PPT FADILAH
description
Transcript of PPT FADILAH
STUDI KOMPARASI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN
MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR FISIKA POKOK
BAHASAN KALOR PADA SISWA KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 3 SUMBAWA
TAHUN AJARAN 2016/2017
OlehFadilah Ramadani(12.01.03.0571)
LATAR BELAKANGHarapan
Kenyataan
Solusi
Tujuan pendidikan nasional berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
Harapan
Kenyataan
1. Doktrin awal mengenai sulitnya belajar fisika, sehingga peserta didik tidak termotivasi untuk mempelajarinya;
2. Peserta didik kurang menyenangi pelajaran fisika karena anggapan pelajaran fisika tersebut yang hanya dipenuhi dengan rumus yang harus dihafal;
3. Arah pembelajaran fisika yang cenderung merupakan pelajaran hafalan, verbal, dan tidak terkait langsung dengan kehidupan peserta didik;
4. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru fisika cendrung monotong sehingga kurangnya motivasi dalam belajar fisika;
5. Kurang efektifnya pembelajaran fisika yang disampaikan kepada peserta didik;
6. Masih terdapat beberapa beserta didik yang memiliki nilai dibawah KKM.
Yang Ingin di teliti
STUDI KOMPARASI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN
LANGSUNG DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN
KALOR PADA SISWA KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 3
SUMBAWA TAHUN AJARAN 2016/2017
Batasan Masalah
1. Keefektifan penggunaan model pembelajaran langsung pada
mata pelajaran fisika pokok bahasan Kalor.
2. Keefektifan penggunaan model pembelajaran inkuiri pada
mata pelajaran fisika pokok bahasan Kalor
3. Motivasi peserta didik untuk mempelajari mata pelajaran
fisika pokok bahasan kalor setelah diterapkan model
pembelajaran langsung dan model pembelajaran inkuiri.
Rumusan Masalah
1. Apakah model pembelajaran langsung lebih efektif
dari pada model pembelajaran inkuiri terhadap
motivasi belajar fisika siswa ?
2. Apakah model pembelajaran inkuiri lebih efektif
dari pada model pembelajaran langsung terhadap
motivasi belajar fisika siswa ?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran langsung
lebih efektif dari pada model pembelajaran inkuiri
terhadap motivasi belajar fisika siswa.
2. Untuk mengetahui Apakah model pembelajaran inkuiri
lebih efektif dari pada model pembelajaran langsung
terhadap motivasi belajar fisika siswa.
Manfaat Praktis
Bagi SekolahSebagai informasi bagi sekolah mengenai pentingnya kerjasama yang baik antara guru dan orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
Bagi GuruMembantu guru fisika dalam usaha mencari bentuk pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan motivasi siswa, selain itu penelitian ini juga dapat menjadi referensi ilmiah bagi guru dan untuk memotivasi guru untuk meneliti pada pokok bahasan yang lain.
Bagi SiswaDiharapkan penelitian ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, selain itu juga dapat memberikan pemahaman konsep siswa dalam mempelajari mata pelajaran fisika dan meningkatkan aktivitas siswa di kelas.
Manfaat Penelitian3. Bagi Peneliti
Mendapatkan pengalaman langsung dalam
menerapkan model pembelajaran langsung dan
model pembelajaran inkuiri.
4. Bagi Mahasiswa
Melengkapi bahan pustaka sebagai penunjang
kegiatan penelitian bagi mahasiswa yang
mengambil kajian yang sama dengan peneliti atau
ingin melanjutkan penelitian ini
BAB II LANDASAN TEORI• Tinjauan tentang Model Pembelajaran
• Pengertian Model Pembelajaran
• Menurut Hosnan (2014:337) Model adalah prosedur yang
sistematis tentang pola belajar untuk mencapai tujuan belajar
serta sebagai pedoman bagi pengajar dala melaksanakan
pembelajaran sehingga model pembelajaran adalah kerangka
konseptal/operasional, yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajartertentu dan berfungsi sebagai
pedoman bagi para pengajar dalam merencanakan, dan
melaksanakan aktivitas pembelajaraan
• Macam-Macam Model Pembelajaran• Model Pembelajaran Langsung (Direct Intruction)• Pengertian Model Pembelajaran Langsung
Menurut Arends, model yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan pengetahuan secara tahap demi tahap.
