Ppt Obat Generik
-
Upload
diah-fitri-afriani -
Category
Documents
-
view
1.658 -
download
131
Transcript of Ppt Obat Generik
OBAT GENERIK
Kenali Jenis Obat di IndonesiaSejarah Obat GenerikKualitas Obat Generik Tidak Kalah Jaminan kualitas obat generik : Wajib BABE
Kendala Terbesar Obat GenerikObat Generik Adalah Hak Pasien
Kenali Jenis Obat di Indonesia
secara internasional obat hanya dibagi menjadi menjadi 2 yaitu obat paten dan obat generik.
Obat paten adalah obat yang baru ditemukan berdasarkan riset dan memiliki masa paten yang tergantung dari jenis obatnya. Menurut UU No. 14 Tahun 2001 masa berlaku paten di Indonesia adalah 20 tahun.
Selama 20 tahun itu, perusahaan farmasi tersebut memiliki hak eksklusif di Indonesia untuk memproduksi obat yang dimaksud. Perusahaan lain tidak diperkenankan untuk memproduksi dan memasarkan obat serupa kecuali jika memiliki perjanjian khusus dengan pemilik paten.
Setelah obat paten berhenti masa patennya, obat paten kemudian disebut sebagai obat generik (generik= nama zat berkhasiatnya).
Nah, obat generik inipun dibagi lagi menjadi 2 yaitu generik berlogo dan generik bermerk (branded generic).
Tidak ada perbedaan zat berkhasiat antara generik berlogo dengan generik bermerk. "Bedanya, yang satu diberi merk, satu lagi diberi logo" menurut DR. Dr. Fachmi Idris, M.Kes.
Obat generik berlogo yang lebih umum disebut obat generik saja adalah obat yang menggunakan nama zat berkhasiatnya dan mencantumkan logo perusahaan farmasi yang memproduksinya pada kemasan obat, sedangkan obat generik bermerk yang lebih umum disebut obat bermerk adalah obat yang diberi merk dagang oleh perusahaan farmasi yang memproduksinya.
logo obat generik dan maknanya
Makna Gambar : Bulat berarti suatu kebulatan tekad untuk menggunakan
obat generic Garis – garis tebal tipis berarti menjangkau seluruh lapisan masyarakat Warna hijau berarti obat yang telah lulus dalam segala
pengujian
GENERIK
Sejarah Obat Generik
Obat Generik Berlogo (OGB) diluncurkan pada tahun 1991 oleh pemerintah yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kelas menengah ke bawah akan obat. Jenis obat ini mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) yang merupakan obat esensial untuk penyakit tertentu.
Harga obat generik dikendalikan oleh pemerintah untuk menjamin akses masyarakat terhadap obat. Oleh karena itu, sejak tahun 1985 pemerintah menetapkan penggunaan obat generik pada fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah.
Harga obat generik bisa ditekan karena obat generik hanya berisi zat yang dikandungnya dan dijual dalam kemasan dengan jumlah besar, sehingga tidak diperlukan biaya kemasan dan biaya iklan dalam pemasarannya. Proporsi biaya iklan obat dapat mencapai 20-30%, sehingga biaya iklan obat akan mempengaruhi harga obat secara signifikan.
Kualitas Obat Generik Tidak Kalah Orang sering mengira bahwa mutu obat generik
kurang dibandingkan obat bermerk. Harganya yang terbilang murah membuat masyarakat tidak percaya bahwa obat generik sama berkualitasnya dengan obat bermerk.
Padahal generik atau zat berkhasiat yang dikandung obat generik sama dengan obat bermerk.
Kualitas obat generik tidak kalah dengan obat bermerk karena dalam memproduksinya perusahaan farmasi bersangkutan harus melengkapi persyaratan ketat dalam Cara-cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) yang dikeluarkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Jaminan kualitas obat generik : Wajib BABE
Dalam peraturan, BPOM akan mengumumkan obat resep (ethical) yang dikenakan wajib BA/BE. Uji tersebut akan menjadi prasyarat registrasi obat yang telah ditetapkan dalam Peraturan Kepala BPOM-RI.
Uji BA/BE diperlukan untuk menjaga keamanan dan mutu obat generik. Dengan demikian, masyarakat terutama klinisi mendapat jaminan obat yang sesuai dengan standar efikasi, keamanan dan mutu yang dibutuhkan.
Bioavailabilitas/ketersediaan hayati (BA) dapat didefinisikan sebagai rate (kecepatan zat aktif dari produk obat yang diserap di dalam tubuh ke sistem peredaran darah) dan extent (besarnya jumlah zat aktif dari produk obat yang dapat masuk ke sistem peredaran darah), sehingga zat aktif/obat tersedia pada tempat kerjanya untuk menimbulkan efek terapi/penyembuhan yang diinginkan
Bioekivalensi/kesetaraan biologi (BE) dapat didefinisikan menjadi tidak adanya perbedaan secara bermakna pada rate dan extent zat aktif dari dua produk obat yang memiliki kesetaraan farmasetik, misalnya antara tablet A yang merupakan produk obat uji dan tablet B yang merupakan produk inovator, sehingga menjadi tersedia pada tempat kerja obat ketika keduanya diberikan dalam dosis zat aktif yang sama dan dalam desain studi yang tepat.
