223 0.200 0.179 0.160 0.143

0.508 0.462 0.420 0.381 0.346 0.313 0.284 0.257 0.232 0.209

air mencapai maksimum. Jadi makin tinggi suhunya makin tinggi

tekanan uap air maksimum yang dapat dicapai.

Tabel 3.2. Suhu udara dan tekanan uap air maksimum (e )m

Ada tiga macam ukuran yang digunakan untuk menyatakan nilai

kelembapan udara, yakni kelembapan nisbi (relative humidity),

kelembapan mutlak (absolute humidity) atau nisbah campur (mixing

ratio), dan kelembapan spesifik (specific humidity). Kelembapan nisbi

adalah nilai perbandingan antara tekanan uap air yang ada pada saat

pengukuran dan besarnya tekanan uap air maksimum yang dapat dicapai

pada suhu dan tekanan udara pada saat itu. Apabila tekanan uap air pada

saat itu sebesar e milibar, dan tekanan uap maksimum e milibar maka m

kelembapan nisbi :

H = e/e x 100 %m

Kelembapan mutlak atau nisbah campur adalah perbandingan

antara massa uap air dan massa udara kering dalam tiap satuan volume 3udara. Misalkan dalam 1m udara terdapat m uap air dan m udara kering, v d

maka kelembapan mutlak atau nisbah campurnya sebesar :

r = m / mv d

Praktek Meteorologi Pertanian 49

Page 69: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Kelembapan spesifik adalah perbandingan antara massa uap air 3dan massa udara dalam tiap satuan volume udara. Misalkan dalam 1m

udara mengandung m gram uap air dan m gram udara kering maka v d

berat udara sebesar (m + m ) gram, dan kelembapan spesifik sebesar:v d

q = m / (m + m )v v d

Alat ukur kelembapan adalah psikrometer atau hygrometer. Ada

juga alat ukur kelembapan dan sekaligus dapat mengukur atau merekam

suhu udara. Alat ukur yang demikian itu disebut sebagai termohigrograf.

Gambar 3.10. Termohigrograf (Jakarta)

(Foto: 2007, Yunus)

3.4.5. Penguapan dan Penguappeluhan

Penguapan adalah proses keluarnya uap dari permukaan air.

Besarnya penguapan dinyatakan dengan bilangan dalam millimeter

yang menyatakan banyaknya air yang hilang karena menguap melalui

Praktek Meteorologi Pertanian50

Page 70: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

tiap satuan luas tiap satuan waktu. Misalkan banyaknya penguapan 2sebesar 1 mm/hari berarti air yang berubah menjadi uap tiap 1 m selama

2 3sehari sebanyak 1 m X 1mm = 1000.000 mm = 1 liter. Laju penguapan

termasuk hal penting dalam pertanian. Penguapan yang melalui

permukaan benda bukan air, misalnya permukaan tanah, daun, dan lain

sebagainya disebut sebagai “penguappeluhan”.

Besarnya laju penguapan dan laju penguappeluhan bergantung

banyak faktor, antara lain sinaran matahari, suhu, angin, kelembapan,

tekanan atmosfer, jenis permukaan, jenis tanah.

Untuk mengukur besarnya penguapan digunakan alat

evaporimeter. Evaporimeter yang lazim digunakan adalah evaporimeter

panci terbuka (open pan evaporimeter). Evaporimeter panci terbuka

terdiri atas bak yang diisi air dan dilengkapi dengan alat ukur tingginya

permukaan air. Misalkan pada pukul 07.00 pagi permukaan setinggi

a mm dan pada pukul 07.00 malam setinggi b maka banyaknya

penguapan selama 12 jam hari itu sebanyak (b – a) mm.

Gambar 3.11. Evaporimeter Panci Terbuka

Praktek Meteorologi Pertanian 51

Page 71: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Evaporimeter panci terbuka dipasang di tempat terbuka yang

kira-kira sejauh empat kali tinggi pepohonan atau bangunan di

sekelilingnya agar dapat diperoleh besarnya penguapan yang

sebenarnya.

3.4.6. Hujan

Curah hujan adalah butir-butir air atau kristal es yang keluar dari

awan. Bila curahan dapat mencapai bumi disebut “hujan”; apabila

setelah keluar dari dasar awan tidak sampai ke bumi karena habis

menguap segera setelah keluar dari awan disebut “virga”.

Butir air yang dapat keluar dari awan dan mencapai bumi

sekurang-kurangnya bergaris tengah 200 mikrometer; bila kurang dari

200 mikrometer, butir-butir air tersebut sudah habis menguap sebelum

mencapai bumi (1 mikrometer = 0,001 cm).

Parameter yang penting dari hujan bagi pertanian adalah

intensitasnya, banyaknya, dan keseringan terjadinya.

Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan selama waktu

hujan. Bila selama hujan banyaknya curah hujan = r mm dan hujan

berlangsung selama t menit, maka intensitas rata-rata I:

I = r/t (mm/menit)

dengan:

I = intensitas hujan, r banyaknya curah hujan selama waktu hujan, dan

t= selang waktu hujan. Misalkan hujan berlangsung selama 5 menit, dan

banyaknya hujan selama waktu hujan tersebut 15 mm maka intensitas

I =15/5 = 3 mm/menit.

Praktek Meteorologi Pertanian52

Page 72: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Banyaknya hujan (R) adalah jumlah air hujan yang sampai ke

permukaan bumi selama selang waktu pengukuran. Umumnya

dinyatakan dengan satuam millimeter (mm) atau inci (inc). Bila selama

satu hari banyaknya hujan (R) = 1 mm berarti bahwa selama hari itu air 2

hujan yang tertampung pada permukaan bumi setiap luas 1 m sebanyak 2 31 m X 1mm = 1.000.000 mm = 1 liter.

Kepadatan hujan (D) adalah ukuran untuk menyatakan seringnya

hujan atau banyaknya hari hujan selama kurun waktu tertentu, misalnya

dalam sebulan banyaknya hari 30, terjadi 9 hari hujan maka kepadatan

hujan 9/30. Rumus umumnya ditulis :

D = h/B

dengan:

D menyatakan kepadatan hujan, h banyaknya hari hujan, B banyaknya

hari dalam sebulan. Hari hujan adalah hari ada hujan lebih dari

0,5 mm.

Untuk mengukur banyaknya curah hujan digunakan alat ukur

hujan. Alat ukur hujan dipasang di tempat yang bebas sehingga air yang

tertampung murni dari awan yang menghasilkan.

Praktek Meteorologi Pertanian 53

Page 73: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Gambar 3.12. Alat penakar hujan Hellmann (Jakarta)

(Foto: 2007, Yunus)

Hujan diberi nama menurut ciri-cirinya. Hujan yang berupa es

dinamakan hujan batu; umumnya berasal dari awan Kumulonimbus

yang tinggi. Hujan yang butir-butir airnya kecil disebut hujan gerimis;

umumnya berasal dari awan Stratus atau Altostratus. Hujan yang turun

sangat deras dan berlangsung sekejap dinamakan hujan curah (shower);

umumnya berasal dari awan Kumulonimbus. Hujan yang berlangsung

terus-menerus dan lebat disebut hujan jujuh (continues rain); umumnya

berasal dari awan Altostratus tebal atau Nimbostratus. Di kawasan luar

tropik hujan jujuh sering terjadi di atas perenggan sangkaran (occluded

front) atau perenggan campuran massa udara dingin dan massa udara

panas. Hujan yang sangat sedikit sehingga tidak terekam alat ukur

disebut hujan suri. Hujan yang banyak mengandung debu atau bahan-

bahan lain sehingga memberi kesan warna merah disebut hujan merah.

Disamping curah hujan terdapat fenomena yang penting dalam

kegiatan pertanian, antara lain badai guntur, tornado.

Praktek Meteorologi Pertanian54

Page 74: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

3.4.6.1. Badai Guntur

Badai guntur termasuk fenomena yang sangat mengganggu

dalam penerbangan tetapi bermanfaat bagi pertanian, karena kilat yang

ditimbulkan dapat menghasilkan nitrogen yang diperlukan bagi

kesuburan tanah. Terjadinya badai guntur berkaitan dengan timbulnya

awan Kumulonimbus tertentu yang juga dikenal dengan nama awan

guntur.

Selain dapat menimbulkan longsoran udara, awan guntur

menghasilkan loncatan muatan listrik yang sangat kuat yang disebut

kilat. Kilat terjadi berkali-kali, mulai dari sedikit dan makin bertambah

sering. Hujan deras terjadi beberapa menit setelah frekuensi kilat

mencapai maksimum. Kilat dapat menimbulkan petir dan guntur.

Waktu hidupnya sel badai guntur, yakni mulai dari tumbuhnya

kemudian menjadi tingkat muda sampai tingkat tua dan akhirnya mati,

selama sekitar 2 jam.

3.4.6.2. Tornado

Tornado atau angin puyuh adalah pusaran turus udara yang

terdapat pada awan Kumulonimbus dan tampak seperti awan corong

(funnel cloud) atau awan juntaian. Panjang diameter pusaran dapat

mencapai beberapa ratus meter. Arah putaran biasanya siklonik (bila di

daerah belahan bumi utara bearah mengiri atau berlawanan arah putaran

jarum jam, dan bila di belahan bumi selatan putarannya menganan atau

searah dengan putaran jarum jam).

Kecepatan angin di sekitarnya dapat mencapai 150 sampai 500

km/jam. Dengan kecepatan yang demikian besar angin puyuh

Praktek Meteorologi Pertanian 55

Page 75: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

mempunyai daya pengrusak yang cukup tinggi. Angin puyuh dapat

terjadi di sembarang tempat; tetapi yang paling sering adalah di Australia

tengah dan Amerika Serikat bagian tengah. Di Amerika Serikat rata-rata

terjadi 140 sampai 150 angin puyuh dalam setahun. Umumya banyak

terjadi di awal musim semi pada siang dan sore hari. Di Indonesia angin

puyuh mudah terjadi pada awal dan akhir musim hujan di atas daerah

dataran yang luas, meskipun tidak sering.

Gambar 3.13. Tornado.

3.5. Berbagai Kriteria

Dalam pertanian sering digunakan batasan-batasan berdasarkan

nilai unsur cuaca yang mempunyai arti tertentu bagi kegiatan pertanian

atau tanaman, antara lain musim tumbuh (growing season), derajat hari

(degrre day), selang kering (dry spell), selang basah (wet spell).

3.5.1. Musim Tumbuh

Musim tumbuh adalah selang waktu dalam setahun dengan

cuaca tertentu yang memungkinkan suatu tanaman dapat tumbuh secara

optimal. Dari definisi tersebut dapat difahami bahwa setiap jenis

tanaman mempunyai musim tumbuh yang berbeda-beda karena masing-

Praktek Meteorologi Pertanian56

Page 76: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

masing mempunyai tanggap dan syarat cuaca yang berbeda. Pada

umumnya, utamanya di kawasan tropik, penentuan musim tumbuh

menggunakan kriteria curah hujan. Oldeman (1982) menggunakan

kriteria curah hujan 75 mm dalam sebulan atau 25 mm dalam satu

dasarian. Sebagai contohdengan menggunakan kriteria curah tersebut

musim tumbuh beberapa tanaman seperti tercantum dalam tabel 3.3.

berikut :

Tabel 3.3. Musim tumbuh berbagai tanaman dengan menggunakan kriteria curah hujan

Tanaman Panjang musim tumbuh (hari)

Pisang 300 – 365

Jeruk 240 – 365

Kapas 150 – 180

Kentang 100 – 150

Jagung 100 – 140

Padi 90 – 150

Tembakau 90 – 120

Dari panjang panjang musim tumbuh dapat dipilih daerah-daerah mana yang sesuai dengan tanaman yang bersangkutan.

3.5.2. Derajat Hari

Derajat hari adalah besarnya selisih nilai suhu rata-rata harian

dari normalnya yang digunakan sebagai standar. Satu derajat hari adalah

selisih suhu rata-rata sehari (di bawah atau di atas) sebesar satu derajat

(C atau F) dari suhu standar. Umumnya nilai derajat hari dihitung

secara kumulatif. Makin banyak menunjukkan makin seringnya suhu

menyimpang dari suhu standar yang dapat digunakan untuk membuat

Praktek Meteorologi Pertanian 57

Page 77: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

penilaian cuaca yang mempunyai akibat tertentu kepada tanaman atau

kegiatan pertanian umumnya. Misalkan dalam periode sepuluh hari nilai

derajat hari 15 positif berarti selama sepuluh hari tersebut penyimpangan

suhu sebesar 15 derajat di atas standar atau rata-rata 1,5 derajat setiap

hari.

3.5.3. Selang Kering, Selang Basah

Selang kering (dry spell) adalah selang waktu dalam hari yang

berturut-turut tidak tercatat ada hujan; dan selang basah (wet spell)

adalah selang waktu dalam hari yang berturut-turut tercatat ada hujan.

Namun demikian definisi tersebut bersifat umum; diberbagai Negara

menggunakan kriteria yang berbeda. Misalkan di Amerika Serikat

selang kering diartikan sebagai selang waktu selama dua minggu yang

setiap harinya tidak ada hujan yang tercatat. Di Inggris didefinisikan

sebagai selang waktu limabelas hari yang setiap harinya tidak tercatat

hujan lebih dari 0,04 inci (1 mm). Dengan terjadinya selang kering atau

selang basah dapat memberi dampak tertentu kepada tanaman atau

kegiatan pertanian umumnya, misalnya tanaman menjadi layu karena

selang kering atau tanaman menjadi busuk karena ada selang basah.

3.5.4. Beda Suhu Siang dan Malam

Suhu udara berkaitan dengan banyaknya sinar matahari dan

banyaknya sinaran yang dipancarkan bumi. Pada siang hari jumlah

sinaran matahari dan sinaran bumi banyak jumlahnya, sedangkan pada

malam hari tidak ada sinaran matahari melainkan hanya sinaran bumi

yang jumlahnya makin berkurang menjelang pagi. Oleh karena itu pada

siang hari suhu udara selalu lebih tinggi dibandingkan suhu udara pada

malam hari. Perbedaan suhu malam dan siang hari berkaitan dengan

lingkungan.

Praktek Meteorologi Pertanian58

Page 78: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Tabel 3.4. Beda suhu maksimum dan minimum (Tmaks – Tmin) di beberapa tempat

(persepuluhan C)

Lokasi jam feb mar apr mei jun jul agu sep okt nop des

B.Aceh 090 100 101 097 089 105 115 105 098 089 088 073

Padang 085 087 085 082 076 087 089 085 083 081 079 083

Jakarta 065 071 078 080 083 083 086 091 087 085 082 074

S.baya 088 077 085 081 081 088 096 108 113 110 102 094

Kupang 067 069 080 094 089 088 093 103 109 112 105 082

Pontianak 081 096 083 094 095 101 106 109 101 097 090 088

Kendari 107 126 121 117 109 104 117 143 140 147 123 121

Ambon 075 077 077 073 061 054 057 048 062 068 073 075

Jayapura 067 064 065 066 065 065 068 066 066 061 068 063

Manado 079 082 089 091 095 094 095 100 114 105 094 083

Sumber : diolah dari Almanak BMG 1994.

Di atas laut atau daerah pantai beda suhu siang dan malam hari

lebih kecil dibandingkan dengan di atas daerah daratan. Di atas daerah

ngarai perbedaan suhu pada siang dan malam hari dapat sangat besar.

Beda suhu tersebut dapat dikenali dari tingginya suhu maksimum dan

suhu minimum harian. Selain berkaitan dengan lokasi, beda suhu

maksimum dan minimum berkaitan dengan musim.

Di daerah-daerah tertentu besarnya beda suhu malam dan siang

hari dapat digunakan untuk menandai kadar musim.

3.6. Iklim Lingkungan

Meskipun kegiatan pertanian umumnya dilakukan setempat,

namun dalam cuaca dan iklim yang mempengaruhinya tidak lepas dari

cuaca dan iklim dalam skala besar. Misalnya adanya hujan di suatu

Praktek Meteorologi Pertanian 59

Page 79: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

tempat, selain berkaitan dengan sistem cuaca dan iklim di tempat

tersebut berkaitan dengan musim. Musim di tempat tersebut berkaitan

dengan sistem cuaca dan iklim di daerah lain.

3.6.1. Sistem Cuaca Kawasan Tropik

Dari aspek astronomi dan geografi yang dimaksud kawasan

tropik adalah daerah antara rasi bintang Cancer (23 ½ derajat lintang

utara) dan rasi bintang Capricorn (23 ½ derajat lintang selatan). Namun

demikian dalam meteorologi definisi tersebut kurang memadai karena

cuaca tidak mengenal batas geografi yang tetap. Dalam meteorologi,

kawasan tropik didefinisikan sebagai daerah di antara garis petemuan

angin pasat belahan bumi selatan paling utara dan angin pasat belahan

bumi selatan paling selatan. Letak garis tersebut tidak tetap dan tidak

selalu jelas. Garis tersebut sering disebut sebagai “khatulistiwa

meteorologi”.

Gambar 3.14. Posisi PPAT paling selatan dan paling utara

Meskipun disebutkan sebagai “pias” dalam kenyataannya tidak

menunjukkan wujud yang utuh dan tidak tetap. Pias Pumpun Antar-

Tropik (PPAT) bergeser ke utara – selatan mengikut gerak matahari,

Praktek Meteorologi Pertanian60

Page 80: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

namun demikian pergeseran setiap harinya tidak teratur dan tidak sama

di setiap tempat. Di atas lautan Atlantik dan Pasifik timur PPAT lebih

banyak berada di belahan bumi utara dan gerak pergeserannya kecil,

berbeda dengan yang ada di kawasan tropik Asia yang pergeserannya

antara 15 LS sampai 20 LU dan sering tidak jelas.

Pasat. Ciri kecuacaan kawasan tropik utamanya dibentuk oleh sinaran

matahari, karena kawasan tropik mendapat sinaran matahari paling

banyak di antara yang diterima kawasan di luarnya. Karena sinaran

matahari tersebut suhu udara kawasan tropik cukup tinggi dan lebih

tinggi dari sekitarnya.

Perbedaan suhu tersebut menimbukan kecenderungan udara dari

kawasan sekitarnya bergerak menuju ke kawasan tropik, sehingga

kawasan tropik menjadi daerah pumpunan angin.

Perbedaan tekanan antar daerah tersebut mendorong udara di

daerah tekanan tinggi cenderung mengalir ke daerah tekanan rendah.

Karena bumi berputar dari barat ke arah timur, udara di sekitar daerah

tekanan tinggi subtropik di belahan bumi utara yang menuju daerah

tekanan rendah khatulistiwa dibelokkan ke kanan menjadi angin timur,

sedangkan yang menuju ke arah daerah tekanan rendah kutub berbelok

ke timur menjadi angin barat yang disebut angin baratan kutub. Di

belahan bumi selatan, udara dari daerah tekanan tinggi subtropik yang

menuju ke arah tekanan rendah khatulistiwa dibelokkan ke kiri menjadi

angin tenggara, sedangkan yang menuju ke arah daerah tekanan rendah

kutub berbelok ke timur menjadi angin timuran kutub.

Aliran udara dari daerah tekanan tinggi subtropik ke arah

khatulistiwa berlangsung secara terus-menerus, dan dikenal dengan

Praktek Meteorologi Pertanian 61

Page 81: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

nama angin pasat. Di daerah tropik belahan bumi utara dikenal bertiup

pasat timur laut, dan di daerah tropik belahan bumi selatan bertiup pasat

tenggara. Angin pasat berlangsung terus-menerus sepanjang tahun.

Gambar 3.15. Peta angin pasat pada waktu matanari di selatan (atas), dan pada waktu

matahari di utara (bawah). (Logwood J.G.).

Pasat yang paling jelas terdapat di lautan Atlantik dan Pasifik

bagian timur dan tengah. Di Asia, termasuk di Indonesia pasat sering

tidak tampak karena adanya angin musim (monsun).

Pumpunan angin pasat membentuk jalur yang disebut Pias

Pumpun Antartropik (Intertropikal Convergence Zone). Di daerah

sekitar PPAT terdapat banyak awan dan hujan.

Monsun. Kata monsun berasal dari bahasa Arab “mousim” ialah nama

angin musiman di Arab yang dalam selang waktu enam bulan bertiup

dari timurlaut dan enam bulan berikutnya dari arah baratdaya. Kemudian

istilah itu digunakan di daerah lain, bahkan di Eropa sekarang juga

menggunakannya untuk angin barat dengan “European Monsoon”.

Praktek Meteorologi Pertanian62

Page 82: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Sebab utama terjadinya monsun sebenarnya adalah perbedaan variasi

tahunan suhu daratan luas (benua) dan lautan sekitarnya. Perbedaan suhu

tersebut kemudian diikuti dengan perbedaan tekanan dengan lebih

tinggi di atas daratan pada musim dingin dan sangat rendah di musim

panas. Daerah yang mempunyai sistem monsun umumnya adalah

kawasan tropik, antara lain Australia Utara, Afrika, Spanyol, Texas dan

pantai barat Amerika serikat, Asia Selatan, Asia Timur. Monsun yang

paling nyata adalah yang terdapat di Asia Selatan dan Timur. Di India

monsun yang terkenal adalah monsun barat daya, dan di Indonesia yang

dikenal adalah monsun barat dan monsun timur meskipun tidak untuk

semua daerah di Indonesia.

Monsun mempunyai kaitan penting dalam iklim global. Seperti

yang dikemukakan oleh Yasunari, T. (1991), sistem monsun dapat

dipandang sebagai mesin pemanas dengan bahan bakar air. Berbagai

cara telah banyak digunakan untuk mempelajari tentang monsun,

misalnya dengan m,enggunakan nilai-nilai indeks angin (J.C. Sadler and

J.T. Lim, 1977), indeks kemantapan udara dan kelengasan (J. Charney

and J. Shukla, 1977), model sinoptik (P.S. Pant, 1977).

Selain dengan kriteria yang dikemukakan Ramage, kini daerah monsun

juga didefinisikan dengan menggunakan kiteria posisi Pias Pumpun

Antartropik (PPAT). Digunakannya PPAT sebagai kriteria daerah

monsun karena daerah yang dilewati PPAT selalu mengalami perubahan

arah angin yang memenuhi kriteria Ramage tersebut. Dengan demikian

maka selain daerah yang telah disebutkan, maka daerah monsun lebih

umum terletak di kawasan antara tempat PPAT paling utara (dalam bulan

Juli) dan tempat PPAT paling selatan (dalam bulan Januari), termasuk

daerah Pasifik timur, Amerika selatan, dan Atlantik barat.

Praktek Meteorologi Pertanian 63

Page 83: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Dari aspek penyinaran matahari dan kondisi lingkungan

setempat, cuaca kawasan tropik umumnya dibentuk oleh interaksi antara

sistem cuaca lokal dan sistem cuaca kawasan di luarnya. Sistem cuaca

yang spesifik di kawasan tropik adalah pola peredaran atmosfer,

pumpunan (convergence) angin, siklon tropik, monsun, dan pasat.

Siklon tropik. Sesuai dengan namanya siklon tropik adalah siklon yang

terdapat di kawasan tropik, tetapi sifat-sifatnya berbeda dengan siklon

yang ada di kawasan luartropik. Siklon tropik temasuk cuaca usikan

(disturbance) berskala besar. Imbasnya sampai ratusan kilometer dan

hidupnya dapat berhari-hari. Sumber siklon tropik terdapat di lautan

yang luas di antara garis lintang 6 dan 15 derajat. Siklon tropik dapat

mudah terbentuk apabila suhu permukaan laut lebih dari 29 C dan suhu

udara di atasnya sekitar 32 C. Pada keadaan suhu tersebut penguapan

laut dapat terjadi besar-besaran sehingga udara di atasnya mempunyai

kelembapan tinggi. Bila tempat tersebut terganggu, umumnya oleh angin

timuran khatulistiwa, terjadilah golakan dan putaran karena mendapat

dorongan perputaran bumi.

Gambar 3.16. Daerah sumber dan arah gerak siklon tropik. (Neuwolt, 1985)

Praktek Meteorologi Pertanian64

Page 84: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Daerah lautan yang mempunyai syarat cukup untuk timbulnya

siklon tropik adalah lautan Pasifik Baratdaya, lautan Atlantik, laut Arab,

laut India di teluk Banggala, laut Arafura di sebelah utara Australia. Di

Pasifik Baratdaya mencapai 208 siklon tropik per tahun; di lautan

Atlantik-Caribia 85 kali per tahun; di teluk Benggala 75 kali per tahun; di

lautan India Baratdaya 41 kali per tahun; di laut Arafura 31 kali per

tahun; di sebelah barat Australia 23 kali per tahun dan di Pasifik

Timurlaut 10 kali per tahun.

Di dalam siklon tropik tekanan udara sangat rendah sampai dapat

mencapai 900 mb atau 900 hPa. Landaian tekanan dari luar ke arah

dalam sangat besar. Di bagian pusat dalam daerah dengan jejari sekitar

10 km udara cerah tak berawan dan tak ada angin. Daerah tersebut

dikenal dengan nama „mata badai”. Di bagian tepi terdapat angin sangat

kencang dan berawan padat disertai hujan lebat. Kecepatan angin sampai

lebih dari 200 knot, dan hujan dalam sehari dapat mencapai 800 – 2.000

mm.

Bagian dari siklon tropik yang paling banyak hujannya dan

berangin paling kencang terdapat di depan sebelah kanan dari arah

gerakan siklon tropik; oleh karena itu bagian tersebut dinamakan “sektor

bahaya”.

Praktek Meteorologi Pertanian 65

Page 85: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Tabel. 3.5. Keseringan dan musim siklon tropik di berbagai daerah

Daerah sumber Rata-rata/ thn Musim timbulnya

Pasifik baratdaya 208 Juni – Oktober

Laut Caribia 85 Juni – September

Teluk Carpentaria 31 Desember – Maret

Lautan India timur 23 Desember – Maret

Teluk Benggala 75 Mei – Juli

Laut Arab 19 Mei – Juli

Diolah dari berbagai sumber.

