PR Ke-2 Keterkaitan Antara Mazhab Sosialis, Neoklasik Dan Keynes

23
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI, Mazhab Klasik, Mazhab Neo-Klasik dan Mazhab Keynesian Disusun oleh: M. Putra Rizki 1001101010090 EKOMOMI PEMBANGUNAN

Transcript of PR Ke-2 Keterkaitan Antara Mazhab Sosialis, Neoklasik Dan Keynes

Page 1: PR Ke-2 Keterkaitan Antara Mazhab Sosialis, Neoklasik Dan Keynes

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI,

Mazhab Klasik, Mazhab Neo-Klasik dan Mazhab Keynesian

Disusun oleh:

M. Putra Rizki

1001101010090

EKOMOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2012

Page 2: PR Ke-2 Keterkaitan Antara Mazhab Sosialis, Neoklasik Dan Keynes

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, saya

dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah Pemikiran Ekonomi,

Mazhab Klasik, Mazhab Neo Klasik, dan Mazhab Keynesian” tepat pada

waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah “Sejarah Pemikiran

Ekonomi”. Makalah ini merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami

penelitian secara mendalam, semoga makalah ini dapat berguna untuk Mahasiswa

pada umumnya.

Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen yang membimbing

mata kuliah sejarah pemikiran ekonomi atas bimbingan dan pengarahannya

selama penyusunan makalah ini serta pihak-pihak yang telah membantu dan tidak

dapat disebutkan satu per satu. penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih

jauh dari sempurna, oleh karena itu saya sangat membutuhkan kritik dan saran

yang sifatnya membangun dan pada intinya untuk memperbaiki kekurangan-

kekurangan agar dimasa yang akan datang lebih baik lagi.

Penulis

M. Putra Rizki

Page 3: PR Ke-2 Keterkaitan Antara Mazhab Sosialis, Neoklasik Dan Keynes

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ilmu Ekonomi mengenal berbagai mazhab, menurut Sastradipoera (2001:12-

82) terdapat delapan mazhab ilmu ekonomi, di antaranya Mazhab Klasik, Mazhab

Neo Klasik, dan Mazhab Keynesian . Adapun dalam makalah ini penulis mencoba

membahas keterkaitan dari ketiga mazhab tersebut mulai dari sejarah kemunculan,

tokoh-tokoh pelopor dan teori-terori yang dikembangkan.

Perumusan Masalah

Merujuk dari latar belakang yang telah di jelaskan, maka dapat dibuat

perumusan masalah sebagai berikut:

a. Apa dampak dan akibat yang di timbukan atas keberadaan dari ketiga

mazhab tersebut dalam perekonomian dunia secara umum?

b. Manfaat apa saja yang dirasakan oleh masyarakat atas teori-teori yang

di cetuskan dari ketiga mazhab tersebut ?

Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu untuk mengetahui seberapa

jauh Mazhab klasik, Mazhab Neo Klasik, dan Mazhab Keynesian mempengaruhi

tatanan kehidupan masyarakat, secara umum, dan perekonomian dunia khususnya.

Metodologi Penulisan

Pada penulisan makalah ini metodologi yang digunakan dalam

mengumpulkan data yaitu dari berbagai sumber, diantaranya buku-buku mengenai

sejarah pemikiran ekonomi, kumpulan artikel sejarah perekonomian dan data dari

internet. Sehingga apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kata-kata dan

atau kalimat yang menyerupai dari sumber dan penulis lain, merupakan unsur

ketidaksengajaan penulis.

Page 4: PR Ke-2 Keterkaitan Antara Mazhab Sosialis, Neoklasik Dan Keynes

BAB II

PEMBAHASAN

1. Mazhab Klasik

Mazhab klasik secara umum mengacu kepada sekumpulan gagasan ekonomi

yang bersumber dari formulasi David Hume, yang karya terpentingnya diterbitkan

pada tahun 1752 dan Adam Smith 1776. Gagasan-gagasan kedua tokoh tersebut

mendominasi ilmu ekonomi, khususnya yang berkembang di Inggris, selama

seperempat terakhir abad ke-18 dan tigaperempat pertama abad ke-19 (O’Brien,

2000: 120).

