Seminar Hasil Tesis

36
SEMINAR HASIL TESIS ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NIAT IBU HAMIL DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GONDOKUSUMAN, KOTA YOGYAKARTA OLEH : SEPTIAN EMMA DWI JATMIKA

Transcript of Seminar Hasil Tesis

SEMINAR PROPOSAL TESIS ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NIAT IBU HAMIL DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GONDOKUSUMAN, KOTA YOGYAKARTA

SEMINAR HASIL TESIS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NIAT IBU HAMIL DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GONDOKUSUMAN, KOTA YOGYAKARTAOLEH :SEPTIAN EMMA DWI JATMIKA

A. Latar belakangPASI (Eksklusif) sejak bayi lahir merupakan dasar dalam pembentukan manusia berkualitasWHO (2003) kematian balita 60% (langsung/tidak langsung) disebabkan oleh kurang gizi, 2/3 dari kematian tsb terkait dgn pemberian makanan yg kurang tepatIndonesia Angela Kearney (Kepala perwakilan UNICEF Indonesia) : PASIEksklusif 6 bulan pertama berangsur-angsur mangalami penurunan, dari 40% (2002) 32% (2007) Susenas : 62,2% (2007) 56,2% (2008) Riskesdas 2010: 0 bulan (39,8%) ; 5 bulan (15,3%)2Tahun 2006 s.d 2011 : 31,99%; 28,75%; 30,09%; 30,91%; 35,51%; 40,24%Kota YogyakartaKecamatan Gondokusuman (2010 dan 2011)GK I : 27,1% dan 33,7%GK II : 7,7% dan 12,7% Provinsi DIY 2007 (34%) 2006 (meningkat 1,49%) 5 kab di Prop DIY : Gunung Kidul (27,22%), Kota (28,21%), Bantul (30,78%), Kulonprogo (32,75%) dan Sleman (46,33%) Cakupan pemberian ASI Eksklusif masih jauh dari target nasional 2010 yaitu 80% Pemberian SuFor di perkotaan (82,3%) > pedesaan (59,8%) Modernisasi perilaku menyusui pada Ibu muda di perkotaan (Ibu bekerja)

B. Rumusan Masalah :Faktor-faktor apa sajakah yang berhubungan dengan niat Ibu hamil dalam memberikan ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Gondokusuman I dan Puskesmas Gondokusuman II, Kota Yogyakarta ? C. Tujuan penelitian 1. Tujuan UmumMenganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan niat Ibu hamil dalam memberikan ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Gondokusuman, Kota Yogyakarta 2. Tujuan Khususfaktor variabel bebas seperti karakteristik responden, pengetahuan, sikap, norma-norma penting, dukungan suami, dukungan sarana/fasilitas kesehatan, dukungan tenaga kesehatan, dukungan teman dan dukungan ibu & ibu mertua terhadap pemberian ASI eksklusif serta variabel terikat yaitu niat Ibu hamil dalam memberikan ASI eksklusifa. Mengidentifikasib. Menganalisisa hubungan c. Menganalisis faktor dominan yang paling berpengaruh dengan niat Ibu hamil dalam memberikan ASI eksklusifD. Manfaat penelitianDinas KesehatanInstitusi pendidikanPeneliti dan peneliti selanjutnyaMasyarakatTINJAUAN PUSTAKAASI EksklusifDefinisi, Manfaat ASI (Bayi, Ibu, Keluarga dan Negara), Undang-Undang dan Peraturan tentang MenyusuiGravidaFaktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI EksklusifTheory of Reasoned ActionAplikasi Kerangka Teori

Norma subjektif yang memotivasi Ibu hamil (dukungan anggota keluarga: suami/ibu&ibu mertua), teman dan tenaga kesehatan) dalam memberikan ASI eksklusifSikap Ibu hamil terhadap pemberian ASI eksklusif Latar belakang:

