Pp Seminar Hasil

44
KEPUASAN HIDUP PD LANSIA DITINJAU DR EMOSI POSITIF DAN KOPING PROAKTIF

Transcript of Pp Seminar Hasil

Page 1: Pp Seminar Hasil

KEPUASAN HIDUP PD LANSIA DITINJAU DR EMOSI POSITIF DAN KOPING PROAKTIF

Page 2: Pp Seminar Hasil

PENDAHULUAN

• Angka Usia Harapan Hidup (UHH) pada lansia diperkirakan meningkat dari 66,2 pada tahun 2006 menjadi 71,1 pada tahun 2010

• Banyak permasalahan yang terjadi pada lansia sebagai dampak dari proses penuaan

Page 3: Pp Seminar Hasil

Cont…

• Kebijakan dan program penduduk lansia perlu diperluas sasarannya untuk meningkatkan kesejahteraan pd lansia

• Menurut Santrock (2000), kepuasan hidup digunakan secara luas sebagai indeks kesejahteraan psikologis pada orang-orang dewasa lanjut

Page 4: Pp Seminar Hasil

Cont…• Neugarten (1968) menjelaskan bahwa

kepuasan hidup lansia mencerminkan kesesuaian antara cita-cita masa lalu dengan kondisi kehidupan sekarang

• Banyak faktor yang dihubungkan dengan kepuasan hidup pada lansia

• Ada dugaan bahwa periode lansia merupakan periode dengan tingkat kepuasan hidup yang paling rendah.

Page 5: Pp Seminar Hasil

Cont…

• Beberapa penelitian gerontologi terbaru memberikan kesimpulan yang lebih menggembirakan, diantaranya adalah bahwa emosi positif dan koping proaktif berhubungan dgn kepuasan hidup pd lansia

• Menurut Diener (dikutip oleh Berg 2008), penilaian terhadap kepuasan hidup sbg sebuah penilaian global secara kognisi dari hidup seseorang kemungkinan dipengaruhi oleh afeksi (pengalaman emosional)

Page 6: Pp Seminar Hasil

Cont…

• Menurut Santrock (2006), emosi merupakan bg integral dr proses koping

• Menurut Fredickson (2000), emosi positif dapat berfungsi sebagai koping karena emosi positif membantu seseorang agar lebih berpikir objektif dalam menghadapi permasalahan

Page 7: Pp Seminar Hasil

Cont…

• Salah satu perspektif koping terbaru adalah koping proaktif (proactive coping).

• Koping proaktif menfasilitasi kepuasan hdp dg meningkatkan perasaan positif dan kognitif

• Akumulasi dari perasaan positif ini akan mempengaruhi kepuasan terhadap kehidupan itu sendiri (Compton, 2005).

Page 8: Pp Seminar Hasil

TINJAUAN PUSTAKA

• Kerangka berpikir

Emosi Positif

Kepuasan Hidup

Koping Proaktif

Page 9: Pp Seminar Hasil

Cont…

• Hipotesis – Ada pengaruh emosi positif terhadap kepuasan

hidup pada lansia.– Ada pengaruh koping proaktif terhadap kepuasan

hidup pada lansia.– Ada pengaruh emosi positif & koping proaktif scr

gabungan terhadap kepuasan hidup pada lansia.– Ada korelasi positif antara emosi positif dan

koping proaktif

Page 10: Pp Seminar Hasil

METODOLOGI PENELITIAN

• Identifikasi Variabel Penelitian– Hipotesis pertama:

» Variabel eksogen: emosi positif» Variabel endogen: kepuasan hidup

– Hipotesis kedua:» Variabel eksogen: koping proaktif» Variabel endogen: kepuasan hidup

– Hipotesis ketiga:» Variabel eksogen: emosi positif dan koping

proaktif» Variabel endogen: kepuasan hidup

Page 11: Pp Seminar Hasil

Cont…• Definisi Operasional Variabel – Emosi positif adalah kondisi emosi yg dirasakan

lansia slm 1 bln terakhir yg meliputi cinta, sayang, peduli, suka, gembira, bahagia, puas dan bangga.

– Koping proaktif adalah perilaku lansia dlm menanggapi /merespon permasalahan yg dialami.

