PPT Pene

42
Hubungan Antara Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis dengan Tingkat Kesembuhan Penderita Tuberkulosis Paru di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Januari – Desember 2014 Pembimbing : dr. Diana Tumilisar Gloria Kemala Ate (11.2013.224) Olivia Papilaya (11.2013.186) Norlida binti Mohd Jamil (11.2013.168) Richard Antonius (11.2013.071) Eka Putri Maulani (11.2013.104)

description

Pene

Transcript of PPT Pene

Page 1: PPT Pene

Hubungan Antara Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis dengan Tingkat Kesembuhan Penderita Tuberkulosis Paru di Puskesmas

Kelurahan Wijaya Kusuma, Januari – Desember 2014

Pembimbing : dr. Diana Tumilisar

Gloria Kemala Ate (11.2013.224)Olivia Papilaya (11.2013.186)Norlida binti Mohd Jamil (11.2013.168)Richard Antonius (11.2013.071)Eka Putri Maulani (11.2013.104)

Page 2: PPT Pene

Latar Belakang

Global Tuberculosis Control 2012 (WHO): Indonesia berada di urutan kelima dari 22 high burden countries (negara dengan beban tertinggi) terhadap TB paru.

WHO 2010: prevalensi TB diestimasikan sebesar 660.000, sedangkan estimasi insidensi sebesar 430.000 kasus baru pertahun di Indonesia dengan lima provinsi TB paru tertinggi adalah Jawa Barat (0.7%), Papua (0.6%), DKI Jakarta (0.6%), Gorontalo (0.5%), Banten (0.4%)

Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat : ditemukannya jumlah kasus baru Basil Tahan Asam (BTA) positif tahun 2013 sebanyak 1.096 (angka insidens per 100.000 penduduk = 121.8, dengan angka kesembuhan minimal 85%)

Page 3: PPT Pene

Rumusan Masalah

Berdasarkan laporan WHO Global Tuberculosis Control 2012, Indonesia berada di urutan kelima dari 22 high burden countries (negara dengan beban tertinggi) terhadap TB paru.

Berdasarkan Persatuan Dokter Paru Indonesia tahun 2011, lebih dari seperempat pasien TB paru tidak menyelesaikan pengobatan 6 bulan secara tuntas.

Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat melaporkan bahwa ditemukannya jumlah kasus baru Basil Tahan Asam (BTA) positif tahun 2013 sebanyak 1.096 (angka insidens per 100.000 penduduk = 121.8).

Page 4: PPT Pene

Diketahuinya hubungan antara kepatuhan minum Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dengan tingkat kesembuhan penderita TB paru di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Jakarta Barat, Januari - Desember 2014.

Diketahuinya sebaran menurut status pengobatan TB di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Jakarta Barat.

Diketahuinya sebaran kepatuhan minum OAT di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Jakarta Barat.

Diketahuinya sebaran berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan, pendapatan, pengetahuan, sikap, peran PMO di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Jakarta Barat.

Diketahuinya hubungan antara jenis kelamin, umur, pendidikan, pendapatan, pengetahuan, sikap, peran PMO dengan kesembuhan TB di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Jakarta Barat.

Tu

juan

Um

um

Tu

juan

Kh

usu

s

Page 5: PPT Pene

Hipotesis

KESEMBUHAN PENDERITA TB

KEPATUHAN

JENIS KELAMIN

USIA

PENDIDIKAN

PENDAPATAN

PENGETAHUAN

SIKAP

PERAN PMO

TIDAK ADA HUBUNGAN

Page 6: PPT Pene

Tinjauan Pustaka

Definisi TB Paru• suatu infeksi kronik jaringan paru, yang disebabkan

Mycobacterium tuberculosis.

Epidemiologi• WHO (2012) - 450.000 orang yang menderita MDR TB,

170.000 orang diantaranya meninggal dunia• WHO (2013) - 8,6 juta kasus TB dimana 1,1 juta orang (13%)

diantaranya adalah pasien TB dengan HIV positif• Indonesia berada pada peringkat kelima negara dengan beban

TB paru tertinggi di dunia

Page 7: PPT Pene

….. lanjutan

Etiologi

• Mycobacterium tuberculosis (Basil Tahan Asam)

Manifestasi Klinis

• Batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih• Dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan

lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan.