Umur, Usia kehamilan, pendidikan, pekerjaan, Jumlah anak yang dilahirkan, Pendapatan dan Pengetahuan Ibu tentang ASI eksklusif

Norma-norma penting terkait pemberian ASI eksklusifKeyakinan Ibu hamil dalam memberikan ASI eksklusif Niat Ibu hamil dalam memberikan ASI eksklusifPerilaku Ibu hamil dalam memberikan ASI eksklusif)Pertimbangan keuntungan dan kerugian dalam memberikan Asi eksklusifPengalaman anggota keluarga dan teman dalam memberikan ASI eksklusifMETODOLOGI PENELITIANKerangka konsepNiat Ibu hamil dalam memberikan ASI eksklusifVariabel dependen

Variabel independenKarakteristik Ibu hamil : Umur, usia kehamilan, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak yang dilahirkan, pengalaman menyusui dan pendapatan

Sikap Ibu hamil terhadap pemberian ASI EksklusifDukungan sarana/fasilitas kesehatan terhadap pembrerian ASI Eksklusif

Dukungan suami terhadap pemberian ASI eksklusif

Dukungan tenaga kesehatan terhadap pemberian ASI eksklusif

Dukungan teman terhadap pemberian ASI eksklusif

Dukungan keluarga (ibu dan ibu mertua) terhadap pemberian ASI eksklusif

Pengetahuan Ibu tentang ASI eksklusif

Norma-norma penting terkait pemberian ASI eksklusifJenis & Rancangan Penelitian : Observational analitik dengan pendekatan Cross SectionalInklusi : berdomisili dan melakukan pemeriksaan ANC di wilayah kerja Puskesmas GK I dan II, Kota YogyakartaInstrumen penelitian : KuesionerDefinisi Operasional VariabelNoVariabelKategori1.Umur< 28,51 (mean) 28,51 (mean)2. Usia kehamilanTrimester pertama : 0-12 mingguTrimester kedua : 13-24 mingguTrimester ketiga : 25 minggu3.PendidikanPendidikan dasar : SMPPendidikan sedang : SMAPendidikan tinggi : D14.PekerjaanTidak BekerjaBekerja5.Jumlah anak yang dilahirkanNulipara : belum mempunyai anakPrimipara : 1 anakMultipara : 2 anak6.Pengalaman menyusuiTidak pernahPernah7.PendapatanRendah : 10,00 (median)Tinggi, : 10,00 (median)NoVariabelKategori8.PengetahuanRendah = < Rp. 1.065.247,00Tinggi = Rp. 1.065.247,009.SikapNegatif : < 61,03 (mean)Positif : 61,03 (mean)10.Norma-norma pentingKurang : < 6,83 (mean)Baik : 6,83 (mean)11.Dukungan suamiKurang : < 6 (median)Baik : 6 (median)12.Dukungan sarana/fasilitas kesehatanKurang : < 3,00 (median)Baik : 3,00 (median)13.Dukungan tenaga kesehatanKurang : < 10 (median)Baik : 10 (median)14.Dukungan temanKurang, : < 5,00 (median)Baik : 5,00 (median)15Dukungan Ibu dan Ibu MertuaKurang : < 3,85 (mean)Baik : 3,85 (mean)16.NiatRendah : < 3,00 (median)Tinggi, : 3,00 (medianHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANbelum melakukan pijit payudara (85,85%)belum mempelajari cara memerah ASI yang benar (83,96%) belum mempelajari cara menyimpan ASI perah (83,02% )belum mengikuti konseling menyusui (82,08%)responden belum membeli perlengkapan ASI perah (81,13% )belum melakukan pemeriksaan payudara (66,98% )belum menyiapkan bra khusus untuk menyusui (66,04% )responden belum melakukan pemeriksaan dan perawatan puting susu selama kehamilan (61,3% )belum mempelajari teknik dan cara menyusui (54,7% )belum mempelajari posisi menyusui (53,8% )