• Ciri-ciri Model Pembelajaran Langsung• Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model para siswa termasuk
prosedur penilaian motivasi belajar.• Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran.• Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar
kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.
• Tujuan Model Pembelajaran Langsung• model pembelajaran langsung dirancang untuk menciptkan lingkungan
belajar terstruktur dan berorientasi pada pencapaian akademik.
• Sintak Model Pembelajaran Langsung
Fase Tingkah Laku Guru
Fase 1.Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar.
Fase 2.Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap
Fase 3.Membimbing pelatihan
Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal
Fase 4.Mengecek pemahaman memberikan umpan balik
Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik dan memberi umpan balik
Fase 5. Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari.
• Kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung dirancang secara langsung untuk
menunjang prose belajar siswa yang berkaitan dengan keterampilan
dasar yang diajarkan selangkah demi selangkah. Keterampilan dasar yang
didemonstrasikan atau dimodelkan dengan selangkah demi selangkah
akan meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dilihat dari beberapa
penelitian diantaranya adalah penelitian Stalling, dkk menunjukkan
bahwa guru yang mengorganisasikan kelasnya yang memungkinkan
berlangsungnya pembelajaran terstruktur menghasilkan rasio
keterlibatan siswa yang tinggi dan hasil belajr yang tinggi pula.
Adapun kelemahan model pembelajran langsung adalh kurang cocok
untuk mengajarakan keterampilan sosial atau kreativitas, proses berpikir
tingkat tinggi dan konsep-konsep yang abstrak.
Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Inkuiri
Pengertian dan Tujuan Model Pembelajaran Inkuiri
• Pembelajaran inkuiri berarti dapat didevinisikan sebagai rangkaian
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara
kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
suatu masalah yang dipertanyakan (Hosnan, 2014:341).
• Tujuan dari model ini adalah mengembangkan kemampuan berfikir
secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam
pembelajaran inkuiri peserta didik tidak hanya dituntut untuk menguasai
materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan
potensi yang dimilikinya (Hosnan, 2014:341).
Prinsip - Prinsip Model Pembelajaran Inkuiri
Menurut Hosnan (2014), prinsip-prinsip
pembelajaran inkuiri adalah:
• Berorientasi pada pengembangan intelektual
• Prinsip interaksi
• Prinsip bertanya
• Prinsip belajar untuk berfikir
• Prinsip keterbukaan
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Inkuiri
Hosnan (2014) mengatakan bahwa langkah-langkah yang ditempuh dalam
penggunaan metode inkuiri sebagai berikut:
1. Orientasi (langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang
responsif).
2. Merumuskan masalah (merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki).
3. Mengajukan hipotesis (jawaban sementara dari suatu permasalahan yang
sedang dikaji).
4. Mengumpulkan data(aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk
menguji hipotesis yang diajukan).
5. Menguji hipotesis (proses penentuan jawaban yang dianggap diterima sesuai
dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
6. Merumuskan kesimpulan
Kelebihan model pembelajaran inkuiri
• Adapun inkuiri memiliki kelebihan yaitu:• Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif,
dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui metode ini dianggap lebih bermakna.
• Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar.
• Sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku lewat pengalaman.
• Mampu melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas ratarata,
• sehingga siswayang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan ter-hambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Kekurangan model pembelajaran inkuiri
• Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
• Tidak mudah mendesainnya, karena terbentur
pada kebiasaan siswa.
• Terkadang dalam implementasinya memerukan
waktu yang panjang, sehingga guru sulit
menyesuaikannya dengan waktu yang telah
ditentukan.
Tinjauan tentang Motivasi
• Pengertian Motivasi
Motivasi (motivation) adalah pemberian atau penumbuhan motif
atau hal yang menjadi motif, tegasnya motivasi adalah motif atau
hal yang sudah menjadi aktuif pada saat tertentu, terutama bila
kebutuhan untuk mencapai tujuan terasa sangat mendesak.