Page 8: PPT Pene

….. lanjutan

Cara Penularan

• Menghirup udara yang mengandung percikan dahak (droplet nuclei) dari pasien TB BTA positif

Faktor Penularan

• Konsentrasi percikan dalam udara• Lamanya menghirup udara yang terkontaminasi percikan

Page 9: PPT Pene
Page 10: PPT Pene

 

Pemeriksaan TB Paru

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Bakteriologik

 

Pemeriksaan Radiologik 

Pemeriksaan Khusus 

Pemeriksaan Lain 

Page 11: PPT Pene

Penatalaksanaan

Tahap Awal (Intensif)

Tahap Lanjutan

Page 12: PPT Pene

• (2HRZE / 4H3R3)Kategori 1

• (2HRZES / HRZE / 5H3R3E3)Kategori 2

• (2HRZ / 4 H3R3)Kategori 3

OAT sisipan • (HRZE)

Page 13: PPT Pene

Hasil Pengobatan TB

Page 14: PPT Pene

Kerangka Teori

Page 15: PPT Pene

Kerangka Konsep

Page 16: PPT Pene

Metodologi Penelitian

• Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif cross sectional

DESAIN PENELITIAN

• Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma pada Periode 18 Agustus 2015-28 Agustus 2015, pukul 08.00 WIB-selesai

TEMPAT DAN WAKTU

PENELITIAN

• Populasi target : seluruh pasien TB paru yang berobat di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Jakarta Barat.

• Populasi terjangkau : seluruh pasien TB paru yang berobat di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Jakarta Barat pada bulan Januari – Desember 2014.

POPULASI

Page 17: PPT Pene

Kriteria

• Pasien TB paru baik laki-laki atau perempuan yang datang berobat TB di Puskesmas Wijaya Kusuma.

• Pasien tidak memiliki penyakit penyerta HIV/ AIDS.• Tidak merupakan kasus gagal pengobatan atau kasus

kronik.• Bukan merupakan kasus Multi Drug Resisten TB.

INKLUSI

• responden yang termasuk kriteria inklusi sudah pindah rumah atau meninggal dunia atau mendadak mengundurkan diri.

EKSKLUSI

Page 18: PPT Pene

Sampel

• Sampel adalah pasien TB paru yang berobat di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Jakarta Barat pada bulan Januari-Desember 2014, yang memenuhi kriteria inklusi.

Page 19: PPT Pene

SampelBesar sampel penelitian :

n1 = (Z α)2.p.q L2

n1 = Zα2. p. q = 1,962 . 0,5 . 0,5 L2 0,12

n1= 0,9604 = 96,04 0,01

Untuk menjaga kemungkinan adanya subyek penelitian yang drop out maka dihitung n2 = n1 + (10% x n1)

= 96,04 + (10% x 96,04) = 96,04 + 9,604

= 105,644 sampel dibulatkan 106

Jadi, jumlah sampel minimal yang dibutuhkan adalah 105,644 dan dibulatkan menjadi 106 orang.

Page 20: PPT Pene

Identifikasi Variabel

Dependent

• Tingkat Kesembuhan

Independent

• Kepatuhan• Jenis Kelamin• Usia• Pendidikan• Pendapatan Keluarga• Pengetahuan• Sikap• Peran PMO

Page 21: PPT Pene

Manajemen dan Analisis Data

Pengumpu

lan Data

• Data primer diambil dari rekam medis dan kuesioner pasien TB paru yang berobat di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Jakarta Barat pada bulan Januari-Desember 2014, yang memenuhi kriteria inklusi.

Pengolaha

n Data

• Terdapat beberapa langkah pengolahan data berupa pemeriksaan data (editing), pemberian kode (coding), penyusunan data (entry), dan pengesahan (verification). Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program komputer, yaitu program SPSS 16.0.

Penyajian Data

• Data yang didapat, disajikan secara tekstular dan tabular.

