ANALISIS PENGARUH DIVERSIFIKASI KONSENTRIS … · UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 . ii....
Transcript of ANALISIS PENGARUH DIVERSIFIKASI KONSENTRIS … · UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 . ii....
i
ANALISIS PENGARUH DIVERSIFIKASI KONSENTRIS PRODUK TERHADAP VOLUME PENJUALAN
Studi kasus pada PT. Diamond Baru Yogyakarta.
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun Oleh: Sri Rahayuningsih
022214025
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2007
ii
iii
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Bapa & Bunda Maria di surga yang memberikan kekuatan dengan cinta.
Santa Caecilia sebagai malaikat yang selalu mendampingiku.
Bapak & Ibu yang tercinta.
Sahabatku Eka, Winda dan Dona.
Seseorang yang memberikan semangat dalam perjuanganku
Almamaterku Universitas Sanata Dharma.
All my best friend.
v
HALAMAN MOTTO
Setiap peristiwa yang besar dan yang kecil adalah sebuah perumpamaan
yang digunakan Allah untuk berbicara dengan kita.
Seni hidup adalah mampu menerima pesannya
(Malcolm Muggeridge)
Berkat musik empati orang lain, rasa bersatu dengan sesama orang dan barang serta kepekaan akan yang illahi rupanya dapat meningkat.
Melalui musik anda dapat mencapai pengalaman keagungan dan keindahan.
(Helen L dan Louis)
Banyak orang akan datang dan pergi dari kehidupanmu
tetapi hanya sahabat sejati yang akan meninggalkan jejak
di dalam hatimu.
Hargailah setiap hari dan setiap pengalaman baru .
Lakukan apa yang anda mampu, dengan apa yang anda miliki
dan dimana anda berada.
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar
pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah
Yogyakarta, Maret 2007
Penulis
Sri Rahayuningsih
vii
Abstrak
ANALISIS PENGARUH DIVERSIFIKASI KONSENTRIS PRODUK TERHADAP VOLUME PENJUALAN
Studi kasus pada PT. Diamond Baru Yogyakarta
Oleh: Sri Rahayuningsih
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah ada pengaruh positif secara parsial diversifikasi konsentris lini produk con block dan genteng beton terhadap volume penjualan, (2) apakah ada pengaruh positif secara simultan diversifikasi konsentris lini produk con block dan ge nteng beton terhadap volume penjualan, dan (3) jenis produk yang memberikan sumbangan terbesar terhadap penjualan total. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan analisis regresi linier berganda dan analisis persentase. Berdasarkan dari hasil uji t diperoleh bahwa diversifikasi konsentris lini produk con block tidak berpengaruh positif terhadap volume penjualan. Sebaliknya diversifikasi konsentris lini produk genteng beton berpengaruh positif terhadap volume penjualan. Selanjutnya hasil dari uji F diperoleh bahwa ada pengaruh positif secara simultan diversifikasi konsentris lini produk con block dan genteng beton terhadap volume penjualan.
Berdasarkan analisis persentase menunjukkan bahwa produk diversifikasi yang memberikan sumbangan terbesar per tahun yaitu genteng beton type DB I sebesar 15,29%. Namun untuk produk diversifikasi yang memberikan sumbangan terbesar selam 10 tahun yaitu con block type Holland sebesar 10,73%
viii
Abstract
THE INFLUENCE OF PRODUCT’S CONCENTRIC DIVERSIFICATION ON SALES VOLUME
A Case Study on PT. Diamond Baru Yogyakarta
By: Sri Rahayuningsih
Sanata Dharma University Yogyakarta
2007
The study aims to know: (1) whether there is any positive partial influence of con block and concrete roof product’s concentric diversification on sales volume, (2) whether there is any positive simultaneous influence of con block and concrete roof product’s concentric diversification on sales volume, and (3) the contribution of each of the product to the total sales. The data gathering techniques of this study are interview, observation, and documentation.
The double linier regression analysis and percentage analysis are used as the data analysis techiques in this study. Based on the t-test, there is insignficant partial influence of con block product’s diversification on sales volume. On the other hand, there is a positive parsial influence of concrete roof product’s concentric diversification on sales volume. Meanwhile, based on the F test, there is a significant simulaneous influence of con block and concrete roof concentric diversification on sales volume.
The percentage analysis shows that concrete roof type DB I is diversified product which gives the largest contribution, that is of 15,29%. However, the diversified product which gives the largest contribution for the past 10 years is the Holland con block, that is of 10,73%.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala cinta dan
bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan skripsi ini.
Skripsi dengan judul Analisis Pengaruh Diversifikasi Konsentris Produk
Terhadap Volume Penjualan . Studi Kasus pada PT. Diamond Baru
Yogyakarta. Skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi dari Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Dalam penulisan ini banyak hambatan dan keterbatasan yang dialami oleh
penulis baik dalam persiapan, tahap penyusunan maupun tahap penyelesaian.
Namun penulis mendapatkan banyak pengalaman yang bermanfaat untuk
senantiasa berjuang terus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yng telah memberikan bantuan dan sumbang saran sehingga
skripsi ini dapat selesai.Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar -besarnya kepada:
1. Drs. Alex Kahu Lantum, M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Drs. Hendra Poerwanto, M.Si, selaku Kepala Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
x
3. Dra. C. Wahyu E.R, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
menyediakan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan,
koreksi dan saran dalam penulisan skripsi.
4. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan dorongan, bimbingan dan pengarahan, koreksi dan saran
dalam penulisan skripsi.
5. Drs. P. Rubiyanto, M.M dan Pak Widodo yang telah memberikan
kesempatan berperan di Laboratorium Dosen USD.
6. Bapak Yulianto, selaku Sekretaris Direksi PT. Diamond Baru yang telah
memberikan informasi dan ijin penelitian..
7. Bapak Markus Suwarman dan Ibu Katarina Ngatini yang telah
memberikan perhatian, nasehat, cinta kasih, doa dan semangat serta
mencukupi segala sesuatu yang sangat berarti dalam hidupku.
8. Budhe Yati, Keluarga Pakdhe Daljono, Keluarga Budhe Yoga, Keluarga
Bulik Marni dan semua keluarga yang sudah memberikan dukungan baik
moral maupun materiil serta doa.
9. Kakak-kakakku tercinta Mas Gandung & Mbak Nanik, Mas Sidik & Mbak
Rina, Mbak Utik serta Mas Fitra yang sudah memberikan nasehat,
perhatian, semangat dan doa serta meluangkan waktu untuk mengantarku.
10. Nenekku Veronika Partoutomo (Alm) dan Suster Loreta OSU (Alm) yang
telah memberikan teladan dan doa serta petunjuk dalam hidupku.
xi
11. Adikku tercinta Amanda Marselin dan Citra yang telah mengobati
kerinduanku memberikan penghiburan dan semangat serta doa.
12. Sahabatku Winda, Dona & Eka yang selalu memberikan penghiburan,
semangat dan nasehat selama kuliah (Kapan bisa kumpul bareng lagi ya?)
13. Pak Jendro, Pak Trijaya, Pak Joko, Mas Hendri, Mas Robert, Mas Gatot,
Mas Marno & Doni yang telah memberikan teladan dan membimbing
dalam bernyanyi.
14. M’@1 yang telah memberikan semangat, nasehat, kasih sayang dan
perhatian serta doa
15. Keluarga Eka (Om & Tante, Lia, Pricil, Dimas, Mbak Prapti, Mas Sapto &
Mbak Galih) di Mlati.
16. Mas Markus yang telah memberikan semangat, perhatian dan doa dalam
penyelesaian skripsiku.
17. Danik (trima kasih ya buat semuanya, GBU), Ana, Elvira, Lontong, Dewi,
Flora, Tian, Lise, Virda dan Desy.
18. Teman-teman PSFE, Manajemen maupun Akuntansi angkatan 2002-2005
yang telah memberikan warna dalam perjuangan menyelesaikan skripsi
dengan nyanyi bareng.
19. Teman-teman Pelatihan Vokal Campus Ministry , Cana Community dan
UKM Kerohanian.
20. Mudika Santo Paulus yang telah memberikan dorongan, doa dan
kesempatan untuk bekarja sama dalam berbagai kegiatan rohani.
xii
21. Teman-teman KKP X, terutama Yoga, Lintang, Kobi dan Indri.
22. Teman-teman kost Arimbi 1(Mbak Yuyun, Mbak Siska, Mbak Monik,
Mbak Lia,Miske, Dini, Siska, Ema & Ita) & kost Gejayan ( Mbak Ros,
Mbak Endah, Mbak Ning&Yuni).
23. Seluruh Karyawan dan Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
24. Teman-temanku Manajemen 2002 kelas A, B & C, ayo semangat.
25. Bapak Saimim (Jl. Gejayan) & Ibu Wiharjo (Arimbi 1) yang telah
memberikan tempat berteduh selama kuliah di Yogyakarta.
26. Sanak saudaraku dimana saja yang telah menyapa dalam perjalananku.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih juga buat semua piha k yang
sudah berperan dalam penulisan skripsi ini. Penulis menyadari masih banyak
kekurangan karena keterbatasan berpikir penulis. Oleh karena itu, penulis
berharap para pembaca bisa memberikan masukan yang bermanfaat. Semoga
Skripsi ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan wawasan
pembaca. Terima Kasih.
Yogyakarta, 30 Maret 2007
Penulis
Sri Rahayuningsih
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………. iii
HALAMAN MOTTO …………………………………………………… iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………… v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………… vi
ABSTRAK ………………………………………………………………. vii
ABSTRACT ……………………………………………………………... viii
KATA PENGANTAR …………………………………………………… ix
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. xiii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………. xv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….. xix
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………. 3
C. Batasan Masalah ……………………………………………… 4
D. Tujuan Penelitian …………………………………………….. 4
E. Manfaat Penelitian …………………………………………… 5
F. Sistematika Penulisan ………………………………………… 5
BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………….. 7
A. Pemasaran ……………………………………………………. 7
B. Produk ………………………………………………………… 11
C. Pengembangan Produk ……………………………………….. 13
D. Siklus Hidup Produk …………………………………………. 23
E. Diversifikasi Produk ………………………………………….. 26
F. Volume Penjualan ……………………………………………. 31
G. Hipotesis ……………………………………………………... 32
xiv
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………… 33
A. Jenis Penelitian ………………………………………………. 33
B. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………….. 33
C. Subjek dan Objek Penelitian ………………………………… 33
D. Definisi Operasional, Variabel Penelitian dan Pengukuran
Variabel …………………………………………………………..
34
E. Data Yang Dibutuhkan ……………………………………….. 35
F. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………. 35
G. Teknik Analisis Data …………………………………………. 36
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ……………………… 42
A. Sejarah Berdirinya Perusahaan ………………………………. 42
B. Struktur Organisasi Perusahaan ……………………………… 48
C. Personalia …………………………………………………….. 51
D. Produksi ……………………………………………………… 53
E. Pemasaran ……………………………………………………. 62
F. Kebijaksanaan Perusahaan dalam Hal Kualitas ……………… 64
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ……………………. 66
A. Deskripsi Data ……………………………………………….. 66
B. Analisis Data ………………………………………………… 81
C. Pembahasan ………………………………………………….. 94
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITI 98
A. Kesimpulan …………………………………………………. 98
B. Saran …………………………………………………………. 99
C. Keterbatasan …………………………………………………. 101
DAFTAR PUSTAKA
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar III. I Daerah Penolakan dan Penerimaan Ho …………………… 39
Gambar III. 2 Daerah Penolakan dan Penerimaan Ho …………………… 40
Gambar IV. 1 Struktur Organisasi PT. Diamond Baru Yogyakarta ……... 49
Gambar IV. 2 Proses Produksi Con Block ……………………………… 58
Gambar IV. 3 Proses Produksi Genteng Beton ………………………….. 59
Ganbar IV. 4 Proses Produksi Batako ………………………………….. 61
Gambar V. 1 Daerah Keputusan Penolakan dan Penerimaan Ho ………. 82
Gambar V. 2 Daerah Keputusan Penolakan dan Penerimaan Ho ………. 83
Gambar V. 3 Daerah Keputusan Penolakan dan Penerimaan Ho ………. 84
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel IV. 1 Type dan ukuran Con Block oleh PT. Diamond Baru ……….. 54
Tabel IV. 2 Type dan ukuran Genteng Beton oleh PT. Diamond Baru …… 55
Tabel IV. 3 Standar Mutu untuk SNI ……………………………………… 65
Tabel V. 1 Jenis Diversifikasi Produk pada Tahun 1996 ………………… 67
Tabel V. 2 Jenis Diversifikasi Produk pada Tahun 1997 ……………….... 67
Tabel V. 3 Jenis Diversifikasi Produk pada Tahun 1998 …………………. 68
Tabel V. 4 Jenis Diversifikasi Produk pada Tahun 1999 …………………. 68
Tabel V. 5 Jenis Diversifikasi Produk pada Tahun 2000 …………………. 69
Tabel V. 6 Jenis Diversifikasi Produk pada Tahun 2001 …………………. 69
Tabel V. 7 Jenis Diversifikasi Produk pada Tahun 2002 …………………. 70
Tabel V. 8 Jenis Diversifikasi Produk pada Tahun 2003 …………………. 70
Tabel V. 9 Jenis Diversifikasi Produk pada Tahun 2004 …………………. 71
Tabel V.10 Jenis Diversifikasi Produk pada Tahun 2005 …………………. 72
Tabel V. 11 Jumlah Diversifikasi produk Con Block dan Genteng Beton
dari Tahun 1996-2005 ………………………………………… 73
Tabel V. 12 Data Volume Penjualan produk Con Block dan Genteng Beton
Tahun 1996 ……………………………………………………. 73
Tabel V. 13 Data Volume Penjualan produk Con Block dan Genteng Beton
Tahun 1997 ……………………………………………………. 74
Tabel V. 14 Data Volume Penjualan produk Con Block dan Genteng
Beton Tahun 1998 …………………………………………… 74
xvii
Tabel V. 15 Data Volume Penjualan produk Con Block dan Genteng
Beton Tahun 1999 …………………………………………… 75
Tabel V. 16 Data Volume Penjualan produk Con Block dan Genteng
Beton Tahun 2000 …………………………………………… 75
Tabel V. 17 Data Volume Penjualan produk Con Block dan Genteng
Beton Tahun 2001 …………………………………………… 76
Tabel V. 18 Data Volume Penjualan produk Con Block dan Genteng
Beton Tahun 2002 ………………………………………….. 76
Tabel V. 19 Data Volume Penjualan produk Con Block dan Genteng
Beton Tahun 2003 ………………………………………….. 77
Tabel V. 20 Data Volume Penjualan produk Con Block dan Genteng
Beton Tahun 2004 …………………………………………. 78
Tabel V. 21 Data Volume Penjualan produk Con Block dan Genteng
Beton Tahun 2005 ………………………………………….. 79
Tabel V. 22 Jumlah Volume penjualan produk Con Block dan Genteng
Beton dari Tahun 1996-2005 ……………………………….. 80
Tabel V. 23 Diversifikasi Produk dan Volume Penjualan dari
Tahun 1996-2005 …………………………………………… 80
Tabel V. 24 Persentase Diversifikasi Produk pada Tahun 1996 ………….. 86
Tabel V. 25 Persentase Diversifikasi Produk pada Tahun 1997 …………… 86
Tabel V. 26 Persentase Diversifikasi Produk pada Tahun 1998 …………… 87
Tabel V. 27 Persentase Diversifikasi Produk pada Tahun 1999 …………… 87
Tabel V. 28 Persentase Diversifikasi Produk pada Tahun 2000 …………… 88
xviii
Tabel V. 29 Persentase Diversifikasi Produk pada Tahun 2001 …………… 88
Tabel V. 30 Persentase Diversifikasi Produk pada Tahun 2002 …………… 89
Tabel V. 31 Persentase Diversifikasi Produk pada Tahun 2003 ………….... 90
Tabel V. 32 Persentase Diversifikasi Produk pada Tahun 2004 …………… 91
Tabel V. 33 Persentase Diversifikasi Produk pada Tahun 2005 …………… 92
Tabel V. 34 Hasil Persentase Diversifikasi Produk secara keseluruhan
dari Tahun 1996-2005 ………………………………………… 93
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Wawancara
Lampiran 2 Hasil Analisis Regresi Berganda
Lampiran 3 Grafik Volume Penjualan produk Con Block dan Genteng beton
Lampiran 4 Tabel Uji t
Lampiran 5 Tabel Uji F
Lampiran 6 Gambar type produk Con Block
Lampiran 7 Gambar type produk Genteng Beton
Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian dari USD
Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian dari PT. Diamond Baru
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Dalam era globalisasi, perusahaan harus peka dalam menghadapi
perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis. Apalagi munculnya banyak
perusahaan baru yang menawarkan produk yang lebih baik. Tentu saja,
perusahaan harus berusaha meningkatkan kepekaan dengan kebutuhan
konsumen. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat mengetahui produk yang
sedang dibutuhkan konsumen. Selanjutnya, perusahaan dapat memanfaatkan
peluang itu dengan memberikan pelayanan yang baik dan menye diakan
produk yang bermutu. Selain itu, perusahaan perlu memberikan informasi
terbaru tentang produk sehingga konsumen bisa mengetahui produk dengan
secepatnya.
Produk baru merupakan kunci bagi pertumbuhan penjualan suatu
perusahaan (Gruenwald, 1992: 3). Sekarang ini muncul banyak produk baru
yang unik. Perusahaan yang dapat menciptakan produk yang memiliki
manfaat tinggi bagi konsumen akan bertahan. Sebelum konsumen membeli
produk biasanya konsumen melihat manfaat produk. Dalam hal ini,
perusahaan harus mempertimbangkan manfaat produk baru yang akan
ditawarkan kepada konsumen. Selain itu, perusahaan juga perlu melihat
perkembangan selera konsumen dalam pembelian produk. Dengan demikian,
produk baru itu dapat meningkatkan volume penjualan sehingga keuntungan
2
perusahaan menjadi naik. Namun perusahaan harus melihat kondisi yang
selalu mengalami perubahan secara terus menerus.
Adanya persaingan bisnis yang semakin kuat dari para pesaing,
perusahaan dituntut untuk menghadapi dengan cara yang tepat. Bahkan,
perusahaan harus memperhatikan pelaksanaan kegiatan pemasaran produk.
Pada suatu saat produk mengalami peningkatan yang dapat menguntungkan
perusahaan, tetapi ada saat produk akan mengalami penurunan. Untuk itu,
perusahaan harus mengelola kondisi ini sehingga perusahaan berhasil dalam
pemasaran produk.
Menurut Edward (dalam Gruenwald, 1992: 27), perusahaan yang
berhasil adalah perusahaan yang terlebih dahulu dapat mengidentifikasikan
kebutuhan konsumen yang tumbuh dan menawarkan peningkatan dalam
produk yang memuaskan kebutuhan itu. Selanjutnya, perusahaan harus tepat
dalam memilih strategi pemasaran karena strategi sangat berperan dalam
menghadapi persaingan. Untuk mencapai keberhasilan memang
membutuhkan perjuangan yang sangat berat. Akan tetapi, semua perjuangan
itu akan berguna untuk masa depan perusahaan terutama dalam
pengembangan produk.
Suatu bisnis harus dijalankan dengan baik agar dapat bertahan.
Sedangkan untuk memenangkan suatu pasar yang kompetitif, pelaku bisnis
harus melakukan sesuatu. ‘Sesuatu’ itu dapat berupa produk yang lebih baik,
atau harga yang lebih rendah, atau pelayanan yang lebih baik, atau apa saja
yang berhubungan dengan pelanggan (Friedman, 2002: 5). Jika perusahaan
3
dapat mengusahakan produk yang diinginkan konsumen, tentu saja konsumen
akan tertarik untuk membeli produk.