Inti mazhab klasik tersebut pada hakikatnya terletak pada gagasan bahwa

pertumbuhan ekonomi berlangsung melalui interaksi antara akumulasi modal dan

pembagian kerja. Akumulasi modal dapat dilakukan dengan menunda atau

mengurangi penjualan output dan hal ini baru akan bermanfaat jika dibarengi

pengembangan spesialisasi dan pembagian kerja. Pembagian kerja itu sendiri

nantinya akan dapat meningkatkan total out-put sehingga memudahkan

dilakukannya akumulasi modal lebih lanjut. Pertumbuhan ekonomi hanya dapat

ditingkatkan jika modal bisa ditambah, dan atau jika alokasi sumber daya

(pembagian kerja) dapat disempurnakan. Namun pembagian kerja itu sendiri

dibatasi oleh ukuran atau skala pasar, yang pada gilirannya ditentukan oleh jumlah

penduduk dan pendapatan perkapita yang ada. Tatkala modal terakumulasi, tenaga

kerja akan kian dibutuhkan sehingga tingkat upah-pun meningkat untuk

memenuhi kebutuhan ”subsisten” baik secara psikologis maupun fisiologis

(O’Brien, 2000: 121). Ilmu ekonomi klasik tersebut merupakan prestasi

intelektual yang mengesankan. Landasan-landasan teoretis yang

dikembangkannya menjadi pijakan bagi teori-teori perdagangan dan moneter

sampai sekarang ini.

Ada beberapa tokoh pemikir dalam mazhab ini yang perlu kita ketahui

pandangannya tentang kegiatan ekonomi. Masing-masing dari mereka diuraikan

sebagai berikut:

Page 5: PR Ke-2 Keterkaitan Antara Mazhab Sosialis, Neoklasik Dan Keynes

a. Adam Smith (1776)

Adam Smith-lah tokoh sentral dalam mazhab ini. Pemikiran-pemikiran

tentang masalah-masalah ekonomi dituangkannya dalam karyanya yang

berjudul "An Inquiry into the Nautre and Causes of the Wealth of Nations".

Dasar falsafah adalah bahwa tata susunan masyarakat agar didasarkan atas

hokum alam yang secara wajar berlaku dalam dunia nyata. Perlu pembagian

bidang kegiatan dan spesialisasi. Kebebasan individu dan kemandiriannya

akan membawa keserasian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Laissezfair, laissez passer..

b. Jean Baptist Say (1767-1832)

Penyusun sistematik dan kodifikasi pemikiran Adam Smith. Hukum Say:

"theories des debouchees", dalam keadaan ekuilibrium produksi cenderung

menciptakan permintaannya akan hasiul produksi yang bersangkutan.

c. David Ricardo (1772-1832)

Teori nilai bersumber pada biaya tenaga kerja. Hukum besi tentang

tingkat upah. Sewa tanah dikaitkan dengan hokum imbalan jasa yang

semakin menurun. Teori perdagangan internasional berdasarkan keunggulan

komparatif dan biaya komparatif.

d. Thomas Robert Malthus (1766-1834)

Terkenal dengan teori penduduknya yang berbunyi: penduduk dunia

bertambah dengan lebih cepat disbanding dengan kemampuannya untuk

mempertahankan tingkat hidupnya. Teori lainnya tentang ketidakmampuan

berkonsumsi secara wajar (theory of underconsumption).

Aliran klasik mengalami kegagalannya setelah terjadi Depresi Besar tahun

1930-an yang menunjukkan bahwa pasar tidak mampu bereaksi terhadap gejolak

di pasar saham. Sebagai penanding aliran klasik, Keynes mengajukan teori dalam

bukunya General Theory of Employment, Interest, and Money yang menyatakan

bahwa pasar tidak selalu mampu menciptakan keseimbangan, dan karena itu

intervensi pemerintah harus dilakukan agar distribusi sumber daya mencapai

sasarannya. Dua aliran ini kemudian saling "bertarung" dalam dunia ilmu

ekonomi dan menghasilkan banyak varian dari keduanya seperti: new klasik, neo

Page 6: PR Ke-2 Keterkaitan Antara Mazhab Sosialis, Neoklasik Dan Keynes

klasik, new keynesian, monetarist, dan lain sebagainya. Namun perkembangan

dalam pemikiran ini juga berkembang ke arah lain, seperti teori pertentangan

kelas dari Karl Marx dan Friedrich Engels, serta aliran institusional yang pertama

dikembangkan oleh Thorstein Veblen dkk dan kemudian oleh peraih nobel

Douglass C. North.