Umumnya siklon tropik mempunyai gerakan dari timur ke barat

dan menjauhi khatulistiwa. Bila siklon tropik kuat dan ada perenggan di

kawasan luartropik, siklon tropik berbalik mengikuti arah gerakan

perenggan. Di belahan bumi utara arah berbaliknya ke timur laut, dan di

belahan bumi selatan ke arat tenggara. Bila angin baratan khatulistiwa

kuat, siklon tropik bergerak ke arah barat hampir sejajar khatulistiwa.

Karena salah satu syarat terbentuknya siklon tropik adalah suhu

laut yang tinggi dan beda suhu udara di atasnya lebih dari 2 derajat

Celsius, maka musim siklon tropik adalah pada waktu posisi matahari di

atas daerah sumber yang bersangkutan. Di Pasifik Baratdaya musim

siklon tropik pada bulan Juni sampai Oktober; di Laut Arafura bulan

Desember sampai Maret; di teluk Benggala bulan Mei sampai Agustus.

Oleh penduduk sekitarnya, siklon tropik di laut Arafura disebut “willy-

willy. Siklontropik biasanya diberi nama berurutan mengikut abjad

dalam tiap musim siklon tropik.

Praktek Meteorologi Pertanian66

Page 86: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Gambar 3.17. Foto siklon tropik dari satelit cuaca

Bagi daerah-daerah tertentu adanya siklon tropik dapat

menimbulkan bencana dan kerusakan tanaman atau mengganggu

kegiatan pertanian, namun siklon tropik menjadi sumber hujan bagi

kawasan tersebut, misalnya di Filipina.

Di Indonesia tidak pernah timbul siklon tropik, tetapi karena

daerah lautan sekitar Indonesia yakni lautan Pasifik baratdaya, laut

Arafura, laut India, dan teluk Benggala merupakan tempat siklon tropik

maka sistem cuaca di Indonesia juga berkaitan dengan adanya siklon

tropik di tempat-tempat tersebut.

3.6.2. Sistem Cuaca Wilayah Indonesia

Indonesia terletak dalam kawasan tropik khatulistiwa yang O O Omembentang antara 6 LU sampai 12 LS serta antara 95 BT sampai 141

Praktek Meteorologi Pertanian 67

Page 87: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

OBT. Daerah tersebut dikelilingi oleh lautan luas yakni lautan India dan

lautan Pasifik. Indonesia disebut pula sebagai negara kepulauan yang

luas dan topografinya beragam. Selain itu bentuk pulau dan letaknya

juga beragam. Kesemuanya itu menjadi faktor penting dalam

pembentukan cuaca di Indonesia.

Dari letaknya yang di kawasan tropik Indonesia mendapat

banyak sinaran matahari sepanjang tahun. Pemanasan yang banyak

tersebut memberi ciri kepada udara di atasnya selalu panas dan selalu

cenderung bergerak ke atas atau bergolak. Udara yang panas mempunyai

sifat mampu menahan banyak uap air; sehingga udara selalu mempunyai

kelembapan nisbi yang tinggi.

Kedudukan matahari yang bergeser ke utara dan ke selatan

secara bergantian setiap tahun memberi ciri adanya perubahan

pemanasan yang dikenal dengan perubahan musiman. Perubahan

musiman pemanasan tersebut selanjutnya menimbulkan pula

perubahan cuaca. Oleh karena itu di Indonesia cuaca mempunyai

perubahan musiman atau tahunan (annual variation), sehingga dikenal

musim hujan, musim kemarau. Karena letaknya membentang di sekitar

khatulistiwa maka matahari lintasan matahari hampir tetap sepanjang

hari sehingga panjang hari siang dan hari malam hampir sama. Adanya

siang dan malam hari menimbulkan perbedaan mencolok pada

banyaknya sinaran yang diterima bumi. Pada siang hari bumi

menerima banyak sinaran dari matahari daripada malam hari di mana

bumi banyak memancarkan sinaran ke angkasa. Dengan demikian

pada siang hari suhu udara tinggi dan pada malam hari lebih rendah.

Sifat yang demikian disebut berubah harian atau variasi harian (diurnal

variation).

Praktek Meteorologi Pertanian68

Page 88: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Variasi harian. Karena letak wilayah Indonesia di sekitar khatulistiwa,

maka wilayah tersebut menerima sinaran matahari terus-menerus

sepanjang tahun tetapi berbeda mencolok pada waktu siang dan malam

hari. Perbedaan sinaran siang dan malam hari memberi ciri yang kuat

berupa variasi harian unsur cuaca, terutama pada suhu, tekanan, angin,

dan kelembapan. Variasi harian suhu yang nyata adalah variasi harian

dengan maksimum pada siang hari dan minimum pada malam menjelang

pagi hari. Variasi harian tekanan mempunyai maksimum dua kali dan

minimum juga dua kali. Maksimum terjadi pada sekitar pukul 10.00 pagi

dan 10.00 malam, sedangkan minimum pada sekitar pukul 04.00 pagi

dan pukul 04.00 sore. Variasi harian angin terdapat di tempat-tempat

tertentu, misalnya di kawasan pantai variasi harian ditandai dengan

adanya angin darat dan angin laut, di pegunungan dengan angin lembah

dan angin gunung. Variasi harian kelembapan nisbi udara berkebalikan

dengan variasi harian suhu, yakni minimum pada saat suhu mencapai

maksimum dan maksimum pada waktu suhu mencapai minimum.

Variasi harian curah hujan sangat bergantung kepada tempatnya; di atas

daratan hujan lebih banyak terjadi pada siang dan sore hari, sedangkan di

atas laut dan teluk sering terjadi pada waktu malam dan menjelang pagi

hari. Namun demikian variasi harian tersebut berubah karena adanya

gangguan dari sistem yang lebih besar, misalnya monsun. Oleh karena

itu perubahan dari kebiasaan harian dapat digunakan untuk

mengidentifikasi sistem yang lebih besar, misalnya di Jakarta bila hujan

terjadi pada menjelang pagi pertanda adanya monsun barat.

Variasi musiman. Sesuai dengan letak geografinya Indonesia

mempunyai variasi musiman. Variasi musiman tersebut dapat jelas

terlihat pada curah hujan. Oleh karena itu dikenal musim hujan dan

musim kemarau. Kedua musim tersebut dibedakan dari banyaknya curah

Praktek Meteorologi Pertanian 69

Page 89: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Lokasi jan feb mar apr mei jun jul agu sep okt nop des

B.Aceh 253 200 159 115 96 60 28 12 39 102 241 230

Padang 292 196 319 275 272 168 234 227 355 440 503 327

Jakarta 394 245 191 143 127 85 60 53 57 95 116 244

S.baya 352 261 278 142 107 78 24 5 37 36 103 257

Kupang 429 352 201 46 34 15 11 1 15 19 135 221

Pontianak 251 155 310 275 284 169 204 130 309 369 358 238

Kendari 158 191 221 252 281 233 188 94 83 49 108 207

Ambon 118 120 135 145 393 500 474 327 189 116 74 134

Jayapura 275 256 234 257 179 198 89 108 124 172 183 287

Manado 230 391 328 226 271 235 113 78 134 190 215 307

hujan. Pada umumnya sewaktu matahari ada di belahan bumi selatan

dari bulan Oktober sampai Maret, curah hujan lebih banyak

dibandingkan sewaktu matahari di atas belahan bumi utara dari bulan

April sampai September. Dalam tabel berikut ditunjukkan sebaran

jumlah curah hujan bulanan di beberapa tempat yang berbeda variasinya.

Tabel 3.6. Curah hujan rata-rata bulanan (1981 – 1990) di berbagai tempat

Sumber : Almanak BMG 1994.

Variasi musiman juga terlihat pada arah angin meskipun tidak

sama arah anginnya; misalnya di Sumatera Barat variasi musiman

berupa perubahan dari angin baratdaya dan timurlaut, di Jawa terlihat

dari perubahan angin barat dan angin timur. Variasi-variasi tersebut

berkaitan dengan monsun Asia dan monsun Australia. Di beberapa

daerah misalnya di Jawa bagian timur, Bali, Nusa tenggara serta daerah

lain yang berdekatan dengan Australia, variasi musiman suhu

maksimum dan minimum juga terlihat jelas. Minoru Tanaka (1994)

mengemukakan bahwa daur musim kemarau yang diidentifikasi dengan

Praktek Meteorologi Pertanian70

Page 90: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

No. Nama Lokasi Curah Hujan Musim

1 Pandeglang bagian barat 335 – 453

2 Lampung tengah bagian selatan 574 – 776

3 Kapuas bagian barat 247 – 334

4 Barru, Pangkajene kepulauan 289 – 391

5 Buleleng bagian utara 301 -407

6 Lombok barat bagian barat 286 – 386

7 Manggarai bagian barat 243 – 329

8 Halmahera tengah 414 – 560

9 Manokwari bagian baratlaut 430 -582

menggunakan jumlah liputan awan di Jawa dan sekitarnya mempunyai

variasi kisaran sampai 35% sedangkan daur intra musiman sekitar 5%.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat M.J. Manton dan J.L. Mc.Bride

yang mengemukakan bahwa dalam daerah monsun lebih banyak

struktur skala meso.

Tabel 3.7. Sebaran curah hujan musiman Musim Kemarau di berbagai tempat (1971 - 2000)

Sumber: BMG, 2006.

Bila definisinya seperti yang telah disebutkan, maka Indonesia

tentunya juga mempunyai monsun. Kalau di India ada monsun baratdaya

(southwest monsoon) dan monsun timur laut (northeast monsoon), di

Indonesia dikenal monsun barat dan monsun timur meskipun ada

sebagian daerah di kawasan Indonesia bagian barat yang merasakan

adanya monsun baratdaya dan monsun timurlaut.

Monsun Indonesia. Indonesia bukan daerah monsun. Tetapi karena

adanya monsun Asia dan monsun Australia, sistem cuaca di Indonesia

banyak dikendalikan oleh kedua monsun tersebut sehingga juga

mempunyai ciri monsunal.

Praktek Meteorologi Pertanian 71

Page 91: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Karena perbedaan pemanasan lautan India dan benua Asia secara

bergantian setiap tahun, maka timbul kecenderungan adanya aliran

massa udara lautan ke benua dan sebaliknya. Pada waktu musim panas di

benua Asia terdapat aliran dari Lautan India ke benua Asia dan

menimbulkan monsun yang dikenal dengan monsun panas Asia.

Dengan adanya kecenderungan arah aliran udara dari baratdaya

maka di India monsun panas juga disebut monsun baratdaya. Sebaliknya

pada waktu musim dingin di Asia terdapat kecenderungan aliran dari

benua Asia ke lautan India. Monsun yang timbul disebut monsun dingin,

dan karena kecenderungan arah alirannya dari timur laut, disebut pula

monsun timurlaut.

Selain monsun Asia, di Australia Utara juga terdapat monsun.

Pada waktu musim dingin di belahan bumi selatan atau musim panas di

belahan bumi utara di Australia bertiup angin timur, sedangkan pada

waktu musim panas di belahan bumi selatan atau musim dingin di Asia,

di Australia Utara bertiup angin barat dari arah lautan India. Benua

Australia yang pada musim dingin menjadi daerah bertekanan udara

tinggi bersamaan waktu dengan benua Asia musim panas atau

berlangsungnya monsun panas. Sebaliknya benua Australia yang pada

musim panas menjadi daerah bertekanan udara rendah bersamaan

waktu dengan benua Asia musim dingin atau berlangsungnya monsun

dingin. Adanya tekanan rendah di benua Australia menimbulkan

sebagian aliran monsun dingin Asia memasuki wilayah Indonesia; dan

adanya tekanan tinggi di Australia yang bertepatan dengan

berlangsungnya monsun panas Asia memperkuat angin pasat tenggara

memasuki wilayah Indonesia.

Sifat monsunal Indonesia dimiliki oleh angin dan awan serta

hujan. Meskipun berbeda nilainya, curah hujan di Indonesia mempunyai

Praktek Meteorologi Pertanian72

Page 92: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

variasi tahunan monsunal, yakni sebagian tahun banyak hujan dan

disebut musim hujan, dan sebagian lainnya kurang hujan disebut musim

kemarau. Namun demikian karena wilayah Indonesia cukup luas, dan

struktur wlayah sangat beragam ciri monsunal tersebut berbeda-beda di

setiap daerah. Misalnya, aliran monsun dingin Asia memasuki wilayah

Sumatera bagian tengah sampai utara dengan arah angin dari timur laut,

dan monsun panas dengan arah angin dari barat daya.

Di atas Kalimantan sampai Maluku bagian utara pada waktu

monsun dingin angin bertiup dari barat laut. Angin tersebut berasal dari

angin pasat timur laut yang berbelok menjadi angin barat; sedangkan

pada waktu monsun panas angin di atas wilayah tersebut bertiup dari

arah tenggara sampai selatan baratdaya sebagai kepanjangan dari angin

pasat tenggara.

Di atas Sumatera bagian selatan, Jawa sampai Nusa Tenggara

Timur pada waktu monsun dingin angin bertiup dari barat sampai barat

laut sebagai pembelokan dari monsun timurlaut dan pembelokan dari

angin pasat timur laut serta angin baratdaya yang berasal dari

pembelokan angin pasat tenggara. Pada waktu monsun panas, di atas

kawasan tersebut bertiup angin tenggara sampai timur yang berasal dari

angin pasat tenggara.

Di atas wilayah Maluku bagian tengah, selatan, dan Papua, pada

waktu monsun dingin angin bertiup dari barat sampai baratlaut yang

berasal dari berbeloknya angin pasat timurlaut dan dari barat sampai

baratdaya yang berasal dari berbeloknya angin pasat tenggara.

Sedangkan pada waktu monsun panas, angin dari arah tenggara sampai

barat-baratdaya yang berasal dari berbeloknya angin pasat tenggara.

PPAT di kawasan Indonesia. PPAT berada di kawasan Indonesia dari

Praktek Meteorologi Pertanian 73

Page 93: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

bulan Oktober sampai April. Jadi dalam musim hujan pada umumnya,

tetapi tidak merupakan pertemuan aliran antisiklonal utara dan selatan

yang sama. Pergeseran umumnya dari utara ke selatan, namun daerah

awan berkembang dari barat ke timur.

PPAT dapat digunakan sebagai indikator aktivitas monsun; atau

sebaliknya aktivitas monsun menentukan keberadaan dan kondisi PPAT.

Namun demikian PPAT di bagian-bagian daerah Indonesia dibentuk

oleh sistem angin yang berbeda.

Di bagian barat (Sumatera bagian barat sampai Nangroe Aceh

Darusalam) PPAT terdapat di antara massa udara monsun timurlaut

sebagai kepanjangan dari monsun dingin Asia Tenggara, massa udara

lautan India utara sebagai kepanjangan dari monsun Asia Selatan, dan

massa udara dari lautan India Selatan sebagai kepanjangan pasat belahan

bumi selatan. Pada waktu musim dingin Asia, PPAT memasuki wilayah

ini dari utara mulai bulan Oktober sampai Desember, selanjutnya

bergerak ke selatan menjauhi khatulistiwa. Dalam bulan Januari sampai

Maret, PPAT sering tidak jelas karena berbaur dengan palung dekat

khatulistiwa ; kadang-kadang terlihat dua daerah lajur awan dari garis

geser angin. Bila terdapat dua garis geser angin, di antara garis tersebut

adalah lajur baratan khatulistiwa. Letaknya berubah-ubah sehingga

angin permukaan di suatu tempat juga berubah-ubah dari tenggara dan

dari baratlaut.

Setelah mencapai paling jauh di selatan khatulistiwa, kemudian

kembali ke utara dan dilanjutkan dengan aktifnya monsun baratdaya

(Asia Summer Monsoon) mulai bulan Mei. Setelah itu PPAT bergerak ke

utara keluar dari wilayah Indonesia, dan kemudian angin baratdaya

bertiup mantap di hampir seluruh wilayah tersebut .

Praktek Meteorologi Pertanian74

Page 94: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Di bagian tengah (Riau sampai Sulawesi), PPAT merupakan

pertemuan angin pasat Pasifik Barat setelah termodifikasi di laut Cina

Selatan dan berbelok ke timur ketika mendekati dan sampai melewati

khatulistiwa, dengan angin pasat dari selatan setelah berbelok ke arah

timur. Daerah golakan tidak tepat di atas PPAT melainkan di atas garis

geser angin (shearline) di depan dan di belakang (sebelah menyebelah)

PPAT. Bila terjadi arus lintas khatulistiwa (cross equatorial flow) daerah

golakan aktif di depan atau di samping selatan PPAT. Pergeseran ke

selatan tidak sama; di bagian timur lebih besar karena berkaitan erat

dengan tekanan rendah Australia Utara. Letak Sulawesi Selatan yang

membujur ke selatan dan bukit-bukit di sepanjang semenanjung tersebut

mempunyai andil besar kepada aktivitas PPAT di kawasan tersebut.

Di bagian selatan (Nusa Tenggara sampai Merauke), PPAT dari

Januari sampai Maret. PPAT tersebut terbentuk dari angin baratdaya

yang berasal dari daerah tekanan tinggi di Lautan India Timur sebelah

barat Australia dan angin timurlaut dari daerah tekanan tinggi di Pasifik

Barat yang membelok ke timur setelah melintasi khatulistiwa. PPAT

sering masuk ke dalam lembang tropis di atas teluk Carpentaria di

sebelah selatan pulau Timor dan di sebelah utara Australia. Daerah awan

dan hujan hampir berimpit dengan daerah PPAT. Mendekati Papua

bagian selatan Merauke, PPAT terbentuk oleh angin pasat belahan bumi

selatan dari sistem tekanan tinggi subtropik Pasifik Selatan Barat dan

Pasifik Utara Barat.

Di bagian timur (Maluku sampai Papua bagian utara) posisi

PPAT mudah berubah kadang-kadang agak ke utara dan kadang-kadang

membujur arah baratdaya - timurlaut melintasi pulau Papua. Dalam

analisis sering sulit membedakan dengan garis geser angin (shearline).

Praktek Meteorologi Pertanian 75

Page 95: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Dalam waktu monsun dingin selatan PPAT menjauh ke utara, tetapi di

kawasan timur tersebut ditempati garis geser angin yang terbentuk dari

angin pasat selatan yang berbelok ke timur pada waktu mendekati

khatulistiwa. Oleh karena itu dalam bulan Juli – September banyak awan

dan hujan di kawasan tersebut.

3.6.3. Ikhtisar Cuaca Sinoptik Di Berbagai Wilayah

Indonesia memiliki cuaca yang beragam sifatnya mengikut

kondisi setempat, namun punya kesamaan, yakni mempunyai satu

variasi, variasi harian; dan variasi musiman. Untuk mengenali sistem

cuaca dan iklim suatu tempat selain perlu dikenali faktor cuaca sinoptik

lingkungan, perlu diperhatikan pula faktor lingkungan setempat. Di

Indonesia faktor lingkungan setempat tersebut banyak ragamnya, yang

sekurang-kurangnya dapat digunakan untuk mengenali massa udara apa

yang memasuki wilayah yang diperhatikan, dan apa sifat aliran udara

yang ada. Faktor-faktor tersebut menjadi pangkal dan pendorong

terbentuknya cuaca, khususnya curah hujan di masing-masing daerah.

Aceh. Aceh yang terletak di ujung barat-utara langsung menghadap

lautan India dan bertetangga dengan sistem cuaca teluk Benggala dan

Banglades. Dalam sistem tekanan, daerah tersebut terletak dalam daerah

tekanan rendah khatulistiwa (doldrums). Dalam waktu peralihan musim

doldrums terlihat jelas; angin sangat berubah arah (variable).

Musimnya dikuasai oleh monsun Asia Selatan yang pada musim

dingin Asia angin bertiup dari timurlaut dengan massa udara yang sifat

asalnya dari Tibet, dingin dan kering, kemudian termodifikasi di laut

India utara. Oleh karena itu bergantung banyak kepada udara di atas laut

tersebut. Kalau laut panas banyak menghasilkan hujan dan bila lautnya

dingin hujan berkurang.

Praktek Meteorologi Pertanian76

Page 96: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Pada musim panas belahan bumi utara angin bertiup dari arah

baratdaya karena monsun baratdaya (South-West monsoon). Pada waktu

monsun Asia musim panas aktif dan kuat, angin baratdayanya berkurang

dan menjadi dari selatan sampai selatan tenggara; curah hujan juga

berkurang. Pada saat itu di laut sebelah barat India sering timbul

lembangtropis; curah hujan banyak di pantai barat dan utara India. Tetapi

bila monsun Asia tersebut lemah, angin dari arah baratdaya sampai barat.

Ada yang mengatakan bahwa angin barat tersebut adalah angin baratan

khatulistiwa atau sebagai kepanjangan dari komponen peredaran

Walker. Angin baratan tersebut memicu timbulnya lembangtropis

sampai siklontropis di teluk Benggala. Imbas dari lembangtropis dan

siklontropis dirasakan di daerah Aceh berupa banyak hujan dengan angin

kencang, serta gelombang laut yang tinggi. Masa timbulnya

lembangtropis tersebut antara bulan Mei sampai September. Oleh karena

itu berbeda dengan di daerah tengah atau timur yang banyak cuaca

gangguan dalam bulan Oktober – Maret, di sana perlu waspada dalam

waktu antara Mei dan September.

Daerah Sumatra Bagian Utara (Sumatera Utara bagian utara dan

Riau daratan). Daerah tersebut terletak di sebelah utara Bukit Barisan;

di sebelah utaranya dibatasi oleh selat Malaka. Letaknya sejajar dengan

semenanjung Malaysia.

Di atas daerah tersebut bertiup angin musim timurlaut yang

berasal dari monsun Asia Dingin dan angin musim selatan-baratdaya

yang berasal dari monsun Asia Panas dan dari pasat selatan. Tetapi

angin selatan baratdaya tersebut tidak terlalu kuat karena terhambat

Bukit Barisan. Namun demikian angin pasat yang kuat dapat

menimbulkan efek “fohn” yang dapat dirasakan di Sumatera Utara

Praktek Meteorologi Pertanian 77

Page 97: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

bagian utara yang nama lokalnya “angin bohorok”. Angin bohorok

bersifat kering dan panas, dan dapat terjadi antara bulan Juli –

September.

Angin timurlaut mulai masuk daerah tersebut bulan Nopember

dan berlangsung sampai bulan Februari. Dalam bulan Maret – April

angin sangat berubah-ubah, dan selanjutnya menjadi angin tenggara

sampai baratdaya dari bulan Mei sampai September. Kemudian dalam

bulan Oktober juga berubah-ubah menjelang bertiupnya angin timuran.

Dengan demikian bulan Maret - April adalah bulan menjelang

pergantian dari angin timurlaut menjadi angin tenggara-baratdaya, dan

Oktober-Nopember bulan menjelang pergantian angin tenggara-

baratdaya menjadi angin timur.

Angin timur berkaitan dengan monsun dingin Asia. Bila terdapat

pusaran di laut Cina Selatan, angin timur tersebut berbelok ke arah timur

menjadi angin utara atau sampai baratlaut.

Angin timur dari monsun dingin Asia menimbulkan banyak

hujan di sepanjang pantai utara / timur Malaysia. Hujan berkurang di

sebelah selatan termasuk di daerah Su3matera bagian utara tersebut.

Angin tenggara baratdaya berkaitan dengan monsun dingin Australia

dan monsun panas Asia. Dengan demikian adanya angin tersebut

bergantung kepada kedua aktivitas monsun tersebut. Bila monsun

panas Asia kuat dan mosun Australia lemah banyak bertiup angin

baratdaya; bila monsun panas Asia lemah dan monsun dingin Australia

kuat banyak bertiup angin tenggara. Bila kedua-duanya kuat, angin

bertiup dari arah timur; dan bila kedua-duanya lemah angin berubah-

ubah arah sampai barat. Dalam bulan dengan angin berubah-ubah,

banyak timbul curah hujan. Dalam bulan tersebut di selat Malaka

Praktek Meteorologi Pertanian78

Page 98: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

terjadi banyak golakan yang ditimbulkan oleh pumpunan angin yang

membawa sifat massa udara dari laut India Utara dan dari Laut Cina

Selatan. Akibat percampuran tersebut sering timbul “gebos” berupa

garis yang panjang (squall line) yang dikenal dengan nama

“Sumatran”. Gebos tersebut umumnya terjadi pada malam menjelang

pagi hari.

Daerah Riau lautan dan Kalimantan Barat. Letaknya di dan

menghadap laut Cina Selatan merupakan kawasan segitiga emas

tempat bertemunya aliran pasat Pasifik Barat, aliran udara dari daratan

Cina, aliran udara dari lautan India, dan aliran pasat tenggara

(Australia).

Pada waktu monsun dingin Asia berlangsung, massa udara

daratan Cina dan massa udara subtropik Pasifik Barat daya bertemu di

daerah tersebut. Massa udara yang berasal dari Cina bersifat dingin dan

kering, sedangkan yang dari Pasifik lebih panas dan mantap (stable).

Keduanya termodifikasi di atas laut Cina Selatan yang panas. Oleh

karena itu sifat kedua massa udara tersebut mempunyai peran besar

dalam pembentukan cuaca. Indikator adanya pertemuan kedua massa

udara tersebut berupa perenggan (front) yang ujungnya bagian selatan

dapat mencapai di atas Laut Cina Selatan. Pada citra satelit perenggan

tersebut mudah dikenali. Biasanya datangnya perenggan tersebut

diawali dengan seruak (surge) monsun.

Musim monsun dingin adalah musim angin timurlaut di daerah

Riau dan Kalimantan Barat. Tetapi pada saat monsun lemah atau

istirahat (break), angin timurlaut berbelok ke timur sewaktu di atas laut

Cina selatan dan sering membentuk pusaran. Adanya pusaran

Praktek Meteorologi Pertanian 79

Page 99: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

menghambat gerak monsun ke selatan. Pusaran tersebut sering terjadi

dalam bulan Desember.

