PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA...

85
PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA SATELIT DI BALAI RISET DAN OBSERVASI KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BALI PRAKTEK KERJA LAPANG PROGRAM STUDI S-1 BUDIDAYA PERAIRAN Oleh : SONY ANGGA SATRYA SURABAYA – JAWA TIMUR FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2010 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Transcript of PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA...

Page 1: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA SATELIT

DI BALAI RISET DAN OBSERVASI KELAUTAN

KABUPATEN JEMBRANA BALI

PRAKTEK KERJA LAPANG

PROGRAM STUDI S-1 BUDIDAYA PERAIRAN

Oleh :

SONY ANGGA SATRYA

SURABAYA – JAWA TIMUR

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2010

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 2: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA SATELIT

DI BALAI RISET DAN OBSERVASI KELAUTAN

KABUPATEN JEMBRANA BALI

Praktek Kerja Lapang Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Perikanan pada Program Studi Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

Oleh :

SONY ANGGA SATRYA

NIM. 060710150P

Mengetahui, Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

Menyetujui,

Dosen Pembimbing,

Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh., DEA. Abdul Manan, S.Pi., M.Si NIP. 19520517 1978803 2 001 NIP.19800517 200312 1 004

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 3: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

Setelah mempelajari dan menguji dengan sungguh-sungguh, kami berpendapat bahwa Praktek Kerja Lapang (PKL) ini, baik ruang lingkup maupun kualitasnya dapat diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan.

Tanggal Ujian : 10 November 2010

Menyetujui, Panitia Penguji,

Ketua

Abdul Manan, S.Pi., M.Si NIP. 19800517 200312 1 004

Sekretaris Anggota Sapto Andriyono, S.Pi., MT. A. Shofy Mubarak, S.Pi., M.Si. NIP. 19790925 200812 1 002 NIP. 19735501 200112 1 002

Surabaya, 10 November 2010 Fakultas Perikanan dan Kelautan

Universitas Airlangga Dekan,

Prof. Dr. Drh. Hj. Sri Subekti B. S. DEA NIP. 19520517 1978803 2 001

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 4: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

RINGKASAN

SONY ANGGA SATRYA. Prakiraan Kesuburan Perairan Bali Dari Citra

Satelit di Balai Riset dan Observasi Kelautan desa Dangin Berawah,

Kecamatan Jembrana, Kabupaten Negara, Provinsi Bali. Dosen Pembimbing

Abdul Manan, S.Pi., M.Si.

Indonesia memiliki potensi sumber daya perikanan yang sangat besar,

salah satunya pada sektor budidaya laut. Tiram mutiara (Pinctada maxima)

merupakan salah satu komoditas yang banyak dibudidayakan. Tidak semua lokasi

perairan di Indonesia dapat digunakan sebagai lokasi Keramba Jaring Apung

(KJA) budidaya tiram mutiara. Suatu perairan dapat digunakan sebagai lokasi

KJA budidaya tiram mutiara apabila memiliki suhu 25°-29°C, banyak terdapat

kandungan pakan alami (fitoplankton), terhindar dari arus yang kuat, dan dasar

berpasir karang. Dengan teknologi penginderaan jauh kita bisa mendapatkan nilai

produktifitas primer suatu perairan dengan melihat persebaran suhu permukaan

laut dan konsentrasi klorofil pada suatu perairan tanpa melakukan survei terestis.

Tujuan pelaksanaan praktek kerja lapang ini adalah untuk mengetahui

proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra Modis, mengetahui proses pembuatan

peta persebaran suhu permuakaan laut dan konsentrasi klorofil-a, dan mengetahui

kelayakan area pada perairan Bali untuk KJA budidaya tiram mutiara. Praktek

kerja lapang ini dilaksanakan di Balai Riset dan Observasi Kelautan, Jembrana,

Kabupaten Negara, Bali mulai tanggal 19 Juli – 1 September 2010.

Metode kerja yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah

metode diskriptif dengan pengambilan data meliputi data primer dan data

sekunder. Pengambilan data dilakukan dengan cara partisipasi aktif, observasi,

wawancara dan studi pustaka.

Area Studi yang dikerjakan adalah perairan Bali. Kegiatan pengolahan

citra satelit Aqua/Terra Modis diawali dengan pengumpulan data citra satelit dari

database NASA melalui situs OceanColor Web, pemilihan data citra yang bersih,

dan download citra. Tahapan pengolahan data citra dilakukan dengan

menggunakan software ENVI 4.7, pengolahan citra yang dilakukan berupa

pewarnaan citra, pembatasan nilai minimum dan maksimum suhu dan klorofil-a

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 5: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

permukaan laut, dan klasifikasi citra berdasarkan nilai suhu permukaan laut

sebagai parameter penentuan lokasi KJA budidaya tiram mutiara (Pinctada

maxima). Proses selanjutnya adalah pembuatan peta persebaran suhu dan

konsentrasi klorofil-a permukaan laut serta peta lokasi kesesuaian budidaya tiram

mutiara.

Dari hasil praktek ini diperoleh peta persebaran Suhu Permukaan Laut

(SPL) dan konsentrasi klorofil-a yang berbeda antara musim barat dan musim

timur pada tahun 2009. Sedangkan untuk lokasi kesesuaian lokasi budidaya tiram

mutiara di perairan Bali, lokasi yang sesuai untuk lokasi KJA budidaya tiram

mutiara berada pada koordinat 8°33’00.97”- 8°42’05.30” Lintang Selatan dan

115°18’03.40”- 115°39’03.21” Bujur Timur. Berdasarkan letak geografisnya

berada pada perairan bagian tenggara Bali bagian utara Pulau Nusa Pennida.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 6: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

SUMMARY

SONY Anga Satrya. Forecast Fertility Bali Waters From Satellite Imagery in

Institute for Marine Research and Observation, Dangin Berawah village,

Jembrana District, Negara District, Bali Province. Supervisor Abdul Manan,

S.Pi., M.Si.

Indonesia is very large the potential of fisheries resources, one in marine

aquaculture sector. Pearl oyster (Pinctada maxima) is one of the many

commodities grown. Not all locations in Indonesian waters can be used as the

location of the floating net cage pearl oyster cultivation. A water can be used as

the location for pearl oyster farming cage when the temperature of 25° - 29° C,

there are a lot of content of natural food (phytoplankton), protected from strong

currents, reefs and sandy bottom. With remote sensing technology, we can get the

value of primary productivity of waters by looking at the distribution of sea

surface temperature and chlorophyll concentration in the water without doing a

terestis survey.

The purpose of the field work practice are to identify the satellite image

processing Aqua/Terra Modis, to know the process of making a map of

temperature distribution and concentration of sea surface chlorophyll-a, and to

determine the feasibility of Bali coastal area for cage of pearl oyster culture. The

practice of field work was conducted at the Institute for Marine Research and

Observation, Jembrana, Negara, Bali from on July 19 to September 1, 2010.

Working methods used in this field work practice is active participation,

observation, interview and literature study to collecting data includes primary data

and secondary data. On the reporting field work practice used descriptive method.

Study area located is the Bali coastal. Satellite image processing activities

Aqua/Terra Modis starting with the collection of satellite image data from the

database NASA via OceanColor Web site, the selection of a clean image data, and

than download of satellite images. The first stages of image data processing are

used software ENVI 4.7, with procedures are coloring the image, limiting the

minimum and maximum temperatures and sea surface chlorophyll-a, and

classifiying of the image based on the value of sea surface temperature. Sea

surface temperature parameter determine the location of the cage of pearl oysters

(Pinctada maxima) culture. The next of image processing is compose the

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 7: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

temperature distribution and chlorophyll-a concentration map based on the

suitability of the cage of pearl oysters culture.

The result of this practice work obtained distribution Sea Surface

Temperature (SST) and chlorophyll-a concentration maps different between west

and east monsoon season in 2009. Suitability of the location of the cage of pearl

oyster culture on Bali coastal area, at coordinates 8° 33' 00.97 " - 8° 42' 05.30"

South Latitude and 115° 18' 03.40 " - 115° 39 ' 03.21" East Longitude. Based on

geographical, that the location in the southeastern Bali coastal area and on the

northern area of Nusa Pennida island.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 8: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

limpahan rakhmat dan hidayah-Nya, sehingga Praktek Kerja Lapang tentang

Prakiraan Kesuburan Perairan Bali dari Citra Satelit ini dapat terselesaikan.

Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapang yang telah

dilaksanakan di Balai Riset dan Observasi Kelautan, Jalan Baru Perancak,

Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali. Kegiatan ini dilaksanakan tanggal

19 Juli – 1 September 2010.

Tujuan dari Praktek Kerja Lapang ini adalah untuk mengetahui proses

pengolahan data citra satelit Aqua/Terra Modis sebagai media memprakirakan

kesuburan perairan Bali. Adapun kegunaannya adalah untuk memberikan

informasi tentang proses pengolahan citra Satelit Aqua/Terra Modis level 2

sehingga dapat mengetahui konsentrasi klorofil-a dan persebaran suhu permukaan

laut di perairan Bali yang terjadi pada musim timur dan musim barat. Dari hasil

pengolahan citra satelit tersebut dapat diketahui daerah perairan yang baik untuk

kegiatan budidaya Keramba Jaring Apung (KJA) tiram mutiara (Pinctada

maxima).

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,

sehingga kritik dan saran yang sangat penulis harapkan demi perbaikan dan

kesempurnaan laporan selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis

ini bermanfaat dan dapat memberikan informasi bagi semua pihak.

Surabaya, Oktober 2010

Penulis

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 9: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini, tidak lupa pula penulis haturkan terima kasih yang

sebesar-besarya kepada :

1. Ibunda tercinta Sulistiani, Ayahanda Moch.Pudji Laksono, dan Adikku Lanny

Rizky Arthanti yang selalu memberikan doa, kasih sayang, perhatian,

dukungan, dan pengorbanan yang tiada henti selama ini

2. Ibu Prof. Dr. Drh. Hj. Sri Subekti B. S., DEA selaku Dekan Fakultas

Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya.

3. Bapak Abdul Manan, S.Pi., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan arahan, petunjuk dan bimbingan sejak penyusunan usulan hingga

selesainya penyusunan laporan PKL ini.

4. Bapak Sapto Andriyono, S.Pi., MT, selaku dosen penguji pertama yang telah

memberikan saran kritik dalam penyempurnaan laporan PKL ini.

5. Bapak A.Shofy Mubarak, S.Pi., M.Si, selaku dosen penguji kedua yang telah

memberikan saran kritik dalam penyempurnaan laporan PKL ini.

6. Bapak Dr.rer.nat.Agus Setiawan, M.Si, selaku Kepala Balai Riset dan

Observasi Kelautan Jembrana Bali yang telah mengijinkan penulis

melaksanakan PKL.

7. Bapak Eko Susilo, S.Pi, selaku pembimbing lapang di Balai Riset dan

Observasi Kelautan Jembrana yang telah memberikan bimbingan dan ilmu

selama pelaksanaan PKL.

8. Astri Reza Fauziah yang telah memberikan banyak motivasi, perhatian,

dukungan dan kasih sayangnya selama pembuatan PKL ini sehingga ai

menjadi pribadi yang sabar dan tegar.

9. Mas Faisal, Mbak Endah, Bang Jay, Mbak Sita, Mbak Yoke, Mas Tri, Mbak

Dina, Pak Awi, Pak Bambang, Mbak Nui, Mbak shofy, Mas Pur, Pak

Komang, Mas Patrik dan seluruh karyawan BROK yang telah memberikan

banyak ilmu, perhatian, motivasi, meluangkan banyak waktu, dan

kebersamaannya selama pelaksanaan PKL ini.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 10: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

10. Kawan seperjuangan PKL BROK BP’07 ( Barkah, Taufik, Bram, Iqbal ) atas

bantuan, motivasi, dan kebersamaan dalam pelaksanaan hingga penyusunan

PKL ini.

11. Teman-teman PKL UNPAD (Januar, Candra, Firman, Julius), UNHAS

(Andika, Susi), ITS (Wildan), UNIBRAW (Syiri,Arief), ITB (Adis, Manda)

atas kebersamaannya selama penulis melaksanakan PKL.

12. Seluruh teman-teman BP’07 Laskar Plankton atas kebersamaannya selama ini.

13. Semua pihak yang telah membantu sehingga Laporan Praktek Kerja Lapang

ini bisa terselesaikan.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 11: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN................................................................................... iv

SUMMARY...................................................................................... vi

KATA PENGANTAR...................................................................... viii

UCAPAN TERIMAKASIH............................................................. ix

DAFTAR ISI.................................................................................... xi

DAFTAR TABEL............................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR....................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................... xvi

I PENDAHULUAN.................................................................. 1

1.1 Latar Belakang................................................................... 1

1.2 Tujuan................................................................................ 4

1.3 Kegunaan.............................................................................. 4

II TINJAUAN PUSTAKA......................................................... 6

2.1 Kesuburan Perairan Laut..................................................... 6 2.1.1 Cahaya Matahari…………………………………… 7 2.1.2 Suhu………………………………………………... 8 2.1.3 Nutrien……………………………………………... 9 2.1.4 Upwelling…………………………………………. 10

2.2 Budidaya Tiram Mutiara (Pinctada maxima)..................... 11

2.3 Perairan Bali...................................................................... 13

2.4 Teknologi Penginderaan Jauh…...................................... 14 2.4.1 Proses Penerjemahan Citra……………………… 16 2.4.2 Citra Foto............................................................... 17 2.4.3 Citra Non Foto....................................................... 19

2.5 Satelit Aqua/Terra Modis................................................. 21

III PELAKSANAAN.................................................................. 25

3.1 Tempat dan Waktu............................................................ 25

3.2 Metode Kerja..................................................................... 25

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 12: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

3.3 Metode Pengumpulan Data............................................... 25 3.3.1 Data Primer.............................................................. 25 3.3.2 Data Sekunder.......................................................... 27

IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................... 28

4.1 Keadaan Umum Lokasi Praktek Kerja Lapang................ 28 4.1.1 Sejarah Berdiri dan Perkembangan Balai Riset dan Observasi Kelautan.................................................. 28 4.1.2 Keadaan Topografi dan Geografi............................ 29

4.2 Sarana dan Prasarana…………………………………… 29 4.2.1 Bangunan…………………………………………. 29 4.2.2 Peralatan………………………………………….. 30 4.2.3 Transportasi……………………………………….. 31 4.2.4 Jaringan Listrik……………………………………. 31 4.2.5 Jalan………………………………………………. 31 4.2.6 Komunikasi……………………………………….. 32 4.3 Struktur Organisasi Balai Riset dan Observasi

Kelautan.................................................................. 32

4.4 Tim Peneliti di Balai Riset dan Observasi Kelautan 34 4.4.1 Tim Penelitian Penginderaan Jauh (Ocean Remote Sensing)………………………… 34 4.4.2 Tim Marine Conservation………………………… 37 4.4.3 Tim Oceanografi………………………………… 38 4.4.4 Laboratorium Riset Kelautan…………………….. 39