Separuh lebih (59,4%) responden memiliki niat yang tinggi untuk memberikan ASI EksklusifCakupan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas GK masih rendah

GK I 27,1% (2010) dan 33,7% (2011)GK II 7, 7% (2010) dan 12,7% (2011)TRA : Niat merupakan prediktor terbaik suatu perilaku pada individu. Akan tetapi niat tidak selalu menuju pada perilaku itu sendiri, terdapat hambatan-hambatan yang mencampuri atau mempengaruhi niat dan perilaku.Penelitian kurniawan : pemberian susu formula di Instansi Pelayanan Kesehatan akan semakin memberikan pengaruh negatif terhadap Ibu yang memiliki permasalahan menyusui post partum dan menurunkan keyakinan Ibu untuk dapat memberikan ASI EksklusifFaktor-faktor yang berhubungan (p < 0,05) :usia kehamilan (0,003)pendidikan (0,007)pengetahuan (0,005)sikap (0,000)norma-norma penting (0,003)dukungan suami (0,014)dukungan sarana/fasilitas kesehatan (0,003)dukungan tenaga kesehatan (0,000)dukungan teman (0,000)dukungan Ibu & Ibu mertua (0,010)TRA : Niat melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu dipengaruhi oleh dua penentu dasar, yaitu sikap dan pengaruh sosial berupa norma penting dan norma subjektifFaktor-faktor yang tidak berhubungan (p > 0,05) :umur responden (0,585), pekerjaan responden (0,699), jumlah anak yang dilahirkan responden (0,157), pengalaman menyusui responden (0,194), pendapatan responden (0,794)TRA : variabel eksternal seperti variabel demografi, jenis kelamin dan usia dapat mempengaruhi niat secara tidak langsung jika hanya mempengarui salah satu dari variabel sikap ataupun komponen normatif (norma penting atau norma subjektif)Faktor yang BerhubunganNilai p : 0,003TRA : Kestabilan niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku dapat dilihat berdasarkan jarak waktu antara pengukuran niat dan penilaian perubahan perilaku . Perilaku cenderung lebih mungkin terwujud jika terjadi dalam jarak waktu yang dekat dibandingkan dengan jarak waktu yang lama.OR : 2,218Nilai p : 0,007Notoatmodjo : Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan, khususnya dalam pembentukan perilaku, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi tingkat kesadaran seseorang tentang sesuatu hal dan semakin matang pertimbangan seseorang untuk mengambil sebuah keputusan.Penelitian Sartono: 75,6% Ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif adalah Ibu dengan pendidikan tamat SD dan berstatus sebagai pekerja lepas (buruh)OR : 3,900Nilai p : 0,005Notoatmodjo : Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk membentuk tindakan seseorang karena tindakan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.Penelitian Rahmadani dkkOR : 3,764Tidak paham meskipun ASI belum keluar setelah melahirkan, bayi tetap tidak boleh diberikan susu formula (76,4% )tidak paham jika ASI tidak boleh diberikan melalui dot/botol (58,5% )tidak paham susu formula dapat memberikan efek samping pada bayi (49,1% )tidak paham jika menyusui dapat mencegah perdarahan setelah persalinan (33,02% )tidak paham jika pemberian ASI Eksklusif dapat mempengaruhi kecerdasan anak(30,2% ) Nilai p : 0,000Komponen pertama dalam TRA mengacu pada sikap terhadap perilaku, dimana sikap ditentukan oleh keyakinan individu terhadap perilaku tersebut. Niat ini ditentukan oleh sejauh mana individu memiliki sikap positif pada perilaku tertentu.Penelitian Ida 84,0% responden setuju jika memberikan susu formula kepada bayi lebih mudah dan praktis daripada ASI 80,2% responden setuju bahwa kolostrum atau ASI yang pertama kali keluar dibuang dan tidak diberikan oleh Ibu kepada bayi, 79,2% responden setuju bila Ibu sedang diluar rumah, sebaiknya tidak memberikan ASI karena hal itu memalukan, 67% responden setuju bila bayi usia 4 bulan sudah diberi bubur susu, maka tubuhnya akan lebih sehat dan gemuk, 43,3% responden setuju bahwa ASI dapat diganti dengan susu formula jika Ibu bekerjaNilai p : 0,003Norma penting dalam TRA juga dapat mempengaruhi niat seseorang secara langsung untuk melakukan suatu perilaku. Norma-norma penting atau norma-norma yang berlaku di masyarakat, adalah pengaruh faktor sosial budaya yang berlaku di masyarakat baik formal (Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan ) ataupun informal. beranggapan bahwa ASI yang pertama kali keluar tidak diberikan (77,36%) beranggapan