Salah satu strategi yang bisa digunakan oleh perusahaan yaitu strategi
diversifikasi konsentris produk. Diversifikasi konsentris artinya produk-
produk baru yang diperkenalkan memiliki kaitan atau hubungan dalam hal
pemasaran atau teknologi dengan produk yang sudah ada (Tjiptono, 1997:
105). Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan sehingga
dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Seringkali strategi ini diterapkan
pada perusahaan yang melakukan perbedaan produk dari tahun ke tahun.
Dengan demikian, perusahaan seharusnya melihat peluang untuk menambah
jenis produk, maka jumlah produk diversifikasi akan bertambah.
Adanya penerapan strategi diversifikasi konsentris produk yang
berbeda dari tahun ke tahun dan pentingnya pertambahan jenis produk untuk
meningkatkan volume penjualan. Maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Diversifikasi Konsentris Produk
terhadap Volume Penjualan. Studi kasus pada PT. Diamond Baru
Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah.
1. Apakah ada pengaruh positif secara parsial diversifikasi konsentris lini
produk con block dan genteng beton terhadap volume penjualan?
2. Apakah ada pengaruh positif secara simultan diversifikasi konsentris lini
produk con block dan genteng beton terhadap volume penjualan ?
4
3. Penjualan produk diversifikasi manakah yang memberikan sumbangan
terbesar terhadap penjualan total?
C. Batasan Masalah
1. Penelitian ini dilakukan untuk diversifikasi konsentris dalam dua lini
produk yaitu con block dan genteng beton oleh PT. Diamond Baru.
2. Volume penjualan yang diteliti meliputi dua lini produk diversifikasi
konsentris produk dari yang dijual oleh PT. Diamond Baru .
4. Diversifikasi konsentris produk dihitung berdasarkan jenis dan type yang
dihasilkan oleh PT. Diamond Baru.
5. Penelitian ini menggunakan data pada tahun 1996 sampai dengan tahun
2005.
D. Tujuan Penelitian.
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif secara parsial diversifikasi
konsentris lini produk con block dan genteng beton terhadap volume
penjualan.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif secara simultan
diversifikasi konsentris lini produk con block dan genteng beton terhadap
volume penjualan.
3. Untuk mengetahui penjualan produk manakah yang memberikan
sumbangan terbesar terhadap penjualan total.
5
E. Manfaat Penelitian.
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dalam melakukan diversifikasi produk dan peningkatan penjualan pada
perusahaan sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan,
bahan bacaan dan bahan pertimbangan dalam mata kuliah pemasaran
khususnya diversifikasi konsentris produk.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengalaman penulis dalam
menerapkan teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah pada objek yang
nyata.
F. Sistematika Penulisan.
BAB I LATAR BELAKANG MASALAH
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian
yang dilakukan penulis.Teori-teori yang berkaitan antara lain
6
pemasaran , konsep pemasaran, manajemen pemasaran, produk, lini
produk, pengembangan produk, siklus hidup produk, diversifikasi
dan volume penjualan. Selain itu juga ada hipotesis yang digunakan
dalam penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek
dan objek penelitian,definisi operasional, variabel penelitian dan
pengukuran, data yang dibutuhkan, teknik pengumpulan data serta
teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini berisi uraian sejarah singkat perusahaan, lokasi perusahaan,
struktur organisasi perusahaan, aspek produksi, aspek personalia,
dan aspek pemasaran.
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang uraian mengenai deskripsi data, analisis data
dan pembahasan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN
Dalam bab ini memuat kesimpulan dari analisis data dan saran yang
dapat memberikan masukan kepada perusahaan maupun para
peneliti selanjutnya. Selain itu adanya keterbatasan peneliti dalam
melakukan penelitian.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pemasaran.
1. Pengertian Pemasaran.
Suatu perusahaan yang menjalankan bisnis ingin agar pemasaran
yang dilakukan bisa berhasil. Untuk itu, perusahaan perlu mengetahui
definisi dari pemasaran sehingga perusahaan memiliki pemasaran ya ng
terarah. Alasannya bahwa perusahaan membutuhkan dasar teori yang jelas
dalam praktik bisnis sehingga dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya.
Menurut Stanton (dalam Swastha, 2001: 5), pemasaran adalah
suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang
ada maupun pembeli potensial. Sedangkan menurut Kotler (2005: 10)
pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan barang dan
jasa yang dinilai dengan pihak lain.
Dari kedua definisi pemasaran tersebut dapat disimpulkan bahwa
pemasaran adalah suatu keseluruhan dari kegiatan bisnis yang didalamnya
8
terdapat proses sosial yang melibatkan individu dan kelompok yang
bertujuan untuk memuaskan kebutuhan konsumen.
2. Konsep Pemasaran.
Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan
bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomis dan
sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Swastha, 2001: 10).
Penggunaan konsep pemasaran dapat menunjang berhasilnya bisnis yang
dilakukan oleh perusahaan.
Sebagai falsafah bisnis, ada tiga elemen pokok dalam konsep
pemasaran (Swastha, 2001: 8-9) yaitu:
a. Orientasi konsumen/pasar/pembeli.
1) Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan
dipenuhi.
2) Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sarana dalam
penjua lannya.
3) Menentukan produk dan program pemasarannya.
4) Mengadakan penelitian pada konsumen dengan mengukur, menilai
dan menafsirkan keinginan, sikap serta tingkah laku pembeli.
5) Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik.
b. Volume penjua lan yang menguntungkan.
Volume penjualan yang menguntungkan artinya laba diperoleh melalui
pemuasan konsumen.
9
c. Koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan pemasaran.
Setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan turut serta untuk
memberikan kepuasan konsumen.
Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai
tujuan organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi
efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan dan
mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih.
Konsep pemasaran berdiri di atas empat pilar utama (Kotler, 2005: 24-28)
yang meliputi:
a. Pasar Sasaran.
Perusahaan akan berhasil secara gemilang bila mereka secara cermat
memilih pasar sasarannya dan mempersiapkan program-program
pemasaran .
b. Kebutuhan Pelanggan.
Perusahaan harus memperhatikan kebutuhan pelanggan dalam pemasaran
produk. Selain itu, adanya pelanggan baru dan pelanggan lama yang
membeli ulang diharapkan perusahaan dapat mempertahankan pelanggan
dengan memberikan kepuasan kepada mereka.
c. Pemasaran Terpadu.
Apabila perusahaan dapat bekerja sama untuk melayani kepentingan
pelanggan, hasilnya adalah pemasaran terpadu. Pemasaran terpadu bisa
terjadi pada berbagai fungsi pemasaran yang dilakukan melalui tenaga
10
penjualan, periklanan, pelayanan pelanggan, manajemen puncak dan riset
pemasaran.
d. Kemampuan Menghasilkan Laba.
Sebuah perusahaan menghasilkan laba karena memenuhi kebutuhan
pelanggan lebih baik daripada pesaingnya. Perusahaan harus berusaha
menarik pelanggan dengan menanggapi secara efektif kebutuhan
pelanggan yang selalu berubah. Dengan demikian, perusahaan dapat
menghasilkan laba yang lebih besar.
3. Manajemen Pemasaran.
Manajemen pemasaran adalah proses menganalisis, merencanakan,
mengkoordinasikan dan mengendalikan program-program yang mencakup
pengkonsepan, penetapan harga, promosi dan distribusi dari produk, jasa dan
gagasan yang dirancang untuk menciptakan dan memelihara pertukaran yang
menguntungkan dengan pasar sasaran untuk mencapai tujuan perusa haan
(Boyd, 2000: 18). Sedangkan menurut Asosiasi Pemasaran Amerika,
manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran,
penetapan harga, promosi dan penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan
organisasi (Kotler, 2005: 10).
Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen
pemasaran adalah suatu proses kegiatan-kegiatan penting yang dilakukan oleh
seseorang atau lebih yang terlibat dalam menciptakan dan memelihara
pertukaran dengan pasar sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.
11
B. Produk
1. Pengertian Produk dan Lini Produk.
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen
untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi
pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang
bersangkutan (Tjiptono, 1997: 95). Sedangkan menurut Kotler (2005: 69)
produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke suatu pasar untuk
memenuhi keinginan atau kebutuhan. Oleh karena itu, produk sangat
penting mendapat perhatian bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Dalam produk terdapat lini produk, selanjutnya perlu diketahui
adanya lini produk. Lini produk (product line) adalah sekumpulan produk
di dalam kelas produk yang berhubungan erat karena produk tersebut
melakukan fungsi yang sama, dijual kepada kelompok pelanggan yang
sama, dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama atau masuk ke
dalam rentang harga tertentu (Kotler, 2005: 72).
2. Pengertian Produk Baru.
Produk baru dapat meliputi produk orisinil, produk yang
disempurnakan, produk yang dimodifikasi dan merek baru yang
dikembangkan melalui usaha riset dan pengembangan. Produk baru
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen sehingga konsumen
mendapatkan kepuasan. Untuk itu perusahaan perlu pertimbangan yang
mantap dalam menciptakan produk baru agar tujuan prusahaan dapat
tercapai.
12
Booz, Allen dan Hamilton (dalam Tjiptono, 1997: 118)
mengidentifikasi enam kategori produk baru yaitu:
a. Produk baru sebagai hasil dari inovasi yang menciptakan pasar baru
diharapkan akan menarik konsumen untuk membeli.
b. Lini produk baru.
Produk baru yang memungkinkan perusahaan untuk memasuki pasar
yang sebelumnya telah ada untuk pertama kali.
c. Tambahan pada lini produk yang sudah ada.
Produk baru yang melengkapi lini produk yang sudah ada (misalnya:
ukuran kemasan baru).
d. Penyempurnaan sebagai revisi terhadap produk yang sudah ada.
Penyempurnaan produk merupakan pengenalan versi baru atau model
produk yang telah disempurnakan untuk menggantikan produk lama.
e. Repositioning.
Produk yang sudah ada dijual pada pasar atau segmen pasar yang baru
diharapkan akan terjual lebih besar.
f. Pengurangan biaya.
Produk baru yang menghasilkan unjuk kerja yang sama pada tingkat
biaya yang lebih rendah.
3. Proses Penggunaan Konsumen.
Inovasi adalah setiap barang, jasa atau gagasan yang dianggap
seseorang sebagai sesuatu yang baru. Rogers mendefinisikan proses
penyebaran inovasi (innovation diffusion process) sebagai perpencaran baru
13
dari sumber penemuan atau penc iptaannya ke pengguna atau pemakai akhir.
Rogers (dalam Kotler, 2005: 33) membagi tahapan proses adopsi menjadi
lima yaitu:
a. Kesadaran ( awareness)
Konsumen menyadari tentang inovasi tersebut, tetapi masih kekurangan
informasi mengenai produk tersebut.
b. Perhatian (interest)
Konsumen terdorong untuk mencari informasi mengenai inovasi tersebut.
c. Penilaian (evaluation)
Konsumen mempertimbangkan apakah harus mencoba inovasi tersebut
mencoba produk baru tersebut.
d. Uji coba (trial).
Konsumen mencoba inovasi tersebut untuk meningkatkan perkiraannya
tentang nilai inovasi tersebut.
e. Penggunaan (Adoption ).
Konsumen memutuskan untuk memakai inovasi tersebut sepenuhnya dan
secara teratur.
C. Pengembangan Produk
1. Usaha Pengembangan Produk.
Setiap perusahaan harus mengembangkan produk baru.
Pengembangan produk baru membentuk masa depan perusahaan. Produk
yang telah diperbaiki dan produk pengganti harus diciptakan untuk
14
mempertahankan atau memperbesar penjualan (Kotler, 2005: 1). Jika
penjualan produk naik maka keuntungan perusahaan pun ikut naik.
Faktor-faktor yang melatarbelakangi pengembangan produk ada
dua (Nasution, 2006: 60)yaitu:
a. Faktor Internal.
1) Munculnya produk-produk sejenis dengan berbagai kelebihannya.
2) Munculnya produk-produk baru yang dapa t menggantikan produk
lama.
3) Pergeseran keinginan konsumen dan kebosanan terhadap produk-
produk lama.
4) Siklus hidup produk yang cenderung memendek pada masa
modern.
b. Faktor Eksternal.
1) Memperbaiki kinerja produk.
2) Melakukan diversifikasi produk.
3) Mempertahankan segmen dan pangsa pasar baru.
4) Memanfaatkan sumber daya manusia (karyawan, tenaga ahli) yang
kemampuannya semakin bertambah karena proses pembelajaran
yang telah dialaminya.
5) Menjaga kelangsungan hidup (keuntungan finansial) perusahaan.
Dari sudut pandang investor pada perusahaan yang berorientasi laba,
usaha pengembangan produk dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi
dan dijual dengan menghasilkan laba. Namun laba seringkali sulit untuk
15
dinilai secara cepat dan langsung. Kinerja yang baik akan mendorong
kesuksesan ekonomi produk. Menurut Ulrich dan Steven (2001: 2) ada lima
dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan digunakan untuk
menilai kinerja usaha pengembangan produk yang meliputi:
a. Kualitas produk.
Kualitas produk dapat dilihat dari seberapa baik produk yang dihasilkan,
apakah produk itu memuaskan kebutuhan pelanggan, dan apakah produk
itu kuat dan andal. Akhirnya, kualitas produk akan mempengaruhi pangsa
pasar dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.
b. Biaya produk.
Biaya produk adalah biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta
biaya produksi setiap unit produk. Biaya produk menentukan berapa besar
laba yang dihasilkan oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga
penjualan.
c. Waktu pengembangan produk.
Waktu pengembangan produk akan menentukan kemampuan perusahaan
dalam berkompetisi menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap
perubahan teknologi. Akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan
untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha yang dilakukan tim
pengembangan.
d. Biaya pengembangan.
Biaya pengembangan merupakan salah satu komponen yang penting dari
investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.
16
e. Kapabilitas pengembangan.
Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan
ekonomis di masa yang akan datang.
2. Tahap-tahap pengembangan produk.
Untuk mengembangkan produk baru diperlukan suatu proses
sistematis yang terdiri dari delapan tahap (Tjiptono, 1997: 120-131) yaitu:
a. Pemunculan ide.
Ide produk baru bisa berasal dari banyak sumber, misalnya konsumen,
ilmuwan, karyawan, anggota saluran distribusi dan manajemen puncak.
Salah satu sumber pokok untuk menggali ide produk baru adalah
konsumen. Hal ini berhubungan dengan konsep pemasaran yang
menekankan pentingnya identifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen.
b. Penyaringan ide.
Tujuan penyaringan ide adalah mengurangi ide-ide menjadi beberapa ide
yang menarik dan sunggh-sungguh diterapkan dengan sukses. Perusahaan
harus menghindari dua jenis kesalahan. Yang pertama adalah menolak ide
yang sesungguhnya bagus. Sedangkan yang kedua adalah menerima dan
meneruskan ide yang buruk ke tahap pengembangan dan komersialisasi.
c. Pengembangan dan pengujian konsep.
Ide yang menarik harus disempurnakan menjadi konsep produk yang
dapat diuji. Pengujian konsep merupakan pengujian atas konsep-konsep
17
yang saling bersaing pada kelompok pasar sasaran yang sesuai. Pengujian
ini bisa dilakukan pada calon pelanggan maupun konsumen.
d. Pengembangan dan strategi pemasaran.
Setelah ide melalui tahap pengujian konsep, selanjutnya perusahaan
mengembangkan rencana pemasaran untuk memperkenalkan produk baru.
e. Analisis bisnis.
Perusahaan harus mengevaluasi daya tarik proposal bisnis menurut biaya,
laba ROI (Return On Investment) dan arus kas jika produk itu diluncurkan
ke pasar. Analisis bisnis terdiri dari empat langkah yaitu:
1) Mengidentifikasi ciri-ciri produk.
2) Memperkirakan permintaan pasar dan persaingan dan kemampuan
produk untuk menghasilkan laba.
3) Menyusun suatu program untuk mengembangkan produk
4) Menetapkan tanggungjawab untuk penelitian lebih lanjut mengenai
kemungkinan pelaksanaan produksi.
f. Pengembangan produk.
Departemen Riset dan Pengembangan akan mengembangkan konsep
produk menjadi produk fisik. Selanjutnya para peneliti harus mengetahui
bagaimana mengkomunikasikan aspek psikologinya melalui petunjuk fisik
(physical cues). Hal ini menuntut adanya pemahaman mengenai reaksi
konsumen terhadap warna, ukuran, berat dan petunjuk-petunjuk fisik
lainnya.
18
g. Uji pasar.
Tahap uji pasar adalah untuk mempelajari bagaimana para konsumen dan
dealer bereaksi terhadap penanganan, penggunaan dan pembelian ulang
produk aktual dan seberapa besar pasarnya. Uji pasar dapat dilakukan
dengan melakukan pameran dagang.
h. Komersialisasi.
Keputusan-keputusan yang perlu dipertimbangkan secara matang dalam
tahap komersialisasi meliputi kapan ( timing) memperkenalkannya, dimana
saja wilayah pemasarannya (strategi geografis), kepada siapa (prospek
pasar sasaran) dan bagaimana caranya (strategi pengenalan pasar).
3. Tiga fungsi yang penting bagi pengembangan produk.
Pengembangan produk memiliki beberapa fungsi yang perlu mendapat
perhatian (Ulrich dan Steven, 2001:3-4) yaitu:
a. Pemasaran
Fungsi pemasaran menjembatani interaksi antara perusahaan dengan
pelanggan. Peranan lainnya adalah memfasilitasi proses identifikasi
peluang produk, pendefinisian segmen pasar dan identifikasi kebutuhan
pelanggan. Bagian pemasaran juga secara khusus merancang komunikasi
antara perusahaan dengan pelanggan, menetapkan target harga dan
merancang peluncuran serta promosi.
b. Perancangan
Fungsi perancangan memainkan peranan penting dalam mendefinisikan
bentuk fisik produk agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.
19
c. Manufaktur
Fungsi manufaktur terutama bertanggungjawab untuk merancang dan
mengoperasikan sistem produksi pada proses produksi produk.
4. Evaluasi peluang produk
Beberapa kriteria untuk mengevaluasi peluang-peluang produk baru
secara fundamental (Ulrich dan Steven, 2001: 42) meliputi:
a. Ukuran pasar (unit/tahun x harga rata-rata).
b. Tingkat pertumbuhan pasar (persen per tahun).
c. Intensitas persaingan (jumlah pesaing-pesaing dan kekuatan-kekuatan
mereka).
d. Kedalaman pengetahuan perusahaan mengenai pasar yang telah ada.
e. Kedalaman pengetahuan perusahaan mengenai teknologi yang telah ada.
f. Kesesuaian dengan produk-produk perusahaan lainnya.
g. Kesesuaian dengan kemampuan perusahaan.
5.Risiko Pengembangan Produk.
Ada beberapa faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan
pengembangan produk (Tjiptono, 1997: 131) yaitu:
a. Target pasar yang dituju terlampau kecil, sehingga penjualannya tidak
dapat menutupi biaya riset dan pengembangan, biaya produksi dan biaya
pemasaran.
b. Kualitas produk yang tidak baik.
c. Perusahaan tidak memiliki akses ke distributor dan pasar, misalnya kalah
bersaing dalam mendapatkan tempat.
20
d. Timingnya tidak tepat, artinya produk baru diluncurkan terlalu cepat,
terlalu lambat, atau bahkan pada saat selera konsumen telah berubah
secara drastis.
Pengembangan produk memiliki risiko teknis dan risiko pemasaran.
Risiko yang dihadapi dalam menciptakan pengembangan produk (Inwood dan
Hammond, 1995: 91) yaitu:
a. Risiko teknis.
1) Kegagalan untuk memenuhi spesifikasi sebuah fungsi yang tidak dapat
dipenuhi ukuran yang tepat dan tingkat mutu yang rendah.