– Kepuasan hidup pada lansia adalah kondisi sejahtera yg direfleksikan dgn perasaan bahagia terhadap kehidupan yang dijalani oleh lansia

Page 12: Pp Seminar Hasil

Cont…

• Sampel Penelitian– Sampel dlm penelitian = lansia yg ada di kota

Padang yg diambil dr lansia yg dtg ke puskesmas.– Menurut pimpinan puskesmas, rata-rata

kunjungan lansia ke puskesmas berkisar antara 10 - 15 orang. Berdasarkan kondisi tersebut maka teknik sampel yg digunakan adalah quota sampling, sampel penelitian dr masing-masing puskesmas ditetapkan berjumlah 6 org shg total sampel penelitian berjumlah 120 org.

Page 13: Pp Seminar Hasil

Cont..

• Metode Pengumpulan Data–Skala kepuasan hidup–Skala emosi positif–Skala koping proaktif

Page 14: Pp Seminar Hasil

Cont…

• Hasil Uji Coba Alat Ukur– Skala Emosi Positif

Total aitem skala emosi positif berjumlah 8 dan setelah uji validitas jumlah aitemnya tetap karena tidak ada aitem yang gugur. Koefisien korelasi (r) bergerak dari 0,776 sampai 0,450 dengan taraf sig. berkisar antara 0, 000 sampai 0,047. Koefisien reliabilitas untuk aitem sahih adalah α=0,820

Page 15: Pp Seminar Hasil

Cont…

– Skala Koping ProaktifTotal aitem skala koping proaktif berjumlah 45 dan setelah uji validitas jumlah aitemnya menjadi 28 karena terdapat 17 aitem yang gugur. Koefisien korelasi (r) bergerak dari 0,776 sampai 0,450 dengan taraf sig. berkisar antara 0, 000 sampai 0,047. Koefisien reliabilitas untuk aitem valid adalah α=0,852

Page 16: Pp Seminar Hasil

Cont…

– Skala Kepuasan HidupTotal aitem skala kepuasan hidup berjumlah 50 dan setelah uji validitas jumlah aitemnya menjadi 26 karena terdapat 24 aitem yang gugur. Koefisien korelasi (r) bergerak dari 0,900 sampai 0,449 dengan taraf sig. berkisar antara 0,000 sampai 0,047. Koefisien reliabilitas untuk aitem valid adalah α=0,840

Page 17: Pp Seminar Hasil

Cont…

• Analisis DataTeknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur (path analysis). Teknik analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel eksogen terhadap variabel endogen (Riduwan dan Kuncoro, 2008). Perhitungan analisis data dengan menggunakan bantuan komputer SPSS 16 for Windows.

Page 18: Pp Seminar Hasil

HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

• Deskripsi Lokasi Penelitian–Penelitian ini dilakukan di 20

Puskesmas yang ada di Kota Padang. –Secara adminstratif, pemerintah Kota

Padang terdiri dari 11 kecamatan dan 104 kelurahan

Page 19: Pp Seminar Hasil

Cont…

–Puskesmas terbagi atas dua, yaitu puskesmas nonrawatan sebanyak 13 buah dan puskesmas rawatan sebanyak 7 buah–Puskesmas yang ada didukung oleh 62

puskesmas pembantu (pustu) untuk meningkatkan jangkauan pelayanan puskesmas terhadap masyarakat

Page 20: Pp Seminar Hasil

Cont…

• Proses PenelitianProses penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap analisis data penelitian

Page 21: Pp Seminar Hasil

Cont…

• Karakteristik Sampel Penelitian–Karakteristik sampel dalam penelitian ini

meliputi jenis kelamin, pekerjaan (bekerja/tidak bekerja), status pernikahan (pasangan masih hidup/meninggal), riwayat penyakit dan keluhan kesehatan saat pengambilan data

Page 22: Pp Seminar Hasil

Cont…

• Analisis Deskriptif• Hasil Uji Asumsi–Hasil uji normalitas –Hasil uji linieritas

• Hasil Uji Hipotesis–Model Diagram Jalur Penelitian–Hasil Analisis Diagram Jalur