Page 22: PPT Pene

Analisis

Data

• Analisis univariat dengan distribusi frekuensi dari variabel tergantung dan setiap variabel bebas.

• Analisis bivariat dengan uji statistik chi square (x2) atau Kolmogorov-Smirnov (K) terhadap pasangan variabel tergantung dan variabel bebas tertentu.

Interpreta

si Data

• Data diintepretasi secara deskriptif antar variable-variabel yang telah ditentukan.

Pelapora

n Data

• Data disusun dalam bentuk laporan penelitian dan selanjutnya dipresentasikan dalam forum pendidikan Ilmu Kesehatan Masyarakat di depan staf pengajar Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (FK UKRIDA).

Page 23: PPT Pene

Definisi Operasional

Subjek Penelitian

Pasien TB paru yang berobat ke Puskesmas Wijaya Kusuma Kecamatan Grogol Petamburan yang termasuk ke dalam kriteria inklusi.

Responden penelitian

Responden penelitian subjek penelitian yang bersedia untuk mengisi kuesioner.

Page 24: PPT Pene

No Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur

1 KesembuhanPenderita TB

Penderita telah menyelesaikan pengobatannya secara lengkap dan pemeriksaan ulang dahak paling sedikit 2x berturut-turut hasilnya negatif.

Pengamatan data pada rekam medis (Form TB 01)

Rekam Medis (Form TB 01)

Kode 1: Tidak SembuhKode 2: Sembuh

Nominal

2 Kepatuhan minum OAT

Frekuensi minum OAT secara teratur setiap hari sesuai paket obat selama enam bulan, dimana pasien belum pernah diobati dengan OAT sebelumnya dan bukan pasien yang sudah pernah menelan OAT kurang dari 1 bulan.

Responden menjawab soalan dari kuesioner sebanyak 5 buah dengan masing-masing 4 jawaban

Kuesioner Kode 1: Tidak patuhKode 2: Patuh

Nominal

3 Jenis kelamin

perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak seseorang lahir.

Pengisian identitas responden pada kuesioner

Kuesioner Kode 1: Laki-lakiKode 2: Perempuan

Nominal

4 Usia satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun mati.

Pengisian identitas responden pada kuesioner

Kuesioner Kode 1: <45 tahunKode 2: >45 tahun

Nominal

5 Pendidikan pembelajaran tentang pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang sesuai jenjang pendidikan formal dari suatu institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat, SMP atau yang sederajat, SMU atau yang sederajat dan Akademi/ Perguruan Tinggi atau yang sederajat.

Pengisian identitas responden pada kuesioner

Kuesioner Kode 1: Pendidikan rendahKode 2: Pendidikan sedangKode 3: Pendidikan tinggi

Ordinal

Page 25: PPT Pene

No Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur

6 Pendapatan keluarga

total pendapatan keluarga selama satu bulan dibagi dengan jumlah orang yang menjadi tanggungan keluarga.

Responden menjawab soalan dari kuesioner

Kuesioner Kode 1: RendahKode 2: SedangKode 3: Tinggi

Ordinal

7 Pengetahuan tentang pengertian atau arti TB paru, penyebab TB paru, cara penularan, resiko penularan, riwayat pengobatan sebelumnya, cara pengobatan dan pentingnya pengawasan minum obat.

Responden menjawab soalan dari kuesioner

Kuesioner Kode 1: pengetahuan rendahKode 2: pengetahuan cukupKode 3: pengetahuan tinggi

Ordinal

8 Sikap tanggapan atau kecenderungan bertindak berdasarkan pendirian, pendapat, keyakinan serta pengetahuan yang dimiliki supaya menunjang keinginan pasien untuk sembuh dari penyakitnya.

Responden menjawab soalan dari kuesioner

Kuesioner Kode 1: sikap kurangKode 2: sikap cukup Kode 3: sikap baik

Ordinal

9 Peran PMO mengawasi, memberi dorongan, dan mengingatkan pasien TB paru agar menelan obat secara teratur sampai selesai pengobatan.