bahwa pisang dapat diberikan kepada bayi usia < 6 bulan (62,3% ) beranggapan bahwa para karyawati tidak dapat memanfaatkan waktu cuti selama 3 bulan (57,55% )beranggapan bahwa IMD masih asing dan jarang dilakukan (55,6% )beranggapan bahwa Ibu menyusui harus berpantang makanan (47,2% )beranggapan bahwa bayi diberikan cairan madu dan kurma halus jika ASI belum keluar (47,2%)beranggapan bahwa Ibu menyusui lebih senang memberikan susu formula menggunakan dot/botol ketika sedang berada di tempat umum karena lebih praktis (46,23% )Nilai p : 0,014TRA : Norma subjektif adalah norma yang dianut seseorang (keluarga). Dorongan anggota keluarga termasuk suami juga mempengaruhi agar seseorang dapat menerima perilaku tertentu, yang kemudian diikuti dengan saran, nasihat dan motivasi dari suamiresponden beranggapan bahwa suami mereka : tidak memberikan informasi tentang ASI dan menyusui 55,66% )tidak ikut mendampingi konsultasi (46,2% ) tidak memberikan makanan istimewa (33,01%)tidak melarang responden memberikan makanan/minuman selain ASI kepada bayi selama usia 6 bulan pertama (45,3% )memberikan makanan kepada bayi selama usia 6 bulan pertama (41,5% )Penelitian Ida : Ibu didukung suami : peluang 3,737 kali lebih besar ASI EksklusifNilai p : 0,003Penelitian Arasta : Terdapat hubungan antara pelaksanaan rawat gabung dengan perilaku Ibu dalam memberikan ASI Eksklusif di KendalPeraturan pemerintah No. 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian ASI Eksklusif, Pasal 32 : Tempat sarana umumSalah satu sarana/fasilitas kesehatan pendukung keberhasilan dalam memberikan ASI Eksklusif : Rawat GabungKetersediaan sar/fas : 82,08% responden : tidak terdapat fasilitas jasa antar jemput ASI perah di Yogyakarta 54,72% responden: tidak ada ruangan khusus untuk menyusui di tempat-tempat umum, 51,89% responen : tidak ada Kelompok Pendukung Pemberian ASI di lingkungan tempat tinggalnya, 45,28% responden : tidak terdapat ruangan untuk menyusui atapun untuk memerah ASI di perkantoran, 36,79% responden : tidak ada pelayanan rawat gabung 25,47% responden : tidak ada layanan konseling ASINilai p : 0,000OR : 4,084tidak pernah mendapatkan nasihat dari tentang cara menyusui yang benar (38,68% ) tidak pernah mendapatkan penyuluhan (37,7% )dokter/petugas kesehatan tidak mengikutsertakan suami atau anggota keluarga lain ketika pemeriksaan/konseling (36,8% )tidak pernah mendapatkan nasihat tentang cara menyusui yang benar (36,8% )dokter/petugas kesehatan tidak menganjurkan responden untuk tetap menyusui meskipun bayi sedang sakit (31,1% )Dukungan tenaga kesehatan (Lanjutan)Penelitian Fikawati : Salah satu contoh dukungan tenaga kesehatan yang kurang adalah tenaga kesehatan penolong persalinan baik bidan maupun dokter yang berperan sebagai agen susu formula. jawaban responden bahwa sebanyak 60,38% pernah menjumpai dokter/petugas kesehatan memberikan susu formula untuk bayi baru lahir kepada Ibu ketika melahirkanDukungan tenaga kesehatan dalam TRA termasuk dalam norma subjektif. Keyakinan normatif seseorang mencerminkan dampak norma subjektif yang akan mengacu pada keyakinan seseorang terhadap begaimana dan apa yang dipikirkan orang-orang yang dianggap penting oleh individu dan motivasi seseorang untuk mengikuti perilaku tersebut. Diantara orang yang biasanya dianggap penting bagi individu adalah tenaga kesehatanNilai p : 0,000TRA : Dukungan teman berpengaruh secara langsung terhadap niat seseorang dalam berperilaku. Hal ini dikarenakan dukungan teman dapat memunculkan keyakinan individu akan pendapat orang lain yang dianggap penting dalam hal ini adalah teman serta motivasi untuk mentaati pendapat tersebut.Penelitian Ida Salah satu 10 langkah menuju keberhasilan menyusui : membentuk kelompok pendukungan pemberian ASI ketika pulang dari Rumah Sakit/Rumah Bersalin/Sarana pelayanan kesehatan.tidak pernah membimbing tentang cara memerah ASI dan cara menyimpan ASI perah, (72,64% )tidak mencari informasi tentang cara pemberian ASI eksklusif (53,77% )tidak mendapatkan saran agar tidak takut menyusui bayi karena perubahan fisik/tubuhnya (31,3% )Nilai p : 0,010TRA : Dukungan dan dorongan yang positif dari tenaga kesehatan, teman dan keluarga yang termasuk dalam norma subjektif dapat membantu Ibu di dalam pemberian ASI yang baik kepada bayi.OR : 4,018

