PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF...

107
PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa Kundur, Kec. Kundur Barat Kab. Karimun Kepulauan Riau) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh : Kartini NIM :1110043100032 KONSENTRASI PERBANDINGAN MADZHAB FIKIH PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015M

Transcript of PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF...

Page 1: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF

HUKUM ISLAM

(Studi Kasus di Desa Kundur, Kec. Kundur Barat Kab. Karimun

Kepulauan Riau)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh :

Kartini

NIM :1110043100032

KONSENTRASI PERBANDINGAN MADZHAB FIKIH

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015M

Page 2: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

ii

PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR

DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa Kundur, Kec. Kundur Barat Kab. Karimun

Kepulauan Riau)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

Kartini

NIM.1110043100032

Pembimbing

Dr. H.A. Muhaimin Zen, M.Ag

NIP. 010178008

KONSENTRASI PERBANDINGAN MADZHAB FIQH

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MADZHAB DAN HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436H/2015M

Page 3: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan
Page 4: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

iv

LEMBAR PERYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa;

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang di ajukan untuk memenuhi salah

satu persayaratan memperoleh gelar strata 1 Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua Sumber saya gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Jika dikemudian hari karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil

jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku

di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta: 01 April 2015 M

12 Djumadil Akhir 1436 H

Penulis

Page 5: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

v

ABSTRAK

Kartini, NIM: 1110043100032, Praktek Kurban Di Desa Kundur Dalam

Perspektif Hukum Isam (Studi Kasus di Desa Kundur, Kec. Kundur Barat Kab.

Karimun Kepulauan Riau), Program Studi Perbandingan Mazhab Hukum,

Konsentrasi Perbandingan Mazhab Fikih, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1436 H/2015 M.

Skripsi ini merupakan upaya untuk memaparkan mengenai hukum dari

permasalahan pada praktek kurban yang terjadi di Desa Kundur Kepulauan Riau.

Praktek kurban di Desa Kundur ini memiliki perbedaan, baik dari waktu hingga

pemanfaatannya. Adapun waktu pelaksanaan pemotongan hewan kurban

dilaksanakan setelah shalat dzuhur dan proses pemanfaatan hewan kurban di desa ini

hanya memanfaatkan daging hewan kurbannya saja, sedangkan bagian selain daging

seperti kepala, kulit maupun tulangnya dengan tidak merusak seluruh kerangka

hewan kurban dan kerangka hewan tersebut dikubur layaknya seperti manusia.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah praktek

kurban di Desa Kundur Kecamatan Kudur Barat Kabupaten Karimun Kepulauan Riau

dan untuk mengetahui bagaimanakah pandangan hukum Islam terhadap praktek

kurban di Desa Kundur.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif

yang menghasilkan data deskriptif dan tertulis dengan menggunakan jenis penelitian

analisis komperatif yakni metode analisis dengan perbandingan antara Al-Qur’an,

Hadis, pendapat para ulama’ dan cendekiawan muslim yang mengkaji tentang

permasalahan yang terdapat dalam skripsi ini, serta penelitian kepustakaan (library

research) yaitu dengan mengambil referensi pustaka dan dokumen yang relevan

dengan masalah ini.

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat dalam penulisan skripsi ini ialah

bahwa secara syariat Islam tidak ditemukan adanya praktek kurban hanya

memanfaatkan daging hewan kurbannya saja dan tidak ada proses penguburan

kerangka hewan kurban layaknya seperti manusia.

Pembimbing Dr. H.A. Muhaimin Zen, M.Ag.

Daftar Pustaka : Tahun 1966 s.d. Tahun 2013.

Page 6: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

vi

KATA PENGANTAR

بسم اهلل الرحمن الرحيم

“Ya Allah, aku mohon kepada-Mu akan cinta-Mu cinta orang yang

mencintai-Mu dan cinta perbuatan yang dapat mendekatkan diri

kepada cinta-Mu”

(Do’aRasulullah)

Alhamdulillah, tiada kata yang pantas penulis ucapkan segala puji bagi Allah

SWT. tuhan semesta alam. Yang telah memberikan rahmat, taufiq serta hidayahnya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam

senantiasa disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarganya,

sahabatnya dan seluruh umat yang setia kepadanya.

Walaupun masih dirasakan terdapat beberapa kekurangan dalam penulisan

skripsi ini, baik dalam penyusunan kata-kata maupun dalam penyajiannya, tetapi

penulis telah berusaha untuk memberikan yang terbaik sesuai bimbingan dari dosen

beserta saran-saran. Bentuk nyata skripsi ini, bukan hanya sekedar buah karena kerja

keras penulis, akan tetapi banyak pihak yang ikut membantu, mendoakan serta

memberi dorongan didalammnya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA. selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

vii

2. Dr. Khamami, MA sebagai Ketua Program Studi Perbandingan Mazhab Hukum

dan Hj. Siti Hanna, S.Ag., Lc, MA Sekretaris Program Studi Perbandingan

Mazhab Hukum.

3. Dr. H.A. Muhaimin Zen, M.Ag selaku pembimbing skripsi yang telah banyak

memberi arahan, saran serta petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Dr. Muhammad Taufiki, M.Ag dan Bapak Fahmi Muhammad Ahmadi, M.Si

yang telah menjadi bagian dari Program Studi Perbandingan Mazhab Hukum

dalam masa jabatan sebelum Program Studi Perbandingan Mazhab Hukum

periode baru.

5. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis semasa kuliah,

semoga amal kebaikannya mendapatkan balasan dari Allah SWT.

6. Seluruh staf dan karyawan Perpustakaan Utama dan staf karyawan fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas pelayanan yang baik

dikala penulis mengumpulkan data dan materi skripsi.

7. Kepada kedua orang tua tercinta ayahanda H.Karim dan ibunda Hj.Salmah yang

tiada pernah terhenti untuk selalu berdoa serta menasihati dan memotivasi

penulis sehingga skripsi ini selesai, dan kakak tercinta Endong dan Wati serta

adik tercinta Maharani yang senantiasa berdoa dan memotivasi serta menjadi

inspirasi bagi penulis.

8. Sahabat dan rekan mahasiswa PMH (Perbandingan Mazhab Hukum) angkatan

2010, yang selalu memberikan semangat, dukungan, saran dan masukan kepada

Page 8: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

viii

penulis. Terima kasih teman-teman, dengan kebersamaan kita selama ini, dalam

suka dan duka. Bagi penulis adalah pengalaman berharga yang takkan pernah

terlupakan.

9. Seluruh pihak yang terkait dengan penyusunan skripsi ini yang penulis tidak bisa

sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT. membalas kebaikan yang telah

diberikan dengan balasan yang berlipat ganda.

Semoga skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat khususnya

bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya. Semoga Allah senantiasa

meridhoi setiap langkah kita. Amin

Jakarta: 01 April 2015 M

12 Djumadil Akhir 1436 H

Penulis

Page 9: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................ ii

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. iii

ABSTRAK .............................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR............................................................................................ v

DAFTAR ISI........................................................................................................... viii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Pembatasan Msalah dan Perumuhan Masalah .............................. 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 6

D. Metode Penelitian ......................................................................... 7

E. Riview Kajian Terdahulu ……….………………………….…… 8

F. Sistematika Penulisan ………...……………………………...…. 10

BAB II : PENGERTIAN KURBAN

A. Definisi dan Syarat Kurban …………..……………………....… 12

B. Waktu Pelaksanaan Kurban …...…………………………..……. 21

C. Tujuan Berkurban ……………………………………….……… 24

D. Sejarah Kurban …………………………………………….….... 25

E. Hukum Kurban …………………………………………….…… 27

F. Pemanfaatan Daging Kurban ………....……………………..….. 29

BAB III: GAMBARAN UMUM KECAMATAN KUNDUR BARAT

KABUPATEN KARIMUN

Page 10: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

x

A. Sejarah Singkat Pulau Kundur dan Pulau Karimun .……….....…. 34

B. Letak Geografis ………………………………..………………… 41

C. Kondisi Masyarakat dan Budayanya ……....…………………..… 43

D. Kondisi Ekonomi ……………...………………………………….. 45

BAB IV : ANALISIS TERHADAP PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR

KEPRI

A. Praktek Kurban di Desa Kundur Kepulauan Riau …….……….…. 46

B. Analisis Terhadap Praktek Kurban di Desa Kundur …….………... 51

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………....……………...………... 69

B. Saran ……………………………………….....……………...….... 71

DAFTAR PUSTAKA ...…………………………………….....………………........ 72

LAMPIRAN

Page 11: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam mengajarkan berbagai sifat yang harus dimiliki oleh setiap manusia.

Salah satunya adalah rasa syukur, dan apabila kita perhatikan bahwa Islam

mendorong umatnya untuk bersyukur dalam suatu kegiatan, yaitu dengan

berkurban. Dengan berkurban, kita hendaknya menyadari bahwa kenikmatan

hidup yang kita terima dari Allah SWT. tidak terhitung banyaknya, sehingga

apabila kita yang diberi kenikmatan berupa harta yang cukup, kita diperintahkan

untuk berkurban, itulah salah satu bukti rasa syukur kita atas harta yang

dilimpahkan kepada kita.1

Kurban merupakan sejenis ibadah yang telah dilakukan oleh para nabi dan

rasul sejak Nabi Adam A.S. hingga Nabi Muhammad SAW. Di dalam sejarah

Islam, dapat diketahui bagaimana Habil dan Qabil, dua orang anak laki-laki Nabi

Adam A.S. diperintahkan oleh Allah SWT. supaya menyembelih kurban. Ini

berarti bahwa bermula dari zaman itu, syariat atau peraturan berkurban telah

dimulakan. Namun, pengertian ibadah ini lebih menonjol di zaman Nabi Ibrahim

A.S. di mana Allah SWT. telah memerintahkan agar Nabi Ibrahim mengorbankan

anak kesayangannya, Nabi Ismail A.S. setelah itu, apabila Nabi Ibrahim ingin

melaksanakan perintah tersebut, anaknya telah ditukarkan dengan seekor kibas.2

Dengan adanya ibadah kurban diharapkan umat Islam ingat akan kepatuhan Nabi

1Fuad kauma, Nepan, Kisah-kisah Rukun Islam, (Jakarta: Mitra Pustaka, 1999), Cet. Ke-

2, h.360.

2 Abu Dhiya, Fiqh Ibadah, (Johor Baru: Perniagaan Jahabersa, 1996), Cet.1, h. 151.

Page 12: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

2

Ibrahim A.S. dan Nabi Ismail A.S. kepada Allah, sekalipun perintah itu berupa

penyembelihan anak yang sangat dicintai, belahan jiwanya sendiri. Atas dasar itu

diharapkan pula keikhlasan kedua anak dan bapak itu dijadikan suri tauladan

dalam menghambakan diri kepada Allah. 3

Oleh karena itu, berkurban sangat dianjurkan dalam Islam, sebagaimana

Allah berfirman:

Artinya :“Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak, maka

dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan berkorbanlah, sesungguhnya orang-

orang yang membenci kamundialah yang terputus” (Q.S. Al-Kautsar: 1-3)

Ayat tersebut memerintahkan agar umat Islam menegakkan shalat dan

menyembelih hewan kurban, terutama bagi mereka yang memiliki kelapangan

harta. Kurban adalah binatang tertentu yang disembelih untuk mendekatkan diri

kepada Allah pada hari-hari yang telah ditentukan.4 Binatang yang boleh

dikurbankan adalah yang termasuk dalam kategori al-An’am yaitu unta, sapi dan

kerbau, kambing dan sejenisnya.5

Kurban merupakan sunnah mu’akkadah, sebagai syiar yang nyata, dimana

orang yang mampu seharusnya senantiasa melaksanakannya. Apabila niat

melaksanakanakannya dengan bernazar, maka wajib dipenuhi. Seorang yang

beniat membeli seekor unta atau kambing yang sah untuk disembelih dengan niat

3E. Hasan Saleh, Kajian Fiqh Nabawi dan Fiqh Kontenporer, (Jakarta: rajawali Pers,

2008), Ed. 1, h. 254.

4Wahbah Az Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami Wa Adillatuhu, (Dimsyiq: Dar al-fikr, 1989),

Cet. Ke-3. Juz 3, h.594.

5Wahbah Az-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami Wa Adillatuhu,h. 611.

Page 13: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

3

berkurban, belum dikatakan berkurban hanya dengan membelinya saja.

Sedangkan ada yang menyatakan bahwa itu sudah sah dikatakan berkurban

alasannya adalah niat akan selalu ada selama mempunyai hak milik.6

Kurban yang kita ketahui selama ini sebagai penyembelihan hewan ternak

seperti kambing, sapi, unta dan biri-biri sebagai bentuk ibadah pada bulan

Dzulhijjah (Hari Raya Haji). Tujuannya untuk mendekatkan diri kepada Allah

dan menggembirakan fakir miskin sebagaimana di hari Raya Idul Fitri tiba mereka

digembirakan dengan zakat fitrah.7

Namun dalam Islam, kurban bukan sekedar penyembelihan binatang dan

aktifitas membagikan daging hewan pada mereka yang tidak beruang. Lebih dari

itu kurban memiliki akar sejarah yang demikian kuat dan memiliki posisi vital

ditengah-tengah masyarakat. Selain memiliki dimensi sosial, kurban juga

memiliki dimensi religi yang menghubungkan antara makhluk dan Al-Khāliq,

Pencipta alam semesta. Dengan begitu, kurban dapat mempererat tali ikatan

vertikal dan horizontal sekaligus. Kurban dapat menjadi cermin yang memberikan

informasi sejauh mana seorang muslim mau berkurban untuk sesama.8

Hari raya kurban dan hari-hari Tasyrik mensyariatkan adanya kewajiban

bermasyarakat bagi setiap muslim sebagai realisasi kebersamaan dalam Ukhuah

6Imam Abu Zakariyya, Raudhatuth-thalibin, Penerjemah A. Shalahuddin, dkk.,

Raudhatuth-thalibin,(Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), h. 659

7Samsul Riza Hamid, Fatwa-fatwa Rasulullah 3 Seputar Haji dan Qurban, (Jakarta:

Cahaya Salam, 2001), h. 11

8M. Husain Nashir, Fikih Dzabīhah Kurban, Aqiqah, Khitan, (Jatim: Pustaka Sidogiri,

2005), h. 25

Page 14: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

4

islamiah. Pada hari itu seyogyanya setiap muslim berupaya untuk ikut berkurban

sesuai dengan kemampuannya.

Akan tetapi setiap yang dinamakan kurban diterima Allah karna nilai suatu

pengurbaan tidaklah ditentukan atau diukur dengan harganya, bentuk barangnya,

atau jumlahnya, tetapi pengurbanan diterima berdasarkan niat, keikhlasan,

kelayakan yang berimbang dengan kemampuannya dan semata-mata

melaksanakan taqwa kepada Allah SWT. dikisahkan dari dua putra anak Adam

(Habil dan Qabil).9

Ibadah kurban, seperti ibadah-ibadah yang lain merupakan pengabdian

kepada Allah sebagai manifestasi dari iman. Tujuannya adalah untuk mencapai

derajat takwa kepadanya. Kurban adalah perwujudan rasa syukur atas nikmat

Allah yang tak terhingga yang telah kita terima.10

Berdasarka Firman Allah SWT:

Artinya: “Sesungguhnya Allah hannya menerima (kurban) dari orang-orang

bertaqwa.” (QS. Al-maidah: 27)

Dalam hadits Nabi SAW:

11 (

9 E. Abdurrahman, Hukum Kurban Aqiqah dan Sembelihan, (Bandung: Sinar Baru, 1990),

h.

10 Sayyid Sabiq, Fiqh Al-Sunnah, (Beirut: Dar al-Fikr, 1983), Cet. Ke-3, h. 275.

11 Abu Abdillah Muhammad bin Yazid Al-Qazwani, Sunan Ibnu Mājah,(Beirut: Dār al-

Fikr, jilid 2, t.t.), h. 1004.

Page 15: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

5

Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW, bersabda

“Siapa yang dalam kondisi mampu lalu tidak berkurban, maka

janganlah mendekati tempat salat kami.” (H.R Ibnu Majah)

Rasulullah SAW. begitu tegas menolak siapa saja diantara umatnya untuk

masuk masjid, jika telah merasa mampu berkurban tetapi tidak melaksanakannya.

Rasulullah SAW. telah mengingatkan umatnya supaya tidak lalai bahwa

berkurban adalah ibadah para nabi. Artinya, tidak hanya bagi orang-orang

mukmin, tetapi para nabi selalu melaksanakan ibadah itu dengan khitmad dan rasa

syukur sedalam-dalamnya. 12

Sebagaimana kita ketahui kurban pada umumnya, seluruh bagian hewan

kurban dimanfaatkan. Di Indonesia pada umumnya, seluruh bagian hewan kurban

dibagikan kepada orang yang berhak menerimanya, baik itu kepala, kulit maupun

tulangnya. Namun di Desa Kudur Kecamatan Kundur Barat Kabupaten Karimun

Kepulauan Riau, tidak semua bagian dari hewan kurban dibagikan. Praktek

kurban di Desa Kundur sedikit berbeda dengan praktek kurban pada umumnya. Di

Desa Kundur ini hanya membagikan dagingnya saja, sedangkan bagian selain

daging dengan tidak merusak seluruh kerangka hewan tersebut seperti, kepala,

kulit maupun tulangnya itu dikubur, dan proses penguburan kerangka hewan

tersebut layaknya seperti manusia. Tentunya ini berbeda dengan kebiasaan yang

dilakukan oleh mayoritas masyarakat Indonesia yang memanfaatkan seluruh

bagian hewan kurban, baik itu daging, kepala, kulit dan tulang-tulangnya.

Dari hal diatas, penulis termotivasi mengkaji permasalahan tersebut

dalam bentuk skripsi yang berjudul “PRAKTEK KURBAN DI DESA

12 D. Rohanadi (ed), Menuju Haji Mabrur, (Jakarta: Pustaka Zaman, 2000), h. 94.

Page 16: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

6

KUNDUR DALAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM” (Studi Kasus di Desa

Kundur, Kec. Kundur Barat Kab. Karimun Kepulauan Riau).

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Pembahasan mengenai hewan kurban sangatlah luas. Agar pembahasan

skripsi ini tidak melebar dari yang diinginkan, maka penulis membatasi fokus

pembahasan masalah hanya sebatas bagaimanakah pandangan hukum islam

terhadap praktek kurban di Desa Kundur KEPRI.

Dari pembatasan masalah diatas, agar identik dengan perumusan masalah

ini, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimaakah praktek kurban di Desa Kundur Kecamatan Kundur Barat

Kabupaten Karimun Kepulauan Riau?

2. Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap praktek kurban di Desa Kundur

KEPRI?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini yaitu terjawabnya

semua masalah yang dirumuskan antara lain:

a. Untuk mengetahui bagaimanakah praktek kurban di Desa Kundur

Kecamatan Kundur Barat Kabupaten Karimun Kepulauan Riau.

b. Untuk mengetahui pandangan hukum Islam terhadap praktek kurban di

Desa Kundur KEPRI.

