Pr Katarak

6
1. Katarak adalah kekeruhan pada lensa yang normalnya jernih. 2. Katarak anak- anak Katarak anak- anak dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : a. Katarak kongenital, yang terdapat sejak lahir atau segera sesudahnya. Banyak katarak kongenital yang tidak diketahui penyebabnya walaupun mungkin terdapat faktor genetik, yang lain disebabkan oleh penyakit infeksi atau metabolik, atau berkaitan dengan berbagai sindrom. [vaughan] b. Katarak didapat, yang timbul belakangan dan biasanya terkait dengan sebab-sebab spesifik. Katarak didapat terutama disebabkan oleh trauma, baik tumpul maupun tembus. Penyebab lain adalah uveitis, infeksi mata didapat, diabetes dan obat. Katarak traumatik Katarak traumatik paling sering disebabkan oleh cedera benda asing di lensa atau trauma tumpul terhadap bola mata. Lensa menjadi putih segera setelah masuknya benda asing karena lubang pada kapsul lensa menyebabkan humor aqueus dan kadang- kadang korpus vitreum masuk kedalam struktur lensa. Katarak komplikata Katarak komplikata adalah katarak akibat penyakit intraokular pada fisiologi lensa. Katarak biasanya berawal didaerah sub kapsul posterior dan akhirnya mengenai seluruh struktur lensa. Penyakit- penyakit intraokular yang sering berkaitan dengan pembentukan katarak adalah uveitis kronik atau rekuren, glaukoma, retinitis pigmentosa dan pelepasan retina, myopia patologik. Katarak akibat penyakit sistemik Katarak bilateral dapat terjadi karena gangguan-gangguan sistemik seperti diabetes mellitus, hipoparatiroidisme, distrofi miotonik, dermatitis atropik, dan sindrom Down. Katarak toksik Kortokosteroid yang diberikan dalam waktu lama, baik secara sistemik maupun dalam bentuk tetes yang dapat menyebabkan

description

asd

Transcript of Pr Katarak

Page 1: Pr Katarak

1. Katarak adalah kekeruhan pada lensa yang normalnya jernih.

2. Katarak anak- anak

Katarak anak- anak dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :

a. Katarak kongenital, yang terdapat sejak lahir atau segera sesudahnya. Banyak katarak

kongenital yang tidak diketahui penyebabnya walaupun mungkin terdapat faktor genetik,

yang lain disebabkan oleh penyakit infeksi atau metabolik, atau berkaitan dengan

berbagai sindrom. [vaughan]

b. Katarak didapat, yang timbul belakangan dan biasanya terkait dengan sebab-sebab

spesifik. Katarak didapat terutama disebabkan oleh trauma, baik tumpul maupun tembus.

Penyebab lain adalah uveitis, infeksi mata didapat, diabetes dan obat.

Katarak traumatik

Katarak traumatik paling sering disebabkan oleh cedera benda asing di lensa atau trauma

tumpul terhadap bola mata. Lensa menjadi putih segera setelah masuknya benda asing

karena lubang pada kapsul lensa menyebabkan humor aqueus dan kadang- kadang korpus

vitreum masuk kedalam struktur lensa.

Katarak komplikata

Katarak komplikata adalah katarak akibat penyakit intraokular pada fisiologi lensa.

Katarak biasanya berawal didaerah sub kapsul posterior dan akhirnya mengenai seluruh

struktur lensa. Penyakit- penyakit intraokular yang sering berkaitan dengan pembentukan

katarak adalah uveitis kronik atau rekuren, glaukoma, retinitis pigmentosa dan pelepasan

retina, myopia patologik.

Katarak akibat penyakit sistemik

Katarak bilateral dapat terjadi karena gangguan-gangguan sistemik seperti diabetes

mellitus, hipoparatiroidisme, distrofi miotonik, dermatitis atropik, dan sindrom Down.

Katarak toksik

Kortokosteroid yang diberikan dalam waktu lama, baik secara sistemik maupun dalam

bentuk tetes yang dapat menyebabkan kekeruhan lensa.

