PPT PUA

37
Pola Perdarahan Uterus Pre Operasi dan Resiko Kegagalan Ablasi Endometrial Katelyn R. Smithling, MD; Gina Savella; Christina A. Raker, ScD; Kristen A. Matteson, MD, MPH Agustina Anggraeni Purnomo 1062050099 Pembimbing: Dr. Batara Sirait Sp.OG

description

perdarahan uterus abnormal

Transcript of PPT PUA

  • Pola Perdarahan Uterus Pre Operasi dan Resiko Kegagalan Ablasi Endometrial

    Katelyn R. Smithling, MD; Gina Savella; Christina A. Raker, ScD;Kristen A. Matteson, MD, MPHAgustina Anggraeni Purnomo1062050099Pembimbing:Dr. Batara Sirait Sp.OG

  • DEFINISI PERDARAHAN UTERUS ABNORMALPerdarahan uterus abnormal meliputi semua kelainan haid baik dalam hal jumlah maupun lamanya. Manifestasi klinis dapat berupa perdarahan banyak, sedikit, siklus haid yang memanjang atau tidak beraturan.

  • SISTEM KLASIFIKASI FIGOBerdasarkan jumlah, lama, maupun saat terjadinya PUA dibagi menjadi :

  • International Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO)

  • Polip (PUA-P)

  • Gambaran USG polip endometrium

    gambaran histeroskopi polip endometrium

  • Pertumbuhan eksesif lokal dari kelenjar dan stroma endometrium yang memiliki vaskularisasi dan dilapisi oleh epitel endometrium.

  • Adenomiosis (PUA-A)

  • Gambar Penebalan dinding uterus dan jaringan kelenjar endometrium pada adenomiosis.

  • Leiomyoma (PUA-L)

  • Gambar Mioma subserosa: tampak gambaran massa hipoekhoik yang menonjol ke luar dinding uterus.

    Gambar Mioma intramural: tampak gambaran massa hipoekhoik yang berada di dalam dinding uterus.

  • Malignancy and hyperplasiaDefinisi :Pertumbuhan hiperplastik atau pertumbuhan ganas dari lapisan endometriumGejala :Perdarahan uterus abnormalDiagnostik :Meskipun jarang ditemukan, namun hiperplasia atipik dan keganasan merupakan penyebab penting PUADiagnostik pasti ditegakkan berdasarkan pemeriksaan histopatologi.

  • Coagulopathy (PUA-C)Definisi :Gangguan hemostatis sistemik yang berdampak terhadap perdarahan uterusGejala :Perdarahan uterus abnormalDiagnostik :Terminologi koagulopati digunakan untuk kelainan hemostatis sistemik yang terkait dengan PUATiga belas persen perempuan dengan perdarahan haid banyak memiliki kelainan hemostatis sistemik, dan yang paling sering ditemukan adalah penyakit von Willebrand.

  • Ovulatory dysfunction (PUA-O)Definisi :Kegagalan ovulasi yang menyebabkan terjadinya perdarahan uterusGejala :Perdarahan uterus abnormalDiagnostik :Gangguan ovulasi merupakan salah satu penyebab PUA dengan manifestasi perdarahan yang sulit diramalkan dan jumlah darah yang bervariasiGejala bervariasi mulai dari amenorea, perdarahan ringan dan jarang, hingga perdarahan haid banyak

  • Endometrial (PUA-E)Definisi :Gangguan hemostatis lokal endometrium yang memiliki kaitan erat dengan terjadinya perdarahan uterus.Gejala :Perdarahan uterus abnormalDiagnostik :Perdarahan uterus abnormal yang terjadi pada perempuan dengan siklus haid teraturPenyebab perdarahan pada kelompok ini adalah gangguan hemostatis lokal endometriumAdanya penurunan produksi faktor yang terkait vasokonstriksi seperti endothelin-1 dan prostaglandin F2 serta peningkatan aktifitas fibrinolitik

  • Iatrogenik (PUA-I)Perdarahan sela terjadi karena rendahnya konsentrasi estrogen dalam sirkulasi yang disebabkan oleh sebagai berikut :Pasien lupa atau terlambat minum pil kontrasepsiPemakaian obat tertentu seperti rifampisin

  • Not yet classified (PUA-N)Kategori not yet classified dibuat untuk penyebab lain yang jarang atau sulit dimasukkan dalam klasifikasiKelainan yang termasuk dalam kelompok ini adalah endometritis kronik atau malformasi arteri-venaKelainan tersebut masih belum jelas kaitannya dengankejadian PUA

  • TatalaksanaMedikamentosaHormonalNon-HormonalOperatif

  • ABLASI ENDOMETRIUM

  • Trancervical Resection Of EndometriumRoller-Ball Ablation

  • Pola Perdarahan Uterius Pre Operasi dan Resiko Kegagalan Ablasi Endometrial

  • Perdarahan uterus abnormal gejala ginekologis yang paling umum membawa wanita berobat ke rumah sakit.