Page 17: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

7

2. Manfaat Penelitian

1. Bagi Masyarakat Umum

Untuk menambah pengetahuan dan informasi kepada masyarakat luas

tentang peraktek kurban yang masih berlaku di Kepulauan Riau.

2. Bagi program studi PMH/ Fakultas Syariah dan Hukum

Memberikan sumbangan karya ilmiah dan menambah literature

perpustakaan tentang Praktek Hewan Kurban di KEPRI.

3. Bagi Penulis

Untuk menambahkan khazanah keilmuan bagi penulis serta untuk

memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana syariah/ gelar S1.

D. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian.

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan (field

reseach) dan penelitian kepustakaan (library reseach), penelitian lapangan

dilakukan dengan cara pengamatan langsung ke lapangan untuk memperoleh

data yang diperlukan. Penelitian kepustakaan dilakukan untuk mencari data

melalui buku-buku sebagai literature yang berkaitan dengan persoalan yang

dibahas, seperti karya tulis skripsi, buku-buku, serta bahan-bahan lainnya yang

dapat mendukung judul skripsi ini. Adapun metode yang dipakai adalah

metode penelitian kualitatif. Penelitian kulaitatif adalah prosedur penelitian

Page 18: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

8

yang menghasilkan data deskiptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.13

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah deskriptif-analisis yang

berusaha memberikan pemecahan masalah dengan cara mengumpulkan data,

menyusun, mengklasifikasikan, menganalisa, mengevaluasi, dan

menginterpretasikannya.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari dua sumber

yaitu:

a. Sumber Primer, yaitu berupa wawancara, dokumen-dokumen, buku-buku

fiqih yang menyangkut Hewan Kurban.

b. Sumber Sekunder, yaitu memberikan penjelasan dan menguatkan data

primer yang mencangkup karya tulis berupa, jurnal, buku-buku dan lainnya.

4. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada buku

“Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam

Negri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.

E. Study Review

Disini buku/ bahan yang diambil sebagai pedoman oleh penulis dalam

skripsi ini, adalah:

13

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2005, cet. X), h.4.

Page 19: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

9

1. Suhaimi (1984314949), Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum.

“Pemotongan Hewan Kurban Urgensi Tujuan dan Pemanfaatannya bagi

Pribadi dan Masyarakat, Telaah Ayat-ayat suci Al-Qur’an dan As-Sunnah

Sebagai Dasar Hukum”. Dalam judul ini mendiskripsikan Al-Quran dan As-

Sunah yang menjadi tujuan dan manfaat antara ibadah dan nilai-nilai sosial.

Yang dalam hal ini qurban bukan hanya sebagai ibadah saja namun juga

mengajarkan kerja sama untuk saling tolong menolong. Adapun permasalahan

yang di bahas dalam judul skiripi ini yaitu suatu permasalahan mengenai

bagaiamana kedudukan qurban dalam syari’at Islam, apa manfaat dan tujuan

berqurabn bagi pribadi dan masyarakat, sejauh mana penerapan ayat Al-Quran

dan Hadis sebagai dasar hukum mengenai kurban, dan bagaimana hukum

pemanfaatan daging qurban.Yang mana dalam hal ini bahwa penulisjudul

skiripsi membahas nilai dagingnya itu untuk yang berkurban dan yang di

berikan kepada masyarakat apakah sudah sesuai dengan penerapan Al-Quran

dan Hadis.

2. Zulfa (204046103010), Jurusan Perbankan Syari’ah. “Pengaruh Strategi

Promosi Terhadap Tabungan Kurban di Bank Syariah Mandiri”. Skripsi ini

membahas tentang, pengaruh penjualan perseorangan, periklanan dan promosi

penjualan berpengaruh terhadap peningkatan jumlah tabungan kurban baik

secara parsial maupun simultan.

3. Chairiah (102053025686), Jurusan Manajemen Dakwah. “Strategi Pemasaran

Tebar Hewan Kurban (THK) Pada Dompet Dhuafa Republika Tahun 2006”.

Skripsi ini membahas bagaimana tebar hewan kurban pada Dompet Dhuafa

Page 20: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

10

Republika dan menganalisis kesempatan pasar, apakah THK Dompet Dhuafa

Republika melihat pasar sasaran serta mengembangkan marketing Mix.

Namun pembahasan penulis berbeda dengan pembahasan skripsi diatas,

penulis membahas tentang PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR

DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa Kundur,

Kec. Kundur Barat Kab. Karimun Kepulauan Riau). Di dalam skripsi ini

membahas tentang alasan masyarakat Kundur hanya membagikan daging hewan

kurbannya saja serta menguburkan bagian hewan kurban yang tidak dibagikan

seperti, kepala, kulit dan tulang dan bagaimana pandangan hukum Islam terhadap

praktek kurban di Desa Kundur.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan penulis dalam proposal penelitian ini dibagi

dalam lima bab, tiap-tiap bab terdiri dari beberapa sub bab. Adapun sistematika

penulisan dalam penelitian ini adalah:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan secara singkat mengenai latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metode penelitian, sistematika penulisan.

BAB II : PENGERTIAN KURBAN

Dalam bab ini diuraikan tentang teori-teori yang di gunakan

sebagai dasar pembahasan selanjutnya, yaitu pengertian kurban,

Page 21: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

11

kriteria hewan kurban, cara penyembelihan hewan kurban, hukum

berkurban dan pemanfaatan hewan kurban.

BAB III : GAMBARAN UMUM KECAMATAN KUNDUR BARAT

KABUPATEN KARIMUN

Dalam bab ini diuraikan sejarah, letak geografis, kondisi

masyarakat dan budayanya.

BAB IV : ANALISIS TERHADAP PRAKTEK KURBAN DI DESA

KUNDUR

Dalam bab ini diuraikan tentang hasil penelitian dan analisis.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan dan saran.

Page 22: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

12

BAB II

PENGERTIAN KURBAN

A. Definisi dan Syarat Kurban

1. Definisi Kurban

Kurban menurut bahasa artinya dekat atau mendekati diri.

Sedangkan menurut istilah syara‟ ialah binatang ternak yang disembelih

untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. pada hari Adha, (tanggal 11,

12, dan 13 Dzul-Hijjah). Dilakukan setiap tahun Hijriah, dimulai sejak

terbitnya matahari tanggal 10 Dzul-Hijjah.1

Hewan kurban berasal dari kata al-udhhiyah dan adh-dhahiyah,

kata sebutan bagi setiap yang disembelih berupa unta, sapi, dan kambing

pada hari kurban, dan hari-hari tasyrik, untuk mendekatkan diri kepada

Allah SWT.2

Secara etimologis, kurban berarti sebutan bagi hewan yang

dikurbankan atau sebutan bagi hewan yang disembelih pada hari raya Idul

Adha. Adapun definisinya secara fiqih adalah perbuatan menyembelih

hewan tertentu dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT. dan

dilakukan pada waktu tertentu atau bisa juga didefinisikan dengan hewan-

hewan yang disembelih pada hari raya Idul Adha dalam rangka

mendekatkan diri kepada Allah SWT.3

1M. Abdul Mujieb Mabruri Tolhah Syafi‟ah, Kamus Istilah Fiqh, (Jakarta: PT. Pustaka

Firdaus, 1994), Cet.1, h. 285.

2Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, (Jakarta: Cakrawala Publishing, 2009), Cet. 1, h. 370.

3Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, (Jakarta: Gema Insani, 2011), cet. Ke-1,

Jilid 4, h. 254.

Page 23: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

13

Kurban berarti segala sesuatu yang mendekatkan seorang hamba

dengan Tuhannya baik berupa sembelihan atau yang lainnya.4

Kurban adalah suatu amalan yang disyariatkan Islam pada tahun

kedua Hijriah berdasarkan dalil Al-qur‟an, hadits, dan ijma‟.5

Udhiyyah pada asalnya bermakna “waktu dhuha”, yaitu waktu

antara jam 07.00 hingga menjelang istiwa, kira-kira jam 12.00, kemudian

dijadikan nama sebagai nama bagi sembelihan kurban yang

pelaksanaannya dilakukan dan dianjurkan pada waktu dhuha, yang

dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.6

Kurban artinya dekat. Dalam istilah syara artinya mendekat diri

kepada Allah dengan jalan menyembelih binatang dengan niat tertentu

untuk memberikan kenikmatan atas harta bendanya kepada orang yang

berhak menerima kurban tersebut dengan tujuan mencari keridhoan Allah

semata dan dalam waktu yang tertentu pula.7

Udhiyah ialah binatang yang disembelih baik unta, sapi, kerbau,

atau kambing karena menghampirkan diri kepada Allah pada waktu yang

akan diterangkan kemudian.8

4Al-ustadz Abu Hudzaifah, Tuntutan Berkurban Sesuai Al Qur’an dan Assunah, h. 8.

5Setiawan Budi Utomo, Fiqih Aktual, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), Cet. 1, h. 292.

6T. A. Latief Rosydiy, Qurban dan Aqiqah Menurut Sunah Rasulullah Saw (Medan:

Firma Rimbow, 1996), Cet. Ke-3, h. 15.

7Ibnu masu‟ud dan zainal abiding, fiqih mazhab syafi’I, (Bandung: Pustaka Setia,2005),

h. 682.

8Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, Sabilal Muhtadin, (Surabaya: PT. Bina Ilmu

Offset, 2013), Jilid 2, h. 1051.

Page 24: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

14

2. Syarat-syarat Kurban

Adapun syarat-syarat kurban yaitu:

a. Macam-macam hewan kurban

Tidak semua hewan biasa dijadikan kurban. Binatang-binatang

yang biasa dijadikan kurban adalah binatang ternak, seperti unta,

sapi, domba, dan kambing.9

Para ulama sependapat bahwa ibadah kurban tidak sah kecuali

menggunakan binatang an‟am, yaitu: unta, sapi (kerbau), kambing

atau domba dan semua hewan yang termasuk jenisnya. Dengan

demikian tidak sah berkurban dengan menggunakan binatang selain

An‟am.10

Berdasarkan firman Allah SWT:

Artinya: “Dan bagi tiap-tiap umat telah kami syariatkan

penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama

Allah terhadap binatang ternak yang telah dirizkikan

Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan yang

Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya.

Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang

tunduk patuh (kepada Allah).” (Qs. Al Hajj, 34).

Hewan-hewan tersebut haruslah jinak atau peliharaan hewan

liar seperti kambing hutan atau banteng yang hidup didalam hutan,

9Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim,Shahih Fikih Sunnah, (Jakarta: Pustaka Azam,

2007), Cet. 2, h. 615.

10Wahhab Az- Zuhailiy, Al-Fiqhul Islamy Wa Adilatuhu, (Beirut: Dar el-fikr, 1989), Cet,

ke-3, h. 9.

Page 25: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

15

tidak boleh dijadikan kurban.11

Selanjutnya, tentang hewan yang

paling utama untuk dikurbankan, para ulama berbeda pendapat

kedalam dua hal:

Menurut mazhab Maliki: secara berurutan, hewan yang

paling utama untuk dikurbankan dari jenis domba dan kambing

adalah domba pejantan, domba jantan yang dikebiri, domba betina,

lalu kambing. Urutan selanjutnya setelah kambing adalah sapi lalu

unta. Hal ini melihat pada rasa dagingnya yang lebih lezat.

Disamping itu, Rasulallah SAW. juga berkurban dengan dua ekor

domba jantan, sementara beliau tidak mungkin berkurban kecuali

dengan hewan yang terbaik. Demikian juga sekiranya Allah SWT.

mengetahui ada hewan lain yang lebih baik dari domba, niscaya

Allah SWT. akan mengganti Nabi Ismail dengannya (yaitu ketika

Nabi Ibrahim menyembelihnya).

Jadi, menurut mazhab Maliki, hewan yang jantan lebih

utama secara mutlak dibandingkan dengan yang betina, sebagaimana

hewan yang berwarna putih lebih utama dari yang berwarna hitam.

Mazhab Syafi‟I dan Hambali juga sependapat dengan Maliki.

Adapun mazhab Syafi‟I dan Hambali justru berpendapat

sebaliknya. Menurut mereka, hewan untuk kurban yang paling utama

adalah unta, baik yang jantan atau betina (karena unta adalah yang

paling banyak dagingnya) lalu sapi (sebab daging unta biasanya lebih

11

A. Fuad Said,Qurban dan Aqiqah Menurut Ajaran Agama Islam, (Jakarta: Pustaka

Zaman, 1994), h.9.

Page 26: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

16

banyak dari sapi), lalu domba, lalu yang terakhir kambing (sebab

daging domba lebih enak dari daging kambing). Hal itu melihat dari

sisi hewan yang paling banyak dagingnya, sehingga lebih bermanfaat

bagi fakir miskin.

Menurut pendapat yang dipandang lebih kuat dalam mazhab

syafi‟i, hewan jantan lebih utama dibanding yang betina sebab

dagingnya lebih enak. Sementara itu menurut mazhab Hambali,

domba jantan yang dikebiri lebih utama dibanding domba betina

dikarenakan dagingnya lebih banyak dan lebih enak. Lebih lanjut,

menurut kedua mazhab ini, hewan pejantan lebih utama untuk

dikurbankan dibanding hewan jantan yang dikebiri. Demikian juga,

hewan yang gemuk lebih utama dibanding yang tidak gemuk.

Sedangkan menurut mazhab Hanafi, hewan kurban yang

paling utama adalah yang paling banyak dagingnya. Perinsipnya

adalah bahwa apabila ada dua jenis hewan kurban yang sama dalam

jumlah dagingnya dan harganya, maka yang lebih utama adalah yang

dipersembahkan yang lebih lezat dagingnya. Adapun jika berbeda,

maka jelas yang lebih utama dipersembahkan adalah yang lebih baik.

Oleh karena itu, secara berurutan, yang lebih utama adalah

hewan jantan yang dikebiri, jika tidak ada barulah dipilih yang

Page 27: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

17

betina. Selanjutnya, hewan yang berbulu putih dan bertanduk lebih

utama dari yang selainnya.12

b. Sifat-sifat hewan kurban

Hewan untuk dikurbankan harus yang sehat, tidak bercacat.

Maka tidak sah dengan hewan yang pincang, sangat kurus, buta

kedua matanya ataupun sebelah, terputus telinga atau ekornya, atau

berpenyakit kudis.13

Para ulama sepakat wajib menghindari hewan yang

pincang, sakit dan terlalu kurus yang tidak ada susumnya.

Sebagaimana diterangkan dalam hadits Nabi SAW:

Artinya: “Telah bercerita kepada kami Syu’bah Aku mendengar

Sulaiman Abdurrahman berkata: Aku mendengar Ubai bin

Fairuz berkata: Aku berkata kepada Barra bin Azib

bercerita kepadaku sebagaimana dibenci atau dilarang

padanya Rasulullah SAW., dari pada sembelihan berkata:

berkata “Rasulullah SAW., dengan tangannya seperti ini

dan tanganku lebih pendek dari tangannya” Ada empat

12

Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, (Jakarta: Gema Insani, 2011), h. 272-

274.

13Muhammad Bagir Al-Habsyi, Fiqih Praktis Menurut Al-Qur’an, As-sunnah, dan

Pendapat Para Ulama, (Bandung : Penerbit Mizan, 1999), Cet- 1, h. 450.

14 Abu Abdillah Muhammad bin Yazid Al-qozwani, Sunan Ibnu Majah, (Beirut: Dar el-Fikr, tt),

Jilid 2, h. 1050.

Page 28: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

18

perkara yang tidak boleh ditemukan pada hewan

sembelihan, yang juling dan nyata julingnya,yang sakit

dan nyata sakitnya, yang pincang dan nyata pincangnya

dan yang tua yang tidak ada sumsumnya lagi.” (HR. Ibnu

Majah)

Meskipun bersepakat bahwa apabila empat cacat tadi hanya

cacat ringan maka tidak berpengaruh dan dapat mencukupi (sah).

Dan mereka berselisih pada dua hal:

Pertama, tentang cacat yang lebih parah dari empat cacat

yang dalam nash seperti buta.

Kedua, tentang cacat yang menyamainya dalam hal

kekurangan dan membuat jelek (maksudnya, cacat-cacat yang ada

pada telinga, mata, ekor, gigi dan pada anggota lain yang bukan

cacat ringan).

Jumhur berpendapat bahwa cacat yang lebih parah dari

pada cacat-cacat yang ada nashnya maka ia lebih tidak mencukupi.

Sedangkan menurut Ahli Zahir berpendapat bahwa hal

tersebut mencukupi dan tidak lebih banyak dari cacat-cacat yang

ada nashnya.15

Hewan yang dikebiri sah yang dijadikan kurban.16

Hewan

kebiri (khasi) ialah hewan yang dipotong kedua pelirnya. Hewan

15

Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, (Jakarta : Pustaka Azzami, 2006), Jilid-1, h. 904-905.

16Moch. Zuhri, et.al, Fiqih Empat Mazhab, ( Semarang : Asy-syifa, 1993), h. 706.

Page 29: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

19

kebiri mencukupi sebagai kurban, karena kekurangannya

merupakan sebab bertambahnya daging dan enaknya.

Diriwayatkan dari Aisyah r.a. Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: “Diriwayatkan dari Abi Hurairah: Bahwa Rasulullah

SAW., apabila hendak berkurban membeli dua ekor

kambing kibasy yang besardan gemuk enak dipandang

mata lagi dikebiri maka menyembelih salah satu dari

keduanya, seraya berkata “ya Allah kurban ini untuk

seluruh umat-ku yang bersaksi kepada-Mu dengan

syahadat tauhid (laa ilaha illallah) dan

menyempurnakannya dengan syahadat balagh

(Muhammadar Rasulullah). Lalu beliau menyembelih

yang lainnya dengan meniatkan untuk dirinya serta

keluarganya.” (HR. Ibnu Majah).

c. Umur hewan kurban

Fuqoha telah sependapat bahwa kambing muda (al-jadza’)

itu tidak mencukupi sebagai hewan kurban melainkan yang

mencukupi adalah kambing yang sudah tanggal kedua gigi surinya

yang lebih tua lagi.18

Ketentuan batasan umur hewan kurban

berdasarkan hadist Nabi SAW:

17 Abu Abdillah Muhammad bin Yazid Al-qozwani, Sunan Ibnu Majah, (Beirut: Dar el-

Fikr, tt), Jilid 2, h. 1044. 18

Ibnu Rusdy, Bidayatul Mujtahid, (Beirut: Dar el-fikr, tt), Jilid I, h. 251.

Page 30: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

20

Artinya: “Diriwayatkan dari Jabir : berkata Rosulallah SAW.

janganlah kamu menyembelih untuk kurban melainkan

yang musinah (telah berganti gigi)kecuali jika sukar

didapati, maka bolehlah jadzah ( yang berumur satu tahun

lebih) dari biri-biri.” (HR. Muslim)

Yang dimaksud dengan musinah adalah unta yang berumur

lima tahun lebih, sapi atau kerbau yang telah berumur dua tahun

lebih, domba atau kambing yang telah berumur satu tahun lebih.