Kualitas obat generik berlogo tidak kalah dengan obat bermerek, hanya saja harga memang dipatok murah agar terjangkau semua lapisan.
Sedang kualitas obat, generik berlogo dan bermerek, relatif sama. Proses produksi pun tiada beda. Mulai dari pengadaan bahan baku, produksi, hingga finishing product, dilakukan quality control sebagaimana dilakukan jika memproduksi obat paten.
Dengan demikian, kualitas dan keamanan obat generik berlogo dan obat paten relatif sama. Untuk itulah, masyarakat tidak perlu khawatir jika minum obat generik berlogo karena kualitasnya terjamin.
Kendala Terbesar Obat Generik1. Setiap negara wajib menyusun daftar obat esensial
(DOEN), sejumlah jenis obat yang paling dibutuhkan di suatu negara, dan yang tergolong sering dipakai.
Namun, yang terjadi sekarang, dan itu sudah lama berlangsung, DOEN kita cenderung tambun. Obat bermerk dan jenis yang sama pun terus bertambah, sehingga membuat bingung dokter saat menulis resep. Kalau ada seratus jenis obat esensial, dan masing-masing jenis obat diproduksi oleh sepuluh merk obat, berapa ribu merk obat yang harus dokter ingat
Bayangkan kalau untuk obat batuk yang sama tersedia puluhan merek. Duplikasi obat begini yang membuat persaingan harga obat semakin kurang sehat. Siapa merk obat yang berani lebih genit mempengaruhi dokter dan menulis resep, merk itu yang berpotensi menguasai pasar.
2.Beda harga obat bermerk dengan obat generik sekitar 40 kali, 80 kali bahkan ada yang sampai 200 kali lipat, Perusahaan farmasi mengklaim bahwa keuntungan tersebut untuk komisi dokter meresepkan obat bermerk. Hal inilah yang menjadi kendala terbesar mandeknya obat generik di Indonesia.
3. Pada obat bermerek dagang memang dilakukan pemillihan bahan pembantu (bahan tambahan yang digunakan untuk membentuk produk obat selain zat aktif) yang spesial dan kemasan produk yang menawan yang menjadikannya terasa istimewa.
Sedangkan pada obat generik dilakukan penekanan biaya produksi untuk penurunan harga produk. Akan tetapi berkat adanya studi BA dan atau BE, obat generik akan memberikan jaminan keamanan dan khasiat pengobatan walaupun kemungkinan adanya perbedaan sifat fisiko kimia zat aktif yang digunakan (bentuk kristal dan ukuran partikel) pada kedua produk obat tersebut.
Beberapa pertanyaan yang sering muncul dan jawabannya:
1. . Mengapa harga obat generik lebih murah?
a.Tidak terkena pajakb. Tidak menganggung biaya promosic. Tidak menanggung biaya distribusi (ditanggung oleh pemerintah)d. Disubsidi, bahkan ada beberapa yang “dijual rugi”
2. Bila Obat generik memang bagus, mengapa dokter lebih sering meresepkan obat paten?= Ada beberapa sebab, mari kita bahas satu-persatu
a. Tidak semua obat sudah keluar versi generiknya : Pemerintah akan memberi kesempatan pada perusahaan farmasi untuk meraup untung demi menutup biaya riset mereka. Maka itu obat-obat baru kadang belum ada versi generiknyab. Obat Generik adalah obat bersubsidi, maka dari itu penggunaan subsidi ini harus disalurkan pada orang yang tepat pula.c. Efek placebo : Kadang pasien yang diberi obat generik tidak merasa puas karena pasien merasa “lebih mahal lebih baik”, atau “Ada rupa ada harga”. Maka itu kadang dokter lebih suka meresepkan obat paten
Obat Generik Berlogo
» Aminofilin Injeksi 24 mg/ml
» Amoxicillin Serbuk Injeksi 1g
» Amoksisilin Kapsul 250 mg & Kaplet 500 mg
Ampisilin Kaplet 500mg & SK 125 mg/5 ml
» Antalgin Tablet 500 mg
» Antalgin (Metampyron) Injeksi 250 mg/ml
» Tetrasiklin Kapsul 250 mg & 500 mg
Asam Mefenamat Kapsul 250mg & Kaplet 500mg
» Asetosal Tablet 100mg & 500mg
» Asiclovir Cream 5 %, Tablet 200 mg & 400 mg
» Cefadroxil Kapsul 500 mg
» Cefotaxim Serbuk Injeksi 1 g
» Metronidazol Tablet
» Natrium Diklofenak Tablet 25mg & 50mg
Kesimpulannya :Anda sebagai pasien mempunyai hak memilih antara generik dan paten. beritahukan pada dokter yang menjadi pilihan anda.
Don’t Judge It by The Name!
Terima kasih