2) Kegagalan untuk menyerahkan produk dalam jangka waktu yang
ditentukan untuk keberhasilan maksimal produk.
3) Kegagalan dalam dimensi pembelanjaan uang untuk menyerahkan
sebuah produk dengan biaya produksi atau pengembangan yang terlalu
besar.
b.Risiko pemasaran.
Risiko pemasaran adalah kegagalan yang benar-benar diakibatkan
oleh spesifikasi target yang salah. Ada berbagai faktor yang dapat
mengakibatkan hal ini yaitu:
1) Kegagalan mengidentifikasi pasar yang cukup besar atau cukup
menguntungkan (melalui kenaikan harga) untuk menjamin
pengembangan.
2) Kegagalan untuk mengerti kebutuhan pelanggan di dalam pasar yang
dipilih dan untuk meramalkan bagaimana hal ini dapat berubah.
21
3) Kegagalan untuk mengantisipasi aktivitas pesaing dan meramalkan
perubahan di dalam pasar (pertumbuhan, pola penggunaan dan
pemecahan baru terhadap kebutuhan).
4) Kegagalan untuk memperhitungkan perubahan ekonomi makro
(peraturan pajak).
5) Kegagalan untuk meramalkan siklus hidup pasar produk (rasio
penerimaan, bagian pasar dan penentuan waktu).
Perusahaan perlu waspada untuk menghadapi risiko dalam pengembangan
produk baik risiko teknis maupun risiko pemasaran. Beberapa cara untuk
mengelola risiko secara aktif (Inwood dan Hammond, 1995: 208) yaitu:
a. Pahami struktur risiko dari mana datangnya dan apa ya ng dapat dilakukan
untuk menguranginya.
b. Lakukan sumbang saran tentang risiko yang dapat diterapkan pada produk
anda dengan menggunakan sebuah tim multidisiplin.
c. Putuskan risiko mana yang harus dikelola atau dikendalikan.
d. Alokasi tanggung jawab atas risiko khusus kepada mereka yang ada dalam
tim yang paling mampu memantau.
e. Tentukan manajemen risiko sebagai aktivitas utama di seluruh proyek
6. Strategi Pemasaran dan Disain Pengembangan Produk.
Strategi pemasaran tidak dapat dipisahkan dengan pengembangan
produk karena keduanya berhubungan sangat erat. Untuk itu perusahaan perlu
mengetahui beberapa strategi yang dapat memajukan perusahaan sehingga
menjadi lebih baik. .
22
Berikut ini akan membahas strategi produk di masa normal maupun
krisis (Nasution, 2006: 52) yaitu:
a. Strategi Produk dan Pemasaran di Masa Krisis.
Strategi dari suatu disain produk dan pengembangannya
dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro. Dalam kondisi ekonomi makro
yang normal, di mana tingkat inflasi bergerak dengan normal, strategi
disain produk dan pengembangan produk akan mengikuti konsep siklus
hidup produk. Dalam inflasi yang tinggi, di mana pendapatan dan daya
beli konsumen menurun, pola perilaku konsumen akan berubah.
Perubahan pola dan perilaku konsumen tersebut antara lain:
1) Konsumen menunda pembelian barang maupun penggunaan jasa yang
mewah atau mahal.
2) Konsumen menjadi lebih lama dan teliti dalam membanding-
bandingkan harga produk tertentu.
3) Konsumen mengalihkan produk atau merek kegemarannya ke produk
atau merek yang secukupnya saja.
4) Dalam rangka penghematan, konsumen mulai mengerjakan sendiri
kegiatannya.
b. Strategi Produk dan Pemasaran di Masa Normal.
Strategi disain produk di masa normal mengikuti konsep siklus
hidup produk. Penjualan potensial dan kemampuan produk untuk
menghasilkan keuntungan akan selalu berubah sepanjang waktu. Siklus
hidup produk ini perlu dibahas sebagai usaha untuk mengenali tahap-tahap
23
tertentu selama riwayat penjualan suatu produk. Oleh sebab itu dengan
mengenal tahap di mana produk sedang berada, atau kemana produk
sedang mengarah, perusahaan dapat menentukan rencana pemasaran yang
lebih baik dan lebih sesuai (Nasution, 2006: 55).
D. Siklus Hidup Produk
1. Konsep tentang siklus hidup produk.
Pada saat tertentu produk akan mengalami perubahan berupa
siklus hidup produk. Perusahaan harus berubah karena produk, pasar dan
pesaing mengalami perubahan sepanjang waktu. Berikut ini konsep siklus
hidup produk dan perubahan-perubahan yang lazim terjadi saat produk
melalui masing-masing tahap siklus hidup. Sebuah produk memiliki siklus
hidup yang menegaskan empat hal (Kotler, 2005: 361) yaitu:
a. Produk memiliki umur yang terbatas
b. Penjualan produk melalui berbagai tahap yang berbeda, masing-masing
memberikan tantangan, peluang dan masalah yang berbeda bagi
penjual.
c. Laba naik dan turun pada berbagai tahap yang berbeda selama siklus
hidup produk.
d. Produk memerlukan strategi pemasaran, keuangan, manufaktur,
pembelian dan sumber daya manusia yang berbeda dalam tahap siklus
hidupnya.
24
2. Tahap-tahap Siklus Hidup Produk.
Siklus hidup produk dapat digambarkan dengan kurva yang berbentuk
lonceng. Siklus hidup produk terdiri dari empat tahap (Kotler, 2005: 362-373)
yaitu:
a. Tahap Perkenalan (Introduction)
Perkenalan merupakan periode pertumbuhan penjualan yang
lambat saat produk itu diperkenalkan ke pasar. Robert Buzzel
mengidentifikasi beberapa sebab lambatnya pertumbuhan yaitu
keterlambatan perluasan kapasitas produksi; masalah teknis
(membereskan gangguan); keterlambatan memperoleh distribus i yang
memadai lewat toko-toko eceran; serta keengganan pelanggan untuk
mengubah perilaku yang mapan. Pada tahap itu tidak ada laba karena
besarnya biaya-biaya untuk memperkenalkan produk. Pengeluaran
promosi sangat tinggi karena diperlukan untuk memberikan informasi ke
calon pembeli, membujuk orang untuk mencoba produk itu, dan
mendapatkan distribusi di toko eceran.
b.Tahap Pertumbuhan (Growth)
Pertumbuhan merupakan periode penerimaan pasar yang cepat
dan peningkatan laba yang besar. Tentu saja perusahaan harus
mempertahankan pertumbuhan pasar. Pada tahap pertumbuhan ini, ada
peluang bagi perusahaan untuk mengembangkan dan mempertahankan
produk agar produk tetap memuaskan kebutuhan konsumen. Beberapa
25
strategi untuk mempertahankan pertumbuhan pasar yang pesat selama
mungkin dengan cara yaitu:
1) Perusahaan meningkatkan kualitas produk serta menambahkan fitur
produk yang baru dan gaya yang lebih baik.
2) Perusahaan menambahkan model baru.
3) Perusahaan memasuki segmen baru.
4) Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki
saluran distribusi baru.
5) Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitif
terhadap harga.
c. Tahap Kedewasaan (Maturity )
Kedewasaan merupakan periode penurunan pertumbuhan
penjualan karena produk itu telah diterima oleh sebagian pembeli potensial.
Laba stabil atau menurun karena persaingan yang meningkat. Tahap ini
biasanya berlangsung lebih lama daripada tahap-tahap sebelumnya tetapi
akan menjadi tantangan berat bagi manajemen pemasaran. Perusahaan
menghadapi banyak masalah yang terjadi di pasar dewasa. Apakah akan
berjuang menjadi “tiga besar” serta memperoleh laba melalui volume yang
tinggi dan biaya yang rendah atau menggunakan strategi mencari relung dan
memperoleh laba melalui volume penjualan yang rendah dan marjin yang
tinggi. Untuk itu, perusahaan perlu mempertimbangkan alternatif tersebut
dalam pengambilan keputusan pemasaran produk.
26
d.Tahap Penurunan (Decline)
Penurunan merupakan saat penjualan menunjukkan arah yang
menurun dan laba yang menipis. Penjualan merosot kare na sejumlah alasan
termasuk kemajuan teknologi, pergeseran selera konsumen dan
meningkatnya persaingan dalam negeri dan luar negeri. Penjualan produk
akan membaik jika perekonomian juga membaik. Selain itu, perusahaan
harus memperbaiki strategi pemasaran dan produk sehingga produk itu
dapat menarik konsumen. Bahkan, perusahaan dapat mengurangi biaya-
biaya secara bertahap sambil berusaha mempertahankan penjualannya.
E. Diversifikasi Produk
1. Pengertian dan tujuan diversifikasi produk
Diversifikasi produk adalah upaya mencari dan mengembangkan
produk/pasar yang baru atau keduanya dalam rangka mengejar
pertumbuhan, peningkatan penjualan, profitabilitas dan fleksibilitas
(Tjiptono, 1997: 132).
Diversifikasi produk merupakan upaya membuat produk jenis baru
berdasarkan produk yang sudah ada (Nasution, 2006: 53). Selain itu,
diversifikasi produk merupakan usaha menganekaragamkan produk yang
dipasarkannya. Produk yang beranekaragam akan membuat konsumen
percaya bahwa berbagai kebutuhannya dapat terpenuhi oleh pengusaha itu.
Keanekaragaman produk yang dipasarkan itu menjadi sangat penting
khususnya bagi pengusaha yang bergerak dalam bisnis pertokoan
(Gitosudarmo, 2000: 139).
27
Ada beberapa tujuan dari adanya diversifikasi produk yang harus
diperhatikan (Tjiptono, 1997: 132) yaitu:
a. Meningkatkan pertumbuhan bila pasar/produk yang ada telah mencapai
tahap kedewasaan dalam Product Life Cycle (PLC).
b.Menjaga stabilitas dengan jalan menyebarkan risiko fluktuasi laba.
c. Meningkatkan kredibilitas di pasar modal.
2. Jenis-jenis diversifikasi produk.
Pada umumnya diversifikasi produk dibagi menjadi tiga jenis
(Tjiptono,1997: 132) antara lain:
a. Diversifikasi Konsentris.
Diversifikasi konsentris artinya produk-produk baru yang diperkenalkan
memiliki kaitan atau hubungan dalam hal pemasaran atau teknologi
dengan produk yang sudah ada.
b. Diversifikasi Horisontal.
Diversifikasi horizontal artinya perusahaan menambah produk-produk
baru yang tidak berkaitan dengan produk yang telah ada, tetapi dijual
kepada pelanggan yang sama.
c. Diversifikasi Konglomerat.
Diversifikasi konglomerat artinya produk-produk yang dihasilkan sama
sekali baru, tidak memiliki hubungan dalam pemasaran maupun teknologi
dengan produk yang sudah ada dan dijual kepada pelanggan yang berbeda.
28
3. Motif umum yang digunakan untuk diversifikasi.
Ada beberapa motif yang digunakan dalam diversifikasi produk
(Gruenwald, 1992: 62) yaitu:
a. Memperbaiki prospek pertumbuhan organisasi secara bertahap dan
berlanjut dalam penjualan dan penghasilan khususnya.
b. Memperluas kekuatan organisasi ke bisnis lain.
c. Membuat seimbang kesempatan investasi dan risiko portofolio bisnis
lewat akuisisi.
d. Menanggapi tekanan kompetitif.
e. Menggunakan diversifikasi sebagai sarana untuk mempertahankan dan
mengembangkan lebih lanjut tim manajemen di tempat.
4. Keunggulan diversifikasi produk.
Beberapa keunggulan yang dimiliki dari diversifikasi produk
(Gruenwald, 1992: 67) yaitu:
a. Merangsang penjualan dan penghasilan.
b. Memperluas kekuatan secara sinergis ke bisnis lain.
c. Membuat seimbang portofolio bisnis perusahaan terhadap peluang risiko
dan peluang.
d. Bereaksi terhadap tekanan kompetitif.
e. Mendukung pemilikan dan pengembangan bakat manajemen di tempat.
5. Usaha mengurangi risiko dalam diversifikasi.
Perusahaan dapat mengurangi risiko dalam diversifikasi produk
sehingga perusahaan masih mendapatkan keuntungan yang wajar. Ada
29
beberapa usaha yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko yang melekat
dalam strategi diversifikasi (Tjiptono, 1997: 133) yaitu:
a. Mendiversifikasi kegiatan-kegiatan ha nya bila peluang produk atau pasar
yang ada terbatas.
b. Memiliki pemahaman yang baik dalam bidang-bidang yang didiversifikasi.
c. Memberikan dukungan memadai pada produk yang diperkenalkan.
d. Memprediksi pengaruh diversifikasi terhadap lini produk yang ada.
6. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam diversifikasi produk.
Dalam strategi produk baru terdapat tiga alternatif yaitu
penyempurnaan atau modifikasi produk, produk tiruan dan produk inovasi.
Menurut Stanton, faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dala m
menentukan perlunya diversifikasi produk (Tjiptono, 1997: 199) yaitu:
a. Harus ada permintaan pasar yang cukup besar.
b. Produk harus sesuai dengan standar sosial dan lingkungannya
c. Produk harus sesuai dengan struktur pemasaran perusahaan yang sudah
berjalan.
d. Gagasan produk hendaknya cocok dengan fasilitas produksi, tenaga kerja
dan kemampuan manajemen yang ada.
e. Produk harus layak secara finansial artinya bisa memberikan laba yang
memadai.
f. Harus tidak ada permasalahan hukum.
g. Manajemen perusahaan harus memiliki waktu dan kemampuan mengelola
produk baru tersebut.
h. Produk harus sesuai dengan citra dan tujuan perusahaan.
30
Selanjutnya perlu diketahui juga diferensiasi produk yaitu sebagai
upaya merancang seperangkat perbedaan yang bermakna dalam penawaran.
Perbedaan-perbedaan itu (Kartajaya, 2004:140-146) antara lain:
1. Konten (apa yang anda tawarkan kepada pelanggan)
Contohnya ayam goreng kalasan melakukan diferensiasi rasa yaitu dengan
menggunakan ramuan bumbu yang pas, pilihan ayam dan cara memasak.
2. Konteks (bagaimana cara anda menawarkannya)
Contohnya Mc Donald’s melakukan diferensiasi lewat pelayanan yang cepat
dan kebersihan tempat
3. Infrastruktur (faktor -faktor pemungkin)
Contohnya BCA melakukan diferensiasi teknologi melalui ATM, klik BCA
dan layanan mobile banking.
Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam melakukan
diferensiasi produk (Kartajaya, 2004: 148-154) antara lain:
1. Diferensiasi harus mampu mendatangkan excellent value ke pelanggan.
Misalnya: Yakult membuat minuman susu fermentasi untuk menjaga
kesehatan pencernaan.
2. Diferensiasi harus merupakan keunggulan dibanding pesaing.
Misalnya: obat batuk biasanya dalam bentuk sirup dan tablet, lalu komix
membuat obat dalam bentuk sachet.
3. Diferensiasi memiliki uniqeness sehingga tak gampang dikopi pesaing.
Misalnya: Honda menggunakan sales, sparepart dan service yang tidak
mudah ditiru pesaing.
31
F. Volume Penjualan
Perusahaan akan memasarkan produk dengan melakukan penjualan.
Perusahaan juga mengharapkan penjualan bisa meningkat sehingga
keuntungannya bertambah. Tentu saja, perusahaan harus berusaha dengan
menambah jumlah barang yang dijual. Dalam hal ini, volume penjualan sangat
penting peranannya dalam rencana penjualan pada tahun mendatang. Volume
penjualan adalah jumlah barang yang dibeli konsumen dalam waktu atau
periode tertentu sehingga besar kecilnya sangat tergantung pada periode yang
bersangkutan. Perusahaan akan memperoleh pendapatan berupa uang dari
konsumen atas barang yang dijualnya.
Pada umumnya semakin meningkat volume penjualan maka laba
perusahaan juga akan meningkat pula. Adanya peningkatan laba perusahaan
akan lebih terjamin untuk bertahan dan berkembang. Selain itu, perusahaan
bisa memenangkan persaingan dengan perusahaan yang lain. Perusahaan akan
berusaha agar produk dapat mengalami pertumbuhan penjualan.
Namun adanya siklus hidup produk yang mengalami perubahan,
volume penjualan mengikuti siklus produk. Pada tahap perkenalan, volume
penjualan masih sedikit tetapi akan mengalami peningkatan pada tahap
pertumbuhan. Selanjutnya pada tahap kematangan volume penjualan
mencapai puncaknya dan diharapkan perusahaan bisa mempertahankan
penjualan itu. Namun biasanya produk akan mengalami penurunan penjualan
pada tahap ini. Oleh karena itu, perusahaan harus waspada terhadap perubahan
yang terjadi itu.
32
G. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara atas
permasalahan penelitian dimana memerlukan data untuk menguji kebenaran
dugaan tersebut (Kountur, 2003: 93). Peneliti membuat hipotesis penelitian
sebagai berikut:
1. Ada pengaruh positif secara parsial diversifikasi konsentris lini produk
con block , dan genteng beton terhadap volume penjualan.
2. Ada pengaruh positif secara simultan diversifikasi konsentris lini produk
con block dan genteng beton terhadap volume penjualan
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini berupa studi kasus. Studi kasus pada PT. Diamond
Baru, Yogyakarta. Studi kasus adalah suatu penelitian terperinci mengenai
suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu termasuk lingkungan dan
kondisi masa lalunya dengan cukup mendalam dan menyeluruh (Umar, 1997:
29). Peneliti akan memperoleh data melalui wawancara, observasi dan
dokumentasi. Setelah itu, data dianalisis dan disimpulkan. Dengan demikian,
kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku bagi perusahaan yang diteliti saja.
B. Tempat dan Waktu Penelitian.
1. Tempat Penelitian.
Penelitian ini dilakukan pada PT. Diamond Baru yang beralamatkan
di Jl. Magelang Km 7,2 Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian.
Penelitian akan dilakukan pada bulan September sampai dengan
bulan November 2006.
A. Subjek dan Objek Penelitian.
1. Subjek Penelitian.
Subjek penelitian ini adalah kepala bagian pemasaran, kepala bagian
keuangan, kepala bagian produksi dan kepala bagian personalia.
34
2. Objek Penelitian.
Objek penelitian ini adalah diversifikasi konsentris produk pada PT
Diamond Baru dari tahun ke tahun dan volume penjualan dalam Rupiah
yang diperoleh dari kebijakan diversifikasi konsentris produk.
B. Definisi Operasional, Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel.
1. Definisi Operasional.
a. Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk
memenuhi kebutuhan konsumen.
b. Lini Produk adalah sekumpulan produk yang memiliki hubungan erat
di dalam kelas produk yang ada.
c. Diversifikasi konsentris adalah usaha menambah produk baru yang
produksinya, pelayanannya dan teknologinya berkaitan dengan yang
sudah ada.
d. Volume Penjualan adalah jumlah penjualan dalam Rupiah yang terjual
selama periode atau waktu tertentu.
2. Variabel Penelitian.
Variabel independen (Independent variable) merupakan variabel
yang mempengaruhi atau menjadi penyebab berubah atau timbulnya
variabel dependen/terikat. Variabel tersebut adalah diversifikasi konsentris
lini produk con block dan genteng beton. Variabel dependen (dependent
variable) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari
35
variabel independen (Widayat, 2004: 26). Variabel tersebut adalah volume
penjualan.
3. Pengukuran Variabel.
a. Variabel bebasnya (Independent variable) adalah diversifikasi
konsentris setiap tahun yaitu jumlah jenis produk yang dihasilkan tiap
tahun. Pengukurannya adalah banyaknya jenis dan type dalam setiap
tahun.
b. Varibel terikatnya (Dependent variable ) adalah volume penjualan yaitu
jumlah penjualan yang terjual selama periode atau waktu tertentu.
