Pp enzim dan protein lain 2

50
Enzim & Protein-Protein Lain

Transcript of Pp enzim dan protein lain 2

1. A. Pengertian Enzim? Enzim adalah suatu katalis organik yang dihasilkan oleh organisme hidup, yang memungkinkan terjadinya reaksi-reaksi kimia yang kompleks yang membuat proses dalam kehidupan terjadi. 2. LANJUTAN Enzim adalah protein yang memiliki aktivitas katalisis, yaitu mempercepat reaksi kimia pada sistem biologis. Enzim dapat mempercepat reaksi 10 sampai 10 kali lebih cepat dari pada reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Enzim tidak mempengaruhi hasil reaksi yang dikatalisisnya, tapi menurunkan ambang energi yang dibutuhkan Enzim bekerja sangat spesifik. Suatu enzim hanya dapat mengkatalisis satu reaksi saja. Enzim dibagi menjadi 7 golongan besar 3. LANJUTAN Berupa protein murni atau gabungan antara protein dengan gugusan-gugusan kimiawi lainnya. Bagian enzim : Apoenzim: berupa protein. Koenzim : adalah molekul organik dengan berat molekul rendah. Koenzim yang berikatan erat dengan enzim lewat ikatan kovalen atau nonkovalen sering disebut sebagai gugus prostetik. Kofaktor: Koenzim yang berbentuk anorganik seperti Mg2+, Mn2+, Fe2+, Zn2+, dsb 4. Cara Kerja Enzim 5. LANJUTAN 6. Kompleks enzim-substrat Mekanisme dasar reaksi enzim adalah pengikatan substrat dengan bagian aktif (active site) dari enzim Pengikatan substrat-enzim menyebabkan perubahan distribusi elektron pada ikatan kimia substrat yang berperan penting dalam reaksi pembentukan suatu produk 7. Penghambat aktifitas enzim 1. Hambatan reversible (dapat balik) Hambatan kompetitif Hambatan nonkompetitif 2. Hambatan nonreversible 3. Hambatan alosterik 8. Hambatan Kompetitif Zat penghambat mempunyai struktur yang mirip dengan substrat sehingga dapat bergabung dengan sisi aktif enzim. Terjadi kompetisi antara substrat dengan inhibitor untuk bergabung dengan sisi aktif enzim E + I EI (tidak terbentuk hasil reaksi) 9. Contoh hambatan kompetitif COOH COOH CH2 -2H CH CH2 CH COOH COOH Asam suksinat + enzim = asam fumarat COOH CH2 (-) COOH Asam malonat + enzim = (-) 10. Hambatan Kompetitif 11. Hambatan nonreversible Terjadi karena inhibitor bereaksi tidak reversible dengan bagian tertentu pada enzim, sehingga mengakibatkan berubahnya bentuk enzim. Reaksi menghasilkan produk reaksi dengan sempurna. Contoh: molekul iodoase-tamida yang dapat bereaksi dengan gugus SH suatu enzim tertentu. Enzim-SH + ICH2CONH2 enzim-S-CH2CONH + HI 12. Hambatan alosterik Inhibitor alosterik berikatan dengan enzim pada tempat di luar bagian aktif enzim. Terbentuknya ikatan antara enzim dengan inhibitor mempengaruhi konformasi enzim, sehingga bagian aktif mengalami perubahan bentuk. Akibatnya ialah penggabungan substrat pada bagian aktif enzim terhambat. Bentuk molekul inhibitor alosterik berbeda dengan molekul substrat. Merupakan hambatan umpan balik yang mengatur reaksi- reaksi kimia dalam tubuh 13. Hambatan alosterik enzim A enzim B enzim C enzim D A B C D Z Z menghambat enzim A 14. Sifat-sifat Umum Enzim Suatu koloid, dapat larut dalam air dan alkohol encer namun diendapkan oleh alkohol pekat Pada umumnya mempunyai aktifitas terbaik pada temperatur 35 40 derajat celcius, pada temperatur di atas 60 C khususnya pada keadaan lembab enzim menjadi rusak pada temperatur 0 C aktifitas enzim sangat kecil/ dapat diabaikan. Beberapa logam berat tertentu, formaldehid dan iodium bebas (free iodine) memperlambat aktifitas enzim. Aktifitas enzim sangat selektif, sangat dipengaruhi oleh pH medium tempat enzim bekerja atau oleh adanya substansi lain dalam medium tersebut. Merupakan protein dengan berat molekul antara 13.000 hingga 840.000 15. KLASIFIKASI ENZIM Klasifikasi enzim menurut kerjanya dengan system komplek ditetapkan oleh commission on enzym of the International Union of Biochemistry, diketahui ada 6 kelas utama masing-masing memiliki 4- 13 subkelas dan tiap enzim ditandai dengan nomer kode yang sistematik (EC) yang terdiri dari 4 angka. Kelas utama dalam system ini: 16. LANJUTAN 1. Oksidoreduktase: katalisator oksidasi reduksi dua substansi 2. Transferase: katalisator transfer suatu gugus, selain hydrogen, diantara sepasang substrat. 