4.5 Kegiatan di Lokasi Praktek Kerja Lapang....................... 40 4.5.1 Pengumpulan Data................................................... 41 4.5.2 Pengolahan Data...................................................... 44 4.5.3 Layout Peta............................................................. 50

4.6 Pembahasan Hasil............................................................ 53 4.6.1 Peta Persebaran Suhu Permukaan Laut di Perairan Bali.......................................................................... 53 4.6.2 Peta Persebaran Klorofil-a di Perairan Bali............. 55 4.6.3 Peta Lokasi Kesesuaian Budidaya Tiram Mutiara di Perairan Bali........................................................ 57

V KESIMPULAN DAN SARAN............................................. 61

5.1 Kesimpulan....................................................................... 61

5.2 Saran................................................................................. 61

DAFTAR PUSTAKA..................................................................... 62

LAMPIRAN.................................................................................... 65

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 13: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilai Produksi Perikanan tahun 2005-2009................................ 2 2. Perbedaan Citra Foto dan Citra Non Foto................................. 17 3. Spesifikasi Satelit Aqua Modis.................................................. 23

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 14: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Sistem Penginderaan Jauh............................................................ 15 2. Satelit Aqua Modis....................................................................... 22 3. Struktur Organisasi Balai Riset dan Observasi Kelautan............. 33 4. Bioreef ………………………….................................................. 37 5. Laboratorium Riset Kelautan Balai Riset dan Observasi Kelautan. ....................................................................................................... 39 6. Diagram Alir Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang........................ 41 7. Tampilan Awal OceanColor Web................................................. 42 8. Tampilan Informasi Permintaan Citra........................................... 42 9. Quicklook Permintaan Data Citra.................................................. 43 10. Software ENVI 4.7........................................................................ 44 11. Tampilan Awal ENVI 4.7.............................................................. 44 12. ENVI Color Tables......................................................................... 45 13. Chlorophyll/Sea Surface Temperature Consentration.................... 46 14. Toolbar Convert Citra..................................................................... 46 15. Open File Citra SST........................................................................ 47 16. Toolbar Band Threshold to ROI Parameters.................................. 48 17. Citra Hasil Klasifikasi..................................................................... 48 18. Citra Hasil Clump........................................................................... 49 19. Raster to Vektor Parameter............................................................ 49 20. Hasil Klasfikasi.............................................................................. 50 21. Software ArcGIS 9 (ArcMap version 9.3)..................................... 51

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 15: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

22. Pemasukan Citra dan BestMap pada ArcGIS 9............................. 51 23. Cropping Pada ArcGIS 9............................................................... 52 24. Peta Persebaran Suhu Permukaan Laut Perairan Bali Pada

Perwakilan Musim Timur (Juni) dan Musim Barat (Desember)… 53 25. Peta Persebaran Klorofil-a Perairan Bali Pada Perwakilan Musim Timur (Juni) dan Musim Barat (Desember)……………… 56 26. Peta Lokasi Kesesuaian Budidaya tiram Mutiara di Perairan Bali.. 59

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 16: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Peta Geografis Kabupaten Jembrana, Bali.......................................... 66

2. Peta Persebaran Suhu Permukaan Laut Pada Musim Timur 2009...... 67

3. Peta Persebaran Suhu Permukaan Laut Musim Barat 2009…………. 68

4. Peta Konsentrasi Klorofil-a Permukaan Laut Pada Musim Timur 2009 69

5. Peta Konsentrasi Klorofil-a Permukaan Laut Pada Musim Barat 2009.. 70

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 17: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki potensi

perairan yang besar. Luas wilayah perairan Indonesia meliputi sekitar 62% dari

luas teritorial Indonesia, serta memiliki potensi dan keanekaragaman jenis hayati

yang sangat besar, sehingga merupakan wilayah yang sangat produktif

(Supriharyono, 2000). Untuk bidang perikanan, total nilai ekonomi potensi

sumber daya perikanan Indonesia pada tahun 2009 diperkirakan Rp 102,78 triliun

(DKP, 2010). Secara lebih rinci potensi ekonomi perikanan dapat dilihat pada

Tabel 1. Tingginya potensi sumberdaya perikanan Indonesia juga didukung oleh

letak geografis Indonesia yang memiliki karakteristik unik yaitu sebagai jalur

perlintasan massa air dari Samudra Pasifik menuju Samudra Hindia, sehingga

dengan karakteristik seperti itu diperkirakan perairan Indonesia dapat digunakan

sebagai lokasi budidaya laut yang baik terutama untuk budidaya tiram mutiara

(Pinctada maxima).

Pada Tabel 1, dapat dilihat juga peningkatan produksi perikanan dalam

sektor budidaya laut mulai dari tahun 2005 – 2009. Indonesia juga memiliki pola

angin yang berubah setiap tahun terbagi atas 2 musim setiap tahunnya yaitu

musim barat dan musim timur. Pada musim barat (Desember-Maret) bertiup angin

muson timur laut di utara dan muson barat laut di selatan katulistiwa, sedangkan

pada musim timur (Juni-Agustus), bertiup angin muson barat daya di utara dan

mosun tenggara di bagian selatan katulistiwa. Pola angin yang berbeda semacam

ini dapat mempengaruhi kesuburan suatu perairan (wyrtki, 1961).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 18: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

Tabel 1. Nilai Produksi Perikanan tahun 2005-2009 (jutaan rupiah)

Rincian Tahun

Kenaikan

rata-rata

(%) 2005 2006 2007 2008 2009 *)

Total Nilai 57622,78 63845,14 76360,22 89454,45 102783,05 15,61

Perikanan

Tangkap: 36171,33 40069,05 48431,93 51611,69 56077,35 11,72

1. Perikanan Laut

33255,30 37162,91 45025,65 46598,55 50863,53 11,39

2. Perikanan Umum

2916,03 2906,14 3406,28 5013,13 5213,82 17,01

Perikanan

Budidaya: 21451,44 23776,08 27928,28 37842,76 46705,70 21,81

Budidaya Laut 3141,86 1996,13 4035,58 9241,94 11678,11 55,27

1. Tambak 13201,27 15713,29 16408,28 17304,47 19404,91 10,26

2. Kolam 2929,13 3481,15 4237,90 6805,93 8736,65 32,39

3. Karamba 670,31 583,66 788,21 1620,25 2930,91 52,14

4. Jaring 645,85 1093,62 1690,27 3493,77 1996,60 34,48

5. Sawah 862,99 908,21 768,01 1376,38 1958,49 27,83

*) Angka Sementara Sumber : Kelautan dan Perikanan dalam angka, 2009

Parameter kesuburan perairan dapat diketahui dari tinggi rendahnya

kandungan klorofil, jumlah dan komposisi plankton. Dikenal empat macam

pigmen klorofil yaitu klorofil-a, klorofil-b, klorofil-c, dan klorofil-d. Diantara

keempat klorofil tersebut klorofil-a merupakan bagian terpenting dalam

mengadakan fotosintesis, yang terkandung oleh sebagian besar jenis fitoplankton

yang hidup di laut (Wiadnyana, 1983). Beberapa parameter fisika-kimia yang

mengontrol dan mempengaruhi sebaran klorofil-a adalah persebaran suhu

permukaan laut, intensitas cahaya, salinitas dan nutrien (Tisch et al, 1992).

Perbedaan parameter-parameter tersebut secara langsung merupakan penyebab

bervariasinya produktivitas primer di beberapa tempat di laut (Afdal dan Riyono,

2002). Perairan yang subur dan mempunyai produktivitas yang tinggi tentunya

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 19: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

akan memberikan daya dukung lingkungan yang positif bagi kehidupan biota laut.

Salah satu wilayah perairan Indonesia yang sangat berpotensi untuk kegiatan

budidaya laut adalah perairan Bali. Perairan Bali merupakan salah satu perairan

yang berpotensi di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan pemanfaatan perairan Bali

sebagai lokasi budidaya tiram mutiara. Dalam penentuan lokasi KJA (Keramba

Jaring Apung) untuk budidaya tiram mutiara apabila dilakukan dengan survei

terestis sangat sulit.

Usaha pengumpulan data guna mengetahui potensi sumber daya suatu

perairan sering menjadi mahal dan memakan waktu. Untuk mengatasi hal tersebut

secara mudah, cepat, dan tepat, salah satu alternatifnya adalah dengan

menggunakan teknologi penginderaan jauh (remote sensing). Penginderaan jauh

adalah ilmu untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah atau gejala,

dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat, tanpa

kontak langsung dengan objek, daerah atau gejala yang akan dikaji (Lillesand dan

Kiefer, 1990) Penerapan teknologi penginderaan jauh untuk pemantauan kondisi

lingkungan memberikan hasil guna yang optimal, karena penginderaan jauh

memberikan kemudahan dalam analisis spasial, berulang, kontinu, serta meliputi

wilayah yang relatif luas dengan biaya yang relatif murah dan cepat bila

dibandingkan dengan survei terestis (Lillesand et al, 1990). Artinya, data

penginderaan jarak jauh bisa menyediakan informasi obyektif, ekonomis dan

dapat dipercaya dalam usaha pemantauan maupun evaluasi sumberdaya suatu

perairan.

Dalam pengideraan jauh data masukan atau hasil observasi dapat berupa

citra. Citra dapat diartikan sebagai gambaran yang tampak dari suatu objek yang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 20: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

sedang diamati, sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau, agar

dapat dimanfaatkan, citra diinterpretasikan atau diterjemahkan terlebih dahulu

dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek

tersebut (Estes, 1975). Sejalan dengan berkembangnya teknologi penginderaan

jauh maka informasi tentang wilayah yang luas bukan merupakan suatu kendala.

Selanjutnya informasi tersebut dirangkum dalam Sistem Informasi Geografis

(SIG) sehingga diperoleh data spasial dan non spasial potensi sumberdaya

perairan Bali secara komprehensif.

1.2 Tujuan

Tujuan dari Praktek Kerja Lapang ini adalah :

1. Mengetahui proses pengolahan data citra satelit Aqua/Terra Modis level 2

(Data Persebaran Suhu Permukaan Laut (SPL) dan klorofil-a permukaan laut)

di perairan Bali pada perwakilan musim timur dan musim barat.

2. Mengetahui proses pembuatan peta sebaran suhu permukaan laut dan klorofil-

a permukaan laut di perairan Bali pada perwakilan musim timur dan musim

barat.

3. Mengetahui koordinat perairan Bali yang sesuai untuk lokasi budidaya tiram

mutiara (Pinctada maxima) pada semua musim.

1.3 Kegunaan

Praktek Kerja lapang ini berguna untuk memberikan informasi tentang

penggunaan teknologi penginderaan jauh sebagai pelengkap survei lapang dan

mengetahui proses pengolahan citra Satelit Aqua/Terra Modis level 2 sehingga

dapat mengetahui konsentrasi klorofil-a dan persebaran suhu permukaan laut di

perairan Bali yang terjadi pada musim timur dan musim barat. Dari hasil

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 21: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

pengolahan citra satelit tersebut dapat diketahui koordinat lokasi perairan Bali

yang baik untuk kegiatan budidaya Keramba Jaring Apung (KJA) tiram mutiara

(Pinctada maxima) pada masing-masing musim.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 22: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesuburan Perairan Laut

Kesuburan suatu perairan tersusun atas berbagai unsur di dalamnya,

fitoplankton merupakan salah satu unsur dalam perairan yang merupakan

indikator kesuburan suatu perairan (Wiadnyana, 1983). Pengetahuan akan

informasi kesuburan suatu perairan mutlak diperlukan. Salah satu cara untuk

mengetahui tingkat kesuburan suatu perairan adalah dengan melakukan evaluasi

wilayah perairan dalam kaitannya dengan pemanfaatan perairan laut dan teknologi

penginderaan jauh. Kesuburan suatu perairan tergantung dari ketersediaan

produsen utama di dalam ekosistem perairan. Fitoplankton merupakan produsen

utama dalam sistem mata rantai di laut. Tumbuhan laut ini bebas melayang dan

hanyut dalam laut serta mampu melakukan fotosintesis, oleh karena itu tanpa

adanya tumbuhan planktonik yang berukuran renik ini tidak mungkin adanya

kehidupan di laut (Nybakken, 1992).

Plankton adalah organisme yang berukuran kecil (mikroskopis) dan

hidupnya melayang terbawa arus di perairan bebas (Hutabarat dan Evans, 1985).

Fitoplankton merupakan organisme yang menjadi dasar atau awal dari mata rantai

makanan, terutama pada rantai makanan di perairan. Organisme ini dimakan oleh

zooplankton dan kemudian akan dimangsa oleh ikan atau predator lainnya,

dengan demikian informasi tentang komposisi atau biomassa fitoplankton

(klorofil) sangat penting sebagai dasar untuk menggambarkan aliran energi dari

jaring makanan di perairan. Fitoplankton memiliki berbagai fungsi yaitu (a)

sebagai pemasok oksigen utama bagi organisme akuatik; (b) mengubah zat

anorganik menjadi zat organik; (c) sebagai sumber makanan bagi zooplankton; (d)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 23: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

menyerap gas-gas beracun seperti NH3 dan H2S; (e) sebagai indikator tingkat

kesuburan perairan; (f) sebagai indikator pencemaran contohnya Skeletonema sp

akan melimpah di perairan dengan kadar nutrisi tinggi; (g) sebagai penyedia zat

antibiotik seperti penisilin dan streptomisin contohnya pada Asterionella japonica

dan Asterionella notata (Arinardi et al., 1997).

Klorofil di dalam tumbuhan berbentuk 4 macam yaitu klorofil-a, klorofil-

b, klorofil-c dan klorofil-d (Devlin, 1975 dalam Nontji, 2002). Klorofil-a

fitoplankton adalah suatu pigmen aktif dalam sel tumbuhan yang mempunyai

peran penting dalam berlangsungnya proses fotosintesis di perairan (Prezelin,

1981). Klorofil-a merupakan salah satu pigmen fotosintesis yang paling penting

bagi tumbuhan yang ada di perairan dan pigmen yang paling umum terdapat pada

fitoplankton sehingga hasil pengukuran kandungan klorofil-a sering digunakan

untuk menduga biomassa fitoplankton suatu perairan.

Kemampuan fitoplankton untuk membentuk zat anorganik menjadi zat

organik membuat fitoplankton sebagai produsen primer merupakan pangkal rantai

makanan dan dasar pendukung kehidupan seluruh biota lainnya (Nontji, 2002).

Keberadaan fitoplankton di laut sangat tergantung pada kondisi lingkungan dari

perairan tersebut seperti cahaya matahari, suhu, nutrien dan fenomena oseanografi

(upwelling) dan beberapa faktor oseanografi lainnya.

2.1.1 Cahaya matahari

Cahaya matahari mutlak diperlukan untuk reaksi fotosintesis. Menurut

Nontji (2006), cahaya matahari yang jatuh ke permukaan laut sebenarnya berupa

radiasi gelombang elektromagnetik yang mempunyai spektrum lebar, dengan

panjang gelombang berkisar 300 – 2500 nm (1 nano meter = 10-9 m), atau

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 24: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

mencakup spektrum dari sinar ultraviolet hingga sinar infra merah. Tetapi yang

ditangkap oleh klorofil fitoplankton di laut hanyalah radiasi dalam spektrum

dengan panjang gelombang antara 400 – 720 nm, yang disebut Photosynthetically

Active Radiation (PAR).