C. Data yang Dibutuhkan .
1. Gambaran umum perusahaan meliputi sejarah singkat perusahaan, struktur
organisasi, personalia, produksi dan pemasaran.
2. Diversifikasi konsentris produk yang dilihat dari pertambahan jenis dan
type produk dalam berbagai lini produk setiap tahun.
3. Volume penjualan diversifikasi produk con block dan genteng beton dari
tahun 1996 –2005 oleh PT. Diamond Baru (dalam Rp).
D. Teknik Pengumpulan Data.
1. Observasi.
Observasi adalah metode pengumpulan data secara sistematis
melalui pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena yang diteliti baik
langsung maupun tidak langsung (Hariwijaya dan Bisri, 2004: 44).
36
2. Wawancara.
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang
digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya
(Riduwan, 2002: 29).
3. Dokumentasi.
Dokumentasi adalah pengumpulan data yang ditujukan untuk
memperoleh data langsung dari tempat penelitian meliputi buku-buku
yang mendukung, peraturan-peraturan, laporan kegiatan dan data yang
relevan (Riduwan, 2002: 30)
E. Teknik Analisis Data
1. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pertama yaitu
analisis regresi linier berganda secara parsial.
a. Analisis Regresi Linier Berganda.
Analisis ini digunakan untuk mengetahui nilai dari suatu variabel
diversifikasi konsentris produk dan penga ruhnya terhadap volume
penjualan.
Persamaan regresi linier berganda (Algifari, 2000: 62) sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2
Dimana:
Y = volume penjualan dalam rupiah.
X1 = diversifikasi konsentris lini produk con block pada tahun tertentu.
X2 = diversifikasi konsentris lini produk genteng beton pada tahun tertentu.
37
b1 = koefisien regresi X1.
b2 = koefisien regresi X2.
a = konstanta.
b. Uji koefisien regresi secara parsial.
Pengujian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah
variabel diversifikasi lini produk con block dan genteng beton mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel volume penjualan.
Untuk pengujian ini diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menentukan H O dan HA.
HO : b1, b2 = 0, tidak ada pengaruh positif secara parsial diversifikasi
konsentris lini produk con block dan genteng beton terhadap volume
penjualan.
HA : b1, b2 ≠ 0, ada pengaruh positif secara parsial diversifikasi
konsentris lini produk con block dan genteng be ton terhadap volume
penjualan.
2) Menentukan daerah kritis.
Menentukan daerah kritis dengan menggunakan distribusi t tabel
yang dapat dilihat pada tabel distribusi t dengan memperhatikan taraf
signifikansi atau level of significant (a) = 5%, artinya batas
kemungkinan meleset hanya 5% saja dengan derajat kebebasan :
df = n-k-1
38
Keterangan :
k = jumlah variabel independen.
n = jumlah baris.
3) Mencari nilai statistik uji ( t hitung ).
Nilai t hitung dapat diperoleh dari hasil pengolahan regresi linier
berganda dengan komputer menggunakan program SPSS.
t hitung = Sbb
Keterangan :
b = koefisien regresi.
Sb = Standar error koefisien regresi.
4) Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis.
HO diterima apabila t hitung < t (a, n-k-1) berarti tidak ada pengaruh positif
X1 dan X2 secara parsial terhadap volume penjualan.
HO ditolak apabila t hitung > t (a, n-k-1) berarti ada pengaruh positif X1 dan
X2 secara parsial terhadap volume penjualan.
Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan
antara nilai t hitung koefisien regresi dengan nilai t tabel.
39
Gambar III.1 Daerah Penolakan dan Penerimaan Ho
2. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis kedua digunakan
analisis regresi linier berganda secara simultan.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua
variabel diversifikasi produk secara simultan dapat mempengaruhi
variabel volume penjualan .
Untuk pengujian dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan HO dan HA.
HO : b1, b2 = 0, tidak ada pengaruh positif secara simultan diversifikasi
konsentris lini produk con block dan genteng beton terhadap volume
penjualan.
HA : b1, b2 ≠ 0, ada pengaruh positif secara simultan diversifikasi
konsentris lini produk con block dan genteng beton terhadap volume
penjualan.
b. Uji signifikansi.
Dipilih level of significant (a) = 5%, artinya batas kemungkinan meleset
hanya 5% saja dengan derajat kebebasan, df = n-k-1.
t(a, n-k-1)
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan
Ho t(a, n-k-1)
40
k = jumlah variabel independen.
Fhitung = harga F garis regresi.
d. Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis.
HO diterima apabila Fhitung < Ftabel berarti tidak ada pengaruh positif
variabel X1 dan X2 secara simultan dan signifikan terhadap variabel Y.
HO ditolak apabila Fhitung = Ftabel berarti ada pengaruh positif variabel
X1dan X2 secara simultan dan signifikan terhadap variabel Y.
Gambar III. 2 Daerah Penolakan dan Penerimaan Ho
3. Untuk menganalisis masalah ketiga digunakan analisis persentase.
Untuk menganalisis metodenya adalah metode yang bersifat
kuantitatif yaitu % jumlah penjualan diversifikasi produk. Rumus yang
digunakan (Sugiri, 1994: 107) yaitu:
Diversifikasi produk (%) = per tahun totalpenjualan Jumlah
asidiversifikproduk penjualan Jumlah x 100%
Rumus ini digunakan untuk mengetahui penjualan produk
diversifikasi manakah yang memberikan sumbangan terbesar terhadap
volume penjualan total per tahun. Produk diversifikasi yang memberikan
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan
Ho
41
sumbangan terbesar terhadap penjualan total dapat dilihat dari angka
persentase yang terbesar.
Diversifikasi produk (%) = %10010
xtahuntotalpenjualanJumlah
asidiversifikprodukpenjualanJumlah
Rumus ini digunakan untuk mengetahui penjualan produk
diversifikasi manakah yang memberikan sumbangan terbesar terhadap
volume penjualan total selama 10 tahun. Produk diversifikasi yang
memberikan sumbangan terbesar dapat dilihat dari angka persentase yang
terbesar.
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya Perusahaan dan Perkembangannya.
Pada awal berdirinya PT. Diamond Baru adalah perusahaan
perseorangan yang didirikan atas prakarsa Bapak Djadjuli Wimawan.
Perusahaan ini berdiri pada tanggal 25 Juli 1972 dengan nama Perusahaan
Tegel “Diamond”. Perusahaan ini adalah sebuah perusahaan manufaktur yang
mulai menjalankan usaha dengan bergerak di bidang industri yaitu
memproduksi alat-alat bangunan berupa tegel, con block dan genteng beton
serta batako.
Pemegang izin perusahaan yang diberikan oleh Pemerintah DIYadalah
Bapak Yunus Sunyoto. Sedangkan Bapak Djadjuli Wimawan sebagai pemilik
seluruh modal beserta seluruh kekayaan perusahaan. Perusahaan ini juga
memiliki dasar hukum berupa surat izin dalam menjalankan usahanya. Surat
izin itu dikeluarkan oleh Kepala Daerah Tingkat II Kota Madya Yogyakarta
yaitu Bapak Walikota. Adapun dasar hukum yang dimiliki perusahaan antara
lain:
1. Izin Usaha Sementara no. 105/2.F/per.I.3/72 tanggal 4 April 1972.
2. Izin Perdagangan no. 4456/P.E/XII/I tanggal 11 September 1972.
3. Izin Gangguan (H.O) no. IT/199/8F/73 tanggal 24 September 1973 (izin
tetap).
43
Usaha pertamanya adalah membuat tegel. Lokasi perusahaan ini
terletak di Jalan Magelang No.107 Yogyakarta. Di tempat tersebut perusahaan
mulai menjalankan usahanya dengan modal, fasilitas dan peralatan yang
terbatas. Modal, fasilitas dan peralatan tersebut antara lain:
1. Bangunan pabrik yang berdiri di atas tanah seluas 1500 m2.
2. Modal kerja yang keseluruhannya disediakan atas dasar modal sendiri.
3. Tiga buah mesin press/cetak ubin model hand press yang masih sangat
sederhana dan sepenuhnya menggunakan tenaga manusia untuk daya
tekannya dengan kapasitas produksi cetak yang diperkirakan kurang lebih
antara 1000 sampai 1500 buah tegel per hari atau sama dengan 60 m2
dengan jam kerja 7 jam per hari.
4. Peralatan kantor dan bengkel.
5. Peralatan lain berupa bak-bak perendam tegel, rak-rak pengeringan tegel
yang terbuat dari kayu, cetakan tegel dan lain sebagainya.
Ada beberapa tujuan dalam pendirian perusahaan ini sebagai berikut:
1. Mendapatkan keuntungan yang wajar bagi perusahaan.
2. Mensejahterakan para karyawan beserta keluarganya.
3. Ikut mensukseskan program pembangunan nasional
4. Ikut membantu pemerintah dalam mengurangi jumlah penggangguran.
5. Ikut membantu pemerintah dalam bidang sosial dengan menjadi sponsor.
Pada waktu itu, hasil produksi yang dapat dicapai hanya berupa tegel
polos abu-abu dan tegel polos berwarna saja karena fasilitas yang ada terbatas.
Namun beberapa tahun kemudian perusahaan mengalami perkembangan yang
44
cukup pesat. Hal ini disebabkan semakin meningkatnya permintaan pasar
sehingga pada tahun 1973 perusahaan mulai memproduksi jenis tegel teraso.
Untuk itu perusahaan menambah satu buah mesin cetak tegel semi otomatis.
Adanya permintaan dari tahun ke tahun yang menunjukkan kenaikan yang
sangat berarti maka perusahaan terus meningkatkan kapasitas produksinya
serta mengadakan modernisasi alat-alat produksinya dengan mesin -mesin
cetak tegel semi otomatis untuk menggantikan mesin-mesin yang lama.
Pada tahun 1977, perusahaan mengalami perkembangan yang pesat.
Saat itu perusahaan telah memiliki 5 buah mesin cetak semi otomatis yang
menggunakan listrik sehingga mutu produk menjadi lebih baik. Bahkan
perusahaan juga mempunyai alat pengangkutan berupa 1 unit colt pick up dan
2 buah truk serta sebuah sedan untuk keperluan pemasaran ke luar kota. Pada
waktu itu kemampuan keuangan perusahaan belum sanggup membiayai
sendiri seluruh ekspansi sehingga perusahaan memerlukan bantuan modal
dari pihak luar berupa kredit dari bank. Perusahan lama yang berbentuk
Perusahaan Perorangan diubah menjadi Perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas (PT) maka persyaratan untuk mendapatkan fasilitas PMDM
(Penanaman Modal Dalam Negeri) dapat terpenuhi. Sebagai pemasok kredit,
perusahan memilih Bank Pembangunan Indonesia yang melayani kredit
investasi karena bunga yang cukup ringan. Adanya fasilitas yang diperoleh
dari BKPMD (Badan Koordinasi Penanaman Modal Dalam Negeri) maka
perusahaan memperoleh kemudahan serta biaya materai/impor.
45
Lokasi yang lama tidak memungkinkan lagi untuk melakukan
produksi. Perusahaan memutuskan untuk mendirikan pabrik baru (unit II) agar
perusahaan dapat memperluas produksinya. Pabrik baru itu berlokasi di Jalan
Magelang Km 5, Mlati, Sleman, Yogyakarta dengan luas area kira-kira 3500
m2. Pada tanggal 5 Januari 1978 berdirilah sebuah perusahaan yang berbentuk
PT dengan nama PT. Diamond Baru. Mengingat nama Diamond sudah cukup
terkenal pada waktu itu sehingga perisahaan memberikan tambahan kata
“Baru” yang disahkan oleh Notaris R.M. Suryanto Partaningrat, SH dengan
akte notaris No.6/1/1978 tanggal 10 Januari 1978. Sebagai Pimpinan/Direktur
perusahaan adalah Bapak R. Yahya Heryanto.
PT Diamond Baru memperoleh kredit dari BAPINDO sebesar Rp
250.000.000 yang digunakan untuk membiayai proyek ubin teraso yang
terletak di Jalan Magelang Km 5 Sleman Yogyakarta serta mengimpor mesin-
mesin cetak ubin teraso dan mixer. Pembangunan proyek ini selesai pada
bulan Agustus 1980. Pada waktu itu PT. Diamond Baru menggunakan mesin-
mesin modern dari Italia sehingga perusahaan itu merupakan satu-satunya
perusahaan ubin teraso yang menggunakan mesin ex import.
Kemajuan demi kemajuan telah dicapai berkat banyaknya proyek-
proyek pemerintah dan swasta yang menggunakan produk PT. Diamond Baru
terutama ubin teraso dan con block . Bahkan semua tender dalam basteknya
selalu mensyaratkan penggunaan ubin teraso dengan tambahan kata “Kualitas
Diamond Baru” sebagai standarnya.Dalam hal ini karena PT. Diamond Baru
merupakan satu-satunya yang telah memiliki standar SII di DIY/Jawa Tengah.
46
PT. Diamond Baru boleh dikatakan menjadi raja di bidang ubin teraso
sampai dengan tahun 1985. Namun omset PT. Diamond Baru mengalami
penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini diakibatkan perusahaan tersaingi oleh
produk ubin keramik yang sebelumnya hanya untuk ubin dinding. Ubin
keramik lebih praktis dalam perawatannya sehingga banyak yang
menggunakan ubin keramik.
Dahulu ubin teraso menjadi kebanggaan dan tulang punggung PT.
Diamond Baru, sekarang menjadi beban yang harus ditanggung karena
besarnya biaya rutin yang dikeluarkan tidak sebanding dengan hasil yang
diterima. Salah satu jalan yang ditempuh oleh PT. Diamond agar tidak gulung
tikar yaitu dengan melakukan diversifikasi produk. Pada waktu itu muncul
produk baru seperti concrete block/con block dan genteng beton. Untuk
menunjang diversifikasi produk, PT. Diamond Baru mendatangkan mesin-
mesin ex import yang terdiri dari mesin -mesin cetak genteng beton sebanyak 4
unit buatan Taiwan dan mesin cetak con block full otomatis (Hess) 1 unit yang
berasal dari Jerman serta ditambah dengan mesin-mesin buatan dalam negeri.
Alasan perusahaan melakukan perluasan usaha yaitu:
1. Penyesuaian dengan keadaan zaman/pasar/memenuhi tuntutan pasar.
2. Bila produk lama yang ada tidak laku lagi, maka dapat digantikan dengan
produk lain sehingga kelangsungan usaha dapat terjaga.
3. Meningkatkan omset penjualan.
4. Menggunakan bahan baku maupun teknologi yang tidak jauh berbeda.
47
Selanjutnya perusahaan juga melakukan perluasan dengan mendirikan
pabr ik baru (unit III) di Jalan Magelang Km 7,2 Yogyakarta. Pabrik baru ini
khusus untuk memproduksi genteng beton sedangkan untuk memproduksi con
block tetap dilakukan di pabrik unit II yaitu di Jalan Magelang Km 5, Mlati,
Sleman , Yogyakarta.
Saat ini produksi yang masih tetap dilakukan oleh PT. Diamond Baru
adalah con block dan genteng beton. Sedangkan produksi tegel teraso sudah
dihentikan karena permintaan pasar yang semakin menurun dan kalah bersaing
dengan produk baru yang beredar di pasaran. Dengan demikian, pabrik yang
berada di Jalan Magelang No.107 Yogyakarta (unit I) ditutup dan semua
kegiatan produksinya dialihkan ke pabrik unit II di Jalan Magelang Km 5,
Mlati, Sleman, Yogyakarta. Sekarang PT. Diamond Baru hanya memfokuskan
produksinya di Jalan Ma gelang Km 5, Mlati, Sleman, Yogyakarta (unit II) dan
Jalan Magelang Km 7,2 Yogyakarta yang menjadi pabrik unit I.
Sampai saat ini semua produk PT. Diamond Baru Yogyakarta telah
mendapatkan sertifikat SNI dan pada tahun 1998 PT. Diamond Baru juga
telah mendapatkan sertifikat ISO 9000 Modul B. Perusahaan selalu
mengadakan pengawasan dengan metode pengawasan mutu terpadu dalam
proses produksinya. Pengawasan mutu terpadu ini dilakukan terhadap kuaitas
bahan baku yang digunakan, komposisi bahan untuk setiap m produk yang
dihasilkan, tebal tipisnya komposisi, proses pembuatannya dan tentu saja hasil
produksinya. PT. Diamond juga melakukan tes laboratorium yang biasanya
dilakukan oleh Universitas Gajah Mada, Universitas Atma Jaya dan
48
Universitas Islam Indonesia dalam pembuatan produk. Misalnya saja con
block memiliki tiga kelas yaitu:
1. K I tekanannya 350-400 kilo per cm2 untuk jalan raya.
2. K II tekanannya 300-350 kilo per cm2 untuk jalan lingkungan.
3. K III tekanannya 175-250 kilo per cm2 untuk jalan setapak.
Sekarang PT. Diamond Baru memusatkan usahanya di Jalan
Magelang Km 7,2 Yogyakarta dengan tanah seluas 10.000 m2 tapi yang
digunakan untuk produksi seluas 6000 m2. Dengan adanya sertifikat yang
dimiliki PT. Diamond Baru, perusahaan dapat meyakinkan konsumen dengan
cara memenuhi permintaan pasar. Selain itu perusahaan lebih dapat
memfokuskan pada produksi con block dan genteng beton serta batako.
B. Struktur Organisasi Perusahaan.
Struktur Organisasi dalam perusahaan sangat penting untuk
mendapatkan perhatian. Adanya struktur organisasi yang jelas karyawan dan
masing-masing bagiab dalam perusahaan dapat menjalankan tugas dan
wewenang dengan lebih bertanggung jawab. Struktur organisasi yang
digunakan oleh PT. Diamond Baru berbentuk garis lurus.
49
50
Uraian Struktur Organisasi
Komisaris I : Djadjuli Wimawan.
II : Yulianto Nugroho, BSc.
III : Suparmo Pratjoyo.
Direksi :
1. Direktur Umum : Yahya Suharyanto.
2. Direktur Produksi : Drs. Andreas Sukaryanto.
3. Direktur Komersiil : Yahya Suharyanto.
Sekretaris Direksi : Yulianto Nugroho, BSc.
Tugas dan wewenang pada tiap-tiap bagian yaitu:
1. Komisaris bertugas mengontrol pekerjaan direksi.
2. Direksi :
a. Menjalankan kebijaksanaan perusahaan.
b. Mengadakan hubungan dengan pihak-pihak luar (bank, kontraktor
dan bagian pajak).
c. Melakukan peninjauan modal pada bank.
d. Mewakili perusahaan dalam persidangan pengadilan.
3. Komersiil :
a. Melakukan penjualan dan penagihan kepada konsumen/kontraktor.
b. Melakukan pembelian bahan baku dan bahan penolong.
c. Melakukan promosi (iklan, pameran dan billboard ).
51
4. Administrasi.
Bagian administrasi bertugas mengurusi keuangan perusahaan serta
mewakili perusahaan dalam urusan yang menyangkut keuangan
perusahaan dengan pihak ketiga serta mengurusi masalah personalia.
5. Produksi :
a. Melaksanakan produksi dan bertanggung jawab kepada direksi.
b. Mengatur strategi produksi dan membawahi bagian-bagian teknik.
c. Melakukan pengendalian mutu dan administrasi pembantu tentang
pencatatan produksi dan penggunaan bahan baku dan bahan
penolong.
6. Kepala unit bertanggung jawab langsung kepada Direktur Produksi.
C. Personalia Perusahaan .
1. Tenaga Kerja.
PT. Diamond Baru di dalam menarik tenaga kerja tidak
mengutamakan pada pendidikan formalnya,tetapi lebih mengutamakan
kemampuan dan pengalaman kerja di bidang pembuatan con block dan
genteng beton. Namun perusahan juga membutuhkan tenaga kerja yang
berpengalaman dalam mengoperasikan mesin-mesin press dan cetak.
