ppt. reproduksi

68
FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI Imam Harmaen Juaeni Kholida Anis Pratiwi Mathlail Fajri Ni Luh Putu Ardani Restu Rizkiani Weny Putri Anggriani Yuli Putri Utami By : Kelompok 5

Transcript of ppt. reproduksi

Slide 1

FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI Imam HarmaenJuaeniKholida Anis PratiwiMathlail FajriNi Luh Putu ArdaniRestu RizkianiWeny Putri AnggrianiYuli Putri UtamiBy : Kelompok 51 FISIOLOGISISTEM REPRODUKSI

(physiology of the reproductive system)

SISTEM REPRODUKSI PRIA( Male Reproductive System )SISTEM REPRODUKSI WANITA( Female Reproductive System )

A. FUNGSI ORGAN REPRODUKSI PRIA

Genitalia Eksterna

1. PenisFungsi penis secara biologi adalah sebagai alat pembuangan sisa metabolisme berwujud cairan (urinasi) dan sebagai alat bantu reproduksi.

2. Skrotum Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis.

Genitalia Interna

1. TestisFungsi testis adalah sebagai alat untuk memproduksi sel- sel sperma dan juga memproduksi hormon kelamin jantan yang disebut testoteron.

2. Saluran Pengeluaran a. Epididimis(tempat pematangan sperma)Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.

b. Vas deferens (saluran sperma dari testis ke kantong sperma). Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).

c. Saluran ejakulasiSaluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.

d. UretraUretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.

3. Vesikula seminalis (tempat penampungan sperma)

4. Kelenjar prostat (penghasil cairan basa untuk melindungi sperma)

5. Kelenjar bulbouretra / cowper (penghasil lendir untuk melumasi saluran sperma)

B. FUNGSI ORGAN REPRODUKSI WANITA

Genitalia Ekterna

a. Mons pubis/ mons veneriBerfungsi untuk melindungi alat genetalia dari masuknya kotoran selain itu untuk estetika.

b. Labia Mayora (bibir besar)Berfungsi untuk menutupi orga-organ genetalia di dalamnya dan mengeluarkan cairan pelumas pada saat menerima rangsangan seksual.

c. Labia MinoraBerfungsi untuk menutupi orga-organ genetalia di dalamnya serta merupakan daerah erotik yang mengandung pembuluh darah dan syaraf.

d. KlitorisMerupakan daerah erotik utama pada wanita yang akan membesar dan mengeras apabila mendapatkan rangsangan seksual.

e. VestibulumBerfungsi untuk mengeluarkan cairan apabila ada rangsangan seksual yang berguna untuk melumasi vagina pada saat bersenggama.

f. HymenMerupakan lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dari introitus vagina, membentuk lubang sebesar ibu jari sehingga darah haid maupun sekret dan cairan dari genetalia interrnal dapat mengalir keluar

Genitalia Interna

a. Vagina (Liang Kemaluan/Liang Senggama)Berfungsi sebagai saluran keluar untuk mengeluarkan darah waktu haid dan sekret dari dalam uterus, alat untuk bersenggama dan jalan lahir bayi waktu melahirkan.

b. Rahim/UterusFungsi utama rahim adalah menerima pembuahan ovum yang tertanam ke dalam endometrium dan dapat makanan dari pembuluh darah. Ovum yang dibuahi menjadi embrio dan berkembang menjadi fetus. Setelah itu akan menjadi gestates hingga kelahiran. Jika terjadi kehamilan rahim akan didorong ke dalam perut sampai ke perluasannya.

c. Tuba FallopiBerfungsi sebagai saluran yang membawa ovum yang dilepaskan ovarium ke dalam uterus.

d. Indung Telur (Ovarium)Indung telur atau ovarium merupakan kelenjar kelamin yang dimiliki oleh wanita. Ovarium berfungsi memproduksi sel telur dan mengeluarkan hormon steroid dan peptide seperti estrogen dan progesteron.

e. LigamentumBerfungsi untuk mengikat atau menahan organ-organ reproduksi wanita agar terfiksasi dengan baik pada tempatnya, tidak bergerak dan berhubungan dengan organ sekitarnya.