2.1.2 Suhu

Suhu air laut merupakan faktor yang banyak mendapat perhatian dalam

pengkajian sumber daya kelautan. Suhu permukaan air laut dipengaruhi oleh

musim, lintang (latitude), ketinggian dari permukaan laut (altitude), waktu dalam

satu hari, sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran serta kedalaman dari badan

air. Perubahan suhu berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, dan biologi badan

air. Suhu biasanya dinyatakan dalam satuan derajat Celsius (°C) atau derajat

Fahrenheit (°F). Data suhu air laut tersebut dapat dimanfaatkan untuk mempelajari

gejala - gejala fisika dan kaitannya dengan kehidupan organisme di laut

(Nontji, 2002). Suhu dapat mempengaruhi fotosintesis di laut baik secara

langsung, maupun tidak langsung. Pengaruh langsung karena reaksi kimia

enzimatik yang berperan dalam proses fotosintesis dikendalikan oleh suhu.

Peningkatan suhu sampai batas tertentu akan menaikkan laju fotosintesis.

Sedangkan pengaruh tak langsung adalah karena suhu akan menentukan struktur

hidrologis suatu perairan dimana fitoplankton itu berada, karena suhu berpengaruh

terhadap daya larut oksigen yang digunakan untuk respirasi biota laut

(Nontji, 2002). Daya larut oksigen berkurang apabila suhu mengalami kenaikan,

sebaliknya kandungan karbondioksida akan bertambah.

Kisaran suhu yang optimum bagi pertumbuhan fitoplankton di perairan

adalah sekitar 20 – 30°C (Effendi, 2000). Perairan Indonesia memiliki suhu

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 25: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

permukaan laut berkisar 28 - 31°C, sedangkan di tempat yang terjadinya

upwelling bisa turun hingga 25°C. Menurut hukum Van’t hoff yang berbunyi,

Peningkatan 10°C suhu perairan dapat meningkatan konsumsi oksigen oleh

organisme akuatik sekitar 2 - 3 kali lipat. Peningkatan suhu ini dapat

mengakibatkan menurunnya kadar oksigen terlarut di perairan, sehingga

keberadaan oksigen di perairan sering tidak mampu memenuhi peningkatan

oksigen yang dibutuhkan oleh organisme akuatik untuk metabolisme dan

respirasi.

Dekomposisi bahan organik oleh mikroba juga menunjukkan peningkatan

dengan semakin meningkatnya suhu. Suhu air laut dipermukaan sangat

berpengaruh terhadap jumlah panas yang diterima dari matahari. Data suhu

permukaan laut dapat diperolah dengan dua cara yang berbeda. Cara pertama

adalah metode pengukuran konvensional dengan menggunakan alat-alat pengukur

suhu di permukaan laut dan yang kedua metode estimasi suhu permukaan laut

dengan cara memanfaatkan potensi dan kemampuan media satelit penginderaan

jauh (Harsanugraha dan Parwati, 1996).

2.1.3 Nutrien

Fitoplankton membutuhkan berbagai unsur untuk pertumbuhannya.

Beberapa unsur ini dibutuhkan dalam jumlah relatif besar dan disebut hara makro

(macro nutrient) misalnya C (karbon), H (hydrogen), O (oksigen), N (nitrogen), P

(fosfor), Si (silikon), S (sulfur), Mg (magnesium), K (kalium) dan Ca (kalsium).

Selain itu, diperlukan juga hara mikro (micro nutrient) untuk pertumbuhan alga

fitoplankton. Hara mikro ini berupa unsur-unsur kelumit (trace element) yang

diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil seperti Fe (besi), Mn (mangan), Cu

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 26: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

(tembaga), Zn (seng), B (boron), Mo (molibdenum), V (vanadium) dan Co (kobal)

(Nontji, 2002).

Menurut Nybakken (1992), konsentrasi klorofil-a diperairan pantai dan

pesisir lebih tinggi disebabkan karena adanya pasokan suplai nutrien melalui run-

off sungai dari daratan, sedangkan rendahnya konsentrasi klorofil-a di perairan

lepas pantai karena tidak adanya suplai nutrien dari daratan secara langsung.

Namun, sering ditemui juga konsentrasi klorofil-a tinggi walaupun jauh dari

daratan. Penyebab utamanya adalah terjadinya fenomena penaikan massa air

(upwelling) pada perairan tersebut.

2.1.4 Upwelling

Upwelling adalah penaikan massa air laut dari lapisan dalam ke lapisan

permukaan. Gerakan naik ini membawa serta air yang suhunya lebih dingin,

salinitas tinggi, dan zat-zat hara yang kaya naik ke permukaan (Nontji, 2002).

Biasanya di daerah upwelling selalu diikuti dengan tingginya produktivitas

plankton. Sebaran suhu permukaan laut merupakan salah satu parameter yang

dapat digunakan untuk mengetahui terjadinya proses upwelling di suatu perairan

(Nikyuluw, 2005). Dalam proses upwelling ini terjadi penurunan suhu permukaan

laut dan tingginya kandungan zat hara dibandingkan daerah sekitarnya. Tingginya

kadar zat hara tersebut merangsang perkembangan fitoplankton di permukaan.

Karena perkembangan fitoplankton sangat erat kaitannya dengan tingkat

kesuburan perairan, maka proses upwelling selalu dihubungkan dengan

meningkatnya produktivitas primer di suatu perairan dan selalu diikuti dengan

meningkatnya populasi ikan di perairan tersebut (Pariwono et al., 1988 dalam

Nikyuluw, 2005).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 27: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

Upwelling yang berskala kecil seperti umumnya terdapat di perairan

Indonesia berkaitan erat dengan sistem arus yang ada. Penelitian upwelling telah

dilakukan di berbagai perairan Indonesia, beberapa daerah upwelling telah

diketahui dan dibuktikan dengan pasti, tetapi di beberapa daerah lain masih

merupakan dugaan yang perlu dikaji lebih lanjut. Upwelling di perairan Indonesia

dan sekitarnya ada yang berskala besar seperti di selatan Jawa dan ada yang

berskala kecil seperti di Selat Makassar dan Selat Bali (Birowo, 1979 dalam

Nikyuluw, 2005).

2.2 Budidaya Tiram Mutiara (Pinctada maxima)

Tiram mutiara telah lama dikenal sebagai salah satu produsen mutiara

alam yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sebelum adanya usaha budidaya

tiram mutiara baik secara buatan atau alami mutiara masih diperoleh dengan

mengandalkan hasil dari alam. Banyak negara maju seperti Taiwan dan China

sudah melakukan usaha budidaya tiram mutiara (Rachman dkk, 2007). Menurut

Dwiponggo (1976), jenis-jenis tiram mutiara yang terdapat di Indonesia adalah:

Pinctada maxima, Pinctada margatirifera, Pinctada fucuta, Pinctada chemnitzi

dan Pteria penguin. Di beberapa daerah Pinctada fucuta dikenal pula sebagai

Pinctada martensii.

Klasifikasi tiram mutiara (Pinctada maxima) menurut Mulyanto (1987)

adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia Sub Kingdom : Invertebrata Pylum : Mollusca Klass : Pellecypoda Ordo : Anysomyaria Family : Ptridae Genus : Pinctada Spesies : Pinctada maxima

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 28: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

Hampir sebagian besar dari genus Pinctada menghasilkan benda keras

yang disebut dengan mutiara. Mutiara sebenarnya terbentuk akibat respon dari

tiram untuk menolak rasa sakit oleh akibat masuknya benda asing ke dalam

tubuhnya. Mutiara dari laut dapat ditemukan pada tiram, sedangkan mutiara dari

perairan tawar pada kerang atau kijing (Tarwiyah, 2001). Dalam usaha budidaya

tiram mutiara banyak faktor yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan tiram

mutiara, salah satu faktor yang penting adalah lingkungan tempat tiram mutiara

berkembang.

Syarat lokasi budidaya tiram mutiara antara lain adalah lokasi terlindung

dari angin dan gelombang yang besar serta memiliki kandungan pakan alami

(fitoplankton) yang tinggi. Selain faktor tersebut lokasi budidaya tiram mutiara

harus memiliki kecerahan yang cukup tinggi, kedalaman air 20-30 m, kadar garam

berkisar 30-34 ppt, suhu berkisar 25°-29°C, bebas pencemaran, memiliki dasar

berpasir karang, dan jauh dari jangkauan air tawar karena spat (benih tiram

mutiara) sangat rentan terhadap air salinitas rendah. Ketersediaan induk dan benih

harus tercukupi pada lokasi tersebut. Untuk mencapai ukuran 1cm butuh waktu 1

bulan dan 7-8 bulan untuk mencapai 5-6 cm. Sementara untuk pembesaran hingga

mencapai ukuran siap produksi mutiara yang memerlukan waktu sekitar 3 tahun

(BBRPBL, 2010).

Dalam melakukan pemeliharaan tiram mutiara, tiram mutiara yang sudah

dipasang inti mutiara bulat perlu dilakukan pengaturan posisi pada waktu awal

pemeliharaan, agar inti tidak dimuntahkan keluar. Lokasi dimasukkan inti pada

waktu operasi harus tetap berada pada bagian atas. Pemeriksaan inti dengan sinar-

X dilakukan setelah tiram mutiara dipelihara selama 2-3 bulan, dengan maksud

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 29: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

untuk mengetahui apabila inti yang dipasang dimuntahkan atau tetap pada

tempatnya. Pembersihan cangkang untuk budidaya tiram mutiara dan keranjang

pemeliharaannya harus dilakukan secara berkala, tergantung dari

kecepatan/kelimpahan organisme penempel. Pemanenan tiram mutiara dapat

dilakukan setelah masa pemeliharaan 1,5-2,5 tahun sejak pemasangan inti,

sedangkan mutiara blister dapat dipanen setelah 9-12 bulan (BBLL, 2000).

2.3 Perairan Bali

Kondisi geografis perairan Bali sebelah utara berhubungan langsung

dengan laut jawa, sedangkan pada bagian selatan berhubungan langsung dengan

samudera Indonesia. Hal ini yang membuat perairan Bali memiliki beberapa

daerah yang berpotensi untuk lokasi penangkapan ikan. Hal tersebut dikarenakan

pertemuan arus yang sering terjadi di perairan Bali akibat perubahan angin dan

arus pada setiap tahun. Akibat peristiwa tersebut banyak nutrien yang terbawa

oleh kedua arus sehingga meningkatkan produktivitas primer perairan tersebut.

Peristiwa lain yang mempengaruhi kesuburan perairan Bali adalah upwelling.

Perairan Bali bagian barat (sekitar Selat Bali) pada musim timur terjadi

upwelling yang terjadi akibat bertiupnya angin muson tenggara yang menyusuri

pantai selatan Jawa - Bali. Upwelling mengakibatkan terjadinya peningkatan

kandungan fitoplankton. Wyrtki (1961) menyatakan daerah dimana terjadinya

upwelling umumnya memiliki zat hara yang lebih tinggi dibandingkan dengan

daerah sekitarnya. Hal ini akan mempengaruhi tingkat kesuburan suatu perairan,

karena meningkatnya zat hara disuatu perairan akan merangsang pertumbuhan

fitoplankton di permukaan perairan. Naiknya air permukaan akibat dari upwelling

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 30: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

akan meningkatkan produktivitas primer suatu perairan, sehingga meningkatnya

produktivitas primer suatu perairan.

2.4 Teknologi Penginderaan Jauh

Teknologi penginderaan jauh (remote sensing) adalah ilmu untuk

memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis

data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek,

daerah atau fenomena yang dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1990). Di Indonesia

sejumlah institusi sejak akhir tahun 1970-an telah menggunakan teknologi ini

secara luas berdasarkan kepentingan masing-masing (Suwiyanto, 1986). Sebelum

lahirnya teknologi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG),

inventarisasi dan pemetaan tentang sumber daya alam dilakukan dengan

pengukuran langsung di permukaan bumi. Teknik semacam ini tidak

memungkinkan untuk memetakan permukaan bumi dengan cepat (Purwati, 2004).

Bagi negara kepulauan seperti Indonesia, usaha dalam menginventarisis sumber

daya alam sering menjadi beban tersendiri. Teknologi penginderaan jauh

menggunakan gelombang yang dipancarkan langsung ke bumi, mekanisme

penginderaan jauh dapat dilihat pada Gambar 1.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 31: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

Gambar 1. Sistem Penginderaan Jauh Sumber : Sutanto (1999)

Mekanisme penginderaan jauh menurut Sutanto (1999), menjelaskan

bahwa objek memiliki rona atau warna yang berbeda-beda, pada objek yang

memiliki rona atau warna yang sama ditarik garis batas atau delineasi. Energi

utama dari proses ini merupakan sinar matahari, pancaran sinar matahari terhadap

objek diterima oleh sensor yang mengenalinya berdasarkan karakteristik spasial

dan atau unsur temporalnya. Sensor akan menghasilkan dua jenis data yang dapat

dimanfaatkan secara langsung oleh aneka pengguna data, bentuk data yang

dihasilkan dapat berupa data digital dan citra satelit. Sensor pasif menggunakan

sumber energi matahari dan disebut sebagai penginderaan jauh sistem pasif,

sedangkan sensor aktif menggunakan sumber energi buatan yang dihasilkan

sensor itu sendiri dan disebut sebagai penginderaan jauh sistem aktif, contoh

penginderaan jauh sistem aktif seperti RADAR (Radio Detecting and Ranging)

(Purwati, 2004).

Jenis gelombang yang digunakan dalam teknik penginderaan jauh lebih

banyak didasarkan pada panjang gelombang. Gelombang yang digunakan adalah

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 32: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

gelombang elektromagnetik, gelombang elektromaknetik yang digunakan dalam

sistem inderaja adalah spectrum sinar tampak, infrared dan gelombang mikro.

Masukan data atau hasil observasi dalam penginderaan jauh disebut dengan citra.

Citra adalah gambaran rekaman suatu objek yang didapat dengan cara optik,

elektro optik, optik mekanik atau elektrolik. Agar dapat dimanfaatkan, citra harus

diterjamahkan terlebih dahulu. Lintz dan Simonett (1975) menyatakan,

penerjemahan citra merupakan kegiatan mengkaji foto udara atau citra dengan

maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut.

2.4.1 Proses Penerjemahan Citra

Pada proses penerjemahan citra menjadi data melalui proses analisis atau

interpretasi data. Dalam menerjemahkan citra dibagi menjadi beberapa tahap,

yaitu :

A) Deteksi

Deteksi dalam penerjamahan citra adalah pengamatan atas adanya suatu

obyek yang terdapat pada citra. Deteksi bererati penentuan ada atau

tidaknya suatu obyek, ini merupakan tahap awal dalam interpretasi citra.