2. Mazhab Sosialisme

Dalam mazhab sosialisme, sistem kepemilikan dan pelaksanaan kolektif atas

faktor-faktor produksi (khususnya barang-barang modal), dikuasai oleh negara.

Oleh karena itu para tokoh pemikir mazhab sosialisme sangat anti terhadap

kapitalisme dan individualisme yang tumbuh subur pada zaman mazhab klasik.

Adapun tokoh-tokoh dari mazhab sosialisme di antaranya yaitu; Saint-Simon,

Fourier, Owen, Blanc, Proudhon, Marx dan Engels, serta banyak lagi pemikir

sosialis lainnya. Kebanyakan sistem dan mazhab ini bersifat utopia dan sebagian

besar pendukungnya adalah para ’filantropis’ (cinta kasih sesama umat manusia)

kelas menengah yang memiliki komitmen untuk memperbaiki kehidupan para

pekerja atau buruh serta kaum miskin lainnya. Selain itu kebanyakan penganut

sosialis mendambakan masyarakat yang lebih terorganisir yang akan

menggantikan anarki akibat dari pasar dan kemiskinan masal masyarakat

perkotaan (Hirst dalam Dadang Supardan, 2009: 396).

Menurut pandangan Kalr Marx dan Fredreich Engels perekonomian liberal

memiliki self destruction, akan mengalami kereuntuhan dengan sendirinya, karena

itu perlu perombakan struktural melalui revolusi sosial, harus diganti dengan

sistem yang lebih manusiawi, yaitu dengan sistem sosialis komunis, dikarenakan:

a) Sistem kapitalis mewarisi ketidakadilan dari dalam, karena tidak peduli

pada masalah kepincangan dan kesenjangan sosial yang terjadi di

masyarakat yang menyebabkan terbentuknya kelas-kelas sosial

masyarakat,

b) Akumulasi Kapital pada kaum kapitalis memang menciptakan

pertumbuhan ekonomi yang tinggi, namun pembangunan dalam sistem ini

bias,

Page 7: PR Ke-2 Keterkaitan Antara Mazhab Sosialis, Neoklasik Dan Keynes

c) Teori Pertentangan Kelas: sepanjang sejarah selalu ada pertentangan kelas

dalam masyarakat,

d) Teori Surplus Value dan penindasan buruh: kelebihan nilai produktivitas

buruh atas upah alami yang di nikamti oleh para pemilik modal,

e) Dialektika Materialisme Historis

f) Fase-fase Perkembangan Masyarakat: pertama Komunisme primitif,

kedua perbudakan, ketiga feodalisme, keempat kapitalisme, kelima

Sosialisme, keenam komunisme

g) Perbedaan Sosialisme dan Komunisme menurut Marx, dapat terlihat dari

segi: produktivitas, hakikat manusia sebagai produsen, dan pembagian

pendapatan.

Mereka yang membela sosialisme sering berbeda mengenai jenis sosialisme

yang mereka cari. Hanya dalam beberapa hal mereka mempunyai kesamaan,

selebihnya berbeda bahkan bertentangan. Ada yang menghendaki hapusnya

pemerintah, sementara yang lainnya ingin mempertahankan agar dapat melindungi

kepentingan buruh; ada pula yang menganggap semua lambang kapitalisme harus

dilenyapkan, termasuk mekanisme pasar, harga, dan invisible hand, sedangkan

yang lainnya menganggap mekanisme pasar dan harga masih diperlukan dalam

saat-saat awal soialisme disebabkan sulitnya mengukur efisiensi ketika dewan

perencanaan pusat menyusun prioritas (Sastradipoera dalam Dadang Supardan,

2009: 396).

3. Mazhab Neo- Klasik

Mazhab neo-klasik merujuk pada versi terbaru dari ekonomi klasik yang

dimunculkan pada abad ke-19 terutama oleh Alfred Marshal dan Leon Walras.