Bila monsun dingin kuat, angin bertiup dari arah timurlaut

dengan kencang (> 10 knot) dan sampai melewati khatulistiwa dan

dikenal dengan alir lintas khatulistiwa (cross equatorial flow).

Pada waktu monsun panas Asia lebih rumit. Pada pertengahan

musim monsun (Juli-Agustus), sering empat aliran (dari tenggara

sebagai kepanjangan pasat selatan, dari monsun baratdaya lautan India,

dari Pasifik Barat Daya, dan dari Asia bagian timur) masuk ke wilayah

tersebut.

Oleh karena itu pada musim monsun panas tersebut sering

terjadi pusaran di atas laut Cina Selatan. Pada saat ada pusaran sering

terlihat dua lajur awan dari baratdaya ke arah timurlaut dan lajur awan

dari tenggara ke arah baratlaut, dan terkesan sebagai PPAT yang

bercabang.

Bila monsun panas kuat letak pusaran lebih ke utara, dan bahkan

sering bergabung dengan siklontropis yang berasal dari Pasifik

Baratdaya. Bulan Maret - April dan September - Oktober daerah tersebut

merupakan daerah doldrums dengan angin berubah-ubah.

Daerah Sumatera Selatan Laut Jawa dan sekitarnya. Daerah

Sumatera Selatan, Laut Jawa dan sekitarnya boleh dikatakan sebagai

daerah yang benar-benar memiliki sebutan monsun barat identik

dengan musim hujan karena memang benar-benar angin bertiup dari

barat pada waktu musim hujan; dan musim timur adalah musim

kemarau karena benar-benar angin bertiup dari arah timur pada waktu

musim kemarau. Mulai bulan Oktober angin berangsur bertiup dari

Praktek Meteorologi Pertanian80

Page 100: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

barat sampai bulan Maret berkaitan dengan monsun dingin Asia; dan

berangsur menjadi dari timur berkaitan dengan monsun Australia

musim dingin.

PPAT di daerah tersebut merupakan batas angin timurlaut dari

Pasifik Barat yang dibelokkan ke timur karena melintasi khatulistiwa

menjadi angin barat, dan angin pasat tenggara belahan bumi selatan

(Australia) yang terbelokkan ke timur karena pertukaran momentum

dari angin barat tersebut.

Aliran udara di bagian selatan dari PPAT pada waktu menuju ke

selatan lebih bersifat siklonal dibandingkan di bagian utara. Di bagian

timur aliran terpotong oleh jasirah Sulawesi Selatan.

Bulan Maret - Mei daerah tersebut menjadi daerah doldrums;

angin berubah-ubah dan berangsur menjadi angin tenggara sampai

selatan.

Pada waktu Australia musim dingin, angin pasat dari tenggara

dibelokkan menjadi angin baratdaya, sedangkan pasat utara menjadi

baratlaut. Bila terdapat siklontropis di sebelah timur Filipina, PPAT

membujur pada arah baratdaya - timurlaut menuju ke arah tempat

siklontropis.

Daerah Kalimantan dan Sulawesi. Daerah Kalimatan dan Sulawesi

mempunyai cuaca sinoptik lingkungan yang sama, tetapi Kalimantan

yang berupa pulau besar dan Sulawesi yang mempunyai struktur

jazirah, dan banyak teluk mempunyai reaksi yang berbeda.

Massa udara di atas daerah Kalimantan dan Sulawesi pada waktu

musim monsun Asia Dingin berasal dari Laut Cina Selatan dan Pasifik

Praktek Meteorologi Pertanian 81

Page 101: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

baratdaya, serta massa udara yang telah melewati lautan India bagian

timur.

Pada waktu musim dingin belahan bumi utara, angin timurlaut

pasat bergabung dengan angin timur monsun di laut Cina selatan,

kemudian pada waktu mendekati khatulistiwa berbelok ke timur

menjadi angin baratlaut.

Jasirah Sulawesi Selatan yang melintang tegaklurus angin

baratan selama monsun dingin Asia seolah-olah menjadi pemisah

sehingga aliran menjadi lebih asiklonal ke arah selatan.

Pada musim dingin Australia (belahan bumi selatan), hampir

seluruh daerah dialiri udara yang bersifat benua tropis Australia.

Pada musim dingin selatan tersebut angin dari arah tenggara

sampai selatan - tenggara. Makin ke utara cenderung berbelok ke arah

timurlaut karena seringnya terdapat lembangtropis atau siklontropis di

sebelat timur Filipina.

Daerah Maluku bagian tengah dan utara sampai Papua bagian barat

dan utara. Pada daerah tersebut terdapat banyak pulau kecil dan

menghadap laut Pasifik baratlaut. Daerah Maluku bagian tengah dan

utara serta Papua bagian utara berhadapan dengan lautan Pasifik barat.

Daerah tersebut hampir sepanjang tahun ditempati massa udara

yang dibawa oleh pasat dari tekanan tinggi subtropik Pasifik baratdaya

dan pasat dari tekanan tinggi subtropik Pasifik tenggara.

Pada waktu musim dingin utara bertiup angin barat yang

berasal dari pasat timurlaut yang berbelok ke timur, dan pasat tenggara

yang berbelok ke timur. PPAT tidak jelas karena adanya barisan

Praktek Meteorologi Pertanian82

Page 102: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

pegunungan yang tinggi di sepanjang Papua.

Pada waktu musim panas utara daerah tersebut menjadi daerah

geser angin dari tenggara menjadi baratdaya.

Pada waktu musim dingin utara, massa udara di atas daerah

tersebut diwarnai massa udara laut Cina Selatan dan Pasifik baratlaut,

kadang-kadang juga yang berasal dari lautan India bagian timur (dekat

Australia).

Selama musim dingin utara tersebut angin bertiup dari baratlaut

dan dari selatan sampai baratdaya. PPAT sering melompat jauh dari utara

ke selatan. Pada waktu terdapat lembangtropis atau siklontropis di

Australia Utara PPAT jauh di sebelah selatan; kemudian bila

lembangtropis atau siklontropis tersebut hilang PPAT dengan cepat

pindah ke utara.

Pada musim dingin selatan (Australia), udara di atas daerah

tersebut diwarnai oleh campuran sifat udara lautan India bagian timur

dan Pasifik selatan baratdaya.

Selama musim dingin selatan (Australia) tersebut daerah Maluku

menjadi daerah angin berubah-ubah atau dalam daerah geser angin

(shearline) sebagai perubahan dari angin tenggara menjadi angin

baratdaya. Daerah geser angin terdapat melintang kearah timurlaut dari

sekitar pulau Buru.

Daerah NAD bagian barat-selatan sampai Bengkulu. Daerah

Sumatera bagian barat menghadap langsung ke lautan India bagian

barat, sehingga sistem cuaca daerah tersebut banyak diwarnali oleh sifat

udara lautan.

Praktek Meteorologi Pertanian 83

Page 103: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Pada waktu musim dingin utara (Asia) diatas lautan India

ditempati oleh daerah tekanan tinggi subtropik meskipun letaknya agak

ke selatan; tetapi pada waktu musim dingin selatan (Australia), daerah

tekan tinggi subtropik tersebut terbagi menjadi dua, satu di bagian barat

dan satunya di bagian timur dekat Australia. Yang di bagian timur sering

menjadi satu dengan tekanan tinggi daratan Australia. Kedua daerah

tekanan tinggi tersebut membentuk palung tekanan rendah yang

ujungnya sebelah utara terletak di dekat sebelah barat-selatan Sumatera.

Ujung palung tersebut menjadi daerah pusaran yang adanya hampir

terus-menerus.

Pada musim dingin utara udara di daerah tersebut campuran dari

udara yang diwarnai sifat udara laut Cina Selatan dan lautan India.

Pada waktu musim dingin Asia tersebut angin bertiup dari arah baratlaut

yang berasal dari angin timurlaut yang dibelokkan ke timur setelah

melintasi khatulisti3wa, dan angin baratdaya yang berasal dari angin

tenggara dari pasat selatan lautan India yang dibelokkan ke timur pada

waktu mendekati khatulistiwa. PPAT sering tidak mudah dibedakan

dengan garis geser angin (shearline).

Pada musim panas Asia atau musim dingin selatan udara di atas

daerah tersebut diwarnai oleh sifat udara laut India dan sifat udara

benua tropis Australia yang sudah lama di atas lautan India bagian

timur.

Selama musim panas Asia atau musim dingin selatan tersebut,

angin berubah-ubah dari tenggara sampai baratdaya. Sering menjadi

tempat garis geser angin yang mempermudah timbulnya pusaran di atas

ujung palung tekanan rendah.

Praktek Meteorologi Pertanian84

Page 104: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Daerah Selat Sunda dan Jawa bagian selatan. Daerah Selat Sunda dan

Jawa bagian selatan menghadap lautan India bagian timur. Daerah

tersebut membujur sejajar khatulistiwa dan bagian pinggir dari daerah

tekanan tinggi subtropik selatan.

Pada waktu menjelang akhir musim dingin utara, udara di daerah

tersebut diwarnai oleh sifat udara laut Cina Selatan yang sudah melalui

banyak daerah dan udara tropik lautan India bagian timur. Tetapi pada

waktu musim dingin selatan, udara diwarnai oleh sifat udara benua

Australia dan udara tropik lautan India bagian timur. Makin ke timur sifat

udara benua tropis lebih terlihat.

Dari bulan Januari – Februari daerah tersebut ditempati oleh

PPAT yang merupakan daerah pumpunan angin dari barat-baratlaut yang

berasal dari angin monsun timurlaut kemudian berbelok menjadi angin

barat setelah melintasi khatulistiwa, dan angin baratdaya yang berasal

dari angin pasat tenggara (selatan yang berbelok ke timur).

Pada musim dingin selatan, PPAT sudah ke utara, dan angin

berubah menjadi dari tenggara sampai timur yang berasal dari angin

pasat dari subtropik selatan. Di bagian barat daerah tersebut terdapat

imbas dari adanya palung tekanan rendah yang terbentuk oleh daerah

tekanan tinggi subtropik lautan India barat dan timur masih terasakan.

Daerah Jawa Timur sampai Nusa Tenggara Timur. Daerah Jawa

Timur sampai Nusa Tenggara Timur merupakan daerah yang paling

nyata antara musim hujan dan musim kemarau.

Perubahan tekanan udara secara musiman sampai mencapai

5 milibar, dan terlihat lebih jelas dibandingkan dengan daerah lain.

Praktek Meteorologi Pertanian 85

Page 105: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

PPAT di daerah tersebut hanya dalam waktu pendek (Januari –

Februari) yang terbentuk sebagai pupunan angin barat dari belahan bumi

utara dan angin baratdaya dari lautan India bagian timur.

Pada musim panas udara diwarnai dengan sifat massa udara

benua tropik Australia. Angin bertiup dari tenggara sampai timur.

Daerah Papua bagian selatan. Daerah Papua bagian selatan merupakan

daerah tertutup yang dibatasi oleh barisan gunung yang tinggi yang

menghadap ke laut Banda dan laut Arafura.

Pada waktu musim dingin utara udara di atas daerah tersebut

diwarnai oleh campuran udara lautan Pasifik barat dan udara lautan India

bagian timur serta dari sifat lautan Pasifik selatan baratdaya.

Selama musim dingin utara angin bertiup dari arah baratlaut

yang berasal dari pasat utara yang terbelokan menjadi angin baratlaut

setelah melintasi khatulistiwa, dan angin barat yang berasal dari daerah

tekanan tinggi lautan India bagian timur. Angin baratan kuat timbul

berkaitan dengan adanya lembangtropik atau siklontropik willy-willy.

Pada musim dingin selatan (Australia) udara diwarnai oleh sifat

lautan Pasifik selatan baratdaya. Angin bertiup dari arah tenggara

sebagai bagian pasat daerah tekanan tinggi subtropik selatan.

Praktek Meteorologi Pertanian86

Page 106: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

BAB 4

PENYEDIAAN INFORMASI CUACA PERTANIAN

Praktek Meteorologi Pertanian 87

Informasi meteorologi adalah semua hasil atau keterangan yang

diperoleh dari pengamatan, pengolahan, analisis, dan prakiraan

meteorologi. Informasi meteorologi dapat dibedakan menjadi dua, yakni

informasi cuaca dan informasi klimatologi. Informasi cuaca meliputi

keterangan tentang cuaca yang sedang berlangsung, dan keterangan

tentang cuaca yang diperkirakan atau diprakirakan akan terjadi di waktu

berikutnya, sedangkan informasi klimatologi adalah keterangan tentang

kebiasaan cuaca yang terjadi di suatu tempat.

Informasi cuaca yang sedang berlangsung dan informasi

klimatologi berupa data yang sekurang-kurangnya memuat keterangan

yang menunjukkan nilai sesaat, nilai maksimum-minimum, nilai

kisaran, dan nilai keseringan.

Informasi prakiraan cuaca sekurang-kurangnya memuat

keterangan tentang akan terjadinya nilai-nilai maksimum dan minimum,

awal dan akhir terjadinya, dan nilai kemungkinan atau probabilitas atau

kecenderungan di waktu berikutnya.

Page 107: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Praktek Meteorologi Pertanian88

4.1. Informasi Meteorologi Pertanian

Informasi meteorologi yang khusus untuk kegiatan operasi

pertanian disebut “informasi meteorologi pertanian”. Informasi

meteorologi pertanian mempunyai andil besar dalam pembuatan

rencana dan operasi kegiatan pertanian.

Cuaca dan iklim dapat disiasati dan dimanfaatkan untuk

meningkatkan efisiensi operasi kegiatan pertanian. Namun demikian

di sisi lain cuaca berpotensi memberikan dampak merugikan kepada

produksi pertanian, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Banyaknya curah hujan yang berlebihan misalnya, dapat

mengakibatkan genangan dan tidak efektifnya penggunaan pupuk;

kelembapan yang tinggi baik bagi sejumlah tanaman, tetapi juga baik

bagi pertumbuhan hama dan penyakit yang dapat mengganggu

tanaman.

Hal lain yang sering dihadapai dalam penyediaan dan penyajian

serta pemanfaatan informasi meteorologi pertanian adalah keragaman

kegiatan dan tanaman di suatu daerah, baik jenis maupun fase kehidupan

tanaman. Masing-masing mempunyai persyaratan tertentu yang

berbeda-beda. Dengan kondisi yang demikian terjadinya cuaca pada

suatu saat mungkin menguntungkan bagi salah satu kegiatan atau

tanaman dalam fase itu, tetapi pada saat yang sama justru merugikan

bagi kegiatan dan jenis tanaman yang lain dalam fase yang lain pula.

Oleh karena itu dari segi meteorologi akan lebih baik apabila di satu

daerah terdapat satu jenis kegiatan atau satu jenis tanaman dalam fase

kehidupan yang sama atau berbagai jenis tanaman yang pada waktu

bersamaan dalam fase yang memerlukan persayaratan cuaca / iklim

yang sama.

Page 108: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Informasi meteorologi pertanian dapat dibagi menjadi dua, yakni

informasi cuaca pertanian dan informasi klimatologi pertanian.

Informasi cuaca pertanian meliputi keterangan tentang cuaca

pa-da saat itu atau yang sedang berlangsung, dan cuaca pada waktu

beriku-nya atau cuaca yang diprakirakan akan terjadi di wilayah

kegiatan pertanian. Informasi cuaca pertanian disediakan untuk

digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan

operasi pertanian yang sedang dilakukan dan yang segera akan

dilakukan.

Informasi klimatologi meliputi keterangan tentang kebiasaan

cuaca di tempat kegiatan pertanian. Informasi klimatologi pertanian

disediakan untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

pembuatan rencana atau pola kegiatan pertanian dalam jangka waktu

panjang, misalnya untuk perencanaan tataguna lahan, perencanaan pola

tanam.

Dalam memanfaatkan cuaca dan iklim kepada pihak pertanian

diharapkan sudah mempunyai kriteria keperluan dan persyaratan cuaca /

iklim bagi kegiatannya, yang selanjutnya disebut “batas operasional”.

Dengan batas operasional tersebut pemanfaatan informasi meteorologi

dapat lebih efektif.

Pada dasarnya informasi cuaca / iklim pertanian dimaksudkan

agar dapat memberi jawaban atas pertanyaan berikut.

Bagaimana cuaca dan iklim yang ada;

Cuaca yang bagaimana yang diperlukan tanah dan tanaman

selama fase pertumbuhannya atau selama kegiatan pertanian

dilakukan;

Praktek Meteorologi Pertanian 89

Page 109: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Cuaca dan iklim yang bagaimana yang berdampak kepada tanah

dan tanaman atau kegiatan pertanian;

Cuaca dan iklim yang mana yang perlu dihindari agar tidak

terkena dampak yang merugikan bagi tanah dan tanaman atau

kegiatan pertanian;

Cuaca dan iklim yang bagaimana yang dapat dimanfaatkan

sehingga dampak yang menguntungkan dapat diperoleh;

Cuaca dan iklim yang bagaimana yang dapat digunakan untuk

menentukan perlu tidaknya dilakukan upaya penanggulangan

dan atisipasi.

4.2. Penyediaan Informasi

Sesuai dengan sensitivitas dan jenis kegiatan pertanian,

penyediaan informasi meteorologi memerlukan tatacara tertentu.

Penyediaan informasi meteorologi pertanian memerlukan

berbagai sarana, prasarana dan perangkat analisis. Selain itu

penyediaan informasi dilakukan melalui berbagai proses mulai dari

kegiatan pengamatan cuaca, kegiatan pengolahan dan analisis cuaca,

pertukaran informasi, dan teknik serta metode penyediaan dan

penyajian informasi.

Untuk mengetahui perkembangan cuaca diperlukan data hasil

pengamatan. Kemudian dilakukan analisis, yakni mengatur data,

menghitung, menggambarkan hasil perhitungan, dan lain-lain,

sehingga dapat diketahui tentang kadar cuaca saat itu dan

perkembangannya.

Untuk memberikan informasi cuaca bagi kegiatan pertanian

Praktek Meteorologi Pertanian90

Page 110: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

perlu pertimbangan bahwa :

1. Kegiatan pertanian berkaitan dengan tanaman, tanah, cuaca /

iklim;

2.��Tanah, tanaman, dan cuaca / iklim mempunyai hubungan

timbal balik;

3.��Tanah dan tanaman menanggapi cuaca secara seketika dan

atau secara perlahan-lahan;

4.��Tahapan tanam-menanam mulai dari masa pengolahan

tanah, masa pembibitan, masa penanaman bibit, masa

pemeliharaan, masa panen, dan masa pasca panen.

5.��Tanaman mempunyai tanggap berbeda pada masa yang

berbeda;

6.��Cuaca / iklim memberi umpan kepada tanah dan tanaman;

7.��Cuaca ada yang seketika dirasakan tanaman atau kegiatan

pertanian pada saat itu, tetapi ada pula yang baru dirasakan

setelah berkali-kali terjadi atau kadarnya bertambah atau

berkurang secara kumulatif.

�Dengan dasar pertimbangan tersebut maka penyediaan informasi

meteorologi perlu disesuaikan. Penyediaan informasi meteorologi

pertanian ada yang perlu dilakukan di tempat kegiatan, dan ada pula

yang dapat dilakukan di pusat-pusat informasi meteorologi di luar

tempat kegiatan.

4.2.1. Penyediaan Informasi Hasil Pengamatan

�Hasil pengamatan berupa data atau keterangan yang

Praktek Meteorologi Pertanian 91

Page 111: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

menunjukkan keadaan pada saat pengamatan di tempat pengamatan.

Nilai unsur yang diamati menunjukkan keadaan pada saat pengamatan

dan ada yang menunjukkan nilai kumulatif dari waktu sebelumnya

sampai saat pengamatan. Cara pengukuran disesuaikan dengan sifat

unsur cuaca yang diukur dan ketanggapan tanaman kepada nilai unsur

tersebut. Sebagai contoh, sinaran matahari berlangsung secara terus-

menerus. Tanah menanggapi secara perlahan-lahan, sedangkan tanaman

untuk proses fotosintesa menggunakannya setiap penyinaran

berlangsung. Oleh karena itu pengukuran sinaran matahari perlu

dilakukan dengan menggunakan alat rekam yang dapat mencatat nilai

sinaran setiap saat. Suhu udara nilainya berubah setiap saat, dan tanah

serta tanaman menang- gapinya secara perlahan-lahan. Selain itu nilai

suhu udara pada suatu saat sering diperlukan pada saat itu. Oleh karena

itu pengukuran suhu udara perlu dilakukan dengan alat thermometer

rekam dan thermometer biasa yang dapat digunakan sewaktu-waktu

diperlukan. Hujan terjadinya sewaktu-waktu; tanah dan tanaman

menanggapi seketika atau secara perlahan-lahan, sedangkan hasil

pengukuran curah hujan menunjukkan banyaknya curah hujan

kumulatif. Dengan demikian pengkuran curah hujan perlu dilakukan

dengan alat rekam.

Lebih lengkapnya bagaimana hubungan ketanggapan dan

kesesuaian pengukuran unsur cuaca yang terkait disusun dalam tabel

berikut.

Praktek Meteorologi Pertanian92

Page 112: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Tabel 4.1. Matriks hubungan tanggap tanah dan tanaman terhadap cuaca

Matriks dalam Tabel 4.1. tersebut menggambarkan unsur cuaca

dan sifat nilainya yang dapat dirasakan oleh tanah dan tanaman.

Selanjutnya dari sifat-sifat, baik sifat unsur cuaca maupun sifat

ketanggapan tanah dan tanaman disusun nilai-nilai cuaca pertanian yang

perlu diinformasikan seperti yang tercantum dalam Tabel 4.2.

Cuaca Tanggap tanah Tanggap tanaman

Unsur Pengkuran nilai Seketika Perlahan Seketika Perlahan

Sinaran matahari

sesaat; kumulatif

sehari--- X X X

Suhu sesaat --- X --- X

Angin sesaat X X X ---

Kelembapan sesaat --- X X X

Penguapan kumulatif --- X --- X

Hujan kumulatif X X X X

Praktek Meteorologi Pertanian 93

Page 113: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Tabel 4.2. Matriks hubungan antara unsur cuaca dan nilai yang perlu diinformasikan berkenaan dengan dampaknya kepada tanah dan tanaman

Dari matriks dalam Tabel 4.1. dan Tabel 4.2. diperoleh macam

nilai unsur cuaca yang perlu diinformasikan, seperti yang tercantum

dalam Tabel 4.3.dan Tabel 4.4.

Praktek Meteorologi Pertanian94

Page 114: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Tabel 4.3. Matriks Unsur Cuaca – Macam nilai yang diinformasikan

Praktek Meteorologi Pertanian 95

Page 115: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Tabel 4.4. Matriks Cuaca – Satuan waktu informasi

4.2.2. Menaksir Data

Data cuaca dihasilkan dari pengamatan dan pengukuran di

stasiun pengamatan cuaca setiap saat; tetapi laporan data mungkin

berupa nilai rata-rata tiap jam, tiap hari, mingguan, sepuluh harian,

bulanan, dan seterusnya. Dengan laporan tersebut sering pula dijumpai

bahwa kita memerlukan nilai yang lain diluar yang dilaporkan. Untuk

Praktek Meteorologi Pertanian96

Page 116: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

memenuhi keperluan tersebut umumnya dilakukan interpretasi atau

penaksiran. Banyak metode penaksiran yang dapat digunakan, baik

metode dinamik maupun metode statistik. Namum demikian dalam

buku ini tidak dibahas tentang metode–metode tersebut. Sekedar

sebagai contoh diberikan rumus-rumus penaksiran yang telah digunakan

oleh Peneliti, tetapi masih bersifat umum. .Secara lebih spesifik untuk

daerah pertanian tertentu, masih perlu disesuaikan.

1). Menaksir Data Sinaran Surya

a. Menaksir sinaran surya dengan lama suryaan

Sering dijumpai bahwa di suatu stasiun pengamatan ada alat

peukur sinaran surya tetapi tidak ada alat ukur lama suryaan, atau

sebaliknya; sedangkan kita memerlukan data yang tidak ada dalam

pengukuran. Dalam hal demikian dapat dilakukan penaksiran dengan

menggunakan hubungan antara kedua unsur tersebut dengan dasar

bahwa makin lama suryaan makin banyak sinaran yang datang. Oldeman

memperoleh rumus korelasi sebagai berikut :

R = (a + bn/N). Rg a

dengan:

2R = sinaran total per hari (kal/cm ); a dan b = konstanta. yang berbeda-g

beda untuk setiap tempat; n = lama suryaan dalam sehari (jam); N =

lama matahari di atas ufuk secara astronomis; dan R = banyak sinaran a

atmosfer yang mungkin diterima pada bidang horizontal. Nilai a, b, N

dan Ra tetap tetapi berbeda untuk setiap tempat yang berbeda.

Oldeman (FAO) menggunakan nilai-nilai untuk beberapa tempat di

Indonesia :

Praktek Meteorologi Pertanian 97

Page 117: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Tabel 4.5. Nilai a, b, dan n/N untuk beberapa tempat (Oldeman)

N bergantung kepada lintang tempat, diambil dari tabel yang

sebagiannya sebagai berikut :

Tabel 4.6. Nilai N untuk tempat-tempat di sekitar khatulistiwa

Untuk Indonesia dapat digunakan “lama hari siang” seperti yang

contohnya terdapat dalam Tabel 4.7. atau langsung dengan

menggunakan data lama suryaan (dalam %) yang dihasilkan dari

pengukuran alat ukur lama suryaan (Campble Stokes). Ra diambil dari

tabel yang dibuat berdasarkan konstanta matahari sebesar 2

kal/cm2/menit, yang sebagian seperti yang tercantum dalam Tabel 4.8.