Sperma (pembawa gen pria) dibuat di testis dan disimpan di dalam vesikula seminalis.

Ketika melakukan hubungan seksual, sperma yang terdapat di dalam cairan yang disebut semen dikeluarkan melalui vas deferens dan penis yang mengalami ereksi.FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI PRIA

1. Spermatogenesis

Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoayang terjadi di tubulus seminiferus.Berlangsung 64 hari. Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit primer. Spermatozit primer menjadi spermatozit sekunder.Spermatozit sekunder berkembang menjadi spermatid. Tahap akhir spermatogenesis adalah pematangan spermatid menjadi spermatozoa.Ukuran spermatozoa adalah 60 mikron. Spermatozoa terdiri dari kepala, badan dan ekor.

Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :

1.SpermatocytogenesisMerupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit primer.

Spermatogonia : merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit primer.

Spermatosit Primer : mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.

2. Tahapan MeioisSpermatosit I (primer) menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera mengalami meiosis I yang kemudian diikuti dengan meiosis II.

Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi masih berhubungan sesame lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.

3. Tahapan SpermiogenesisMerupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa masak. Dua spermatozoa akan membawa kromosom penentu jenis kelamin wanita X. Apabila salah satu dari spermatozoa ini bersatu dengan ovum, maka pola sel somatik manusia yang 23 pasang kromosom itu akan dipertahankan.

Spermatozoa masak terdiri dari :Kepala (caput), tidak hanya mengandung inti (nukleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya, tetapi juga ditutup oleh akrosom yang mengandung enzim hialuronidase yang mempermudah fertilisasi ovum.Leher (servix), menghubungkan kepala dengan badan.Badan (corpus), bertanggungjawab untuk memproduksi tenaga yang dibutuhkan untuk motilitas.Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa masak ke dalam vas defern dan ductus ejakulotorius.

2. Sistem Hormonal pada Pria

Hormon:Substansi kimia yang disekresi oleh ke-lenjar endokrin, berfungsi mengatur proses tubuh, hormon dibawa ke organ tar-get spesifik & kejaringan oleh aliran da-darah.

Susunan kimia hormon:

Peptida: follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hor- mone (LH)

Steroid: Testosteron, Estrogen dan Progesteron.

TestoteronTestoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.

LH (Luteinizing Hormone) LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron.

FSH (Follicle Stimulating Hormone) FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.

EstrogenEstrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.Hormon PertumbuhanHormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis3. Fisiologis sistem reproduksi laki-laki untuk membuahi

Tindakan seks pria melibatkan 2 komponen, yaitu :Ereksi atau mengerasnya penis yang normalnya lunak agar penis dapat masuk ke dalam vaginaEjakulasi atau penyemprotan kuat semen ke dalam uretra dan keluar dari penis.

Siklus respons seks mencakup respons fisiologik yang lebih luas yang dapat dibagi menjadi 4 fase :Fase eksitasi yang mencakup ereksi dan peningkatan perasaan seksual

Fase plato yang ditandai oleh intensifikasi respon-respon ini, ditambah respon yang lebih menyeluruh misalnya peningkatan kecepatan jantung, tekanan darah, pernapasan dan ketegangan otot

Fase orgasme yang mencakup ejakulasi serta respon lain yang menjadi puncak eksitasi seksual dan secara kolektif dialami sebagai kenikmatan fisik yang intens

Fase resolusi yaitu kembalinya genitalia dan sistem tubh ke keadaan sebelum rangsangan.

A. EREKSI

Ereksi merupakan peristiwa neurofisiologis yang kompleks. Peristiwa ini terjadi ketika darah dengan cepat mengalir kedalam penis dan terperangkap di dalam rongga spongiosum.

Terdapat 3 sistem yang terlibat langsung dengan ereksi penis :Corpus Cavernosum yang memiliki struktur menyerupai spons (busa) Persarafan otonom penisPasokan darah ke penis

Bagaimana Proses Terjadinya Ereksi ?