Versi-versi yang terkenal itu dikembangkan pada abad ke-20 oleh John Hicks dan

Paul samuelson. Lepas dari pengertian neo klasik umumnya, perbedaan ekonomi

neoklasik dan klasik hanya terletak pada penekanan dan pusat perhatiannya. Jika

ekonomi klasik menjelaskan segala kondisi ekonomi dalam kerangka kekuatan-

kekuatan misterius ”invisiblehand” (tangan-tangan tak terlihat), maka dalam

mazhab ekonomi neoklasik mencoba memberi penjelasan lengkap dengan

Page 8: PR Ke-2 Keterkaitan Antara Mazhab Sosialis, Neoklasik Dan Keynes

memfokuskan pada mekanisme-mekanisme aktual yang menyebabkan terjadinya

kondisi ekonomi tersebut (Boland dalam Dadang Supardan, 2009: 398).

3.1 Mazhab Austria (1871)

Menggunakan kalkulus dalam pengembangan teori mereka,

mengembangkan teori utilitas marginal dan opportunity cost, bahwa yang

paling menentukan harga adalah utilitas yang diterima dari pengkonsumsian

satu unit terakhir dari barang tersebut, teori modal dan tingkat suku bunga,

paritas daya beli, trade cycle. Tokoh utama di antaranya: Carl Menger,

Friedrich von W, Eugenvon Bohn Bawerk, Knut Wicksel, Ludwig edler von

Mises.

3.2 Mazhab Lausanne (1878)

Menjelaskan model keseimbangan umum melalui pendekatan matematis,

bahwa perubahan dalam suatu faktor ekonomi akan membawa perubahan

pada variabel lainnya dalam ekonomi secara keselurahan. Tokoh utama di

antaranya: Leon Walras, Vilfredo Pareto

3.3 Mazhab Cambridge

Menggabungkan pertentangan antara kaum klasik dan neo klasik mengenai

konsep harga, bahwa konsep harga selain ditentukan oleh biaya-biaya dari sisi

produsen, dari kepuasan marjinal di sisi konsumen, juga ditentukan oleh

unsur-unsur subyektif lainya.

Inti ajaran mazhab neoklasik adalah :

a. Mazhab neoklasik telah mengubah pandangan tentang ekonomi baik

dalam teori maupun dalam metodologinya. Teori nilai tidak lagi

didasarkan pada nilai tenaga kerja atau biaya produksi tetapi telah beralih

pada kepuasan marjinal (marginal utility). Pendekatan ini merupakan

pendekatan yang baru dalam teori ekonomi.

b. Salah satu pendiri mazhab neoklasik yaitu Gossen, dia telah memberikan

sumbangan dalam pemikiran ekonomi yang kemudian disebut sebagai

Hukum Gossen I dan II. Hukum Gossen I menjelaskan hubungan kuantitas

barang yang dikonsumsi dan tingkat kepuasan yang diperoleh, sedangkan

Hukum Gossen II, bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatannya

Page 9: PR Ke-2 Keterkaitan Antara Mazhab Sosialis, Neoklasik Dan Keynes

untuk berbagai jenis barang yang diperlukannya. Selain Gossen, Jevons

dan Menger juga mengembangkan teori nilai dari kepuasan marjinal.

Jevons berpendapat bahwa perilaku individulah yang berperan dalam

menentukan nilai barang. Dan perbedaan preferences yang menimbulkan

perbedaan harga. Sedangkan Menger menjelaskan teori nilai dari orde

berbagai jenis barang, menurut dia nilai suatu barang ditentukan oleh

tingkat kepuasan terendah yang dapat dipenuhinya. Dengan teori orde

barang ini maka tercakup sekaligus teori distribusi.

c. Games Theory dan Informasi Asimetris, konsep ini untuk menjelaskan

perilaku ekonomi dalam pasar yang hanya diisi oleh segelintir pelaku, baik

menggunakan informasi simetris, asimetris, bahkan dinamis. Konsep ini

dikembanghkan oleh john Nash (1950), Jhon Harsanyi (1967), dan

Reinhard Selten.

Pemikiran yang sangat mengagumkan yang disusun oleh Walras tentang teori

keseimbangan umum melalui empat sistem persamaan yang serempak. Dalam

sistem itu terjadi keterkaitan antara berbagai aktivitas ekonomi seperti teori

produksi, konsumsi dan distribusi. Asumsi yang digunakan Walras adalah

persaingan sempurna, jumlah modal, tenaga kerja, dan lahan terbatas, sedangkan

teknologi produksi dan selera konsumen tetap. Jika terjadi perubahan pada salah

satu asumsi ini maka terjadi perubahan yang berkaitan dengan seluruh aktivitas

ekonomi (Disman, 2000).