Responden menjawab soalan dari kesioner

Kuesioner Kode 1: Tidak aktifKode 2: Aktif

Nominal

Page 26: PPT Pene

Hasil Penelitian

Tabel 4.1 Sebaran menurut kesembuhan TB di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Jakarta Barat periode Januari-Desember 2014

Variabel Frekuensi Persentasi(%)

Sembuh 91 85.8

Tidak Sembuh 15 14.2

Total 106 100

Page 27: PPT Pene

Tabel 4.2. Sebaran kepatuhan minum OAT di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Jakarta Barat periode Januari-Desember 2014

Variabel Frekuensi Persentasi(%)

Patuh 88 83.0

Tidak Patuh 18 17.0

Total 106 100

Page 28: PPT Pene

Tabel 4.3 Sebaran berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan, pendapatan, pengetahuan, sikap, peran PMO di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Jakarta Barat periode Januari-Desember 2014

Variabel Frekuensi Persentasi (%)

Jenis Kelamin    

Laki-Laki 74 69.8

Perempuan 32 30.2

Umur    

< 45 79 74.5

>= 45 27 25.5

Pendidikan    

Rendah 13 12.3

Sedang 71 67.0

Tinggi 22 20.7

Pendapatan    

<2.700.000 50 47.2

2.700.000-5.400.000 41 38.7

> 5.400.000 15 14.2

Page 29: PPT Pene

..... lanjutan

Variabel Frekuensi Persentasi (%)

Pengetahuan    

Kurang 22 20.8

Cukup 60 56.6

Baik 24 22.6

Sikap    

Kurang 32 30.2

Cukup 41 38.7

Baik 24 31.1

Peran PMO    

Tidak aktif 20 18.9

Aktif 86 81.1

Page 30: PPT Pene

Variabel Status Kesembuhan Total Uji Nilai p Ho

Tidak Sembuh

Sembuh

Kepatuhan Fisher 0.000 Ditolak

Tidak patuh 10 8 18

Patuh 5 83 88

Hubungan antara kepatuhan terhadap status kesembuhan pasien penderita TB paru dengan menggunakan uji Fisher, didapatkan nilai p = 0.000 (p>0.05), maka Ho ditolak yang berarti terdapat hubungan bermakna secara statistik antara kepatuhan minum obat dengan tingkat kesembuhan pasien penderita TB paru.

Page 31: PPT Pene

Variabel Status Kesembuhan

Total Uji Nilai p Ho

Tidak Sembuh

Sembuh

Jenis Kelamin

Fisher 0.377 Diterima

Laki-laki 9 65 74

Perempuan 6 26 32

Hubungan antara jenis kelamin terhadap status kesembuhan pasien penderita TB paru dengan menggunakan uji Fisher, didapatkan nilai p = 0.377 (p>0.05), maka Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan bermakna secara statistik antara jenis kelamin dengan tingkat kesembuhan pasien penderita TB paru.

Page 32: PPT Pene

Variabel Status Kesembuhan

Total Uji Nilai p Ho

Tidak Sembuh

Sembuh

Usia Fisher 0.524 Diterima

<45 10 69 79

>= 45 5 22 27

Hubungan antara usia terhadap status kesembuhan pasien penderita TB paru dengan menggunakan uji Fisher, didapatkan nilai p = 0.524 (p>0.05), maka Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan bermakna secara statistik antara usia pasien dengan tingkat kesembuhan pasien penderita TB paru.

Page 33: PPT Pene

Variabel Status Kesembuhan Total Uji Nilai p Ho

Tidak Sembuh

Sembuh

Pendidikan Fisher 0.390 Diterima

Rendah 3 10 13

Sedang-Tinggi

12 81 93

Hubungan antara pendidikan terhadap status kesembuhan pasien penderita TB paru dengan menggunakan uji Fisher, didapatkan nilai p = 0.390 (p>0.05), maka Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan bermakna secara statistik antara pendidikan dengan tingkat kesembuhan pasien penderita TB paru.