Adanya enzim cGMP otot polos menjadi rilex aliran darah semakin cepat tabung-tabung mengembangPDE5 sebagai penghancur pesta ereksi, yang memecah cGMP

Fase ereksi :Fase lemas (flasid)Fase pengisian darahFase Tumesensi (pembesaran)Fase ereksiFase RigidFase detumesensi

B. EJAKULASI

Respon ejakulasi keseluruhan terjadi dalam 2 fase : emisi dan ekspulsi1. EmisiPertama, impuls simpatis menyebabkan rangkaian kontraksi otot polos di prostat, saluran reproduksi dan vesikuloseminalis.Aktivitas kontraktil ini mengalirkan cairan prostat, kemudian sperma dan akhirnya cairan vesikula seminalis (secara kolektif disebut semen) ke dalam uretra.Fase refleks ejakulasi ini disebut emisi.

2. EkspulsiKedua, pengisian uretra oleh semen memicu impuls saraf yang mengaktifkan serangkaian otot rangka di pangkal penis. Kontraksi ritmik otot-otot ini terjadi pada interval 0,8 detik dan peningkatan tekanan di dalam penis, memaksa semen keluar melalui uretra ke eksterior.

3. OrgasmeKontraksi ritmik yang terjadi selama ekspulsi semen disertai oleh denyut ritmik involunter otot-otot panggul dan memuncaki intensitas respon tubuh keseluruhan yang naik selama fase-fase sebelumnya.Respon panggul dan sistemik yang memuncaki tindakan seks ini berkaitan dengan rasa nikmat intens yang ditandai oleh perasaan lepas atau puas, suatu pengalaman yang dikenal sebagai orgasme.4. ResolusiSelama fase resolusi setelah orgasme, impuls vasokonstriktor memperlambat aliran darah ke dalam penis, menyebabkan ereksi mereda.Kemudian terjadi relaksasi dalam, sering disertai rasa lelah.Tonus otot kembali ke normal sementara sistem kardiovaskular dan pernapasan kembali ketingkat sebelum rangsangan.Setelah terjadi ejakulasi timbul periode refrakter temporer dengan durasi bervariasi sebelum rangsangan seks memicu kembaliereksi.

C. PROSES TRANSPOR SPERMA ke TUBA UTERINA

Setelah diendapkan di vagina saat ejakulasi sperma harus berjalan melewati kanalis servikalis, lalu uterus dan kemudian sampai ke sel telur di sepertiga atas tuba uterina. Sperma pertama tiba di tuba uterina setengan jam setelah ejakulasi. Sperma bermigrasi naik melewati kanalis servikalis dengan kemampuannya sendiri.

Setelah sperma masuk ke uterus, kontraksi miometrium mengaduk-aduk sperma seperti mesin cuci dengan cepat menyebabkan sperma tersebar ke seluruh rongga uterus.Ketika mencapai tuba uterina.Sperma terdorong ke tempat pembuahan di ujung atas tuba uterina yang mengarah ke atas.

Sel telur matang mengeluarkan alurin, suatu bahan kimia yang menarik sperma dan meyebabkan sperma bergerak menuju gamet wanita yang telah menunggu.

Para ilmuwan juga baru-baru ini menemukan adanya reseptor sperma yang mendeteksi dan berespon terhadap kemoatraktan yang dikeluarkan oleh ovum.

Yang menarik, reseptor ini, yang dinamai hOR17-4 adalah reseptor olfaktorius (RO), serupa dengan yang ditemukan di hidung untuk persepsi bau.Menurut anggapan yang sekarang dianut pengaktifan reseptor hOR17-4 pada pengikatan dengan alurin (sinyal lainnya) dari sel telur memicu suatu jalur pembawa pesan kedua di sperma yang menyebabkan pelepasan Ca2+ intrasel. Ca2+ ini selanjutnya mengaktifkan pergeseran mikrotubulus yang menyebakan gerakan ekor dan berenangya sperma menuju arah sinyal kimiawi.