Penelitian Idaresponden berpendapat bahwa Ibu & Ibu mertua tidak pernah ikut mendampingi konsultasi (80,19% )tidak pernah membimbing responden tentang cara memerah ASI dan cara menyimpan ASI perah (79,2% )tidak mencari informasi dari luar tentang pemberian ASI eksklusif (66,981% )memberikan makanan kepada bayi selama usia 6 bulan pertama (45,3% ) tidak melarang memberikan makanan/minuman selain ASI kepada bayi selama usia 6 bulan pertama (43,4% )Faktor yang Tidak BerhubunganNilai p : 0,585TRA : Efek umur terhadap niat dianggap diperantarai oleh sikap dan norma subjektif. Variabel eksternal seperti halnya umur dapat mempengaruhi niat secara tidak langsung jika hanya mempengarui salah satu dari variabel sikap ataupun komponen normatif (norma penting atau norma subjektif).Pada umumnya wanita lebih muda, kemampuan menyusuinya lebih baik daripada wanita yang lebih tua. Salah satu faktor penyebabnya adalah adanya perkembangan kelenjar yang matang pada pubertas dan fungsinya yang berubah sesudah melahirkan bayi.Penelitian Kurniawan : terdapat hubungan negatif antara Usia Ibu dengan keberhasilan Ibu memberikan ASI EksklusifNilai p : 0,699TRA : efek pekerjaan terhadap niat dianggap diperantarai oleh sikap dan norma subjektif. Variabel eksternal seperti halnya pekerjaan dapat mempengaruhi niat secara tidak langsung jika hanya mempengarui salah satu dari variabel sikap ataupun komponen normatif (norma penting atau norma subjektif).Hasil studi di Tanzana : dari 37,9% dari wanita-wanita yang tidak menyusui anak mereka secara eksklusif mayoritas (50%) mengatakan hal itu karena ASI tidak cukup, 30,6% mengatakan karena bayi gagal untuk menyusui, dan hanya 19,4% mengatakan alasannya adalah sibuk bekerja.76,4% responden yang tidak paham meskipun ASI belum keluar setelah melahirkan, bayi tetap tidak boleh diberikan susu formulaNilai p : 0,157OR : 2,502TRA : Jumlah anak yang dilahirkan responden dapat mempengaruhi niat secara tidak langsung jika hanya mempengarui salah satu dari variabel sikap ataupun komponen normatif (norma penting atau norma subjektif)Penelitian Tarigan : Jarak kelahiran juga sebagai faktor pemicu, jika jarak kelahiran lebih dari satu tahun, maka si Ibu dapat memberikan ASI Eksklusif dengan baikNilai p : 0,194Saifudin : Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan emosi, sehingga penghayatan akan pengalaman akan lebih lama berbekas. Penelitian Kurniawan : 53 orang (35,3%) yang berhasil memberikan ASI Eksklusif, 42 orang (79,2%) diantaranya tidak pernah memiliki masalah menyusui atau pernah memiliki masalah menyusui dan berkonsultasi ke klinik laktasiNilai p : 0,794TRA : pendapatan dapat mempengaruhi niat secara tidak langsung jika hanya mempengarui salah satu dari variabel sikap ataupun komponen normatif (norma penting atau norma subjektif)Penelitian Ayunsari : tidak terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dengan pemberian ASI Eksklusif dengan p-value sebesar 0,288KESIMPULANFaktor-faktor yang berhubungan (p < 0,05) :usia kehamilan (0,003)pendidikan (0,007)pengetahuan (0,005)sikap (0,000)norma-norma penting (0,003)dukungan suami (0,014)dukungan sarana/fasilitas kesehatan (0,003)dukungan tenaga kesehatan (0,000)dukungan teman (0,000)dukungan Ibu & Ibu mertua (0,010)Niat Ibu hamil dalam memberikan ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Gondokusuman, Kota Yogyakarta berdasarkan pemahaman persiapan responden untuk memberikan ASI Eksklusif adalah separuh lebih responden (59,4%) memiliki niat yang tinggi sedangkan responden dengan niat rendah adalah sebesar 40,6%