Menurut penelitian, batas umur demikian itu menunjukkan

hewan yang bersangkutan itu telah dewasa. Dilanjutkan umur unta

lima tahun, melebihi umur kambing atau lembu, karena nilai daging

unta dibawah dari nilai gizi daging lembu dan kambing.20

d. Bilangan hewan kurban

Para ulama sependapat bahwa seekor kambing atau domba

hanya mencukupi satu orang saja dan seekor unta atau sapi

mencukupi untuk tujuh orang.21

Ketentuan bilangan kurban berdasarkan hadits Nabi SAW :

19

Al- Imam Abi Husen Muslim Ibnu Hizaz Al- Qusairy An-Naisaburi, Shaheh Muslim,

(Beirut : Dar Ibn Hizam, 1995), h. 1236.

20A. Fuad Said, Qurban dan Aqiqah Menurut Ajaran Agama Islam, h. 11.

21Wahbah Az-Zuhaily, Al- Fiqhul IslamiWa Adillatuhu, h. 594.

Page 31: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

21

Artinya: “Diriwayatkan dari Jabir, berkata, pada tahun perjanjian

Hudaibiyah kami menyembelih hewan kurban bersama

Nabi SAW. Unta untuk tujuh orang dan sapi untuk tujuh

orang”. (HR. Ibnu Majah)

Dalam hadits diatas diperbolehkan kurban dengan cara

bergabung (kongsi), jika hewan itu berupa unta atau sapi. Dan sah

hukumnya bergabung dalam kurban.23

B. Waktu Pelaksanaan Kurban

Seperti halnya ibadah lain, Islam menentukan batasan waktu dalam

berkurban. Pembatasan waktu tersebut bertujuan agar umat Islam mau

menghargai waktu dan memiliki disiplin tinggi. Tidak boleh menyembelih

hewan kurban setelah matahari terbit pada hari raya kurban, penyembelihan

hendaknya dilakukan setelah shalat Idul Adha dan tiga hari sesudahnya (har-

harii Tasyrik).24

Berdasarkan firman Allah SWT :

Artinya :“Supaya mereka mempersaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan

supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah

ditentukan atas rezeki yang telah diberikan kepada mereka berupa

binatang ternak …”. (Q.S. 22/ Al-Hajj :28)

22

Abu Abdillah Muhammad bin Yazid Al-Qozwani, Sunah Ibnu Majah, (Beirut : Dar el-

Fikr,tt), Jilid 2, h. 1047.

23Moch. Zuhri, et.al, Fiqih Empat Mazhab, (Semarang : Asy-Syifa, 1993), h. 71.

24Adul Mutaal al-Jabari, Al-Adhiyyah: ahkamuha wa Falsafatuha al-Tarbiyah, diterjemah

oleh Ainul Haris, Cara Berkurban, (Jakarta : Gema Insani Perss, 1996), h. 59.

Page 32: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

22

Kelapangan waktu penyembelihan hewan kurban merupakan karunia

Allah bagi kita. Karena, dengan leluasa kita bisa membagika daging kurban

dan menjadikannya sebagai jamuan dalam berbagai pertemuan.

Waktu penyembelihan hewan kurban dimulai setelah melaksanakan

shalat Idul Adha,dan akhirnya adalah Asyar waktu Tasyrik, yakni sejak

tanggal 10 Dzulhijjah hingga terbenamnya matahari tanggal 13 Dzulhijjah.25

Berdasarkan hadits Nabi SAW :

Artinya :Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra. Ia berkata, bersabda Nabi

SAW. “Barang siapa menyembelih (kurban) sebelum shalat (Idul

Adha), maka sesungguhnya ia menyembelih untuk dirinya sendiri

dan barang siapa yang menyembelih setelah shalat Idul Adha maka

telah sempurnalah ibadah (kurban) dan cocok dengan sunnah (cara

yang telah digariskan) untuk umat Islam”.(HR. Bukhari)27

Adapun hal-hal yang disunnahkan pada waktu menyembelih hewan

kurban antara lain :

a. Membaca “ ” dan membaca shalawat atas Nabi SAW. pada

waktu akan memulai menyembelih.

b. Membaca takbir

25

H. Moh. Rifa‟I, Fiqh Islam Lengkap, (Kuala Lumpur: Pustaka Jiwa Sdn. Bhd, 1996),

cet. Ke-1, h. 441.

26Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah,

Sahih Bukhari, (Mesir : Al-Majlisul Al- a‟la Li Al- Syu‟uni Al-Islamiyyah, 1991), juz 9, Cet. Ke-

1, h. 76.

27E. Abdurrahman, Hukum Kurban, Aqiqah dan Sembelihan, (Bandung : Sinar Baru,

1990), h. 8.

Page 33: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

23

c. Orang yang berkurban sendiri disunnahkan menyembelihnya dan jika ia

mewakili kepada orang lain, maka disunnahkan ia hadir ketika

menyembelih.

d. Hewan yang disembelih disunnahkan dihadapkan kekiblat.28

Adapun penyembelihan dimalam hari, para ulama berselisih pendapat

tentang penyembelihan yang dilakukan pada malam-malam yang terletak pada

hari-hari Nahar.

Mazhab Syafi‟I membolehkan penyembelihan pada mala hari dan

siang hari setelah waktu berkurban itu masuk. Hanya saja dimakruhkan kurban

dimalam hari kecuali karna ada keperluan. Misalnya kesibukan disiang hari

yang menghalanginya untuk berkurban atau karna kepentingan, seperti

mudahnya kehadiran orang-orang fakir dimalam hari.29

Mazhab Maliki dalam pendapatnya mengatakan, tidak boleh

melakukan penyembelihan kurban dimalam hari Tasyrik.30

Hendaknya

penyembelihan kurban disiang hari, apabila menyembelih kurban dimalam

hari maka tidak sah kurbannya.

Menurut fuqoha, kata yaum yang terdapat dalam firman Allah:

“Supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan”

adalah meliputi malam dan siang hari bersama-sama, maka mereka mengataka

28

H. Moh. Rifa‟I, Fiqh Islam Lengkap, h. 443.

29 Moch. Zuhri, et.al. Ihya Ulumuddin, Fiqh Empat Mazhab, (Semarang: Asy-Syifa,

1994), Cet. Ke-1, h. 710. 30 Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, (Beirut: Dar al-Fikr, tt), Jilid 1, h. 320.

Page 34: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

24

bahwa pada siang dan malam hari dari hari-hari tersebut boleh menyembelih

hewan kurban.31

C. Tujuan Berkurban

Tujuan kurban yang dilakukan masyarakat sangat beragam. Ada yang

meyakininya sebagai bentuk suguhan kepada Tuhan, ada yang meyakini

bahwa kurban dimaksudkan guna menolak bala (mala petaka) yang konon

akibat tidak mau berkurban. Selain itu, ada yang meyakininya sebagai

tambahan kekuatan yang diperuntukkan bagi dewa maupun dirinya.

Singkatnya, kurban dilakukan untuk memelihara kemurahan serta

menghindari kemurkaan para dewa.32

Ibadah kurban bukan sekedar ritual perselisihan untuk meningkatkan

kualitas batin bukan juga kesempatan buat orang kaya yang menunjukkan

dengan harta yang dimilikinya, oleh karena itu ibadah kurban menurut al-

Qur‟an mempunyai tujuan untuk orang yang berkurban itu sendiri, yaitu:

a. Untuk mengingat Allah, dalam melaksanakan kurban diharuskan

menyebut nama Allah, karena itu berhubungan langsung dengan kesucian

hati orang mukmin.

b. Bagian dari syukur agama Allah, yakni hewan kurban yang dikucurkan

darahnya adalah sebagai bukti pemberian Allah sebagaimana pemberian

lainya. Tujuan yang ingin dicapai ialah ketulusan, sikap taqwa dan

ketaqwaan pada pemilik kehidupan yang sebenarnya.

31 Moch. Zuhri, et.al. Ihya Ulumuddin, Fiqh Empat Mazhab, h. 710.

32D. Rohanady (ed), Menuju Haji Mabrur, (Jakarta: Pustaka Zaman, 2000), h. 108.

Page 35: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

25

c. Untuk mengukuhkan komitmen bahwa beragama adalah bersikap tulus

didalam mentaati apapun resikonya.33

Adapun hikmah kurban antara lain:

a. Untuk mengenang nikmat-nikmat yang diberikan Allah kepada Nabi

Ibrahim A.S. Dengan digagalkannya perintah penyembelihan putera

beliau, Ismail A.S. dan ditebus dengan seekor kambing dari surga.

b. Untuk membagi-bagikan rizki yang diberikan oleh Allah SWT. pada umat

manusia pada saat hari raya „Id al-Adha, yang memang menjadi hari

bahagia bagi umat Islam, agar yang miskin juga merasakan kegembiraan

seperti yang lain.

c. Agar menyamai terhadap apa yang dilakukan umat Islam yang sedang

melaksanakan ibadah haji pada hari itu dengan menyembelih hewan

kurban dan membagikan dagingnya pada fakir miskin.34

D. Sejarah Kurban

Syariat berkurban yang merupakan salah satu dari syiar agama Allah

(Agama Islam) mempunyai sejarah yang panjang sejak nabi Adam AS, sebab

itu syariat berkurban digolongkan sebagai salah satu ibadah klasik sejarah

yang tidak perlu diragukan lagi kebenarannya didalam kitab suci Al-Qur‟an.35

33

Abu Bakar Al-Jabir,Ensiklopedi Islam Minhajul Muslim, (Jakarta: Darul Falah, 2000),

cet. Ke-1, h. 466-467.

34Husain Nashir, Fiqih Dzabihah (Kurban, Aqiqah, Khitan), (Pustaka Sidogiri, 1426 H),

h. 34-35.

35T.A. Latief Rosyidiy, Qurban dan Aqiqah Menurut Sunnah Rasulallah SAW, h. 1.

Page 36: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

26

Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah SWT. tentang kurban

pada zaman Nabi Ibrahim A.S:

Artinya :“Ya Tuhanku, Anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang

termasuk orang-orang saleh, maka kami beri kabar gembira

dengan anak yang sangat sabar. Maka tatkala anak itu sampai

(kepada umur sanggup) berusaha bersama Ibrahim. Ibrahim

berkata: “Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi

bahwa aku menyembelihmu. Maka perkirakanlah apa

pendapatmu”. Ia menjawab : “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang

diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu mendapatiku termasuk

orang-orang yang sabar”. (Q.S. 37/ Ash-Shaaffat: 100-102

Nabi Ibrahim adalah seorang Rasul yang tergolong Ulul Azmi yang

diberi gelar Khaliullah (kawan karib Allah SWT) yang terkenal sangat

cintanya kepada Allah dan Allah juga mencintainya. Tetapi setelah ia

mendapatkan seorang anak, maka cinta Ibrahim kepada anaknya juga luar

biasa. Sebab itu dia dicoba dengan perintah Allah melalui mimpi, agar Ibrahim

bersedia mengurbankan anaknya yang paling dicintainya itu untuk

membuktikan bahwa cintanya kepada Allah melebihi cintanya kepada

anaknya dan manusia seluruhnnya.36

Risalah kurban dalam islam sebagai ajaran yang penuh makna. Nabi

Ibrahim yang hendak mengurbankan anaknya, kemudian oleh Allah SWT.

36

T.A. Latief Rosyidiy, Qurban dan Aqiqah Menurut Sunnah Rasulallah SAW, h. 7.

Page 37: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

27

diganti dengan hewan berkaki empat, pada hakikatnya merupakan sindiran

pada waktu itu, agar pelaksanaan kurban tidak membawa derita bagi

manusia.37

jelaslah bahwa umat Islam berdiri paling depan dalam hal melarang

dan mencegah pengurbanan manusia.38

E. Hukum Berkurban

Para fuqaha berbeda pendapat tentang hukum kurban, apakah wajib

atau sunnah. Abu Hanifah dan para sahabatnya menyatkan bahwa “berkurban

hukumnya adalah wajib satu kali setiap tahun bagi seluruh orang yang

menetap di negerinya” Argumentasi yang dikemukakan mazhab Hanafi

mewajibkan kurban adalah berdasarkan sabda Rasulullah SAW :

Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw, bersabda

“Siapa yang dalam kondisi mampu lalu tidak berkurban, maka

janganlah mendekati tempat salat kami”(H.R Ibnu Majah)

Syarih rahimahullah berkata: Perkataan “maka jangan sekali-kali dia

mendekati tempat shalat kami” ini adalah sejumlah hadits yang dijadikan dalil

oleh orang yang berpendapat tentang wajibnya kurban. Hadis diatas

menjelaskan bahwa dianjurkannya berkurban. Bahkan berkurban termasuk

37

Ahmad Ma‟ruf Asrori, et.al, Berkhitan Akikah kurban Yang Benar Menurut Ajaran

Islam, (Surabaya: Al-Miftah, 1998), Cet. Ke-2, h. 7.

38A. Fuad Said, Qurban dan Aqiqah Menurut Ajaran Agama Islam, h. 78.

39 Abu Abdillah Muhammad bin Yazid Al-Qazwani, Sunan Ibnu Mājah,(Beirut: Dār al-

Fikr, jilid 2, t.t.), h. 1004

Page 38: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

28

amal-amal pada hari nahr yang paling dicintai Allah dan dimakruhkannya

orang yang mampu tetapi tidak berkurban.40

Menurut fuqaha ancaman yang seperti ini tidak akan diucapakan Nabi

Muhammad SAW. terhadap orang yang meninggalkan suatu perbuatan yang

tidak wajib. Di samping itu, berkurban adalah salah satu bentuk ibadah yang

ditentukan waktunya secara khusus, yaitu yang disebut dengan “hari

berkurban”. Penisbatannya pada hari tertentu seperti itu mengindikasikan

kewajiban hukum melaksankannya. Sebab, penisbatan tersebaut berarti

pengkhususan adanya penyembelihan hewan pada hari itu. Padahal hanya

status wajib sajalah yang bisa memaksa masyarakat secara umum untuk

mewujudkan kurban pada hari itu.41

Namun berbeda dengan pendapat jumhur ulama menetapkan bahwa

hukum berkurban adalah sunnah bagi setiap yang mampu hal itu berdasarkan

hadis yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah r.a. bahwa Rasulullah SAW.

pernah bersabda.42 Hadits dari Ummu Salamah:

Artinya: “Barangsiapa di antara kalian mendapati awal bulan Dzulhijjah,

lalu dia ingin berkurban, maka janganlah dia mendekati (sengaja

menyisihkan) rambut dan kukunya.”(H.R. Muslim)

40 Penerjemah: A. Qadir Hassan, dkk, Terjemah Nailul Authar, (Surabaya: PT. Bina Ilmu,

2007), Jilid 4, Cet. 4, h. 1601. 41

Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu 4, penerjemah, Abdul Hayyie al-

Kattani dkk. h.256-257 42

Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu 4, penerjemah, Abdul Hayyie al-

Kattani dkk, h.257 43

Al-Imam Abi Husein Muslim Ibnu Hijaz Al-Qusairy An-Naisaburi, Shahih Muslim,

(Beirut: Dār Ibn Hizam, 1995), h.1244

Page 39: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

29

Dengan memperhatikan dasar-dasar hadis tentang kurban, maka dapat

disimpulkan bahwa hukum kurban adalah sunnah kifayah apabila satu

keluarga sudah ada yang berkurban.44 Begitu pula dalam Fatul Qarib Al-Mujib

bahwa hukum kurban sunnah kifayah apabila keluarga atau rumah sudah

melakukan udhdhiyah, maka cukuplah untuk segenap yang lainnya.45

F. Pemanfaatan Daging Kurban

Perintah memakan, menyedakahkan, dan menyimpan daging kurban

disini menurut jumhur ulama adalah sunah bukan wajib, sehingga

disunnahkan bagi orang yang berkurban untuk makan daging hewan

kurbannya dan memberikan sebagiannya kepada fakir miskin. Namun

seandainya ia menyedekahkan semua kepada fakir miskin, maka hal itu

diperbolehkan.46 Sesuai hadis dari Ali r.a:

Artinya: Ali bin abi thalibRadliyallahu 'anhu berkata: “Bahwasanya Nabi

SAW. memerintahkannya untuk mengurus (daging) unta beliau

membagi-bagikan seluruh daging, kulit dan pakainya, terhadap

orang miskin serta tidak memberikan sedikitpun pada para tukang

jagalnya, (H.R.Mutafaqun „alaih)

44

Abdul Fatah Idris dan Abu Ahmadi, Fikih Islam Lengkap, cet. 3, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta 2004), h. 354 45

Muhammad Bin Qasim al-Gazziy, Fathul Qarib Al-Mujib, penerjemah A. Hufaf Ibriy,

Studi Islam Versi Pesantren, cet.I, Jilid 2, (Surabaya: Tiga Dua, 1994), h. 362 46

Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim, Shahih Fikih Sunnah Wa Adillatuhu wa

Taudhih Madzāhib Al „immah, Penerjemah Besus Hidayat Amin, Shahih Fikih Sunnah cet. II,

(Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), h.633 47

Abu Bakar Ahmad Ibn al-Husain ibn Ali al-Baihaqi, al-Sunan al-Kubra al-Baihaqi,

(Misriyah: Dār al-Ma‟arif,4411 ), Juz 5, h. 241

Page 40: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

30

Idul Adha merupakan salah satu hari raya umat Islam, yaitu orang

muslim mengadakan pelaksanaan menyembelih hewan kurban dan

membagikan daging hewan kurban. Hewan yang digunakan untuk kurban

haruslah sempurna, sehingga satu hewan kurban dapat dimanfaatkan. Fungsi

kurban dimanfaatkan (dimakan) maka daging dan kulitnya tidak boleh dijual

dan tidak boleh diambil untuk upah.

Abu Hanifah berpendapat, bahwa daging dan kulitnya tidak boleh

dijual dan hasilnya disedekahkan. Begitupun pembagian yang dilakukan

haruslah merujuk pada Al-Qur‟an dan Hadits.

Pembagian hewan kurban terbagi pada dua bentuk, yakni daging

kurban Sunnah dan daging kurban wajib.48

Bagaiman pula dengan daging

kurban tersebut. Apakah orang yang melakuka kurban boleh memakan daging

kurbannya?

1. Jika seseorang itu melakukan kurban sunnah, ia sunnah memakan

kurbannya itu. Akan tetapi lebih afdhol sekirannya ia mensedekahkan

semua daging kurbannya. Ia boleh mengambil sedikit dari pada daging

kurban tersebut sekedar untuk mengambil berkahnya, yaitu mengambil hati

hewan tersebut manakala selebihnya disedekahkan.

2. Disamping itu, sedekah tersebut boleh dibagikan sebanyak 2/3 dari pada

daging kurban itu. Sementara 1/3 lagi dimakan oleh orang yang melakukan

kurban.

48

H. Moh. Rifa‟I, Fiqh Islam Lengkap, h. 441.

Page 41: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

31

3. 1/3 diambil sebagai makanan, 1/3 disedekahkan kepada orang banyak dan

1/3 lagi dihadiahkan kepada fakir miskin.