D. FERTILISASI

Untuk membuahi sebuah ovum, sebuah sperma mula-mula harus melewati korona radiata dan zona pelusida yang mengelilingi sel telur.

Sperma dapat menembus zona pelusida hanya setelah berikatan dengan reseptor spesifik di permukaan lapisan ini. Fertilin, suatu protein yang terdapat di membran plasma sperma, berikatan dengan integrin sel telur.

Kepala sperma yang menyatu tersebut secara perlahan tertarik ke dalam sitoplasma ovum oleh suatu kerucut yang tumbuh dan membungkusnya. Ekor sperma sering lenyap dalam proses ini, tetapi kepala membawa informasi genetik yang penting. Bukti-bukti terakhir menunjukkan bahwa sperma mengeluarkan nitrat oksida setelah berhasil masuk seluruhnya ke dalam sitoplasma sel telur.

Nitrat oksida ini mendorong pelepasan Ca2+ yang tersimpan di dalam sel telur.Pelepasan Ca2+ intrasel ini memicu pembelahan meitotik akhir oosit sekunder. Dalam satu jam, nukleus sperma dan sel telur menyatu, berkat adanya suatu kompleks molekul yang diberikan oleh sperma yang memungkinkan kromosom pria dan wanita menyatu.

4. Pengaturan Sekresi Gonadotropin pada Pria

Mekanisme neuroendokrin yang mengatur fungsi testis pada dasarnya serupa dengan mekanisme yang mengatur fungsi ovarium. GnRH hipotalamus yang disekresi ke dalam sistem portal hipofisis menstimulasi sintesis dan pelepasan gonadotropin FSH dan LH.

FSH dan LH mengatur aktivitas spermatogenesis dan endokrin testis. Pria pasca pubertas terus menerus mengalami gametogenesis dan produksi testosteron sementara pada wanita masa pasca pubertas mengalami periode yang siklis. Tidak adanya periode siklis pada pria disebabkan oleh karena androgen tidak menggunakan mekanisme umpan balik positif pada pelepasan gonadotropin.Testosteron adalah pengatur utama sekresi LH pada pria.

Masa pubertas wanita adalah masa mulainya produktivitas artinya mulai dapat melanjutkan keturunan. Masa produktifitas ini berlangsung kira-kira selama 30 tahun.

Setelah itu, wanita memasuki masa klimakterium, yaitu masa peralihan antara masa reproduksi dengan masa senium (kemunduran).

FISIOLOGI REPRODUKSIWANITA1. Proses Terjadinya Menstruasi

Umumnya wanita yang tidak hamil setiap bulannya secara teratur akan mengeluarkan darah dari alat kandungannya yang di sebut menstruasi (haid).

Siklus menstruasi normal berlangsung selama 21-35 hari, 2-8 hari adalah waktu keluarnya darah haid yang berkisar 20-60 ml per hari.

Siklus Menstruasi NormalSikuls menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium (indung telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu siklus folikular dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi menjadi masa proliferasi (pertumbuhan) dan masa sekresi.

Endometrium adalah lapisan yangn berperan di dalam siklus menstruasi. 2/3 bagian endometrium disebut desidua fungsionalis yang terdiri dari kelenjar, dan 1/3 bagian terdalamnya disebut sebagai desidua basalis.

SIKLUS MENSTRUASI

Pada hari 1 sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH.

Sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang haploid.

Folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis.

Terjadi ovulasi pada hari ke-14 disebut FASE ESTRUS

LH merangsang folikel yang telah kosong untuk berubah menjadi badan kuning (Corpus Luteum).

Badan Kuning menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempertebal lapisan endometrium untuk mempersiapkan datangnya embrio disebut FASE LUTEAL

Progesteron menghambat pembentukan LH dan FSH akibatnya korpus luteum mengecil dan menghilang.