Motivasi merupakan segala sesuatu yang menjadi pendorong
timbulnya suatu tingkah laku (Prawira,2012:319)
Macam-Macam Motivasi
• a) Motivasi intrinsik
• Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri
seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan jam belajar,
misalnya ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh suatu
pengetahuan, ingin memperoleh kemampuan dan sebagainya.
• b) Motivasi ekstrinsik
• Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar individu
atau motivasi ini tak ada kaitannya dengan jam belajar seperti
belajar karena takut kepada guru atau karena ingin lulus, ingin
memperoleh nilai tinggi yang semuanya tak berkaitan langsung
dengan jam belajar yang dilaksanakan
Fungsi Motivasi Dalam Belajar
motivasi itu bukan hanya berfungsi sebagai penentu terjadinya
suatu perbuatan, tetapi juga menentukan hasil perbuatan.
Motivasi akan mendorong untuk belajar atau melakukan sesuatu
perbuatan dengan sungguh-sungguh (tekun) dan selanjutnya
akan menentukan pula hasil pekerjaannya.
Tinjauan tentang KalorPengertian Kalor kalor merupakan energi yang dapat berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah
Cara Perpindahan kalorSetya Nurachmandani (2009:174) mengemukakan bahwa ada tiga cara kalor berpindah dari satu benda ke benda yang lain, yaitu:1. Perpindahan Kalor Secara Konduksi
Konduksi merupakan perpindahan kalor tanpa diikuti oleh mediumnya. Perpindahan energi secara konduksi ini banyak terjadi pada zat padat, sehingga didefinisikan juga konduksi adalah perpindahan kalor pada zat padat
banyaknya kalor Q yang melalui dinding selama selang waktu t dapat dinyatakan
melalui persamaan dibawah ini:
= ................................ (1)
Jika Q/t merupakan kelajuan hantaran kalor (banyaknya kalor yang mengalir per
satuan waktu) dan ∆T= ∆T2 – ∆T1 , maka persamaan di atas menjadi:
H= ................................. (2)
Dengan keterangan:
• Q : banyak kalor yang mengalir (J)
• A : luas permukaan (m2)
• ∆t : perbedaan suhu dua permukaan (K)
• d : tebal lapisan (m)
• k : konduktivitas termal daya hantar panas (J/ms K)
• t : lamanya kalor mengalir (s)
• H : kelajuan hantaran kalor (J/s)
2. Perpindahan Kalor Secara Konveksi• Konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai dengan
perpindahan partikel-partikel zat. Perpindahan kalor secara konveksi dapat terjadi pada zat cair dan gas. Angin dapat membawa kalor menuju kalian sehingga terasa lebih panasAdapun secara empiris laju perpindahan kalor secara konveksi dapat dirumuskan sebagi berikut:
= ...................... (3)Dengan keterangan :
• Q : banyak kalor yang mengalir (J)• A : luas permukaan (m2)• ∆T : perbedaan suhu dua permukaan (K)• t : lamanya kalor mengalir (s)• h : koefisien konveksi (Wm-2K-4 atau Wm-2(°C)4)
3. Perpindahan Kalor Secara Radiasi
radiasi atau pancaran adalah perpindahan energi kalor dalam bentuk
gelombang elektromagnetik.
Secara matematis yaitu:
= σA.T4 ........................................ (4)
Dengan keterangan :
• Q : Banyak kalor yang mengalir (J)
• A : Luas permukaan (m2)
• ∆T : Perbedaan suhu dua permukaan (K)
• t : Lamanya kalor mengalir (s)
• σ : Tetapan Stefan-Boltzmann (5,6705119 × 10-8 W/mK4)
BAB IIIMETODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelittian
• Waktu penelitian direncanakan pada semester genap Tahun Akademik 2016-2017 di
SMAN 3 Sumbawa.
Jenis Penelitian
• Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif,
yaitu suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa
angka sebagai alat menemukan keteraangan mengenai apa yang ingin kita ketahui
(Margono,2007:103).
Variabel Penelitian
• Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
dalam penelitian dan jika diukur memiliki variasi. Berdasarkan peranan
dan fungsinya, variabel dalam penelitian dibedakan menjadi: (1) variabel
bebas atau variabel penyebab; dan (2) variabel terikat atau variabel
tergantung.