Orang miskin yang menerima daging kurban boleh menjual atau

menghadiahkannya ataupu mensedekahkannya kepada orang lain. Tetapi, ia

tidak boleh memberikannya kepada orang kafir sama sekali.

Daging kurban hendaklah disedekahkan termasuk kulitnya. Kulit itu

tidak boleh dirusakkan, dibuang atau dijual. Jika dilakukan juga, kurban itu

menjadi batal. Daging, kepala, kulit, tidak boleh dijadikan upah untuk tukang

sembelih. Disamping itu, haram memindahkan daging kurban dari sebuah

negeri kenegeri yang lain. Apabila di desa tersebut masih membutuhkan

daging hewan kurban, maka dilarang memindahkan kedesa lain dan apabila

tidak membutuhkan lagi maka boleh memindahkan kedesa lain. Inilah diantara

perkara-perkara yang perlu diperhatika berkaitan dengan daging kurban

sunnah.

Bagi orang yang melakukan daging kurban wajib, seluruh bagian

daging kuraban harus disedekahkan, baik daging, kepala, kulit dan bagian

yang lainnya. Ia tidak boleh mengambil sedikitpun dari daging kurbannya itu

termasuk anak, isteri atau ahli keluarga lain yang diberi nafkah.

Page 42: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

32

Jika hewan kurban itu bunting sekalipun, anak yang ada didalam perut

itu juga wajib disembelih dan disedekahkan, kecuali susu dari hewan kurban

dan itu boleh diminum.49

Ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan terkait dengan

pemanfaatan daging kurban, antara lain:

1. Tidak boleh menjual sesuatu dari hewan kurban sedikitpun, baik itu kulit,

bulu, rambut, daging, tulang ataupun lainnnya. Disebutkan dalam hadits

Abu Sa‟id, bahwasanya Nabi Saw bersabda:

Artinya: “Dan dari Abi Sa’id: Sesungguhnya Qatadah bin Nu’man

memberi tahu kepada nya, bahwa Nabi Saw. berdiri lalu

bersabda: “Aku pernah menyuruhmu kirannya kamu tidak akan

makan daging kurban sesudah tiga hari untuk memberi

kelonggaran kepada kamu, tetapi aku halalkan dia kepada

kamu, karna itu makanlah dari padanya sesuka kamu, dan

jangan kamu jual daging hadiyah51

dan daging kurban,

makanlah, sedekahkanlah, dan pergunakanlah kulitnya tetapi

jangan kamu jual dia,sekalipun sebagian dari dagingnya itu

kamu berikan. Makanlah sesukamu.(HR. Ahmad)

Al Qurtubi berkata: Hadits ini menunjukkan bahwa kulit binatang qurban

atau hadiyah dan punuknya tidak boleh dijual. Para ulama telah sepakat,

bahwa daging kurban itu tidak boleh dijual, maka begitu juga dengan kulit

49

Abu Dhiya, Fiqh Ibadah, (Johor Baru: Perniagaan Jahabersa, 1996), Cet.1, h. 160-164.

50 Penerjemah: A. Qadir Hassan, dkk, Terjemah Nailul Authar, h. 1627.

51 Binatang yang disembelih sebagai denda karna pelanggaran haji dan umrah.

Page 43: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

33

dan punuknya. Perkataan “manfaatkanlah kulitnya dan jangan kamu jual

dia” itu, menunjukkan diperkenankannya memanfaatkan kulit hewan

kurban tetapi jangan dijual.

Menurut Imam Syafi‟I dan Ahmad, harta-harta yang telah dikhususkan

untuk beribadah, maka tidak boleh bagi pemiliknya untuk menjualnya

seperti zakat dan kafarat. Sehingga hal ini juga menunjukkan tidak

diperbolehkannya memberi upah tukang jagal dengan daging kurban.

Sedangkan Abu Hanifah berpendapat bahwa orang yang berkurban boleh

menjual apapun yang ia kehendaki dari hewan kurbannya dan

menyedekahkan uang hasil penjualannya ini. hanya saja menurut pendapat

yang lebih kuat hal itu tidak diperbolehkan.

2. Tidak boleh memberi upah tukang jagal (penyembelih) dengan binatang

kurban, karena hal itu seakan-akan menjadikan hewan kurban sebagai

imbalan. Upah jagal (penyembelih) harus diambil dari harta pribadinya.

Namun ia juaga harus memberi sedekah daging kurban kepadanya, bukan

sebagai upah.52

52

Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim, Shahih Fikih Sunnah, h. 633-634.

Page 44: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

34

BAB III

GAMBARAN UMUM KECAMATAN KUNDUR BARAT KABUPATEN

KARIMUN

A. Sejarah Singkat Pulau Kundur dan Pulau Karimun

1. Sejarah Pulau Kundur

Datuk Laksmana adalah seorang kepala kerajaan yang berdiri

dipesisir pantai Mata Air.1 Rutinitas Datuk Laksmana setiap tahunnya ialah

pergi ke tanah Jawa, Kendaraan yang digunakan adalah Bahtera (kapal yang

terbuat dari kayu). Sedangkan kendaraan untuk melewati jalur darat adalah

Gajah. Bahtera itu dilengkapi dengan pengawal atau panglima-panglimanya

dan anak buah kapal. Adapun tujuan ia pergi ketanah Jawa ialah untuk

menghubungi kerajaan-kerajaan yang ada di tanah Jawa untuk

membicarakan masalah Negara dan masalah ekonomi.

Pada suatu hari ketika datuk laksmana ingin berangkat ketanah Jawa,

isterinya meminta dibawakan oleh-oleh (buah tangan) dan pada saat itu istri

Datuk Laksmana sedang mengandung. Sang istri berpesan kepada Datuk

Laksmana untuk membelikan telur ikan “telumbuk”. Pada waktu itu telur

ikan telumbuk banyak di jual di tanah Jawa dan sangat sukar didapati

didaerah kediaman Datuk Laksmana.

Setelah beberapa bulan disana dan selesai semua urusannya, maka

pulanglah Datuk Laksmana dengan membawa pesanan isterinya yaitu telur

ikan telumbuk. Setelah sampai ditempat tujuan naiklah Datuk Laksmana

1 Datuk adalah gelar kehormatan bagi orang yang dituakan (berpangkat tinggi, tinggi

martabatnya)

Page 45: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

35

kedarat, sedangkan awak kapal masih berada didalam bahtera. Setibanaya

Datuk Laksmana di istananaya, sang isteri sedang memasak sagu (makanan

pengganti nasi), datanglah Datuk Laksmana membawa telur ikan telumbuk.

Kemudian telur ikan tadi dibakar oleh sang isteri untuk di santap dengan

sagu. Setelah selesai memasak sang isteri menghidangkan sagu dan telur

ikan telumbuk beserta lalapannya buah timun dan buah kundur. Maka

makanlah Datuk Laksmana bersama isterinya, ketika itu Datuk Laksmana

meminta isterinya untuk menyisihkan sedikit telur ikan telumbuk untuk anak

buah kapal karna anak buah kapal belum makan. ketika itu terjadilah

pertengkaran anatara Datuk Laksmana dengan isterinya, karena sang isteri

tidak mau memberikan telur ikan tersebut kepada anak buah kapal. Isterinya

berkata: telur ikan telumbuk ini milik saya, karna saya yang memintanya.

Mendengar isterinya bersikeras tidak mau memberi telur ikan tersebut, maka

murkalah Datuk Laksmana, karena amarahnya tadi Datuk Lakmana

mengambil lalapan buah timun kemudian di lemparnya sebelah utara, maka

sekarang tempat itu di namakan pulau Timun dan mengambil lagi buah

kundur dilemparnya sebelah selatan dan sejak saat itu pulau tersebut

dinamakan pulau Kundur.

Kemudian Datuk Laksmana mengambil Keris dari pinggulnya (setiap

raja memiliki keris dan keris tersebut di letakkan di pinggul) dan ia

membunuh isterinya dengan menggunakan keris tersebut.2

2Wawancara dengan H. Rasyid, pada 1 Agustus 2014.

Page 46: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

36

2. Sejarah Pulau Karimun

a. Masa Pemerintah Yang Dipertuan Muda Raja Jakfar (0805-1844)

Sultan Mahmud Syah adalah Dipertuan besar (sultan) suatu

kerajaan besar meliputi Riau, Johor dan Pahang. Pada wak tahun 1800 M

beliau memindahkan pusat pemerintahan dari Hulu Riau ke Daik Lingga.

Pusat pemerintah Yang Dipertuan Muda tetap di pulau Penyengat.

Pada masa pemerintah Belanda yang dipimpin oleh Raja Haji Fisabillah

yang wafat di teluk Ketapang pada tahun 1784. Dari perkawinannya

dengan Encik Markoh binti Encik Jakfar Daeng Maturang, lahirlah

anaknya bernama Tengku Husin.

Tengku Husin inilah yang diangkat oleh Rafles menjadi Sultan

Singapura, dari perkawinannya dengan Encik Mariam binti Datuk Bandar

Hasan lahirlah Tengku Abdul Rahman yang kemudian diangkat menjadi

Sultan Riau Lingga.

Wakil Gubenur Hindia Belanda Tn. Angel Beek berjumpa dengan

yang Dipertuan Muda Raja Jakfar nenyampaikan berita bahwa Gubenur

Inggris dan Gubenur Belanda telah sepakat menentukan pembatasan

daerah antara Sultan Husin dan Sultan Abdul Rahman. Pulau Karimun

dan sekitarnya, Pulau Buru, Kundur dan Sugi (moro) masuk kedaerah

kekuasaan sultan Abdul Rahman Riau Lingga.

Sultan Singapura Tengku Husin Temenggung dan anak buahnya

tidak mematuhi hasil-hasil dari karimun, diambilnya dan memerintah

rakyat di pulau itu.Sultan Abdul Rahman yang Dipertuan Muda Raja

Page 47: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

37

Jakfar walaupun sudah diberitahukan belum mengambil tindakan apa-

apa, karena mereka fikir Tengku Husin itu masih saudaranya. Namun

demikian, surat-surat teguran dan nasehat-nasehat telah diberikan, tetapi

tidak diacuhkan oleh Tengku Husin malahan Tengku Husin menyuruh

wakilnya Said Akil membuat rumah dan membuka tambang timah di

pulau Karimun.

Menanggapi hal ini yang Dipertuan Muda mengadakan

musyawarah dengan residen dan Engku Said Muhammad Zen Al Kudzi

untuk mendirikan bendera di pulau Karimun. Rombongan Engku Said

tersebut terdiri dari :

1. Raja Abdul Rahman binti Raja Jakfar

2. Datuk Penggawa

3. Datuk Sahbandar

4. Raja Ismail

5. Encik Ibrahim

6. Encik Samsudin

7. Encik Ahmad

8. Wak Puasa

Sesampainya di Karimun Engku Said pun mencacakkkan bendera

hitam bertengkok putih serta mengirim surat ke Singapura melalui wakil

Sultan Singapura yaitu Said Akil.

Page 48: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

38

Setelah selesai Engku Said dan rombongan kembali ke Riau

tinggallah Wak Puasa beserta anak buahnya menunggu pulau Karimun.

Sepeninggalan Engku Said, Wak Puasa diserang oleh Said Akil,

benderanya ditebang. Wak Puasa pun kembali ke Riau melaporkan hal itu

kepada yang Dipertuan Muda.

Setelah mendengar laporan Wak Puasa, Yang Dipertuan Muda

bermusyawarah dengan pembesar Istana dan Residen Riau. Hasil

musyawarah adalah sepakat untuk mengambil Karimun dengan jalan

peperangan (perang saudara), setelah siap semuanya, berangkatlah

rombongan yang dipimpin oleh Yang Dipertuan Raja Jakfar untuk

menyerang Karimun. Yang ikut dalam peperangan itu adalah :

1. Dari pihak yang Dipertuan MudaJakfar (suku bugis)

a. Raja Abdul Rahman bin Raja Jakfar

b. Raja Kasim

c. Raja Husin bin Raja Jakfar

d. Raja Muhammad Yusuf

2. Dari pihak Engku Said Muhammad Zen Al Kudzi

a. Said Mustafa

b. Said Husin Engku Erang

c. Said Engku Nong

3. Dari pihak suku Melayu

a. Tengku Muhammad

Page 49: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

39

b. Datuk Syahbandar

Masing-masing rombongan bersama anak buahnya.Selesai perang

tersebut yang Dipertuan Muda pulang ke Riau melalui jalan Ungar dan

Buru.Yang tinggal di Karimun hanyalah Raja Abdul Rahman pulang ke

Riau, tinggallah Raja Kasim menjaga pulau Karimun tersebut.

Setelah yang Dipertuan Muda Raja Jakfar mangkat dan digantikan

oleh anaknya Raja Abdul Rahman sebagai yang Dipertuan Muda (1844-

1845) keadaan pulau Karimun belum aman karena masih ada gangguan

dari Singapura.

b. Masa Pemerintah Yang Dipertuan Muda Raja Ali (1846-1268 H)

Pada masa pemerintahan yang Dipertuan Muda Raja Ali

(pengganti yang Dipertuan Muda Raja Abdul Rahman) keadaan pulau

Karimun hamper tidak terpenuhi, apalagi hasil-hasilnya. Rakyat hanya

tinggal beberapa kapal keluarga saja, yang lain terpecah belah membawa

nasibnya masing-masing. Karena di Karimun waktu itu terus menerus

mendapatkan gangguan dari anak buah Sultan Singapura, perampokan

dan penganiyayaan oleh anak buah Raja-raja singapura.

Keadaan Karimun dilaporkan kepada yang Dipertuan Muda, oleh

yang Dipertuan Muda diadakan musyawarah dengan residen dan Enku

Haji Muda Raja Abdullah serta pembesar istana lainnya. Hasil

musyawarah mereka sepakat menyerahkan pulau Karimun kepada Raja

Page 50: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

40

Abdullah bin Raja Haji Ahmad (Engku Haji Tua) serta diangkat menjadi

Amir Karimun yang pertama dan di pulau Buru diankat Raja Abdul Gani

bin Raja Idris bin Raja Haji Fisabilillah sebagai Amirnya.

Raja Abdullah berangkat ke Karimun, sesampainya di Karimun

dikumpulnyalah orang-orang yang sudah bercerai berai itu. Siapa-siapa

yang berhutang dilunasinya hutang-hutang itu. Diperintahkannyalah

pulau Karimun dengan baik dan patut. Lama kelamaan ramailah kembali

pulau Karimun itu. Orang-orang cinapun berdatangan untuk berniaga ke

Karimun, mengambil kayu putih untuk dijadikan depan dan sebagainya.

Kemudian datang pula seorang Belanda anak Residen yang bernama Van

Den Bosh minta izin untuk dijadikan papan dan sebagainya. Kemudian

dating pula seorang Belanda anak Residen yang bernama Van Den Bosh

minta izin untuk menambang timah di Karimun. Setelah bermusyawarah

yang Dipertuan Muda Raja Ali dan pembesar kerajaan, putus mufakat

dibuatlah perjanjian dengan Van Den Bosh.

Maka Van Den Bosh membuka tambang timah di Karimun

ditempat yang bernama MUNAS, lama kelamaan Munaspun ramai pula.

Pada masa Sultan Abdul Rahman , Muazan Syah (Sultan Riau Lingga

terakhir) Raja Abdullah meletakkan jabatannya sebagai Amir Karimun.

Beliau pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah Haji dan meninggal di

Mekkah di tempat yang bernama Ta’if, oleh karena itu Beliau digelar

“Marhum Mekkah”.

Page 51: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

41

Penggantinya adalah Raja Ishak (Amir Karimun) sebagai

wakilnya oleh sultan diangkat menjadi Raja, masa Raja Ishak Abdullah

menjadi Amir dibangun Masjid di Meral sekarang ini. beliau meninggal

dan dimakamkan disamping Masjid Meral dengan gelar “Marhum

Masjid”.3

2. Letak Geografis

Kecamatan Kundur Barat di Kabuaten Karimun propinsi

Kepulauan Riau, Secara atronomis terletak diantara 0o

35’ LU – 1o

10’ LU

dan 103o 30’ BT – 104

o BT. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka dan Singapura.

2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Kateman Kabupaten Inhil

dan Kabupaten Lingga.

3. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Rangsang Kabupaten

Bengkalis dan Kecamatan Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan.

4. Sebelah timur berbatasan dengan Kota Madya Batam dan Ibu kota

Propinsi Kepulauan Riau Tg. Pinang.

Kabuaten Karimun merupakan daerah kepulauan yang

mempunyai luas wilayah 7.984 kilometer persegi yang terdiri dari wilayah

daratan seluas 2.784,2 kilometer persegi (34,87%) dan wilayah perairan

seluas 5.199,8 kilometer persegi (65,13%). Kabupaten Karimun memiliki

245 pulau, dimana 3 (tiga) diantaranya merupakan pulau-pulau yang besar,

3Raja Faizal, Objek Wisata Yang Tercecer BALI (Batu Limau), t.t., t.p., h. 3-7.

Page 52: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

42

yakni: Pulau Karimun, Pulau Kundur dan Pulau Sugi (moro). Diantara

pulau-pulau tersebut kurang lebih 200 pulau telah bernama dan

berpenghuni sedangkan sisanya belum bernama dan berpenghuni. Secara

umum topologi dan hidrologi Kabupaten Karimun merupakan wilayah yang

relative datar dan landau, dengan ketinggian 2-500 M diatas permukaan

laut. Sebagian wilayah Kabupaten Karimun merupakan pengunungan/

perbukitan dengan kemiringan 40 dan ketinggian 20-500 M diatas

permukaan laut, yang terdapat diutara Pulau Karimun. Disamping itu, pada

beberapa pulau diwilayah Kabupaten Karimun terdapat rawa-rawa.

Kemudian dilihat dari keberadaan potensi wilayahnya maka wilayah laut

(perairan) Kabupaten Krimun merupakan perairan yang subur karena

sebagian wilayahnya berada pada Selat Malaka. Sebagaimana daerah tropis

lainnya, Kabupaten Krimun hanya mengenal dua musim yaitu musim

kemarau dan musim hujan.

Temperature udara rata-rata mencapai 27,2o, serta kelembapan

udara 85%. Musim kemarau pada umumnya terjadi sepanjang bulan

Febuari samapai dengan bulan Juni. Sedangkan pada bulan Januari

mengalami curah hujan rata-rata pertahun mencapai 238,6 MM.

Di Kabupaten Karimun sarana transportasi dan komunikasi sangat

memadai. Sehingga kita dapat mudah mengunjungi Kecamatan Kundur

Barat Kabupaten Karimun Kepulauan Riau (KEPRI) dengan melalui jalur

laut dan udara.

Page 53: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

43

3. Kondisi Masyarakat dan Budayanya

Di sebuah dusun yang terletak di Desa Kundur Kecamatan

Kundur Barat keadaan masyarakatnya masih primitif. Mereka masih

mempercayai hal-hal mistik dan masih mempertahankan sistem adat mereka.