Keterangan yang diperoleh pada tahap deteksi bersifat global.

B) Identifikasi

Identifikasi dalam penerjemahan citra adalah mencirikan objek dengan

menggunakan data rujukan. Data rujukan ini diperoleh dari hasil

pengukuran yang dikumpulkan dan pengamatan atas objek, daerah atau

fenomena yang dapat diperoleh dari berbagai sumber. Tujuan dari data

rujukan ini yaitu membantu dalam menganalisis data penginderaan jauh,

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 33: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

mengkalibrasi sensor, dan untuk menguji informasi yang diperoleh dari

data penginderaan jauh (Lillesand dan Kiefer, 1990).

C) Analisis

Analisis dalam penerjemahan citra adalah proses pengumpulan data atau

keterangan lebih lanjut dan rinci. Tahap ini merupakan akhir dari suatu

interpretasi terhadap obyek yang ada pada citra. Citra dapat dibedakan

menjadi dua (Meureah, 2004), citra foto atau foto udara dan citra non foto.

Perbedaan citra foto dan citra non foto dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perbedaan Citra Foto dan Citra Non Foto

Jenis Citra

Variabel Pembeda

Citra Foto Citra Non Foto

Sensor Kamera Non kamera, mendasarkan atas penyiaman (scanning) kamera yang detektornya bukan film.

Detektor Film Pita magnetik, termistor foto konduktif, foto voltaik, dsb.

Proses Perekaman Fotografi/kimiawi Elektronik Mekanisme

Perekaman

Serentak Parsial

Spektrum

Elektromagnetik

Spektrum tampak dan perluasannya.

Spektra tampak dan perluasannya thermal, dan gelombang mikro.

Sumber : Meureah (2004)

2.4.2 Citra Foto

Citra foto merupakan gambaran yang dihasilkan dengan menggunakan

sensor kamera atau dengan perekaman secara fotografi. Menurut Meureah (2004),

Citra foto dapat dibedakan berdasarkan :

A) Spektrum elektromagnetik yang digunakan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 34: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto dapat

dibedakan atas : 1) Foto ultra violet yaitu foto yang dibuat dengan

menggunakan spektrum ultra violet dekat dengan panjang gelombang 0,29

mikrometer. 2) Foto ortokromatik yaitu foto yang dibuat dengan

menggunakan spectrum tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau

(0,4 - 0,56 mikrometer). 3) Foto pankromatik yaitu foto yang dengan

menggunakan spektrum tampak mata. 4) Foto infra merah yang terdiri dari

foto warna asli (true infrared photo) yang dibuat dengan menggunakan

spektrum infra merah dekat sampai panjang gelombang 0,9 mikrometer

hingga 1,2 mikrometer dan infra merah modifikasi (infra merah dekat)

dengan sebagian spektrum tampak pada saluran merah dan saluran hijau

B) Sumbu kamera

Foto udara dapat dibedakan berdasarkan berdasarkan arah sumbu kamera

ke permukaan bumi terdiri atas foto vertikal atau foto tegak (orto

photograph), yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus

terhadap permukaan bumi, dan foto condong atau foto miring (oblique

photograph), yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera menyudut

terhadap garis tegak lurus ke permukaan bumi. Sudut ini pada umumnya

sebesar 10 derajat atau lebih besar. Tapi apabila sudut condongnya masih

berkisar antara 1 - 4 derajat, foto yang dihasilkan masih digolongkan

sebagai foto vertikal.

C) Pewarnaan Gambar

Berdasarkan warna yang digunakan, citra foto dapat dibedakan menjadi 2

jenis, yaitu foto berwarna semua (false colour) yaitu warna citra pada foto

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 35: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

tidak sama dengan warna aslinya. Misalnya pohon – pohon yang berwarna

hijau dan banyak memantulkan spketrum infra merah, pada foto tampak

berwarna merah. Jenis citra yang kedua adalah foto berwarna asli (true

colour) yaitu warna citra pada foto sama dengan warna aslinya, Contoh:

foto pankromatik berwarna.

D) Wahana yang digunakan

Berdasarkan wahana yang digunakan, ada 2 (dua) jenis citra, yaitu foto

udara, dibuat dari pesawat udara atau balon udara dan foto satelit atau

orbital, merupakan citra yang dibuat dari satelit.

2.4.3 Citra Non Foto

Citra non foto adalah gambaran yang dihasilkan oleh sensor bukan

kamera. Citra non foto dibedakan atas :

A) Spektrum elektromagnetik yang digunakan

Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan dalam

penginderaan, citra non foto dibedakan menjadi 2 jenis citra. Jenis citra

pertama adalah citra infra merah thermal, yaitu citra yang dibuat dengan

spektrum infra merah thermal. Penginderaan pada spektrum ini

mendasarkan atas beda suhu objek dan daya pancarnya pada citra

tercermin dengan beda rona atau beda warnanya. Jenis citra kedua adalah

citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan

spectrum gelombang mikro. Citra radar merupakan hasil penginderaan

dengan sistem aktif yaitu dengan sumber tenaga buatan, sedang citra

gelombang mikro dihasilkan dengan sistim pasif yaitu dengan

menggunakan sumber tenaga alamiah.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 36: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

B) Sensor yang digunakan

Berdasarkan sensor yang digunakan, citra non foto terdiri dari citra

tunggal, yakni citra yang dibuat dengan sensor tunggal, yang salurannya

lebar dan citra multispektral, yakni citra yang dibuat dengan sensor jamak,

tetapi salurannya sempit, yang terdiri dari Citra RBV (Return Beam

Vidicon ) dan Citra MSS (Multi Spektral Scanner).

C) Wahana yang digunakan

Berdasarkan wahana yang digunakan, citra non foto dibagi atas citra

dirgantara (Airborne Image), yaitu citra yang dibuat dengan wahana yang

beroperasi di udara (dirgantara). Contoh: Citra infra merah thermal, citra

radar dan citra MSS dan citra satelit (Satellite/Spaceborne Image), yaitu

citra yang dibuat dari antariksa atau angkasa luar. Citra ini dibedakan lagi

atas penggunaannya, yakni: Citra satelit untuk penginderaan planet.

Contoh: Citra satelit Viking (AS), Citra satelit untuk penginderaan cuaca.

Contoh: NOAA (AS), Citra satelit untuk penginderaan sumber daya bumi.

Contoh: Citra Landsat (AS), dan Citra satelit untuk penginderaan laut.

Contoh: Citra Seasat (AS).

Interpretasi citra terdiri dari dua kegiatan utama, yaitu perekaman dari

citra dan penggunaan data tersebut untuk tujuan tertentu (Sutanto, 1999). Dalam

menginterpretasi citra, pengenalan objek merupakan bagian yang sangat penting,

karena tanpa pengenalan identitas dan jenis objek, maka objek yang tergambar

pada citra tidak dapat dianalisis. Prinsip pengenalan objek pada citra didasarkan

pada penyelidikan karakteristiknya pada citra. Karakteristik yang tergambar pada

citra dan digunakan untuk mengenali objek disebut unsur interpretasi citra.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 37: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

2.5 Satelit Aqua/Terra Modis

MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) merupakan

satelit milik NASA (National Aeronautics and Space Administration) yang

merupakan turunan dari sensor AVHRR (Advanced Very High Resolution

Radiometer), SeaWIFS (Sea-viewing Wide Field of View Sensor) dan HIRS (High

Resolution Imaging Spectrometer) yang dimiliki EOS yang sebelumnya telah

mengorbit. MODIS seperti terlihat pada Gambar 2. adalah salah satu instrument

utama yang dibawa Earth Observing System (EOS) Terra Satelite, yang

merupakan bagian dari program antariksa Amerika Serikat, NASA. Program ini

merupakan program jangka panjang untuk mengamati, meneliti dan menganalisa

lahan, lautan, atmosfir bumi dan interaksi diantara faktor-faktor ini (Junjunan,

2004). Satelit Terra berhasil diluncurkan pada Desember 1999 dan telah

disempurnakan dengan satelit Aqua pada tahun 2002. MODIS mengorbit bumi

secara polar (arah utara-selatan) pada ketinggian 705 km dan melewati garis

khatulistiwa pada jam 10:30 waktu lokal. Lebar cakupan lahan pada permukaan

bumi setiap putarannya sekitar 2330 km.

Gambar 2. Satelit Aqua Modis

Sumber : ntsg.umt.edu

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 38: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

Pantulan gelombang elektromagnetik yang diterima sensor MODIS

sebanyak 36 bands (36 interval panjang gelombang), mulai dari 0,405 sampai

14,385 ¦Ìm (1 ¦Ìm = 1/1.000.000 meter). Spesifikasi dari satelit Aqua Modis dapat

dilihat pada (Tabel 3.). Data terkirim dari satelit dengan kecepatan 11 Mega bytes

setiap detik dengan resolusi radiometrik 12 bits. Artinya obyek dapat dideteksi

dan dibedakan sampai 212 (= 4.096) derajat keabuan (grey levels). Satu elemen

citranya (pixels, picture element) berukuran 250 m (band 1-2), 500 m (band 3-7)

dan 1.000 m (band 8-36). Di dalam dunia penginderaan jauh (remote sensing), ini

dikenal dengan resolusi spasial. MODIS dapat mengamati tempat yang sama di

permukaan bumi setiap hari, untuk kawasan di atas lintang 14°30’, dan setiap 2

hari, untuk kawasan di bawah lintang 30°, termasuk Indonesia (Thoha, 2008).

Menurut Thoha (2008), MODIS memiliki kelebihan dibanding dengan NOAA-

AVHRR, kelebihan dari MODIS adalah lebih banyaknya spektral panjang

gelombang (resolusi radiometrik) dan cakupan lahan (resolusi spasial) yang lebih

teliti serta lebih rapatnya frekuensi pengamatan (resolusi temporal).

Tabel 3. Spesifikasi Satelit Aqua Modis

Orbit

705 km, 10:30 a.m. descending node (Terra) or 1:30 p.m. ascending node (Aqua), sun-synchronous, near-polar, circular

Scan Rate 20.3 rpm, cross track

Swath Dimension 2330 km (cross track) by 10 km (analog track at nadir)

Telescope

17.78 cm diam. Off-axis, afocal (collimated), with intermediate field stop

Size 1.0 x 1.6 x 1.0 m Weight 228.7 kg Power 162.5 W (single orbit average)

Data Rate 10.6 Mbps (peak daytime); 6.1 Mbps (orbital average)

Quantization 12 bit

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 39: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

Spatial Resolution

250 m (band 1-2) 500 m (band 3-7) 1000 m (band 8-36)

Design Life 6 years Sumber : modis.gsfc.nasa.gov

Data citra dari hasil satelit aqua modis terdiri dari 3 level, masing-masing

level memiliki data citra yang berbeda. Adapun format data satelit aqua modis

yaitu :

A) Format data level 1 merupakan data mentah ditambah dengan informasi

tentang kalibrasi sensor dan geolokasi. Dari data level 1 dibagi menjadi

data level 1a dan level 1b. data level 1a mengandung informasi lebih yang

dibutuhkan pada set data, level 1a digunakan sebagai input untuk

geolocation, calibration dan processing. Level 1b merupakan data yang

telah mempunyai terapanya, merupakan aplikasi sensor kalibrasi sensor

pada level 1a.

B) Format data level 2 dihasilkan dari proses penggabungan data level 1a dan

1b, data level 2 menetapkan nilai geofisik pada tiap piksel yang berasal

dari perhitungan raw radiance level 1a dengan menerapkan kalibrasi

sensor, korelasi atmosfer, dan algoritma bio-optik.

C) Level 3 merupakan data level 2 yang dikumpulkan dan dipaketkan dalam

periode 1 hari, 8 hari, 1 bulan dan 1 tahun. Keunggulan dari data level 3

adalah citra dari satelit yang dihasilkan lebih sedikit berpotensi

menghasilkan nampakan awan seperti pada data level 1 dan level 2.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 40: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

III PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu

Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan di Balai Riset dan

Observasi Kelautan, Jalan Baru Perancak, Kecamatan Negara, Kabupaten

Jembrana, Bali. Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 19 Juli – 1 September 2010.

3.2 Metode Kerja

Metode yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah metode

deskriptif, yaitu metode yang menggambarkan keadaan atau kejadian pada suatu

daerah tertentu. Metode deskriptif adalah metode untuk membuat penggambaran

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi

atau daerah tertentu (Suryabrata, 1993).

3.3 Metode Pengumpulan Data

3.3.1 Data Primer

Data Primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya,

diamati dan dicatat untuk pertama kalinya melalui prosedur dan teknik

pengambilan data yang berupa observasi, wawancara, partisipasi aktif maupun

memakai instrumen pengukuran yang sesuai tujuan (Azwar, 1998).

A) Observasi

Observasi atau pengamatan secara langsung adalah pengambilan data

dengan menggunakan indera mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk

keperluan tersebut (Nazir, 1998). Pada Praktek Kerja Lapang ini kegiatan

observasi yang saya lakukan adalah memperoleh data secara langsung dari situs

NASA. Data yang saya gunakan merupakan data harian yang mewakili data pada

musim timur (Juni-September) dan musim barat (Desember-Maret) yang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 41: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

tergolong clear (bersih dari citra awan). Data yang digunakan merupakan data

citra satelit Aqua/Terra Modis level 2.

B) Wawancara

Wawancara merupakan cara pengumpulan data dengan cara tanya jawab

sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan Praktek

Kerja Lapang. Wawancara memerlukan komunikasi yang baik dan lancar antara

penanya (pewawancara) dengan penjawab (responden), sehingga pada akhirnya

bisa didapatkan data yang dapat dipertanggungjawabkan secara keseluruhan

(Nazir, 1998). Wawancara disini dilakukan dengan cara tanya jawab dengan

karyawan Balai Riset dan Observasi Kelautan yang dapat membantu dan memiliki

keahlian dibidangnya. Secara umum kegiatan wawancara yang dilakukan

dilaksanakan di bagian Ocean Remote Sensing (ORS), Balai Riset dan Obesrvasi

Kelautan.

C) Partisipasi Aktif

Partisipasi aktif adalah keterlibatan dalam suatu kegiatan yang dilakukan

secara langsung di lapangan (Nazir, 1998). Kegiatan yang dilakukan adalah

penginderaan jauh kesuburan perairan Bali dengan citra satelit. Partisipasi aktif

yang saya lakukan meliputi kegiatan presentasi awal, studi pustaka, pengambilan

data, pengolahan data, layout peta, konsultasi, anilisis data, penyusunan laporan

dan presentasi akhir terhadap kegiatan praktek kerja lapang yang saya lakukan.