3. Mazhab Keynesian

3.1 Sejarah Singkat

Mazhab ini sesuai dengan namanya dipimpin oleh John Maynard Keynes,

yang merupakan ekonomi agregat (makro) yang dituangkan dalam bukunya

General Theory of Employment, Interest and Money (1936), dan dari karya-

karya pengikut Keynes yang lebih kontemporer seperti Sir Roy Harrold, Lord

Kaldor, Lord Kahn, Joan Robinson dan Michael Kalecki, yang meluaskan

analisis Keynes terhadap pertumbuhan ekonomi dan pertanyaan mengenai

distribusi fungsional pendapatan (functional distribution of income) antara

Page 10: PR Ke-2 Keterkaitan Antara Mazhab Sosialis, Neoklasik Dan Keynes

upah dan laba yang oleh Keynes sendiri daibaikan (Thirwall dalam Dadang

Supardan, 2009: 398).

Dua pilar utama dari teori employment klasik adalah bahwa tabungan

dan investasi menghasilkan ekuilibrium pada tingkat full employment melalui

tingkat suku bunga, dan bahwa penawaran serta permintaan tenaga kerja

menghasilkan ekuilibrium melalui berbagai variasi upah riil. General Theory

Keynes ditulis sebagai reaksi terhadap paham klasik tersebut. Perdebatan

mengenai masalah ini sampai sekarang masih berlangsung.

3.2 Teori-teori Ekonomi Keynes

3.2.1 Keterkaitan Pasar barang dengan Teori Mazhab Keynes

Perbedaan pasar barang menurut Keynesian dengan klasik terletak pada

Hukum Say bahwa permintaan sama dengan penawaran sehingga tidak

akan terjadi kelebihan atau kekurangan permintan atau penawaran.

Menurut Keynesian permintaan barang tidak selalu sama dengan

penawaran karena tidak semua income dibelanjakan tetapi sebagian dari

pendapatan tersebut akan disimpan dalam bentuk tabungan (saving).

Tabungan tidak menambah permintaan efektif terhadap barang dan jasa

kalau tidak segera diinvestasikan sehingga akan terjadi kelebihan stok

barang atau kelebihan produksi barang (penawaran). Apa akibat dari

ketidakseimbangan permintaan dengan penawaran ini terhadap

perekonomian negara? Ada dua akibat yang akan terjadi.

Pertama, para produsen akan mengurangi jumlah produksi mereka pada

tahun atau periode berkutnya, artinya output atau GDP akan berkurang

pada tahun berikutnya. Bila output berkurang maka dampaknya akan

sangat serius terhadap variabel makro karena income, lapangan pekerjaan,

konsumsi, investasi dan seterusnya akan menurun.

Kedua, akbat dari turunnya GDP dan income maka harga-harga akan

turun karena turunnya permintaan akibat penurunan income. Apabila

harga-harga (harga barang dan harga tenaga kerja) tidak kaku tetapi

fleksibel dan turun sebanding dengan penuruan income, seperti yang

diasumsikan oleh teori Klasik, maka keadaan down turn ini tidak akan

Page 11: PR Ke-2 Keterkaitan Antara Mazhab Sosialis, Neoklasik Dan Keynes

berlangsung lama karena harga yang turun akan kembali mendorong

naiknya permintaan (sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran).

Naiknya permintaan akan mendorong produsen kembali menggenjot

produksi mereka dan keadaan terpuruk akan segera terkoreksi kembali.

Pabrik dan industri tidak akan tutup sehingga para buruh tidak banyak

yang kena PHK. Berbeda dengan teori Klasik yang mengasumsikan harga-

harga adalah fleksible, kenyataannya menurut Keynes, harga-harga adalah

tidak fleksible tetapi kaku (stiki), tidak mau turun. Akibatnya permintaan

akan turun dan produksi tidak akan naik sehingga ekonomi akan terjebak

pada resesi atau depresi.

Keadaan sebaliknya bisa juga terjadi yaitu terjadinya kelebihan

permintaan dan kekurangan produksi. Misalnya produsen membuat

perhitungan yang optimis dengan menambah investasi sehingga

permintaan aggregate naik (ingat investasi adalah komponen Aggregate

Demand). Bila kapasitas terpasang pabrik sudah penuh maka tidak akan

terjadi peningkatan produksi sehingga produksi berkurang dan sementara

permintaan naik. Kenaikan permintaan dan kekurangan produksi ini akan

ditransmisikan kedalam inflasi.