Tenaga kerja yang bekerja di bagi menjadi tiga yaitu:
a. Karyawan tetap adalah karyawan yany diangkat dan dipekerjakan oleh
perusahaan secara tetap dengan menerima gaji tetap setiap bulan.
b. Karyawan harian adalah karyawan yang bekerja pada perusahaan
dengan menerima upah secara harian sesuai dengan standar yang telah
52
ditentukan yaitu berdasarkan jumlah hari kerja karyawan tersebut dan
upah tersebut dibayar seminggu sekali pada hari Sabtu.
c. Karyawan borongan adalah karyawan yang bekerja pada perusahaan
dengan sistem borongan dimana besar kecilnya upah karyawan
ditentukan oleh jumlah produksi yang dihasilkan.
2. Jam Kerja Karyawan.
Dalam satu minggu ditetapkan bahwa hari kerja adalah enam hari
kerja yaitu dari hari Senin sampai dengan hari Sabtu. Sedangkan untuk
hari Minggu dan hari besar mendapatkan libur.Adapun pembagian jam
kerja karyawan sebagai berikut:
a. Senin-Jumat: Pagi : jam 08.00-12.00
Siang/Sore : jam 13.00-16.00
b. Sabtu : Pagi : jam 08.00-12.00
Untuk hari Senin sampai dengan hari Jumat istirahat 60 menit yaitu dari
jam 12.00 sampai dengan jam 13.00.
3. Sistem Pengupahan.
Sistem pengupahan yang dilakukan oleh PT. Diamond Baru ada 3 macam
yaitu:
a. Untuk karyawan tetap diberikan gaji bulanan.
b. Untuk karyawan harian perusahaan menetapkan upah harian.
c. Untuk karyawan borongan diberikan atas dasar jumlah unit yang
dihasilkan oleh masing-masing karyawan tersebut.
PT. Diamond Baru melakukan pembayaran pada setiap akhir minggu.
53
4. Tunjangan Kesejahteraan dan Keselamatan Kerja Karyawan.
Perusahaan memberikan tunjangan dan fasilitas -fasilitas bagi
karyawan agar karyawan mendapatkan kenyamanan dalam bekerja.
Tunjangan yang diberikan berupa:
a. Tunjangan Hari Raya (THR).
b. Makan Siang.
Sedangkan untuk program keselamatan kerja karyawan perusahaan
memberikan fasilitas-fasilitas antara lain:
a. Menyediakan kotak obat-obatan dan memberikan tunjangan
kecelakaan.
b. Mengikutsertakan karyawan dalam program Asuransi Tenaga Kerja
(ASTEK).
c. Menyediakan kaos tangan, masker penutup hidung dan sepatu karet.
d. Menyediakan alat pemadam kebakaran.
D. Produksi.
1. Hasil Produksi.
Produk yang dihasilkan oleh PT. Diamond Baru Yogyakarta
adalah con block, genteng beton dan batako serta ubin teraso. Namun
produk utama perusahaan adalah con block dan genteng beton karena
tingkat penjualan ubin teraso kurang diminati di pasar. Oleh karena itu
ubin teraso hanya akan diproduksi kalau ada pesanan dalam jumlah yang
54
cukup besar. Con block dan genteng beton yang dihasilkan oleh PT.
Diamond Baru memiliki beberapa tipe yaitu:
Tabel IV.1 Type Produk Con Block yang dihasilkan oleh PT. Diamond Baru
Type Con Block Tebal (dalam
cm) Jumlah per m2
Sarang Lebah 6 dan 8 30 Segi Enam Kecil 6 dan 8 28 Segi Enam Sedang/bergaris 6 dan 8 17 Tikar Kecil 6 dan 8 39,5 Kipas 6 38 Beteng Kecil 6 50 Holland 6 dan 8 50
Kubus 20x20 6 dan 8 Topi Uskup 6 dan 8 1 M’ = 7 Kelelawar 6 38 CB1 6 39 CB2 6 19 Kotak 40x40 8 6 Bulat 44x44 8 5 Split Block (Wall Ornament) 3 12,5 Kawung Lama (UNS) 6 dan 8 22 dan 11 Kawung Sama Sisi 6 dan 8 30 dan 15 Sumber : PT.Diamond Baru.
55
Tabel IV. 2 Type Produk Genteng Beton yang dihasilkan oleh PT. Diamond Baru
Type Genteng Beton Berat
(dalam Kg) Jumlah per m (dalam biji)
DB I 4,5 9 DB II 4,5 9 DB III 4,5 9 DB VII 4,5 9 DB Kulir Jeruk 4,5 9 DB IV 3,5 11 DB VI Excellent 3,5 12 DB VIII Flat 4,5 9 Wuwung Flat 4,25 1 m =2,5 Wuwung Segitiga 3,5 1 m = 3 Wuwung Bulat 3,5 1 m = 3 Wuwung Tutup Segitiga 5 Wuwung Tutup Bulat 5 Wuwung Cabang Segitiga 4,5 Wuwung Cabang Bulat 4,5 Wuwung Pelana Segitiga 3,5 Wuwung Pelana Bulat 3,5 Wuwung Ujung Segitiga 3,5 Wuwung Ujung Bulat 3,5 Wuwung Asesories 3,5 1 m = 3 Genteng Listrik 4,5 dan 3,5 9 dan 11 Genteng Ventilasi 4,5 dan 3,5 9 dan 11 Sumber : PT. Diamond Baru.
2. Bahan Baku yang digunakan.
Bahan-bahan yang digunakan oleh PT. Diamond Baru yaitu:
a. Pasir Kasar dan halus.
Pasir dapat diperoleh dari ka li krasak di daerah muntilan dengan
pertimbangan mutu pasirnya baik dalam arti butir-butir pasirnya
bersudut-sudut dan licin, sehingga butir yang satu dengan yang lain
sangat kuat.
56
b. Semen
Semen yang digunakan adalah semen dari PT. Gresik dengan
pertimbangan bahwa semen tersebut baik mutunya dan mempunyai
warna abu-abu yang sesuai dengan selera konsumen.
d. Air
e. Krakal
Bahan ini diperolah dari daerah Prambanan yang dianggap memiliki
mutu krakal yang cukup baik untuk pembuatan con block .
f. Tepung Mil
Bahan ini diperoleh dari daerah Tulung Agung dn Banjarnegara
dengan pertimbangan bahwa mutunya cukup baik untuk kebutuhan
produksi.
3. Alat yang digunakan dalam Produksi.
Peralatan yang digunakan oleh perusahaan dalam proses produksi
sebagai berikut:
a. Box kayu yang digunakan untuk tempat pencampuran bahan.
b. Ayakan besar dan kecil
c. Cangkul
d. Sekop
e. Gerobak kecil
f. Mesin proses/mesin pencampur bahan
g. Mixer
h. Mesin cetak
57
i. Rak pengering
4. Proses Produksi.
Pada dasarnya proses pembuatan con block dan genteng beton yang
dilakukan oleh perusahaan adalah sama. Perbedaannya terletak pada
komposisi penggunaan bahan baku pada masing-masing produk. Proses
produksi yang dilakukan oleh perusahaan terdiri dari beberapa tahap yaitu:
a. Tahap Persiapan
Tahap pertama yang dilakukan yaitu menyaiapkan bahan-bahan yang
diperlukan dalam proses produksi.
b. Tahap Pencampuran
Setelah bahan-bahan sudah siap selanjutnya bahan tersebut dicampur
sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan untuk setiap jenis
produk dengan menggunakan mixer.
c. Tahap Percetakan
Tahap ini adalah tahap yang paling penting. Bahan-bahan yang telah
dicampur dengan baik dimasukkan dalam alat pencetak lalu ditekan
dengan mesin press pada tekanan tertentu.
d. Tahap Pengeringan
Pengeringan dilakukan pada rak-rak pe ngeringan dalam satu hari satu
malam agar produk menjadi agak keras. Setelah kering lalu
dipindahkan ke tempat penyimpanan dan setiap 12 jam disiram dengan
air. Proses penyiraman ini dilakukan selama empat hari.
58
Gambar IV. 2 Proses Produksi Con Block
Proses produksi yang dilakukan dalam pembuatan Con Block yaitu:
1. Bahan–bahan dasar con block berupa semen abu-abu, pasir kasar dan
krakal dicampur dalam keadaan kering.
2. Campuran ketiga bahan tersebut kemudian dimixer menjadi larutan sampai
semua tercampur rata dengan bantuan air.
3. Setelah campuran yang dimixer tersebut selesai dikerjakan lalu
dimasukkan ke dalam mesin cetak sesuai dengan bentuk cetakan yang
diinginkan.
4. Hasil cetakan tersebut merupakan produk setengah jadi yang harus
dianginkan diatas rak-rak peranginan selama 1 hari dengan posisi cetakan
tertidur dan tidak terkena sinar matahari secara langsung dengan maksud
agar con block menjadi keras.
Semen
abu-abu
Pasir
kasar
Krakal/ batu kecil
Mixer Mesi
n
Barang ½ Jadi
Proses
Pengolahan
Barang
Jadi
59
5. Setelah con block menjadi keras selanjutnya dilakukan proses perendaman
dalam air yang berlangsung selama 10 hari dengan maksud agar con block
tersebut menjadi lebih keras lagi.
6. Proses penyempurnaan barang jadi dan produk siap untuk dipasarkan.
Komposisi masing-masing bahan untuk menghasilkan 1 m con block yaitu :
1. Kelas 1 = perbandingannya adalah 1: 4,5 dimana 1 adalah semen dan 4,5
adalah pasir yang terdiri dari 2 pasir murni dan 2,5 krakal.
2. Kelas 2 = perbandingannya adalah 1: 5 dimana 1 adalah semen dan 5
adalah pasir yang terdiri dari 2 pasir murni dan 3 krakal.
3. Kelas 3 = perbandingannya adalah 1: 6 dimana 1 adalah semen dan 6
adalh pasir yang terdiri dari 2 pasir murni dan 4 krakal
Gambar IV. 3 Proses Produksi Genteng Beton
Semen
abu-abu
Tepung
Mill
Pasir
Kasar
Mixer Mesin
Press
Rak
Peranginan
Bak
Perendaman
Finishing
Barang
Jadi
60
Proses produksi yang dilakukan dalam pembuatan genteng beton yaitu :
1. Semen abu-abu, tepung mill dan pasir kasar dicampur dalam keadaan
kering sampai campurannya menjadi rata.
2. Campuran yang telah rata tersebut dicampur lagi dalam keadaan
larutan dengan bantuan alat mixer.
3. Setelah menjadi larutan langsung dicetak ke dalam mesin press sesuai
dengan bentuk cetakan yang diinginkan.
4. Penjemuran di atas rak-rak peranginan selama 1 hari dan tidak kena
sinar matahari secara langsung.
5. Setelah kering direndam di dalam bak perendaman selama 4 hari
dengan maksud agar genteng menjadi lebih keras.
6. Penyempurnaannya dengan menyikat permukaan genteng dengan sikat
kawat dan proses pengecatan geteng yang terdiri dari 2 proses yaitu
pengecatan pertama sebagai warna dasar dan pengecatan kedua
sehingga warna lebih sempurna.
Komposisi masing-masing bahan untuk menghasilkan 1 m genteng beton
yaitu:
Perbandingan antar ketiga bahan terssebut sebesar 1: 3 dimana 1 adalah
semen dan 3 adalah pasir yang terdiri dari 2 pasir murni dan 1 tepung mill.
61
Gambar IV. 4 Proses Produksi Batako
Proses produksi yang dilakukan dalam pembuatan batako yaitu:
1. Semen, pasir dan krakal dicampur dalam keadaan kering sehingga
ketiga bahan tersebut tercampur merata.
2. Ketiga bahan tersebut dicampur dalam mixer sampai rata-rata 15
menit.
3. Setelah itu campuran tersebut dicetak dengan mesin cetak batako.
4. Selanjutnya barang yang dihasilkan berupa barang ½ jadi lalu diangin-
anginkan dan disiram kira-kira 4 hari (siang –sore).
5. Penyempurnaannya barang dengan dikeringkan/diangin-anginkan
selama 4 hari sehingga batako tersebut menjadi keras.
6. Barang sudah siap untuk dipasarkan kepada konsumen.
Semen
Pasir
Krakal
Mixer Mesin
Cetak
Barang ½
Jadi
Barang
Jadi
62
E. Pemasaran.
1. Saluran Distribusi.
Sebagai pusat perhatian , PT. Diamond Baru memasarkan
produknya ke daerah Yogyakarta dan sekitarnya serta Jawa Tengah.
Sedangkan konsumen dari perusahaan adalah:
a. Konsumen Langsung.
Konsumen langsung ini biasanya datang sendiri untuk memilih produk
yang ingin dibeli.
b. Kontraktor/Pemborong.
Untuk kontraktor/pemboraong biasanya perusahaan yang mendatangi
atau bila sudah langganan akan datang sendiri ke perusahaan.
2. Promosi.
Jenis promosi yang dilkukan oleh PT. Diamond Baru Yogyakarta yaitu:
a. Iklan
b. Billboard
c. Brosur
d. Leaflet.
Sedangkan biaya pemasaran yang ada di perusahaan terdiri dari:
a. Biaya Promosi.
Biaya promosi dikeluarkan untuk melakukan promosi di berbagai
media.
63
b. Biaya Perjalanan.
Biaya perjalanan dikeluarkan untuk membiayai sales dalam
memasarkan produk baik di dalam kota maupun di luar kota.
c. Biaya Pengiriman Barang.
Biaya ini dikeluarkan untuk mengirim barang pesanan sehingga
sampai di tempat para pelanggan, hanya untuk sekitar dalam kota.
d. Biaya Kendaraan.
Biaya ini dikeluarkan untuk peralatan kendaraan dan servis kendaraan
bila ada kerusakan.
3. Keadaan Persaingan.
Saat ini yang menjadi pesaing utama yaitu Mutiara karena masih
satu level dengan PT. Dia mond Baru. Seringkali dalam menjalankan bisnis
terjadi persingan seperti yang dialami oleh PT. Diamond Baru. Namun
persaingan yang diharapkan adalah persaingan yang sehat. Apabila
perusahaan gagal dalam menguasai pasar, perusahaan dapat mengetahui
kesalaha n-kesalahn dan mencari solusi yang tepat agar dapat berpartisipasi
dalam bisnis lagi.
Cara yang dapat dilakukan PT. Diamond Baru dalam
menghadapi persaingan antara lain:
a. Meningkatkan mutu atau paling tidak mempertahankan mutu dengan
melaksanakan metode pengawasan mutu terpadu.
b. Memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen.
64
c. Meningkatkan usaha pendekatan dengan pemborong dan langganan
yang dapat menguntugkan kedua pihak.
d. Mengirimkan barang kepada konsumen tepat pada waktunya.
Persaingan sangat wajar dalam pasar karena setiap produsen
menginginkan produknya terjual di pasar. Perusahaan akan terus berusaha
untuk mengetahui selera pasar yang selalu mengalami perubahan secara
terus menerus.
PT. Diamond Baru pernah mengalami kegagalan dalm bersaing
karena perkembangan jaman dengan mulai beredar produk ubin keramik
untuk lantai dari perusahaan lain. Dahulu PT. Diamond Baru menjadi raja
dalam bisnis ubin teraso, terus adanya produk ubin keramik yang lebih
mudah dalam perawatannya menyebabkan produk ubin teraso mengalami
kemunduran. Penyebab kegagalan ini adalah perusahaan kurang
memanfaatkan peluang pasar dan perkembangan jaman.
65
F. Kebijaksanaan Perusahaan dalam Hal Kualitas.
Untuk mendapatkan mutu yang tepat maka diperlukan kebijaksanaan
yang tepat pula. Pada PT. Diamond Standar Mutu yang dipakai adalah SNI.
Tabel IV.4 Standar Mutu Menurut SNI
Komoditi SNI
Komoditi Con Block SNI no.03-0691-1989 Komoditi Genteng SNI no.03-0096-1987 Komoditi Ubin teraso SNI no.03-0136-1987
66
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A.Deskripsi Data.
Perkembangan globalisasi dalam ekonomi menuntut perusahaan
untuk lebih peka dalam menciptakan dan memasarkan produk kepada
konsumen. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah diversifikasi
produk. Diversifikasi produk yang dimaksud usaha penganekaragaman produk
dengan menambah type produk yang dihasilkan perusahaan. Adanya
diversifikasi produk tersebut, konsumen dapat memilih produk yang sesuai
dengan keinginannya. Selain itu, perusahaan dapat meningkatkan penjualan
produknya, sedangkan konsumen dapat memperoleh produk dengan cepat
karena sudah ada perusahaan yang menyediakan produk tersebut.Untuk itu
perusahaan melakukan diversifikasi produk con block dan genteng beton.
Dengan demikian dapat dike tahui type yang banyak digemari oleh konsumen
maupun pelanggan.
Pada penelitian ini, peneliti membutuhkan data-data untuk
menjawab rumusan masalah. Untuk menjawab masalah pertama dan kedua,
data yang dibutuhkan yaitu data diversifikasi produk (jumlah type) dan
volume penjualan produk con block dan genteng beton. Sedangkan untuk
menjawab masalah ketiga dibutuhkan data jumlah penjualan produk
diversifikasi con block dan genteng beton, jumlah total penjualan per tahun
dan jumlah penjualan total 10 tahun. Berikut ini diversifikasi produk con block
67
dan genteng beton berdasarkan type produk oleh PT. Diamond Baru dari
tahun 1996-2005.
Tabel V. 1
Jenis Diversifikasi Produk pada Tahun 1996
No Type Con Block No Type Genteng Beton
1 Holland 1 DB I
2 Sarang Lebah 2 DB II 3 Tikar Kecil 3 DB III 4 Kawung Lama 4 DB IV 5 Segi 6 Kecil 5 DB VI Excellent 6 Segi 4/ Kubus 6 DB VII 7 Beteng Kecil 7 Wuwung Segitiga 8 Split Block 8 Wuwung Cabang Segitiga
9 Kelelawar 9 Wuwung Ujung Segitiga Sumber:PT. Diamond Bar u.
Tabel V. 2
Jenis Diversifikasi Produk pada Tahun 1997
No Type Con Block No Type Genteng Beton
1 Holland 1 DB I
2 Sarang Lebah 2 DB II 3 Tikar Kecil 3 DB III 4 Kawung Lama 4 DB IV 5 Segi 6 Kecil 5 DB VI Excellent 6 Segi 4/ Kubus 6 DB VII 7 Beteng Kecil 7 Wuwung Segitiga 8 Split Block 8 Wuwung Cabang Segitiga
9 Kelelawar 9 Wuwung Ujung Segitiga Sumber: PT.Diamond Baru.
68
Tabel V. 3 Jenis Diversifikasi Produk pada Tahun 1998
No Type Con Block No Type Genteng Beton
1 Holland 1 DB I
2 Sarang Lebah 2 DB II 3 Tikar Kecil 3 DB III 4 Kawung Lama 4 DB IV 5 Segi 6 Kecil 5 DB VI Excellent 6 Segi 4/ Kubus 6 DB VII 7 Beteng Kecil 7 Wuwung Segitiga 8 Split Block 8 Wuwung Cabang Segitiga
9 Kelelawar 9 Wuwung Ujung Segitiga Sumber: PT. Diamond Baru.
Tabel V. 4 Jenis Diversifikasi Produk pada Tahun 1999
No Type Con Block No Type Genteng Beton
1 Holland 1 DB I
2 Sarang Lebah 2 DB II 3 Tikar Kecil 3 DB III 4 Kawung Lama 4 DB IV 5 Segi 6 Kecil 5 DB VI Excellent 6 Segi 4/ Kubus 6 DB VII 7 Beteng Kecil 7 Wuwung Segitiga 8 Split Block 8 Wuwung Cabang Segitiga
9 Kelelawar 9 Wuwung Ujung Segitiga Sumber: PT. Diamond Baru.
69
Tabel V. 5 Jenis Diversifikasi Produk pada Tahun 2000
No Type Con Block No Type Genteng Beton
1 Holland 1 DB I
2 Sarang Lebah 2 DB II 3 Tikar Kecil 3 DB III 4 Kawung Lama 4 DB IV 5 Segi 6 Kecil 5 DB VI Excellent 6 Segi 4/ Kubus 6 DB VII 7 Beteng Kecil 7 Wuwung Segitiga 8 Split Block 8 Wuwung Cabang Segitiga
9 Kelelawar 9 Wuwung Ujung Segitiga 10 CB 1 10 Genteng Listrik 11 Genteng Ventilasi
Sumber: PT. Diamond Baru.
