PPTSOSKES

download PPTSOSKES

of 6

Transcript of PPTSOSKES

1. Pengertian Kesehatan KeluargaKesehatan keluarga adalah pengetahuan tentang keadaan sehat fisik, jasmani dan sosial dari induvidu-induvidu yang terdapat dalam satu keluarga.Antara induvidu yang satu dengan lainnya saling mempengaruhi dalam lingkaran siklus keluarga untuk mencapai derajat kesehatan keluarga yang optimal. (http://keluargasakina.com/757/pengertian-kesehatan-keluarga/)Ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup :a. Budayab. Lingkungan c. Peran Keluarga

2. BudayaKebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat (Sir Edward Burnet Tylor, 1871).Pengaruh Kebudayaan Terhadap Bidang Kesehatan Kebudayaan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan ilmu kesehatan diantaranya: a. Pengaruh Tradisib. Pengaruh Fatalistisc. Sikap Etnosentrisd. Pengaruh perasaan bangga pada statusnyae. Pengaruh Normaf. Pengaruh Nilai Nilai yang berlaku didalam masyarakatg. Kepercayaanh. Adat istiadat

Diperjelas oleh Parsudi Suparlan (dalam Waridah), menyatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan dan pengalamanya serta menjadi landasan bagi terwujudnya perilaku dan tingkah laku manusia, kebudayaan dalam hal ini sebagai mekanisme kontrol dalam bagi kelakuan dan tindakan manusia sebagai pola bagi perilaku manusia (Waridah, 1994;12).Jadi kebudayaan merupakan mekanisme kontrol bagi perilaku individu terhadap kesehatan, persepsi seseorang terhadap kesehatan tidak hanya dilakukan oleh individu yang bersangkutan saja, tapi berlangsung dalam jaringan sosial dan unsur-unsur pengelompokan seperti jaringan kekerabatan dan keluarga.

d. LingkunganPersoalan lingkungan fisik yang terjadi di Indonesia, meliputi problem kualitas udara, air, tanah, perumahan, dan lain-lain, sedangkan lingkungan biologis mencakup organisme hidup, dan persoalan lingkungan sosial biasanya mencakup individu, kelompok, dan masyarakat. Dan karena pengaruh sosialisasi yang terjadi dilingkingun dapat berpengaruh pada kesehatan.

C. KeluargaPerubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung akan menjadi perhatian dari orang tua atau pengambil keputusan dalam keluarga (suprajitno, 2004).Friedman, 1998 menyatakan kontak keluarga dengan system akan melibatkan lembaga kesehatan professional ataupun praktisi local (dukun). Menurut Effendy (1998), pada keluarga tertentu bila ada aggota keluarga yang sakit jarang dibawa ke puskesmas tapi ke mantri atau dukun.Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi , yang mengambil keputusan dalam pemecahannya adalah tetap Kepala Keluarga atau anggota keluarga yang dituakan. Merekalah yang menentukan masalah dan kebutuhan keluarga .Dasar Pengambil Keputusan tersebut adalah:a. Hak dan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga .b. Kewenangan dan otoritas yang telah diakui oleh masing-masing anggota keluarga .c. Hak dalam menentukan masalah dan kebutuhan pelayanan terhadap keluarga/anggota keluarga yang bermasalah . 1. STUDI KASUSNarasumber 1 ( Suhaibatul Aslamiah )Menurut ibu Suhaibatul Aslamiah biasanya anggota keluarganya sering terkena penyakit menyamak, kalau anak anak biasanya terkena cacar air, kepidaraan, dan demam. Jika didalam anggota keluarganya ada yang sakit biasanya kalau di dalam anggota keluarga ada yang sakit biasanya dibawa kemantri (perawat kampung) dan diobati dengan cara tradisional , misalnya kalau lagi terkena menyamak (angin apectoris) biasanya minta obat ke mantri buat mengeluarkan angin lalu nanti diobati dengan cara tradisional juga seperti dioleskan kapur pada bagian yang sakit . Beliau juga mengatakan kalau lagi sakit ,pertolongan pertama yang dilakukan pertama kali sebelum kemantri adalah membeli obat diwarung, seperti obat paracetamol, ampicillin, amoxilin ,dll . Ibu Suhaibatul juga mengatakan kalau saya sakit, saya sendiri yang akan memutuskan kemana saya harus berobat, tapi kalau cucu saya yang sakit, biasanya anak laki-laki saya (kepala keluarga ) yang segera memutuskan akan dibawa berobat kemana.

Narasumber 2 (Syahriansyah , Kepala Desa) Menurut Kepala Desa biasanya penyakit yang sering muncul adalah demam, batuk, darah tinggi (hipertensi), kebagusan (parutitis), kalau ada anggota keluarga yang lagi sakit, biasanya kami mengobatinya dengan cara tradisional , tapi kalau penyakitnya tidak kunjung sembuh kami baru akan membawanya ke petugas kesehatan atau puskesmas . Misalnya kalau terkena penyakit beliman( Urtikaria dalam dunia Medis ) biasanya kami mengobatinya dengan cara tradisional yaitu dengan kunyit dan kapur yang dioleskan ke tubuh yang terkena liman tersebut . jika ada anggota keluarga yang terkena penyakit biasanya yang memutuskan untuk berobat ialah kepala keluarga .