Endometrium menjadi mengering dan selanjutnya akan terkelupas dan terjadilah perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini disebut FASE MENSTRUASISiklus Menstruasi terbagi menjadi fase, yaitu:

A. Fase FolikulerDimulai dari hari pertama sampai sesaai sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur.Pendarahan terjadi slama 5 hari.

B. Fase OvulatoirDimulai ketika kadar LH meningkat.Folikel yg matang akan menonjol dan pecah, dan melepaskan sel telur.

C. Fase Luteal Terjadi setelah ovulasi dan belangsung selama 14 hari.Setelah 14 hari korpus luteum hancur dan siklus yang baru akan mulai.

Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:

FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH.

LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH.

PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin.

Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:1. Masa menstruasi. Yaitu yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah

2. Masa proliferasi. Yaitu dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)

3. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)

Siklus sensual pada pubertas dipengaruhi oleh hormon LH.Apabila LH rendah, maka ovulasi tdk berlangsung di sbt ANOVULATORIKTerjadi variasi siklus.

SIKLUS SEKSUAL pada PUBERTAS2.Fisiologi Kehamilan

Adalah pertemuan sperma dan sel telur yang telah dewasa atau matang sehingga terbentuknya zigot.

peristiwa fertilisasi dan terbentuknya zigotzigot membelah menjadi 12-16 blastomer disebut morula.Pembentukan blastokis.Tertanamnya blastokis.

46FertilisasiPembuahan terjadi umumnya di ampula tuba.Ovum dibuahi dalam 12 jam setelah ovulasi, atau bila tidak akan segera mati dalam 24 jam.Dalam saluran reproduksi wanita, spermatozoa mengalami kapasitasi sebelum membuahi ovum dilepaskan enzim Corona Penetrating Enzyme (CPE) untuk mencerna korona radiata dan hialuronidase untuk mencerna zona pellusida.

Pada saat endometrium siap menerima implantasi (sekitar seminggu setelah ovulasi), morula telah turun ke uterus dan terus berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi blastokista.

Lapisan tipis paling luar,trofoblas, melaksanakan implantasi dan kemudian berkembang menjadi plasenta bagian janin.

Implantasi dimulai ketika, setelah berkontak dengan endometrium.

Sel-sel trofoblastik yang menutupi massa sel dalam mengeluarkan enzim-enzim pencernaan protein.

Trofoblas melakukan fungsi ganda :(1) menyelesaikan implantasi dengan membuat lubang di endometrium untuk blastokista dan (2) menyediakan bahan mentah dan bahan bakar metabolik untuk mudigah yang sedang berkembang sewaktu tonjolan-tonjolan trofoblastik menguraikan jaringan endometrium kaya nutrien.

Jaringan endometrium mengalami modifikasi sedemikian rupa di tempat implantasi disebut desidua, blastokista terbenam.

Lapisan trofoblas terus mencerna sel-sel desidua sekitar, menghasilkan energi untuk mudigah sampai plasenta terbentuk.

Plasenta terbentuk utk pertukaran antara darah ibu dan janin.

Hari ke-12, mudigah telah terbenam di dalam desidua, lapisan trofoblas telah memiliki ketebalan 2 lapisan sel dan disebut korion.

Korion yang meluas menggerus dinding kapiler desidua, menyebabkan darah itu bocor dari kapiler dan mengisi rongga-rongga ini, tapi darah dicegah membeku.

Segera mudigah yang sedang tumbuh ini mengirim kapiler ke dalam tonjolan korion untuk membentuk vilus plasenta.

Sepanjang gestasi, darah janin secara terus-menerus mengalir antara virus plasenta dan sistem sirkulasi janin melalui arteri umbilikalis dan vena umbilikalis, yang terbungkus di dalam korda umbilikalis (tali pusat), suatu penghubung antara janin dan plasenta.

Sementara itu, selama waktu implantasi dan awal perkembangan plasenta, massa sel dalam membentuk rongga amnion berisi cairan di antara korion dan bagian massa sel dalam yang ditakdirkan menjadi janin.