3.2.2 Keterkaitan Pasar Uang dengan Teori Mazhab Keynes

Perbedaan teori Klasik dan Keynesian dalam hal uang adalah, dan ini

yang merupakan perbedaan besar, Keynesian tidak setuju dengan pendapat

bahwa permintaan uang hanya ditentukan oleh kebutuhan transaksi dimana

transaksi ini dipengaruhi oleh volume barang, harga barang dan kecepatan

perputaran uang. Menurut Keynesian permintaan uang ditentukan oleh tiga

faktor yaitu:

a. Kebutuhan transaksi (transaction motive), yaitu Y, P dan k.

b. Kebutuhan untuk berjaga-jaga (precautionary motive) dan

c. Kebutuhan untuk berspekulasi (speculation motive) atau investasi.

Untuk kebutuhan transaksi sama dengan pendapat klasik dimana

teragantung dengan volume barang, harga dan konstanta. Tetapi untuk dua

Page 12: PR Ke-2 Keterkaitan Antara Mazhab Sosialis, Neoklasik Dan Keynes

faktor lagi Keynesian berpendapat bahwa permintaan akan uang juga

ditentukan oleh faktor berjaga-jaga dan berspekuliasi.

Kebutuhan berjaga-jaga adalah suatu kebutuhan untuk mengahadapi

situasi yang tidak normal atau darurat, misalnya sakit, kecelakaan atau ada

kebutuhan mendadak yang memerlukan uang yang tidak terduga

sebelumnya. Jumah kebutuhan untuk jenis ini sama dengan kebutuhan

transaksi, yakni tergantung dengan income. Bila dilihat secara prinsip

maka kebutuhan jenis ini juga hampir sama dengan kebutuhan transaksi.

Faktor ketiga yang menentukan permintaaan uang adalah spekulasi,

berbeda secara signifikan dengan teori klasik. Kebutuhan spekulasi adalah

kebutuhan untuk mencari keuntungan dari permaian resiko dan

keberuntungan. Sama seperti teori klasik, menurut Keynes uang tidak

memberikan penghasilan apa-apa, misalnya dalam bentuk bunga, sehingga

rugi kalau disimpan dalam jumlah yang terlalu banyak. Pada waktu teori

ini dicetuskan oleh Keynes uang memang tidak memberikan keuntungan

apa-apa kecuali untuk mempermudah proses transaksi sehari-hari. Sebagai

alternatif dari memegang uang adalah membeli aset lain seperti obligasi

(bonds) yang dikeluarkan pemerintah, karena obligasi memberikan

pendapatan berupa bunga.

Dalam perkembangannya sekarang uang telah bisa memberikan

keuntungan dalam bentuk bunga bila disimpan di bank, walaupun tidak

diinvestasikan ke usaha-usaha produktif tetapi bunganya sangat rendah

diandingkan dengan deposito atau investasi lainnya. Kalau uang disimpan

di rumah maka tetap tidak akan memberikan keuntungan sedikitpun.

Tingkat keuntungan yang diperoleh dengan menabung di bank memang

relatif rendah dibandingkan dengan investasi atau usaha produktif lainnya

tetapi resiko menabung di bank juga rendah. Disamping itu alternatif

terhadap memegang uang sekarang bukan hanya obligasi tetapi sudah

terdapat berbagai jenis surat berharga yang dapat memberikan bunga yang

sangat kompetitif dibandingkan dengan bunga simpanan bank.

Faktor kebutuhan uang untuk spekulasi merupakan perbedaan penting

antara teori pasar uang klasik dan Keynesian. Menurut teori Keynesian

Page 13: PR Ke-2 Keterkaitan Antara Mazhab Sosialis, Neoklasik Dan Keynes

disamping untuk transaksi, uang diperlukan juga untuk berjaga-jaga

(berjaga-jaga hampir sama denga transaksi menurut versi teori klasik) dan

untuk berspekulasi. Dikatakan spekulasi karena ada tarik menarik antara

keperluan memegang uang dan memegang (membeli) aset yang lain selain

uang sebagai ganti memegang uang dengan tujuan untuk mendapatkan

keuntungan.