Praktek Meteorologi Pertanian98

Page 118: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Bulan

Band

aA

ceh

Med

an

Jam

bi

Pad

ang

Ben

gku

lu

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des

11j 49' 11j 56' 12j 04' 12j 13' 12j 21' 12j 26' 12j 26' 12j 24' 12j 10' 12j 02' 11j 54' 11j 49'

11j 56' 11j 59' 12j 05' 12j 11' 12j 16' 12j 20' 12j 19' 12j 15' 12j 09' 12j 04' 11j 59' 11j 56'

12j 13' 12j 10' 12j 08' 12j 05' 12j 03' 12j 02' 12j 02' 12j 03' 12j 06' 12j 08' 12j 10' 12j 13'

12j 11' 12j 08' 12j 07' 12j 06' 12j 05' 12j 05' 12j 04' 12j 05' 12j 05' 12j 07' 12j 09' 12j 10'

12j 20' 12j 16' 12j 08' 12j 03' 11j 57' 11j 55' 11j 54' 11j 58' 12j 04' 12j 10' 12j 17' 12j 20'

Tabel 4.7. Lama hari siang di beberapa Tempat di Indonesia

Sumber: Almanak BMG.

Tabel 4.8. Nilai Ra untuk beberapa tempat (Oldeman)

b. Menaksir Lama Suryaan Dengan Banyaknya Awan

Bila yang ada hanya data pengamatan banyaknya liputan awan,

maka lama suryaan dapat ditaksir dari banyaknya liputan awan. Hal

tersebut didasarkan pengertian bahwa awan menghalangi sinaran

yangsampai ke permukaan bumi, sehingga makin banyak awan makin

kecil lama suryaan.

Dari hasil penelitiannya, Reddy (1974) yang dikutip Oldeman

mengemukakan hubungan antara lama suryaan (n/N) dengan

Praktek Meteorologi Pertanian 99

Page 119: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

keseringan adanya awan sebagai berikut :

n/N = 1 - f + f1 2

dengan:

-0,25af = a.e ;1

f = 0,02 + 0,08 cos L;2

a = (C + C + C )/8;L M H

C = banyaknya awan rendah, C banyaknya awan tengah, C = L M H

banyaknya awan tinggi, (dalam okta); dan L = lintang tempat (dalam

derajat).

Misalkan untuk tempat di khatulistiwa yang rata-rata perbulan

banyaknya awan C = 5, C = 4, C = 3, maka a = (3+4+1)/8 = 1, L M H

sehingga lama suryaan rata-rata :

n/N �= 1- f + f 1 2

-0,25= 1- (1.e ) + (0,02 + 0,08 cos 0)

�» 1 - 0,77 + (0,02 + 0,08. 1 )

= 0,33

2). Menaksir Suhu Udara

Suhu udara mempunyai peran banyak dalam proses-proses yang

ada dalam atmosfer, tanah, dan tanaman. Oleh karena itu pengukuran

suhu udara perlu dilakukan. Pengukuran suhu mudah dilakukan dengan

alat yang sederhana (termometer). Dalam skala mikro, suhu udara sangat

bervariasi menurut lokasinya; tetapi dalam skala lebih besar suhu udara

bervariasi mengikut ketinggian tempat; dan dalam skala lebih besar lagi

suhu bervariasi mengikut lintang geografi.

Praktek Meteorologi Pertanian100

Page 120: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

a. Menaksir suhu dengan ketinggian.

Dalam troposfer suhu udara rata-rata berkurang mengikut

ketinggian. Di kawasan khatulistiwa laju penurunannya sekitar 6 C

/1000 m. Jadi apabila di bagian bawah dekat permukaan bumi suhu udara

rata-ratanya 25 C, maka pada ketinggian 3 km sekitar 7 C. Untuk

tempat-tempat di permukaan bumi suhu udara juga turun mengikut

ketinggian tempat tetapi laju penurunannya berbeda-beda bergantung

kepada jenis permukaan.

Di Indonesia pengurangan suhu mengikut ketinggian tempat

tersebut secara umum mengikuti rumus :

T = T - 0,5 hh ho

dengan:

T = suhu pada ketinggian h meter dari permukaan laut, dan T = suhu h ho

pada ketinggian h , dan h dinyatakan dalam ratusan meter. Jadi apabila o

di tempat yang ketinggiannya 100 m di atas permukaan laut suhunya

28C, di tempat yang ketinggiannya 1000 m di atas permukaan laut

sebesar :

T �= 28 - 0,5 .1000/100 1000

= 23 C

Selain itu Oldeman juga menghitung hubungannya suhu

maksimum dan suhu minimum dengan ketinggian untuk tempat-tempat

di antara 5 LU dan 8 LS yang hasilnya sebagai berikut.

Praktek Meteorologi Pertanian 101

Page 121: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Tabel 4.9. Nilai Suhu maksimum dan minimum untuk beberapa tempat (Oldeman)

b. Menaksir Suhu Udara Dengan Lintang Geografi

Karena elevasi matahari berbeda di setiap lintang geografi maka

suhu udara berubah mengikut lintang. Ke arah mendekati kutub suhu

udara rata-rata makin berkurang. Ciri yang paling mencolok adalah pada

variasi harian. Variasi harian di kawasan tropik besar, sedangkan

mendekati kutub makin kecil; sebaliknya variasi tahunan atau musiman

di kawasan tropik kecil dan mendekati kutub makin besar. Bagi kegiatan

pertanian di kawasan tropik termasuk di Indonesia, variasi harian suhu

udara tersebut sangat perlu diperhatikan, karena ada kaitannya dengan

musim. Di Indonesia dalam musim kemarau amplitudo variasi harian

lebih besar dibandingkan dalam musim hujan.

3) Menaksir Penguapan dan Penguappeluhan

Penguapan dan penguappeluhan unsur penting dalam pertanian.

Selain menentukan kelembapan tanah juga mempunyai dampak kepada

kehidupan tanaman.

Praktek Meteorologi Pertanian102

Page 122: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

a. Menaksir Penguapan Dengan Sinaran dan Suhu Udara

Air menguap karena adanya energi. Dengan menggunakan

satuan ukuran kedalaman, untuk menguapkan 1 mm air diperlukan 2

energi sekitar 59 kalori/cm . Tentu saja energi tersebut diperoleh dari

sinaran matahari. Apabila di Indonesia sinaran matahari selama sehari 2

sekitar 350 kalori/cm /hari maka besarnya penguapan sebanyak sekitar

5 mm/hari. Oldeman dan Irsal (1977) mengemukakan bahwa hubungan

antara penguapan yang diukur dengan panci penguapan (E ) dan O

banyaknya sinaran matahari global (R ) sebagai berikut :g

E = 0,012 R + 0,26 O g

(bila suhu maksimum lebih tinggi dari 31 C)

E = 0,009 R + 0,55 O g

(bila lebih rendah dari 31 C).

dengan:

2E dinyatakan dalam mm/hari dan R dalam kalori/cm /hari. O g

b. Taksiran Penguappeluhan Dengan Sinaran dan Suhu Udara

Penguppeluhan adalah penguapan melalui permukaan benda,

misalnya permukaan tanah, permukaan daun, permukaan batang, dan

lain-lain. Seperti halnya penguapan, untuk penguappeluhan diperlukan

energi dari sinaran matahari. Banyaknya penguappeluhan tanah

bergantung kepada kelembapan tanah sehingga banyaknya

penguappeluhan menjadi terbatas; padahal daya penguappeluhannya

masih ada. Oleh karena itu untuk menyatakan besar penguappeluhan

digunakan parameter “penguappeluhan potensial” yang oleh Penman

Praktek Meteorologi Pertanian 103

Page 123: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

(1948), didefinisikan sebagai “banyaknya air yang maksimum dapat

diuapkan oleh tutupan tanah dengan rumput pendek apabila banyak air

yang membasahi tanah tak terbatas jumlahnya”. Banyaknya

penguappeluhan dapat ditaksir kira-kira sama dengan penguapan yang

diukur dengan menggunakan alat ukur penguapan panci terbuka. Dalam

hubungannya dengan sinaran, Penman menunjukkan bahwa :

PET = 0,5 + R /59g

dengan:

PET (potensial evapotranspiration) dinyatakan dalam mm/hari, dan R g2

adalah banyaknya sinaran yang dinyatakan dalam kal/cm /hari.

4) Menaksir Data Curah Hujan

a. Menaksir Nilai Keseringan Hujan Dengan Nilai Rata-Rata

Sering diperlukan nilai keseringan atau probabilitas dari banyak

curah hujan tertentu, tetapi laporan data hujan hanya nilai rata-rata,

misalnya rata-rata bulanan. Hasil penelitian Oldeman (1977) untuk

beberapa tempat di Indonesia menyebutkan bahwa :

P = 0,82 P - 3075 r

dengan:

P = curah hujan dengan probabilitas 75%, dan P curah hujan rata-rata 75 r

bulanan. Misalkan curah hujan rata-rata bulanan dalam bulan

Januari 200 mm, maka curah hujan dengan probalitas 75% adalah:

(0,82. 200 - 30) = 134 mm.

b. Menaksir Banyaknya Curah Hujan Dengan Lama Suryaan

Bila laporan curah hujan tidak ada, dapat ditaksir dengan

Praktek Meteorologi Pertanian104

Page 124: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

menggunakan data lama suryaan. Hal tersebut dilandasi pengertian

bahwa hujan berasal dari awan; dan adanya awan yang menutupi langit

memberi akibat sinaran berkurang. Makin banyak dan makin tebal awan

serta makin lama adanya awan akan makin sedikit lama suryaan.

Hubungan tersebut oleh Oldeman dinyatakan sebagai:

n = 13,8 3,35 log (P +10)r

dengan:

n = rata-rata lama suryaan, P = curah hujan rata-rata bulan. Atau ditulis: r

(13,8 + n)/3,35P = -10 + er

Jadi misalnya lama suryaan rata-rata 3 jam, maka curah hujan rata-rata

bulan tersebut sebesar:

(13,8 + 3)/3,35�P = -10 + (2,7) �r(16,8/3,35)

��= -10 + (2,7)5

� � -10 + (2,7) -10 + 144

�� 134 mm

4.2.3. Penyediaan Informasi Klimatologi

Penyediaan informasi klimatologi melalui dua tahap, yakni

penyediaan data dan analisis statistik.

4.2.3.1. Homogenitas Data

Untuk menyediakan informasi klimatologi diperlukan data hasil

pengamatan dalam kurun waktu yang panjang. Untuk informasi

klimatologi kawasan tropik tentang hujan diperlukan data 30 tahun atau

lebih, dan untuk unsur iklim lainnya dapat lebih dari lima tahun. Data

harus homogen, yakni dihasilkan dari pengamatan di tempat yang tetap

Praktek Meteorologi Pertanian 105

Page 125: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

dan lingkungan yang tidak berubah serta dari waktu pengamatan yang

secara terus-menerus. Apabila dalam kenyataan data tidak homogen

maka dilakukan analisis agar data menjadi seperti homogen. Umumnya

ketidakhomogenan data karena pada suatu waktu tidak ada pengamatan.

Ada berbagai macam cara untuk menghomogenkan data, antara lain

yang sederhana dengan metode statistik korelasi, metode

kecenderungan (trend), dan metode beda hingga.

Untuk mengetahui apakah data sudah homogen dapat dilakukan

dengan menguji nilai simpangannya terhadap batas yang ditetapkan.

Menghomogenkan data karena ada kekosongan data dapat

dilakukan dengan membandingkan data homogen dari hasil

pengamatan stasiun pengamatan lain yang berdekatan. Misalkan dari

stasiun pengamatan A terdapat sederet data a (I = 1, 2, …. ), dan dari i

stasiun pengamatan B terdapat sederet data b (I = 1,2,….. ). Beda data i

dari A dan B adalah:

d = [�(b – a )] / n i i

q = �(b) / �(a)i i

Apabila data b tidak ada dapat ditaksir dengan menggunakan j

data a dari stasiun A dengan menggunakan rumus: j

b = a + d atau B= q + aj j j j

dengan:

d = {�(a) } / n; dan i

�q = b / a j j j

Contoh:

Stasiun A mempunyai data hujan homogen selama 30 tahun dari tahun

Praktek Meteorologi Pertanian106

Page 126: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

1971 sampai dengan 2000 sehingga dari data tersebut dapat dibuat

normalnya. Stasiun B yang tempatnya dekat dengan stasiun A

mempunyai data dari homogen selama 20 tahun dari tahun 1971 sampai

1990. Untuk membuat normalnya bagi stasiun B dilakukan sebagai

berikut :

��Ai��Bi

1971 – 1990 �88,9��76,8

1971 – 2000 �73,6��***

(a). di = 76,8 – 88,9 = – 12,1 maka Bj = 73,6 – 12,1 = 61,5

atau :

(b). q = Bi/Ai = 76,8 / 88,9 = 0,86 maka Bj = 0,86 . 73,6 = 63,3

Metode tersebut dapat digunakan untuk pengisian data yang hilang.

4.2.3.2. Analisis Statistik

Analisis Statistik dimaksudkan untuk mencari jawaban sampai

seberapa besar tingkat perkembangan nilai suatu unsur cuaca dilihat dari antara

lain nilai mutlaknya, nilai keseringan terjadinya, dan nilai kumulatifnya. Data

yang dianalisis dan cara analisis disesuaikan dengan sifat unsurnya. Banyak

cara analisis yang digunakan, namun untuk keperluan kegiatan pertanian

setempat dapat diambil cara yang sederhana saja.

1). Hitung Nilai Rata-Rata

Cara menghitung rata-rata (X) dapat dilakukan dengan r

sederhana:

X = (X )/nr i

Praktek Meteorologi Pertanian 107

Page 127: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

TanggalCurah hujan

Curah hujan kumulatif

1

2

3

4

5

6

.

.

dst.

4

0

10

20

5

15

.

.

dst.

4

4

14

34

39

54

.

.

dst.

dengan:

X adalah nilai ke-i dari unsur yang ada. Untuk mendapatkan nilai rata-i

rata yang baik upayakan banyaknya nilai sebanyak waktu yang

dimaksud; misalnya nilai rata-rata harian dalam sebulan, hendaknya

banyaknya data sebanyak 30, nilai rata-rata maksimum-minimum;

tengarai nilai-nilai maksimum-minimum mutlak.

2). Hitung Nilai Kumulatif

Analisis nilai kumulatif dilakukan untuk unsur yang nilainya

diukur secara kumulatif selama waktu tertentu, misalnya hujan,

penguapan.

Nilai kumulatif dapat diperoleh dengan menjumlahkan nilai

yang pertama dan yang berikutnya. Apabila nilai tersebut pada waktu t , 1

t , t ,…..t , t ,…..t masing-masing X , X , X ,…..X , X ,…..X , maka 2 3 i i+1 n 1 2 3 i i+1 n

nilai kumulatif sampai pada waktu t adalah X = X + X + X +…..X+ j 1 2 3 i

X +….. +X = åX (I = 1,2, …j). Untuk memudahkan lihat contoh dalam i+1 n i

tabel berikut:

Tabel 4.10. Contoh perhitungan nilai kumulatif

Praktek Meteorologi Pertanian108

Page 128: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Tanggal Suhu Nilai terurut f F F F

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

22

21

23

23

26

29

23

28

26

21

21

21

22

23

23

23

26

26

28

29

21 = 2

22 = 1

23 = 3

26 = 2

28 = 1

29 = 1

2/10

1/10

3/10

2/10

1/10

1/10

2/10

3/10

6/10

8/10

9/10

10/10

10/10

8/10

7/10

4/10

2/10

1/10

3). Hitung Nilai Keseringan

Dalam pertanian, nilai keseringan terjadinya nilai-nilai cuaca

lebih penting bila dibandingkan dengan nilai rata-rata. Nilai keseringan

diperoleh dengan menghitung banyak terjadinya nilai-nilai lebih dari

atau kurang dari nilai tertentu yang dipilih. Untuk menghitung

keseringan atau probabilitas, data diurutkan mulai dari yang kecil;

kemudian dihitung berapa banyaknya nilai-nilai yang diperhatikan (f ). i

Ada kalanya nilai keseringan dinyatakan dalam % dan disebut nilai

keseringan nisbi:

F = f /mi

dengan:

m = banyaknya data. Untuk data yang banyak jumlahnya, yang lazim

digunakan dalam klimatologi,

F = f /(m+1)i

Sebagai contohnya perhatikan tabel berikut :

Tabel 4.11. Contoh menghitung frekuensi

Praktek Meteorologi Pertanian 109

Page 129: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

4.2.3.3. Batas Operasional

Tanah dan tanaman menanggapi cuaca secara seketika dan atau

secara perlahan-lahan. Kenyataan tersebut mengisyaratkan bahwa

keadaan tanah dan keadaan tanaman bergantung kepada cuaca saat itu

dan cuaca yang berlangsung berikutnya.

Apabila pada suatu ketika terjadi hujan deras, sehingga saat itu

terjadi banjir dan tanah longsor, tidak berarti bahwa saat itu dapat

menanam tanaman, dan bahkan mungkin batang-batang padi menjadi

rusak. Demikian pula misalnya setelah musim hujan kemudian pada

saat itu hujan berhenti maka sinaran matahari dan suhu tinggi saat itu

tidak langsung membuat tanah menjadi kering, tetapi secara berangsur

sehingga mungkin baru satu atau beberapa minggu kemudian tanah

mencapai kelembapan tertentu. Dengan demikian tanah dapat

dimanfaatkan dan tanaman dapat tumbuh baik apabila cuaca sudah

sampai pada batas nilai tertentu. Nilai tertentu yang memungkinkan

kegiatan pertanian dilakukan dengan optimal disebut “batas

operasional”.

Kegiatan pertanian banyak macamnya, misalnya mengolah

tanah, menabur bibit, menanam, memelihara tanaman, dan lain-lain.

Setiap kegiatan memerlukan cuaca yang berbeda. Oleh karena itu batas

operasional berbeda untuk setiap kegiatan, berbeda untuk berbagai

macam jenis tanah, berbeda untuk setiap jenis tanaman, berbeda untuk

setiap fase pertumbuhan tanaman, dan lain sebagainya.

Untuk membuat batas operasional perlu lebih dahulu dikenali

keadaan unsur kegiatan pertanian dalam kaitannya dengan cuaca, yang

sekurang-kurangnya dapat menjawab pertanyaan:

Praktek Meteorologi Pertanian110

Page 130: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Apa yang terjadi apabila nilai cuaca setinggi itu?

Apa yang terjadi apabila nilai cuaca mencapai maksimum

dan atau minimum setinggi itu?

Apa yang terjadi bila sampai pada suatu saat nilai cuaca

mencapai nilai kumulatif tertentu?

Apa yang terjadi apabila keseringan nilai cuaca sudah sekian

kali ?

Untuk mengenalinya dilakukan percobaan atau perhitungan

statistik korelasi antara cuaca dan kegiatan yang dimaksud, kemudian

dari hasilnya ditetapkan definisi nilai batas. Nilai batas tersebut ada

yang menyebutnya “nilai indeks” Sebagai contoh, tanaman umumnya

dapat tumbuh apabila ditanam pada tanah yang dalam kondisi curah

hujan sekurang-kurangnya setengah dari banyaknya penguappeluhan

potensial. Dari kriteria tersebut kemudian dibuat definisi tentang

“musim tumbuh” (growing season) (FAO). Batas musim tumbuh

tersebut mungkin berbeda untuk daerah yang berbeda dan berbeda

untuk jenis tanaman yang berbeda. Robertson (1970), menetapkan awal

hari tumbuh untuk padi dengan kriteria neraca air yang dalam rumus

ditulis :

S = S + P - E i i-1 i i

dengan:

S = kadar air tanah pada hari ke-i; S = kadar air tanah pada satu hari i i-1

sebelum hari ke-i; P = curah hujan selama hari ke-i; dan E = banyaknya i i

pengupan pada selama hari ke-i.

Praktek Meteorologi Pertanian 111

Page 131: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

4.2.3.4. Penyediaan Informasi Cuaca Berlangsung

Informasi cuaca berlangsung memuat keterangan tentang cuaca

dari beberapa waktu yang lalu sampai saat informasi dibuat. Informasi

tersebut berguna untuk membuat penilaian (assessment). Baik untuk

penilaian cuaca sendiri maupun untuk penilaian dampaknya kepada

pertanian, misalnya penilaian keadaan tanah, keadaan tanaman, keadaan

hama, ketersediaan air, dan lain sebagainya.

Penilaian umumnya dilakukan dengan membandingkan

terhadap syarat atau batas operasional masing-masing tanaman atau

kegiatan. Penilaian yang mudah dengan merajah data cuaca

berlangsung pada diagram yang memuat grafik syarat atau batas

operasional.

4.2.3.5. Penyediaan Informasi Cuaca Yang Akan Datang

Informasi cuaca yang akan datang atau prakiraan cuaca

diperlukan untuk menetapkan rencana atau langkah-langkah yang

perlu dilakukan. Prakiraan cuaca dibuat dalam skala waktu pendek

sampai panjang sesuai dengan yang diperlukan. Umumnya prakiraan

cuaca dibuat dalam skala waktu harian, tiga harian, mingguan, sepuluh

harian, bulanan, musiman, dan seterusnya. Prakiraan cuaca tersebut

digunakan untuk menetapkan perencanaan operasional dan melakukan

antisipasi dan penanggulangan akibat cuaca yang diperkirakan akan

terjadi.

Pada dasarnya, baik prakiraan cuaca harian, mingguan, bulanan,

maupun yang lebih panjang, unsur yang diprakirakan sama, yakni

meliputi unsur-unsur cuaca berikut:

Praktek Meteorologi Pertanian112

Page 132: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Nilai banyak awan Untuk siang hari Untuk malam hari

< 2/10 Cerah dengan lama suryaan lebih dari 90%

Cerah

2 - 3/10 Cerah dengan lama suryaan lebih dari 75%

Cerah

4 – 6/10 Berawan sebagian, dengan lama suryaan

lebih dari 50%

Berawan sebagian

7 – 9/10 Umumnya berawan dengan lama suryaan

kurang dari 50%

Umumnya berawan

> 9/10 Berawan dengan lama suryaan kurang dari 10%

Berawan

(a) Keadaan langit (termasuk awan dan lamanya penyinaran

matahari);

(b) Cuaca (termasuk adanya fenomena, misalnya hujan, badai

guntur, embun, dan lain-lain);

(c) Suhu udara (suhu maksimum, suhu minimum, kisaran);

(d) Angin (arah angin, kecepatan angin, kisaran);

(e) Kelembapan (kelembapan maksimum, kelembapan minimum;

(f) Kondisi keringnya udara.

Satuan nilai unsur yang diprakirakan berbeda, sesuai dengan

panjangnya waktu prakiraan. Nilai-nilai prakiraan yang lebih

bermanfaat adalah nilai kemungkinan atau probabilitas.

Berbagai nilai unsur yang perlu diprakirakan adalah seperti

berikut:

(a) Keadaan langit :

Tabel 4.12. Nilai banyak awan siang dan malam

Praktek Meteorologi Pertanian 113

Page 133: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

(b) Suhu udara :

Suhu udara yang diprakirakan adalah suhu maksimum dan suhu

minimum pada ketinggian dekat permukaan tanah. Dengan

demikian suhu maksimum dapat lebih tinggi dari suhu udara

lingkungan dan suhu minimum dapat lebih rendah. Jadi dapat

berbeda dengan suhu lingkungan yang biasanya diinformasikan

kepada masyarakat umum.

(c) Angin:

Prakiraan angin meliputi arah dan kecepatannya, dengan nilai

kisaran. Nilai kecepatan angin dinyatakan dalam knot atau

km/jam atau dengan menggunakan nilai skala Beaufort.

(d) Kelembapan:

Prakiraan kelembapan udara dengan menyebutkan nilai

maksimum pada malam hari dan minimum pada siang hari.

(e) Hujan :

Yang diprakirakan tentang hujan adalah ada atau tidak adanya,

dan peluang (chance) kemungkinan terjadinya.

(f) Embun:

Untuk daerah-daerah tertentu adanya embun cukup berarti bagi

tanaman. Ada yang dirasa menguntungkan karena dapat

membasahi rumput dan menaikkan kelembapan tanah, tetapi

juga ada yang merugikan misalnya embun beku yang dapat

membuat tanaman atau rumput menjadi kering seperti terbakar.

Oleh karena itu prakiraan terjadinya embun sangat diperlukan.

(g) Kering udara :

Bagi berbagai tanaman kondisi keringnya udara menentukan

Praktek Meteorologi Pertanian114

Page 134: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

kualitas hasil, misalnya tembakau, kapas. Ukuran keringnya

udara diambil dari laju kehilangan air, banyaknya hari tidak ada

hujan, atau nilai-nilai lain yang sesuai dengan kegiatan pertanian

di tempat yang bersangkutan..

Nilai-nilai unsur cuaca yang diprakirakan disesuaikan dengan

jangka waktu prakiraan dan dengan batas-batas nilai yang diperlukan

bagi kegiatan pertanian.

Untuk prakiraan jangka pendek harian nilai yang diprakirakan

adalah nilai sesaat, nilai maksimum dan nilai minimum dalam satu hari,

lamanya cuaca berlangsung.

Untuk prakiraan jangka panjang nilai yang diprakirakan adalah

nilai maksimum, nilai minimum, nilai kisaran, nilai keseringan atau

probabilitas atau kecenderungan terjadinya lebih atau kurang dari nilai

yang ditetapkan, lamanya cuaca berlangsung.

Untuk prakiraan jangka musiman, selain seperti yang termuat

dalam prakiraan jangka panjang diprakirakan pula awal musim,

panjangnya musim. Tentang kriteria awal musim disesuaikan dengan

yang diperlukan bagi kegiatan pertanian.

Cara menentukan awal dan akhir musim dapat menggunakan

perhitungan kumulatif maju atau kumulatif bertambah dan kumulatif

mundur atau kumulatif berkurang. Cara tersebut digunakan berdasarkan

alasan bahwa unsur cuaca selama satu musim berawal dan berlanjut

makin besar sampai mencampai maksimum dan kemudian turun sampai

mencapai nilai minimum dalam musim berikutnya.