3.3.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber tidak langsung

dan serta dilaporkan oleh orang di luar Praktek Kerja Lapang itu sendiri

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 42: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

(Azwar,1998). Data ini diperoleh dari dokumentasi, arsip, buku pustaka, dan

laporan penelitian yang berhubungan dengan sistem pengindraan jauh dan

pengolahan citra satelit dalam usaha memprakirakan kesuburan perairan Bali

dengan melihat persebaran suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil-a

permukaan laut.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 43: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Lokasi Praktek Kerja Lapang

4.1.1 Sejarah Berdiri dan Perkembangan Balai Riset dan Observasi Kelautan

Balai Riset dan Observasi Kelautan (BROK) atau yang sering disebut juga

dengan SEACORM (Southeast Asia Center For Ocean Research And Monitoring)

diresmikan pada bulan Agustus 2005 oleh Freedy Numberi Menteri Kelautan dan

Perikanan pada waktu itu. Balai Riset dan Observasi Kelautan merupakan Unit

Pelayanan Teknis (UPT) yang berinduk dan bertanggung jawab pada Pusat Riset

Teknologi Kelautan (PRTK) – Balai Riset Kelautan Perikanan (BRKP)

berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 10, tanggal 29

Agustus 2005.

Sejarah BROK berawal dari Raker BRKP – DKP pada Oktober 2002,

bermula dari upaya untuk merubah tata guna lahan daerah Muara Perancak yang

awalnya merupakan lahan budidaya tambak menjadi suatu kawasan riset terapan

dan observasi kelautan yang handal dan berskala global. Sejak diserahterimakan

lahan tersebut pada waktu itu dari Pusat Riset Perikanan Budidaya ke Pusat Riset

Teknologi Kelautan, setahun kemudian tepatnya pada Tahun Anggaran 2003

Bagian Proyek Inventarisasi melakukan proyek pertama yang pada saat itu diberi

nama ‘Laboratorium Alam’. Dua tahap pengembangan sarana dan infrastruktur

riset dan observasi kelautan dilaksanakan pada tahun 2003 dan 2004 menginduk

pada Pusat Riset Teknologi Kelautan. Sejak terbentuknya Instalasi Observasi

Kelautan dan Tambak Penelitian tahun 2005, BROK telah cukup aktif

melaksanakan program kerjanya yang meliputi kegiatan riset, desiminasi,

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 44: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

kerjasama maupun pengembangan kelembagaan. Instalasi inilah yang menjadi

awal berkembangnya institusi penelitian ini menjadi balai.

4.1.2 Keadaan Topografi dan Geografi

Balai Riset dan Observasi (BROK) terletak di Jalan Baru Perancak,

Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali. Berjarak 2 km dari pusat kota

Negara atau sekitar 5 menit perjalanan dengan menggunakan kendaraan bermotor.

BROK berada pada koordinat 8°23'36,52" Lintang Selatan - 114°37'42.32" Bujur

Timur. Letak Balai juga sangat strategis sebagai balai riset kelautan karena

berjarak 1 km dari Pantai Perancak dan berdekatan dengan Muara Perancak yang

berhubungan langsung dengan Samudera Hindia, disekitar balai juga terdapat

kawasan konservasi mangrove yang luas sehingga dapat mendukung dalam proses

penelitian yang dilakukan di balai.

4.2 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang sangat

mempengaruhi keberhasilan suatu kegiatan. Sarana adalah seluruh komponen

yang berhubungan langsung dengan aspek teknis kegiatan riset dan obesrvasi

kelautan dan harus selalu ada. Prasarana merupakan faktor pelengkap atau

pendukung faktor teknis yang dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi suatu

kegiatan sehingga kegiatan riset dan observasi kelautan dapat berjalan dengan

lancar.

4.2.1 Bangunan

Bagunan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam

berlangsungnya suatu kegiatan riset dan obsevasi. Karena kegiatan di Balai Riset

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 45: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

dan Observasi Kelautan sebagian besar bergantung pada peralatan komputer

sehingga konstruksi bangunan sangat penting, bangunan harus dapat melindungi

perangkat dari berbagai faktor yang dapat mengganggu kegiatan yang

berlangsung. Di Balai Riset dan Observasi Kelautan Jembrana-Bali, memiliki 2

buah bangunan kantor yaitu gedung kantor pertama yang di gunakan untuk kantor

kepala balai, tim Ocean remote sensing, tim marine concervation, tata usaha, IT,

mushola, dan hall/ruang rapat. Sedangkan pada kantor kedua digunakan untuk

perpustakaan, tim oceanografi, ruang TV, dan asrama. Di Balai Riset dan

Observasi Kelautan juga memiliki 1 buah laboratorium penelitian, 2 pos

keamanan, 1 pura, 1 guest house, 12 rumah dinas dan lapangan olahraga.

4.2.2 Peralatan

Peralatan yang dimiliki oleh Balai Riset dan Observasi Kelautan tergolong

lengkap dalam mendukung kegiatan yang berhubungan dengan riset dan observasi

kelautan. Salah satu peralatan yang dimiliki adalah stasiun bumi penerima data

satelit, antena penerima data dengan auto track dan auto receiver untuk data

Satelit NOAA 12, 14, 15, 16, 17 dan 18 serta Satelit Fengyun. Komputer data

storage, adalah komputer yang mempunyai kapasitas besar untuk penyimpanan

data. Komputer pengolahan data, komputer yang mempunyai spesifikasi tertentu

untuk pengelolahan data citra satelit dengan kualifikasi memori dan VGA display

yang tinggi. Software pengolahaan data satelit yang terdiri dari ERMapper, ENVI,

ERDAS, Seadas, ArcGIS, ArcView, Mapinfo. Peralatan untuk analisis fisika,

kimia dan biologi pada laboratorium riset kelautan tergolong lengkap dan

menggunakan alat-alat yang dikalibrasi setiap tahunnya.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 46: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

4.2.3 Transportasi

Alat transportasi yang dimiliki olah Balai Riset dan Observasi Kelautan

adalah 2 Unit kendaraan bermotor roda dua, 3 unit kendaraan bermotor roda 4,

dan 1 unit speed boat. Alat transportasi tersebut digunakan sebagai salah satu

sarana yang mendukung kegiatan Balai dalam melakukan riset dan observasi

kelautan.

4.2.4 Jaringan Listrik

Jaringan listrik merupakan salah satu sarana fital dalam kegiatan Di Balai

Riset dan Observasi Kelautan. Di Balai Riset dan Observasi Kelautan memiliki 2

jaringan listrik berbeda, 1 jaringan meliputi kantor pertama, dan pos keamanan.

Sedangkan jaringan ke 2 meliputi kantor kedua, laboratorium, dan asrama. Di

Balai Riset dan Observasi Kelautan juga memiliki 6 unit solar cell (sumber listrik

tenaga matahari) sebagai antisipasi jaringan listrik yang berpotensi terputus.

4.2.5 Jalan

Akses jalan untuk menuju Balai Riset dan Observasi Kelautan sudah sangat

baik. Meski kondisi balai yang berada di sekitar hutan mangrove, dan memiliki

tanah yang tergolong berlempung, namun kondisi jalan sebagai akses menuju

lokasi tergolong baik dan dapat dilalui oleh kendaraan roda empat hingga bus.

Untuk mempermudah akses menuju balai, pada setiap persimpangan jalan mulai

dari jalan Ngurah Rai diberi tanda petunjuk arah untuk menuju Balai Riset dan

Observasi Kelautan.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 47: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

4.2.6 Komunikasi

Untuk menunjang kegiatan yang berlangsung, Di Balai Riset dan

Observasi Kelautan menggunakan jaringan internet tanpa terputus, telefon, wifi

area, dan mesin fax. Sehingga segala bentuk komunikasi akan selalu dapat

berlangsung, sehingga akan meningkatkan kinerja dari Balai Riset dan Observasi

Kelautan. Sistem Fax on Demand (FOD) dan Interactive Voice Response (IVR)

perangkat untuk distribusi Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan (PPDPI) via

fax secara otomatis

4.3 Struktur Organisasi Balai Riset dan Observasi Kelautan

Balai Riset dan Observasi Kelautan memiliki visi dan misi sebagai berikut :

Visi : Menjadi pusat unggulan dalam penguasaan dan pengembangan riset terapan

dan aplikasi teknologi observasi kelautan.

Misi :

1. Pencapaian kapasitas sumberdaya riset dan observasi sumberdaya kelautan

yang handal dan mandiri.

2. Penguasaan riset terapan dan IPTEK observasi sumberdaya kelautan yang

didukung oleh sistem dan dan informasi yang baik.

3. Peningkatan pemanfaatan riset dan observasi kelautan untuk kemaslahatan

masyarakat.

Balai Riset dan Observasi Kelautan mempunyai tugas dan fungsi sebagai

berikut : Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

10/MEN/2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Riset dan Observasi

Kelautan, BROK bertugas melaksanakan riset strategis dan aplikasi teknologi

observasi kelautan yang meliputi riset dasar, pengembangan dan aplikasi

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 48: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

Kepala Balai

Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Kelompok Jabatan Fungsional

Kasie Tata Operasional

Kasie Pelayanan Teknis

teknologi yang relevan berdasarkan arahan teknis Kepala Pusat Riset Teknologi

Kelautan. Sedangkan fungsi dari BROK adalah perencanaan dan perumusan

bahan kebijakan teknis dan penyerasian program serta kegiatan riset strategis,

observasi dan pengelolaan sumberdaya kelautan, Pelaksanaan, pemantauan dan

evaluasi program serta kegiatan riset strategis, observasi dan pengelolaan

sumberdaya kelautan, Pelayanan jasa dan kerjasama riset strategis, observasi dan

pengelolaan sumberdaya kelautan, Pelaksanaan dokumnetasi, publikasi dan

komunikasi hasil riset, Pembinaan dan pengembangan sumberdaya riset.

Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

PER.10/MEN/2005, struktur organisasi dan tata kerja BROK dapat dilihat pada

Gambar 3, serta tugas dan fungsi masing-masing bagian seperti berikut :

Gambar 3. Struktur Organisasi Balai Riset dan Observasi Kelautan

A) Kepala Balai

Mempunyai tugas melakukan koordinasi dan memberikan arahan seluruh

kegitan riset dan non riset serta membina bawahan di lingkungan BROK

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 49: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

sesuai tata kerja dan peraturan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan

tugas.

B) Sub Bagian Tata Usaha

Mempunyai tugas melakukan urusan administrasi kepegawaian dan

jabatan fungsional, administrasi keuangan, persuratan, kearsipan, rumah

tangga dan perlengkapan serta pengelolaan sarana riset.

C) Seksi Tata Operasional

Mempunyai tugas melakukan koordinasi perencanaan dan perumusan

bahan kebijakan teknis, penyusutan program, pemantauan, serta evaluasi

pelaksanaan riset strategis dan aplikasi observasi kelautan.

D) Seksi Pelayanan Teknis

Mempunyai tugas melakukan pelaksanaan kerjasama riset, diseminasi,

komunikasi, publikasi dan dokumentasi hasil riset strategis dan aplikasi

observasi kelautan.

E) Kelompok Jabatan fungsional

Mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional

masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4.4 Tim Peneliti di Balai Riset dan Observasi Kelautan

4.4.1 Tim penelitian Penginderaan Jauh (Ocean Remote Sensing)

Tim peneliti penginderaan jauh kelautan merupakan tim pionir sudah ada

sejak BROK masih berstatus Stasiun Bumi (November 2002). Tugas dan produk

awal pada saat itu adalah pengolahan data satelit NOAA untuk mendukung

pembuatan PPDPI (Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan). Dengan diawali

oleh 2 peneliti muda, keberadaan tim saat ini sudah cukup berkembang baik dari

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 50: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

personil, kegiatan maupun produknya. Sesuai dengan rencana penelitian yang

telah disusun hingga tahun 2010, tim peneliti ini mempunyai beberapa sasaran :

Sistem informasi data satelit oseanografi terpadu yang mendukung “Operational

Oceanography”, dikuasainya teknologi pengembangan algoritma untuk wilayah

perairan Indonesia, meningkatnya validitas dan akurasi PPDPI, dan tersusunnya

PPDPI untuk ikan pelagis tertentu.

Produk dari tim penginderaan jauh merupakan Peta Prakiraan Daerah

Penangkapan Ikan (PPDPI) yang disusun berdasarkan :

A. Suhu permukaan laut

Merupakan parameter fisik yang digunakan sebagai pemantau terjadinya front

dan upwelling dengan ditandai perbedaan suhu yang ekstrim pada tempat -

tempat tertentu.

B. Konsentasi klorofil-a permukaan laut

Merupakan parameter yang sangat penting untuk keberadan ikan sesuai

dengan teori rantai makanan, dimana fitoplankton dimakan oleh zooplankton

kemudian zooplankton akan dimakan ikan kecil, dan ikan kecil akan dimakan

ikan yang lebih besar.

C. Anomali tinggi muka laut (altimetry data)

Digunakan untuk mencari daerah front, yang ditandai dengan pertemuan dua

massa air yang memiliki pebedaan anomali, dan daerah upwelling dengan

anomali massa air yang lebih tinggi dari sekitarnya.

D. Data Pendukung

1. Angin dan Gelombang

Merupakan informasi yang diberikan kepada para nelayan dengan tujuan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 51: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

untuk memberikan peringatan akan bahaya di wilayah perairan jika

gelombang tinggi dan angin bertiup kencang.

2. Arus

Digunakan untuk melhat pergerakan massa air yang membawa kandungan

klorofil, sehingga bisa menentukan pergerakan ikan.

PPDPI yang dihasilkan secara umum telah mewakili seluruh perairan yang

terdapat di Indonesia, kawasan yang meliputi adalah sebagai berikut : Perairan

Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Perairan Sumatera, Perairan Sulawesi, Perairan

Kalimantan, Perairan Maluku dan Papua, Perairan PPN Kendar, Perairan PPN

Ternate, Perairan PPN Prigi, dan Perairan Selat Bali.

Tim penginderaan jauh juga melakukan kegiatan pemantauan bencana

laut. Pemantauan yang dilakukan berupa pemantauan badai siklon tropis secara

visual dengan citra Satelit NOAA – AVHRR yang diperoleh dari Ground

Receiving Station secara real time dari hasil pemantauan pergerakan awan dapat

diprediksi arah dan proses terbentuknya badai sampai menghilang, sehingga dapat

dijadikan sebagai informasi peringatan dini bagi nelayan akan bahaya di laut yang

disebabkan oleh badai siklon tropis. Sejak tahun 2007 telah dilakukan

pengambangan yaitu program “downscaling” data satelit oseanografi. Dengan

program ini dapat dibuat data distribusi suhu dan klorifil – a permukaan laut di

wilayah pesisir. Sebagai wilayah uji coba adalah perairan sekitar Selat Bali.

Dengan adanya program pengembangan ini diharapkan implementasi PPDPI

untuk wilayah pesisir dapat dicapai

Keahlian tim penginderaan jauh adalah pembuatan peta distribusi suhu

permukaan laut dari data satelit NOAA-AVHRR, pembuatan peta distribusi

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 52: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

konsentrasi klorofil – a dari data Satelit MODIS Aqua, melakukan pengolahan

dan analisis data satelit oseanografi, pembuatan peta daerah penangkapan ikan

pelagis dari data satelit oseanografi, pembuatan peta potensi wilayah pesisir

dengan teknologi penginderaa jauh, dan Sistem Informasi Geografis (SIG).