Ketika ada acara besar seperti acara pernikahan dan acara lain-lainnya,

mereka masih menggunakan ritual adat yang berlaku disana sebagai syarat

saat dilakukannya prosesi acara besar tersebut.

Mereka tidak boleh meninggalkan adat yang selama ini telah

tertanam sejak zaman nenek moyangnya. Karena apabila mereka tidak

menggunakan adat tersebut dan menghilangkannya, maka mereka dianggap

tidak menghormati dan menghargai nenek moyangnya terdahulu yang telah

mempertahankan adat atau tradisi itu dengan mempersatukan mereka dalam

ikatan persaudaraan satu dengan yang lainnya.

Masyarakat disana sangat mempercayai hal-hal mistik, mereka

banyak mempercayai paranormal sehingga apabila mereka terkena penyakit

mereka membawanya ke paranormal untuk menyembuhkannya dan jarang

sekali mereka membawanya kerumah sakit untuk menyembuhkan

penyakitnya.

Disamping karena faktor ekonomi yang menyebabkan mereka

tidak berobat kedokter, akan tetapi ada hal lain yang lebih besar yaitu akibat

kepercayaan marafu yang dulu pernah ada di desa tersebut masih menyatu

Page 54: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

44

dan mempengaruhi sehingga mereka sangat mempercayai paranormal dapat

menyembuhkan berbagai penyakit.

Mereka kurang mempercayai ilmu-ilmu kedokteran. Karena

masyarakat disana apabila terkena penyakit mereka langsung berfikir bahwa

mereka telah terkena ilmu hitam yang dikirim oleh orang yang tidak

menyukainya.

Walaupun masyarakat disana masih mempercayai hal-hal mistik

dan paranormal akan tetapi mereka menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan.

Sehingga kepercayaan marfu (animisme) yang dulu pernah ada dapat digeser

sedikit demi sedikit dengan ajaran agama yang begitu kental yang terdapat

disana.

Masyarakat disana sangat menjunjung tinggi rasa persaudaraan

dan kekompakan yang mereka jalin antara satu dengan yang lainnya. Hal ini

dapat terlihat jelas ketika mereka mengadakan upacara besar. Semua

masyarakat disana bersatu saling membantu baik dari segi materil ataupun

moril samapai acara besar tersebut selesai. Kebudayaan yang terdapat di

desa kundur Kecamatan Kundur Barat sangat menjunjung tinggi nilai

keagamaannya khususnya agama islam. Karena di Kecamatan Kundur Barat

mayoritas beragama islam, akan tetapi ada sebagian yang beragama Budha,

Hindu maupun Kristen.

Page 55: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

45

4. Kondisi Ekonomi

Dalam kehidupan masyarakat di Karimun khususnya di Desa

Kundur Kecamatan Kundur Barat, masyarakatnya mayoritas bermata

pencaharian sebagai petani, guru, dan ada sebagian yang bekerja di PT.

Timah (tambang timah). Mereka mengandalkan dan memanfaatkan tanah/

lahan untuk bercocok tanam dan untuk memenuhi kehidupannya sehari-

hari. Masyarakat disana memanfaatkan tanah/ lahannya untuk menanam

seperti: karet, kelapa, rambutan, durian, manggis, jengkol, petai, cempedak,

kacang-kacangan, sayur-sayuran, cabe, dan sebagainya.

Hal yang paling menonjol dalam bercocok tanam yaitu karet dan

kelapa, karena tanaman ini sangat menguntungkan hasilnya apabila sudah

dijual. Karena nilai jualnya lumayan tinggi. Lahan mereka cukup luas,

sehingga masyarakat disana banayak sekali lahan-lahan mereka ditanami

dengan pohon kelapa terutama pohon karet. Karna pohon karet mempunyai

aset yang panjang, karet bisa dipanen 5-8 hari.

Masyarakat disana memanfaatkan hewan peliharaannya seperti,

sapi, kambing dan ayam untuk menunjang perekonomian mereka.

Kondisi perekonomian di Desa Kundur Kecamatan Kundur Barat

sedikit lemah karena disana masih banyak orang yang tidak bersekolah

Page 56: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

46

sampai kejenjang yang lebih tinggi karena kekurangan dari segi

ekonominya.4

4Wawancara Pribadi dengan M. Khaidir, pada 22 Juli 2014.

Page 57: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

46

BAB IV

GAMBARAN PRAKTEK KURBAN

DAN ANALISIS TERHADAP PRAKTEKNYA

A. Gambaran Umum Praktek Kurban di Desa Kundur KEPRI

Kurban artinya dekat. Dalam istilah syara artinya mendekatkan diri

kepada Allah dengan jalan menyembelih binatang dengan niat tertentu untuk

memberikan kenikmatan atas harta bendanya kepada orang yang berhak

menerima kurban tersebut dengan tujuan mencari keridhaan Allah semata dan

dalam waktu yang tertentu pula.1

Seorang yang melakukan ibadah kurban adalah membuktikan

bahwa ia pandai bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT. dan

menurut firman Allah SWT. orang yang pandai bersyukur itu akan

ditambahkan nikmat yang berlipat ganda. Firman Allah SWT:

Artinya: “…Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti aku aka menambah

(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka

sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)

Syukur itu termasuk sejumlah kedudukan orang-orang yang berjalan

kepada Allah SWT. dan syukur itu tersusun dari ilmu, keadaan dan amal

perbuatan. Ilmu adalah mengetahui kenikmatan dari yang memberi

kenikmatan, keadaan adalah kesenangan yang timbul karena nikmat yang

1Ibnu Mas‟ud dan Zainal Abiding, Fiqih Mazhab Syafi‟I, (Bandung: Pustaka Setia, 2005),

h. 682.

Page 58: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

47

diberikannya. Dan amal perbuatan adalah melaksanakan apa yang dimaksud

oleh yang memberi kenikmatan dan yang dicintainya.2

Di KEPRI (Kepulauan Riau) tepatnya di Desa Kundur kecamatan

Kundur Barat Kabupaten Karimun, memiliki perbedaan dalam praktek kurban

pada umumnya. Di Indonesia pada umumnya, seluruh bagian dari hewan

kurban dibagikan kepada orang yang berhak menerimannya, baik itu kepala,

tulang maupun kulitnya. Namun di Desa Kundur kecamatan Kundur Barat

Kabupaten Karimun tidak semua bagian dari hewan kurban tersebut

dibagikan. Praktek kurban di daerah ini, sedikit berbeda dengan praktek

kurban pada umumnya. Di desa Kundur hanya membagikan dagingnya saja,

sedangkan bagian selain daging kurban dengan tidak merusak seluruh

kerangka hewan seperti, kepala, kulit, maupun tulangnya itu dikubur dan

proses penguburan kerangka hewan tersebut layaknya seperti manusia.

Adapun tata caranya sebagai berikut:

1. Orang yang hendak meyembelih harus bersih dari hadas kecil maupun

besar.

2. Berwudhu.

3. Untuk menyembelih hewan kurban dibuatlah lubang khusus untuk

mengalirkan darah hewan kurban, tujuannya adalah agar darah hewan

kurban tidak berceceran dimana-mana.

4. Sebelum melakukan penyembelihan orang yang hendak menyembelih

harus melakukan ijab qabul dengan orang yang ingin berkurban.

2MochZuhri,et.al, Ihyaulumuddin, (Semarang: Asy-syifa, 1994), Cet. Ke-1, h. 395.

Page 59: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

48

5. Orang yang menyembelih dan hewan yang hendak disembelih harus

menghadap kiblat.

6. Orang yang hendak menyembelih hewan kurban, ketika berjalan menuju

tempat sembelihan dianjurkan membaca tasbih, surah al-fatihah dan

dilanjutkan dengan membaca takbir sebanyak empat kali.

7. Ketika menyembelih hewan kurban membaca kalimat ’’

8. Untuk mengangkat pisau dari leher hewan yang disembelih seraya

membaca

9. Setelah mengangkat pisau dari leher hewan sembelihan seraya membaca

Adapun alasan masyarakat kundur hanya membagikan daging

hewan kurbannya saja, dari hasil wawancara penulis diantaranya yaitu:

1. Sejarah kurban berawal dari Nabi Ismail. Nabi Ibrahim diperintahkan oleh

allah untuk menyembelih anaknya yaitu Nabi Ismail. Jika pada waktu itu

Nabi Ismail di sembelih oleh Nabi Ibarahim dan tulang-tulangnya

dicincang tentu tidak masuk akal. Maka digantilah dengan kibas dan pada

waktu itu kibas hanya diambil dagingnya saja.

2. Syarat hewan yang dikurbankan yaitu tidak boleh cacat. Kulit tidak boleh

kurap, gigi tidak boleh patah, tanduk tidak boleh pecah, kaki tidak boleh

pincang, ekor tidak boleh buntung (putus), seluruhnya harus sempurna.

3. Apabila tulang dicincang dan dibagikan, kemudian tidak dikonsumsi, dan

kemungkinan besar akan menjadi santapan anjing. Sebagaimana yang

Page 60: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

49

diketahui anjing merupakan hewan yang najis. Jika kita melakukan suatu

ibadah dengan keadaan terkena najis maka ibadah kita tidak akan diterima

oleh Allah SWT. Demikian juga dengan kurban, kurban merupakan

pekerjaan ibadah, jika tulang belulang hewan kurban dimakan “anjing”,

maka kurang sempurna ibadah kurban kita. Boleh saja tulang belulang

hewan kurban dibagikan kepada orang yang berhak menerimannya, akan

tetapi harus ditanam kembali setelah mengkonsumsinya. Jika dibagikan

kepada masyarakat, dikhawatirkan tidak amanah, setelah mengkonsumsi

tidak dikubur.3

Adapun dalil yang menjelaskan bahwa tulang hewan kurban tidak boleh

dipotong-potong yakni, Firman Allah SWT :

Artinya:“Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa kami

menciptakannya dari setetes air mani, maka tiba-tiba dia menjadi

musuh yang nyata.” (QS. Yasin: 77)

4. Kurban itu berdasarkan empat macam:

a. Siddiq: benar (barang yang benar baik kambing atau sapi itu harus

sempurna, tidak boleh cacat).

b. Amanah: dapat dipercaya (itu berarti tidak boleh berbohong (bijaksana).

Pekerjaan kurban kita dari awal sampai akhir harus amanah).

c. Tabligh: menyampaikan (sempurna pekerjaan kita dari awal sampai

akhir).

3 Wawancara dengan H. Karim, pada 20 Juli 2014.

Page 61: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

50

d. Fathanah: cerdas (selesailah pekerjaan kita).

Adapun proses penguburan kerangka hewan kurban yaitu:

1. Dibuatkan lubang khusus untuk penguburan sisa hewan kurban itu.

2. Kerangka hewan kurban tersebut dibungkus menggunakan kain putih.

3. Muka hewan tersebut dihadapkan kekiblat dan orang yang ingin

mengubur hewan tersebut itu harus menghadap kiblat.

4. Ketika hendak menguburkan kerangka hewan tersebut kedalam lubang

dianjurkan membaca

Alasannya karena hewan itu sama seperti manusia, datang dari Allah

kembali ke Allah.4

Adapun dalil yang menjelaskan bahwa tulang belulang hewan kurban

harus dikubur yakni, firman Allah SWT :

Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku,

perintahkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan yang

orang mati.” Allah berfirman, “Belum yakinkah kamu?” Ibrahim

menjawab, “Aku telah meyakininya, akantetapi agar hatiku tetap

mantap (dengan imanku).” Allah berfirman,”(Kalau demikian)

ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu.

(Allah berfirman), “Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu

4 Wawancara dengan H. Rabu, pada 25 Juli 2014.

Page 62: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

51

bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka,

niscaya mereka datang kepadamu dengan segera. Dan ketahuilah

bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(Qs. Al-

Baqarah: 260)

Perbedaan praktek kurban yang terjadi di masyarakat Kundur juga

berkaitan dengan waktu pelaksanaan pemotongan hewan kurban. Jika pada

umumnya pemotongan hewan kurban dilaksanakan setelah sholat Idul Adha,

namun pemotongan hewan kurban di Desa Kundur dilakukan setelah shalat

dzuhur dengan alasan, karna mengikuti waktu shalat Idul Ad‟ha di Mekah

yang kira-kira waktunya bertepatan dengan waktu dzuhur di Indonesia,

sehingga pemotongan hewan kurbannya dilaksanakan setelah sholat dzuhur.

Sah-sah saja melaksanakan penyembelihan hewan kurban setelah shalat Idul

Ad‟ha menurut waktu Indonesia, akan tetapi lebih utama mengikuti waktu

ba‟da shalat Idul Ad‟ha di Mekah.5

B. Analisis Praktek Kurban di Desa Kundur KEPRI

Dalam ajaran Islam, tujuan berkurban adalah untuk mendekatkan diri

kepada Allah SWT.6 Dan pernyataan syukur manusia kepada-Nya atas

karunia-Nya.7 Dengan berkurban kita akan semangkin dekat dengan Allah

SWT. Yang merupakan inti hakikat dari semua jenis ibadah, yaitu

ATTAQARRUBU ILALLAHI TA‟ALA (mendekatkan diri kepada Allah SWT).8

5 Wawancara dengan H. Karim, pada 20 Juli 2014.

6T.A. Lathief Rusydiy, Qurban dan Aqiqah Menurut Sunnah Rasulullah Saw, (Medan:

Firma Rimbow, 1996), Cet. Ke-3, h. 12.

7D. Rohanady (ed), Menuju Haji Mabrur, (Jakarta: Pustaka Zaman, 2000),, h.105.

8T.A. Lathief Rusydiy, Qurban dan Aqiqah Menurut Sunnah Rasulullah Saw, h. 13.

Page 63: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

52

Yang pembangkit niatnya itu adalah ketaqwaan dan dilakukan sesuai dengan

perintah agama.

Sebagaimana firman Allah SWT, berbunyi :

Artinya: “Katakanlah, sesungguhnya shalatku, nusukku, hidupku dan matiku

hanyalah untuk Allah tuhan semesta alam.” (Q.S. Al-an‟am: 162)

Seseorang yang melakukan kurban adalah membuktikan bahwa ia

pandai bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT. dan menurut firman

Allah, orang yang pandai bersyukur itu akan ditambah nikmat yang berlipat

ganda. Allah SWT. Berfirman :

Artinya: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah

(nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka

sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Q.S. 14/ Ibrahim:7)

Manifestasi paling utama syukur adalah menunjukkan keikhlasan

kepada Allah SWT. dalam beribadah tidak menyekutukan dan dalam

menunjukkan kekhusyukan hati padanya semata-mata. Disamping itu pula,

menafkahkan harta bagi fakir miskin.9

Akidah yang sehat merupakan landasan bagi masyarakat Islam,

sedangkan tauhid merupakan inti akidah (kepercayaan) ini dan ruh Islam

9E. Abdurrahman, Hukum Kurban Aqiqah dan Sembelihan, (Bandung: SinarBaru, 1990),

h.7.

Page 64: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

53

secara keseluruhan. Menjaga akidah dan tauhid yang murni adalah prioritas

utama yang dilakukan Islam dalam pensyariatan dan pemberian tuntunannya.

Sedangkan memerangi kepercayaan jahiliyah yang dikembangkan oleh paham

keberhalaan yang sesat merupakan hal yang harus dilakukan untuk

membersihkan masyarakat Islam dari noda-noda syirik dan sisa-sisa

kekesatan.

Kepercayaan pertama yang ditanamkan oleh Islam kedalam jiwa para

pemeluknya ialah bahwa alam semesta tempat manusia hidup di muka bumi

dan di bawah kolong langit ini tidaklah berjalan tanpa aturan dan tanpa

bimbingan, tidak pula berjalan menuruti keinginan hawa nafsu seseorang

makhluk pun.

Karena hawa nafsu mereka, disamping buta dan sehat, selalu saling

bertentangan. Firman Allah SWT :

Artinya: “Andai kata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti

binasalah langit dan bumi dan semua yang ada di dalamnya.” (Al-

Mukminun: 71)

Akan tetapi alam ini terikat dengan undang-undang yang berlaku dan

sunnah (hukum) yang tetap, yang tidak akan pernah berubah dan berganti

yang sebagaimana yang dinyatakan oleh Al-Quran dalam ayat lain. Firman

Alah SWT :

Page 65: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

54

Artinya: “Sekali-kali kamu tidak akan menemui penyimpangan bagi sunnah

Allah itu.” (Fathir: 43)

Kaum muslimin telah memahami dari kitab Allah dan sunnah nabi

mereka, bahwa mereka harus menghormati sunnatullah di alamsemesta ini

dan mencari musabab dari sebab-sebab yang oleh Allah telah diikatkan

dengannya. Demikian pula mereka harus menolak apa yang dikatakan orang

mengenai sebab-sebab tidak jelas, yang biasanya dikemukakan dan

disebarluaskan oleh para biksu, para ahli kurafat, dan para pedagang agama.10

Tradisi dan kepercayaan manusia di muka bumi dipengaruhi oleh

pendapat-pendapat ulama dan pemuka agama terdahulu. Di Indonesia, tradisi

dan kepercayaan suatu masyarakat dipegang teguh hingga sampai pada anak

cucu mereka, bahkan mungkin tidak akan hilang dalam aktifitas kehidupan

mereka.

Kepercayaan dan tradisi yang terjadi di masyarkat Indonesia ada

berbagai macam. Dari kepercayaan yang berhubungan dengan kehidupan

sehari-hari hingga yang berhubungan dengan kematian. Salah satu

kepercayaan di masyarakat yaitu mengenai hewan kurban, sebagaimana yang

terjadi di masyarakat Kundur di Kecamatan Kundur Barat Kabupaten Karimun

Kepulauan Riau).

Praktek penyembelihan hewan kurban di desa Kundur memang

tergolong tidak lumrah dikalangan masyarakat muslim pada umumnya,

khususnya di Indonesia. Dimana ada kekeliruan dalam pelaksanaan praktek

10

Muhammad Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram Dalam Islam, (Ttp., PT. Bina Ilmu,

1993), h. 326-327.

Page 66: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

55

kurbannya, baik dari waktu penyembelihan hingga proses pemanfaatan bagian

hewan kurban, sehingga mengakibatkan banyak respon yang dikemukakan

oleh para ulama, baik positif maupun negatife.

Menurut Prof. Huzaimah Tahido Yanggo, wakil ketua Komisi Fatwa

Majelis Ulama Indonesia (MUI) memaparkan bahwa waktu penyembelihan

hewan kurban dilaksanakan setelah shalat Idul Adha sampai hari ketiga atau

sampai hari tasyrik. Sah-sah saja melaksanakan pemotongan hewan kurban

selama masih dalam hari tasyrik.11

Begitu pula halnya dengan pendapat DR. Ahmad Sudirman Abbas,

MA, bahwa penyembelihan hewan kurban dilaksanakan setelah shalat Idul

Adha sampai hari tasyrik.12

Salah satu dosen Fakultas Syariah dan Hukum, Hj. Siti Hanna, S.

