PPT. Metoda Netralisasi Final 25-8-2014
-
Upload
septiriyan -
Category
Documents
-
view
88 -
download
4
description
Transcript of PPT. Metoda Netralisasi Final 25-8-2014
Materi Volumetri terdiri dari :
Pendahuluan dan NetralisasiPermangganatometri Seriometri, Dikhromatometri dan Yodo/YodimetriArgentometri dan KompleksometriAplikasi Analisis AirVerifikasi Alat Ukur SekunderMembuat dan Menyimpan Pereaksi
Kegiatan Pembelajaran Semester Gasal 2014/2015
Pendahuluan dan NetralisasiPermangganatometri Verifikasi Alat Ukur Sekunder
VOLUMETRI
Pengertian Analisis JumlahPengertian VolumetriKelebihan Volumetri dibandingkan dengan Gravimetri
ISTILAH - ISTILAH
Bahan Baku Primer dan SekunderStandarisasiIndikatorTitik AkhirTitik EkuivalenTitranTitrat
METODA ANALISIS
METATETIKNetralisasiArgentometriKompleksometri
REDOKSPermangganatometriSeriometriDikhromatometriYodo/yodimetri.
Netralisasi
Reaksi asam dan basa, yang dinyatakan dalam persamaan reaksi seperti berikut:
H+ + OH- H2O
Bila titran yang digunakan adalah larutan asam maka disebut asidimetri
Bila titran yang digunakan adalah larutan basa makan disebut alkalimetri
Argentometri
Penitaran berdasarkan pengendapan ion halogen dengan AgNO3 yang titarnya diketahui:
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
putih
AgNO3 + K2CrO4 Ag2CrO4
merah bata
Ada tiga cara terkenal dalam metode ini yaitu Mohr, Fajans, Volhard.
Kompleksometri
Sering disebut juga “Khelatometri” yaitu terbentuknya senyawa rangkai (kompleks) yang mantap dan larut dalam air, bila larutan baku bereaksi dengan kation – kation yang sedang diuji/ditetapkan kadarnya.
Melibatkan komplekson EDTA.
Satuan yang digunakan Molaritas
PermangganatometriSebagai penitar dipakai larutan Kalium permanganat.
Dalam lingkungan asam, dua molekul permanganat dapat melepaskan lima atom oksigen (bila ada zat yg dioksidasi oleh oksigen itu)
2KMnO4 + 3H2SO4 K2SO4 + 2MnSO4 + 3H2O + 5On
Tanpa indikator atau Mn (II)
Termasuk kedalam oksidimetri
Yodo / Yodimetri
Penitaran dengan Yod disebut Yodimetri
Penitaran dengan Tio disebut Yodometri
Yodimetri termasuk kedalam oksidimetri. Zat yang bersifat reduktor dapat langsung dititar.
Yodometri termasuk kedalam Reduktometri. Zat – zat yang bersifat oksidator dalam larutan asam membebaskan Yod dari KI.
Ceriometri
Sebagai pengoksidasi dipakai Ce(SO4)2.
Termasuk kedalam oksidimetri.
Banyak digunakan di Industri Farmasi
Dikhromatometri
Sebagai pereduksi digunakan Ferro Amonium Sulfat (FAS) dengan indikator Ferroin, sedangkan kalium dikhromat berfungsi sebagai pengoksidasi dalam suasana asam, diperoleh titik akhir dari hijau menjadi merah kecoklatan.
CARA ANALISISBeberapa syarat titrasiharus dipenuhi
Berlangsung sempurna, tunggal dan
menurut persamaan reaksi yang jelas
Cepat
Ada indikator
Ada larutan baku
TEKNIK TITRASI
Cara Pelaksanaan Titrasi
Pengisian Larutan titrat ke dalam erlenmeyer
Pengenceran dan penambahan indikator
Pelaksanaan Titrasi dan Pencatatan
Pengisian Larutan titran ke dalam Buret
Titrasi langsung (direct titration)
Larutan contoh langsung dititar dengan larutan standar
Contoh titrasi asam basa
Titrasi tidak langsung
Titrasi yang dilakukan jika zat yang berada dalam contoh tidak bereaksi dengan larutan baku atau bereaksi sangat lambat.
Yodometri termasuk kedalam titrasi tidak langsung karena membutuhkan zat lain yaitu KI yg akan menghasilkan Yod dan kemudian dititar dengan Tio.
Titrasi kembali
Titrasi yang dilakukan jika zat yang berada dalam contoh tidak bereaksi dengan larutan baku atau bereaksi sangat lambat.