4.4.2 Tim Marine Conservation

Tim peneliti marine conservation merupakan tim di Balai Riset dan

Observasi Kelautan yang khusus bergerak dalam berbagai kegiatan yang berbasis

ecological quality dan biological monitoring. Bentuk dari kegiatan yang meliputi

kedua aspek tersebut antara lain : Tanggap kasus kematian masal ikan diperairan

Tabanan, monitoring kualitas perairan estuari Perancak, monitoring dampak

lumpur lapindo Sidoarjo terhadap kwalitas perairan dan ekosistem pesisir Porong,

dan coastal protection, merupakan kegiatan monitoring dinamika laut dan

ekosistem pesisir dalam mendukung riset pengembangan struktur pelindung

pantai yang ramah lingkungan. Struktur yang digunakan antara lain material

geosintetik, bioreef, mangrove, terumbu karang dan struktur alam lainnya.

Gambar 4. Bioreef Sebagai Salah Satu Kegiatan yang Dilakukan di BROK Sumber : www.brok.com

Dalam pelaksanaan tugas dari tim marine conservation terdapat program

yang mendukung kegiatan tersebut, yaitu : pemantauan ekosistem laut, kajian

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 53: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

dampak climate change terhadap terumbu karang dan mangrove, design

pengelolaan dan monitoring ekosistem di kawasan konservasi laut.

4.4.3 Tim Oceanografi

Tim Oceanografi melakukan analisis data untuk mengetahui fenomena

yang terjadi dilautan dan mendapatkan informasi data yang valid, agar bisa

dimanfaaatkan oleh masyarakat. Tim oceanografi memiliki tujuan memahami

fenomena dan proses yang terjadi di laut dan pesisir melalui implementasi

operasional oceanografi secara regional. Bidang-bidang penelitian yang dilakukan

meliputi studi tentang laut dalam, dinamikan pantai, masalah lingkungan, pesisir

dan laut, sumber daya alam hayati, mitigasi bencana laut, dan sumber daya energy

terbarukan. Lingkup pekerjaan yang dilakukan Tim Oceanografi meliputi

teknologi observasi, analisis dan asimilasi data oceanografi, serta survey

oceanografi.

Data yang dimiliki oleh Tim Oceaanografi adalah stasiun pasang surut,

stasiun Buoy, data sekunder NOAA, pemasangan ADCP, observasi terhadap

pulau-pulau kecil, survey kualitas air, data angin, mawar angin, frekuensi angin,

aliran arus, data pasang surut, dan data bathimetri. Sarana operasional yang

dimiliki oleh Tim Oceanografi adalah ruang assimilasi data merupakan ruang

penerimaan data dari stasiun observasi dan pengolahan data insitu. Kemampuan

sumber daya manusia terdiri dari penelitian dan teknisi yang masing-masing

memiliki latar belakang pendidikan yang saling mendukung dalam setiap kegiatan

yang dilaksanakan. Sarana operasional lapangan yang dimiliki tim oceanografi

dapat digunakan untuk pengukuran data lapangan berupa bathimetri (dengan

kedalaman sampai 500 m).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 54: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

4.4.4 Laboratorium Riset Kelautan

Laboratorium Riset Kelautan (LRK) didirikan dalam upaya tercapainya

pelaksanaan riset strategis dan aplikasi teknologi kelautan secara optimal yang

meliputi riset dasar, pengembangan dan aplikasi teknologi kelautan di Indonesia.

Selain itu untuk memfasilitasi berbagai kepentingan yang membutuhkan

pelayanan jasa laboratorium. LRK ini juga sedang dalam tahap proses menuju

Akreditasi ISO 17025 : 2005. Laboratorium Riset Kelautan memiliki sarana untuk

dapat menunjang tugas dan fungsinya, laboratorium riset kelautan dilengkapi

berbagai fasilitas yang dapat mendukunh setiap pengujian yang terdiri dari

Laboratorium Kimia, Fisika dan Biologi Kelautan.

Gambar 5. Laboratorium Riset Kelautan Balai riset dan observasi Kelautan

Jenis analisa yang dapat dilakukan di Laboratorium Riset Kelautan Balai

Riset dan Observasi Kelautan antara lain :

a. Analisa Kimia : Analisa Nitrat, Analisa Nitrit, Analisa Phosfat, Analisa

Amonia, Analisa BOD, Analisa COD,Analisa DO, Analisa Total Solid (TS),

Analisa Padatan Terlarut (TDS), Analisa Padatan Tersuspensi (TSS), Analisa

Alkalinitas, Analisa Salinitas, Analisa Karbon Dioksida (CO2), Analisa

Khlorin, Analisa Sulfida, Analisa Silika, Analisa Khlorofil.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 55: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

b. Analisa Biologi antara lain : Analisa Bakteri Total, Analisa Bakteri Vibrio

Cholera, Analisa Bakteri E. Coli, Analisa Fitoplankton, Analisa Zooplankton.

c. Identifikasi Terumbu Karang

d. Analisa In Situ (dengan alat portable) berupa : DO, Nitrit, Nitrat, pH tanah, pH

air, Kecerahan, Phosfat, Turbidity.

4.5 Kegiatan di Lokasi Praktek Kerja Lapang

Kegiatan Praktek Kerja Lapang ini dilakukan dengan menggunakan

metode partisipasi langsung dalam melakukan pengenalan tentang lokasi PKL dan

pelaksanaan tugas mandiri dengan mengikuti mekanisme kerja yang dilakukan

pada lokasi PKL. Tugas mandiri yang dilakukan adalah pengumpulan data,

pengolahan data, layout peta dan analisis data. Kegiatan-kegiatan tersebut

bertujuan untuk menghasilkan data nilai persebaran suhu permukaan laut dan

klorofil-a dari data citra satelit Aqua/Terra Modis, serta menghasilkan layout peta

persebaran Suhu Permukaan laut (SPL) dan konsentrasi klorofil-a.

Suhu dapat mempengaruhi fotosintesis di laut baik secara langsung,

maupun tak langsung. Pengaruh langsung karena reaksi kimia enzimatik yang

berperan dalam proses fotosintesis dikendalikan oleh suhu. Peningkatan suhu

sampai batas tertentu akan menaikkan laju fotosintesis. Sedangkan pengaruh tak

langsung adalah karena suhu akan menentukan struktur hidrologis suatu perairan

dimana fitoplankton (klorofil-a) itu berada, karena suhu berpengaruh terhadap

daya larut oksigen yang digunakan untuk respirasi biota laut (Nontji, 2002). Daya

larut oksigen berkurang apabila suhu mengalami kenaikan, sebaliknya kandungan

karbondioksida akan bertambah. Secara umum rangkaian kegiatan PKL ini dapat

dilihat pada Gambar 6.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 56: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

Gambar 6. Diagram Alir Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang

4.5.1 Pengumpulan Data

Tahap pertama dalam melakukan pengolahan citra satelit adalah dengan

melakukan pengumpulan data. Data citra yang digunakan merupakan data citra

satelit Aqua/Terra Modis level 2, karena data tersebut dapat menghasilkan data

persebaran Suhu Permukaan Laut (SPL) dan klorofil-a dalam periode harian. Data

citra satelit didapatkan dengan mendownload langsung pada OceanColor Web

milik NASA pada link http://oceancolor.gsfc.nasa.gov. Setelah masuk ke dalam

link tersebut akan terlihat tampilan awal dari OceanColor web seperti terlihat pada

Gambar 7.

Pengumpulan Data Citra

Pemilihan Data Citra

Download Data Citra

Pengolahan Citra Dengan ENVI 4.7

Analisis Data

Pembuatan Layout dengan ArcGIS 9

Peta Persebaran Suhu dan Klorofil-a Permukaan Laut

Peta Lokasi Kesesuaian Budidaya

Tiram Mutiara (Pinctada maxima)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 57: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

Gambar 7. Tampilan Awal OceanColor Web

Kemudian pilih “Level 1 and 2 Browser” pada Data Access, akan muncul

tampilan informasi untuk permintaan data citra satelit seperti pada Gambar 8.

Pilih waktu data yang akan didownload, dalam PKL ini saya menggunakan data

citra pada bulan Juni 2009 untuk mewakili musim timur dan Desember 2009

untuk mewakili musim barat, serta menggunakan model pencarian “SST”.

Gambar 8. Tampilan Informasi Permintaan Citra

Kemudian tandai satelit yang akan digunakan yaitu satelit Modis (aqua)

dan Modis (terra), kemudian tulis koordinat lokasi perairan Bali 8° - 9° LS dan

114° -115° BT dilanjutkan dengan klik “Find Swaths”. Setelah melakukan proses

permintaan data, akan muncul tampilan quicklook tampilan citra yang akan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 58: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

didownload (Gambar 9). Pada tahap ini pilih data citra yang bebas dari awan

karena hasil citra yang tertutup awan tidak dapat diketahui nilai SPL dan

konsentrasi klorofil-a. Citra awan akan terlihat berwarna hitam sama seperti

warna daratan.

Data yang saya gunakan untuk mewakili musim timur pada bulan Juni

2009 adalah tanggal 12, 14, 21, 23, 27, 28, 30 dan yang mewakili pada musim

barat adalah bulan Desember 2009 tanggal 1, 3, 4, 7, 10, 11. Tanggal-tanggal

tersebut dipilih karena merupakan data yang paling bersih dari citra awan diantara

tanggal yang lain. Tandai data yang telah dipilih pada bagian atas citra, setelah itu

klik “Order Data”. Setelah melakukan permintaan data akan muncul tampilan

persetujuan penyimpanan data citra tersebut, data akan disimpan pada pengguna

melalui media email, isi email yang akan dituju untuk mengirimkan hasil citra

tersebut, kemudian klik “Submit Data” secara otomatis data akan dikirim ke email

tujuan yang telah dituliskan.

Gambar 9. Quicklook Permintaan Data Citra

Setalah data didapat, data dapat didownload dan disimpan langsung pada

komputer. Data yang dihasilkan terdiri dari 2 data per tanggal yang didownload,

yaitu data untuk citra klorofil (.L2_LAC.x.hdf) dan citra SST

(.L2_LAC_SST.x.hdf ). Data citra hasil download berformat .zip dan perlu

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 59: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

diektrak dengan menggunakan software WINRAR untuk menghasilkan data citra

dengan format .hdf.

4.5.2 Pengolahan Data

Pengolahan data citra satelit dilakukan dengan menggunakan software

ENVI 4.7 (Gambar 10), perangkat lunak ini dapat mengolah berbagai macam citra

satelit secara umum. Pengolahan yang dapat dilakukan dengan ENVI 4.7 adalah

georifikasi citra satelit, pewarnaan citra, pembatasan nilai, masking, klasifikasi

nilai citra, hingga menghasilkan data untuk pembuatan peta. Tahap awal

pengolahan data adalah dengan mengekstrak data citra hingga menghasilkan file

citra berformat .hdr. Untuk tahap input data hal pertama yang dilakukan adalah

dengan membuka ENVI 4.7, akan muncul tampilan awal seperti pada Gambar 11.

Gambar 10. Software ENVI 4.7

Gambar 11. Tampilan Awal ENVI 4.7

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 60: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

Setelah tampilan awal ENVI 4.7 muncul, Klik file, open eksternal file,

Ocean Color, MODIS aqua/terra, lalu pilih Level 2. Kemudian pilih data yang

akan diolah pada tampilan input data, kemudian klik open. Setelah muncul

toolbar Available Band List, load Band data yang akan diolah. Data awal citra

akan berwarna hitam putih, untuk memberikan warna klik tools, color mapping,

ENVI color tables sehingga muncul “#1 ENVI Color Tables” (Gambar 12). Pada

Color Tables, pilih warna RAINBOW.

Gambar 12. ENVI Color Tables

Pemberian warna pada citra berguna dalam pembuatan layout peta SPL

dan klorofil, dengan warna tersebut akan dihasilkan warna-warna yang berbeda

untuk setiap nilai pada citra. Sehingga persebaran dari SPL dan klorofil-a dapat

terlihat. Untuk membatasi gradien warna citra menurut kandungan minimum dan

maksimum suhu atau klorofil dapat dilakukan dengan memilih menu Enhance lalu

klik Interactive Stretching, akan muncul tampilan Chlorophyll/Sea Surface

Temperature Consentration (Gambar 13). Pembatasan nilai dilakukan agar citra

yang nampak merupakan citra yang memiliki nilai tidak lebih dari batasan

minimum dan maksimum yang telah ditentukan.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 61: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

Gambar 13. Chlorophyll/Sea Surface Temperature Consentration

Untuk nilai minimum maksimum suhu permukaan laut Bali yang diisikan

pada kolom stretch di tulis 23 : 32, hal ini dikarenakan suhu optimum perairan

laut berkisar antara 23°-32°C. Sedangkan untuk nilai minimum maksimum

klorofil-a pada kolom stretch di tulis 0 : 2. Setelah data di stretching, data dapat

disimpan dalam format Geograpic Lat/Lon sehingga dapat digunakan untuk

layouting peta pada ArcGIS. Proses perubahan (convert) citra dilakukan dengan

memiliki menu map, pilih convert map projection, akan muncul toolbar seperti

pada Gambar 14.

Gambar 14. Toolbar Convert Citra

Setelah data di convert, data dapat disimpan dan data tersebut yang

digunakan dalam pengolahan layout peta persebaran suhu permukaan laut dan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 62: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

konsentrasi klorofil-a pada software ArcGIS 9. Untuk menghasilkan peta lokasi

kesesuaian budidaya tiram mutiara tahapan pertama yang dilakukan adalah

dengan mengklasifikasikan citra sesuai dengan parameter yang sesuai dengan

studi pustaka yang didapatkan. Parameter untuk penentuan lokasi kesesuaian

budidaya tiram mutiara yang digunakan adalah suhu dengan kisaran 25°-29°C.

Langkah awal yang dilakukan adalah input data citra pada software ENVI 4.7,

buka citra yang akan diklasifikasikan. Seperti pada Gambar 15, Citra tidak harus

diwarnai dalam proses klasifikasi ini.

Gambar 15. Open File Citra SST

Setelah citra dibuka klik Basic Tools, pilih Region Of Interest, lalu pilih

ROI Tool. Akan muncul toolbar ROI Tool, tandai off pada window. Untuk proses

klasifikasi tahap pertama pilih Options, Band Threshold To ROI, Pilih data yang

akan diklasifikasikan, klik Ok. Setelah itu akan muncul toolbar Band Threshold

To ROI Parameters seperti pada Gambar 16. Tuliskan nilai Minimum dan

maksimum suhu sesuai dengan literatur yang didapatkan seperti pada Gambar 16,

beri nama pada ROI Name untuk menandai area yang sesuai, pilih warna sesuai

dengan keinginan kemudian klik OK. Kemudian akan muncul citra area-area yang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 63: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

sesuai menurut nilai minimum dan maksimum yang dimasukkan seperti terlihat

pada Gambar 17.