3.2.3 Keterkaitan Pasar Tenaga Kerja dengan Teori Mazhab Keynes

Berbeda dengan teori klasik yang menganggap permintaan dan

penawaran terhadap tenaga kerja selalu seimbang (equilibrium) karena

harga-harga fleksibel, maka menurut Keynes pasar tenaga kerja jauh dari

seimbang, karena upah tidak pernah fleksibel, sehingga permitaan dan

penawaran hampir tidak pernah seimbang sehingga penganguran sering

terjadi. Menurut Keynesian penganguran bisa terjadi terus menerus dan

jenis pengangguran tersebut ada tiga macam:

1. Pengangguran karena adanya pergeseran tingkat oputput dari berbagai

sektor dan ini bersifat sementara (frictional unemployment).

2. Pengangguran musiman, yang jumlahnya tergantung dengan musim

(seasonal unemployment).

3. Pengangguran yang “dibuat” (institutional unemploymen).

Pengangguran pergeseran (frictional) adalah pengangguran yang

disebabkan karena adanya perobahan struktur dalam ekonomi dan orang-

orang berpindah dari satu pekejaan ke pekerjaan lain. Masa transisi

perpindahan pekerjaan ini menyebabkan timbulnya pengangguran

sementara. Misalnya ada suatu industri yang tutup karena tidak efisien lagi

untuk diteruskan sehingga orang-orang harus mencari pekerjaan baru.

Proses mencari pekerjaan baru memerlukan waktu dan bahkan adakalanya

pekerja tersebut harus dilatih kembali untuk memsuki lapangan pekerjaan

baru. Contoh lain adalah adanya perpindahan dari satu pekerjaan ke

pekerjaan lain dan sementara perkerjaan baru belum dapat maka status

pencari kerja tersebut adalah pengangguran.

Page 14: PR Ke-2 Keterkaitan Antara Mazhab Sosialis, Neoklasik Dan Keynes

Pengangguran musiman disebabkan karena adanya faktor musim dari

suatu jenis pekerjaan. Misalnya di sektor pertanian ada musim puncak

dimana banyak perkerjaan dan ada pula musim senggang atau tidak ada

pekerjaan sama sekali sehingga petani menjadi menganggur dan mencari

pekerjaan lain.

Pengangguran institusinal adalah pengangguran yang timbul akibat

adanya kebijakasanaan pemerintah seperti upah minimum yang

menyebabkan permintaan terhadap tanaga kerja berkurang. Sementara itu

penawaran kerja dari pencari kerja cukup banyak sehinga timbul

pengangguran.

Timbulnya ketiga jenis penganguran tersebut diatas disebabkan oleh

karena tidak fleksibelnya harga-harga, termasuk harga tenaga kerja (upah)

dan lambatnya reaksi rasional dari para pelaku ekonomi sehingga tidak

terjadi full employment. Tidak full employment berarti akan ada orang

yang tidak mendapatkan pekerjaan. Pada keadaan full employment, semua

orang bekerja dan tidak ada pengangguran.

Karena lambatnya proses untuk kembali ke kondisi keseimbangan

semula maka pemerintah harus turun tangan dengan melakukan intervensi.

Salah satu intervensi yang bisa dilakukan pemerintah adalah dengan

menaikkan pengeluaran sehingga agregate demand kembali meningkat,

produksi naik, tenaga kerja kembali dibuthkan sehingga tercipta lapangan

pekerjaan dan income kembali normal. Tentunya cara yang tidak populer

adalah menghilangkan upah minimum sehingga permintaan terhadap

tenaga kerja meningkat.

Page 15: PR Ke-2 Keterkaitan Antara Mazhab Sosialis, Neoklasik Dan Keynes

DAFTAR PUSTAKA

Deliarnov. 2003. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Djojohadikusumo, Sumitro. 1991. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia.

Sanusi, Bachrawi. 2004. Tokoh Pemikir Dalam Mazhab ekonomi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Supardan, Dadang. 2009. Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan

Struktural. Jakarta: Bumi Aksara.

O’Brien, D.P. (2000) ”Ilmu Ekonomi Klasik” dalam Kuper, Adam & Kuper,

Jesica, (ed) (2000) Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial, Diterjemahkan Oleh Haris

Munandar dkk, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Samuelson, Paul A dan Nordhaus, W. D. (2001). Macro Economics. 17 Edition.

New York : The Mc Graw Itill Company, Inc.

Mankiw, Gregory. 2001. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta : Penerbit Erlangga