Tabel V. 6 Jenis Diversifikasi Produk pada Tahun 2001
No Type Con Block No Type Genteng Beton
1 Holland 1 DB I 2 Sarang Lebah 2 DB II 3 Tikar Kecil 3 DB III 4 Kawung Lama 4 DB IV 5 Segi 6 Kecil 5 DB VI Excellent 6 Segi 4/ Kubus 6 DB VII 7 Beteng Kecil 7 Wuwung Segitiga 8 Split Block 8 Wuwung Cabang Segitiga
9 Kelelawar 9 Wuwung Ujung Segitiga 10 CB 1 10 Genteng Listrik 11 CB 2 11 Genteng Ventilasi
12 Wuwung Bulat 13 Wuwung Pelana Segitiga
Sumber: PT. Diamond Baru.
70
Tabel V. 7 Jenis Diversifikasi Produk pada Tahun 2002
No Type Con Block No Type Genteng Beton
1 Holland 1 DB I 2 Sarang Lebah 2 DB II 3 Tikar Kecil 3 DB III 4 Kawung Lama 4 DB IV 5 Segi 6 Kecil 5 DB VI Excellent 6 Segi 4/ Kubus 6 DB VII 7 Beteng Kecil 7 Wuwung Segitiga 8 Split Block 8 Wuwung Cabang Segitiga
9 Kelelawar 9 Wuwung Ujung Segitiga 10 CB 1 10 Genteng Listrik 11 CB 2 11 Genteng Ventilasi 12 Kawung Sama Sisi 12 Wuwung Bulat 13 Segi 6 Sedang 13 Wuwung Pelana Segitiga 14 Kotak 40x40 14 DB Kulit Jeruk
15 Wuwung Ujung Bulat Sumber: PT. Diamond Baru
Tabel V. 8
Jenis Diversifikasi Produk pada Tahun 2003
No Type Con Block No Type Genteng Beton
1 Holland 1 DB I
2 Sarang Lebah 2 DB II 3 Tikar Kecil 3 DB III 4 Kawung Lama 4 DB IV 5 Segi 6 Kecil 5 DB VI Excellent 6 Segi 4/ Kubus 6 DB VII 7 Beteng Kecil 7 Wuwung Segitiga 8 Split Block 8 Wuwung Cabang Segitiga
9 Kelelawar 9 Wuwung Ujung Segitiga 10 CB 1 10 Genteng Listrik 11 CB 2 11 Genteng Ventilasi 12 Kawung Sama Sisi 12 Wuwung Bulat 13 Segi 6 Sedang 13 Wuwung Pelana Segitiga 14 Kotak 40x40 14 DB Kulit Jeruk 15 Kipas 15 Wuwung Ujung Bulat 16 Wuwung Asesories 17 Wuwung Pelana Bulat
Sumber: PT. Diamond Baru.
71
Tabel V. 9 Jenis Diversifikasi Produk pada Tahun 2004
No Type Con Block No Type Genteng Beton
1 Holland 1 DB I 2 Sarang Lebah 2 DB II 3 Tikar Kecil 3 DB III 4 Kawung Lama 4 DB IV 5 Segi 6 Kecil 5 DB VI Excellent 6 Segi 4/ Kubus 6 DB VII 7 Beteng Kecil 7 Wuwung Segitiga 8 Split Block 8 Wuwung Cabang Segitiga
9 Kelelawar 9 Wuwung Ujung Segitiga 10 CB 1 10 Genteng Listrik 11 CB 2 11 Genteng Ventilasi 12 Kawung Sama Sisi 12 Wuwung Bulat 13 Segi 6 Sedang 13 Wuwung Pelana Segitiga 14 Kotak 40x40 14 DB Kulit Jeruk 15 Kipas 15 Wuwung Ujung Bulat 16 Topi Uskup 16 Wuwung Asesories 17 Wuwung Pelana Segitiga 18 Wuwung Flat 19 Wuwung Cabang Bulat 20 DB VIII Flat
Sumber: PT. Diamond Baru
72
Tabel V. 10 Jenis Diversifikasi Produk pada Tahun 2005
No Type Con Block No Type Genteng Beton
1 Holland 1 DB I 2 Sarang Lebah 2 DB II 3 Tikar Kecil 3 DB III
4 Kawung Lama 4 DB IV 5 Segi 6 Kecil 5 DB VI Excellent 6 Segi 4/ Kubus 6 DB VII 7 Beteng Kecil 7 Wuwung Segitiga 8 Split Block 8 Wuwung Cabang Segitiga
9 Kelelawar 9 Wuwung Ujung Segitiga 10 CB 1 10 Genteng Listrik 11 CB 2 11 Genteng Ventilasi 12 Kawung Sama Sisi 12 Wuwung Bulat 13 Segi 6 Sedang 13 Wuwung Pelana Segitiga 14 Kotak 40x40 14 DB Kulit Jeruk 15 Kipas 15 Wuwung Ujung Bulat 16 Topi Uskup 16 Wuwung Asesories 17 Bulat 44x44 17 Wuwung Pelana Segitiga 18 Wuwung Flat 19 Wuwung Cabang Bulat 20 DB VIII Flat 21 Wuwung Tutup Segitiga 22 Wuwung Tutup Bulat
Sumber : PT. Diamond Baru
Setelah diketahui diversifikasi produk dari tahun ke tahun, ternyata
tahun 1996-1999 diversifikasinya tetap sama yaitu 9 type. Namun untuk tahun
selanjutnya mengalami peningkatan secara terus menerus dari tahun 2000-
2005. Puncaknya pada tahun 2005 untuk produk con block berjumlah 17 type
dan produk genteng beton berjumlah 22 type.
73
Berikut ini jenis diversifikasi produk yang dihasilkan oleh PT.
Diamond Baru Yogyakarta secara keseluruhan dari tahun 1996-2005 yaitu:
Tabel V. 11 Jumlah Jenis Diversifikasi Produk Con Block dan Genteng Beton
dari Tahun 1996-2005
Tahun Produk 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
Con Block 9 9 9 9 10 11 14 15 16 17 Genteng Beton
9 9 9 9 11 13 15 17 20 22
. Suatu perusahaan pasti menginginkan penjualan produknya bisa
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berikut ini data volume
penjualan produk con block dan genteng beton dari tahun 1995-2005 antara
lain:
Tabel V. 12 Data Volume Penjualan Con Block dan Genteng Beton Tahun 1996
No
Type Con
block
Volume Penjualan
(dalam Rp)
No
Type Genteng Beton
Volume Penjualan (dalam Rp)
1 Holland 38.550.000 1 DB I 86.875.000 2 Sarang Lebah 27.225.000 2 DB II 66.457.000 3 Tikar Kecil 21.515.000 3 DB III 20.261.000 4 Kawung Lama 20.636.000 4 DB IV 35.752.000 5 Segi 6 Kecil 25.684.000 5 DB VI Excellent 42.827.000 6 Segi 4/Kubus 27.315.000 6 DB VII 20.444.000 7 Beteng kecil 20.546.000 7 Wuwung Segitiga 20.547.000 8 Split Block 20.250.000 8 Wuwung Cabang Segitiga 35.728.000
9 Kelelawar 23.750.000 9 Wuwung Ujung Segitiga 13.572.000 Jumlah 225.471.000 Jumlah 342.463.000
Sumber: PT. Diamond Baru
74
Tabel V. 13
Data Volume Penjualan Con Block dan Genteng Beton Tahun 1997
No
Type Con block
Volume Penjualan
(dalam Rp)
No
Type Genteng Beton
Volume Penjualan (dalam Rp)
1 Holland 44.341.000 1 DB I 75.862.000 2 Sarang Lebah 34.015.000 2 DB II 66.536.000 3 Tikar Kecil 23.027.000 3 DB III 20.420.000 4 Kawung Lama 22.435.000 4 DB IV 21.572.000 5 Segi 6 Kecil 35.431.000 5 DB VI Excellent 45.754.000 6 Segi 4/Kubus 34.753.000 6 DB VII 21.575.000 7 Beteng kecil 24.315.000 7 Wuwung Segitiga 40.647.000 8 Split Block 21.830.000 8 Wuwung Cabang Segitiga 37.502.000
9 Kelelawar 32.542.000 9 Wuwung Ujung Segitiga 10.521.000 Jumlah 272.689.000 Jumlah 340.389.000
Sumber: PT. Diamond Baru.
Tabel V. 14 Data Volume Penjualan Con Block dan Genteng Beton Tahun 1998
No
Type Con block
Volume Penjualan
(dalam Rp)
No
Type Genteng Beton
Volume Penjualan (dalam Rp)
1 Holland 30.431.000 1 DB I 67.434.000 2 Sarang Lebah 26.537.000 2 DB II 52.725.000 3 Tikar Kecil 20.648.000 3 DB III 22.137.000 4 Kawung Lama 21.742.000 4 DB IV 12.582.000 5 Segi 6 Kecil 26.430.000 5 DB VI Excellent 35.724.000 6 Segi 4/Kubus 24.531.000 6 DB VII 20.581.000 7 Beteng kecil 18.443.000 7 Wuwung Segitiga 10.575.000 8 Split Block 16.278.000 8 Wuwung Cabang Segitiga 38.621.000
9 Kelelawar 20.223.000 9 Wuwung Ujung Segitiga 16.424.000 Jumlah 205.263.000 Jumlah 276.803.000
Sumber: PT. Diamond Baru.
75
Tabel V. 15 Data Volume Penjualan Con Block dan Genteng Beton Tahun 1999
No
Type Con block
Volume Penjualan
(dalam Rp)
No
Type Genteng Beton
Volume Penjualan (dalam Rp)
1 Holland 39.545.000 1 DB I 55.725.000 2 Sarang Lebah 32.663.000 2 DB II 42.834.000 3 Tikar Kecil 22.873.000 3 DB III 15.384.000 4 Kawung Lama 20.658.000 4 DB IV 9.792.000 5 Segi 6 Kecil 29.469.000 5 DB VI Excellent 20.157.000 6 Segi 4/Kubus 26.544.000 6 DB VII 12.473.000 7 Beteng kecil 20.415.000 7 Wuwung Segitiga 12.542.000 8 Split Block 21.862.000 8 Wuwung Cabang Segitiga 25.725.000
9 Kelelawar 24.975.000 9 Wuwung Ujung Segitiga 10.543.000 Jumlah 239.004.000 Jumlah 205.175.000
Sumber: PT. Diamond Baru.
Tabel V. 16 Data Volume Penjualan Con Block dan Genteng Beton Tahun 2000
No
Type Con block
Volume Penjualan
(dalam Rp)
No
Type Genteng Beton
Volume Penjualan (dalam Rp)
1 Holland 40.680.000 1 DB I 75.752.000 2 Sarang Lebah 31.382.000 2 DB II 58.841.000 3 Tikar Kecil 25.571.000 3 DB III 11.542.000 4 Kawung Lama 28.672.000 4 DB IV 10.315.000 5 Segi 6 Kecil 34.430.000 5 DB VI Excellent 35.435.000 6 Segi 4/Kubus 32.351.000 6 DB VII 12.157.000 7 Beteng kecil 25.785.000 7 Wuwung Segitiga 13.249.000 8 Split Block 23.575.000 8 Wuwung Cabang Segitiga 26.572.000
9 Kelelawar 30.857.000 9 Wuwung Ujung Segitiga 9.641.000 10 CB 1 31.250.000 10 Genteng Listrik 15.784.000 11 Genteng Ventilasi 20.427.000 Jumlah 304.553.000 Jumlah 289.715.000
Sumber: PT. Diamond Baru.
76
Tabel V. 17 Data Volume Penjualan Con Block dan Genteng Beton Tahun 2001
No
Type Con block
Volume Penjualan
(dalam Rp)
No
Type Genteng Beton
Volume Penjualan (dalam Rp)
1 Holland 67.536.000 1 DB I 85.715.000 2 Sarang Lebah 35.852.000 2 DB II 91.323.000 3 Tikar Kecil 23.473.000 3 DB III 5.725.000 4 Kawung Lama 30.585.000 4 DB IV 12.581.000 5 Segi 6 Kecil 34.852.000 5 DB VI Excellent 51.316.000 6 Segi 4/Kubus 56.671.000 6 DB VII 20.203.000 7 Beteng kecil 27.594.000 7 Wuwung Segitiga 25.821.000 8 Split Block 30.825.000 8 Wuwung Cabang Segitiga 20.785.000
9 Kelelawar 38.718.000 9 Wuwung Ujung Segitiga 10.621.000 10 CB 1 38.216.000 10 Genteng Listrik 21.576.000 11 CB 2 44.350.000 11 Genteng Ventilasi 23.415.000 12 Wuwung Bulat 20.571.000 13 Wuwung Pelana Segitiga 35.152.000 Jumlah 428.672.000 Jumlah 424.804.000
Sumber: PT. Diamond Baru.
Tabel V. 18 Data Volume Penjualan Con Block dan Genteng Beton Tahun 2002
No
Type Con block
Volume Penjualan (dalam Rp)
No
Type Genteng Beton
Volume Penjualan
(dalam Rp) 1 Holland 45.476.000 1 DB I 85.725.000 2 Sarang Lebah 35.758.000 2 DB II 75.316.000 3 Tikar Kecil 34.543.000 3 DB III 12.715.000 4 Kawung Lama 31.865.000 4 DB IV 14.851.000 5 Segi 6 Kecil 40.781.000 5 DB VI Excellent 36.435.000 6 Segi 4/Kubus 42.571.000 6 DB VII 19.572.000 7 Beteng kecil 20.157.000 7 Wuwung Segitiga 25.385.000 8 Split Block 20.351.000 8 Wuwung Cabang
Segitiga 25.257.000
9 Kelelawar 30.576.000 9 Wuwung Ujung Segitiga 10.715.000 10 CB 1 34.976.000 10 Genteng Listrik 25.824.000 11 CB 2 34.510.000 11 Genteng Ventilasi 27.642.000 12 Kawung Sama Sisi 29.530.000 12 Wuwung Bulat 30.741.000 13 Segi 6 Sedang 38.571.000 13 Wuwung Pelana Segitiga 38.757.000 14 Kotak 40x40 50.984.000 14 DB Kulit Jeruk 23.625.000 15 Wuwung Ujung Bulat 25.815.000 Jumlah 490.649.000 Jumlah 478.372.000
77
Tabel V. 19 Data Volume Penjualan Con Block dan Genteng Beton Tahun 2003
No
Type Con block
Volume Penjualan (dalam Rp)
No
Type Genteng Beton
Volume Penjualan (dalam Rp)
1 Holland 125.764.000 1 DB I 85.850.000 2 Sarang Lebah 43.500.000 2 DB II 78.575.000 3 Tikar Kecil 42.125.000 3 DB III 10.457.000 4 Kawung Lama 50.173.000 4 DB IV 16.178.000 5 Segi 6 Kecil 55.515.000 5 DB VI Excellent 10.572.000 6 Segi 4/Kubus 82.152.000 6 DB VII 12.125.000 7 Beteng kecil 20.251.000 7 Wuwung Segitiga 42.475.000 8 Split Block 23.979.000 8 Wuwung Cabang
Segitiga 31.464.000
9 Kelelawar 31.541.000 9 Wuwung Ujung Segitiga
20.157.000
10 CB 1 25.725.000 10 Genteng Listrik 38.870.000 11 CB 2 24.135.000 11 Genteng Ventilasi 35.757.000 12 Kawung Sama Sisi 40.572.000 12 Wuwung Bulat 11.257.000 13 Segi 6 Sedang 30.175.000 13 Wuwung Pelana
Segitiga 45.507.000
14 Kotak 40x40 50.875.000 14 DB Kulit Jeruk 15.715.000 15 Kipas 32.000.000 15 Wuwung Ujung
Bulat 12.578.000
16 Wuwung Asesories 18.539.000 17 Wuwung Pelana
Bulat 31.752.000
Jumlah 678.482.000 Jumlah 517.819.000 Sumber: PT. Diamond Baru.
78
Tabel V. 20 Data Volume Penjualan Con Block dan Genteng Beton Tahun 2004
No
Type Con block
Volume Penjualan
(dalam Rp)
No
Type Genteng Beton
Volume Penjualan (dalam Rp)
1 Holland 365.152.000 1 DB I 80.572.000 2 Sarang Lebah 120.514.000 2 DB II 131.502.000 3 Tikar Kecil 25.462.000 3 DB III 9.204.000 4 Kawung Lama 40.524.000 4 DB IV 17.582.000 5 Segi 6 Kecil 150.415.000 5 DB VI Excellent 20.320.000 6 Segi 4/Kubus 160.548.000 6 DB VII 12.572.000 7 Beteng kecil 24.781.000 7 Wuwung Segitiga 25.671.000 8 Split Block 25.154.000 8 Wuwung Cabang
Segitiga 30.882.000
9 Kelelawar 53.300.000 9 Wuwung Ujung Segitiga
16.435.000
10 CB 1 36.756.000 10 Genteng Listrik 31.157.000 11 CB 2 35.862.000 11 Genteng Ventilasi 30.572.000 12 Kawung Sama Sisi 50.725.000 12 Wuwung Bulat 32.571.000 13 Segi 6 Sedang 60.536.000 13 Wuwung Pelana
Segitiga 27.415.000
14 Kotak 40x40 35.512.000 14 DB Kulit Jeruk 38.276.000 15 Kipas 40.525.000 15 Wuwung Ujung
Bulat 20.312.000
16 Topi Uskup 42.175.000 16 Wuwung Asesories 35.235.000 17 Wuwung Pelana
Bulat 22.582.000
18 Wuwung Flat 12.725.000 19 Wuwung Cabang
Bulat 30.572.000
20 DB VIII Flat 11.723.000 Jumlah 1.267.941.000 Jumlah 637.780.000
Sumber: PT. Diamond Baru.
79
Tabel V. 21 Data Volume Penjualan Con Block dan Genteng Beton Tahun 2005
No
Type Con block
Volume Penjualan (dalam Rp)
No
Type Genteng Beton
Volume Penjualan (dalamRp)
1 Holland 298.050.000 1 DB I 98.541.000 2 Sarang Lebah 172.452.000 2 DB II 92.317.000 3 Tikar Kecil 53.500.000 3 DB III 29.582.000 4 Kawung Lama 75.725.000 4 DB IV 23.564.000 5 Segi 6 Kecil 160.573.000 5 DB VI Excellent 22.972.000 6 Segi 4/Kubus 162.685.000 6 DB VII 25.713.000 7 Beteng kecil 143.572.000 7 Wuwung Segitiga 40.528.000 8 Split Block 45.450.000 8 Wuwung Cabang
Segitiga 42.643.000
9 Kelelawar 175.457.000 9 Wuwung Ujung Segitiga
33.574.000
10 CB 1 43.978.000 10 Genteng Listrik 44.572.000 11 CB 2 45.864.000 11 Genteng Ventilasi 45.263.000 12 Kawung Sama Sisi 55.574.000 12 Wuwung Bulat 12.574.000 13 Segi 6 Sedang 42.351.000 13 Wuwung Pelana
Segitiga 35.862.000
14 Kotak 40x40 130.575.000 14 DB Kulit Jeruk 41.744.000 15 Kipas 54.753.000 15 Wuwung Ujung Bulat 32.582.000 16 Topi Uskup 72.540.000 16 Wuwung Asesories 41.257.000 17 Bulat 44x44 40.351.000 17 Wuwung Pelana
Bulat 15.679.000
18 Wuwung Flat 18.658.000 19 Wuwung Cabang
Bulat 23.580.000
20 DB VIII Flat 25.483.000 21 Wuwung Tutup
Segitiga 32.561.000
22 Wuwung Tutup Bulat 26.745.000 Jumlah 1.773.450.000 Jumlah 805.967.000
Sumber: PT. Diamond Baru.