Pengambilan kumulatif maju dimulai dari saat yang dipilih.

Misalnya untuk menetapkan awal musim hujan atau musim tumbuh

untuk sesuatu tanaman atau mulainya suatu kegiatan dimulai dari

Praktek Meteorologi Pertanian 115

Page 135: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

tanggal 1 September dengan nilai kumulatif 150 mm. Tanggal saat

dicapainya nilai kumulatif 150 mm adalah awal dari musim yang

dimaksud. Pengambilan kumulatif mundur dimulai dari saat yang

dipilih, misalnya dengan tanggal tertentu atau saat nilai kumulatif maju

mencapai nilai tertentu, dan berakhir sampai mencapai nilai kumulatif

tertentu misalnya 200 mm. Saat dicapainya nilai kumulatif mundur 200

mm ditetapkan sebagai akhir musim yang dimaksud. Morris dan

Zandstra (1979) yang dikutip Oldeman (1982) memilih nilai kumulatif

curah hujan dasarian 75 mm dimulai dari dasarian pertama bulan Januari

untuk menetapkan awal musim tumbuh untuk tanaman lahan kering dan

200 mm sebagai awal musim pengolahan tanah untuk penanaman padi

lahan basah di Thailand. Akhir musim ditetapkan pada nilai kumulatif

mundur mencapai 300 mm dihitung dari nilai kumulatif maju 500 mm.

4.2.3.6. Penyediaan Informasi Adanya Selang Kering dan Selang

Basah

Informasi adanya selang kering dan selang basah dilakukan

dalam sesuatu musim tumbuh dengan kriteria curah hujan selama

sehari. Kriteria selang kering dan selang basah tidak bersifat umum.

Untuk mengidentifikasi selang kering dan selang basah digunakan data

curah hujan harian kemudian dicari periode-periode yang selama itu

tidak ada hujan kurang dari dan yang lebih dari yang ditentukan.

Misalnya Oldeman (1982) menetapkan selang kering menggunakan

kriteria curah hujan dalam satu dasarian tidak ada hari berturut-turut

dengan hujan lebih dari 3 mm, dan selang basah hari berturut-turut

dengan hujan lebih dari 3 mm.

Praktek Meteorologi Pertanian116

Page 136: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

BAB 5

PENYAJIAN INFORMASI CUACA PERTANIAN

Praktek Meteorologi Pertanian 117

Informasi cuaca diberikan kepada berbagai pihak. Oleh karena

itu macam informasi dan cara penyajiannya perlu disesuaikan dengan

pihak penggunanya. Misalnya untuk kegiatan penerbangan informasi

cuaca yang diberikan meliputi cuaca di Bandar udara, cuaca di

sepanjang jalur penerbangan, cuaca untuk keperluan pendaratan pesawat

terbang. Prakiraan cuaca umumnya meliputi wilayah yang luas dan

jangka waktu prakiraan pendek 3 sampai 24 jam. Namun demikian

karena semua penerbangan mempunyai kegiatan yang sama dan

persyaratan yang standar penyajian infromasi cuaca dapat dilakukan

lebih mudah dan seragam. Berbeda dengan kegiatan penerbangan,

penyajian informasi cuaca tidak mudah diseragamkan karena kegiatan

pertanian berbeda di setiap tempat dan pada satu tempat yang sama

terdapat banyak macam dan jenis tanaman yang berada dalam fase

kehidupan yang berbeda.

Dalam pertanian informasi meteorologi umumnya disediakan

bagi para pembuat keputusan, para penyuluh pertanian, para petani, dan

pihak-pihak yang berkaitan dengan operasi pertanian.

Pembuat keputusan lebih banyak memerlukan informasi

klimatologi dan informasi cuaca berlangsung serta informasi prakiraan

Page 137: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Praktek Meteorologi Pertanian118

untuk dasar penentuan kebijakan dan mengantisipasi kemungkinan

dampak yang dapat ditimbulkan secara luas. Informasi meteorologi

digunakan sebagai bahan masukan disamping informasi bukan

meteorologi untuk bahan pertimbangan pembuatan keputusan.

even bukan cuaca

Informasi cuaca

even cuaca

Informasi bukan cuaca

pemilihan aternatip

nilai ekonomi

pengambilan keputusan

Gambar 5.1. Bagan alur pembuatan keputusan dan nilai ekonomi(Mc.Quigg).

Penyuluh pertanian lebih banyak memerlukan informasi cuaca

berlangsung dan prakiraan cuaca untuk membuat penilaian keadaan

yang hasilnya digunakan dasar pembuatan petunjuk pelaksanaan

operasional kegiatan pertanian di wilayahnya.

Para petani lebih banyak memerlukan informasi cuaca saat itu

dan prakiraan cuaca untuk digunakan dasar melaksanakan kegiatan

operasional di tempatnya.

Penyajiannya dengan menggunakan bahasa umum yang mudah

difahami.

Page 138: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

5.1. Penyajian Informasi Klimatologi

Informasi klimatologi disiapkan dengan melakukan analisis data

waktu lampau. Pada umumnya analisis dimaksudkan antara lain untuk

mengetahui perilaku cuaca selama waktu adanya data yang dianalisis.

Dari analisis dapat dibuat informasi tentang nilai keseringan terjadinya,

nilai kumulatifnya, dan lain-lain. Umumnya analisis dilakukan dengan

menggunakan metode statistik. Unsur cuaca yang dianalisis dan kriteria-

kriteria yang diambil disesuaikan dengan syarat-syarat yang diperlukan

bagi kegiatan pertanian yang bersangkutan. Secara garis besar urutan

proses sebagai berikut:

1) Menyiapkan form untuk menampilkan data dalam tabel,

2) Menghitung / menaksir nilai unsur-unsur yang tidak

diperoleh dari pengukuran dengan rumus-rumus tertentu.

3) Menampilkan hasil analisis dalam bentuk tabel, grafik, atau

dalam bentuk peta.

5.1.1. Tabel Frekuensi (Keseringan)

Nilai keseringan terjadinya nilai unsur cuaca sangat membantu

dalam pembuatan rencana dan penentuan keputusan. Tabel memuat

keseringan nilai satu unsur atau gabungan dari dua atau lebih nilai unsur.

Praktek Meteorologi Pertanian 119

Page 139: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Curah hujan sehari (mm)

Banyaknya kejadian

Keseringan(%)

Keseringan kumulatip (%)

Batas tertinggi

< 1 2 4 4 0,5

1 – 5 6 12 16 4,7

6 – 10 10 20 32 9,8

11 – 15 26 52 84 14,3

16 – 20 4 8 92 18,5

> 20 2 4 96 25

Jumlah 50 100

Contoh:

Tabel 5.1. Contoh Keseringan curah hujan. Bulan Januari di Jakarta.

5.1.2. Diagram / Grafik

Dalam pelayanan informasi klimatologi, selain ikhtisar data

dalam bentuk tabel biasanya diisajikan dalam bentuk diagram atau

grafik dan dalam bentuk peta. Diagram dan peta klimatik khusus untuk

suatu kegiatan tertentu disebut diagram dan peta iklim tematik.

Diagram dan peta iklim klimatik dibuat untuk satu atau lebih unsur

cuaca dan kriteria dipilih berdasarkan nilai kaitan dan batas yang

ditetapkan bagi kegiatan pertanian.

Ada dua macam diagram, yakni grafik temporal yang

menggambarkan sebaran nilai mengikut waktu, dan diagram spasial

yang menggambarkan sebaran nilai mengikut ruang.

a. Diagram Temporal

Data dirajah dan dibuat diagram yang absisnya skala waktu dan

ordinatnya skala nilai unsur yang dianalisis. Diagram yang dibuat

disesuaikan dengan keperluan atau syarat batas operasional pertanian.

Misalnya, data suhu dirajah dalam peta yang absisnya skala waktu dan

ordinatnya skala nilai suhu. Diagramnya menyatakan nilai unsur sebagai

fungsi waktu, F = F(t).

Praktek Meteorologi Pertanian120

Page 140: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Contoh:

Gambar 5.2. Contoh grafik suhu, banyak awan, tekanan dari Stasiun Met. Medan.

b. Diagram Spasial

Penyajian diagram spasial dilakukan dengan merajah nilai unsur

yang pada diagram yang absisnya memuat skala jarak, dalam satu, dua

atau tiga dimensi. Diagramnya menyatakan nilai unsur sebagai fungsi

jarak, F = F(x) untuk satu dimensi; F = F(x,y) untuk dua dimensi, dan F =

F(x,y,z) untuk tiga dimensi.

Praktek Meteorologi Pertanian 121

Page 141: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Contoh:

Gambar 5.3. Contoh kecepatan angin sepanjang garis khatulistiwa dari 90 °BT – 140

BT°

c.���Diagram Isoplet

Diagram isoplet menggambarkan fungsi dua peubah. Bila ada

nilai yang berkaitan dengan dua peubah atau unsur cuaca, nilai tersebut

dirajah dalam bentuk diagram kisi-kisi yang ke satu arah dengan skala

salah satu peubah atau unsur dan ke arah lain dengan skala peubah atau

unsur satunya. Kemudian dibuat garis-garis isoplet yakni garis yang

menghubungkan nilai-nilai sama. Dengan isoplet tersebut dikenali

daerah-daerah paling tingg dan paling rendah. Biasanya nilai yang

dirajah adalah nilai keseringan (frekuensi), misalnya keseringan

pasangan (x,y).

Praktek Meteorologi Pertanian122

Page 142: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Contoh:

Gambar 5.5. Mawar angin (windrose)

Gambar 5.4. Contoh isoplet keseringan arah dan kecepatan angin mengikut bulan

(Sumber: WMO 100).

d. Diagram Nilai Vektor

Diagram nilai vector umumnya digunakan untuk

menggambarkan peubah yang mempunyai dua parameter., misalnya

angin yang mempunyai besaran arah dan kecepatan.

Praktek Meteorologi Pertanian 123

Page 143: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

5.1.3. Peta

a. Peta Sebaran

Untuk menunjukkan sebaran nilai-nilai suatu unsur cuaca digunakan

peta potongan horizontal, dengan memilih suatu bidang sebagai

bidang rujukan. Nilai yang dirajah dapat nilai sesaat, keseringan atau

nilai-nilai lain.

Dari sebaran nilai yang dirajah dibuat garis-garis yang

menghubungkan nilai sama dan disebut garis iso. Garis iso untuk

tekanan disebut “isobar”, untuk suhu disebut “isotherm”, untuk

curah hujan disebut “isohyet”.

Bidang rujukan dipilih sesuai dengan unsur cuaca yang

bersangkutan. Untuk tekanan udara permukaan menggunakan

bidang rujukan permukaan laut. Nilai-nilai tekanan direduksi ke

tekanan pada permukaan laut.

Contoh:

Tampilan sebaran tekanan tekanan dari banyak tempat dengan

menggunakan peta dengan bidang rujukan permukaan laut. Untuk

menggambarkan sebaran tekanan dibuat isobar-isobar. Dari pola

isobar dapat dikenali daerah dengan tekanan tinggi dan daerah

dengan tekanan rendah.

Praktek Meteorologi Pertanian124

Page 144: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Gambar 5.6. Peta isobar permukaan

Untuk suhu dan curah hujan menggunakan bidang permukaan

topografi.

b. Peta Tematik

Dengan lebih dahulu mengenali sifat ketanggapan kegiatan atau

tanaman kepada cuaca, diagram atau peta tematik secara sederhana

dapat dibuat. Misalkan untuk memulai menanam jagung diperlukan

syarat curah kumulatif mulai 1 Agustus sampai pada tanggal 1

September harus paling sedikit 80 mm, dan suhu rata-rata antara 24 Odan 28 C, maka diagram tematik untuk jagung dapat dibuat dengan

meletak-tindihkan (overlay) kedua diagram temporal hujan dan

diagram temporal suhu. Dari diagram tindihan tersebut dapat dilihat

misalnya apakah syarat yang diperlukan dapat dipenuhi dan kapan

waktu pemenuhan tersebut.

1) Peta klimatik dibuat untuk masing-masing unsur memuat sebaran

keseringan klimatologi nilai-nilai yang dipilih.

Praktek Meteorologi Pertanian 125

Page 145: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Unsur pertanian Unsur cuaca klimagram

Kelembapan tanah, Hujan, penguappeluhanan

Irigasi Hujan, penguapan,

Pertumbuhan tanaman Radiasi, hujan,

Penyakit Suhu, kelembapan, angin

2) Peta tematik adalah overlay dari beberapa peta klimatik tertentu

sesuai dengan unsur kegiatan pertanian.

3)��Skala peta sama untuk semua unsur.

5.1.4. Klimagram

Analisis klimagram dilakukan untuk data dari satu stasiun. Data

klimagram menunjukkan perkembangan pasangan dua unsur atau lebih.

Umumnya hanya diambil dua atau tiga unsur saja, karena makin banyak

unsur yang diambil makin sulit penggambarannya. Pasangan unsur

tersebut dipilih sesuaikan dengan syarat kegiatan atau batas operasional.

Misalnya :Tabel 5.2. Pasangan unsur pertanian dengan unsur cuaca

Gambar 5.7. Contoh klimagram 1, 2, 3, ….dst. menyatakan waktu satuan, misalnya

hari, minggu, dasarian, bulan, dst.

penguapan

5

4

3

2

1

hujan

Praktek Meteorologi Pertanian126

Page 146: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

5.2. Penyajian Informasi Cuaca Berlangsung

Dari hasil analisis tersebut diperoleh nilai-nilai unsur yang

perlu disajikan. Nilai tersebut antara lain: suhu (T); tekanan udara (P);

angin meliputi arah (aW) dan kecepatan (kW); kelembapan (H); curah

hujan (R) meliputi jumlah curah hujan (JR), hari hujan (HR), dan

intensitas hujan (IR); penguapan (E); sinaran surya (S) meliputi

intensitas sinaran (IS) dan lama suryaan (LS). Nilai-nilai yang

dilaporkan adalah nilai sesaat, nilai ekstrem, nilai rata-rata, nilai

kumulatip, nilai paling banyak, nilai dibawah atau diatas suatu nilai

yang dipilih, yang dapat diringkas seperti pada tabel contoh berikut:

Informasi Cuaca Sesaat. Dalam informasi sesaat, yang disajikan untuk

T, P, W, H, IS, adalah nilai sesaat; sedangkan untuk IR adalah nilai sesaat

dan nilai kisaran. Untuk JR, E, dan LS adalah nilai kumulatip dari waktu

sebelumnya.

Catatan: Tentang P (tekanan udara) umumnya tidak diperlukan bagi

pertanian, kecuali dalam hal khusus yang berkaitan dengan kegiatan

yang menggunakan pesawat terbang.

Praktek Meteorologi Pertanian 127

Page 147: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Nilai T PW H R

ES

aW kW JR HR IR IS LS

Sesaat ■ ■ ■ ■ ■ - - ■ - ■ -

Rata2 - - - - - - - - - - -

Rata2 maks. - - - - - - - - - - -

Rata2 min. - - - - - - - - - - -

Maks. mutlak - - - - - - - - - - -

Min. mutlak - - - - - - - - - - -

Kumulatif dari waktu lalu

- - - - - ■ - - ■ - ■

Paling banyak - - - - - - - - - - -

Kisaran - - - - - - - ■ - - -

Lebih dari - - - - - - - - - - -

Kurang dari - - - - - - - - - - -

Tabel 5.3. Contoh nilai-nilai cuaca sesaat yang perlu diinformasikan

Misalnya,

Cuaca pada pukul 1200 WIB : Langit cerah. Suhu 28 C; tekanan

1012,6 hPa; angin 300 dengan kecepatan 10 knot; Kelembapan

nisbi 80%. Tidak ada hujan selama satu jam terakhir. Penguapan

selama satu jam terakhir 0,5 mm. Intensitas sinaran 20 watt/m2.

Lama penyinaran sampai pukul 12 sebanyak 40 %. Lain-lain :

awan Cu 5/8.

Praktek Meteorologi Pertanian128

Page 148: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Informasi Cuaca Harian. Dalam informasi harian, yang

disajikan untuk T, adalah nilai rata-rata sehari, nilai maksimum dan

minimum. Untuk P adalah nilai rata-rata sehari dan nilai kisarannya.

Untuk aW adalah nilai paling banyak/sering terjadi selama

sehari, dan untuk kW adalah nilai maksimum (mutlak) dan nilai

keseringan lebih dari dan atau kurang dari. Untuk H adalah nilai rata-

rata sehari dan nilai kisaran.

Untuk JR adalah nilai kumulatip selama sehari, dan untuk IR

adalah nilai rata-rata selama waktu hujan pada hari tersebut. Tidak ada

laporan untuk HR. Untuk E adalah nilai kumulatip selama sehari.

Untuk IS dan LS adalah nilai kumulatip selama sehari.

Praktek Meteorologi Pertanian 129

Page 149: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Nilai T PW

HR

ES

aW kW JR HR IR IS LS

Sesaat - - - - - - - - - - -

Rata2 ■ ■ - - ■ - - ■ - - -

Rata2 maks. - - - - - - - - - - -

Rata2 min. - - - - - - - - - - -

Maks. mutlak ■ - - ■ - - - - - - -

Min. mutlak ■ - - - - - - - - - -

Kumulatif dari waktu lalu - - - - - ■ - - ■ ■ ■

Paling banyak - - ■ - - - - - - - -

Kisaran - ■ - - ■ - - - - - -

Keseringan lebih dari - - - ■ - - - - - - -

Keseringan kurang dari - - - ■ - - - - - - -

Tabel 5.4. Contoh nilai-nilai cuaca harian yang perlu diinformasikan

Misalnya,

Cuaca hari ini, tgl 17-8-2004: Rata-rata suhu 28 C, dengan Omaksimum (mutlak) 32 C dan minimum (mutlak) 22 C.

Tekanan berkisar antara 1005,7 hPa dan 1013,1 hPa dengan rata-

rata 1010,2 hPa.

Arah angin terbanyak 310, kecepatannya paling tinggi 25

dengan 8 kali (80 %) lebih dari 8 knot. Kelembapan nisbi berkisar

Praktek Meteorologi Pertanian130

Page 150: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

antara 50 dan 80 % dengan rata-rata 70 %.

Curah hujan sebanyak 50 mm terjadi antara pukul 12 dan 14

dengan rata-rata intensitas selama waktu hujan 10 mm/menit.

Penguapan selama sehari sebesar 6 mm.

Banyaknya sinaran 300 watt/m2, dan lama suryaan 7 jam atau

80%.

Lain-lain : Rata-rata awan 3/8 tiap jam dengan paling banyak

dari awan Cu.

Informasi Cuaca Mingguan. Dalam informasi mingguan, yang

disajikan untuk T, adalah nilai rata-rata seminggu, nilai rata-rata

maksimum seminggu, rata-rata minimum seminggu, nilai maksimum

dan minimum mutlak dalam minggu yang dimaksudkan, nilai

keseringan lebih dari dan atau kurang dari.

Untuk P adalah nilai rata-rata seminggu dan nilai kisarannya.

Untuk aW adalah nilai paling banyak selama seminggu, dan untuk kW

adalah nilai mutlak dan nilai keseringan lebih dan atau kurang dari.

Untuk H adalah nilai rata-rata seminggu dan nilai kisaran. Untuk

JR adalah nilai kumulatip selama seminggu, untuk HR adalah

banyaknya hari hujan dalam minggu yang dimaksud, dan untuk IR

adalah nilai rata-rata selama waktu hujan dalam minggu tersebut dan

keseringan intensitas lebih dari.

Untuk E adalah nilai kumulatip selama seminggu, dan nilai rata-

rata per hari. Untuk IS dan LS adalah nilai rata-rata per hari dan kisaran

selama seminggu.

Praktek Meteorologi Pertanian 131

Page 151: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Nilai T PW

HR

ES

aW kW JR HR IR IS LS

Sesaat - - - - - - - - - - -

Rata2 ■ ■ - - ■ - - ■ ■ ■ ■

Rata2 maks. ■ - - - - - - - - - -

Rata2 min. ■ - - - - - - - - - -

Maks. mutlak ■ - - ■ - - - - - - -

Min. mutlak ■ - - - - - - - - - -

Kumula tif dari waktu - - - - - ■ ■ - ■ - -

Paling banyak - - ■ - - - - - - - -

Kisaran - ■ - - ■ - - - - ■ ■

Keseringan lebih dari

■ - - ■ - - - - ■ - -

K e s e r i n g a n kurang dari

■ - - ■ - - - - - - -

Tabel 5.5. Contoh nilai-nilai cuaca mingguan yang perlu diinformasikan

Misalnya,

Cuaca minggu pertama bulan Agustus 2004:

ORata-rata suhu 28 C setiap hari, dengan rata-rata maksimum 32 C dan rata-rata minimum 22 C; maksimum mutlak 33 C dan

minimum mutlak 15C. Hari dengan suhu rata-rata sehari > 23

C sebanyak 8 kali dan < 18 C sebanyak 4 kali.

Tekanan berkisar antara 1005,7 hPa dan 1013,1 hPa dengan

Praktek Meteorologi Pertanian132

Page 152: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

rata-rata 1010,2 hPa.

Arah angin terbanyak 310, kecepatannya paling tinggi 30 knot

dengan 60 kali (70%) lebih dari 10 knot, dan 10 kali (12%)

kurang dari 4 knot dengan rata-rata 10 knot. Kelembapan nisbi

berkisar antara 50 dan 80 % dengan rata-rata 70 % .

Curah hujan sebanyak 50 mm, dengan 4 hari hujan, dan rata-rata

intensitas 10 mm/menit dengan sebanyak 4 kali

intensitasnyalebih dari 8 mm/menit.

Penguapan selama seminggu sebanyak 30 mm dengan rata-rata

4 mm/hari.

Intensitas sinaran berkisar dari 300 – 350 watt/m2 dengan rata-

rata 310 watt/m2/hari; serta lama suryaan berkisar antara 30%

dan 80% dengan rata-rata 60 %/hari.

Lain-lain : Rata-rata awan 3/8 tiap jam dengan paling banyak

dari awan Cu.

Informasi Cuaca Bulanan. Dalam informasi bulanan, yang

disajikan untuk T adalah nilai rata-rata sebulan, nilai rata-rata

maksimum sebulan, rata-rata minimum sebulan, nilai maksimum dan

minimum mutlak dalam bulan yang dimaksudkan, nilai keseringan lebih

dari dan atau kurang dari.

Untuk P adalah nilai rata-rata sebulan dan nilai kisarannya.

Untuk aW adalah nilai paling banyak selama sebulan, dan untuk kW

adalah nilai mutlak dan nilai keseringan lebih dari dan atau kurang dari.

Untuk H adalah nilai rata-rata sebulan dan nilai kisaran. Untuk

JR adalah nilai kumulatip selama sebulan, untuk HR adalah banyaknya

hari hujan dalam bulan yang dimaksud, dan untuk IR adalah nilai rata-

Praktek Meteorologi Pertanian 133

Page 153: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Nilai T PW

HR

ES

aW kW JR HR IR IS LS

Sesaat - - - - - - - - - - -

Rata2 ■ ■ - - ■ - - ■ ■ ■ ■

Rata2 maks. ■ - - - - - - - - - -

Rata2 min. ■ - - - - - - - - - -

Maks. mutlak ■ - - ■ - - - - - - -

Min. mutlak ■ - - - - - - - - - -

Kumula tif dari waktu lalu - - - - - ■ ■ - ■ - -

Paling banyak - - ■ - - - - - - - -

Kisaran - ■ - - ■ - - - - ■ ■

Keseringan lebih dari

■ - - ■ - - - ■ - - -

Keseringan kurang dari

■ - - ■ - - - - - - -

rata selama waktu hujan dalam bulan tersebut, dan keseringan intensitas

rata-rata lebih dari.

Untuk E adalah nilai kumulatip selama sebulan, dan nilai rata-

rata per hari. Untuk IS dan LS adalah nilai rata-rata per hari dan kisaran

selama sebulan.

Tabel 5.6. Contoh nilai-nilai cuaca bulanan yang perlu diinformasikan

Praktek Meteorologi Pertanian134

Page 154: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Misalnya,

Cuaca bulan Agustus 2004 :

oRata-rata suhu 28 C, dengan rata-rata maksimum 32 C rata-rata

minimum 22 C, maksimum mutlak 33 C minimum mutlak 20

C; hari dengan suhu rata-rata sehari > 23 C sebanyak 8 kali dan

< 18 C sebanyak 4 kali.

Rata-rata tekanan 1010,2 hPa berkisar antara 1005,7 hPa dan

1013,1 hPa.

oArah angin terbanyak 310 dengan kecepatan paling tinggi 20

knot, dengan keseringan 200 kali (56%) lebih tinggi dari 10 knot

dan 110 kali (30%) lebih kecil dari 5 knot.

Kelembapan nisbi rata-rata 60 %, dan berkisar antara 40 dan

80%.

Hujan terjadi pada minggu pertama dan ketiga dengan jumlah

curah hujan 60 mm, dan 8 hari hujan, rata-rata intensitas

10 mm/menit dengan paling sering (12 kali) lebih dari 8

mm/menit.

Penguapan sebanyak 100 mm, dengan rata-rata 4 mm/hari.

Sinaran surya rata-rata 300 watt/m2/hari dengan berkisar antara

260 –310 watt/m2/hari; laman suryaan rata-rata 6 jam/hari (60%)

dan berkisar antara 4 – 8 jam/hari (40 –80%).

Lain-lain : rata-rata awan 3/8 setiap hari dengan paling banyak

awan Cu.

Catatan :

Dalam informasi lebih dari dan kurang dari, nilai-nilai

batasnya disesuaikan dengan batas-batas keperluan, atau nilai

signifikan, misalnya batas layu, batas kering, dll.

Praktek Meteorologi Pertanian 135

Page 155: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Untuk informasi musiman, dibuat seperti dalam informasi

bulanan, dengan ditambah definisi tentang satuan waktu musim.