Gambar 16. Toolbar Band Threshold to ROI Parameters

Gambar 17. Citra Hasil Klasifikasi

Setelah didapatkan area yang sesuai, buat kelas baru untuk area tersebut,

hal ini bertujuan untuk menampakkan citra yang benar-benar sesuai saja. Pilih

Options, Creat Class Image from ROI, pilih klasifikasi yang telah dibuat tadi, beri

nama class dengan memilih Choose, lalu klik Ok.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 64: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

Gambar 18. Citra Hasil Clump

Citra hasil class akan terlihat kasar pada sekitar area yang terbentuk, untuk

memperhalus bentuk klasifikasi area pilih Classification pada menu ENVI, Post

Classification, Pilih Clump Classes, Pilih Citra yang akan di Clump, klik Ok. citra

akan berubah seperti pada Gambar 18. Tahap Kedua adalah pembuatan vektor

klasifikasi dengan memilih Vektor pada menu ENVI, Raster to Vektor, Pilih data

clump terbaru, akan muncul Toolbar Raster to Vektor Parameter (Gambar 19).

Gambar 19. Toolbar Raster to Vektor Parameter

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 65: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

Pilih semua items, ubah Output menjadi One Layer per Class, berikan

nama, klik Ok. Tahap selanjutnya adalah penyimpanan vektor klasifikasi, setelah

muncul Available Vectors List, Load pada klasifikasi sesuai, pilih New Vector

Window hingga muncul tampilan klasifikasi seperti pada Gambar 20. Tahap

penyimpanan dilakukan dengan memilih menu File, Export Active Layer to

ShapeFile, beri nama klasifikasi sesuai tanggal dan akan disimpan dalam format

.shp sehingga dapat digunakan pada software ArcGIS 9.

Gambar 20. Hasil Klasfikasi

4.5.3 Layout Peta

Untuk menghasilkan layout peta persebaran suhu permukaan laut, klorofil-

a dan kesesuaian lokasi budidaya tiram mutiara digunakan software ArcGIS 9

(ArcMap 9.3) (Gambar 21). Software ArcGIs merupakan perangkat lunak yang

khusus digunakan dalam pengolahan data SIG untuk menghasilkan bentuk

keluaran berupa peta sehingga data SIG dapat dibaca dengan mudah.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 66: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

Gambar 21. Software ArcGIS 9 (ArcMap version 9.3)

Langkah pertama untuk pembuatan peta persebaran suhu permukaan laut

dan klorofil-a adalah dengan membuka software tersebut hingga muncul tampilan

awal software tersebut. Kemudian Load data Layer BestMap Bali dengan

menekan icon [ ], kemudian masukkan citra hasil olahan dengan ENVI 4.7

yang berformat .tif. seperti pada Gambar 22 dibawah ini.

Gambar 22. Pemasukan Citra dan BestMap pada ArcGIS 9

Setelah data BestMap dan citra wilayah Bali digabungkan, pembuatan

layout peta persebaran suhu permukaan laut dan klorofil-a tinggal menambahkan

syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu peta seperti arah mata angin, skala,

legenda, dan sistem koordinat dengan meggunakan menu Insert. Hasil dari

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 67: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

pengolahan layout peta persebaran suhu permukaan laut dan klorofil-a dapat

dilihat pada Gambar 24. Untuk pembuatan peta lokasi kesesuaian budidaya tiram

mutiara tahap pertama adalah dengan membuka BestMap wilayah Bali seperti

pada pembuatan peta persebaran SPL dan klorofil-a. Kemudian add data,

masukkan hasil klasifikasi kesesuaian data citra dari seluruh tanggal dalam

masing-masing musim.

Data yang nampak akan saling bertindihan karena berada pada satu layer.

Lokasi yang sesuai merupakan lokasi yang paling banyak terdapat klasifikasi yang

bertindihan dari 1 musim. Setelah mengetahui lokasi yang sesuai maka dilakukan

cropping area sehingga didapatkan suatu area utuh lokasi yang sesuai untuk

budidaya tiram mutiara. proses cropping dilakukan dengan memilih menu Editor

pada menu ArcGIS, klik Start Editor, pilih Sketch Tool, kemudian cropping area

yang tergolong dalam lokasi yang sesuai (Gambar 23). Setelah selesai dan

membentuk suatu area, klik kanan kemudian pilih Finish Sketch, kemudian

simpan hasil crooping dengan memili menu Save Edits. Hasil dari cropping area

tersebut akan membentuk suatu layer tersendiri sehingga dapat digabungkan

dengan BestMap wilayah Bali untuk pembuatan peta lokasi kesesuaian budidaya

tiram mutiara (Gambar 34).

Gambar 23. Proses Cropping Pada ArcGIS 9

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 68: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

4.6 Pembahasan Hasil

4.6.1 Peta Persebaran Suhu Permukaan Laut di Perairan Bali

Persebaran suhu permukaan laut pada suatu perairan sangat mempengaruhi

kehidupan dan produktifitas organisme pada perairan tersebut. Dari hasil praktek

yang dilakukan, didapatkan peta persebaran suhu permukaan laut di Perairan Bali

pada perwakilan musim barat dan musim timur. Untuk peta persebaran suhu

permukaan laut pada masing-masing musim dapat dilihat pada Gambar 24.

(A) (B)

(C) (D)

Gambar 24. Peta Persebaran Suhu Permukaan Laut Perairan Bali Pada

Perwakilan Musim Timur (Juni) dan Musim Barat (Desember)

Keterangan : (A) Peta Persebaran Suhu Permukaan Laut di Perairan Bali Tanggal 27 Juni 2009, (B) Peta Persebaran Suhu Permukaan Laut di Perairan Bali Tanggal 28 Juni 2009, (C) Peta Persebaran Suhu Permukaan Laut di Perairan Bali Tanggal 10 Desember 2009, dan (D) Peta Persebaran Suhu Permukaan Laut di Perairan Bali Tanggal 11 Desember 2009.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 69: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

Pada musim barat peta persebaran suhu permukaan laut yang dihasilkan

berjumlah 6 data dalam 1 bulan sedangkan pada musim timur didapatkan 7 data

dalam 1 bulan. Data-data tersebut diperoleh berdasarkan kenampakan citra yang

paling bersih diantara citra-citra yang lain dalam 1 bulan yang sama. Persebaran

suhu permukaan laut pada bulan Juni realatif tidak mengalami peningkatan pada

keseluruhan area. Namun persebaran SPL yang terjadi relatif tinggi, dapat dilihat

pada Gambar 24 (A) pada perairan Bali bagian utara hingga tenggara Bali yang

berwarna kuning-merah suhu tinggi mengumpul pada bagian utara Bali. Hal ini

diperkirakan akibat dari angin muson timur yang membawa angin panas dari arah

tenggara Bali menuju Laut Jawa sehingga pola persebaran seperti itulah yang

terbentuk. Sedangkan pada perairan Bali bagian timur di sekitar Selat Bali hingga

selatan justru mengalami penurunan dari warna yang nampak hijau pekat pada

tanggal 27 Juni (Gambar 24 (A)), menjadi hijau kebiruan pada tanggal 28 Juni

(Gambar 24 (B)).

Penurunan suhu yang terjadi pada bulan Juni untuk area perairan Bali

sekitar Laut Bali tersebut mengindikasikan terjadinya fenomena upwelling

(Nikyuluw, 2005). Apabila digabungkan dengan data persebaran konsentrasi

klorofil-a , hal ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa karakteristik

fenomena upwelling adalah dimana suhu mengalami penurunan secara umum dan

kenaikan konsentrasi klorofil-a (fitoplankton) secara umum (Wiadnyana, 1999).

Peta persebaran suhu permukaan laut (SPL) pada tanggal 11 Desember (Gambar

24 (D)) terlihat area perairan Bali bagian utara mengalami sedikit penurunan pada

beberapa area. Terlihat pada peta SPL tanggal 10 Desember (Gambar 24 (C))

menyebar secara luas pada seluruh bagian, tetapi pada tanggal 11 Desember pada

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 70: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

beberapa area mengalami penurunan nilai SPL. Hal ini dapat kita lihat dari

perubahan warna pada peta yang awalnya berwarna merah berubah menjadi

kuning bahkan pada koordinat 8° 0’ 0” Lintang Selatan - 115° 0’ 0” Bujur Timur

muncul warna biru, berarti pada area tersebut suhu menurun hingga 7°C.

Pada perairan Bali bagian timur tanggal 11 Desember mengalami

peningkatan suhu dari 24° menjadi 27°C. hal ini dapat dilihat pada perubahan

warna yang terjadi (Gambar 24 (D)) menjadi hijau, dari yang berwarna biru pada

Gambar 24 (C). Pada perairan Bali bagian timur persebaran SPL juga terjadi pada

koordinat 8° 30’ 0” Lintang Selatan - 114° 45’ 0” Bujur Timur dari yang memiliki

suhu tinggi, pada tanggal 11 Desember (Gambar 24 (D)) menyebar ke perairan

Selat Bali.

4.6.2 Peta Persebaran Klorofil-a di Perairan Bali

Peta persebaran klorofil-a yang dihasilkan merupakan peta persebaran

klorofil-a permukaan laut yang berada pada area perairan Bali. Waktu yang

diambil untuk data pengamatan merupakan perwakilan antara musim barat dan

musim timur. Pemilihan kedua musim tersebut didasarkan karena pada kedua

musim tersebut memiliki pola bertiupnya angin yang berbeda sehingga akan

mempengaruhi persebaran kandungan klorofil-a pada suatu perairan. Hasil peta

persebaran klorofil-a permukaan laut pada perwakilan masing-masing musim

dapat dilihat pada Gamabr 25.

Pada Gambar 25, dapat kita lihat peta hasil pengolahan citra Aqua/Terra

Modis level 2 yang berasal dari perwakilan data pada musim barat dan musim

timur. Gambar 25 (A) dan (B) merupakan peta persebaran klorofil-a pada bulan

Juni yang mewakili musim timur, sedangkan pada Gambar 25 (C) dan (D)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 71: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

merupakan peta persebaran klorofil-a pada bulan Desember yang mewakili musim

barat. Dari Gambar 25, dapat dilihat persebaran klorofil-a yang selalu berubah

pada setiap harinya dan perbedaan area persebaran konsentrasi klorofil-a pada

musim timur dan musim barat.

( A ) ( B )

( C ) ( D )

Gambar 25. Peta Persebaran Klorofil-a Perairan Bali Pada Perwakilan Musim

Timur (Juni) dan Musim Barat (Desember)

Keterangan : (A) Peta Klorofil-a di Perairan Bali Tanggal 27 Juni 2009, (B) Peta Klorofil-a di Perairan Bali Tanggal 28 Juni 2009, (C) Peta Klorofil-a di Perairan Bali Tanggal 3 Desember 2009, dan (D) Peta Klorofil-a di Perairan Bali Tanggal 4 Desember 2009.

Pada area perairan Bali pada bulan Juni sebagai perwakilan musim timur,

persebaran klorofil-a pada tanggal 28 Juni (Gambar 25 (B)) cenderung menurun

dari tanggal 27 Juni (Gambar 25 (A)). Hal ini terlihat dari pola persebaran warna

yang berbeda disekitar perairan utara Bali mengarah ke timur hingga pada

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 72: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

perairan Bali bagian tenggara. Pada perairan Bali bagian timur disekitar selat Laut

Bali, kosentrasi klorofil-a cenderung tinggi baik pada tanggal 27 dan 28 Juni

2009.

Pada peta persebaran klorofil-a tanggal 4 Desember (Gambar 25 (D))

cenderung lebih tinggi pada area perairan Bali bagian utara dan selatan

dibandingkan dengan persebaran klorofil-a tanggal 3 Desember (Gambar 25 (C))

pada area yang sama. Hal tersebut dapat dilihat pada kenampakan citra yang

mengalami perubahan warna pada perairan Bali bagian utara dan selatan, dari

yang berwarna biru menjadi hijau. Berdasarkan indikator yang tersedia, kisaran

konsentasi klorofil-a pada perairan Bali Utara pada tanggal 3 Desember yang

memiliki nilai 0,6 mg/m3 mengalami peningkatan konsentrasi hingga nilai

1,3 mg/m3. Pada area perairan Bali bagian timur tanggal 4 Desember

(Gambar 25 (D)), persebaran konsentrasi klorofil-a yang cukup tinggi terjadi pada

daerah tersebut dilihat dari persebaran warna merah yang menandakan nilai

konsentrasi klorofil-a yang berkisar 1,7-2 mg/m3.

Persebaran konsentrasi klorofil-a yang terjadi pada perairan Bali dapat

dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang mendukung adalah arus,

suhu dan pola angin yang terjadi pada masing-masing musim, karena pada

masing-masing musim memiliki karakteristik yang berbeda. Dari Gambar 24,

dapat kita lihat konsentrasi klorofil-a tinggi di beberapa area merupakan area

pesisir yang berbatasan dengan daratan. Hal tersebut dapat disebabkan dari

persebaran nutrien yang tinggi akibat run-off aliran sungai yang bermuara pada

laut disekitar area tersebut, sehingga dari aliran sungai tersebut akan membawa

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 73: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

berbagai macam nutrien dari daratan sehingga mengakibatkan konsentrasi bahan

terlarut diperairan semakin tinggi.

4.6.3 Peta Lokasi Kesesuaian Budidaya Tiram Mutiara di Perairan Bali

Penentuan lokasi budidaya tiram mutiara (Pinctada maxima) di perairan

Bali didapatkan dengan meyesuaikan kriteria lingkungan lokasi budidaya tiram

mutiara dengan hasil anaisis citra satelit Aqua/Terra Modis pada waku musim

barat dan musim timur. Berdasarkan data dari penelitian BBRPBL (2010), kriteria

lokasi budidaya tiram mutiara terutama untuk Keramba Jaring Apung (KJA)

adalah lokasi terlindung dari angin dan gelombang yang besar, perairan subur

kaya akan makanan alami (fitoplankton), kecerahan cukup tinggi, jauh dari

jangkauan air tawar karena spat (benih tiram mutiara) sangat rentan terhadap air

salinitas rendah, cukup tersedia induk/benih tiram mutiara, dasar perairan pasir

karang, kedalaman air 20-30 m, kadar garam 30-34 ppt dan suhu berkisar 25°-

29°C, dan bebas pencemaran.

Dari keseluruhan data kriteria lokasi budidaya tiram mutiara yang dapat

dilihat dengan Satelit Aqua/Terra Modis dan dapat digunakan sebagai penentuan

lokasi KJA tiram mutiara adalah Suhu, untuk klorofil-a tidak dapat digunakan.

Hal ini dikarenakan klorofil-a masih merupakan parameter tersier dari budidaya

tiram mutiara sehingga tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tiram mutiara.

Citra Satelit Aqua/Terra Modis tidak dapat membedakan jenis plankton yang

terkandung dalam perairan secara spesifik dan tidak dapat membedakan antara

fitoplankton dengan partikel mengapung lainnya.