Page 23: Pp Seminar Hasil

Cont…

• Pembahasan – Emosi positif berpengaruh terhadap kepuasan

hidup pada lansia sebesar 41%.– Hasil penelitian di atas sejalan dgn hasil penelitian

yg dilakukan oleh Kuppens, Diener dan Realo (2008) dan Penelitian yang dilakukan Singh dan Jha (2008)

– Menurut Fredickson (2000), pola pikir yang menyertai emosi positif pada gilirannya membawa keuntungan adaptif jangka panjang karena memperluas sumber daya pribadi

Page 24: Pp Seminar Hasil

Cont…

– Proses menua (aging process) menyebabkan penurunan pada beberapa aspek yang dapat mempengaruhi kepuasan hidup pada lansia.

– Terkait aspek-aspek di atas, peneliti juga menemukan kondisi tersebut pada lansia yang menjadi sampel penelitian.

– Kenyataannya kondisi diatas sepertinya tidak menurunkan emosi positif pada lansia karena sebagian besar lansia (83,3 %) justru berada pada kategori emosi positif tinggi.

Page 25: Pp Seminar Hasil

Cont…

– Lucas, Diener & Larsen (2003) berpendapat bahwa dalam pengukuran emosi, mungkin saja partisipan tdk sanggup atau tidak mau diajak utk menceritakan pengalaman emosional mereka sesungguhnya. Selanjutnya Lucas, Diener & Larsen (2003) menyarankan utk menggabungkan skala emosi self report dengan skala yang non-self report jika itu memungkinkan, shg dapat mengarahkan pemahaman mengenai pengalaman emosional scr mendalam.

Page 26: Pp Seminar Hasil

Cont…– Menurut Wade & Tavris (2008), emosi merupakan

suatu stimulus yg melibatkan perubahan pd tubuh & wajah, aktivasi pada otak, penilaian kognitif, perasaan subjektif, dan kecenderungan melakukan suatu tindakan, yang dibentuk seluruhnya oleh peraturan-peraturan yg terdpt di suatu kebudayaan.

– Menurut Heider (1991), ada 2 cara bagaimana budaya mempengaruhi emosi, pertama adalah bagaimana budaya menilai sebuah peristiwa dan kedua adalah bagaimana budaya merespon peristiwa tersebut.

Page 27: Pp Seminar Hasil

Cont…–Contoh: kawin lari, merupakan suatu aib

dan merupakan sesuatu yg memalukan namun malu yg tdk dpt dibagi dengan masyarakat, sehingga individu disuruh utk menyimpan aibnya sendiri dr org lain. Hal ini dungkapkan dlm pepatah minang seperti mamakan habih-habih, manyuruak hilang-hilang (memakan habis sampai lumat, sembunyi betul-betul hilang)

Page 28: Pp Seminar Hasil

Cont…– Terdapat 2 kesimpulan dr penelitian yg dilakukan

Heider (1991) ttg perbandingan antara peta kognitif & emosi yang dibentuk oleh budaya Minangkabau, Indonesia dan Jawa. Pertama adalah orang Minang lebih ekspresif dan lebih berbicara byk ttg emosi dibanding dgn orang Jawa. Kedua adalah ketika org Minang berbicara Bahasa Indonesia, mrk akan lebih terbuka scr emosional ketimbang saat mereka berbicara Bhs Minang, ini disebabkan krn mrk enggan untuk menunjukkan perasaan hati (sedih atau sulit khususnya) pd org lain. Heider (1991) jg menemukan bahwa dalam budaya Minang, perasaan hati biasanya diungkapkan mell dendang (nyayian).

Page 29: Pp Seminar Hasil

Cont…

– Menurut Kuntjoro (2002), meskipun terjadi berbagai penurunan sebagai dampak dari proses menua (aging process), ada hal lain yg tetap berfungsi dgn baik pada lansia yaitu afeksi. Fungsi afeksi (emosi atau perasaan) adalah fenomena kejiwaan yg dihayati secara subjektif sbg sst yg menimbulkan kesenangan atau kesedihan. Afeksi pada dasarnya dibedakan atas afeksi bilogis dan afeksi psikologis. Afeksi biolgis seringkali menurun sbg akibat dari penurunan fungsi organ tubuh, namun afeksi psikologis relatif tetap bahkan makin stabil kecuali bagi lansia yg mempunyai masalah fisik atau mental.