Misalnya musim hujan adalah periode dari tgl. 1 Oktober sd. 30

Maret; musim kemarau dari tanggal 1 April sd. 30 September.

5.3. Penyajian Informasi Cuaca Prakiraan

Prakiraan cuaca berupa prakiraaan jangka pendek (1 – 3 hari),

prakiraan jangka sedang (mingguan), prakiraan tinjauan (outlook)

bulanan, dan prakiraan jangka panjang (musiman).

Pada dasarnya, seperti yang tercantum dalam bab 4.2.5, baik

prakiraan cuaca harian, mingguan, bulanan, maupun yang lebih panjang,

unsur yang diparkirakan sama, yakni meliputi unsur-unsur cuaca

(a) Keadaan langit (termasuk awan dan lamanya penyinaran

matahari);

(b) Cuaca (termasuk adanya fenomena, misalnya hujan, badai

guntur, embun, dan lain-lain);

(c) Suhu udara (suhu maksimum, minimum, kisaran);

(d) Angin;

(e) Kelembapan;

(f) Kondisi keringnya udara.

Dalam prakiraan nilai rata-rata kurang tepat untuk

diinformasikan. Sebaliknya nilai kisaran dan nilai keseringan sangat

perlu diinformasikan.

Praktek Meteorologi Pertanian136

Page 156: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

5.3.1. Penyajian Prakiraan Jangka Pendek (Harian)

Prakiraan jangka pendek umumnya dibuat untuk masa laku 1

sampai 3 hari. Prakiraan cuaca harian, diperlukan oleh para petani untuk

menyesuaikan kegiatan sehari-hari dengan cuaca yang ada dan yang

segera ada. Isi dan nilai unsur yang diprakirakan disesuaikan dengan

yang dimaksud adalah wilayah pertanian padi maka nilai-nilai unsur

cuaca yang diinformasikan sesuai dengan nilai-nilai yang

dipersyaratkan bagi tanaman padi. Penyajiannya dilakukan sehari

sebelum masa laku prakiraan.

Contoh Prakiraan Cuaca Harian:

Cuaca hari esok, tgl 1 Agustus 2007: Suhu akan berkisar antara

22 C (minimum) dan 28 C (makksimum).

Arah angin terbanyak 310, kecepatannya paling tinggi 25

dengan 8 kali (80 %) lebih dari 8 knot. Kelembapan nisbi

berkisar antara 50 dan 80 %. Hujan dapat terjadi antara pukul

12 dan 14 dengan intensitas selama waktu hujan 10 mm/menit.

Penguapan selama sehari sebesar 6 mm.

Banyaknya sinaran 300 watt/m2, dan lama suryaan 7 jam atau

80%.

Lain-lain : Langit sebentar-sebentar berawan dengan banyaknya

awan berkisar antara 3 - 4/8 tiap jam dan paling banyak dari

awan Cu. Peluang hujan 30 %.

5.3.2. Penyajian Prakiraan Cuaca Jangka Sedang (Mingguan)

Prakiraan cuaca mingguan dibuat untuk selama seminggu yang

akan datang. Penyajiannya dilakukan paling kurang satu hari sebelum

minggu yang dimaksud. Prakiraan perlu selalu ditinjau, dan bila perlu

Praktek Meteorologi Pertanian 137

Page 157: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

dapat dilakukan penyesuaian atau amandemen.

Contoh Prakiraan Cuaca Mingguan:

Cuaca minggu depan dari 1 – 7 Agustus 2007.

Suhu pada siang hari berkisar dari 26 C dan 30 C dan

maksimum mutlak 34 setiap hari, dengan rata-rata maksimum 32 C dan rata-rata minimum 22 C; maksimum mutlak 33 C

dan minimum mutlak 15 C. Hari dengan suhu rata-rata sehari

> 23 C sebanyak 8 kali dan < 18 C sebanyak 4 kali.

Tekanan berkisar antara 1005,7 hPa dan 1013,1 hPa dengan

rata-rata 1010,2 hPa.

Arah angin terbanyak 310, kecepatannya paling tinggi 30 knot

dengan 60 kali (70%) lebih dari 10 knot, dan 10 kali (12%)

kurang dari 4 knot dengan rata-rata 10 knot. Kelembapan nisbi

berkisar antara 50 dan 80 % dengan rata-rata 70 % .

Curah hujan sebanyak 50 mm, dengan 4 hari hujan, dan rata-rata

intensitas 10 mm/menit dengan sebanyak 4 kali intensitasnya

lebih dari 8 mm/menit.

Penguapan selama seminggu sebanyak 30 mm dengan antara 4

- 6 mm/hari.

Intensitas sinaran berkisar dari 300 – 350 watt/m2 serta lama

suryaan berkisar antara 30% dan 80%.

Lain-lain : Liputan awan 3/8 – 4/8 tiap jam dengan paling

banyak dari awan Cu.

5.3.3. Penyajian Prakiraan (Tinjauan) Cuaca Bulanan

Prakiraan cuaca bulanan lebih bersifat tinjauan karena sulit

Praktek Meteorologi Pertanian138

Page 158: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

menentukan batas cuaca dalam bulan. Umumnya informasi berisi

keterangan tentang kecenderungan unsur-unsur cuaca pertanian.

5.3.4. Penyajian Prakiraan Cuaca Jangka Panjang (Musim)

Di kawasan subtropik prakiraan musim meliputi suhu, angin,

kelembapan, hujan, salju, penguapan. Di kawasan tropik (Indonesia)

umumnya prakiraan musim tentang hujan, antara lain :

a.���prakiraan awal musim, diperlukan untuk menetapkan masa

penyiapan lahan, waktu tanam.

b.���prakiraan panjangnya dan kadar musim, diperlukan untuk

menetapkan alternatip-alternatip penanggulangan apabila cuaca

yang tidak diharapkan terjadi.

c.���prakiraan cuaca di tempat lain, untuk digunakan sebagai

pertimbangan a.l. bagi agribisnis, ekspor, pemasaran.

Catatan :

Dari pihak pertanian perlu menetapkan kriteria atau batas

cuaca operasional, misalnya syarat cukup bagi tanah untuk

memulai penaburan, syarat cukup bagi irigasi, batas ambang

untuk timbulnya penyakit, dll.

Untuk dapat dipelajari, informasi cuaca perlu disajikan. Cara

penyajian berbagai macam menurut media penyampaiannya.; tetapi

bentuk paparannya dibuat secara tetap dan baku.

Praktek Meteorologi Pertanian 139

Page 159: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Unsur cuacaMenjelang dan dalam

musim hujanMenjelang dan dalam

musim kemarau

Hujan Kapan musim hujan tiba?

B e r a p a j u m l a h c u r a h hujannya?

Berapa kepadatan hujan?

Berapa banyak hujan pada malam /siang hari?

Berapa intensitasnya

Adakah kemungkinan dry spell dan berapa lama?

Kapan musim kemarau tiba?

B e r a p a j u m l a h c u r a h hujannya?

Berapa kepadatan hujan?

Berapa banyak hujan pada malam / siang hari?

Berapa intensitasnya?

Adakah kemungkinan wet spell dan berapa lama?

Sinaran mata hari Berapa lama penyinaran matahari?

Berapa banyak l iputan awan?

Berapa intensitasnya?

Berapa lama penyinaran matahari?

Berapa banyak l iputan awan?

Berapa intensitasnya?

Kelem bapan Berapa besarnya kisaran kelembapan udara?

Berapa besarnya kisaran kelembapan udara?

Angin Dari mana arah yang paling sering?

Berapa kecepatan angin pada waktu pagi, siang, sore?

Berapa banyak angin ribut?

Dari mana arah yang paling sering?

Berapa kecepatan angin pada waktu pagi, siang, sore?

Berapa banyak angin kering / panas?

Suhu Tidak terlalu signifikan Berapa suhu minimum dan maksimum?

Berapa suhu titik embun minimum ?

Kapan terjadi ibun beku (frost)?

Note:Di daerah tertentu informasi prakiraan suhu udara dan embun sangat diperlukan, utamanya pada musim kemarau. (mis. di daerah ngarai, pegunungan, perkebunan sayur, perkebunan tembakau).

Tabel 5.7. Informasi prakiraan cuaca yang diperlukan sesuai fase kegiatan

Praktek Meteorologi Pertanian140

Page 160: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

BAB 6

PENYAJIAN INFORMASI CUACA PERTANIAN

Praktek Meteorologi Pertanian 141

Informasi meteorologi sangat bermanfaat dalam pertanian. Oleh

karena itu mutu informasi menjadi hal yang sangat penting.

Keakurasian informasi dinilai dari kompetensi pengamat,

keakurasian alat pengamatan / pengukuran, keakurasian hasil

pengamatan, dan keakurasian prakiraan cuaca. Pengendalian mutu perlu

dilakukan secara teratur. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjaga

keakurasian informasi meteorologi utamanya adalah :

(a)���Pemeriksaan kompetensi dan kualitas pengamat cuaca;

(b)��Secara terus-menerus membandingkan hasil pengamatan saat ini

dengan hasil pengamatan sebelumnya;

(c)��Secara berkala dan teratur melakukan pemeriksaan pemasangan,

pengujian, dan kalibrasi alat pengamatan;

(d)��Pemeriksaan kelengkapan laporan hasil pengamatan,

penyimpangan prakiraan, dan koreksi klimatologi.

Karena setiap fase kegiatan pertanian dan jenis pertanian

mempunyai tanggap kepada cuaca berbeda-beda, maka untuk memberi

penilaian tingkat keakurasian digunakan “batas toleransi” yakni

kisarannilai yang ditetapkan yang masih diperbolehkan bagi suatu

Page 161: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Praktek Meteorologi Pertanian142

informasi untuk masing-masing fase kegiatan dan jenis pertanian yang

bersangkutan.

6.1. Kompetensi Pengamat

Pengamat cuaca mempunyai peran sangat penting dalam

penyediaan informasi cuaca, karena hasil pengamatan yang dilakukan

digunakan secara langsung untuk pengambilan keputusan pertanian.

Selain itu data hasil pengamatan dan pengukuran digunakan sebagai

bahan dasar untuk pembuatan informasi selanjutnya. Oleh karena itu

kompetensi Pengamat sangat diperlukan. Kompetensi tersebut dinilai

antara lain dari kecakapan berikut :

Kemampuan merawat alat dengan cara yang benar;

Ketelitian dalam mengganti dan memasang pias alat-alat

rekam pada waktu dan posisi yang tepat, sehingga rekaman

pengukuran menunjukkan keadaan yang sebenarnya;

Kemampuan melakukan teknik pengamatan yang sesuai;

Pencatatan hasil pengukuran yang benar.

Perawatan alat yang tidak benar dapat mengakibatkan kurangnya

ketelitian alat.

Pengamatan dan penggantian pias pada waktu yang tidak sesuai

dengan yang telah ditetapkan mengakibatkan data yang terbaca tidak

menunjukkan pada saat pengamatan yang sebenarnya.

Dalam melakukan pengamatan, prosedur pengamatan dan

pembacaan alat-alat ukur harus diikuti karena setiap alat mempunyai

ciri yang berbeda-beda yang menunjukkan kekhususan alat yang

bersangkutan.

Page 162: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Hasil-hasil pengamatan dan pengukuran harus dicatat dengan

benar sesuai dengan yang diperoleh. Dengan demikian data dan

informasi cuaca dapat dihasilkan dan disajikan dengan benar.

6.2. Keakurasian Alat Pengamatan

Menurut ketentuan WMO dalam buku Guide To

Meteorological Instrument And Observing Practices, akurasi alat

pengamatan adalah kedekatan nilai hasil pengamatan / pengukuran

dengan nilai yang sebenarnya atau yang ditetapkan. Keakurasian alat

dinilai dari penempatan atau pemasangan alat, dan ketelitian hasil

pengukuran.

Penempatan alat harus di tempat yang sesuai dengan maksud

pengukuran unsur yang bersangkutan dan sifat alat. Bagi alat-alat yang

peka terhadap sinar matahari (misalnya thermometer, termograf,

termohigrograf, barometer, barograf), harus dipasang pada bangunan

atau diberi pelindung yang menghalangi sinar matahari langsung dan

yang berventilasi seperti di tempat terbuka. Ada pula alat yang harus

dipasang di tempat jauh dari halangan pohon atau bangunan, misalnya

penakar hujan.

Untuk memperoleh ketelitian, alat perlu dikalibrasi secara

berkala dengan alat standar. Alat standar adalah alat yang ditetapkan

untuk digunakan sebagai rujukan bagi semua alat yang digunakan

untuk pengukuran di lapangan. Keakurasian nilai pengukuran

ditetapkan sesuai dengan unsur yang diukur. Sebagai contoh

keakurasian nilai hasil pengukuran alat yang direkomendasikan

tercantum dalam Tabel 6.1. berikut :

Praktek Meteorologi Pertanian 143

Page 163: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Macam alat Batasan Maksimum toleransi

Te r m o m e t e r maksimum

osuhu > – 18 Cosuhu < – 18 C

o± 0,2 Co± 0,3 C

Te r m o m e t e r minimum

osuhu > – 18 Co o– 18 C > suhu > – 35 C

osuhu < – 35 C

o± 0,3 Co± 0,6 Co± 0,8 C

Te r m o m e t e r biasa

oSuhu > 0 C o o– 0,2 C + 0,1 C

Barometer --- ± 0,05 hPa

Anemometer --- ± 1 knot

Tabel 6.1. Batas toleransi keakurasian alat

6.3. Keakurasian Hasil Pengamatan Cuaca

Hasil pengamatan / pengukuran adalah bagian paling penting

dalam informasi cuaca pertanian. Oleh karena itu pengujian hasil

pengamatan perlu ditempatkan pada bagian pertama. Namun demikian

karena alat mempunyai kepekaan terbatas, hasil pengukuran tidak selalu

tepat benar. Selain itu dampak nilai unsur cuaca tingkatnya berbeda-

beda. Oleh karena itu keakurasian disesuaikan dengan ketanggapan

pertanian.

(a)���Suhu Udara

Suhu selalu lebih tinggi daripada titik embun;

Perubahan dalam satu jam < 2 C;

Bila ada perubahan > 2 C harus ditinjau apakah ada perubahan

fenomena cuaca lain di sekitar tempat pengamatan;

Kesalahan pengukuran + 1 C.

(b) Angin

Kesalahan pengukuran:

Praktek Meteorologi Pertanian144

Page 164: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Arah angin + 10 derajat

Kecepatan angin + 2 km/jan untuk angin yang kecepatannya

kurang dari 19 km/jan (10 knots); + 10% untuk angin yang

kecepatannya lebih dari 19 km/jam.

(c) Awan

Kesalahan pengukuran :

Banyaknya awan + 1/8 (1 okta);

Ketinggian dasar awan + 15 m untuk ketinggian sampai 150 m;

+ 10% untuk ketinggian dari 150 m sampai 300 m; + 20%

untuk ketinggian lebih tinggi dari 300 m.

6.4. Keakurasian Prakiraan Cuaca

Batas penyimpangan dan tingkat keakurasian prakiraan cuaca

pertanian yang diperlukan berbeda sesuai dengan macam prakiraan dan

unsur yang diprakirakan, serta macam kegiatan pertanian yang

dilakukan. Namun demikian secara umum dapat digunakan ukuran

berikut:

Praktek Meteorologi Pertanian 145

Page 165: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Unsur Batas penyimpangan

yang ditetapkan

Peluang kebenaran prakiraan

Arah angin + 30° 80 % dari kasus

Kecepatan angin + 9 km/jam (5 knots) sampai 46

km/jam (25 knots)+ 20% untuk

kecepatan > 46 km/jam (25 knots)

80 % dari kasus

Endapan Terjadi atau tidak terjadi

80 % dari kasus

Banyak awan + 2 okta 70 % dari kasus

Suhu udara + 1 °C 70 % dari kasus

Tabel 6.2. Batas akurasi beberapa unsur cuaca untuk prakiraan

Praktek Meteorologi Pertanian146

Page 166: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

dari

ekonomi

untuk

ekonomi

Pengendali Masukan kedua

Masukan dasar

Operasional Luaran

Hambatan luar

BAB 7

DAMPAK DAN KEGUNAANINFORMASI CUACA PERTANIAN

Praktek Meteorologi Pertanian 147

Cuaca dan iklim mempunyai nilai ekonomi cukup besar dalam

pertanian. Seperti yang digambarkan oleh McQuig dan Landsberg

dalam diagram berikut unsur cuaca / iklim mempunyai kedudukan

sebagai masukan dasar (basic input) yang cukup berarti.

Gambar 7.1. Bagan analisis penggunaan lahan dalam pertanian (Lansberg)

Keterangan:

Arus transformasi

Arus informasi (pemonitoran)

Masukan dasar meliputi : Sinaran, suhu, curah hujan, penguapan, angin, CO2, tanah.

Masukan kedua meliputi : manusia, tenaga, cadangan air, mesin, energi, fertilizer.

Hambatan luar meliputi : hama, penyakit, polusi udara.

Pengendali meliputi : culyivation, peptisida, penahan ibun beku, penahan angin, penahan sinaran, nutricient, irigasi.

Luaran meliputi : crop, yield, waste.

Kekompleksan operasional : genetics, photosynthesis, fenologi, transpirasi

Page 167: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Praktek Meteorologi Pertanian148

Cuaca dan iklim diperlukan bagi kegiatan pertanian pada

umumnya dan khususnya bagi tanaman. Tetapi di sisi lain juga dapat

menimbulkan kerugian. Berbagai dampak dan kemanfaatan cuaca /

iklim dalam pertanian meliputi :

(1)���Dampak cuaca / iklim kepada pertumbuhan dan perkembangan

tanaman, kualitas, dan kuantitas produksi;

(2)���Dampak cuaca / iklim kepada timbulnya penyakit tanaman,

kerusakan tanaman, kehilangan produksi;

(3)���Dalam fungsinya sebagai sumberdaya iklim;

(4)���Dalam kaitannya dengan penyimpanan produksi;

(5)���Dalam kaitannya dengan modifikasi dan iklim tiruan;

(6)���Dalam kaitannya dengan operasi managemen;

(7)���Dalam kaitannya dengan kehutanan;

(8)���Dalam kaitannya dengan nilai ekonomi

Cuaca / iklim memberi dampak kepada tanah dan tanaman.

Dengan demikian yang sekurang-kurangnya perlu diketahui tentang

cuaca dan iklim adalah:

Bagaimana cuaca dan iklim yang ada;

Cuaca dan iklim yang bagaimana yang berdampak kepada tanah

dan tanaman;

Cuaca dan iklim yang mana yang perlu dihindari agar tidak

terkena dampak yang merugikan bagi tanah dan tanaman;

Cuaca dan iklim yang bagaimana yang dapat dimanfaatkan

sehingga dampak yang menguntungkan dapat diperoleh;

Cuaca dan iklim yang bagaimana yang dapat digunakan untuk �

Page 168: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

menentukan perlu tidaknya dilakukan upaya penanggulangan;

Cuaca yang bagaimana yang diperlukan tanah dan tanaman

selama fase pertumbuhannya.

Tidak setiap waktu cuaca yang ada diperlukan oleh tanaman,

bahkan mungkin merugikan. Oleh karena itu apabila ada cuaca yang

merugikan perlu dilakukan antisipasi atau penanggulangan. Bagi petani

perlu memperhitungkan alternatif dan menyiapkan upaya antisipasi

apabila cuaca yang tidak diharapkan terjadi.

7.1. Dampak Cuaca / Iklim

Kegiatan pertanian berkaitan banyak dengan cuaca / iklim.

Dampak cuaca / iklim kepada kegiatan pertanian dapat dikategorikan

menjadi:

(a) dampak langsung;

(b) dampak tidak langsung.

Selanjutnya dampak lansung ada yang dirasakan seketika, dan

ada yang dirasakan secara lambat.

Dampak langsung seketika umumnya ditimbulkan oleh adanya

fenomena ekstrem, misalnya curah hujan yang lebat atau terus-menerus

dapat menimbulkan tanah longsor saat itu; angin kencang menimbulkan

kerusakan batang tanaman, adanya embun beku yang mengenai tanaman

membuat daun dan batang tanaman menjadi kering.

Untuk dapat menanggulangi atau mengantisipasi dampak

tersebut lebih dahulu perlu diketahui berapa kemungkinan terjadinya

fenomena ekstrem tersebut serta berapa besar nilai ekstremnya.

Praktek Meteorologi Pertanian 149

Page 169: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Cuaca terus-menerus berlangsung sehingga kadarnya ada yang

terus-menerus meningkat atau menurun, tetapi umumnya berfluktuasi

atau berubah berkala harian, musiman, tahunan, antar tahunan, dan

seterusnya. Karena perubahan tersebut, maka komponen-komponen

pertanian menanggapinya secara terus-menerus pula, misalnya tanah

menjadi kering tidak karena saat itu saja suhunya tinggi atau saat itu

tidak hujan, tetapi tanah menjadi kering karena beberapa waktu suhu

selalu tinggi dan selama itu tidak ada hujan.

Sering terjadi bahwa kerusakan tanaman tidak karena cuaca saat

itu secara langsung. Cuaca / iklim tidak hanya diperlukan tanaman saja

tetapi hama, penyakit, tumbuhan parasit juga memerlukan cuaca / iklim.

Tidak jarang timbulnya hama, penyakit, parasit tersebut justru pada saat

adanya cuaca yang diperlukan bagi tanaman dan kegiatan

pertanian. Jadi gangguan tidak timbul dari cuaca, tetapi karena cuaca

saat itu justru mendukung kesuburan hidupnya hama, penyakit,

dan parasit yang selanjutnya hama, penyakit, dan parasit tersebut

mengganggu tanaman.

Setiap orang atau setiap kegiatan mempunyai tanggap dan

kepekaan berbeda kepada cuaca. Bagi seseorang atau sesuatu kegiatan

adanya cuaca tertentu mungkin dirasakan sebagai yang menguntungkan,

tetapi bagi orang atau kegiatan lain justru dirasakan sebagai yang

merugikan. Misalkan pada musim kemarau yang banyak hujan

menguntungkan bagi petani sayuran, tetapi dirasa merugikan bagi

perusahaan industri garam.

Dalam tabel berikut ini diberikan contoh macam cuaca yang

menguntungkan dan merugikan seperti yang dimaksud.

Praktek Meteorologi Pertanian150

Page 170: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Tabel 7.1. Cuaca yang menguntungkan dan merugikan bagi tanah dan tanaman

Unsur cuaca/iklim

Tanah Tanaman

Yangmenguntungkan

(1)

Yangmerugikan

(2)

Yangmenguntungkan

(3)

Yangmerugikan

(4)

Sinaran matahari

Sinaran banyak meningkat kan kualitas tanah

Sinaran banyak meningkatkan laju pengeringan

Lama penyi naran banyak , fotosintesa berlangsung lama

Lama penyi naran banyak tanaman cepat layu

Suhu Meningkat kan kualitas tanah

Merubah struktur tanah

Meningkatkan proses pertumbuhan

Fluktuasi besar tanaman stress. Daun banyak yg gugur. Suhu rendah bahaya ibun

Angin Tanah dapat didinginkan

Ablasi, penggerusan; tanah mudah menjadi kering

Bila lemah membantu kecepatan penyerbukan

Bila kencang merusak batang, daun

Kelem bapan

Kelem bapan tinggi, kelem bapan tanah terjaga

Kelembapan rendah, penguapan tinggi. Kandungan air tanah rendah

Kelembapan tinggi tumbuhan dapat tumbuh subur

Kelembap an tinggi gulma dan hama-penyakit mudah timbul.

Curah hujan,

Hujan banyak, tanah gembur dan menjadi subur

Hujan banyak, banjir, erosi, tanah longsor

Hujan banyak, mudah menyerap hara dari tanah

Hujan banyak melimpas kan pupuk

Praktek Meteorologi Pertanian 151

Page 171: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Tabel 7.2.Cuaca yang merugikan dan yang menguntungkan bagi tanaman dalam

musim hujan dan musim kemarau

Unsur cuaca/iklim

Musim hujan Musim kemarauUpayakarena ( …..)

Yangmenguntung-

kan(1)

Yang merugikan

(2)

Yangmenguntung-

kan(3)

Yang merugikan

(4)

Sinaran mata hari

Intensi tas tinggi karena matahari dekat di atas Indo nesia

Lama penyinaran kurang karena tutupan awan

Lama penyi naran banyak

Intensitas lebih rendah

(1)(3) Menanam pohon pelindung(2)(4) menyesuai kan ta naman, waktu tanam

Angin Angin umum nya rendah

Sering terjadi angin ribut yang merusak tanaman

Tidak ada angin ribut

Di daerah tertentu angin kencang dan kering bertiup terus-menerus

(1)(2)(3) (4) Menanam pohon pe lindung; menyesuai kan ta naman, waktu tanam

Kelem bapan

Kelem bapan tinggi, pengu apan potensi al tinggi, kadar kelem bapan tanah terjaga

Kelem bapan tiinggi, gulma dan hama-penyakit mudah terjadi

Kelem bapan rendah gulma dan hama-penyakit tidak mudah terjadi

Kelem bapan rendah, penguapan tinggi. Kandungan air tanah rendah

(1)(2)(3) (4) Menanam pohon pe lindung. Menyesuaikan ta naman, waktu tanan

Sumber diolah dari .(M.W. Baradas 1982).

Praktek Meteorologi Pertanian152

Page 172: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Unsur cuaca/iklim

Musim hujan Musim kemarauUpayakarena ( …..)

Yangmenguntung-

kan(1)

Yang merugikan

(2)

Yangmenguntung-

kan(3)

Yang merugikan

(4)

Curah hujan,

Banyak jumlah nya, meme nuhi kebu tuhan tanaman akan air

Kelebihan, banjir; pestisida banyak terbuang karena limpasan air

Tidak ada banjir

Jumlahnya sedikit, sering menimbul kan keke ringan

(1)(4) Sistem waduk, irigasi; (2)(4). Gunakan informasi cuaca utk. atur waktu, antisipasi.