Dari hasil analisis berdasarkan data persebaran suhu permukaan laut yang

disesuaikan dengan kisaran suhu optimum pertumbuhan tiram mutiara didapatkan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 74: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

peta lokasi kesesuaian budidaya tiram mutiara pada Gambar 26. Peta tersebut di

dapatkan dengan mengaplikasikan metode penginderaan jauh sebagai pengganti

survei terestis. Dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh tersebut,

penentuan lokasi yang sesuai khususnya untuk lokasi KJA tiram mutiara tidak

harus dilakukan dengan melakukan pemeriksaan dilapangan. Lokasi yang sesuai

tersebut dihasilkan dari pengklasifikasian daerah yang memiliki suhu permukaan

laut antara 25°-29°C.

(A) (B)

(C)

Gambar 26. Peta Lokasi Kesesuaian Budidaya tiram Mutiara di Perairan Bali

Keterangan : (A) Peta Lokasi Kesesuaian Budidaya Tiram Mutiara di Perairan Bali Pada Musim Timur 2009, (B) Peta Lokasi Kesesuaian Budidaya Tiram Mutiara di Perairan Bali Pada Musim Barat 2009, dan (C) Peta Lokasi Kesesuaian Budidaya Tiram Mutiara di Perairan Bali Musim Barat dan Musim Timur 2009

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 75: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

Pada Gambar 26 diatas dapat kita lihat lokasi kesesuaian berdasarkan data

persebaran suhu permukaan laut untuk masing-masing musim. Pada bulan Juni

yang mewakili musim timur (Gambar 26 (A)), diperoleh area kesesuaian yang

lebih luas dibandingkan dengan hasil pada musim barat. Mulai dari koordinat 8°

9’ 23.56”- 8° 45’ 57.96” Lintang Selatan dan 114° 20’ 0”- 115° 45’ 0” Bujur

Timur. Untuk letak geografisnya lokasi kesesuaian lokasi budidaya tiram mutiara

menyebar luas mulai dari selat Bali mengarah ke selatan laut Bali hingga ke

bagian perairan Bali bagian tenggara. Hasil tersebut diperoleh dari hasil

klasifikasi dan penumpukan 7 data dalam 1 musim, yaitu data bulan Juni. Lokasi

tersebt merupakan yang paling stabil untuk nilai persebaran suhu permukaan laut

dibanding dengan rea perairan Bali yang lain.

Pada musim barat (Gambar 26 (B)) didapatkan lokasi yang sesuai untuk

budidaya tiram mutiara adalah pada koordinat 8° 33’ 00.97”- 8° 42’ 05.30”

Lintang Selatan dan 115° 15’ 0” - 116° 0’ 0” Bujur Timur. Untuk letak

geografisnya perairan pada koordinat tersebut berada pada bagian timur Bali

hingga tenggara Bali meliputi perairan sebelah utara Pulau Nusa Pennida. Hasil

tersebut diperoleh dari 6 data yang diklasifikasikan berdasarkan suhu optimum

lokasi hidup tiram mutiara yang bertumpukan dalam 6 data yang dianalisis pada

bulan Desember. Pada perairan Bali yang lain yang berwarna putih merupakan

daerah yang tidak stabil untuk persebaran suhu permukaan laut dalam 1 bulan,

sehingga tidak dipergunakan dalam penentuan lokasi kesesuaian budidaya tiram

mutiara pada bulan Desember.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 76: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

Untuk mengetahui lokasi yang paling sesuai pada semua musim,

diperoleh lokasi seperti pada Gambar 26 (C), lokasi tersebut berada pada

koordinat 8° 33’ 00.97”- 8° 42’ 05.30” Lintang Selatan dan 115° 18’ 03.40” -

115° 39’ 03.21” Bujur Timur. Berdasarkan kondisi geografisnya perairan tersebut

berada disebelah tenggara Bali, dan di sebelah utara Pulau Nusa pennida.

Penentuan lokasi pada Gambar 26 (C) merupakan hasil perpotongan dari musim

barat dan musim timur, sehingga lokasi tersebut merupakan yang paling sesuai

dan stabil baik musim barat dan musim timur.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 77: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil Praktek Kerja Lapang (PKL) di Balai Riset dan Observasi

Kelautan, setelah melaksanakan analisis data menegenai prakiraan kesuburan

perairan Selat Bali dari citra satelit dapat disimpulkan beberapa hal :

a. Proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra Modis dapat menggunakan

software ENVI 4.7 yang terdiri dari Input Data, georifikasi citra satelit,

pewarnaan citra, pembatasan nilai, masking, klasifikasi nilai citra, dan

penyimpanan.

b. Proses pembuatan peta persebaran suhu permukaan laut dan konsentrasi

klorofil-a dapat menggunakan software ArcGIS 9 dengan proses input

data, pemasukan best map dan citra, cropping, dan penambahan syarat-

syarat-syarat suatu peta.

c. Dengan menggunakan media citra satelit Aqua/Terra Modis dapat

mengetahui kesuburan perairan Bali dan dapat menentukan koordinat

lokasi kesesuaian budidaya tiram mutiara pada 8°33’00.97”- 8°42’05.30”

Lintang Selatan dan 115°18’03.40”- 115°39’03.21” Bujur Timur.

5.2 Saran

a. Teknologi penginderaan jauh dapat digunakan sebagai salah satu alternatif

survei lokasi untuk KJA tiram mutiara dibandingkan harus melakukan

survei terestis.

b. Diperlukan data yang lebih banyak lagi, khususnya untuk mewakili data

pada masing-masing musim, sehingga pola persebaran yang terbentuk

akan lebih jelas.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 78: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

DAFTAR PUSTAKA

Afdal dan H . R Sumijo. 2003. Sebaran klorofil-a Kaitannya Dengan Kondisi Hidrologi di Selat Makassar. Oceanologi dan Limnologi di Indonesia.

Arinardi, O.H., Sutomo A.B., Yusuf S.A., Trimaningsih, Asnaryanti, dan Riyono

S.H. 1997. Kisaran kelimpahan dan Komposisi Plankton Predominan Di Perairan Kawasan Timur Indonesia. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Oseanologi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta.

Azwar, S. 1998. Metode Penelitian :Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 146 hal.

Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut. 2010. Tiram Mutiara. Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol, Bali. (http://brena24.student.umm. ac.id/2010/07/29/tiram-mutiara/), diakses 14 Agustus 2010

Balai Budidaya Laut Lampung. 2000. Teknik Budidaya Tiram Mutiara. Dinas Kelautan dan Perikanan. 2010. Rencana Strategis Kementrian kelautan dan

Perikanan 2010-2014. Jakarta : DKP Dwiponggo, A. 1976. Mutiara. Lembaga Penelitian Perikanan laut. Jakarta Effendi, H. 2000. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan

Lingkungan Perairan. Disertasi. Bogor : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB

Estes, J.E. 1974. Imaging with Photographic and Nonphotographic Sensor

System, In :Remote Sensing Tehciques for Environtmental Analysis, California: Hamilton Publishing Compagny. (online) (http://agusnurul. blogspot. com/ 2010/03/penginderaan-jauh.html), diakses 16 Mei 2010

Harsanugraha, W.K., dan E. Parwati, 1996. Aplikasi Model-model Estimasi Suhu

Permukaan Laut Berdasarkan Data NOAA-AVHRR. Warta Inderaja (VII), 23 – 35.

Hutabarat, S and S.M. Evans. 1985. Pengantar Oceanografi. Universitas Indonesia Press. Jakarta

Junjunan, A. 2004. Bidang Teknologi informasi dan komunikasi. (Online),

(http://www.Iptek.go.id), diakses 14 Agustus 2010 Lillesand, T. M. and R. W. Kiefer, 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi

Citra. Diterjemahkan oleh Dulbahri, P. Suharsono, Hartono dan Suharyadi. Yogjakarta : Gajah Mada University Press

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 79: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

Lintz Jr, and Simonett, 1976, Remote Sensing of Envoronment, Addison-Wesley Publishing Company, London. (online) (http://www.google.com /books?hl=id&lr=&id=O02MW3rhPAC&oi=fnd&pg=PR13&dq=Remote+Sensing+of+Environment,+lintz&ots=DRFwkQT_2N&sig=VvLiVe37UjS64LZ861I_AZ_RDKM#v=onepage&q=Remote%20Sensing%20of%20Environment%2C%20lintz&f=false), diakses 20 Mei 2010

Meurah R. C. 2004. Penginderaan jauh. Modul Geografi. Mulyanto, 1987. Teknik Budidaya Laut Tiram Mutiara di Indonesia. Diktat

Akademi Usaha Perikanan. INFIS Manual Seri No.45. Jakarta Nazir. M. 1998. Metodologi Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. 622 hal. Nontji, A. 2002. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta. Nikyuluw, L. L. U. 2005. Kajian Variasi Musiman Suhu Permukaan Laut dan

Klorofil-a dalam Hubungannya dengan Penangkapan Lemuru di Perairan

Selat Bali. Tesis. Bogor : Program Pascasarjana IPB Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. Alih bahasa

oleh M. Eidman, Koesoebiono, D. G. Bengen, M. Hutomo, S. Sukardjo. Jakarta : Gramedia

Parwati, E. 2004. Inventarisasi dan Prediksi Dinamika kawasan Pesisir Segara

Anakan Menggunakan Teknologi penginderaan Jauh. Disertasi. Bogor : Institut Pertanian Bogor

Prasetio, H. 2010. Keterkaitan Suhu Permukaan Laut dan Kandungan

Fitoplankton Di perairan Malang Selatan (Studi Kasus 2008). (Online). Prezelin, B. B. 1985. Observations of diel patterns of photosynthesis in

cyanobacteria and nanoplankton in the Santa Barbara Channel during ‘el

Nino’. Journal of Plankton Research Vol.7 No.6. USA. 779 – 790 Rachman, B. T. Yuniarti., a.Dimyati. 2007. Pembudidayaan kerang Mutiara Air

Tawar (Margaritifera sp) di Kolam Terkontrol. Jurnal Budidaya Air Tawar Vol.4 No.2 november 2007 (67-75)

Romimohtarto, K dan Juwana, S. 2007. Biologi Laut : Ilmu Pengetahuan Tentang

Biota Laut. Djambatan. Jakarta Silalahi, Juliana. 2010. Analisis kualitas air dan Hubungannya deengan

Keanekaragaman Vegetasi Akuatik di Perairan Balige Danau Toba. Tesis. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Supriharyono. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Wilayah

Pesisir Tropis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 80: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

Suriadi, AB. Arsjad,M. Siswantoro, Yudi, dan Dewi, Ratna Sari. 2004. Inventarisasi SDA dan Lingkungan Hidup : Sea Surfase Temperature. Bogor : BAKOSURTANAL

Suryabrata, S. 1993. Metodologi Penelitian. Rajawali. Jakarta. 115 hal Sutanto. 1998. Penginderaan jauh, Jilid I, Fakultas Geografi, Gajah Mada

University Press. Yogyakarta. Suwiyanto, 1986. Tinjauan Perkembangan Pemanfaatan Citra Satelit di Pusat

Penelitian dan Pengembangan Geoteknologi LIPI 1972-1986. Jurnal RISET, Jilid 7 no.1,Puslitbang Geoteknologi LIPI. Bandung. Hal 1-16.

Tarwiyah. 2001. Teknik Budidaya laut Tiram Mutiara di Indonesia. Jakarta Thoha, A. 2008. Karakteristik Citra Satelit. Karya Tulis . Medan : Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara Tisch, T. D., S. R. Ramp, and C. A. Collins. 1997. Observations and modeling of

the 1991-1992 El Nino signal off central California. Journal of Geophysical Research Vol.102 No C3. California. 5553 - 5582

Wiadnyana, N. 1983. Kesuburan Perairan dan Hubungannya Dengan Kehidupan

Biota Laut. Tesis . Bogor : Institut Pertanian Bogor. Wiadnyana, N. 1999. Variasi Kelimpahan Zooplankton Dalam Kaitannya Dengan

Produktivitas Perairan Laut Banda. Jurnal Oceanologi dan Limnologi di Indonesia. No.31 : 57 - 68

Wyrkti, K. 1961. Physical Oceanography of South East Asian Water. Naga

Report. Vol 2. Scripps Institution of Oceanography. The University of California. La Jolla. California. ( online ), (http://www.docstoc.com/docs/21215214/Journal-of-Physical-Oceanography), diakses 29 April 2010

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 81: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta Geografis Kabupaten Jembrana, Bali

Sumber : www.googlemaps.com (2010)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 82: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

Lampiran 2. Peta Persebaran Suhu Permukaan Laut Pada Musim Timur 2009

(A) (B)

(C) (D)

(E)

Keterangan : (A) Peta Persebaran Suhu Permukaan Laut Tanggal 12 Juni 2009, (B) Peta Persebaran Suhu Permukaan Laut Tanggal 14 Juni 2009, (C) Peta Persebaran Suhu Permukaan Laut Tanggal 21 Juni 2009, (D) Peta Persebaran Suhu Permukaan Laut Tanggal 23 Juni 2009, dan (E) Peta Persebaran Suhu Permukaan Laut Tanggal 30 Juni 2009.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 83: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

Lampiran 3. Peta Persebaran Suhu Permukaan Laut Musim Barat 2009

(A) (B)

(C) (D) Keterangan : (A) Peta Persebaran Suhu Permukaan Laut Tanggal 1 Desember 2009 , (B) Peta Persebaran Suhu Permukaan Laut Tanggal 3 Desember 2009, (C) Peta Persebaran Suhu Permukaan Laut Tanggal 4 Desember 2009, dan (D) Peta Persebaran Suhu Permukaan Laut Tanggal 7 Desember 2009.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 84: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

Lampiran 4. Peta Konsentrasi Klorofil-a Permukaan Laut Pada Musim Timur

2009

(A) (B)

(C) (D)

(E) Keterangan : (A) Peta Konsentrasi Klorofil-a Permukaan Laut Tanggal 12 Juni 2009, (B) Peta Konsentrasi Klorofil-a Permukaan Laut Tanggal 14 Juni 2009, (C) Peta Konsentrasi Klorofil-a Permukaan Laut Tanggal 21 Juni 2009, (D) Peta Konsentrasi Klorofil-a Permukaan Laut Tanggal 23 Juni 2009, dan (E) Peta Konsentrasi Klorofil-a Permukaan Laut Tanggal 30 Juni 2009.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA

Page 85: PRAKIRAAN KESUBURAN PERAIRAN BALI DARI CITRA …adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/457/gdlhub-gdl-s1-2012-satryasony-22823-pklpkb-1.pdf · proses pengolahan citra satelit Aqua/Terra

Lampiran 5. Peta Konsentrasi Klorofil-a Permukaan Laut Pada Musim Barat 2009

(A) (B)

(C) (D) Keterangan : (A) Peta Konsentrasi Klorofil-a Permukaan Laut Tanggal 1 Desember 2009, (B) Peta Konsentrasi Klorofil-a Permukaan Laut Tanggal 3 Desember 2009, (C) Peta Konsentrasi Klorofil-a Permukaan Laut Tanggal 4 Desember 2009, dan (D) Peta Konsentrasi Klorofil-a Permukaan Laut Tanggal 7 Desember 2009.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PKL Prakiraan kesuburan.... SONY ANGGA SATRYA