• Dalam penelitian ini, model pembelajaran langsung dan model
pembelajaran inkuiri merupakan variabel bebas sedangkan motivasi
belajar peserta didik merupakan variabel terikat.
Subjek Penelitian
Populasi Penelitian
populasi merujuk pada keseluruhan kelompok dari semua sampel.
Dengan demikian, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas X SMAN 3 Sumbawa Besar.
Sampel Penelitian
sampel adalah suatu kelompok yang lebih kecil atau bagian dari
populasi secara keseluruhan
Instrumen Penelitian• Observasi
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses
yang tersusun dari pelbagai proses biologis da psikologis. Dua
diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan
ingatan
• Angket (Kuesioner)
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden, (Suharsimi Arikunto,
2013: 194).
Uji Validitas dan Reliabelitas
Uji Validitas Instrumen
Suharsimi Arikunto, (2013: 319), rumus yang digunakan adalah rumus korelasi
product moment dengan angka kasar, yaitu:
Interval validitas Kategori
Antara 0,800 – 1,00 Sangat Tinggi/ Valid
Antara 0,600 – 0,800 Valid
Antara 0,400 – 0,600 Cukup
Antara 0,200 – 0,400 Rendah/ Tidak Valid
Antara 0,00 – 0,200 Sangat rendah
Kriteria Validitas Instrumen
Selain itu suatu instrumen dikatakan valid apabila
nilai rxy lebih besar dari r tabel (rxy > r.tab ).
Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas dilakukan setelah diperoleh hasil akhir dari
seleksi untuk kedua variabel. Pengujian realibilitas instrumen
dilakukan dengan Rumus Alpha.
Rumus Alpha yang dimaksud adalah sebagai berikut:
(Suharsimi Arikunto, 2009: 109)
Kriteria reliabilitas0,00 < r11 < 0,19 : Sangat rendah
0,20 < r11 < 0,38 : Rendah
0,39 < r11 < 0,58 : Cukup
0,59 < r11 < 0,78 : Tinggi
0,79 < r11 < 1,00 : Sangat tinggi
Jika r-hit > r-tab maka instrumen dikatakan reliabel.
Teknik Analisis DataTeknik Deskripsi Data
• Data yang diperoleh dideskripsikan menggunakan rumus statistik. Statistik
deskiptif ini meliputi penentuan skor maksimal ideal (Smi), rata-rata ideal
(Mi), dan simpangan baku atau standar deviasi (Sdi). Angka-angka M dan SD
diperoleh dengan cara : ” Mean (M)=1/2 x (skor maksimal ideal + skor
minimal ideal), standar deviasi (SD)= 1/6 x (skor maksimal – skor minimal
ideal) ” .
• Berdasarkan harga Mi dan SDi maka dibuat tabel konversi untuk
pengkategorian masing-masing variabel sebagai berikut :
• Mi + 1SDi sampai Mi + 3SDi = Tinggi
• Mi - 1SDi sampai < Mi + 1SDi = Sedang
• Mi - 3SDi sampai < Mi - 1SDi = Rendah
• (Suharsimi Arikunto, 2009: 40).
Teknik Uji Persyaratan Analisis• Uji Normalitas Data
Uji Normalitas adalah suatu uji atau cara untuk mengetahui apakah data yang kita peroleh sudah normal atau belum dan juga untuk mengetahui apakah variabel yang diteliti itu terdapat pengaruh yang signifikan atau tidak, maka rumus yang digunakan adalah Chi-kuadrat (X2).
• Keterangan :• fo = frekuensi yang terjadi• fh = frekuensi harapan• (Suharsimi Arikunto, 2009: 259).
Jika hasil hitung < tabel maka data dikatakan berdistribusi normal pada taraf signifikan 5% atau taraf uji 95% dan dk = k – 2.
Uji HipotesisHipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti
melalui data yang terkumpul”.
Dengan demikian untuk menguji hipotesis digunakan uji z (z-
test) dengan rumus sebagai berikut :
• Jika populasi ( diketahui :
• Jika populasi (tidak diketahui :
Keterangan :
• S = Penduga dari
• = Simpangan Baku sampel
• = nilai µ sesuai dengan Ho.