Page 30: Pp Seminar Hasil

Cont…– Sejalan dgn pendapat di atas, menurut

pendekatan life span, masa lanjut usia merupakan masa penurunan sekaligus masa pertumbuhan (Santrock, 2002). Hal ini memungkinkan lansia untuk mencapai kearifan atau kebijaksanaan (wisdom) seiring dengan bertambahnya usia.

Page 31: Pp Seminar Hasil

Cont…

• Perempuan memiliki emosi positif dan kepuasan hidup yang lebih tinggi dibanding laki-laki meskipun secara statistik tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan emosi positif maupun kepuasan hidup.

Page 32: Pp Seminar Hasil

Cont…

– Menurut Santrock (2006), emosi merupakan bagian integral dari proses koping

– Menurut Fredickson (2000), emosi positif dapat berfungsi sbg koping karena 3 hal. Pertama, bahwa emosi positif akan membantu seseorg menghadapi permasalahan krn emosi positif membantu seseorg agar lebih berpikir objektif. Kedua, emosi positif dan dukungan sosial sgt berhubungan, dimana dukungan sosial akan sgt membantu meningkatkan keadaan kestabilan emosi seseorang. Ketiga, emosi positif akan meningkatkan kemampuan dalam menangani dampak fisik karena stress.

Page 33: Pp Seminar Hasil

Cont…– Keterkaitan ini sejalan dgn hasil penelitian yang

peneliti peroleh, bahwa terdpt korelasi antara emosi positif dgn koping proaktif (p=0,000), cukup kuat dan searah (r=0,40). Artinya jika emosi positif tinggi maka koping proaktif juga tinggi, sebaliknya jika emosi positif rendah maka koping proaktif juga rendah. Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa pengaruh emosi positif terhdp kepuasan hidup sebesar 41%, turun menjadi 14,3% ketika menambahkan koping proaktif dalam analisis krn pengaruh koping proaktif terhadap kepuasan hidup lebih kecil dari pengaruh emosi positif terhadap kepuasan hidup, yakni sebesar 22,2%.

Page 34: Pp Seminar Hasil

Cont…

– Salah satu perspektif koping terbaru adalah koping proaktif (proactive coping). Koping proaktif menggambarkan suatu usaha untuk membangun sumber daya yg menfasilitasi keberhasilan tujuan & mempromosikan pertumbuhan individu. Individu melihat sumber2 bahaya, tuntutan2 atau ancaman di masa yg akan dtg bukanlah sebagai suatu risiko tetapi lebih kepada sebagai tantangan personal (Schwarzer & Knoll, 2006). Koping proaktif tidak hanya menggunakan sumber daya yang ada untuk melawan stres tetapi juga menciptakan sumber daya yang baru untuk digunakan pada stres berikutnya.

Page 35: Pp Seminar Hasil

Cont…– Koping proaktif menfasilitasi kepuasan hidup dengan

meningkatkan afek positif dan kognitif. Fokusnya adalah pd peran koping dlm memandang kehidupan yg melibatkan perasaan positif ttg peristiwa di masa yg akan dtg, sehingga seseorg dpt melalui peristiwa yg dialami sehari-hari dgn perasaan positif (Grenglass, 2002). Akumulasi dari perasaan positif ini akan mempengaruhi kepuasan terhdp kehidupan itu sendiri (Compton, 2005). Sejalan dgn pendapat di atas, hasil penelitian yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa koping proaktif berpengaruh terhadap kepuasan hidup sebesar 22,2%.

Page 36: Pp Seminar Hasil

Cont…– Menurut Greenglass (2000), terdapat 2 aspek dlm koping

proaktif, yakni aspek internal dan aspek ekternal. Aspek internal meliputi optimis & efikasi diri yg mewakili unsur afektif & kognitif, dan diartikan sbg perasaan kompeten utk menangani stres. Aspek eksternal ditemukan dalam konteks sosial dimana koping individu berkembang dan mencakup berbg jenis dukungan spt dukungan informasi, dukungan instrumental dan dukungan emosional. Greenglass (2000) menambahkan bahwa koping proaktif menjadi mediator antara sumber daya dan hasil. Sumber daya yang baik akan memberikan kemampuan bagi individu untuk menanggulangi stres secara efektif.