Cairan amnion (cairan ketuban), yang komposisinya serupa dengan CES (Cairan Ekstra Seluler) normal, mengelilingi dan menjadi bantahan bagi janin sepanjang kehamilan.

3. Fisiologi Laktasi

Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat komplek antara rangsangan mekanik, saraf, dan bermacam-macam hormone. Pengaturan hormon terhadap pengeluaran ASI, dapat dibedakan menjadi beberapabagian, yaitu :

A. Pembentukan Kelenjar PayudaraPembentukan payudara dimulai sejak embrio berusia 18-19 minggu, dan berakhir ketika mulai menstruasi. Hormon yang berperan adalah hormon esterogen dan progesteron yang membantu maturasi alveoli. B. Produksi Asi

Hormon prolaktin berfungsi untuk produksi ASI.Pada proses laktasi terdapat dua reflek yang berperan, yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran yang timbul akibat perangsangan puting susu dikarenakan isapan bayi.

a. Refleks Prolaktin

Akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum, tetapi jumlah kolostrum terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang masih tinggi. Pasca persalinan, yaitu saat lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen dan progesteron juga berkurang. Hisapan bayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara, karena ujung-ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik.

Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus dan akan menekan pengeluaran faktor penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor pemacu sekresi prolaktin.

Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.

Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung.

b. Refleks Aliran (Let Down Reflek)

Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior, rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior (neurohipofise) yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah, hormon ini menuju uterus sehingga menimbulkan kontraksi.

Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat, keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktus dan selanjutnya mengalir melalui duktus lactiferus masuk ke mulut bayi.

Faktor-faktor yang meningkatkan let down adalah: melihat bayi, mendengarkan suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk menyusui bayi. Faktor-faktor yang menghambat reflek let down adalah stress, seperti: keadaan bingung/ pikiran kacau, takut dan cemas

C. Mekanisme meyusuiBayi yang sehat mempunyai 3 refleksi intrinsik, yang diperlukan untuk berhasilnya menyusui seperti :Refleks Menangkap/mencari (Rooting Refleks)Timbul saat bayi baru lahir tersentuh pipinya, dan bayi akan menoleh ke arah sentuhan. Bibir bayi dirangsang dengan papilla mamae, maka bayi akan membuka mulut dan berusaha menangkap puting susu.Refleks Menghisap (Sucking Refleks)Refleks ini timbul apabila langit-langit mulut bayi tersentuh oleh puting. Agar puting mencapai palatum, maka sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi. Dengan deikian sinus laktiferus yang berada di bawah areola, tertekan antara gusi, lidah dan palatum sehingga ASI keluar.Refleks Menelan (Swallowing Refleks)Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka ia akan menelannya.

D. Pengeluaran ASI (Oksitosin)

Apabila bayi disusui, maka gerakan menghisap yang berirama akan menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat pada glandula pituitaria posterior, sehingga keluar hormon oksitosin.

Mekanisme oksitoksin :

Tekanan dari belakang : Tekanan gluboli yang baru terbentuk di dalam sel akan mendorong gluboli tersebut ke dalam tubuli laktiverus dan isapan bayi akan memacu sekresi air susu lebih banyak.

Refleks neurohormon : Gerakan menghisap bayi akan menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat didalam glandula pituitaria poterior. Akibat langsung dari refleks ini adalah dikeluarkannya oksitoksin dari hipofisis posterior. Disekitar alveoli akan berkontraksi mendorong air susu masuk kedalam vasalaktifer. Dengan demikian lebih banyak air susu mengalir kedalam ampula. Refleks ini dapat di hambat dengan adanya rasa sakit, misalnya jahita pada perineum. Sekresi oksitoksin juga akan menyebabkan otot uterus berkontraksi dan membantu involusi uterus selama puerperium (nifas).

4. Menopous

Menopous terjadi pada usia 45-50 tahun. Dimana siklus seksual menjadi tidak teratur, ovulasi tiak terjadi sama sekali.