Katarak ikutan

Katarak ikutan terjadi pada ekstraksi katarak ekstrakapsular yang menimbulkan

kekeruhan kapsul posterior. Epitel akan berproliferasi dan menghasilkan banyak lapisan

sehingga lensa menjadi keruh. Beberapa sel akan berdiferensiasi menjadi miofibroblas

sehingga menyebabkan kontraksi pada kapsul posterior yang akan mengganggu

penglihatan

Katarak terkait usia (katarak senilis)

Katarak senilis dapat dibagi menjadi katarak subkapsular, nuklear, atau kortikal. Katarak

senilis terjadi akibat proses kondensasi nukleus lensa sehingga terjadi sklerosis. Gejala

awalnya adalah peningkatan visus penglihatan dekat akibat peningkatan fokus sentral

lensa. Gejala lainnya dapat berupa penurunan kemampuan diskriminasi warna dan

diplopia. Umumnya bersifat bilateral.

3. Anamnesis katarak

Page 2: Pr Katarak

Pasien datang dengan keluhan penglihatan menurun secara perlahan seperti tertutup

asap/kabut. Keluhan disertai ukuran kacamata semakin bertambah, silau dan sulit

membaca.

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan onset dan maturasi dari katarak antara lain adalah

faktor bawaan, radiasi ultraviolet, makanan, dehidrasi, dan rokok. Selain itu penyakit

diabetes mellitus, myotonic dystrophy, dan dermatitis atopik juga dapat menyebabkan

katarak pada usia dini

4. Pemeriksaan Fisik

5. Kriteria Diagnosis

Pemeriksaan Katarak

Nuklear

Katarak

Imatur

Katarak

Matur

Katarak

Hipermatur

Morgagnian

Katarak

Hipermatur

Sklerotik

Visus 6/9– Persepsi

cahaya

6/9 – hitung

jari

Lambaian

tangan –

hitung jari

Persepsi

cahaya

Persepsi

cahaya

Warna lensa Abu-abu Abu-abu

keputihan

Putih

mengkilap

dengan

nukleus coklat

Putih susu Putih kotor

Bayangan

Iris

Terlihat Terlihat Tidak terlihat Tidak terlihat Tidak terlihat

Funduskopi

direk dengan

dilatasi pupil

Daerah sentral

gelap dengan

fundus merah

Daerah gelap

multipel

dengan fundus

merah

Tidak terlihat

merah nyala.

Pupil putih

Tidak terlihat

merah

menyala. Pupil

putih susu

Tidak terlihat

merah

menyala

Slitlamp Nukleus

keruh, korteks

jernih

Terdapat

kekeruhan

disertai daerah

Semua korteks

keruh

Putih susu

dengan

nukleus

Lensa keruh

dan menciut

dengan kapsul

Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan Lensa Normal Bertambah Normal Berkurang

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

COA Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut Bilik Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow Test - + - Pseudopositif

Penyulit - Glaukoma - Uveitis dan

Glaukoma

Page 3: Pr Katarak

normal kecoklatan anterior

menebal

6. Diagnosis Banding

- Glaukoma Kronis

- Presbiopi

- Leukokoria

- Fibroplasti retrolensa

- Ablasi retina

- Membrana pupil iris persistans

- Oklusi pupil

- Retinoblastoma

7. Snellen, tes Jagger, hitung jari, lambai tangan, senter untuk mengetahui tajam penglihatan.

Dengan penyinaran miring ( 45 derajat dari poros mata) dapat dinilai kekeruhan lensa dengan

mengamati lebar pinggir iris pada lensa yang keruh ( iris shadow ). Bila letak bayangan jauh dan besar

berarti kataraknya imatur, sedang bayangan kecil dan dekat dengan pupil terjadi pada katarak matur.

Ultrasonografi

Retinal examination

Pemeriksaan ketajaman penglihatan dan dengan melihat lensa melalui senter tangan, kaca pembesar,

slit lamp, dan oftalmoskop sebaiknya dengan pupil berdilatasi.

8. Indikasi pembedahan katarak dapat berupa peningkatan visus, indikasi medis, dan indikasi kosmetik.

Contoh indikasi medis seperti glaukoma yang diakibatkan katarak, endoftalmitis akibat anafilaktik dari

lensa, dan penyakit retina yang dalam tatalaksananya dipersulit bila terdapat katarak.