Setelah peneliti melihat perkembangan volume penjualan dari tahun 1996-
2005, ternyata produk yang banyak dibeli oleh konsumen yaitu produk con block .
80
Selanjutnya dapat dilihat hasil volume penjualan secara keseluruhan dari
tahun 1996-2005 sebagai berikut:
Tabel V. 22 Data Volume Penjualan Con Block dan Genteng Beton dari Tahun 1996-2005
Volume Penjualan (dalam Rp) Tahun Con Block Genteng Beton
Total Penjualan (dalam Rp)
1996 225.471.000 342.463.000 567.934.000 1997 272.689.000 340.389.000 613.078.000 1998 205.109.000 276.803.000 481.912.000 1999 239.004.000 205.175.000 444.179.000 2000 304.553.000 289.715.000 594.268.000 2001 428.672.000 424.804.000 853.476.000 2002 490.649.000 478.372.000 969.021.000 2003 678.482.000 517.819.000 1.196.301.000 2004 1.267.941.000 637.780.000 1.905.721.000 2005 1.773.450.000 805.967.000 2.579.417.000
(Sumber: PT. Diamond Baru) Berikut ini Diversifikasi produk dan volume penjualan di PT.
Diamond Baru yang dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:
Tabel V. 23 Diversifikasi Produk dan Volume Penjualan Produk dari Tahun 1996-2005
Tahun Type Con Block Type Genteng beton Total Volume Penjualan
(dalam Rp) 1996 9 9 567.934.000 1997 9 9 613.078.000 1998 9 9 481.912.000 1999 9 9 444.179.000 2000 10 11 594.268.000 2001 11 13 853.476.000 2002 14 15 969.021.000 2003 15 17 1.196.301.000 2004 16 20 1.905.721.000 2005 17 22 2.579.417.000
Sumber: PT. Diamond Baru.
81
B. Analisis Data
Pada tahap ini peneliti akan melakukan analisis data untuk menjawab
masalah yang dihadapi oleh PT. Diamond Baru.
1. Analisis masalah pertama.
Untuk menganalisis pengaruh diversifikasi konsentris lini
produk con block dan genteng beton secara parsial terhadap volume
penjualan digunakan analisis regresi berganda dengan menggunakan
program SPSS. Dari hasil analisis menggunakan komputer diperoleh
persamaan sebagai berikut:
Y = - 29113397,124 - 248699713,496X1 + 299191842,367X2
Langkah-langkah pengujian hipotesis masalah pertama:
a. Menentukan H O dan H A.
H0 : b1,b2 = 0 berarti tidak ada pengaruh positif secara parsial
diversifikasi konsentris lini produk con block dan genteng beton
terhadap volume penjualan.
HA: b1,b2 ≠ 0 berarti ada pengaruh positif secara parsial
diversifikasi konsentris lini produk con block dan genteng beton
terhadap volume penjualan.
82
b.Menentukan daerah kritis dengan meenggunakan ttabel
Dipilih level of significant (α) = 5%, artinya batas
kemungkinan meleset hanya 5 % saja dengan df (derajat
kebebasan) = n – k - 1 sehingga diperoleh df = 10 – 2 – 1 = 7.
Maka diperoleh ttabel sebesar 2,3646.
c.Mencari nilai statistik uji atau thitung.
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS (lihat lampiran 2)
menunjukkan bahwa thitung untuk b1 sebesar -2,076 dan thitung
untuk b2 sebesar 3,77.
d. Kriteria penolakan da n penerimaan.
Ho diterima apabila thitung < ttabel .
Ho ditolak apabila thitung > ttabel
Gambar V. 1 Daerah Keputusan Penolakan dan Penerimaan H O
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa dari daftar tabel
distribusi t dengan α = 0,05 dan df = 7 untuk uji satu sisi diperoleh
ttabel sebesar 2,3646. Sedangkan perhitungan thitung sebesar –2,076.
Karena thitung < ttabel maka Ho diterima yang artinya diversifikasi
2,3646
HO diterima
HO ditolak
-2,076
83
konsentris lini produk con block (X1) secara parsial tidak berpengaruh
positif terhadap volume penjualan (Y) pada PT. Diamond Baru.
Gambar V. 2
Daerah Keputusan Penolakan dan Penerimaan H O
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa dari daftar tabel
distribusi t dengan α = 0,05 dan df =7 untuk uji satu sisi diperoleh
ttabel sebesar 2,3646. Sedangkan dari hasil perhitungan thitung sebesar
3,77. Karena t hitung > ttabel maka Ho ditolak yang artinya diversifikasi
konsentris lini produk genteng beton (X2) secara parsial berpengaruh
positif terhadap volume penjualan pada PT. Diamond Baru.
2. Analisis masalah kedua.
Untuk menganalisis pengaruh diversifikasi konsentris lini produk con
block dan genteng beton secara simultan terhadap volume penjualan
dilakukan dengan menggunakan program SPSS.
2,3646
HO diterima
HO ditolak
3,77
84
Langkah-langkah untuk pengujian hipotesis kedua:
a. Menentukan H0 dan HA
Ho : b1,b2 = 0 berarti tidak ada pengaruh positif secara simultan
diversifikasi konsentris lini produk con block dan
genteng beton terhadap volume penjualan.
HA : b1,b2 ≠ 0 berarti ada pengaruh positif secara simultan diversifikasi
konsentris lini produk con block dan genteng beton
terhadap volume penjualan.
b. Menghitung besarnya nilai F hitung.
Dari hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai Fhitung sebesar 58,325
(lihat lampiran 2).
c. Kriteria penolakan dan penerimaan.
Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel , Ho diterima jika Fhitung < Ftabel
58,325
Gambar V. 3 Daerah Keputusan Penolakan dan penerimaan HO
HO
diterima
HO
ditolak
85
d. Pengambilan Keputusan
Berdasarkan perbandingan antara nilai Fhitung dengan nilai Ftabel
diperoleh bahwa Fhitung (58,325) > Ftabel ( 4,74 ) berarti H O ditolak dan H A
diterima. Dengan demikian diversifikasi konsentris lini produk con
block dan genteng beton secara simultan berpengaruh positif terhadap
volume penjualan.
3. Analisis masalah ketiga.
Penjualan produk diversifikasi yang memberikan sumbangan
terbesar terhadap penjualan dapat dilihat dengan menggunakan metode
yang bersifat persentase penjualan masing-masing produk. Untuk itu
peneliti akan melakukan perhitungan agar bisa mengetahui persentase
diversifikasi produk yang tertinggi dengan melihat angka persentase
yang terbesar. Rumus yang digunakan untuk mengetahui persentase
diversifikasi produk per tahun yaitu:
Diversifikasi produk (%) =
%100xtahunpertotalpenjualanjumlah
asidiversifikprodukpenjualanjumlah
Dari rumus tersebut dapat diketahui penjualan produk
diversifikasi yang memberikan sumbangan terbesar. Berikut ini hasil
perhitungan diversifikasi produk con block dan genteng beton dari tahun
1996-2005 yang dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:
86
Tabel V.24 Persentase Diversifikasi Produk pada tahun 1996
No Type Con block Jumlah (%) No Type Genteng beton Jumlah
(%) 1 Holland 6,79 1 DB I 15,29 2 Sarang lebah 4,79 2 DB II 11,7 3 Tikar kecil 3,79 3 DB III 3,57 4 Kawung Lama 3,63 4 DB IV 6,3 5 Segi 6 Kecil 4,52 5 DB VI Excellent 7,54 6 Segi 4 4,81 6 DB VII 3,6 7 Beteng kecil 3,62 7 Wuwung Segitiga 3,62 8 Split Block 3,56 8 Wuwung Cabang Segitiga 6,29 9 Kelelawar 4,18 9 Wuwung Ujung
Segitiga 2,4
Dari tabel dapat diketahui bahwa pada tahun 1996, persentase diversifikasi
produk terbesar dicapai oleh produk genteng beton type DB I sebesar 15,29%.
Tabel V.25
Persentase Diversifikasi Produk pada tahun 1997
No Type Con Block Jumlah (%) No Type Genteng Beton Jumlah (%)
1 Holland 7,23 1 DB I 12,37 2 Sarang lebah 5,55 2 DB II 10,85 3 Tikar kecil 3,75 3 DB III 3,33 4 Kawung Lama 3,66 4 DB IV 3,52 5 Segi 6 Kecil 5,78 5 DB Excellent 7,46 6 Segi 4 5,67 6 DB VII 3,52 7 Beteng kecil 3,97 7 Wuwung Segitiga 6,63 8 Split Block 3,56 8 Wuwung Cabang Segitiga 6,12 9 Kelelawar 5,31 9 Wuwung Ujung Segitiga 1,72
Dari tabel dapat diketahui bahwa pada tahun 1997, persentase diversifikasi
produk terbesar dicapai oleh produk genteng beton type DB I sebesar 12,37%.
87
Tabel V. 26 Persentase Diversifikasi Produk pada tahun 1998
No Type Con Block Jumlah (%) No Type Genteng Beton Jumlah
(%) 1 Holland 6,31 1 DB I 13,99 2 Sarang lebah 5,51 2 DB II 10,94 3 Tikar kecil 4,28 3 DB III 4,59 4 Kawung Lama 4.51 4 DB IV 2,61 5 Segi 6 Kecil 5,48 5 DB Excellent 7,41 6 Segi 4 5,09 6 DB VII 4,27 7 Beteng kecil 3,83 7 Wuwung Segitiga 2,19 8 Split Block 3,38 8 Wuwung Cabang Segitiga 8,01 9 Kelelawar 4,19 9 Wuwung Ujung Segitiga 3,41
Dari tabel dapat diketahui bahwa pada tahun 1998, persentase terbesar dicapai
oleh produk genteng beton type DB I sebesar 13,99%.
Tabel V. 27 Persentase Diversifikasi Produk pada tahun 1999
No Type Con Block Jumlah (%) No Type Genteng Beton Jumlah
(%) 1 Holland 8,90 1 DB I 12,55 2 Sarang lebah 7,35 2 DB II 9,64 3 Tikar kecil 5,15 3 DB III 3,46 4 Kawung Lama 4,65 4 DBIV 2,21 5 Segi 6 Kecil 6,64 5 DB Excellent 4,54 6 Segi 4 5,98 6 DB VII 2,81 7 Beteng kecil 4,6 7 Wuwung Segitiga 2,82 8 Split Block 4,92 8 Wuwung Cabang Segitiga 5,79 9 Kelelawar 5,62 9 Wuwung Ujung Segitiga 2,37
Dari tabel dapat diketahui bahwa pada tahun 1999, persentase diversifikasi
produk terbesar dicapai oleh produk genteng beton type DB I sebesar 12,55%.
88
Tabel V.28 Persentase Diversiffikasi Produk pada tahun 2000
No Type Con Block Jumlah (%) No Type Genteng beton Jumlah
(%) 1 Holland 6,85 1 DB I 12,75 2 Sarang lebah 5,28 2 DB II 9,9 3 Tikar kecil 4,3 3 DB III 1,94 4 Kawung lama 4,82 4 DB IV 1,74 5 Segi 6 Kecil 5,79 5 DB Excellent 5,96 6 Segi 4 5,44 6 DB VII 2,05 7 Beteng Kecil 4,34 7 Wuwung Segitiga 2,23 8 Split Block 3,97 8 Wuwung Cabang Segitiga 4,47 9 Kelelawar 5,19 9 Wuwung Ujung Segitiga 1,62
10 CB 1 5,6 10 Genteng Listrik 2,66 11 Genteng Ventilasi 3,44
Dari tabel dapat diketahui bahwa tahun 2000, persentase diversifikasi
produk terbesar dicapai oleh produk genteng beton type DB I sebesar 12,75%.
Tabel V.29 Persentase Diversifikasi Produk pada tahun 2001
No Type Con Block Jumlah
(%) No Type Genteng beton Jumlah
(%) 1 Holland 7,91 1 DB I 10,04 2 Sarang Lebah 4,2 2 DB II 10,7 3 Tikar Kecil 2,75 3 DB III 0,67 4 Kawung Lama 3,58 4 DB IV 1,47 5 Segi 6 Kecil 4,08 5 DB Excellent 6,01 6 Segi 4 6,64 6 DB VII 2,37 7 Beteng kecil 3,23 7 Wuwung Segitiga 3,03 8 Split Block 3,61 8 Wuwung Cabang Segitiga 2,44 9 Kelelawar 4,54 9 Wuwung Ujung Segitiga 1,24
10 CB I 4,49 10 Genteng Listrik 2,53 11 CB II 5,2 11 Genteng Ventilasi 2,74 12 Wuwung Bulat 2,41 13 Wuwung Pelana Segitiga 4,12
Dari tabel dapat diketahui bahwa tahun 2001, persentase diversifikasi produk
terbesar dicapai oleh produk genteng beton type DB I sebesar 10,04%.
89
Tabel V. 30 Persentase Diversifikasi Produk pada tahun 2002
No Type Con Block Jumlah (%) No Type Genteng beton Jumlah
(%) 1 Holland 4,69 1 DB I 8,85 2 Sarang Lebah 3,69 2 DB II 7,77 3 Tikar Kecil 3,56 3 DB III 1,31 4 Kawung Lama 3,29 4 DB IV 1,53 5 Segi 6 kecil 4,21 5 DB Excellent 3,76 6 Segi 4 4,39 6 DB VII 2,02 7 Beteng kecil 2,08 7 Wuwung Segitiga 2,62 8 Split Block 2,1 8 Wuwung Cabang Segitiga 2,61 9 Kelelawar 3,16 9 Wuwung Ujung Segitiga 1,11
10 CB I 3,61 10 Genteng Listrik 2,66 11 CB II 3,56 11 Genteng Ventilasi 2,85 12 Kawung Sama
Sisi 3,05 12 Wuwung Bulat 3,17
13 Segi 6 Sedang 3,98 13 Wuwung Pelana Segitiga 3,4 14 Kotak 40x40 5,26 14 DB Jeruk 2,44 15 Wuwung Ujung Bulat 2,66
Dari tabel dapat diketahui bahwa tahun 2002, persentase diversifikasi
produk terbesar dicapai oleh produk genteng beton type DB
90
Tabel V. 31 Persentase Diversifikasi Produk pada tahun 2003
No Type Con Block Jumlah (%) No Type Genteng beton Jumlah (%)
1 Holland 10,51 1 DB I 7,18 2 Sarang Lebah 3,64 2 DB II 6,57 3 Tikar Kecil 3,52 3 DB III 0,87 4 Kawung Lama 4,19 4 DB IV 1,35 5 Segi 6 Kecil 4,64 5 DB Excellent 0,88 6 Segi 4 6,87 6 DB VII 1,01 7 Beteng Kecil 1,69 7 Wuwung Segitiga 3,55 8 Split Block 2,01 8 Wuwung Cabang Segitiga 2,63 9 Kelelawar 2,64 9 Wuwung Ujung Segitiga 1,68 10 CB I 2,15 10 Genteng Listrik 3,25 11 CB II 2,02 11 Genteng Ventilasi 2,99 12 Kawung Sama
Sisi 3,39 12 Wuwung Bulat 0,94
13 Segi 6 Sedang 2,52 13 Wuwung Pelana Segitiga 3,8 15 Kipas 2,67 15 Wuwung Ujung Bulat 1,05 16 Wuwung Asesories 1,55 17 Wuwung Pelana Segitiga 2,65
Dari tabel dapat diketahui bahwa tahun 2003, persentase diversifikasi produk
terbesar dicapai oleh produk con block type Holland sebesar 10,51%.
91
Tahun V. 32 Persentase Diversifikasi Produk pada tahun 2004
No Type Con Block Jumlah (%) No Type Genteng beton Jumlah
(%) 1 Holland 19,16 1 DB I 4,24 2 Sarang Lebah 6,32 2 DB II 6,9 3 Tikar Kecil 1,34 3 DB III 0,48 4 Kawung lama 2,14 4 DB IV 0,92 5 Segi 6 Kecil 7,89 5 DB Excellent 1,08 6 Segi 4 8,42 6 DB VII 0,67 7 Beteng Kecil 1,3 7 Wuwung Segitiga 1,35 8 Split Block 1,32 8 Wuwung Cabang Segitiga 1,62 9 Kelelawar 2,79 9 Wuwung Ujung Segitiga 0,86
10 CB I 1,94 10 Genteng Listrik 1,63 11 CB II 1,88 11 Genteng Ventilasi 1,6 12 Kawung Sama
Sisi 2,66 12 Wuwung Bulat 1,71
13 Segi 6 Sedang 3,19 13 Wuwung Pelana Segitiga 1,44 14 Kotak 40X40 1,86 14 DB Kulit Jeruk 2,01 15 Kipas 2,13 15 Wuwuwng Ujung Bulat 1,07 16 Topi Uskup 2,21 16 Wuwung Asesories 1,85 17 Wuwung Pelana Bulat 1,18 18 Wuwung Flat 0,66 19 Wuwung Cabang Bulat 1,57 20 DB VIII Flat 0,61
Dari tabel dapat diketahui bahwa tahun 2004, persentase diversifikasi produk
terbesar dicapai oleh produk con block type Holland sebesar 19,16%.
92
Tabel V. 33 Persentase Diversifikasi Produk pada tahun 2005
No Type Con Block Jumlah
(%) No Type Genteng beton Jumlah
(%) 1 Holland 11,56 1 DB I 3,82 2 Sarang Lebah 6,69 2 DB II 3,58 3 Tikar Kecil 2,07 3 DB III 1,15 4 Kawung Lama 2,94 4 DB IV 0,91 5 Segi 6 Kecil 6,23 5 DB Excellent 0,89 6 Segi 4 6,31 6 DB VII 1 7 Beteng Kecil 5,57 7 Wuwung Segitiga 1,57 8 Split Block 1,76 8 Wuwung Cabang Segitiga 1,65 9 Kelelawar 6,80 9 Wuwung Ujung Segitiga 1,3
10 CB I 1,70 10 Genteng Listrik 1,73 11 CB II 1,78 11 Genteng Ventilasi 1,76 12 Kawung Sama Sisi 2,16 12 Wuwung Bulat 0,49 13 Segi 6 Sedang 1,64 13 Wuwung Pelana Segitiga 1,39 14 Kotak 40x40 5,06 14 DB Kulit Jeruk 1,62 15 Kipas 2,12 15 Wuwung Ujung Bulat 1,26 16 Topi Uskup 2,81 16 Wuwung Asesories 1,59 17 Bulat 44X44 1,56 17 Wuwung Pelana Bulat 0,61 18 Wuwung Flat 0,72
19 Wuwung Cabang Bulat 0,91 20 DB VII Flat 0,99 21 Wuwung Tutup Segitiga 1,26 22 Wuwung Tutup Bulat 1,04
Dari tabel dapat diketahui bahwa tahun 2005, persentase diversifikasi
produk terbesar dicapai oleh produk con block type Holland sebesar 11,56%.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui persentase diversifikasi produk
sumbangan terbesar selama 10 tahun yaitu:
Diversifikasi produk (%) =
%10010
xtahuntotalpenjualanjumlah
asidiversifikprodukpenjulanjumlah
93
Tabel V.34 Hasil Persentase Diversifikasi Produk secara keseluruhan
dari tahun 1996-2005.