Penyebabnya adalah matinya ovarium ( burning out). Sepanjang kehidupan seksual seorang wanita, kira-kira 400 folikel hormon tumbuh dan berpoliferasi, beratus-ratus ribu ovum berdegenerasi. Pada usia 45 tahun hanya tinggal beberapa folikel yang di rangsang oleh FSH dan LHPada saat menopous produksi estrogen menjadi kosong yang menyebabkan terjadinya perubahan fisiologis yang bermakna pada fungsi tubuh, ditandai dengan :Rasa panas kemerahan kulit yang ekstremSensasi psikis dari dispneaRasa letih, gelisah, dan ansietas (rasa cemas yang berlebihan)Kadang-kadang keadaan psikotik (gangguan kepribadaian)Penurunan kekuatan tulang seluruh tubuh.Sistem Hormonal pada WanitaBerikut ini adalah hormon yang dihasilkan oleh seorang wanita :Hormon Estrogen. Hormon ini disekresi oleh sel-sel trache intra folikel ovarium, korpus latum, dan plasenta. Sebagian kecil di hasilkan oleh korteks adrenal. Estrogen mempermudah pertumbuhan folikel ovarium dan meningkatkan tuba uterin, jumlah otot uterus, dan kadar protein kontraktil uterus.Hormon progesteron. Hormon progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta. Hormon ini bertanggung jawab atas perubahan endometriumdan perubahan siklik dalam serviks dan vagina.Hormon Perangsang Folikel (FSH). Hormon fsh mulai ditemukan pada gadis usia 11 tahun dan jumlahnya terus-menerus meningkat sampai dewasa. FSH dibentuk oleh lobus anterior kelenjar hipofisis.Hormon Lutein ( LH ). Hormon LH bekerja sama dengan FSH menyebabkan terjadinya sekresi estrogen dari folikel de graaf.

Hormon Prolaktin. Hormon prolaktin ( luteotropin, LTH) ditemukan pada wanita yang mengalami menstruasi, terbanyak pada urin wanita hamil, masa laktasi dan menopous. Fungsi hormon ini adalah untuk mempertahankan produksi progesteron dari korpus luteum.

3.Ovulasi Sebelum ovulasi dinding luar folikel yang menonjol lasi belangsung akan membengkak dengan cepat dan daerah kecil bagian tengah kapsul yang di sebut stigma akan menonjol seperti puting.Ovulasi berlangsung dalam dua peristiwa : Kapsul volikel mulai melepas enzim proteolitik dari lisozim yang mengakibatkan pelarutan dinding kapsul, mengakibatkan membengkaknya seluruh folikel dan degenerasi dari stigma.

b. Terjadi pertumbuhan pembuluh darah baru yang berlangsung cepat ke dalam dinding folikel. Pada saat yangsama prostagladin menjadi vasodilitas dan akan disekresi dalam jaringan folikular.Kedua efek ini selanjutnya mengakibatkan transudasi plasmak ke dalam folikel yang berperan pada pembengkakan folikel. Akhirnya pembengkakan dan degenerasi stigma mengakibatkan pecahnya folikel di sertai dengan pengeluaran ovum.

Kegiatan Seksual Pria

Rangsangan akhir organ sensorik dan sensial sensual menjalar melalui saraf pudendus.

Pleksus sakralis mengirimkan sinyal ke medula sehingga meningkatkan sensani seksual.

Unsur psikis sensual meningkat ditandai dengan seringnya berkhayal, timbulah ejakulasi.

Pengaturan fungsi reproduksi dimulai dari sekrsi homon. Pelepasan hormon GnRH ( gonadotropin releasinghormone) merangsang kelenjar hipofisis anterior utk menyekresi LH dan FSH.Pengaruh GnRH meningkatkan sekresi LH dan FSH. FSH melekat pada sel-sel dalam tubulus seminiferus dan testoteron berdifusi ke dalam tubulus.

PENGATURAN KEGIATAN SEKSTERIMA KASIH

Semoga bermanfaat

By : Kelompok 5