Selang kering(dry spell)

Menambah sinaran matahari

Dapat menimbul kan tanaman stress kekurang an air

- - Gunakan informasi cuaca untuk pengatur an irigasi, penyiram an, penyem protan, antisipasi

Selang basah(wet spell)

- - Menam bah ke cukupan air

Dapat merusak kualitas hasil panen,

Gunakan informasi cuaca untuk pengatur an irigasi, dan antisipasi

Lanjutan tabel 7.2.

Sumber diolah dari .(M.W. Baradas 1982).

7.2. Fungsi dan Penerapan Informasi Meteorologi Pertanian

Seperti yang telah dikemukakan dalam bab-bab sebelumnya,

informasi meteorologi digolongkan menjadi tiga, yakni informasi

tentang kebiasaan cuaca waktu lampau atau klimatologi, informasi

Praktek Meteorologi Pertanian 153

Page 173: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

tentang cuaca yang sedang berlangsung, dan informasi tentang cuaca

yang diperkirakan atau yang diprakirakan akan terjadi di waktu

berikutnya.

Informasi tersebut merupakan salah satu bahan yang

bermanfaat untuk menetapkan rencana dan pengambilan keputusan

dalam bidang pertanian. Informasi klimatologi berguna untuk antara

lain menetapkan rencana stratejik jangka panjang, misalnya untuk

menetapkan rencana tataguna lahan, menetapkan pola tanam, sebagai

bahan penyusunan desain dan teknologi pertanian. Informasi cuaca

sedang berlangsung digunakan untuk antara lain membuat penilaian

apakah cuaca sampai saat itu mempunyai kecenderungan di bawah atau

di atas persyaratan atau batas operasional pertanian yang ditetapkan.

Dengan demikian informasi tersebut berfungsi sebagai isyarat dan

pengendali untuk melaksanakan kegiatan operasional pertanian dan

mencegah terhadap kemungkinan akibat yang dapat ditimbulkan oleh

cuaca sampai saat itu. Informasi tentang cuaca yang diperkirakan atau

yang diprakirakan akan terjadi di waktu berikutnya berguna untuk

menetapkan rencana dan pengambilan keputusan untuk

penanggulangan dan antisipasi akibat yang berkaitan dengan kondisi

cuaca yang akan terjadi.

Dalam pertanian penentuan masa tanam sangat penting karena

sesudah tanaman ditanam kehidupan selanjutnya bergantung kepada

cuaca yang ada. Oleh karena itu informasi cuaca berupa prakiraan

cuaca atau prakiraan musim diharapkan mempunyai keyakinan yang

tinggi. Informasi tentang nilai keseringan dari unsur cuaca sangat

bermanfaat bagi pertanian. Namun karena kegiatan pertanian banyak

macamnya dan tidak sama sensitifitasnya kepada cuaca, maka adanya

Praktek Meteorologi Pertanian154

Page 174: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

dan tinggi rendahnya nilai unsur cuaca pada suatu saat dirasa

menguntungkan bagi sesuatu kegiatan atau tanaman tetapi dirasa

merugikan bagi kegaiatan atau tanaman lain.

Selama siklus hidup tanaman, mulai dari perkecambahan

sampai panen selalu memerlukan air. Air memegang peranan penting

dalam pertumbuhan tanaman sampai perkembangan dan sampai

produksinya. Dalam kehidupan tanaman air mempunyai berbagai

fungsi, antara lain:

a.����Sebagai komponen utama jaringan tanaman;

b.���Sebagai pengangkut unsur hara dari tanah ke akar kemudian ke

bagian-bagian tanaman lainnya;

c.����Sebagai komponen dari bahan organik yang terbentuk dari proses

fotosintesis;

d.���Sebagai pengatur suhu tanaman, karena air mempunyai kemampuan

menyerap panas dalam proses transpirasi.

Kepekaan tanaman kepada kekurangan air berbeda dari

tanaman yang satu dan tanaman yang lain dan berbeda pula dari satu

fase dan fase pertumbuhan lain.

Curah hujan merupakan sumber air alami yang sangat

bermanfaat. Namun demikian keberadaanya yang sering tidak pada saat

yang diperlukan bagi suatu jenis tanaman dan tidak sesuai dengan masa

pertumbuhan tanaman pada saat itu.

Sinaran matahari yang mengenai klorofil pada tanaman

berhijau daun merupakan energi yang digunakan dalam proses

fotosintesis, proses yang menjadikan sumber dari semua bahan organik

Praktek Meteorologi Pertanian 155

Page 175: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

tanaman. Hasil fotosintesis tersebut menjadi bahan utama dalam

pertumbuhan tanaman dan produksinya. Penyerapan cahaya oleh

pigmen lain menimbulkan terjadinya pemecahan dan penyebaran dari

bahan-bahan dalam berbagai organ tanaman melalui proses

fotoperiodisme. Banyak percobaan dengan tanaman menunjukkan

eratnya hubungan antara laju fotosintesis dan sinaran matahari. Pada

dasarnya semua bahan kering berasal dari fotosintesis; maka terdapat

hubungan yang erat antara sinaran matahari dan pertumbuhan serta

produksi tanaman. Selain itu hubungan antara fotosintesis dan cahaya

dipengaruhi pula oleh indeks luas daun. Penembusan cahaya matahari

ke dalam tajuk bergantung kepada besar dan bentuk daun, oprientasi,

pengaturan daun, serta penyerapan cahaya oleh bagian lain dari

tanaman selain daun.

Peningkatan fotosintesis juga dapat meningkatkan pembungaan

dan pembuahan; sebaliknya penurunan intensitas sinaran dapat

memperpanjang masa vegetatif tanaman. Sebagai contoh (Hanafi, 1994)

produksi padi meningkat dengan adanya jumlah sinaran matahari:

a)�Hubungan antara produksi padi dan sinaran;

Y = 0,0572 X + 1655,82; �

nsr = 0,35

X = total sinaran 45 hari sebelum panen.

b)�Hubungan jumlah anakan produktip dengan total sinaran;

Y = 0,0004 X + 910,241;�ns

r = 0,2015

X = total sinaran 45 hari sebelum panen.

Praktek Meteorologi Pertanian156

Page 176: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Untuk menerapkan informasi meteorologi perlu dilakukan

berbagai langkah, yakni :

�Mengumpulkan data cuaca di tempat kegiatan;

�Mengenali hubungan antara unsur cuaca dan unsur tanah;

�Mengenali hubungan antara unsur cuaca dan unsur tanaman;

�Mengenali unsur cuaca yang menguntungkan dan yang merugikan;

�Menandai bata-batas nilai cuaca yang menguntungkan dan yang

merugikan.

Penerapan informasi pertanian melibatkan tiga kegiatan dalam

tiga domain, yakni domain cuaca, domain pertanian, dan domain

antara.

Domain cuaca memuat kegiatan penyediaan informasi tentang

klimatologi, tentang cuaca sampai saat sekarang, tentang cuaca saat ini,

serta penyediaan informasi tentang cuaca yang akan datang atau

prakiraan.

Dalam domain pertanian terdapat kegiatan penyediaan informasi

tentang syarat dan kondisi atau batas operasional pertanian (lahan,

tanaman, hama), serta pengambilan keputusan berdasarkan tingkat

pemenuhan syarat dan batas operasional yang ada.

Dalam domain antara terdapat kegiatan penyediaan informasi

tentang alternatif atau pilihan berdasarkan kriteria kesesuaian cuaca dan

iklim yang diinformasikan dalam domain cuaca.

Dengan demikian rangkaian ketiga domain tersebut membentuk

suatu alur pengambilan keputusan. Rangkaian tersebut memberi

pengertian:

Praktek Meteorologi Pertanian 157

Page 177: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Berbagai hubungan antar domain seperti tercantum dalam tabel

berikut.

Bila informasi cuaca < xxxx > (domain cuaca), sedangkan syarat dan kondisi pertanian seperti < yyyy > (domain antara) maka sesuai dengan informasi cuaca yang ada <pppp > keputusan yang diambil adalah < zzzz > (domain pertanian).

Praktek Meteorologi Pertanian158

Page 178: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Domaincuaca

Domain pertanian

Domainantara Domain pertanian

BILA CUACA PERTANIAN YANG TERKAIT

MAKA TINDAKAN YANG DILAKUKAN

KLIMATOLOGI SYARAT hidupnya tanaman

PILIH TETAPKAN Wilayah jenis tanaman

SYARAT selama pertumbuhan

TETAPKAN Pola tanam

CUACA SAMPAI SAAT SEKA RANG

ASSESSMENT: Kondisi tanah

GUNAKAN prakiraan cuaca(unsur cuaca yang sesuai)

LAKUKAN / TIDAK DILAKUKAN

ASSESSMENT: Kondisi tanaman

ASSESSMENT: Kondisi hama

CUACA SAAT INI

JENIS TANAMAN

GUNAKAN cuaca sampai saat sekarang

TETAPKAN waktu mulai

TETAPKAN upaya penanggulangan

TETAPKAN alternatip

PRAKIRAAN CUACA

ASSESSMENT: Kondisi tanahASSESSMENT: Kondisi tanamanASSESSMENT: Kondisi hama

GUNAKAN cuaca saat ini

TETAPKAN Rencana : mengerjakan lahan

TETAPKAN Rencana : pembibitan

Rencana : tanam

TETAPKAN Rencana : pemupukan

TETAPKAN Rencana : penyemprotan

TETAPKAN Rencana : pengairan

TETAPKAN Rencana : panen

TETAPKAN Rencana : penjemuran

TETAPKAN Rencana : penyimpanan

TETAPKAN Rencana : pengiriman, dll.

Tabel 7.3. Macam dan hubungan kegiatan dalam domain

Praktek Meteorologi Pertanian 159

Page 179: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des

Keseringan 80% > = 200 250 175 164 142 90 87 48 40 100 125 180

Batas atas 220 274 183 169 157 101 100 58 48 118 160 189

7.3.Teknik Penggunaan Informasi Meteorologi Pertanian

7.3.1.Teknik Penggunaan Informasi Klimatologi

Informasi klimatologi memuat keterangan tentang ciri atau

kebiasaan nilai-nilai cuaca di suatu tempat atau daerah. Ciri tersebut

diperoleh dengan menganalisis data dari waktu sebelumhya sampai

yang ada pada saat terakhir. Oleh karena itu nilai yang diperoleh

bergantung kepada banyaknya data yang dianalisis.

Informasi klimatologi digunakan sebagai bahan pertimbangan

untuk menetapkan kebijakan dan rencana tetap jangka panjang,

misalnya penetapan tataguna lahan, pola tanam, dan lain-lain. Ciri yang

baik untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan adalah sekurang-

kurangnya nilai keseringan adanya, keseringan kadarnya dalam batas-

batas tertentu dari unsur-unsur cuaca yang bersangkutan. Selanjutnya

dengan menganalisis hubungan ciri cuaca tersebut dengan kegiatan

pertanian, dibuat kesimpulan apa yang dapat dilakukan.

Sebagai contoh, informasi tentang curah hujan berdasarkan data

dari stasiun cuaca sebagai berikut :

Tabel 7.4. Contoh keseringan curah hujan (mm) di Sukabumi.

Misalkan direncanakan penggunaan lahan untuk pertanian,

maka perlu dipilih jenis tanaman yang mana yang sesuai dengan kondisi

klimatologi tersebut. Untuk itu perlu diketahui sifat-sifat tanaman,

misalnya:

Praktek Meteorologi Pertanian160

Page 180: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Padi memerlukan curah hujan lebih dari 75 mm selama pertumbuhan-

nya 3 – 4 bulan;

Jagung memerlukan curah hujan tidak lebih dari 125 mm selama

pertumbuhannya 2 – 3 bulan;

Tembakau memerlukan curah hujan antara 40 dan 60 mm selama

pertumbuhannya, 3 – 4 bulan.

Dari sifat ketiga jenis tanaman tersebut data klimatologi

memberi informasi bahwa bulan Oktober sampai Mei memenuhi untuk

hidupnya padi; bulan Juni sampai Nopember sesuai dengan persyaratan

tanaman jagung, dan bulan Agudtus sampai September sesuai dengan

yang diperlukan tembakau tetapi lamanya yang hanya dua bulan tidak

memenuhi. Dengan demikian informasi klimatologi memberi

pertimbangan bahwa daerah tersebut sesuai untuk padi dan jagung, dan

tidak sesuai untuk tembakau.

Dengan memperhatikan umur tanaman, informasi klimatologi

memberi pertimbangan pola tanam, bahwa padi dapat ditanam dua

sampai tiga kali, dan jagung dapat ditanam satu sampai dua kali dalam

setahun. Selanjutnya dengan mengetahui sifat-sifat vegetatif tanaman

padi dan jagung ditentukan kapan mulai mengerjakan tanah, kapan

mulai menanam.

7.3.2. Teknik Penggunaan Informasi Cuaca Sedang Berlangsung

�Cuaca terus berlangsung, demikian juga hidupnya tanaman dan

kegiatan pertanian umumnya. Perkembangan cuaca ikut menentukan

perkembangan tanaman dan kegiatan pertanian. Oleh karena itu

pemantauan cuaca secara terus-menerus diperlukan untuk mengetahui

atau menilai sampai sejauh mana perkembangan cuaca tersebut

Praktek Meteorologi Pertanian 161

Page 181: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

mempengaruhi kondisi tanaman dan komponen-komponen kegiatan

pertanian lainnya.

Untuk melakukan penilaian cuaca sebaiknya diketahui syarat

atau batas-batas cuaca bagi tanaman atau komponen kegiatan pertanian

lainnya. Dengan membandingkan persyaratan-persyaratan atau batas-

batas operasional kegiatan pertanian, dapat diketahui dan direncanakan

apa yang perlu dilakukan. Misalkan perkembangan adanya hujan yang

terus bertambah sehingga tanah mencapai batas cukup untuk diolah,

atau hujan yang makin kurang sehingga diperlukan tambahan air dari

irigasi.

Teknik analisis dapat dilakukan secara sederhana dengan

membuat grafik nomogram (untuk satu unsur cuaca) atau klimatogram

(untuk kombinasi dua atau lebih unsur cuaca). Sebagai contoh dapat

dilihat pada Gambar 7.2. berikut.

Gambar 7.2. Contoh grafik penilaian curah hujan kumulatif selama bulan Januari

2004 di Cangkuang, Cirebon. (Sumber: Pengolahan data)

Teknik yang lebih modern dihitung dengan menggunakan model

atau rumus matematik, atau dengan menggunakan nilai indeks. Model

Praktek Meteorologi Pertanian162

Page 182: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

dan indeks tersebut pada dasarnya menggabungkan antara nilai unsur

cuaca dan unsur pertanian, misalnya model neraca air untuk menilai

dampak curah hujan dan penguapan kepada kelembapan tanah. Model

tersebut dinyatakan dengan rumus sebagai berikut (Sutrisno 1982):

Ka = Ka + RR – 0,75 E (Ka / Ka ) i i -1 i o i -1 maks

dengan indeks i menyatakan hari atau satuan waktu saat pengamatan ke-

i, dan i-1 menyatakan satu satuan waktu sebelum saat pengamatan. Ka = i

estimasi kandungan air tanah pada hari ke-i; Ka = kandungan air tanah i -1

pada hari kei-1; Ka = kapasitas maksimum kandungan air yang ada maks

dalam tanah; RRi = curah hujan sampai hari ke-i; E = banyak penguapan o

dari pengukuran panci terbuka A.

Model penilaian dengan indeks, misalnya Indeks Monsun

Umum (General Monsoon Indeks = GMI) seperti yang digunakan oleh

Achutim et.al. (1982) untuk menghitung musim tumbuh, dengan rumus

sebagai berikut:

GMI = 0,15 P + 0,3 P + 0,3 P + 0,25 P NW 11 12 1 2

dan

GMI = 0,15 P + 0,3 P + 0,3 P + 0,25 PSE 4 5 6 7

dengan GMI = indeks monsun barat laut; GMI = indeks monsun NW SE

tenggara; dan P = banyaknya curah hujan bulan ke- i ( i = 1 adalah i

bulan Januari, i = 2 adalah bulan Februari dan seterusnya).

7.3.3. Teknik Penggunaan Informasi Prakiraan Cuaca

Dalam menggunakan Informasi Prakiraan perlu disadari bahwa

“prakiraan” adalah informasi yang tidak pasti. Artinya bahwa dalam

informasi tersebut terkandung kesalahan atau nilai kemungkinan

Praktek Meteorologi Pertanian 163

Page 183: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

(probability). Nilai kemungkinan berkisar dari 0 sampai 100%. Namun

demikian dalam kenyataan umumnya prakiraan mempunyai nilai

kemungkinan kurang dari 100%. Tetapi karena kepekaan sesuatu

kegiatan atau tanaman terhadap cuaca ada yang rendah ada yang tinggi

atau sangat sensitif, maka dalam menggunakan informasi prakiraan

tidak perlu harus diperhitungkan dengan nilai kemungkinan yang tinggi.

Misalkan hari ini sawah sudah berair, kemudian besok pagi

direncanakan akan menanam padi. Dalam keadaan demikian apakah

besok ada hujan atau tidak tidak mempunyai pengaruh apapun selain

para penanam basah kehujanan bila hujan. Itu berarti bahwa kepekaan

kegiatan menanam padi tersebut terhadap hujan rendah. Oleh karena itu

prakiraan cuaca tidak harus mempunyai nilai kemungkinan tinggi.

Berbeda dengan kalau direncanakan menjemur gabah. Kalau

kehujanan kualitas gabahnya menjadi rendah, oleh karena itu harus ada

upaya mengantisipasi agar kalau sewaktu-waktu ada hujan dapat

ditanggulangi misalnya dengan menyediakan plastik untuk penutup.

Jadi penjemuran peka terhadap adanya hujan, sehingga diperlukan

prakiraan cuaca yang mempunyai nilai kemungkinan yang tinggi. Tetapi

di sisi lain, bila kegiatan mempunyai kepekaan makin tinggi diperlukan

nilai kemungkinan prakiraan cuaca yang tinggi, juga diperlukan upaya

antisipasi yang nilai investasnya makin tinggi. Oleh karena itu di dalam

menggunakan informasi prakiraan perlu dihitung berapa nilai

kemungkinan prakiraan yang diperlukan agar biaya antisipasi tidak

tinggi dan keuntungan masih dapat diperoleh. Berikut contoh teknik

penggunaan informasi prakiraan cuaca secara sederhana.

Secara sederhana pengambilan keputusan berdasarkan

informasi prakiraan cuaca dapat menggumakan rumus Benefit / Cost

Praktek Meteorologi Pertanian164

Page 184: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Ratio (R) sebagai berikut :

R = (Hd – C) / (Ht – I)

Dengan Hd = nilai hasil kegiatan apabila dilakukan upaya

penanggulangan; C = nilai biaya untuk penanggulangan; Ht = nilai hasil

kegiatan apabila cuaca memenuhi syarat yang diperlukan (tidak ada

penanggulangan); I = biaya investasi bila tidak ada penanggulangan).

Bila R > 1, dapat dilakukan penanggulangan,

Bila R < 1, tidak perlu bertindak (tidak melakukan apa-apa).

Contoh :

Pak Ali seorang petani bawang merah. Sebelum bertanam ia

menanyakan tentang kemungkinan cuaca ke BMG.

Dia mendapat informasi bahwa musim kemarau akan mulai pada

minggu pertama bulan Juni, dan berlangsung sampai minggu

terakhir bulan September. Selama musim kemarau hujan akan

terjadi 5 sampai 8 hari hujan setiap bulannya, dan banyaknya curah

hujan setiap hari hujan kurang dari 15 mm/hari.

Setelah mendapat informasi tersebut dia mengingat-ingat sifat

tanaman bawang merah. Dia sudah cukup berpengalaman sehingga

dia tahu benar sifat tanaman bawang merah, antara lain dikatakan

bahwa :

tanaman bawang merah mulai tanam sampai panen memerlukan

waktu 90 hari;

waktu tanam harus pada minggu kedua dari awal musim

kemarau.

bahwa bawang merah dapat tumbuh dengan baik apabila hari

Praktek Meteorologi Pertanian 165

Page 185: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

hujan tidak lebih dari 10 hari setiap bulannya dan curah hujannya

tidak lebih dari 15 mm/hari hujan.

Dengan membandingkan persyaratan yang diperlukan tanaman

bawang merah dan informasi cuaca dari BMG tersebut dia

menyimpulkan bahwa cuaca dalam musim tanam yang akan datang

cukup baik.

Selain itu dia juga mempunyai pandangan bahwa informasi

prakiraan tidak dijamin 100% benar, melainkan pasti ada

kemungkinan kesalahan.

Dengan dasar informasi dan pandangan tersebut Pak Ali membuat

perhitungan yang ringkasnya sebagai berikut :

Biaya tanam dari bibit sampai panen:

I = Rp. 4.000.000,00 / ha

Diperhitungkan apabila cuaca seperti yang diprakirakan, hasil panen

sebanyak 2 ton / ha. Bila harga bawang Rp.5.000.000,00 / ton maka

nilai jualnya:

Ht�= 2 x Rp. 5.000.000,00

���= Rp.10.000.000,00 / ton

Dengan demikian keuntungan yang akan diperoleh :

(Ht) – (I) = Rp. 6.000.000,00.

Kemudian dia mengambil asumsi kebenaran prakiraan cuaca 80%,

jadi ada kemungkinan salah 20%. Berdasarkan pengalaman dia

memperhitungkan bila kemungkinan yang 20% itu terjadi hasilnya

hanya 50%, atau 1 ton / ha, dan nilai jualnya menjadi:

Ht�= 1 x Rp. 5.000.000,00

���= Rp. 5.000.000.,00 / ha.

Praktek Meteorologi Pertanian166

Page 186: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Dengan demikian keuntungan yang akan diperoleh sebesar :

(Ht–I)�= Rp. 5.000.000,00 – Rp. 4.000.000,00

������= Rp.1.000.000,00.

Tetapi dia juga membuat perhitungan apabila cuaca yang

kemungkinan 80% itu terjadi dapat diatasi dengan membuat parit

yang agak dalam meskipun hasilnya diperkirakan hanya 80%.

Untuk membuat parit tersebut diperlukan biaya tambahan sebesar

Rp.2000.000,00 sehingga biaya investasi seluruhnya menjadi:

C�= Rp.4000.000,00 + Rp. 2000.000,00

��= Rp. 6.000.000,00

Hasil yang diperkirakan dengan membuat parit :

Hd�= 80% X Rp.10.000.000,00

���= Rp. 8.000.000,00

Dan keuntungan :

Hd – C�= Rp. 8.000.000,00 – Rp. 6.000.000,00

�������= Rp. 2.000.000,00

Dengan rumus B / C ratio dihitung :

B/.C ratio�= R

��= (Hd – C) / (Ht – I)

��=Rp. 2000.000,00/Rp. 1.000.000,00

��= 2

Jadi R > 1, maka ia memutuskan untuk memperdalam parit.

Dengan membuat parit maka perhitungan spekulasi menjadi :

Bila prakiraan cuaca benar 100% dan memperdalam parit akan

untung Rp.10.000.000,00 – Rp. 6.000.000,00 = Rp. 4.000.000,00.

Bila prakiraan cuaca benar 80% dan memperdalam parit akan

Praktek Meteorologi Pertanian 167

Page 187: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

untung Rp.8.000.000,00 – Rp.6.000.000,00 = Rp.2.000.000,00.

Bila prakiraan cuaca benar 80% dan tidak memperdalam parit akan

untung Rp.5.000.000,00 – Rp.4.000.000,00 = Rp.1.000.000,00.

Jadi menetapkan ketelitian prakiraan 80% dan membuat parit lebih

dalam lebih baik daripada tidak, karena masih akan ada

kemungkinan mendapat keuntungan antara Rp.2.000.000,00 dan

Rp.4.000.000,00 / ha atau lebih banyak apabila tidak

memperdalam parit.

7.4. Modifikasi

Adanya unsur cuaca / iklim atau intensitas unsur cuaca / iklim

tidak selalu sesuai dengan yang diperlukan tanaman. Namun demikian

kita dapat membuat sesuai meskipun hanya dalam skala terbatas.

Misalnya :

menggunakan rumah kaca atau rumah hijau yang dapat diatur masuk /

keluarnya sinaran, suhu, kelembapan, disesuaikan dengan yang

diperlukan oleh tanaman di dalamnya. Banyak cara lain yang bisa

dilakukan agar dapat mengatur sinaran matahari, suhu, dan

kelembapan.

membuat penahan angin atau penahan sinaran matahari dengan

pohon penghalang atau tanaman-tanaman yang menjalar;

membuat atap atau penutup untuk menjaga udara agar tetap lembap.

Praktek Meteorologi Pertanian168

Page 188: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

BIOGRAFI

Soerjadi Wirjohamidjojo, lahir diCepu tanggal 16

Agustus 1937. Setelah tamat SMA di Madiun tahun

1956, melanjutkan sekolah di Akademi Meteorologi

dan Geofisika. Pada tahun 1958 bekerja di Lembaga

Meteorologi dan Geofisika (sekarang Badan

Meteorologi dan Geofisika). Pada tahun 1965

melanjutkan sekolah di Institut Teknologi Bandung

pada jurusan Geofisika dan Meteorologi. Setelah

tamat tahun 1971, kembali lagi ke Badan Meteorologi dan Geofisika

sampai tahun 1993. Pendidikan lain diperoleh dari latihan-latihan

pendek yang diselenggarakan oleh berbagai badan internasional antara

lain WMO (World Meteorological Organisation). Selama bekerja di

Badan Meteorologi dan Geofisika melaksanakan tugas-tugas sebagai

pengamat, penganalisis, dan peneliti cuaca, serta sebagai pengajar

tentang meteorologi di Balai Pendikdikan dan Latihan Meteorologi dan

Geofisika, Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Kursus

Analisis Dampak Lingkungan di Pusat Penelitian Sumberdaya Manusia

Universitas Indonesia, dan di berbagai Lembaga Penelitian lain. Selain

itu sejak 1993 sebagai dosen matematika pada Institut Sains dan

Teknologi Al Kamal Jakarta, dan pada tahun 1997 sampai dengan 2002

Praktek Meteorologi Pertanian 189

Page 189: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

sebagai Ketua Sekolah Tinggi teknologi YUPPENTEK Tangerang. Kini

masih aktif sebagai peneliti bidang meteorologi.