Ag., Lc, MA, berpendapat bahwasannya sangat jelas aturannya dalam fiqih

bahwa waktu penyembelihan hewan kurban dilaksanakan setelah shalat Idul

Adha. Para imam mazhab pun sepakat dengan hal itu, hanya mereka berbeda

pendapat tentang kapan masa akhirnya. menurut Mazhab Syafi‟I satu hari

nahar saja dan tiga hari tasyrik untuk waktu pemotongan hewan kurban.

Mengenai waktu yang tepat untuk melaksanakan pemotongan hewan kurban

belum ada yang membahas. Sedangkam menetapkan hari nahar itu sesuai

dengan dimana orang tersebut tinggal.

Contohnya waktu dzuhur di Indonsia, tentunya berbeda dengan

waktu di Mekah. Di Indonesia dzuhur, di mekkah pagi. Apakah orang

11

Wawancara dengan Prof. Huzaimah Tahido Yanggo, pada 18 Febuari 2015. 12

Wawancara dengan DR. Sudirman Abbas MA, pada 20 Febuari 2015.

Page 67: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

56

Indonesia harus mengikuti waktu di Mekah? Tentu tidak, waktunya sangatlah

berbeda. Nasnya sangatlah jelas. Firman Allah SWT :

Artinya: “Dirikanlah shalat karna tergelincirnya matahari.” (Qs. Al-

Isra‟: 78)

Ketika tergelincirnya matahari di Indonesia, maka umat muslim

wajib melaksanakan shalat dzuhur. Karna di Mekah belum ada syams maka

mereka tidak wajib melaksanakan shalat dzuhur. Ketika munculnya syams di

mekah, di Indoneia sudah melaksanakan shalat magrib. Al-qur‟an sendiri

menaruh illat bukan pada penduduk mekah tetapi pada sebuah tanda alam

yang menunjukkan adanya pergeseran waktu yaitu tergelincirnya matahari.

Tidak ada nas yang menjelaskan bahwa penyembelihan hewan kurban

dilaksanakan mengikuti waktu di Mekkah, karna pada hakikatnya semua

waktu milik Allah. Firman Allah SWT :

Artinya: “Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat.” (QS. Al-Baqarah: 115)

Artinya semua daerah dimata Allah sama.13

Jumhur ulama sepakat

bahwa awal penyembelihan kurban adalah pada Hari Raya Idul Adha, setelah

melaksanakan salat id tanggal 10 Dzulhijjah.14

Akan tetapi ulama berbeda

pendapat dalam melihat ketentuan waktu tersebut. Mazhab Hanafi

13

Wawancara dengan Hj. Siti Hanna, S. Ag., Lc, MA, pada 11 Januari 2015.

14Abdul Halim dan Ikhwan, Ensiklopedia Haji & Umrah, (Jakarta: PT.Raja Grafindo,

2002), Cet. 1, h.378.

Page 68: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

57

berpendapat bahwa waktu menyembelih kurban adalah selama tiga hari, mulai

dari Idul Adha sampai tanggal 12 Dzulhijjah.15

Begitu juga pendapat Mazhab Maliki berpendapat bahwa tiga hari

dalam penyembelihan hewan kurban. Akan tetapi waktunya setelah imam

salat id melakukan penyembelihan kurban dimulai setelah beberapa waktu

yang diperkirakan dibutuhkannya untuk menyelesaikan penyembelihan

kurban.16

Berbeda dengan pendapat Imam Syafi‟i, waktunya adalah pada hari

Nahar dan hari-hari Tasyrik (tanggal 10-13 Dzulhijjah). Pendapat ini

berdasarkan Sabda Nabi SAW17

:

18

Artinya : Diriwayatkan dari Jubair bin Muth‟im bahwa Rasulullah bersabda

“Semua hari tasyrik adalah hari sembelihan kurban”(HR. al-Daru

Quthni)

Namun para fuqaha juga menyepakati tidak boleh melakukan

penyembelihan sebelum shalat Id atau pada malam hari raya Idul Adha. Hal

itu pula didasari pada kandungan hadist diatas.19

Dari ketiga narasumber di atas, penulis dapat menarik kesimpulan

bahwasannya poemotongan hewan kurban dapat dilaksanakan mulai hari

15

Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedia Hukum Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve,

1996), Cet. 1,h.996 16

Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedia Hukum Islam, h.996 17

al- Sayyid al-Sabiq, Fikih Sunnah, h.154 18

Ali bin Umar Abu Hasan al-Darul Qutni al-Baghdadi, Sunan al-Daru Quthni, (Beirut:

Darul Ma‟rifah,1966), h.284 19

Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu 4, diterjemahkan, Abdul Hayyie al-

Kattani, dkk, h. 265

Page 69: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

58

Nahar (setelah shalat Idul Adha) sampai hari ketiga yaitu 11, 12 dan 13

Dzulhijjah (hari Tasyrik).

Pada dasarnya seluruh bagian hewan kurban dapat dimanfaatkan

(dikonsumsi). Berdasarkan Hadits Nabi SAW :

Artinya: “Diriwayatkan dari Sa‟id Al-khudri, bahwa Rasulullah Saw

bersabda: “Janganlah kamu jual daging denda dan daging

kurban, tetapi makan dan sedekahkanlah dagingnya itu serta

ambillah manfaat kulitnya dan jangan dijual dan apabila kamu

menikamti dagingnya maka makanlah yang kamu sukai.” (HR.

Ahmad)

Dalam Hadits lain Rasulullah SAW. bersabda:

Artinya: “Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib berkata: “Saya disuruh

Rasulullah SAW. untuk mengurus kurbannya dan untuk

menyedekahkandagingnya, kulit-kulitnya dan pakaiannya, dan saya

tidak memberi tukang potong sebagian dagingnya sedikitpun juga.”

Ali mengatakan, tetap kami memberinya dari sisi kami.” (HR.

Muslim)

Dari penjelasan Hadits di atas sangatlah jelas bahwasannya seluruh

bagian hewan kurban bisa dimanfaatkan (dikonsumsi). Namun disisi lain

praktek kurban yang terjadi di desa Kundur Kepulauan Riau sangat kontras

20

Abu Abdillah bin Muhammad bin Hanbal Al-marwazi, Musnad Imam Ahmad bin

Hanbal, (Ttp: Maktab Islami, 1987), Juz 4, h. 15.

21 Abi Thayyib Shadiq Ibnu Hasan al-Husaini al-Qaruzi al-Bukhari, Sirajul Wahab Min

Kasyfil Muthalib Shahih Muslim Al-Hajjaj, (Ttp: Darul Kutub Al-kitriyah, 1984), Juz 4, h. 579.

Page 70: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

59

sekali, dimana di desa Kundur ini hewan kurban tersebut hanya dimanfaatkan

dagingnya saja, sedangkan bagian selain daging, dengan tidak merusak

seluruh kerangka hewan kurban seperti kepala, kulit maupun tulangnya itu

dikubur dan proses penguburan kerangka hewan tersebut layaknya seperti

manusia.

Menurut DR. KH. Ali Mustafa Yakub, MA, imam besar Masjid

Istiqlal Jakarta memaparkan praktek kurban di desa Kundur tidak benar, tidak

sesuai dengan ajaran agama Islam. Karna sudah berkaitan dengan

kepercayaan, dikhawatirkan bisa menjadi syirik. Jika sisa dari bagian hewan

kurban yang tidak dibagikan dipendam atau di kuburkan itu merupakan

perbuatan mubazir.22

Sedangkan menurut pendapat Prof. Huzaimah tahido Yanggo, wakil

ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), praktek kurban terebut

tidak dibenarkan dalam ajaran agama Islam, karena termasuk perbuatan

menyia-nyiakan atau mubazir. Firman Allah SWT :

Artinya: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara

syetan.” (QS. Al-Isra‟: 27)

Pada dasarnya semua bagian hewan kurban dapat dimanfaatkan.

Tidak ada perbuatan menguburkan hewan seperti manusia, hewan tidak bisa

22

Wawancara dengan Mustafa Yakub, Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta, pada 29

Agustus 2014.

Page 71: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

60

disamakan dengan manusia. Apalagi tahlil maupun yang lain-lainnya.

Perbuatan tersebut merupakan sifat Jahil (bodoh).23

DR. Ahmad Sudirma Abbas, MA berpendapat bahwa, secara syariat

Islam, seluruh bagian hewan kurban harus dimanfaatkan. Karna Allah

menciptakan hewan, tumbuh-tumbuhan beserta seluruh yang ada dilangit dan

di bumi, diperuntukkan untuk manusia. Karena manusa itu sendiri harus

mengkonsumsi makanan yang halal lagi baik. Apabila hewan yang dijadikan

untuk berkurban dalam kondisi cacat, maka makanan yang dikonsumsi

manusiapun tidak tergolong makanan yang baik. Firman allah SWT :

Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa

yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-

langkah syaitan, karna sesungguhnya syaitan itu adalah musuh

yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168)

Jika praktek kurban yang dilakukan masyarakat Kundur tersebut

untuk mengantisipasi dengan tujuan tertentu, maka tidak ada salahnya

melakukan hal demikian. Hanya saja tidak bisa dijadikan sebuah keyakinan.

Secara umum praktek kurban tersebut hanya bersifat parsial atau kondisional.

Jika dikemudian hari mereka harus merubah keyakinan itu, maka mereka

wajib merubahnya. Karna apapun alasannya melakukan hal demikian itu tidak

dibenarkan. Praktek pemanfaatan hewan kurban yang dilakukan oleh

23

Wawancara dengan Prof. Huzaimah Tahido Yanggo, pada 18 Febuari 2015.

Page 72: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

61

masyarakat kundur yang hanya memanfaatkan dagingnya saja dengan alasan,

praktek kurban pada zaman Ismail hanya memanfaatkan dagingnya saja.

Namun pada kenyataannya praktek kurban pada zaman Ismail tidak demikian.

Artinya bagian daging itu termasuk tulang. Ketika disebut daging, tidak berarti

tulang tidak ikut. Pemikiran yang tidak ada sumbernya, mereka menafsirkan

ayat Al-quran hanya sebatas tekstual saja, akan tetapi asbabun nuzul dari ayat

tersebut tidak seperti yang mereka jelaskan. Mereka hanya berkeyakinan dan

berantisipasi terhadap pencitraan aqidah.

Pemaknaan tersebut tidak benar, yakni , pengkiasan

yang tidak punya dasar. Allah menciptakan hewan, tumbuh-tumbuhan di

muka bumi hanyalah untuk manusia. Mengapa kita harus berkurban dengan

hewan yang sempurna dan sehat? Karna untuk kesehatan mausia. Boleh saja

tulang belulang tersebut dikubur, itu lebih baik. Akan tetapi setelah

dimanfaatkan. Kekhawatiran mengenai tulang belulang bukanlah hak manusia.

Kenapa Allah menciptakan anjing jika bukan untuk mengkonsumsi tulang.

Rasulullah pernah mengatakan “Jangan mengganggu tulang itu, karna tulang

adalah makanan dari bangsa jin.”24

24

Wawancara dengan DR. Sudirman Abbas, MA, pada 20 Febuari 2015.

Page 73: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

62

Rasulullah SAW. Bersabda:

25

Artinya: “Diriwayatkan dari Hunad dari Hafsh bin ghiyas dari Diwad

bin Abi Hindi dari as-Sya‟bi dari „Alqomah dari Abdullah bin

Mas‟ud berkata: Bersabda Rasulullah SAW. “Janganlah

kalian beristinjak (bersuci setelah buang air) dengan kotoran

dan tulang. Karna itu adalah makanan bagi saudara kalian

dari kalangan jin.” (HR. Turmudzi dan disahihkan al-Bani)

Imam Muslim meriwayatkan dalam shahihnya: Abdullah bin Mas‟ud

r.a., bercerita, “Kami pernah bersama Rasulullah Saw pada suatu malam, tiba-

tiba kami kehilangan beliau. Maka kamipun begegas mencari beliau di bukit,

lembah dan pegunungan. Kami berkata,‟apakah beliau diculik atau dibunuh?‟.

Sehingga malam itupun menjadi malam terburuk yang pernah kami lalui

dalam kehidupan kami. Pada pagi harinya, tiba-tiba beliau datang dari arah

gua Hira. Maka kami berkata,‟Wahai Rasulullah, kami kehilangan engkau,

lalu kami bergegas mencari-cari baginda, tetapi kami tidak menemukan

engkau. Malam tadi merupakan malam terburuk yang pernah kami lalui.‟

Beliau bersabda, “Aku didatangi oleh seorang juru dakwah dari bangsa jin,

lalu aku pun berangkat bersamanya untuk membacakan Al-qur‟an kepada

teman-temannya.”

Ibnu Mas‟ud melanjutkan ceritanya, „lalu Nabi SAW. mengajak

kami untuk memperlihatkan bekas-bekas yang ditinggalka mereka dan bekas

25

Muhammad bin „Isa Abu „Isa At-tirmizi as-Sulmi, al- Jami‟ as-Sahih Sunan at-Tirmizi,

(Beirut: Dar Ihya at-Taros al-„Arabi), Juz. 5, tt.

Page 74: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

63

cahaya mereka.‟ Jin-jin tersebut juga menanyakan kepada Rasulullah SAW.

makanan apa yag harus mereka makan. Maka beliau bersabda, “Makanan

kalian adalah tulang binatag yang kalian temukan dan ketika menyembelihnya

disebutkan nama Allah, dan itu merupakan makanan yang paling banyak

dagingnya, serta kotoran binatang.” Kemudian Rasulullah SAW. bersabda,

“Janganlah kamu istinja‟ (cebok) dengan kedua benda ini, karna keduanya

adalah makanan pokok bagi saudara-saudaramu (bangsa jin).”26

Hal senada juga dikemukakan oleh Hj. Siti Hanna, S. Ag., Lc dalam

hasil wawancara penulis dengan beliau, seluruh bagian hewan kurban bisa

dimanfaatkan, yang dilarang hanya memperjual belikan. Jika kita berkurban

lalu kita menjual baik kulit, kepala dan lain-lainnya itu yang dilarang. Praktek

kurban didesa Kundur merupakan tradisi turun temurun, sehingga pada

akhirnya masyarakat sekarang tidak bertanya-tanya lagi. Apalagi dibungkus

menggunakan kain putih, menurut mereka ajaran agama. Pengkiasan mereka

tentag awal sejarah kurban, Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah untuk

menyembelih anaknya Ismail dan pada waktu itu diganti dengan kibas dan

hanya membagikan dagingnya saja, mungkin pada waktu itu masyarakat

Mekah sangat sedikit. Tidak terlalu banyak mempergunakan kepala, kulit

maupun tulang belulangnya, akan tetapi di Indonesia sangat dimanfaatkan.

Pemaknaan tersebut ialah yaitu menggandengkan hukum

tetapi dengan dasar hukum yang sama sekali berbeda. Seperti harus

26

Wahid Abdussalam Bali, Penerjemah Sarwedi MA. Hasibuan, Wiqayatul Insan Minal

Jinni Was Syaithan, (Solo: Aqwam, 2012), Cet. Ke-3, h. 23.

Page 75: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

64

menguburkan hewan kurban layaknya jenazah, dalam Islam segala sesuatu ada

tempatnya, manusia memang seperti itu diperlakukannya. Akan tetapi tidak

dengan hewan, tidak berarti manusia menghinakan binatang. Pada hakikatnya

semua yang ada di muka bumi ini adalah di tundukkan untuk kemaslahatan

manusia.27

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, dapat penulis

simpulkan bahwa dalil yang digunakan oleh masyarakat Kundur tidak sesuai

dengan perintah kurban. Adapun Asbab al Nuzul dari dalil yang masyarakat

Kundur kemukakan tentang penjelaskan bahwa tulang hewan kurban tersebut

hidup kembali dan harus dikubur. Firman Allah SWT :

Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku,

perintahkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan yang

orang mati.” Allah berfirman, “Belum yakinkah kamu?” Ibrahim

menjawab, “Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap

mantap (dengan imanku).” Allah berfirman,”(Kalau demikian)

ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu.

(Allah berfirman), “Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu

bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka,

niscaya mereka datang kepadamu dengan segera. Dan ketahuilah

bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

27

Wawancara dengan Hj. Siti Hanna, S. Ag., Lc, MA, pada 11 Januari 2015.

Page 76: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

65

Manusia diingatkan kepada pertanyaan Ibrahim untuk dijadikan

sarana. Tatkala Ibrahim berkata kepada Namrud, “Tuhanku adalah Yang dapat

menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim ingin meningkatkan pengetahuannya

dari „ilmul-yaqin‟ kepada „ainul-yaqin‟. Dia ingin melihat proses

menghidupkan itu secara nyata. Maka diaberkata, “Ya Tuhanku,

perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang

mati?” Allah berfirman, “belum yakinkah kamu?” Ibrahim menjawab, “Aku

telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap.”

Firman Allah, “Allah berfirman, „(Kalau demikian) ambillah empat

ekor burung, lalau cincanglah semuanya olehmu,” yakni ikatlah, sembelihlah,

dan cincanglah semuanya. Setelah Ibrahim mengikatnya, maka dia

menyembelihnya. Kemudian dia menyimpan satu bagian pada setiap bukit.

Hal itu dilakukannya setelah dia memotong-motong kemudian mencampur

keseluruhannya. Setelah itu dibagi-bagi. Ibnu Abbas berkata, “Ibrahim

memegang keempat kepala burung itu Kemudian Allah Azza wa Jalla

menyuruh memanggil semuanya. Kemudian Ibrahim memanggil keempat

burung itu sebagaimana Allah perintahkan. Maka dia dapat melihat bulu

terbang menuju bulu, darah menuju darah, dan daging menuju daging. Bagian-

bagian dari setiap burung itu menyatu sehingga menjadi seekor burung yang

utuh. Semuanya datang dengan tergesa-gesa. Hal itu supaya lebih

mengesankan bagi orang yang bertanya. jika burung yang datang itu bukan

kepada kepalannya sendiri, maka ia menolaknya. Jika datang kepalanya

sendiri, maka langsung menyambung dengan tubuhnya berkat kekuasaan dan

Page 77: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

66

kekuatan Allah. Oleh karna itu, Dia berfirman, “Dan ketahuilah bahwa Allah

Maha Perkasa dan Maha Bijaksana.” Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Sehingga tidak ada suatu perkara pun yang mengalahkan-Nya dan tidak ada

suatu perkara pun yang dapat menolak perkara yang dikehendaki-Nya.28

Sedangkan masyarakat Kundur menterjemahkan ayat diatas bahwa,

pada hari kiamat nanti tanduk, bulu-bulu hewan kurban akan menyerahkan

diri. Berapa banyak bulu-bulu hewan kurban dan berapa banyak darah yang

ditumpahkan akan datang dan menyerahkan diri kepada orang yang

berkurban, maka sebanyak itulah pahala mereka.