Page 37: Pp Seminar Hasil

Cont…

– Nilai-nilai budaya Minang yg menurut peneliti sejln dgn konsep koping proaktif, sepertinya blm sejalan dgn kemampuan lansia untuk menggunakan koping proaktif dlm kehidupan sehari-hari. Kenyataannya bahwa sebgn besar lansia (77,5%) berada pd kategori koping proaktif sedang. Menurut Bode, De Ridder & Bensing (2006), hal ini tidak terlepas dari ciri umum periodesasi lansia yang mengalami penurunan kemampuan dlm berbagai hal, termsk kemampuan dlm menghadapai situasi yg menimbulkan masalah.

Page 38: Pp Seminar Hasil

Cont…

– Penggunaan koping proaktif dlm jk panjang akan membangun sumber daya yg dapat memfasilitasi pencapaian tujuan & meningkatkan pertumbuhan personal. Sumber daya tersebut meliputi fisik spt status kesehatan yg lebih baik; psikologi seperti kesejahteraan subjektif yg lebih meningkat; dan sosial seperti mengembangkan jaringan dukungan sosial. Sumber daya ini pada akhirnya akan dapat meningkatkan kepuasan hidup Greenglass (2000).

Page 39: Pp Seminar Hasil

KESIMPULAN DAN SARAN

• Kesimpulan–Ada pengaruh emosi positif terhadap

kepuasan hidup pada lansia sebesar 41%.–Ada pengaruh koping proaktif terhadap

kepuasan hidup pada lansia sebesar 22,2%.

Page 40: Pp Seminar Hasil

Cont…

–Ada pengaruh emosi positif dan koping proaktif secara gabungan terhadap kepuasan hidup pada lansia sebesar 14,3%.–Ada korelasi cukup kuat dan positif

(sig.=0,000 dan r=0.407) antara emosi positif dan koping proaktif, artinya jika emosi positif semakin tinggi maka koping proaktif juga semakin tinggi

Page 41: Pp Seminar Hasil

Cont…

• Saran– Untuk institusi pendidikan, perlu mengembangkan

alat ukur yang tepat untuk lansia sehingga menghasilkan hasil ukur yang valid dan reabel. Menurut peneliti, skala yang telah ada perlu dipertimbangkan untuk digunakan tanpa perubahan, terutama untuk lansia. Institusi pendidikan juga sebaiknya membantu membuatkan modul terkait emosi positif dan koping proaktif sehingga dapat dilakukan oleh instansi terkait yg menangani lansia.

Page 42: Pp Seminar Hasil

Cont…

– Untuk Dinas Kesehatan Kota Padang, puskesmas, komisi nasional lansia, komisi daerah lansia dan LSM pemerhati lansia agar memasukkan materi emosi positif dan koping proaktif dalam program lansia karena terbukti berpengaruh terhadap kepuasan hidup lansia, sementara kepuasan hidup merupakan bagian dari kesejahteraan. Dapat diartikan bahwa semakin tinggi kepuasan hidup pada lansia, harusnya lansia juga semakin sejahtera. Hal lainnya yang menjadi pertimbangan adalah media terkait emosi positif dan koping proaktif mudah diperoleh.

Page 43: Pp Seminar Hasil

Cont…

– Perlu adanya kerjasama antara institusi pendidikan yang juga membahas tentang lansia seperti kedokteran, keperawatan dan kesehatan masyarakat agar dapat berkontribusi sesuai dengan keilmuan masing-masing karena emosi dan koping bagian dari neuro science yang dipelajari oleh multidisiplin ilmu.

Page 44: Pp Seminar Hasil

Cont…

– Untuk peneliti selanjutnya agar mempertimbangkan alat ukur yang tepat untuk lansia. Aitem skala yang terlalu banyak akan membuat lansia lelah dan bosan sehingga cenderung memberikan jawaban yang kurang tepat. Pengukuran emosi juga sebaiknya ditambah dengan self report karena pada umumnya orang cenderung sukar untuk menungkapkan apa yang mereka rasakan