Harus ditambahkan kedalam contoh jumlah tertentu zat ketiga yang berlebihan terukur, kemudian kelebihan zat ketiga dititar dengan larutan baku.
Contoh titrasi Argentometri cara Volhard
Titrasi penggantianCara ini dilakukan bila ion yang ditetapkan:
Tidak bereaksi langsung dengan larutan baku
Tidak bereaksi secara stoikiometri dengan larutan baku
Tidak saling mempengaruhi dengan larutan penunjuk
Pada umumnya ion yang akan ditetapkan diubah dahulu menjadi suatu senyawaan yang dapat dititar langsung dengan larutan baku.
Contoh pada titrasi kompleksometri
Alat-alat
yang sering dipakai
:
Buret
Pipet Volumetri
k
Labu ukur
Erlenmeyer
Jenis alat-alat dalam titrimetri
Alat-alat Kaca
Teori Asam Basa
Perhitungan
Indikator
pH dan Kurva Titrasi
Bahan Baku Primer Dan Sekunder
Jenis- jenis Penetapan
EVALUASI
TEORI ASAM BASAARRHENIUSLOWRY DAN BRONSTEDLEWIS
Svante Arrhenius (1884)
Johannes Bronsted & Thomas Lowry (1923)
Gilbert Newton Lewis (1938)
Arrhenius’s Theory
Asam adalah zat yang di dalam air menghasilkan ion
H+
Basa adalah zat yang di dalam air
menghasilkan ion OH-
Arrhenius’s Theory
Hydrochloric acid
HCl (aq) H+ (aq) + Cl- (aq)
Sulfuric acid
H2SO4 (aq) 2H+ (aq) + SO42- (aq)
Na+ (aq) + OH- (aq)NaOH (aq) Sodium hydroxide
OH- (aq)Ca(OH)2 (aq) Calcium hydroxide
2Ca2+ (aq)+
Kelemahan Arrhenius:
Teorinya tidak dapat digunakan untuk senyawa kovalen
Teori Bronstead - LowryAsam adalah zat yang mampu melepaskan (donating) proton dalam reaksinya.Basa adalah zat yang mampu mengikat (accepting) proton dalam reaksinya.
Asam Proton Basa
Konjugasi
Basa Proton Asam konjugasi
Cl H+
H Cl+
H
HH N +
H++
H
HH N
asam 1 basa 2 asam 2
basa 1
H2CO3 + H2O H3O+ + HCO3
-
asam basa asam konjugasi basa konjugasi
H2O + NH3 NH4+ + OH-
asam basa asam konjugasi basa konjugasi
Bronsted-Lowry menyebut asam 1 dan basa 1 sebagai pasangan konjugat (conjugate pairs). Air yang dalam reaksinya dapat bertindak sebagai asam dan basa tergantung pada zat terlarut, disebut pelarut amfiprotik (amphiprotik solvents). Kelemahan Bronstead – Lowry:Tidak selamanya pelarut yang digunakan adalah air.
+Cl HH
HO
+H
HH O Cl+
Teori Lewis
Asam adalah zat yang dapat menerima pasangan elektron bebas (akseptor elektron)
Basa adalah zat yang dapat melepaskan pasangan elektron bebas (donor elektron)
Perhitungan
Satuan KonsentrasiBobot equivalenFaktor PengenceranStandarisasi larutan titranPerhitungan Kadar
Bobot Ekuivalen
Bobot setara atau bobot ekivalen = perbandingan bobot partikel zat (atom, molekul, atau ion) yang setara dengan 1 ion H+ dengan bobot 1 atom hidrogen.
H+ + e H Secara umum penentuan Bst pada Netralisasi :
valensi
MrBEk
Jenis – Jenis Indikator
Indikator asam – basa
Indikator pengendapan
Auto indikator
Indikator redoks
Indikator logam
Som
e A
cid
-Base
Ind
icato
rsIndicator
pH Range in whichColor Change Occurs
Color Changeas pH Increases
Crystal violetThymol blueOrange IVMethyl orangeBromcresol greenMethyl redChlorophenol redBromthymol bluePhenol redNeutral redThymol bluePhenolphthaleinThymolphthaleinAlizarin yellowIndigo carmine
0.0 - 1.61.2 - 2.81.4 - 2.83.2 - 4.43.8 - 5.44.8 - 6.25.2 - 6.86.0 - 7.66.6 - 8.06.8 - 8.08.0 - 9.68.2 - 10.09.4 - 10.6
10.1 - 12.011.4 - 13.0
yellow to bluered to yellowred to yellowred to yellowyellow to bluered to yellowyellow to redyellow to blueyellow to redred to amberyellow to bluecolorless to pinkcolorless to blueyellow to blueblue to yellow
Contoh indikator asam – basa dan pembuatannya
Fenol ptalin (PP)
Asam organik bervalensi dua. Pada disosiasi H+ pertama tidak berwarna, pada disosiasi H+ kedua warnanya merah.