Firman Allah SWT :

لله ٱلتكبروا لك سخرها لكمكذ منكم ىيلتقٱكن يناله ؤها وللله لحىمها ولا دماٱلن ينال

/37:22) الحج( سنينمحلٱشر وب كمما هدي عل

Artinya:“Daging-daging (unta) dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat

mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang

dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya

untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-

Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang

yang berbuat baik". (Qs. Al-Hajj/ (22):37)

Menurut al-Zamakhsyari, dalam tafsirnya ayat tersebut menjelaskan

bahwa Ridha Allah SWT. tidak akan sampai pada pemilik daging-daging yang

disedekahkan dan darah-darah yang mengalir dari hewan yang dikurbankan

28

Muhammad Nasib Ar-rifa‟i, Taisiru Al-aliyyul Qadir Li Ikhtishari Tafsir Ibnu Katsir,

(Jakarta: Gema Insani Press, 1999), Jilid 1, Cet. I, h. 435-437.

Page 78: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

67

kecuali jika dia melandasi amalannya dengan niat ikhlas dan memperhatikan

syarat-syarat taqwa saat berkurban.29

Begitu pula menurut al- Thabari bahwa yang sampai kepada Allah

bukanlah daging kalian, dan bukan pula darahnya. Tetapi yang sampai

kepadanya adalah ketakwaan kalian kepada Allah SWT. jika kalian

melakukan karena takwa, memaksudkan untuk mencari ridhanya dan

mengajarkannya karena seruannya dan dengannya kalian mengagungkan

kehormatannya.30

Adapun Asbab al Nuzul dari dalil yang dijadikan alasan masyarakat

Kundur hanya membagikan dagingnya saja dan tidak merusak kerangka

hewan kurban (tidak dipotong-potong) yaitu Surat Yaasiin ayat 77:

Firman Allah SWT :

Artinya:“Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa kami

menciptakannya dari setetes air mani, maka tiba-tiba dia menjadi

musuh yang nyata. (QS. Yasin: 77)

Nabi SAW. Bersabda :

31

29

al-Khawarizmi al-Zamakhsyari, al-Khasysyaf , (Arab Saudi, Maktabah Al-'Abikan, Juz

4,1998,), Cet. I, h. 198. 30

Abu Ja‟far Muhammad, Jami‟i Al-Bayan an-Ta‟wil Al-Qur‟an, Penerjemah Ahsan

Askan, Tafsir al-Thabari, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), Cet.I, h. 539 31

Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, (Tt, Dar Thaibah Li al-Nasyri Wa al-Tauzi‟, 1999), Juz

8.

Page 79: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

68

Artinya: “Mujahid, Ikramah, Urwah bin Zubeir, as-Sidi, dan Qatadah

berkata, “Ubai bin Khalaf, semoga Allah melaknatnya, menemui

Rasulullah Saw sambil membawa tulang yang sudah lapuk. Dia

meremasnya, lalu menebarkannya keudara sambil berkata, “Hai

Muhammmad, apakah kamu pikir Allah akan membangkitkan

tulang ini?” Nabi Saw bersabda: “Benar. Allah Ta‟ala akan

mematikanmu, kemudian membangkitkanmu, kemudiann

mengumpulkanmu kedalam neraka.” Maka turunlah ayat terakhir

surah yasin “Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa

kami menciptakannya dari setetes air mani”, sampai akhir surah”

Akhir surah Yaasiin mulai dari ayat 77 sampai selesai, diturunkan

berkenaan dengan peristiwa Ubai.

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a., dia berkata, “Al-

Ash bin Wa‟il mengambil tulang dari padang pasir. Kemudian Ibnu Abbas

menceritakan peristiwa seperti yang terjadi diatas. Akhir surah Yaasiin ini

diturunkan karena perilaku Ubai bin Khalaf maupun perilaku al-Ash bin Wa‟il

atau karena perilaku keduannya, kandungan ayat ini tetap berlaku umum bagi

siapa saja yang mengingkari ba‟ats (kebangkitan).32

Akan tetapi masyarakat Kundur menerjemahkan ayat diatas dengan

penjelasan bahwa tulang itu berasal dari air, sedangkan air mengandung zat

atau berasal dari zat. Oleh sebab itu tulang hewan kurban tidak boleh dirusak.

Jadi dapat penulis simpulkan, bahwa dalil-dalil yang mereka

terjemahkan hanya sebatas tekstualnya saja tanpa menterjemahkan ayat

Al-Quran secara kontekstual.

32

Muhammad Nasib Ar-rifa‟i, Taisiru Al-aliyyul Qadir Li Ikhtishari Tafsir Ibnu Katsir,

(Jakarta: Gema Insani Press, 1999), Jilid 3, Cet. I, h. 1008.

Page 80: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian yang telah penulis paparkan mengenai Praktek Kurban di

Desa Kundur Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di Desa Kundur,

Kec. Kundur Barat Kab. Karimu Kepulauan Riau), maka banyak hal yang

dapat di simpulkan. Namun, penulis mencatat beberapa point penting yang

menjadi inti dari bahasan skripsi penulis.

1. Praktek kurban di Desa Kundur Kepulauan Riau memang berbeda dengan

praktek kurban pada umumnya. Baik dari waktu hingga pemanfaatannya.

Dimana di Desa Kundur ini melaksanakan pemotongan hewan kurban

setelah shalat dzuhur. Sangat jelas aturannya dalam fiqih bahwa waktu

penyembelihan hewan kurban dilaksanakan mulai hari Nahar (setelah

shalat Idul Ad’ha) sampai hari ketiga yaitu 11, 12 dan 13 Dzulhijjah (hari

Tasyrik). Para imam Mazhabpun sepakat dengan hal itu. Hanya saja mereka

berbeda pendapat mengenai kapan masa akhirnya.

2. Adapun proses pemanfaatan hewan kurban di Desa Kundur memang

tergolong tidak lumrah dan tidak terdapat dalam ajaran agama Islam.

Namun kita perlu menghargai kearifan lokal, asalkan perbuatan tersebut

tidak dijadikan suatu kepercayaan yang dapat merusak aqidah manusia. Di

Desa Kundur hanya memanfaatkan daging hewan kurbannya saja,

sedangkan bagian selain daging dengan tidak merusak seluruh kerangka

hewan kurban seperti kepala, kulit maupun tulangnhya itu dikubur dan

Page 81: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

70

proses penguburan kerangka hewan kurban layaknya seperti manusia.

Praktek kurban seperti ini tidak diajarkan dalam Islam. Menurut syariat

Islam lazimnya seluruh bagian hewan kurban bisa dimanfaatkan, baik itu

kepala, kulit, maupupun tulangnnya. Yang tidak diperbolehkan hanya

menjualnya.

3. Ada beberapa praktek kurban di Desa Kundur Kepulauan Riau yang tidak

sesuai dengan syariat Islam. Praktek kurban yang tidak dibenarkan dalam

ajaran Islam yakni pemanfaatan hewan kurban dan penguburan kerangka

hewan kurban. Pada dasarnya seluruh bagian hewan kurban bisa

dimanfaatkan, baik kepala, kulit maupun tulangnya. Boleh saja tulang-

belulang hewan kurban dikubur (dipendam) itu lebih baik, akan tetapi

setelah dimanfaatkan. Jika kerangka hewan kurban dikubur sebelum

dimanfaatkan, itu merupakan perbuatan yang menyia-nyiakan atau

mubazir. Karena baik kulit, kepala, maupun tulang-belulang hewan kurban

dapat digunakan sebagai konsumsi. Sedangkan praktek penguburan tulang

hewan kurban seperti dibungkus menggunakan kain putih dan kerangka

hewan tersebut dikubur layaknya seperti jenazah, ini tidak dibenarkan

dealam ajaran agama Islam. Tidak ada perbuatan menguburkan hewan

seperti manusia. Dalam Islam segala sesuatu ada tempatnya, manusia

memang diperlakukan seperti itu. Tetapi tidak dengan hewan. Pada

hakikatnya semua yang ada dimuka bumi ini adalah ditundukkan untuk

kemaslahatan manusia.

Page 82: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

71

B. Saran-saran

Setelah penulis membaca, meneliti, menganalisis dan menyimpulkan

maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Untuk para Ulama diharapkan agar lebih memperhatikan, serta mengkaji

masalah-masalah Fiqhiyyah yang menjadi adat atau budaya di suatu

tempat agar mendapatkan kepastian hukum secara syari’at Islam.

2. Untuk para praktisi agar lebih sensitif terhadap fenomena-fenomena yang

terjadi di masyarakat.

3. Menyusulkan kepada tokoh agama dan masyarakat setempat untuk dapat

memberikan pencerahan dan pencerdasan kepada masyarakat Kundur

Barat Khususnya di Desa Kundur.

Page 83: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

72

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahnya.

Abdurrahman .E. Hukum Kurban Aqiqah dan Sembelihan. Bandung: Sinar Baru,

1990.

Abu Hudzaifah, Al-ustadz.Tuntutan Berkurban Sesuai Al Qur’an dan Assunah, tt.

Abu Zakariyya Imam. Raudhatuth-thalibin. Penerjemah A. Shalahuddin, dkk.

Jakarta: Pustaka Azzam, 2008.

Al-Adhiyyah, Adul Mutaal al-JabarI. Ahkamuha wa Falsafatuha al-

Tarbiyah,diterjemah oleh Ainul Haris. Cara Berkurban. Jakarta : Gema

Insani Perss, 1996.

Al-Banjari, Syekh Muhammad Arsyad. Sabilal Muhtadin. Surabaya: PT. Bina

Ilmu Offset, 2013.

Al-Darul Qutni al-Baghdadi, Ali bin Umar Abu Hasan. Sunan al-Daru Quthni.

Beirut: Darul Ma’rifah,1966.

al-Gazziy, Muhammad Bin Qasim. Fathul Qarib Al-Mujib. penerjemah A. Hufaf

Ibriy, Studi Islam Versi Pesantren. Surabaya: Tiga Dua, 1994.

Al-Habsyi, Muhammad Bagir.Fiqih Praktis Menurut Al-Qur’an, As-sunnah, dan

Pendapat Para Ulama.Bandung : Penerbit Mizan, 1999.

Page 84: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

73

Al-Husaini al-Qaruzi al-Bukhari, Abi Thayyib Shadiq Ibnu Hasan.Sirajul Wahab

Min Kasyfil Muthalib Shahih Muslim Al-Hajjaj. Darul Kutub Al-

kitriyah, 1984.

Ali al-Baihaqi, Abu Bakar Ahmad, Ibn al-Husain. Al-Sunan al-Kubra al-

Baihaqi.Misriyah: Dār al-Ma’arif,4411H.

Al-Jabir, Abu Bakar. Ensiklopedi Islam Minhajul Muslim. Jakarta: Darul Falah,

2000.

Al-Zamakhsyari, al-Khawarizmi.Al-Khasysyaf. Arab Saudi, Maktabah Al-

'Abikan, 1998.

Ar-rifa’i, Muhammad Nasib. Taisiru Al-aliyyul Qadir Li Ikhtishari Tafsir Ibnu

Katsir. Jakarta: Gema Insani Press, 1999.

Asrori, Ahmad Ma’ruf, et.al. Berkhitan Akikah kurban Yang Benar Menurut

Ajaran Islam. Surabaya: Al-Miftah, 1998.

As-Sayyid Salim, Abu Malik Kamal bin. Shahih Fikih Sunnah. Jakarta: Pustaka

Azam, 2007.

Az-Zuhaili Wahbah.Fiqih Islam Wa Adillatuhu. Jakarta: Gema Insani, 2011.

Bali, Wahid Abdussalam. Penerjemah Sarwedi MA. Hasibuan. Wiqayatul Insan

Minal Jinni Was Syaithan. Solo: Aqwam, 2012.

Budi Utomo Setiawan. Fiqih Aktual. Jakarta: Gema Insani Press, 2003.

Dahlan, Abdul Aziz. Ensiklopedia Hukum Islam. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve,

1996.

Dhiya Abu. Fiqh Ibadah. Johor Baru: Perniagaan Jahabersa, 1996.

Page 85: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

74

Halim Abdul dan Ikhwan.Ensiklopedia Haji&Umrah.Jakarta: PT.Raja Grafindo,

2002.

Hanbal Al-marwazi, Abu Abdillah bin Muhammad. Musnad Imam Ahmad bin

Hanbal. Maktab Islami, 1987.

Idris Abdul Fatah dan Ahmadi Abu.Fikih Islam Lengkap. Jakarta:PT.Rineka Cipta

2004.

Ibnu Hizaz Al- Qusairy. An-Naisaburi Al- Imam Abi Husen Muslim. Shaheh

Muslim. Beirut : Dar Ibn Hizam, 1995.

Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah, Abu Abdillah Muhammad bin Ismail.

Sahih Bukhari. Mesir : Al-Majlisul Al- a’la Li Al- Syu’uni Al-

Islamiyyah, 1991.

J. Moleong Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2005.

Mabruri Tolhah Syafi’ah, M. Abdul Mujieb. Kamus Istilah Fiqh. Jakarta: PT.

Pustaka Firdaus, 1994.

Masu’ud Ibnu dan Abiding Zainal. fiqih mazhab syafi’I. Bandung: Pustaka Setia,

2005.

Muhammad Abu Ja’far. Jami’i Al-Bayan an-Ta’wil Al-Qur’an. Penerjemah

Ahsan Askan. Tafsir al-Thabari. Jakarta: Pustaka Azzam, 2009.

Muhammad bin Yazid Al-Qozwani, Abu Abdillah. Sunan Ibnu Majah. Beirut:

Dar el-Fikr, tt.

Page 86: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

75

Nashir M. Husain. Fikih Dzabīhah Kurban, Aqiqah, Khitan. Jatim: Pustaka

Sidogiri, 2005.

Nepan, Fuad kauma.Kisah-kisah Rukun Islam. Jakarta: Mitra Pustaka, 1999.

Qardhawi, Muhammad Yusuf. Halal dan Haram Dalam Islam. PT. Bina Ilmu,

1993.

Raja Faizal. Objek Wisata Yang Tercecer BALI (Batu Limau).

Rifa’I, H. Moh. Fiqh Islam Lengkap. Kuala Lumpur: Pustaka Jiwa Sdn. Bhd,

1996.

Riza Hamid Samsul. Fatwa-fatwa Rasulullah 3 Seputar Haji dan Qurban. Jakarta:

Cahaya Salam, 2001.

Rohanadi. D. (ed). Menuju Haji Mabrur. Jakarta: Pustaka Zaman, 2000.

Rosydiy, T. A. Latief. Qurban dan Aqiqah Menurut Sunah Rasulullah SAW.

Medan: Firma Rimbow, 1996.

Rusyd Ibnu. Bidayatul Mujtahid. Jakarta : Pustaka Azzami, 2006.

Saleh, E. Hasan. Kajian Fiqh Nabawi dan Fiqh Kontenporer. Jakarta: Rajawali

Pers, 2008.

Sabiq Sayyid. Fikih Sunnah. Jakarta: Cakrawala Publishing, 2009.

Said, A. Fuad.Qurban dan Aqiqah Menurut Ajaran Agama Islam. Jakarta: Pustaka

Zaman, 1994.

Zuhri Moch. et.al. Fiqih Empat Mazhab. Semarang : Asy-syifa, 1993.

Page 87: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

76

Wawancara

Wawancara pribadi dengan Prof. Huzaimah Tahido Yanggo pada Tanggal 18

Febuari 2015.

Wawancara pribadi dengan Hj. Siti Hanna, S. Ag., Lc, MA pada Tanggal 11

Januari 2015.

Wawancara pribadi dengan DR. Sudirman Abbas, MA pada Tanggal 20 Febuari

2015.

Wawancara pribadi dengan K.H. Ali Mustafa Yakub, MA pada Tanggal 29

Agustus 2014.

Wawancara pribadi dengan H. Rasyid pada Tanggal 1 Agustus 2014.

Wawancara Pribadi dengan M. Khaidir pada Tanggal 22 Juli 2014.

Wawancara pribadi dengan H. Karim pada Tanggal 20 Juli 2014.

Wawancara pribadi dengan H. Rabu pada Tanggal 25 Juli 2014.

Page 88: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

Narasumber : H. Karim

Jabatan : Pemuka Agama

Tempat Wawancara : Kediaman Narasumber

Waktu Wawancara : 20 Juli 2014, 09.30 WIB

1. Kapan dilaksanakannya penyembelihan hewan kurban di Desa Kundur?

Setelah melaksanakan shalat dzuhur.

2. Mengapa melaksanakan penyembelihan hewan kurban setelah shalat dzuhur,

padahal pada umumnya penyembelihan hewan kurban itu dilaksanakan setelah

shalat ‘idul adhha? Apakah ada dalil yang menganjurkan pelaksanaan

penyembelihan hewan kurban di waktu tersebut?

Tidak ada dalilnya. Karena mengikuti waktu ba’da shalat Idul adha di

mekah yang kira-kira waktunya bertepatan dengan waktu ba’da shalat

dzuhur di indonesia, sah-sah saja melakukan penyembeliihan hewan

kurban setelah shalat idul Adha menurut waktu Indonesia akan tetapi

lebih afdhal mengikuti waktu ba’da shalat Idul adha di mekah.

3. Bagaimana tata cara pelaksanaan penyembelihan hewan kurban di desa Kundur

Kec. Kundur Barat Kab. Karimun?

Orang yang hendak meyembelih harus bersih dari hadas kecil maupun

besar.

Berwudhu.

Page 89: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

Sebelum melakukan penyembelihan orang yang hendak menyembelih

harus melakukan ijab qabul dengan orang yang ingin berkurban.

Orang yang menyembelih dan hewan yang hendak disembelih harus

Menghadap kiblat.

Orang yang hendak menyembelih hewan kurban, ketika berjalan

menuju tempat sembelihan dianjurkan membaca tasbih, surat al-fatihah

dan dilanjutkan dengan membaca takbir sebanyak empat kali.

Ketika menyembelih hewan kurban membaca kalimat

Untuk mengangkat pisau dari leher hewan yang disembelih seraya

membaca

Untuk menyembelih hewan kurban dibuatlah lubang khusus untuk

mengalirkan darah hewan kurban, tujuannya adalah agar darah hewan

kurban tidak berceceran dimana-mana.

Setelah mengangkat pisau dari leher hewan sembelihan seraya membaca

4. Apa yang membedakan proses pembagian hewan kurban di masyarakat kundur

dengan masyarakat pada umumnya?

Di Desa Kundur hanya membagikan dagingnya saja, sedangkan bagian

lainnya seperti kepala, kulit maupun tulangnya diKubur. Kurban

merupakan sebuah ibadah, maka harus benar-benar teliti dalam

Page 90: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

mengerjakan ibadah kurban. Sedangkan kurban pada umumumnya

mereka membagika seluruh bagian hewan kurban, tidak terkecuali.

5. Apa alasan masyarakat desa kundur membagikan hewan kurban hanya berupa

dagingnya saja tanpa membagikan bagian-bagian lainnya?

Syarat hewan kurban saja kulit tidak boleh kurap, gigi tidak boleh

patah, tanduk tidak boleh pecah, kaki tidak boleh pincang, ekor tidak

boleh buntung (putus) seluruhnya harus sempurna.