No Jenis Type Jumlah (%) Produk Con Block 1 Holland 10,73 2 Sarang Lebah 5,48 3 Tikar Kecil 2,86 4 Kawung Lama 3,36 5 Segi 6 Kecil 5,81 6 Segi 4 6,37 7 Beteng Kecil 3,44 8 Split Block 2,44 9 Kelelawar 4,52 10 CB I 2,06 11 CB II 1,81 12 Kawung Sama Sisi 1,72 13 Segi 6 Sedang 1,68 14 Kotak 40X40 2,62 15 Kipas 1,24 16 Topi Uskup 1,12 17 Bulat 44X44 0,39 Produk Genteng Beton
18 DB I 7,82 19 DB II 7,41 20 DB III 1,74 21 DB IV 1,71 22 DB Excellent 3,15 23 DB VII 1,72 24 Wuwung Segi tiga 2,52 25 Wuwung Cabang Segitiga 3,08 26 Wuwung Ujung Segitiga 1,49 27 Genteng Listrik 1,74 28 Genteng Ventilasi 1,78 29 Wuwung Bulat 1,05 30 Wuwung Pelana Segitiga 1,79 31 DB Kulit Jeruk 1,16 32 Wuwung Ujung Bulat 0,89 33 Wuwung Asesories 0,93 34 Wuwung Pelana Bulat 0,69 35 Wuwung Flat 0,30 36 Wuwung Cabang Bulat 0,48 37 DB VII Flat 0,34 38 Wuwung Tutup Segitiga 0,31 39 Wuwung Tutup Bulat 0,26
Kalau dilihat dari hasil keseluruhan diversifikasi lini produk yang
memberikan sumbangan terbesar yaitu Holland sebesar 10,73%, DB I
94
sebesar 7,82%, DB II sebesar 7,41%, Segi 4 sebesar 6,37% dan Sarang
Lebah sebesar 5,48% untuk lima type produk yang terbesar.
C. Pembahasan.
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, peneliti akan melakukan
pembahasan sebagai berikut:
1. Diversifikasi produk con block secara parsial tidak berpengaruh positif
terhadap volume penjualan. Hal ini disebabkan konsumen lebih memilih
kualitas produk yang tahan lama dan kuat. Pada PT. Diamond Baru,
sebagai contoh produk con block yang paling kuat yaitu type Holland.
Type Holland ini banyak digemari oleh konsumen yang datang ke PT.
Diamond Baru. Bahkan bebeapa universitas, rumah sakit, perumahan dan
proyek-proyek besar mempergunakan con block type Holland . Selain itu,
apabila con block type Holland rusak, lebih mudah memperbaiki
dibandingkan dengan type yang lain. Produk con block biasanya dipasang
di jalan dan halaman sehingga daya tekan con block harus diperhatikan
dalam produksi. Pada PT. Diamond Baru membagi con block me njadi 3
kelas, maksudnya agar con block tidak cepat rusak jika dilewati mobil
maupun truk. Misalnya con block kelas I dipasang untuk jalan raya, con
block kelas II dipasang untuk jalan lingkungan dan con block kelas III
untuk jalan setapak. Selain itu, konsumen memilih type produk con block
yang pemasangnnya mudah, rapi dan permukaannya rata sehingga enak
buat untuk berjalan. Bahkan ada juga konsumen yang menginginkan type
produk con block yang mudah diperbaiki apabila retak. Pada
95
kenyataannya, beberapa ta hun terakhir ini banyak pembangunan jalan
maupun halaman yang mempergunakan con block . Beberapa universitas,
rumah sakit dan perumahan mempergunakan con block untuk halaman
agar terlihat bersih, rapi serta mengurangi debu yang terkena angin.
Walaupun diversifikasi konsentris produk con block sedikit tetapi volume
penjualannya besar. Konsumen biasanya membutuhkan con block yang
banyak dan type ukurannya seragam untuk halaman maupun jalan yang
luas. Dengan demikian diversifikasi konsentris produk con block secara
parsial tidak berpengaruh positif terhadap volum penjualan.
2. Diversifikasi konsentris produk genteng beton secara parsial berpengaruh
positif terhadap volume penjualan. Hal in disebabkan banyak konsumen
yang mempertimbangkan gaya yang dapat menampilkan kepribadiannya.
Akhir -akhir ini muncul banyak perumahan mewah yang menarik bahkan
type gentengnya beraneka ragam. Para kontraktor biasanya mencoba untuk
menampilkan daya kreatifnya dalam membangun sebuah rumah sehingga
rumah itu bisa terjual dengan harga tinggi. Kadang konsumen
menginginkan genteng beton yang dapat menahan air hujan dan daya
serapnya baik. Selain itu juga ada universitas yang mempergunakan type
produk genteng beton yang unik dengan maksud agar penampilan gedung
universitas terlihat megah. Seringkali banyak orang menjadi penasaran
ingin mengetahui lebih dekat dan masuk ke dalamnya. Apabila
perusahaan menambah type produk genteng beton kemungkinan besar
konsumen yang daya kreatifnya tinggi akan membeli sehingga volume
96
penjualan perusahaan bertambah. Untuk itu, perusahaan perlu mencoba
menciptakan type produk genteng beton yang sedang menjadi mode agar
penjualan naik. Adanya pembangunan gedung dan rumah bertingkat
jumlah genteng beton yang dibutuhkan sedikit tetapi type genteng beton
banyak. Dengan demikian diversifikasi konsentris produk genteng beton
secara parsial berpengaruh positif terhadap volume penjualan. Hal ini
terlihat bahwa semakin menambah type produk genteng beton semakin
besar volume penjualannya.
3. Diversifikasi konsentris produk con block dan genteng beton secara
simultan berpengaruh positif terhadap volume penjualan. Hal ini berarti
penambahan type produk con block dan genteng beton secara simultan
diikuti dengan kenaikan volume penjualan. Hal ini disebabkan konsumen
membutuhkan type produk con block dan type produk genteng beton pada
saat bersamaan. Konsumen menginginkan type produk con block dan
genteng beton yang baru. Apabila type produk con block dan genteng beton
banyak maka konsumen lebih banyak memiliki peluang untuk memilih type
sesuai dengan seleranya. Bagi PT. Diamond Baru diversifikasi konsentris
produk con block dan genteng beton secara simultan memberikan pengaruh
yang besar terhadap penjualannya. Kedua jenis produk tersebut menjadi
fokus untuk mempertahanka n perusahaan tetap berproduksi dan
meningkatkan penjualan produknya. Tentu saja agar pendapatan perusahaan
juga semakin bertambah besar. Oleh karena itu, perusahaan diharapkan
dapat menambah type produk con block dan genteng beton.
97
4.Dari hasil analisis pe rsentase diversifikasi produk con block dan genteng
beton yang memberikan sumbangan terbesar dari tahun ke tahun dapat
dilihat bahwa tahun 1996 untuk type DB I sebesar 15,29%, tahun1997 untuk
type DB I sebesar 12,37%,tahun 1998 untuk type DB I sebesar 13,99%,
tahun 1999 untuk type DB I sebesar 12,55%, tahun 2000 untuk type DB I
sebesar 12,75%, tahun 2001 untuk type DB I sebesar 10,04%, tahun 2002
type DB I sebesar 8,85%, tahun 2003 type Holland sebesar 10,51%, tahun
2004 type Holland sebesar 19,16%, dan tahun 2005 type Holland sebesar
11,56%. Sedangkan persentase diversifikasi produk yang memberikan
sumbangan terbesar selama 10 tahun yaitu Holland sebesar 10,73% lalu DB
I sebesar 7,82% lalu DB II sebesar 7,41% untuk tiga type produk. Produk
con block type Holland memberikan sumbangan terbesar karena type
tersebut paling kuat dan awet serta mudah diperbaiki jika retak sehingga
banyak konsumen maupun para kontraktor mempergunakan type Holland.
Sedangkan produk genteng beton type DB I memberikan sumbangan
terbesar karena type tersebut paling mudah memasangnya dan unik sehingga
digunakan oleh konsumen.
98
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITI
A. Kesimpulan.
Berdasarkan hasil dari perhitungan SPSS dan analisis serta pembahasan yang
dilakukan oleh peneliti. Peneliti akan mencoba menyimpulkan bahwa:
1. Diversifikasi konsentris lini produk con block secara parsial tidak
berpengaruh positif terhadap volume penjualan. Hal ini ditunjukkan
dengan thitung < ttabel (-2,076 < 2,3646) maka HO diterima. Tetapi untuk
diversifikasi konsentris lini produk genteng beton secara parsial
berpengaruh positif terhadap volume penjualan. Hal ini ditunjukkan
dengan thitung > ttabel (3,77 > 2,3646) maka HO ditolak. Apabila semakin
banyak diversifikasi konsentris lini produk genteng beton maka semakin
meningkat volume penjualan.
2. Diversifikasi konsentris lini produk con block dan genteng beton secara
simultan berpengaruh positif terhadap volume penjualan. Hal ini
ditunjukkan dengan hasil Fhitung > Ftabel ( 58,325 > 4,47) sehingga HO
ditolak dan HA diterima. Jika semakin banyak diversifikasi konsentris lini
produk con block dan genteng beton maka semakin meningkatkan volume
penjualan.
99
3. Dari hasil analisis persentase diversifikasi produk penjualan produk
diversifikasi dilihat dari per tahun yang memberikan sumbangan terbesar
yaitu con block type Holland sebesar 19,16% lalu genteng beton type DB
I sebesar 15,29%. Selain itu, untuk penjualan produk diversifikasi dilihat
selama 10 tahun yang memberikan sumbangan terbesar adalah con block
type Holland sebesar 10,73% lalu genteng beton DB I sebesar 7,82%.
B. Saran.
Dari hasil penelitian pada PT. Diamond Baru, peneliti memberikan saran
sebagai berikut:
1. Diversifikasi konsentris lini produk con block dan genteng beton yang
dijalankan oleh PT. Diamond Baru sudah baik. Namun PT. Diamond Baru
harus mempertahankan kualitas produk sehingga konsumen tetap membeli
dan menjadi pelanggan. Bahkan PT. Diamond Baru dapat menambah
diversifikasi produk con block dan genteng beton. Misalnya memberikan
kesempatan bagi karyawan, konsumen maupun pelanggan untuk berkreasi
menciptakan type con block dan genteng beton yang baru.
2. Diversifiaksi konsentris lini produk con block lebih sedikit dibandingkan
dengan diversifikasi konsentris lini produk genteng beton. Namun volume
penjualan produk con block lebih besar daripada volume penjualan
gente ng beton. Hal ini disebabkan konsumen membutuhkan con block
yang banyak untuk membangun jalan maupun halaman yang luas
sehingga dibutuhkan type yang sejenis. Sebaliknya untuk genteng beton,
100
konsumen yang memiliki daya kreatifitas kadang memperhatikan type
genteng beton yang bervariasi sehingga tercipta rumah yang indah. Oleh
karena itu, perusahaan harus memperhatikan selera konsumen yang selalu
berubah dari waktu ke waktu..
3. PT. Diamond Baru sudah mendapatkan SNI dan ISO, sehingga perusahaan
lebih dapat meyakinkan konsumen dalam pembelian produk karena
produknya sudah menjalankan uji laboratorium baik con block maupun
genteng beton. Dengan begitu konsumen menjadi lebih percaya dalam
membeli produk.
4. PT. Diamond Baru dapat melakukan kegiatan bersama dengan masyarakat
untuk melakukan promosi dan kegiatan yang mengasah daya kreatifitas
dari masyarakat. Dengan kegiatan ini, perusahaan dapat memilih type-type
yang unik yang dihasilkan oleh masyarakat sehingga banyak konsumen
yang tertarik untuk membeli produk.
5. Penjualan produk diversifikasi yang memberikan sumbangan terbesar harus
dipertahankan agar konsumen tetap membeli produk. Sedangkan produk
yang memberikan sumbangan sedikit harus ditingkatkan kembali agar
penjualan perusahaan meningkat.
6. Untuk menghadapi pesaing, perusahaan dapat melakukan analisis terhadap
produk yang sedang digemari oleh konsumen. Bahkan konsumen
menginginkan produk yang berkualitas tinggi dan tahan lama. Hal ini
perusahaan dituntut untuk lebih teliti dalam memproduksi sehingga produk
yang dihasilkan dapat memuaskan konsumen. Apabila produk yang dibeli
101
itu berkualitas dan tahan lama maka konsumen dapat menggunakan untuk
jangka panjang sehingga lebih hemat.
7. Untuk mempertahankan kualitas produk perusahaan harus memperhatika n
komposisi percampuran bahan baku dalam pembuatan produk.Dengan
demikian perusahaan dapat mengawasi kualitas produk.
C. Keterbatasan Peneliti.
Peneliti mengalami berbagai keterbatasan dalam melakukan penelitian ini
sehingga hasil yang diperoleh belum maks imal. Beberapa keterbatasan yang
dialami oleh peneliti antara lain:
1. Keterbatasan Waktu.
Peneliti mengalami keterbatasan waktu berhubung pada saat
mengambil data mendekati hari libur dan perusahaan mesti
mempersiapkan data jadi waktunya banyak yang terbuang. Tetapi peneliti
masih tetap berusaha agar data cepat. Namun pada akhirnya peneliti dapat
menyelesaikan juga. Walaupun untuk mencari perusahaan sudah mencoba
ke berbagai tempat dan yang dapat membantu saya adalah PT. Diamond
Baru Yogyakarta.
2. Keterbatasan Pemikiran
Peneliti dalam melakukan sudah berusaha untuk berpikir dalam
memecahkan masalah yang diambil dalam penelitian. Namun masih juga
pemikiran peneliti terbatas sehingga analisisnya ada yang kurang
102
maksimal . Hal ini disebabkan kemampuan berpikir peneliti dalam tahap
belajar dan pengalaman yang diperoleh juga belum begitu banyak.
3. Keterbatasan Sarana.
Peneliti tidak mempunyai kendaraan sendiri sehingga peneliti
harus menunggu lama untuk mendapatkan bus. Kadang perusahaan juga
sedang sibuk sehingga tidak bisa diganggu dan akhirnya peneliti pulang
tanpa mendapatkan apa-apa. Namun peneliti masih terus berusaha dan
yakin bahwa akan mendapatkan yang dicari. Perjalanan yang melelahkan
tapi harus dinikmati terus dengan hati senang.
4. Keterbatasan Sumber Data.
Peneliti tidak dapat menelusuri data volume penjualan dan
diversifikasi produk secara lebih lengkap. Data yang diperoleh
diasumsikan benar-benar data volume penjualan dan diversifikasi
konsentris lini produk selama tahun 1996-2005.
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. 2000. Analisis Regresi: Teori, Kasus dan Solusi. Yogyakarta: BPFE. Boyd, Harper. 2000. (Alih bahasa: Imam Nurmawan). Edisi kedua, jilid 1.
Manajemen Pemasaran: Suatu Pendekatan Strategi dengan Orientasi Global. Jakarta: Erlangga.
Friedman,Lawrence.2002. (Alih bahasa: Endi Achmadi). The Channel Advantage.
Jakarta: Erlangga. Gitosudarmo, Indriyo. 2000. Manajemen Pemasaran . Yogyakarta: BPFE. Gruenwald, George. 1992. (Alih bahasa: Soesanto Boedidarmo). Pengembangan
Produk Baru . Jakarta: Elex Media Komputindo. Hariwijaya dan Bisri. 2004. Teknik Menulis Skripsi dan Tesis.Yogyakarta: Zenith
Publiser. Inwood, David, dan Jean Hammond. 1995. (Alih bahasa: Mariani
Gandamihardja). Pengembangan Produk . Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Kartajaya, Hermawan. 2004. Positioning, Diferensiasi dan Brand. Jakarta:
PT. Gramedia. Kotler, Philip. 2005. (Alih bahasa: Benyamin Molan). Edisi kesebelas, jilid 1.
Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia. Kotler, Philip. 2005. (Alih bahasa: Benyamin Molan). Edisi kesebelas, jilid 2.
Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia. Kountur, Ronny. 2003. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis
Jakarta: Penerbit PPM. Nasution, Arman Hakim. 2006. Manajemen Industri. Yogyakarta: Andi. Riduwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta. Sugiri, Slamet. 1994. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Swastha, Basu. 2001. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty. Tjiptono, Fandy. 1997. Strategi Pemasaran . Yogyakarta: Andi Offset.
Ulrich, Karl dan Steven. 2001. Perancangan dan Pengembangan Produk . Jakarta:
Penerbit Salemba Empat. Umar, Husein. 1997. Metode Penelitian: Aplikasi dalam Pemasaran . Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama. Widayat dan Amirullah. 2002. Riset Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA
A. Sejarah berdirinya perusahaan
1. Kapan perusahaan didirikan ?
2. Dimana letak perusahaan ?
3. Siapa saja yang menjadi pendiri perusahaan?
4. Apa bentuk perusahaan yang didirikan itu?
5. Apa yang menjadi tujuan didirikannya perusahaan?
6. Berapa modal awal yang dibutuhkan perusahaan?
7. Alasan apa saja yang mendorong pendirian perusahaan?
8. Apa visi dan misi yang digunakan perusahaan?
B. Keuangan
1. Dari mana sajakah sumber dana yang digunakan untuk biaya operasional
perusahaan?
2. Bagaimana penggolongan biaya-bia ya di dalam perusahaan?
3. Apakah pencatatan akuntansi sudah menggunakan sistem komputer?
C. Personalia
1. Berapakah jumlah tenaga kerja yang ada yang dimiliki oleh perusahaan?
2. Peraturan jam kerja karyawan pada perusahaan dibagi menjadi berapa
kelompok?
3. Apakah perusahaan melaksanakan hari kerja selama satu minggu penuh?
4. Bagaimana sistem pengupahan yang dilakukan?
5. Faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan dalam menggaji karyawan?
6. Apakah perusahaan juga memberikan jaminan sosial kepada karyawan?
Jaminan apa sajakah yang diberikan kepada karyawan?
7. Apakah karyawan mendapatkan hari libur khusus atau hanya hari minggu
saja?
D. Pemasaran
1. Bagaimanakah sistem pemasaran yang dilakukan perusahaan?
2. Jenis promosi apa yang dilakukan perusahaan dalam memperkenalkan
produknya kepada konsumen?
3. Bagaimana saluran distribusi yang ada dalam perusahaan?
4. Bagaimana perkembangan volume penjualan masing-masing produk?
5. Bagaimana perkembangan harga dari masing-masing produk?
6. Bagaimana perkembangan keuntungan perusahaan dilihat dari masing-
masing produk?
7. Dimana saja daerah pemasaran yang menjadi tujuan pemasaran
perusahaan?
8. Bagaimana persaingan dalam jalur bisnis yang ada dan siapa saja yang
menjadi pesaing utama bagi perusahaan?
9. Bagaimana perusahaan mengadakan riset pemasaran sehingga dapat
diketahui keinginan dari para konsumen?
E. Produksi
1. Jenis produk apa saja yang sekarang diproduksi oleh perusahaan?
2. Bagaimana dengan proses produksinya?
3. Alat-alat apa saja yang digunakan dalam proses produksinya masing-
masing produk?
4. Bahan apa saja yang digunakan dalam proses produksi masing-masing
produk?
5. Dari mana bahan tersebut diperoleh?
6. Bagaimana perkembangan masing-masing produk?
7. Apa alasan diversifikasi produk dan bagaimana tahap-tahap perkembangan
diversifikasi konsentris produk?
8. Bagaimana pengawasan produksi yang dilakukan perusahaan?