Cara pembuatan
Larutkan 5 g reagensia dalam 500 mL etanol dan tambahkan 500 mL air dengan terus diaduk. Saring jika terbentuk endapan.
Sindur metil (SM)
Suatu basa organik yang bersifat amfoter karena adanya gugus basa dari N(CH3)2 dan gugus asam dari SO3H.
Cara pembuatan
Jika dalam bentuk asam bebasnya, maka larutkan 0,5 g asam bebasnya dalam 1 L air, saring larutan dingin apabila terbentuk endapan memisah.
Jika dalam bentuk garam natriumnya, larutkan 0,5 g garam natriumnya dalam 1 L air, tambahkan 15,2 mL HCl 0,1 M lalu saring ketika dingin.
Merah metil (MM)
Suatu basa organik. Dalam suasana asam berwarna merah sedangkan jika beraksi dengan OH- menghasilkan warna kuning.
Cara pembuatan
Larutkan 1 g asam bebasnya dalam 1 L air panas, atau larutkan dalam 600 mL etanol dan encerkan dengan 400 mL air.
Penggunaan indikator
Indikator digunakan sesuai dengan sifat titrat dan titran yang digunakan.
Kurva titrasi dapat membantu menentukan indikator yang tepat untuk suatu titrasi.
Kekuatan asamIonisasi asam dalam air:
Bila derajat ionisasi = α
Kepekatan asam mula – mula = C
Menurut hukum pengenceran Oswald:
HA H+ + A-
][
]][[
HA
AHKasam
Pembulatan satuan Hasil Perhitungan
Untuk hasil perhitungan Volume, Kadar Zat, Hasil timbangan dengan Neraca Teknis dan pH = 2 Angka dibelakang Koma
Untuk hasil perhitungan Normalitas, Molaritas dan Hasil timbangan dengan Neraca analitik/digital = 4 Angka dibelakang Koma
pH
Keasaman suatu larutan diukur berdasarkan [H+] dalam larutan tersebut.
Rumus pH:
pH = - log [H+]
pOH = - log [OH-]
Dalam air:
pH + pOH = 14
Jenis – Jenis pH
pH larutan asam kuat, basa kuat
pH larutan asam lemah, basa lemah
pH larutan buffer (penyangga)
pH larutan garam yang terhidrolisis
pH larutan dari asam poliprotik
Perhitungan pH untuk Asam kuat dan Basa Kuat
Asam Kuat
pH = - log [H+]
Untuk asam poliprotik
Jika satuan M maka
[H+] = valensi x [asam]
Jika satuan N maka
[H+] = [asam]
Basa Kuat
pOH = - log [OH-]
pH = 14 – pOH
Penyangga Asam Penyangga Basa
Perhitungan pH untuk larutan penyangga
][
][
garam
asamKH a
][
][
garam
basaKOH b
][
][log
asam
garampKpH a
][
][log
basa
garampKpOH b
pH larutan garam dari asam poliprotik
Jadi perhitungan pH hanya melihat disosiasi pertama yaitu sama dengan menghitung pH asam lemah monoprotik.
Asam diprotik, bila Ka1Ka2 (umumnya
Ka1/Ka2 100), maka
disosiasi pertama merupakan sumber utama H+ dan pengaruh konsentrasi H+ pada disosiasi kedua diabaikan.
pH larutan yang hanya mengandung HA-
Dalam garam asam berlaku:
Biasanya Ka1 [HA-], sehingga dapat diabaikan terhadap [HA-]
HAaK
HAaKaK][H
1
212
21][ aKaKH
Rumus itu dapat ditentukan dengan mengingat prinsip : gunakan Ka untuk zatnya sendiri dan Ka asam konjugatnya
Pembuatan Kurva Titrasi
Kurva penitaran adalah suatu kurva yang dibuat dengan memplot mL penitar sebagai sumbu x dan kepekatan zat yang dianggap penting atau berperan sebagai sumbu y.
Titik atau daerah penitaran:
1.Sebelum penitaran dimulai
2.Selama penitaran sebelum titik setara
3.Titik setara
4.Selama penitaran setelah titik setara
Kurva titrasi asam kuat dengan basa kuat
Larutan 0.10 N HCl dititrasi dengan larutan 0.10 N NaOH
Titik akhir titrasi pada pH 7
Bagaimanakah bentuk kurva titirasi bila larutan 0,01 N HCl dititrasi dengan larutan 0,1 N NaOH?Sebutkan Indikator yang tepat untuk titrasi itu.