Faktor-faktor yang tidak berhubungan (p > 0,05) :umur responden (0,585), pekerjaan responden (0,699), jumlah anak yang dilahirkan responden (0,157), pengalaman menyusui responden (0,194), pendapatan responden (0,794)Faktor yang berpengaruh secara bersama-sama : dukungan tenaga kesehatan (OR=4,084), dukungan Ibu dan Ibu mertua (OR=4,018), pendidikan (OR=3,900), pengetahuan (OR=3,764), jumlah anak yang dilahirkan (OR=2,502), usia kehamilan (OR=2,218)SARANDinas Kesehatankomitmen yang sungguh-sungguh untuk menyediakan dana, sarana dan prasarana untuk mendukung program ASI EksklusifMempromosikan ASI Eksklusif lebih intensif, dan membuat pesan dan informasi yang sederhana namun mudah dicerna dan dipahami oleh masyarakat awamPeraturan tentang penyediaan ruang untuk menyusui/ruang laktasi di tempat kerja dan tempat-tempat umumMemonitoring fasilitas kesehatan dalam mendukung program ASI Eksklusif dan menegakkan disiplin kepada petugas kesehatan yang terlibat mempromosikan susu formula atau makanan padat lainnya dengan sangsi yang tegas2. Masyarakat Peran serta dan dukungan dari para suami, orang tua, mertua dan seluruh masyarakat kepada para Ibu dan calon Ibu untuk memberikan ASI Eksklsuif3. Peneliti selanjutnya penelitian lebih lanjut baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif mengenai Perilaku Ibu hamil dalam memberikan ASI EksklusifTERIMA KASIH