Praktek Meteorologi Pertanian190

Page 190: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Yunus Subagyo Swarinoto. Lahir di Blitar, Jawa

Timur, pada tanggal 24 Oktober 1957. Setelah tamat

dari Sekolah Menegah Atas Negeri di Blitar,

melanjutkan studi di Jakarta. Lulus Pendidikan

Pengamat Meteorologi dari Pusat Pendidikan dan

Latihan Meteorologi dan Geofisika Jakarta pada

tahun 1977. Lulus Sarjana Muda Ilmu Publisistik

dari Sekolah Tinggi Publisistik (sekarang IISIP)

Jakarta pada tahun 1984. Lulus Pendidikan Prakirawan Meteorologi dari

Akademi Meteorologi dan Geofisika Jakarta pada tahun 1986. Lulus

Sarjana (S1) dari Universitas Indonesia Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Jurusan Fisika Bidang Studi Fisika Atmosfer dan

Meteorologi pada tahun 1996. Lulus Magister (S2) Ilmu Geografi Fisik

dari Program Pascasarjana Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Indonesia Depok tahun 2006. Sejak tahun 1978

bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Kantor Pusat Badan

Meteorologi dan Geofisika (BMG) Jakarta pada Sub Bidang Riset

Klimatologi. Tahun 2002 diangkat menjadi Koordinator Sub Bidang

Analisa Klimatologi dan Kualitas Udara. Kemudian pada tahun 2004

diangkat menjadi Kepala Sub Bagian Tata Usaha Pusat Penelitian dan

Pengembangan Badan Meteorologi dan Geofisika. Selanjutnya pada

tahun 2006 diangkat menjadi Kepala Bidang Manajemen Data

Klimatologi dan Kualitas Udara di Pusat SISDATIN Klimatologi dan

Kualitas Udara. Ikut serta dalam Riset Unggulan Terpadu (RUT) V pada

tahun 1998 bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi (BPPT). Kemudian berpartisipasi dalam RUT VIII pada

tahun 2000 bekerjasama dengan Kementrian Riset dan Teknologi

(KMRT). Berpartisipasi dalam Riset Unggulan Strategis Nasional

(RUSNAS) pada tahun 2001 bekerjasama dengan BPPT. Sejak

Praktek Meteorologi Pertanian191

Page 191: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

November 2004 masuk ke dalam jenjang fungsional peneliti sebagai

Peneliti Madya Bidang Klimatologi. Pengetahuan tambahan dalam

bidang klimatologi didapat dari dinas luar negeri untuk seminar/

training/ workshop dari beberapa negara antara lain: Amerika Serikat

(2001, 2002, 2005), Australia (2006), China (2005), Filipina (1991,

1997, 2006), India (2005), Jepang (1998, 1999, 2000, 2001, 2002,

Praktek Meteorologi Pertanian 192

Page 192: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

DAFTAR PUSTAKA

Praktek Meteorologi Pertanian 169

Asnani, G.C. 1993. Tropical Meteorology. Volume I. Indian Institute of

Tropical Meteorology, Pune, India, 602 hal.

Baradas. M.W. (1984). Pokok-Pokok Pengelolaan Cuaca Untuk Pertanian

di Daerah Tropika Basah Indonesia. Kertas Kerja No. 41.

INS/7.8/042 – Mei 1984. .Badan Meteorologi dan Geofisika. Jakarta.

Barry, R.G. & R.J., Chorley. 1998. Atmosphere, Weather, and

Climate. Seventh Edition, Routledge Publisher, London, 409 hal.

Boer R. dkk. (2003). Nilai Ekonomi Prakiraan Iklim. Workshop Pemanfaatan

Informasi Iklim untuk Pertanian di Sumatra Barat. Padang 11-13

Agustus 2003.

Carlson, T.N. 1981. Tropical Meteorology. The Pennsylvania State University,

Department of Meteorology, An Independent Learning Opportunity,

Commonwealth Educational System, 405 hal.

Chang, C.P. & T.N., Krishnamurty. 1987. Monsoon Meteorology.

The Oxford Monographics on Geology and Geophysics No. 7, Oxford

University Press, New York, 544 hal.

Chang, C.P. 2005. The Maritime Continent Monsoon dalam The Global

Monsoon System: Research and Forecast, Chang, C.P., Wang, B., N.C.G.

Lau (Ed.). WMO/TD No. 1266 (TMRP Report No. 70), Secretariat of the

World Meteorological Organization, Geneva, hal. 156-178.

Page 193: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Praktek Meteorologi Pertanian170

Conrad, V & L.W. Pollak. 1950. Methods in Climatology. Harvard University

Press, Cambridge, 458 hal.

Hanafi. (1994). Analisis Data Iklim Dalam Bidang Perkebunan,

Kehutanan dan Pertanian. Makalah Pelatihan Tenaga Pengamat

Meteorologi Tingkat Menengah. ITB Bandung, 8-11 februari 1994.

IRRI (1975). Research Highlight for 1975.

Irman Irawan dkk. (2005). Paket Modul Pelatihan Iklim Untuk

Pertanian di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar. Pusat

Pengkajian dan Penerapan Teknologi Inventarisasi Pengembangan

Sumberdaya Alam. BPPT Jakarta.

Julian, P.R. & M.C., Robert. 1978. A Study of the Southern

Oscillation and Walker Circulation Phenomenon. Mon. Wea. Rev., 106,

1433 – 1450.

Krishnamurty, T.N. 1979. Compendium of Meteorology. World

Meteorological Organization, No. 364, Geneva, Switzerland, 428 hal.

Marwoto & Sri Wahyuni Indriani. (2000). Pengendalian Hama

Thrips Secara Terpadu Pada Tanaman Kacang Hijau. Jurnal Penelitian

dan Pengembangan Pertanian. Vol. 19 Nomor 4. 2000. hal. 130-135.

Balai LITBANG Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang.

Murakami, M. 1992. Asian Monsoon. Meteorological Society of Japan,

Academic Press Inc., Tokyo, Japan, 541 hal.

Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Penerbit PT Ghalia Indonesia,

Jakarta, 544 hal.

Nieuwolt S. (1985). Klimatologi Kawasan Tropik. Dewan Bahasa dan Pustaka.

Malaysia.

Oke T.R. (1992). Boundary Layer Climates. Methuen. London and

New York.

Page 194: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Oldeman, L.R., (1975). An Agroclimatic Map of Java. Central

Research Institute for Agriculture. Bogor.

Oldeman, L.R. & Frere, M. (1982). A Study of the Agroclimatology

of the Humid Tropics of South-East Asia. WMO-No.597. Technical

Note No. 179.

Ramage, C.S. 1971. Monsoon Meteorology. International Geophysics Series,

Academic Press Inc., New York.

Sutrisno (1982). Indonesian Inter – Agency Climate Impact

Assessment System. Proceeding Of The Workshop On Practical Farm

Weather Management And Climate Impact Assessment. Project

INS/82/004 (Meteorological Programme for Increased Food

Production) WMO.

Swarinoto, Y.S. & Basuki. 2004. Kaitan Curah Hujan Musiman dan Produksi

Tanaman Pangan di Propinsi Jawa Timur. Dalam Arsil Saleh (Ed.)

Prosiding: Seminar Nasional Inovasi Teknologi Sumber Daya

Tanah dan Iklim, Departemen Pertanian Republik Indonesia, hal.: 345-

355.

Timbul Manik (2003). Aplikasi Informasi Iklim untuk Pertanian :

Penentuan Periode Musim Tanam Berdasarkan Analisis Peluang Hujan

di Sumatra Barat. Workshop Pemanfaatan Informasi Iklim untuk

Pertanian di Sumatra Barat. Padang 11-13 Agustus 2003.

Trewartha, Glenn T. & Horn H. Lyle (1980). Introduction to Climate.

McGraw Hill International Book Company.

Wilks, D.S. 1995. Statistical Methods in the Atmospheric Sciences. Academic

Press Inc., San Diego, CA, 467 hal.

Wirjohamidjojo Soerjadi (1984). Survey on The Inter Agency

Agrometeorological Service In Indonesia. Practical Farm Weather

Management And Climate Impact Assessment. Project

INS/82/004/Jakarta.

Praktek Meteorologi Pertanian 171

Page 195: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Wirjohamidjojo Soerjadi (2006). Meteorologi Praktik. Badan

Meteorologi & Geofisika. ISBN 979-99507-8-3.

Wirjohamidjojo, Soerjadi, Susanto, Patoni, & Hadijanto, Soeroso. (1993).

Kamus Hidrometeorologi. Pusat Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa. ISBN 979-459-357-5.

Wirjohamidjojo, Soerjadi (1993). Pengalamanku Tentang Cuaca di

Indonesia. Buku – IV. BMG Jakarta.

WMO (1983). Guide to Climatological Practices. WMO – No. 100.

WMO (1993). Guide to Agricultural Meteorological Practices. WMO – No.

134. August 1993.

Yusmin. (2007). Iklim Sebagai Sumberdaya Produksi Pertanian.

Majalah Warta GEMA TIRTA Nomor 1 Tahun I, Januari 2007. Jakarta.

Praktek Meteorologi Pertanian172

Page 196: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

DAFTAR ISTILAH

alir lintas khatulistiwa (cross equatorial flow).

bondong sinaran (flux radiation)

cuaca (weather)

derajat hari (degree day)

evaporimeter:panci terbuka (open pan evaporimeter)

gebos garis (squall line)

hujan curah (shower)

hujan jujuh (continues rain)

iklim (climate)

Iklim Bahari (Maritime/ Marine Climate)

Iklim Benua (Continental Climate),

Iklim Gunung (Mountain Climate)

Iklim Khatulistiwa (Equatorial Climate)

Iklim Kutub (Polar Climate)

Iklim Mediteran (Mediterranian Climate)

Iklim Monsun (Monsoon Climate)

Iklim Subtropis (Subtropical Climate

Iklim Tengah (Temperate Climate)

Praktek Meteorologi Pertanian 173

Page 197: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Iklim Tropis (Tropical Climate)

Iklim Tundra (Tundra Climate)

kelembapan mutlak (absolute humidity)

kelembapan nisbi (relative humidity)

kelembapan spesifik (specific humidity)

kelembapan tanah (soil moisture)

klimagram (climagram)

lama penyuryaan (duration sunshine)

musim (season)

musim tumbuh (growing season)

neraca air (water balance)

nisbah campur (mixing ratio)

penampang tegak horizontal (horizontal cross section).

penguapan (evaporation)

penguappeluhan (evapotranspiration)

perenggan sangkaran (occluded front)

peta klimatik (climatic map)

Pias Pumpun Antartropik (Intertropical Convergence Zone)

PPAT (ITCZ)

selang basah (wet spell)

selang kering (dry spell)

sirip angin (windvane)

sinaran matahari (sun radiation)

sinaran surya (solar radiation)

Praktek Meteorologi Pertanian174

Page 198: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Bu

lan

Suh

u m

aks

Suh

u

Suh

u m

in

An

gin

ara

h

An

gin

3 k

no

t

An

gin

< 3

kn

ot

Lem

ba

p ra

ta2

Lem

ba

p m

in.

Cu

rah

hu

jan

Ha

ri hu

jan

Int. h

uja

n

Ev

ap

ora

si

Ev

ap

otra

nsp

irasi

Int. sin

ara

n

Lam

a su

rya

an

1

2

3

.

.

12

Jml

Rt2

SD

LAMPIRAN

FORMAT PENYAJIAN INFORMASICUACA PERTANIAN

A.�TABEL DATA

Tabel A1.1. Data Klimatologi

Praktek Meteorologi Pertanian 175

Page 199: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Tabel A1.2. Data Frekuensi / Probabilitas

Pro

ba

bili

tas

Suhu

ma

ks

Suhu

Suh

um

in

Ang

ina

rah

An

gin

3kn

ot

An

gin

<3

kno

t

Lem

ba

pra

ta2

Lem

ba

pm

in.

Cura

hh

uja

n

Ha

rih

uja

n

Int.

huja

n

Eva

po

rasi

Eva

po

tra

nsp

ira

s

Int.

sina

ran

Lam

asu

rya

an

0,9

0,8

0,7

.

.

0,1

Tabel A1.3. Data kumulatip (minggu)

Min

gg

uke

Ang

ina

rah

An

gin

3kn

ot

Ang

in<

3kno

t

Cura

hhu

jan

Ha

rihuja

n

Eva

po

rasi

Eva

po

tra

nsp

ira

s

Lam

asu

rya

an

1

2

3

..

..

52

jml

Keterangan:�Minggu ke-1� : Mulainya kumulatip maju� � Minggu ke- 52�: Mulainya kumulatip mundur

Praktek Meteorologi Pertanian176

Page 200: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Tan

gg

al

Suhu

ma

ks

Suhu

Suh

um

in

Ang

ina

rah

An

gin

3kn

ot

An

gin

<3

kno

t

Lem

ba

pra

ta2

Lem

ba

pm

in.

Cura

hh

uja

n

Ha

rih

uja

n

Int.

huja

n

Eva

po

rasi

Eva

po

tra

nsp

ira

s

Int.

sina

ran

Lam

asu

rya

an

1 2 3 .. ..

31

jml

Rt2

Ma

Mi

Tabel A2.1. Data Cuaca HarianTanggal : ………. Bulan : ………… Tahun : ……..

Jam

Suhu

ma

ks

Suhu

Suh

um

in

Ang

ina

rah

An

gin

3kn

ot

An

gin

<3

kno

t

Lem

ba

pra

ta2

Lem

ba

pm

in.

Cura

hh

uja

n

Ha

rih

uja

n

Int.

huja

n

Eva

po

rasi

Eva

po

tra

nsp

ira

s

Int.

sina

ran

Lam

asu

rya

an

01

02

03

.

.

.24

jml

Rt2

Ma

Mi

Tabel A2.2. Data Rata-Rata HariBulan : ………… Tahun : ……..

Praktek Meteorologi Pertanian 177

Page 201: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Min

gg

uke-

Suhu

ma

ks

Suhu

Suh

um

in

Ang

ina

rah

An

gin

3kn

ot

An

gin

<3

kno

t

Lem

ba

pra

ta2

Lem

ba

pm

in.

Cura

hh

uja

n

Ha

rih

uja

n

Int.

huja

n

Eva

po

rasi

Eva

po

tra

nsp

ira

s

Int.

sina

ran

Lam

asu

rya

an

1

2

3

..

..

52

Tabel A3.1. Data Cuaca Prakiraan HarianBulan : ………… Tahun : ……..

Tan

gg

al

Suhu

ma

ks

Suhu

Suh

um

in

Ang

ina

rah

An

gin

3kn

ot

An

gin

<3

kno

t

Lem

ba

pra

ta2

Lem

ba

pm

in.

Cura

hh

uja

n

Ha

rih

uja

n

Int.

huja

n

Eva

po

rasi

Eva

po

tra

nsp

ira

s

Int.

sina

ran

Lam

asu

rya

an

1

2

3

..

..

31

Tabel A3.2. Data Cuaca Prakiraan MingguanTahun : ……..

Praktek Meteorologi Pertanian178

Page 202: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Tabel A3.3. Data Cuaca Prakiraan BulananTahun : ……..

Bu

lan

ke

Suhu

ma

ks

Suhu

Suh

um

in

Ang

ina

rah

An

gin

3kn

ot

An

gin

<3

kno

t

Lem

ba

pra

ta2

Lem

ba

pm

in.

Cura

hh

uja

n

Ha

rih

uja

n

Int.

huja

n

Eva

po

rasi

Eva

po

tra

nsp

ira

s

Int.

sina

ran

Lam

asu

rya

an

1

2

3

..

..

12

Tabel A3.4. Data Cuaca Prakiraan MusimanTahun : ……..

Bu

lan

ke

Ind

eks

EN

SO

Ind

eks

SOI

Ind

eks

MO

NSU

N

Ind

eks

UA

P

Aw

alm

usim

Pa

nja

ng

Mu

sim

C.H

.Se

mu

sim

1

2

3

..

..

12

Praktek Meteorologi Pertanian 179

Page 203: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Ba

tas

kum

ula

tip

Pa

di

jag

ung

Ke

nta

ng

Ke

de

lai

Pa

law

ija

Ka

ca

ng

hija

u

Kub

is

Tom

at

Ca

be

… … … … …

k1

k2

.

dst

p j

p2

.

dst

Tabel A4.1. Data Tanaman Kesesuaian Iklim

Tip

eik

lim

Pa

di

jag

ung

Ke

nta

ng

Ke

dela

i

Pa

law

ija

Ka

ca

ng

hija

u

Kub

is

Tom

at

Ca

be

… … … … …

A

B

C

..

..

dst

Kriteria:�A = (….., ….., dst.); kriteria B = (….., ….., dst.); kriteria C = (….., ….., …., …… dst.)

Tabel A4.2. Data Umur Tanaman Sesuai Iklim� (dalam minggu)

k = kumulatif maju; p = kumulatif mundur i i

Praktek Meteorologi Pertanian180

Page 204: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Tabel A4.3. Data Kesesuaian Hama dan Penyakit

Ba

tas

kum

ula

tip

k1

k2

.

dst

p j

p2

.

dst

Praktek Meteorologi Pertanian 181

Page 205: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

B. BAGAN ALUR PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK1. Pembuatan Data Klimatologi Frekuensi / Probabilitas

HITUNG FREKUENSI

DATA

CEK DATAKOSONG, TAKSIRDG UNSUR LAIN

PRINT TABEL /GRAFIK

Yes

No

2.� Pembuatan Data Klimatologi Kumulatif (mingguan)

HITUNG KUMULATIPMAJU, KUMULATIP

MUNDUR

DATA HARIAN

CEK DATAKOSONG, TAKSIRDG UNSUR LAIN

PRINT TABEL /GRAFIK

Yes

No

Praktek Meteorologi Pertanian182

Page 206: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

3.� Pembuatan Data Cuaca Harian

DATA LENGKAP

PENGAMATAN

CEK DATAKOSONG, TAKSIRDG UNSUR LAIN

PRINT TABEL /GRAFIK

Yes

No

4.� Pembuatan Data Cuaca Rata-Rata Hari

DATA RATA2

DATA TIAPJAM

CEK DATAKOSONG, TAKSIRDG UNSUR LAIN

PRINT TABEL /GRAFIK

Yes

No

Praktek Meteorologi Pertanian 183

Page 207: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

5.� Pembuatan Data Cuaca Kumulatif (mingguan)

HITUNG KUMULATIP

DATA RATA2 /KUMULATIP

SEHARI

CEK DATAKOSONG, TAKSIRDG UNSUR LAIN

PRINT TABEL /GRAFIK

Yes

No

6.� Pembuatan Prakiraan Cuaca Musiman

If indeks ENSO, dll. (tabel 3.4) = < ……> then Prakiraan

musim (tabel 3.4) = <………>

7.� Pembuatan Prakiraan Cuaca Bulanan

If Prakiraan musim (tabel 3.4) = < ……> then Prakiraan

Bulanan (tabel 3.3) = <………>

8.� Pembuatan Prakiraan Cuaca Mingguan

� If Prak.Bulanan (tabel 3.3) = < ……> then Prakiraan Mingguan

(tabel 3.2= <………>

9.� Pembuatan Prakiraan Cuaca Harian

If Prakiraan Mingguan (tabel 3.2) = < ……> then Prakiraan

Harian (tabel 3.1) = <………>

(Catatan : skema 3.1. sampai dengan 3.4. tersebut untuk model

statistik; bila model dinamik dimulai dari satuan waktu kecil,

misalnya: hari).

Praktek Meteorologi Pertanian184

Page 208: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

10.�Penentuan Jenis Tanaman (komuditi) Sesuai IklimIf tipe iklim (tabel 4.1) = < misalnya C >, go to < misalnya Jagung >

CEK KESESUAIAN

Yes

No

DATA KLIMtabel 1.1.

DATA PERT.

tabel 4.1.

JENIS TANAMAN

Praktek Meteorologi Pertanian 185

Page 209: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

11.�Penenetuan Pola Tanam (Tumpang Sari)If kumulatif (tabel 4.2) = < misalnya k atau p >, go to i i

<misalnya jagung >;If kumulatif (tabel 4.2) = < misalnya k atau p >, go to < j j

misalnya padi >; where k + k+ …. + p + p + …. = 52 minggui j i j

CEK KESESUAIAN

Yes

No

DATA KLIMtabel 1.2.

DATA PERT.tabel 4.2.

POLA TANAM

12.�Pembuatan Rencana

CUACA SAAT INI

Yes

No

CUACASAMPAI SAATSEKARANG

ASSESSMENTPERT.

BUAT RENCANA

PRAKIRAAN CUACA(UNSUR YANG SESUAI)

Praktek Meteorologi Pertanian186

Page 210: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

CUACA SAAT INI

CEK JENIATANAMAN

CUACA SAMPAISAAT

SEKARANG

TETAPKAN:WAKTU MULAI / UPAYA

PENANGGULANGAN /ALTERNATIP

Yes

No

13.�Penentuan Waktu Mulai / Penanggulangan / Alternatif

Praktek Meteorologi Pertanian 187

Page 211: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

BIOGRAFI

Soerjadi Wirjohamidjojo, lahir diCepu tanggal 16

Agustus 1937. Setelah tamat SMA di Madiun tahun

1956, melanjutkan sekolah di Akademi Meteorologi

dan Geofisika. Pada tahun 1958 bekerja di Lembaga

Meteorologi dan Geofisika (sekarang Badan

Meteorologi dan Geofisika). Pada tahun 1965

melanjutkan sekolah di Institut Teknologi Bandung

pada jurusan Geofisika dan Meteorologi. Setelah

tamat tahun 1971, kembali lagi ke Badan Meteorologi dan Geofisika

sampai tahun 1993. Pendidikan lain diperoleh dari latihan-latihan

pendek yang diselenggarakan oleh berbagai badan internasional antara

lain WMO (World Meteorological Organisation). Selama bekerja di

Badan Meteorologi dan Geofisika melaksanakan tugas-tugas sebagai

pengamat, penganalisis, dan peneliti cuaca, serta sebagai pengajar

tentang meteorologi di Balai Pendikdikan dan Latihan Meteorologi dan

Geofisika, Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Kursus

Analisis Dampak Lingkungan di Pusat Penelitian Sumberdaya Manusia

Universitas Indonesia, dan di berbagai Lembaga Penelitian lain. Selain

itu sejak 1993 sebagai dosen matematika pada Institut Sains dan

Teknologi Al Kamal Jakarta, dan pada tahun 1997 sampai dengan 2002

Praktek Meteorologi Pertanian188

Page 212: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

sebagai Ketua Sekolah Tinggi teknologi YUPPENTEK Tangerang. Kini

masih aktif sebagai peneliti bidang meteorologi.

Praktek Meteorologi Pertanian 189

Page 213: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

Yunus Subagyo Swarinoto. Lahir di Blitar, Jawa

Timur, pada tanggal 24 Oktober 1957. Setelah tamat

dari Sekolah Menegah Atas Negeri di Blitar,

melanjutkan studi di Jakarta. Lulus Pendidikan

Pengamat Meteorologi dari Pusat Pendidikan dan

Latihan Meteorologi dan Geofisika Jakarta pada

tahun 1977. Lulus Sarjana Muda Ilmu Publisistik

dari Sekolah Tinggi Publisistik (sekarang IISIP)

Jakarta pada tahun 1984. Lulus Pendidikan Prakirawan Meteorologi dari

Akademi Meteorologi dan Geofisika Jakarta pada tahun 1986. Lulus

Sarjana (S1) dari Universitas Indonesia Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Jurusan Fisika Bidang Studi Fisika Atmosfer dan

Meteorologi pada tahun 1996. Lulus Magister (S2) Ilmu Geografi Fisik

dari Program Pascasarjana Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Indonesia Depok tahun 2006. Sejak tahun 1978

bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Kantor Pusat Badan

Meteorologi dan Geofisika (BMG) Jakarta pada Sub Bidang Riset

Klimatologi. Tahun 2002 diangkat menjadi Koordinator Sub Bidang

Analisa Klimatologi dan Kualitas Udara. Kemudian pada tahun 2004

diangkat menjadi Kepala Sub Bagian Tata Usaha Pusat Penelitian dan

Pengembangan Badan Meteorologi dan Geofisika. Selanjutnya pada

tahun 2006 diangkat menjadi Kepala Bidang Manajemen Data

Klimatologi dan Kualitas Udara di Pusat SISDATIN Klimatologi dan

Kualitas Udara. Ikut serta dalam Riset Unggulan Terpadu (RUT) V pada

tahun 1998 bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi (BPPT). Kemudian berpartisipasi dalam RUT VIII pada

tahun 2000 bekerjasama dengan Kementrian Riset dan Teknologi

(KMRT). Berpartisipasi dalam Riset Unggulan Strategis Nasional

(RUSNAS) pada tahun 2001 bekerjasama dengan BPPT. Sejak

Praktek Meteorologi Pertanian190

Page 214: PRAKTEK METEOROLOGI PERTANIAN - …puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/praktek...bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang sederhana ... adalah klimatologi

November 2004 masuk ke dalam jenjang fungsional peneliti sebagai

Peneliti Madya Bidang Klimatologi. Pengetahuan tambahan dalam

bidang klimatologi didapat dari dinas luar negeri untuk seminar/

training/ workshop dari beberapa negara antara lain: Amerika Serikat

(2001, 2002, 2005), Australia (2006), China (2005), Filipina (1991,

1997, 2006), India (2005), Jepang (1998, 1999, 2000, 2001, 2002,

Praktek Meteorologi Pertanian 191