Perhatikan bentuk kurva sedikit menjelang dan sedikit sesudah titik akhir titrasi.
Larutan 0.10 N HCl dititrasi dengan larutan 0.10 N NaOH
Titik akhir titrasi pada pH 7
Semua Indikator yang trayek perubahan warnanya pada daaerah pH ini dapat dipakai untuk indikator
Pada daerah titik akhir titrasi penambahan sedikit titran terjadi perubahan pH yang besar
Kurva titrasi asam kuat dengan basa kuat
Larutan 0.10 N NaOH dititrasi dengan larutan 0.10 N HCl
Titik akhir titiasi pada pH 7
Penting untuk diingat bahwa kurva titrasi tidak selalu naik dari kiri ke kanan.
Kurva titrasi basa kuat dengan asam kuat
Larutan 0.10 N CH3COOH dititrasi dengan larutan 0.10 N NaOH
Titik akhir titrasi pada pH 8,85 Manakah
indikator yang tepat, PP atau MM?
Kurva titrasi asam lemah dengan basa kuat
Kurva Titrasi Asam Kuat dengan Basa Lemah
Larutan 0.10 N HCl dititrasi dengan larutan 0.10 N NH3
Titik Akhir titrasi di bawah pH 5.2
Manakah indikator yang tepat, PP atau MM?
Titrasi Natrium Karbonat dengan HClTitrasi sampel yang mengandung natrium karbonat, kurva titrasinya mempunyai dua daerah titik akhir titrasi. Pertama pada pH sekitar 8,85 dengan fenolptalein (PP) sebagai indikator dan kedua pada pH sekitar 3,90 dengan metil merah (SM) sebagai indikator.Jumlah total natrium karbonat dalam sampel dapat ditentukan menggunakan indikator SM atau dapat pula dengan titrasi secara bertahap yaitu pertama dengan menggunakan indikator PP dan kemudian menggunakan SM.
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.001
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
milliliters HCl (0.10 M)
pH
TA pertama pada 8,85
Kurva titrasi
TA kedua pada 3.9
Bahan Baku Primer dan Sekunder
SYARAT-SYARAT bahan baku primer dan Sifat-sifat ATAU CIRI-CIRI sekunderJenis-jenis bahan baku primer dan sekunderPembuatan bahan baku primer dan sekunder
Ciri – ciri BBS
BBS tidak mantap karena kenormalannya tidak dapat tepat seperti perhitungan teoritis jika dilarutkan.
Contoh:
Menarik uap air (H2SO4 pekat, NaOH)
Mudah menguap (HCl pekat)
Menarik CO2 (NaOH, KOH)
Jenis – jenis BBP dan BBS
BBP asam
KHC8H4O4
C6H5COOH
NH2SO3H
H2C2O4.2H2O
BBP basa
Na2CO3
Na2B4O7.10H2O
BBS asam
Untuk menitar basa:
HCl, H2SO4
BBS basa
Untuk menitar asam:
KOH, NaOH
Pembuatan BBSPembuatan NaOH 0,1 N
Membuat larutan NaOH 50% (Sorensen)
Membuat larutan NaOH 0,1 N
Pembuatan larutan HCl 0,1 N
Jenis-jenis PenetapanTitrasi asam basa dengan berbagai indikatorPenentuan standarisasi asam dengan bahan baku primer bersifat basaPenentuan kadar suatu zat dengan metoda asidimetriPenentuan standarisasi basa dengan bahan baku primer bersifat asamPenentuan kadar suatu zat dengan metoda alkalimetri
Penetapan Titrasi asam basa dengan berbagai indikator
Menstandarisasi HCl 0,05 N dengan BBP Na2CO3
Menetapkan kadar campuran Na2CO3 dan NaHCO3 (Warder)
Menstandarisasi HCl 0,05 N dengan BBP Boraks
Menetapkan kadar campuran Na2CO3 dan NaOH (Warder-Winkler)
Menstandarisasi larutan NaOH 0,05 N dengan BBP asam Oksalat
Menetapkan kadar P dalam asam pospat
Menetapkan Bst asam organik
Pendahuluan pada materi volumetri mencakup : pengertian, istilah-istilah, metoda dan cara analisis, peralatan serta evaluasi.Metoda Netralisasi mencakup : Teori asam basa, perhitungan, indikator, pH dan kurva titrasi, bahan baku primer dan sekunder, jenis-jenis penetapan serta evaluasi.