Awalnya sejarah kurban berawal dari Nabi Ismail. Nabi Ibrahim

diperintahkan oleh allah untuk menyembelih anaknya yaitu Nabi

Ismail. Jika pada waktu itu Nabi Ismail di sembelih oleh Nabi Ibarahim

dan tulang-tulangnya dicincang tentu tidak masuk akal. Maka

digantilah dengan kibas dan pada waktu itu kibas hanya diambil

dagingnya saja.

Kurban itu berdasarkan empat macam:

Siddiq: barang yang benar, baik kambing atau sapi itu harus

sempurna, tidak boleh cacat.

Amanah: dapat dipercaya, itu berarti tidak boleh berbohong

(bijaksana). Pekerjaan kurban kita dari awal sampai akhir harus

amanah.

Tabligh: menyampaikan, sempurna pekerjaan kita dari awal

sampai akhir.

Fathonah: selesailah pekerjaan kita.

Page 91: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

Misalnya tulang dicincang dan dibagikan, kemudian tidak sanggup

dimakan otomatis dibuang, pasti tulang tersebut menjadi santapan

anjing. Boleh dibagikan, akan tetapi khawatir masyarakat tidak

amanah. Setelah dimakan tidak kubur kembali tulang-tulangnya.

Tulang itu tidak mengenyangkan, hanya dapat nikmatnya saja. Kurban

merupakan sebuah ibadah, contohnya saja shalat. Kalau kita terkena

najis pasti ibadah shalat kita tidak sempurna, begitu juga dengan

hewan kurban. Dikhawatirkan tulang belulagnya dimakan anjing,

anjing merupakan hewan yang najis.

6. Apakah ada dalil yang menjelaskan bahwa tulang belulang itu tidak boleh

dicincang?

“Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa kami menciptakannya

dari setetes air mani, maka tiba-tiba dia menjadi musuh yang nyata.” (QS.

Yasin: 77)

7. Bagaimana proses penguburan sisa hewan kurban yang tidak dibagikan?

Pertama, dibuatkan lubang khusus untuk penguburan sisa hewan

kurban itu.

Kerangka hewan kurban tersebut dibungkus menggunakan kain putih.

Muka hewan tersebut dihadapkan ke kiblat dan orang yang ingin

mengubur hewan tersebut harus menghadap kiblat.

Ketia hendak menguburkan kerangka hewan tersebut ke dalam lubang

seraya membaca . Alasannya karena hewan itu

sama seperti manusia, datang dari Allah kembali juga ke Allah.

Page 92: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

Adapun dalil yang menjelaskan bahwa tulang tersebut harus dikubur

yakni:

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perintahkanlah

kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan yang orang mati.” Allah

berfirman, “Belum yakinkah kamu?” Ibrahim menjawab, “Aku telah

meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku).” Allah

berfirman,”(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah

semuanya olehmu. (Allah berfirman), “Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit

satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya

mereka datang kepadamu dengan segera. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha

Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

20 Juli 2014

Pemuka Agama

H. Karim

Page 93: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

Narasumber : H. Rabu

Jabatan : Pemuka Agama

Tempat Wawancara : Kediaman Narasumber

Waktu Wawancara : 25 Juli 2014, 19.25 WIB

1. Kapan dilaksanakannya penyebelihan hewan kurban?

Setelah shalat dzuhur.

2. Mengapa melaksanakan penyembelihan hewan kurban setelah shalat dzuhur,

padahal pada umumnya penyembelihan hewan kurban itu dilaksanakan setelah

shalat ‘idul adhha?

Karena mengikuti waktu ba’da shalat ‘Idul adhha di Mekah yang kira-

kira waktunya bertepatan dengan waktu ba’da shalat dzuhur di

Indonesia.

3. Apakah ada dalil yang menganjurkan pelaksanaan penyembelihan hewan

kurban di waktu tersebut?

Tidak ada, kita mengikuti patokan di Mekah.

4. Bagaimana tata cara pelaksanaan penyembelihan hewan kurban di desa Kundur

Kecamatan Kundur Barat KEPRI?

a. Orang yang hendak mnyembelih harus bersih dari hadas kecil maupun

besar.

b. Berwudhu.

c. Sebelum melakukan penyembelihan orang yang hendak menyembelih

harus melakukan ijab qabul dengan orang yang ingin berkurban.

Page 94: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

d. Orang yang menyembelih dan hewan yang hendak disembelih harus

Menghadap kiblat.

e. Orang yang hendak menyembelih hewan kurban, ketika berjalan

menuju tempat sembelihan dianjurkan membaca tasbih, surat al-

fatihah dan dilanjutkan dengan membaca takbir sebanyak empat kali.

f. Ketika menyembelih hewan kurban membaca kalimat ’’

g. Untuk mengangkat pisau dari leher hewan yang disembelih seraya

membaca

h. Untuk menyembelih hewan kurban dibuatlah lubang khusus untuk

mengalirkan darah hewan kurban, tujuannya adalah agar darah hewan

kurban tidak berceceran dimana-mana.

i. Setelah mengangkat pisau dari leher hewan sembelihan seraya

membaca

5. Apa yang membedakan proses pembagian hewan kurban di masyarakat kundur

dengan masyarakat pada umumnya?

Masyarakat pada umunya membagikan seluruh bagian hewan kurban

baik kepala, daging, kulit maupun tulang belulangnya. Sedangkan di

daerah kita hanya membagikan dagingnya.

6. Apa alasan masyarakat desa kundur membagikan hewan kurban hanya berupa

dagingnya saja tanpa membagikan bagian hewan lainnya?

Page 95: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

a. Alasan pertama yaitu jika kita mengkaji dengan akal, awalnya sejarah

kurban berawal dari Nabi Ismail. Kalo misanlnya pada waktu itu Nabi

Ismail di sembelih oleh Nabi Ibarahim dan tulang-tulangnya dicincang

tentu tidak masuk akal. Maka digantilah dengan kibas dan pada waktu

itu kibas hanya diambil dagingnya saja.

b. Syarat hewan kurban saja kulit tidak boleh kurap, gigi tidak boleh

patah, tanduk tidak boleh pecah, kaki tidak boleh pincang, ekor tidak

boleh buntung (putus) seluruhnya harus sempurna.

c. Kalo misalnya tulang dicincang dan dibagikan, kemudian tidak

sanggup dimakan otomatis dibuang, malah jadi santapan anjing.

d. Kurban itu berdasarkan empat macam:

Siddiq: barang yang benar, baik kambing atau sapi itu harus

sempurna, tidak boleh cacat.

Amanah: dapat dipercaya, itu berarti tidak boleh berbohong

(bijaksana). Pekerjaan kurban kita dari awal sampai akhir harus

amanah.

Tabligh: menyampaikan, sempurna pekerjaan kita dari awal

sampai akhir.

Fathonah: selesailah pekerjaan kita.

7. Apakah ada dalil yang menjelaskan bahwa tulang belulang itu tidak boleh

dicincang?

Page 96: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

Dijelaskan dalam surah Yaasiin: “Dan apakah manusia tidak

memperhatikan bahwa kami menciptakannya dari setetes air mani, maka

tiba-tiba dia menjadi musuh yang nyata.” (QS. Yasin: 77)

8. Bagaimana proses penguburan sisa hewan kurban yang tidak dibagikan?

a. Dibuatkan lubang khusus untuk penguburan sisa hewan kurban itu.

b. Kerangka hewan kurban tersebut dibungkus menggunakan kain

putih.

c. Muka hewan tersebut dihadapkan ke kiblat dan orang yang ingin

mengubur hewan tersebut itu harus menghadap kiblat.

d. Ketia hendak menguburkan kerangka hewan tersebut ke dalam

lubang seraya membaca . Alasannya karena

hewan itu sama seperti manusia, datang dari Allah kembali juga ke

Allah.

Adapun ayat yg menjelaskan kenapa tulang itu harus dikubur:

25 Juli 2014

Pemuka Agama

H. Rabu

Page 97: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

Narasumber : Prof. Hj. Huzaimah Tahido Yanggo

Jabatan : Ketua Komisi Fatwa Majlis Ulama Indonesia

Tempat Wawancara : Kediaman Narasumber

Waktu Wawancara : 18 Febuari 2015, 16.12 WIB

1. Kapan waktu yang tempat untuk melaksanakan pemotongan hewan kurban?

Ba’da shalat Idul Adha sampai hari ketiga atau sampai hari tasyrik.

Selama masih dalam waktu hari tasyrik itu sah-sah saja melaksanakan

pemotongan hewan kurban. Sebelum shalad Id melaksanakan

pemotongan hewan kurban itu tidak sah, karna kurban merupakan

sebuah ibadah.

2. Apakah ada bagian-bagian hewan kurban yang tidak boleh dibagikan?

Tidak ada, harus dibagika semua.

3. Dari keterangan yang telah saya deskripsikan diawal, bagaimanakah pandangan

ibu tentang praktek kluran di Desa Kundur KEPRI?

Tidak benar dalam ajaran agama Islam, karna itu termasuk perbuatan

menyia-nyiakan atau mubazir.

Artinya: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara

syetan.” (QS. Al-Isra’: 27)

Page 98: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

Pada intinya semua bagian hewan kurban itu dapat di manfaatkan. Tidak

ada perbutan menguburkan hewan seperti manusia, hewan tidak bisa

disamakan dengan manusia. Tidak ada penguburan seperti manusia,

apalagi tahlil maupun yang lain-lainnya. Perbuatan tersebut merupakan

sifat jahil (bodoh).

18 Febuari 2015

Ketua Komisi Fatwa Majlis Ulama Indonesia

Prof. Hj. Huzaimah Tahido Yanggo

Page 99: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

Narasumber : DR. Ahmad Sudirman Abbas, MA

Jabatan : Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tempat Wawancara : Kediaman Narasumber

Waktu Wawancara : 20 Febuari 2015, 10.20 WIB

1. Kapan waktu yang tempat untuk melaksanakan pemotongan hewan kurban?

Allah mengatakan sesuai dengan tuntutan zaman dan waktunya. Ketika

kita shalat di Indonesia maka mengikuti waktu di Indonesiabegitu juga

sebaliknya ketika kita berada di Mekah. Pemotongan hewan kurban

dilaksanakan setelah shalat Idul Adha sampai hari Tasyrik.

2. Apakah ada bagian-bagian hewan kurban yang tidak boleh dibagikan?

Seluruh bagian hewan kurban harus dimanfaatkan. Karna Allah

menciptakan hewan, tumbuh-tumbuhan beserta seluruh yang ada dilangit

dan di bumi, diperuntukkan untuk manusia. Karena manusa itu sendiri

harus mengkonsumsi makanan yang halal lagi baik. Apabila hewan yang

dijadikan untuk berkurban dalam kondisi cacat, maka makanan yang

dikonsumsi manusiapun tidak tergolong makanan yang baik. Firman

Allah SWT. :

Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa

yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-

Page 100: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

langkah syaitan, karna sesungguhnya syaitan itu adalah musuh

yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168)

3. Dari keterangan yang telah saya deskripsikan diawal, bagaimanakah pandangan

bapak tentang praktek kuran di Desa Kundur KEPRI?

Jika praktek kurban yang dilakukan masyarakat Kundur tersebut untuk

mengantisipasi dengan tujuan tertentu, maka tidak ada salahnya

melakukan hal demikian. Hanya saja tidak bisa dijadikan sebuah

keyakinan. Secara umum praktek kurban tersebut hanya bersifat parsial

atau kondisional. Jika dikemudian hari mereka harus merubah keyakinan

itu, maka mereka wajib merubahnya. Karna apapun alasannya

melakukan hal demikian itu tidak dibenarkan. Praktek pemanfaatan

hewan kurban yang dilakukan oleh masyarakat kundur yang hanya

memanfaatkan dagingnya saja dengan alasan, praktek kurban pada

zaman Ismail hanya memanfaatkan dagingnya saja. Namun pada

kenyataannya praktek kurban pada zaman Ismail tidak demikian.

Artinya bagian daging itu termasuk tulang. Ketika disebut daging, tidak

berarti tulang tidak ikut. Pemikiran yang tidak ada sumbernya, mereka

menafsirkan ayat Al-quran hanya sebatas tekstual saja, akan tetapi

asbabun nuzul dari ayat tersebut tidak seperti yang mereka jelaskan.

Mereka hanya berkeyakinan dan berantisipasi terhadap pencitraan

aqidah.

Pemaknaan tersebut tidak benar, yakni , pengkiasan

yang tidak punya dasar. Allah menciptakan hewan, tumbuh-tumbuhan di

Page 101: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

muka bumi hanyalah untuk manusia. Mengapa kita harus berkurban

dengan hewan yang sempurna dan sehat? Karna untuk kesehatan mausia.

Boleh saja tulang belulang tersebut dikubur, itu lebih baik. Akan tetapi

setelah dimanfaatkan. Kekhawatiran mengenai tulang belulang bukanlah

hak manusia. Kenapa Allah menciptakan anjing jika bukan untuk

mengkonsumsi tulang. Rasulullah pernah mengatakan “Jangan

mengganggu tulang itu, karna tulang adalah makanan dari bangsa jin.”

20 Febuari 2015

Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DR. Ahmad Sudirman Abbas, MA

Page 102: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

Narasumber : Hj. Siti Hanna, S.Ag., Lc, MA

Jabatan : Dosen UIN syarif Hidayatullah Jakarta

Tempat Wawancara : Ruang Dosen Fakutas Syariah dan Hukum UIN Jakarta

Waktu Wawancara : 11 Januari 2015, 14.20 WIB

1. Kapan waktu yang tempat untuk melaksanakan pemotongan hewan kurban?

Sangat jelas aturannya dalam fiqih bahwa waktu penyembelihan hewan

kurban dilaksanakan setelah shalat Idul Adha. Para imam mazhabpun

sepakat dengan hal itu, hanya mereka berbeda pendapat tentang kapan

masa akhirnya. Mazhab Syafi’I satu hari nahar saja dan tiga hari tasyrik

untuk waktu pemotongan hewan kurban. Mengenai kapan waktu yang

tepat untuk melaksanakan pemotongannya belum ada yang membahas.

Sedangkam menetapkan hari nahar itu sesuai dengan dimana orang

tersebut tinggal.

Contohnya saja waktu dzuhur di Indonsia tentunya di Mekkah berbeda,

di Indonesia dzuhur di Mekkah pagi. Apakah orang Indonesia harus

mengikuti waktu di Mekkah? Tentu tidak, waktunya sangatlah berbeda.

Nasnya sangatlah jelas:

Artinya: “Dirikanlah shalat karna tergelincirnya matahari.” (Qs. Al-Isra’:

78)

Page 103: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

Ketika tergelincirnya matahari, kita berada di Indonesia, maka kita wajib

melaksanakan shalat dzuhur. Karna di Mekkah belum ada syam maka

mereka tidak wajib shalat dzuhur. Ketika munculnya syam di mekkah di

Indoneia sudah melaksanakan shalat magrib. Al-qur’an sendiri menaruh

illat bukan pada penduduk Mekkah tetapi pada sebuah tanda alam yang

menunjukkan adanya pergeseran waktu yaitu tergelincirnya matahari.

Hewan kurban begitu juga dengan masalah penyembelihan. Tidak ada

nas yang menjelaskan bahwa penyembelihan hewan kurban dilaksanakan

mengikuti waktu di Mekkah, karna pada hakikatnya semua waktu milik

Allah.

Artinya: “Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat.” (QS. Al-Baqarah:

115)

Artinya semua daerah dimata Allah sama, Mekkah dan Madinah punya

keistimewaan khusus tapi bukan berarti kita memotong hewan kurban

harus mengikuti waktu disana.

2. Apakah ada bagian-bagian hewan kurban yang tidak boleh dibagikan?

Selama itu masih bisa dimanfaatkan dan digunakan oleh orang, itu harus

dibagikan. Yang tidak boleh itu diperjual belikan, biasanyakan kulit,

kepala dijual, itu yang tidak boleh.

3. Dari keterangan yang telah saya deskripsikan diawal, bagaimanakah pandangan

ibu tentang praktek kluran di Desa Kundur KEPRI?

Page 104: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

Menurut saya ini merupakan tradisi turun temurun, sehingga pada

akhirnya masyarakat sekarangnya tidak lagi bertanya-tanya. Apalagi

dibungkus menggunakan kain putih, menurut mereka itu ajaran agama.

Kesannya memang betul kita berkurban mengikuti orang Mekkah. Akan

tetapi menurut kiasan mereka, sejarah kurban pada zaman Nabi Ibrahim

diperintahkan memotong anaknya Ismail, maka pada waktu itu juga

diganti dengan kibas dan pada waktu itu kibas hanya di ambil dagingnya

saja. Mungkin pada waktu itu di Mekkah orangnnya sangat sedikit,

tulang, kepala, kulit tidak terlalu banyak mempergunakannya. Akan

tetapi di Indonesia sangat dimanfaatkan untuk orang lain.

Seperti yang mereka kiaskan, jika Nabi Ismail dipotong dan di cincang-

cincang memeang itu sangat tdak mugkin. Menurut saya itu

menggandengkan hukum tapi denga dasar hukum yang

sama sekali berbeda. Seperti harus di kuburkan layaknya jenazah, dalam

Islam segala sesuatu itu ada tempatnya, manusia memang seperti itu

diperlakukannya. Hewan/ binatang tidak seperti itu. Bukan kita

menghinakan binatang, tetapi tidak pernah ada aturan pemakaman

binatang seperti halnya manusia. Karna pada hakikatnya semua binatang

dan semua benda di muka bumi ini adalah ditundukkan untuk

kemaslahatan manusia bukan manusia yang menghamba pada binatang.

Page 105: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

11 Januari 2015

Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hj. Siti Hanna, S.Ag., Lc, MA

Page 106: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

Narasumber : KH. Ali Mustafa Yaqub, MA

Jabatan : Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta

Tempat Wawancara : Kantor Masjid Istiqlal, Jakarta

Waktu Wawancara : 29 Agustus 2014, 13.20 WIB

1. Kapan waktu yang tempat untuk melaksanakan pemotongan hewan kurban?

Waktu penyembelihan hewan kurban dilaksanakan setelah shalat Idul

Adha, sampai hari tasyrik.

2. Apakah ada bagian-bagian hewan kurban yang tidak boleh dibagikan?

Semua bagian hewan kurban boleh dibagikan. Tidak ada larangan untuk

membagikan baik itu kepala, kulit maupun tulang belulangnya. Yang

tidak boleh itu menjual bagian dari hewan kurban.

3. Dari keterangan yang telah saya deskripsikan diawal, bagaimanakah pandangan

bapak tentang praktek kluran di Desa Kundur KEPRI?

Menurut saya, praktek kurban disana tidak benar, karna tidak sesuai

dengan yang diajarkan agama Islam. Karna itu sudah berkaitan dengan

kepercayaan, dikhawatirkan bisa menjadi syirik. Jika sisa dari bagian

hewan kurban yang tidak dibagikan kemudian dipendam atau di

kuburkan itu merupakan perbuatan mubazir.

Page 107: PRAKTEK KURBAN DI DESA KUNDUR DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30254/1/KARTINI... · 2. Semua Sumber saya ... aktifitas membagikan daging hewan

29 Agustus 2014

Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta

KH. Ali Mustafa Yaqub, MA