    Pada penelitian sebelumnya telah menunjukan bahwa ablasi endometrium menjadi pengobatan yang efektif untuk perdarahan teratur dan berat sugestif PUA-E.

    Namun, efektivitas ablasi endometrium pada pengobatan pada pola perdarahan berat dan tidak teratur (sugestif PUA-O) belum tersedia.

  • Penilitian ini adalah kohort retrospektif dari 968 wanita yang telah menjalani ablasi endometrial antara Januari 2007 hingga Juli 2009 di Women and Infants Hospital.

  • 36 bulan berikutnya setelah ablasi endometrium:Gagal: 37 (12,6%)Tidak Gagal: 256 (87,4%)

  • Gagal: 43 (12,2%)Tidak Gagal: 309 (87,8%)

  • Sedikit perbedaan dalam proporsi wanita yang mengalami kegagalan pengobatan antara wanita dengan perdarahan uterus yang berat dan teratur dan wanita dengan perdarahan uterus berat dan tidak teratur (12,6% vs 12,2% )

  • Wanita dengan riwayat ligasi tuba lebih mungkin untuk mengalami kegagalan terapi setelah ablasi endometrium dibandingkan dengan wanita tanpa riwayat ligasi tuba .(16,4% vs 9,0%,)

  • Dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki dismenore pra operasi atau rasa sakit panggul atau obesitas, wanita dengan dismenore atau nyeri panggul, dan wanita yang mengalami obesitas lebih mungkin untuk mengalami kegagalan pengobatan setelah ablasi (21,8% vs 10,7% dan 16,7% vs 9,8%,).

  • Daftar Pustaka

    Baziad, Ali; Hestiantoro, Andon; Wiweko, Budi. Panduan Tatalaksana Perdarahan Uterus Abnormal. Himpunan Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas Indonesia. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Jakarta. 2011.Munro, malcom; Hilary O.D. Critchley, Michael S Broder, Ian S Fraser. 2011. FIGO Classification System (PALM-COEIN) for Causes of Abnormal Uterine Bleeding in Nongravid Women of Reproductive Age. Diunduh dari http://gineteca.com/app/download/5784622793/FIGO+classification+system+(PALM-COEIN)+for+causes+of+abnormal+uterine+bleeding.pdf. Diakses pada: 5 April 2014.Callahan, TL, and Cughey, AB. Obstetric dan Gynecology 5th ed. Lippincott Williams and Wilkins, Philadelphia, 2009.Mansjoer Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Media Aesculaplus. Jakarta. 2001.Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. 1999.Benson, RC dan Pemoll, ML. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi Edisi 9. McGraw-Hill Education Asia dan Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 1994.Achadiat, CM. Prosedur Tepat Obstetri dan Ginekologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 2003.Karkata Kornia Made, et al. Perdarahan Uterus Disfungsional dalam Pedoman Diagnosis Terapi dan Bagan Alir Pelayanan Pasien. 2003: 68-71.Smithling Katelyn, et al. Preoperative uterine bleeding pattern and risk of endometrial ablation failure. 2014. Diunduh dari: www.ajog.org diakses tanggal: 27 Maret 2015.

  • TERIMA KASIH

    Perdarahan uterus abnormal akut didefinisikan sebagai perdarahan menstruasi yang banyak sehingga perlu dilakukan penanganan lebih cepat untuk mencegah kehilangan darah. Perdarahan uterus abnormal akut juga dapat terjadi pada kondisi PUA kronik atau tanpa riwayat sebelumnya.Perdarahan uterus abnormal kronik merupakan perdarahan uterus abnormal yang telah terjadi lebih dari 3 bulan. Kondisi ini biasanya tidak memerlukan penanganan yang cepat.Perdarahan tengah (intermenstrual bleeding) merupakan perdarahan yang terjadi diantara menstruasi yang siklik dan terprediksi. Dapat terjadi kapan saja atau terjadi di waktu yang sama setiap siklus. Istilah ini ditujukan untuk menggantikan terminologi metroragia.

    *