Ekstraksi katarak adalah cara pembedahan dengan mengangkat lensa yang keruh. Dapat dilakukan

dengan intrakapsular yaitu mengeluarkan lensa bersama dengan kapsul lensa atau ekstrakapsul yaitu

mengeluarkan isi lensa (korteks dan nukleus) melalui kapsul anterior yang dirobek (kapsulotomi

anterior) dengan meninggalkan kapsul posterior.

Fakoemulsifikasi merupakan pembedahan dengan menggunakan vibrator ultrasonik untuk

menghancurkan nukleus yang kemudian diaspirasi melalui insisi 2.5-3 mm, kemudian dimasukkan

lensa intraokular yang dapat dilipat. Keuntungannya adalah pemulihan visus lebih cepat, induksi

astigmatis minimal, komplikasi dan inflamasi pasca bedah minimal.

9. Menjelaskan kepada pasien bahwa pasien menderita katarak senilis , dimana katarak ini

berhubungan dengan usia serta proses penuaan yang terjadi didalam lensa, dan semua orang akan

mengalaminya

Menjelaskan kepada pasien serta keluarga tentang tindakan operasi yang dapat dilakukan pada katarak

dimana memiliki resiko post operasi serta membutukan perawatan tertentu post operasi

10.

1.      Hilangnya vitreous.

Jika kapsul posterior mengalami kerusakan selama operasi maka gel vitreousnya dapat masuk ke dalam

bilik mata depan yang merupakan resiko terjadinya glaukoma atau traksi pada retina.

Page 4: Pr Katarak

2.      Prolaps iris.

Iris dapat mengalami protus melalui insisi bedah pada periode paska operasi dini. Pupil mengalami

distorsi.

3.      Endoftalmitis.

Komplikasi infektif ekstraksi katarak yang serius namun jarang terjadi (< 0,3%), pasien datang dengan

mata merah yang terasa nyeri, penurunan tajam penglihatan, pengumpulan sel darah putih di bilik mata

depan (hipopion).

4.      Astigmatisma pasca operasi.

Mungkin diperlukan pengangkatan jahitan kornea untuk mengurangi astigmatisma kornea. Ini

dilakukan sebelum melakukan pengukuran kacamata baru namun setelah luka insisi sembuh dan tetes

mata steroid dihentikan. Kelengkungan kornea yang berlebih dapat terjadi pada garis jahitan bila

jahitan terlalu erat. Pengangkatan jahitan biasanya menyelesaikan masalah ini dan bisa dilakukan

dengan mudah di klinik dengan anastesi lokal,dengan pasien duduk di depan slit lamp . Jahitan yang

longgar harus diangkat untuk mencegah infeksi namun mungkin diperlukan jahitan kembali jika

penyembuhan lokasi insisi tidak sempurna. Fakoemulsifikasi tanpa jahitan melalui insisi yang kecil

menghindarkan komplikasi ini. Selain itu, penempatan luka memungkinkan koreksi astigmatisma yang

telah ada sebelumnya.

5.      Edema makular sistoid.

Makula menjadi edema setelah pembedahan, terutama bila disertai dengan hilangnya vitreous. Dapat

sembuh seiring berjalannya waktu,namun dapat menyebabkan penurunan tajam penglihatan yang berat.

6.      Ablasio retina.

Teknik-teknik modern dalam ekstraksi katarak dihubungkan dengan rendahnya tingkat komplikasi ini.

Tingkat komplikasi ini bertambah bila terdapat kehilangan vitreous

7.      Opasifikasi kapsul posterior.

Pada sekitar 20% pasien, kejernihan kapsul posterior berkurang pada beberapa bulan setelah

pembedahan ketika sel epitel residu bermigrasi melalui permukaannya. Penglihatan menjadi kabur dan

mungkindidapatkan rasa silau. Dapat dibuat satu lubang kecil pada kapsul dengan laser sebagai

prosedur klinis rawat jalan.

11. quo ad vitam : bonam

quo ad functionam : dubia

quo ad sanationam : dubia

12.

Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata Edisi Keempat. Jakarta: Balai Penerbit FKUI: 2012.Khurana AK. Comprehensive Ophthalmology edisi 4th. New Delhi :New Age International (P) Limited: 2007.Riordan-Eva Paul, Whitcher John. Vaughan’s & Asbury General Ophtalmology edisi 17 th. London: The McGraw-Hill Companies: 2007.