ppt Metodologi Penelitian.pptx
Transcript of ppt Metodologi Penelitian.pptx
DAYA HAMBAT EKSTRAK KULIT BUAH LABU KUNING (Cucurbita moschata) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans SECARA IN VITRO
JUDUL PENELITIAN
Pendahuluan
Kesehatan merupakan hal terpenting bagi manusia untuk menjalankan aktivitas
kehidupan. Untuk menatasi perlu dilakukan tindakan pencegahan danpengobatan
Dan salah satu infeksi yang bisa menyebabkan suatu penyakit adalah kandidiasis
yaitu infeksi kulit akibat jamur Candida sp
Candida albicans merupakan agen infeksi oportunistik yang menarik untuk
dijadikan topik penelitian. Organisme yang menetap di dalam saluran atau bagian
tubuh yang berhubungan dengan lingkungan luar pada 80% manusia ini merupakan
salah satu jamur patogen yang umum menjangkiti manusia.
Sedangkan labu kuning(Cucurbita moschata) merupakan suatu tanaman sayuran
yang telah diketahui dan dimanfaatkan dalam masyarakat, khususnya di Indonesia.
Ekstrak kulit buah labu kuning (Cucurbita moschata) memiliki kandungan kimia
seperti saponin, flavanoid dan tanin. Kandungan kimia pada labu kuning tersebut
selain berfungsi untuk mengurangi kadar gula dalam darah, juga mampu menjadi
sumber anti-bakteri dan anti- virus. Serta hasil riset yang dipublikasikan oleh The
Journal of Agricultural and Food Chemistry, para peneliti menyimpulkan bahwa
protein yang terdapat dalam kulit labu dapat menjadi obat alami untuk mengatasi
infeksi jamur pada manusia, selain juga dapat menghambat pertumbuhan beberapa
jenis jamur yang menyerang tanaman dan yang bersifat sistemik.
Rumusan Masalah
Berapa besar konsentrasi ekstrak kulit buah labu kuning yang diberikan agar efektif menghambat pertumbuhan Candida albicans secara in vitro?
Berapakah kadar hambat minimum ekstrak kulit buah labu kuning yang diberikan agar efektif menghambat pertumbuhan Candida albicans secara in vitro?
Berapakah kadar bunuh minimum ekstrak kulit buah labu kuning yang diberikan agar efektif menghambat pertumbuhan Candida albicans secara in vitro?
Tujuan
Mengetahui besar konsentrasi ekstrak kulit labu kuning yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans secara in vitro.
Mengetahui kadar hambat minimum ekstrak kulit buah labu kuning yang diberikan agar efektif menghambat pertumbuhan Candida albicans secara in vitro.
Mengetahui kadar bunuh minimum ekstrak kulit buah labu kuning yang diberikan agar efektif menghambat pertumbuhan Candida albicans secara in vitro.
Tinjauan Pustaka
Tanaman Labu Kuning Ciri Morfologi Tanaman Distribusi Kandungan kimia Bahan aktif pada Labu Kuning
Jamur Candida albicans Morfologi umum Candida albicans Morfologi koloni Candida albicans
Kerangka Teori, Kerangka Konsep dan Hipotesis Kerangka Teori
Ekstraksi dengan etanol kulit buah labu kuning
Pada konsentrasi tertentu yang telah ditentukan
Dilakukan identifikasi dengan uji dilusi
Mengamati pertumbuhan Candida albicans yang terjadi dalam masing2 tabung dg presentasi kadar yang ditentukan
Isolat biakan Candida albicans cair 0.5 x 104 cfu/ml
Penurunan jumlah koloni Candida albicans
Kerangka Konsep
Konsentrasi etanol kulit buah labu kuning pada
ukuran:
0% atau 0.35 ml
20% atau0.4 ml
22.5% atau 0.45 ml
25% atau 0.5ml
27.5% atau 0.55 ml
30% atau 0.6 ml
Tidak Menunjukkan
kekeruhan( tidak tumbuh)
Menunjukkan kekeruhan (ada pertumbuhan)
Hipotesis1. H0: Tidak ada hubungan antara pemberian ekstrak kulit buah labu kuning pada konsentrasi tertentu
terhadap pertumbuhan Candida albicans
H1: Ada hubungan antara pemberian ekstrak kulit buah labu kuning pada konsentrasi tertentu terhadap pertumbuhan Candida albicans
2. H0: Ekstrak kulit buah labu kuning tidak memiliki nilai Kadar Hambat Minimum (KHM) yang secara efektif menghambat pertumbuhan Candida albicans
H1: Ekstrak kulit buah labu kuning memiliki nilai Kadar Hambat Minimum (KHM) yang secara efektif menghambat pertumbuhan Candida albicans
3. H0: Ekstrak kulit buah labu kuning tidak memiliki nilai Kadar Bunuh Minimum (KBM)yang secara efektif menghambat pertumbuhan Candida albicans
H1: Ekstrak kulit buah labu kuning memiliki nilai Kadar Bunuh Minimum (KBM) yang secara efektif menghambat pertumbuhan Candida albicans
METODE PENELITIAN
Ruang Lingkup PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian bidang ilmu
Mikrobiologi Ruang Lingkup Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga pada bulan Januari hingga Maret 2014.
Jenis dan rancangan penelitianJenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif
eksperimental laboratories dengan post test only control group design.
Desain Penelitian
Pada penelitian inidigunakan metode penelitian eksperimental. Adapun uji kepekaan anti fungi yang dipakai untuk menetukan Kadar Hambat Minimum(KHM ) adalah metode dilusi tabung. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi ekstrak etanol kulit buah Labu kuning yaitu 0%,17,5%,20%,22,5%,25%, 27,5% dan30%. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah jumlah pertumbuhan jamur Candida albicans pada medium SDA.
Proses Identifikasi
Sebelum digunakan dalam penelitian maka, isolat Canida albicans yang akan digunakan harus diidentifikasi terlebih dahulu. Identifikasi yang dilakukan meliputi perwarnaan Gram dan uji germinating tube untuk mengetahui karakter morfologi Candida albicans.
Prosedur Ekstraksi. Kulit bagian dalam labu kuning dihaluskan dengan blender. Lalu
menambil 100 gramnya untuk disaring denan menggunakan kertas saring. Lalu kertas saring yang berisi hasil perasan juga diekstraksi ke dalam labu ekstraksi dengan menambahkan etanol untuk melarutkannya dan melakukan pemanasan hingga mendidih pada suhu 70°C.
PROSEDUR UJI DILUSI TABUNG
a. Menyiapkan7 tabung steril dengan presentase larutan ekstrak yang telah ditentukan.
b. Mencampur larutan ekstrak ke dalam 1ml setiap tabung nya.
c. Menyiapkan Candida albicans ,lalu memasukkan kedalam karutan ekstrak hingga 2 ml.
d. Inkubasi selama 24 jam
e. Setelah sehari, maka mengambil 1 ose untuk dilakukan streak pada media SDA.
f. Lalu inkubasi lagi selama 24 jam
g. Tabung yang jernih pertama menunujukkan KHM sedangkan tabung yg tidak ada pertumbuhan yang memiliki nilai lebih kecil dari nilai inokulum menunjukkan KBM.