2. IDENTIFIKASI KASUS1) Bagaimana peran keluarga terhadap pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan? a. Keluarga memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan anggota yang sedang sakitb. Keluarga dapat menciptakan suasana yang membantu proses penyembuhanc. Keluarga berperan menentukan pilihan untuk berobat

2) Bagaimana pengaruh budaya dan lingkungan setempat terhadap peran keluarga?a. pola pikir masyarakat masih terpaku pada budaya nenek moyangb. kebiasaan masyarakat setempat lebih memilih pengobatan sendiri dan tradisionalc. ketersediaan bahan untuk pengobatan tradisional terpenuhid. Masyarakat lebih percaya dengan pngobatan tradisional dan pengobatan sendiri

3) Siapa yang paling berperan didalam keluarga dalam pengambilan keputusan terhadap pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan?a. Kepala keluargab. Orang itu sendiri ( tanpa ada kepala keluarga atau yang tertua di dlm keluarga)

3. HASIL IDENTIFIKASI KASUSBerdasarkan data hasil penelitian kami, masyarakat disini lebih sering menggunakan pengobatan sendiri dan pengobatan tradisional dan berasumsi bahwa penyakit yang ringan itu bisa diobati dengan cara pengobatan sendiri dan pengobatan tradisional, tetapi apabila penyakitnya tidak bisa ditanggulangi atau sudah parah dengan cara itu maka mereka akan segera membawanya ke petugas kesehatan atau puskesmas setempat.Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :1) Kebudayaan dan lingkungan Masyarkat berasumsi bahwa pengobatan secara tradisional lebih berkhasiat dibandingkan berobat ke tenaga medis keadaan alam yang kaya akan tumbuhan yang bisa digunakan untuk pengobatan tradisional. jarak puskesmas dari perumahan penduduk cukup jauh sekitar 7-9 kilometer

2) Pengetahuan atau pola pikir menganggap bahwa penyakit yang relatif ringan bisa diatasi dengan cara pengobatan sendiri dan pengobatan tradisional, terkecuali penyakit tersebut sudah tidak bisa disembuhkan

3) Ekonomi Profesi penduduk disana kebanyakan buruh tani, jadi mereka lebih memilih beli obat diwarung karena biaya yang murah dan secara tradisional karena sumber tanaman obat disana cukup banyak.

4) KepercayaanMasyarakat disana lebih percaya dengan pengobatan tradisional dan pengobatan sendiri.Mereka percaya pengobatan tersebut ampuh untuk mengobati penyakit, dikarenakan sugesti dan persepsi di masyarakat tersebut.

2.4 Pemecahan Masalah Dengan Konsep Sosiologi KesehatanDalam merubah perilaku dan persepsi masyarakat yang terkait dengan masalah yang kami paparkan di atas yaitu dengan cara pendidikan kesehatan atau penyuluhan kesehatan. Sesuai dengan teori bahwaHal yang penting di dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan perubahan perilaku.Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan kesehatan atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program kesehatan lainnya.Perubahan yang dimaksud bukan hanya sekedar covert behaviour tapi juga overt behaviour.

Beberapa strategi yang bisa kita terapkan dalam pendidikan kesehatan ataupun penyuluhan kepada masyarakat yaitu :1) Pemberian informasiAdanya informasi tentang cara mencapai hidup sehat, pemeliharaan kesehatan , cara menghindari penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat. Selanjutnya diharapkan pengetahuan tadi menimbulkan kesadaran masyarakat yang pada akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai pengetahuan yang dimilikinya. Perubahan semacam ini akan memakan waktu lama tapi perubahan yang dicapai akan bersifat lebih permanen.

2) Diskusi partisipatifCara ini merupakan pengembangan dari cara kedua dimana penyampaian informasi kesehatan bukan hanya searah tetapi dilakukan secara partisipatif. Hal ini berarti bahwa masyarakat bukan hanya penerima yang pasif tapi juga ikut aktif berpartisipasi di dalam diskusi tentang informasi yang diterimanya. Cara ini memakan waktu yang lebih lama dibanding cara kedua ataupun pertama akan tetapi pengetahuan kesehatan sebagai dasar perilaku akan lebih mantap dan mendalam sehingga perilaku mereka juga akan lebih mantap.

Dalam melakukan pendidikan kesehatan untuk mengubah perilaku masyarakat dan peran keluarga dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan kita harus mampu meyakinkan masyarakat tentang penggunaan obat tradisional maupun dengan pengobatan atas inisiatif sendiri yang sesuai dengan avidance based dan memberikan pendidikan pengetahuan dasar tentang obat yang lazim beredar di pasaran. Yang sesuia dengan teori SOR, penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang( stimulus ) yang berkomunikasi dengan organisme. Perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula (mampu meyakinkan). Karena itu kualitas dari sumber komunikasi sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku, misalnya gaya bicara, kredibilitas pemimpin kelompok, dsb.