PPT.TEORI KONSENTRIS

16
PENDEKATAN PEMAHAMAN STRUKTUR TATA RUANG KOTA MENURUT TEORI KONSENTRIS Oleh : Ni Kt. Ayu Intan Putri Mentari Indriani Nim: 05

description

PERENCANAAN KOTA

Transcript of PPT.TEORI KONSENTRIS

Page 1: PPT.TEORI KONSENTRIS

PENDEKATAN PEMAHAMAN STRUKTUR TATA RUANG KOTA MENURUT TEORI KONSENTRIS

Oleh :Ni Kt. Ayu Intan Putri Mentari Indriani

Nim: 05

Page 2: PPT.TEORI KONSENTRIS

Struktur Tata Ruang Kota Pengertian :Struktur tata ruang kota adalah susunan pusat-pusat permukiman, sistem jaringan serta sistem prasarana maupun sarana. Semua hal itu berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial-ekonomi yang secara hirarki berhubungan fungsional. Unsur-unsur Pembentuk:Kus Hadinoto (1970-an) mengadaptasinya menjadi 5 unsur pokok, yaitu :

Wisma : tempat tinggal (perumahan) Karya : Tempat bekerja (kegiatan usaha) Marga : Jaringan pergerakan, jalan Suka : Tempat rekreasi/hiburan Penyempurna : Prasarana – sarana

Page 3: PPT.TEORI KONSENTRIS

Pola Pemanfaatan Ruang KotaKawasan TerbangunRuang dalam kawasan perkotaan yang memiliki ciri dominasi penggunaan lahan secara terbangun atau lingkungan binaan untuk mewadahi kegiatan perkotaan.

Kawasan Tidak Terbangun (RTH) Ruang-ruang dalam kota/wilayah yang lebih luas baik bentuk area memanjang atau jalur dengan penggunaan lebih bersifat terbuka.

Page 4: PPT.TEORI KONSENTRIS

Teori pendekatan struktur tata ruang kota menurut Chapin (1972) yang berhubungan erat dengan perkembangain tata guna lahan kota dan perkembangan kota, yaitu:

Teori Jalur Sepusat atau Teori Konsentrik (Consentric Zone Theory)

Teori Sektor (Sector Theory) Teori Pusat Lipat Ganda (Multiple Nuclei Concept)

Teori Pendekatan Struktur Tata Ruang Kota

Page 5: PPT.TEORI KONSENTRIS

Teori konsentrik yang diciptakan oleh E.W. Burgess ini didasarkan pada hasil pengamatannya di Chicago pada tahun 1925, E.W. Burgess menyatakan bahwa Perkembangan suatu kota akan mengikuti pola lingkaran konsentrik atau membentuk rangkaian wilayah konsentrasi, dimana suatu kota akan terdiri dari zona-zona yang konsentris dan masing-masing zona ini sekaligus mencerminkan tipe penggunaan lahan yang berbeda.

TEORI KONSENTRIS (THE CONSENTRIC ZONE THEORY)

Page 6: PPT.TEORI KONSENTRIS

Dalam teori Konsetrik, wilayah kota dibagi lima zona:

Zona Pusat Wilayah Kegiatan (Central Bussines Districts), terdiri dari dua bagian:Bagian paling inti disebut RBD (Retail Business District) dan Bagian di luarnya disebut sebagai WBD (Wholesale Business District)

Zona Peralihan atau Zona Transisi (a Transitional Zone).

Zona Pemukiman Buruh dan Pabrik (a Workers Housing and Factory).

Zona Kawasan Madyawisma (Residental Zone) Zona Penglaju/Suburb Daerah Pemukiman Komuter

(Commuters Zone of Residential Suburbs).

Page 7: PPT.TEORI KONSENTRIS

Model Pola Konsentris:

1. CBD (central Business District)

2. Daerah Peralihan

3. Daerah Permukiman Kelas Proletar

4. Daerah Permukiman Kelas Menengah

5. Zona Penglaju

Page 8: PPT.TEORI KONSENTRIS

Pola-Pola Perkembangan Kota Perkembangan Konsentris (Concentric

Development).Perkembangan Fisik Memanjang/Linier

(Ribbon/Linear/Axial Development). Perkembangan Yang Meloncat (Leap

Frog/Checher Board Development).

Page 9: PPT.TEORI KONSENTRIS

6 Pola pengembangan fisik kota secara konsentris, Branch (1995) :

Page 10: PPT.TEORI KONSENTRIS

Model Bentuk KotaMenurut Hudson dalam Yunus (1994) Bentuk satelit Bentuk stellar atau radial. Bentuk cincinBentuk linier bermanikBentuk inti/kompakBentuk memencar

Page 11: PPT.TEORI KONSENTRIS

STUDI KASUS TEORI KONSENTRIS

Pola Konsentris Pada Perkembangan Kota Bau-Bau.Pola struktur dan morfologi Kota Bau-Bau yang terletak di pulau Buton,

Sulawesi Tenggara dapat diidentifikasi merupakan pola konsentris sesuai dengan teori Burgess. Pada permukiman Kota Bau-Bau terdapat beberapa zonasi kawasan dengan pola pemanfaatan, aksesbilitas, sistem pelayanan, dan batasan yang cukup jelas. Zona pertama adalah dominasi fungsi pusat perdagangan dan jasa meliputi kawasan pusat perdagangan di sekitar Pelabuhan Murhum. Zona kedua meliputi kawasan pendukung perdagangan di Betoambari bagian timur. Zonasi ketiga merupakan wilayah transisi meluas dari kawasan Betoambari bagian barat sampai pinggiran Kecamatan Wolio. Zonasi keempat dengan ciri dominasi kegiatan perdesaan berupa kegiatan pertanian dalam arti luas.

Page 12: PPT.TEORI KONSENTRIS

Pola Struktur Kota Bau-Bau

Page 13: PPT.TEORI KONSENTRIS

Berdasarkan pola pembentukannya, jejak-jejak struktur dan morfologi kota masih terlihat bahwa pola konsentris terlihat jelas sebagai bentuk dasar kota dengan tiga ciri perbedaan. Perbedaan-perbedaan tersebut adalah:◦ Pola konsentris hanya berbentuk setengah lingkaran. Hal

ini sebenarnya merupakan pengaruh sistem transportasi laut yang titik hentinya berupa titik. Berbeda dengan sistem transportasi darat yang pengaruhnya berupa linear.

◦ Batasan-batasan alam berupa kelerengan sangat mempengaruhi struktur dan morfologi kota.

◦ Arah perkembangan kota mengikuti pola jalan dengan tarikan-tarikan batas sesuai dengan konsep waktu dan biaya (time and cost).

Page 14: PPT.TEORI KONSENTRIS

Pola Perkembangan Kota MalangSecara umum, pola perkembangan Kota Malang dapat dikatakan menyebar dengan kecenderungan perkembangan radial konsentris dimana pada awalnya sebagian besar kegiatan terutama perdagangan dan jasa terkonsentrasi di dalam satu kawasan, yaitu pusat kota dan kemudian menyebar pada sub-sub pusat kotanya.

Page 15: PPT.TEORI KONSENTRIS

Dari perkembangan yang cenderung mencari lahan kosong kemudian muncul pola pergerakan tata ruang menuju sub pusat pengembangan seperti ke wilayah Singosari, Kepanjen, Lawang, Tumpang, Jabung, Wajak, Wagir, dan Dau. Untuk pengembangan wilayah lainnya juga berdasarkan kebutuhan ruang yang lebih luas lagi sehingga melihat sub-sub pusat lainnya

Page 16: PPT.TEORI KONSENTRIS