Page 34: PPT Pene

Variabel Status Kesembuhan

Total Uji Nilai p Ho

Tidak Sembuh

Sembuh

Pendapatan Chi-square 0.66 Diterima

Rendah 7 43 50

Tinggi 8 48 56

Hubungan antara pendapatan terhadap status kesembuhan pasien penderita TB paru dengan menggunakan uji Chi-square, didapatkan nilai p = 0.66 (p > 0.05), maka Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan bermakna secara statistik antara pendapatan dengan tingkat kesembuhan pasien penderita TB paru.

Page 35: PPT Pene

Variabel Status Kesembuhan Total Uji Nilai p Ho

Tidak Sembuh

Sembuh

Pengetahuan Fisher 0.509 Diterima

Rendah 4 18 22

Sedang-Tinggi

11 73 84

Hubungan antara pengetahuan terhadap status kesembuhan pasien penderita TB paru dengan menggunakan uji Fisher, didapatkan nilai p = 0.509 (p > 0.05), maka Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan bermakna secara statistik antara pengetahuan pasien dengan tingkat kesembuhan pasien penderita TB paru.

Page 36: PPT Pene

Variabel Status Kesembuhan

Total Uji Nilai p Ho

Tidak Sembuh

Sembuh

Sikap Chi-square 0.532 Diterima

Kurang 6 26 32

Cukup 6 35 41

Baik 3 30 33

Hubungan antara sikap terhadap status kesembuhan pasien penderita TB paru dengan menggunakan uji Chi-square, didapatkan nilai p = 0.532 (p>0.05), maka Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan bermakna secara statistik antara jenis sikap pasien dengan tingkat kesembuhan pasien penderita TB paru.

Page 37: PPT Pene

Variabel Status Kesembuhan

Total Uji Nilai p Ho

Tidak Sembuh

Sembuh

Peran PMO Fisher 0.476 Diterima

Tidak Aktif 4 16 20

Aktif 11 75 86

Hubungan antara peran PMO terhadap status kesembuhan pasien penderita TB paru dengan menggunakan uji Fisher, didapatkan nilai p = 0.476 (p > 0.05), maka Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan bermakna secara statistik antara peran PMO dengan tingkat kesembuhan pasien penderita TB paru.

Page 38: PPT Pene

KesimpulanSebaran status pengobatan tuberkulosis pada penderita sembuh

sebesar 85,8%, dan tidak sembuh sebesar 14,2%.

Sebaran kepatuhan pengobatan pasien TB paru yang patuh berobat sebesar 83,0% dan tidak patuh sebesar 17,0%.

Sebaran berdasarkan variabel terbanyak jenis kelamin penderita TB paru didapatkan responden laki-laki sebesar 69,8%

Berdasarkan umur penderita didapatkan responden berusia kurang dari 45 tahun sebesar 74,5%,

Berdasarkan variabel tingkat pendidikan pasien didapatkan responden pendidikan tingkat menengah atau sedang 67,0%.

Page 39: PPT Pene

Berdasarkan variabel pendapatan keluarga pasien didapatkan responden pendapatan <Rp 2.700.000 sebesar 47,2%

Berdasarkan variabel pengetahuan pasien tentang TB paru didaptakan yang berpengetahuan cukup 56,6%

Berdasarkan variabel sikap pasien TB paru didapatkan sikap cukup 38,7% .

Berdasarkan variabel peran PMO dengan kesembuhan penderita TB paru didapatkan PMO yang berperan aktif 81,1%.

Page 40: PPT Pene

Didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara kepatuhan minum OAT dan kesembuhan tuberkulosis.

Didapatkan tidak adanya hubungan bermakna antara jenis kelamin, usia, pendidikan, tingkat pendapatan keluarga, pengetahuan, sikap, dan peran PMO.

Page 41: PPT Pene

SaranPuskesmas

1. a) Mengadakan penyuluhan tentang pentingnya kepatuhan dalam meminum obat tuberkulosis secara teratur.

b) Perlunya penyuluhan tentang pengetahuan penyakit dan tatalaksana pengobatan tuberkulosis secara teratur.

2. Pentingnya peran dari Pengawas Menelan Obat (PMO) untuk proses penyembuhan tuberkulosis.

Page 42: PPT Pene

Terima Kasih