3. Hidrolase: Katalisator untuk hidrolisis ester, eterpeptide, glikosil, anhidrida asam, C-C, C- halide, atau ikatan P-N 4. Liase: katalisator pemindahan gugus suatu substrat dengan mekanisme selain hidrolisis, meninggalkan ikatan ganda. 5. Isomerase: katalisator interkonversi dari isomer optic, geometric atau posisional. 6. Ligase: katalisator pengikatan dua senyawa berpasangan untuk memecah ikatan pyrophosphate pada ATP atau senyawa sejenis. 17. Beberapa enzim yang lebih sering digunakan dalam buku-buku farmasi: 1. Esterase: Meliputi lipase, phospholipase, ecethylcholinesterase, dll. 2. Karbohidrase: meliputi diastase, lactase; maltase, invertase, selulase, hyaluronidase, glukoronidase, lisozim, dll. 3. Nuklease : meliputi ribonuklease, deoksiribonuklease, nukleofosatase, dll. 4. Nuklein deaminase: meliputi adenase, adenosine deaminase, dll. 5. Amidase: meliputi arginase, urease, dll. 6. Enzim proteolitik: meliputi pepsin, tripsin, kimotripsin, fibrinolisis, papain, streptokinase, urokinase, dll. 18. Beberapa enzim yang umum diklasifikasikan sbb: 1. Enzim amilolitik atau karbohidrase Diastase: Mengubah karbohidrat menjadi glukosa; terdiri dari diastase kelenjar ludah (ptyalin) dan diastase pankreatis (amylopsin) yang ditemukan dalam system pencernaan hewan; malt diastase yang diperoleh sepanjang germinasi biji gandum mampu mengubah karbohidrat menjadi maltosa. Malt diastase aktif pada pH dekat netral, pada pH 4 enzim menjadi rusak. 19. Lanjutan... Beberapa enzim yang umum diklasifikasikan sbb: Invertase atau sukrase : ditemukan dalam ragi atau getah pencernaan; menyebabkan hidrolisa sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Maltase: menyebabkan konversi maltose menjadi glukosa. Zymase : Enzim fermentasi yang menyebabkan konversi monosakarida (glukosa, fruktosa) menjadi alkohol dan karbondioksida. 20. Lanjutan... Beberapa enzim yang umum diklasifikasikan sbb: Emulsin: Enzim yang ditemukan di buah almond, menyebabkan hidrolisis beta glukosida; hidrolisis amigdalin menjadi glukosa, benzaldehid dan hydrogen sianida. Mirosin: ditemukan di mustrad hitam dan putih, menghidrolisis sinalbin, sinigrin dan glikosida lain. 21. Lanjutan... Beberapa enzim yang umum diklasifikasikan sbb: 2. Esterase Lipase: Enzim lipolitik yang terdistribusi secara luas pada sayuran dan hewan. Ditemukan dalam kelenjar pankreas hewan dan dalam benih yang mengandung minyak. Lipase menyebabkan hidrolisis lemak menjadi gliserin dan asam lemak. 22. Lanjutan... Beberapa enzim yang umum diklasifikasikan sbb: Pektase: memecah pektin menjadi asam pektat dan metal alkohol Steapsin: enzim lipolitik yang mampu mencerna lemak pada makanan Urease: diperoleh dari biji kedelai dan digunakan sebagai pereaksi laboratorium untuk mengubah urea menjadi ammonia. 23. Lanjutan... Beberapa enzim yang umum diklasifikasikan sbb: 3. Enzim proteolitik Pepsin: Enzim proteolitik yang ditemukan dalam getah lambung; paling aktif pada pH sekitar 1,8 . Tidak aktif pada media netral atau alkali; mengubah protein menjadi proteosa dan peptone. Tripsin: Dibentuk ketika proenzim tripsinogen dipengaruhi oleh enterokinase dari getah usus. Tripsin lebih aktif daripada pepsin, berfungsi mengubah proteosa dan peptone menjadi polipeptida dan asam amino. Bekerja paling baik pada medium alkali (kira-kira pH 8) Erepsin: ditemukan dalam getah usus, mengubah proteosa dan peptone menjadi asam amino. 24. Lanjutan... Beberapa enzim yang umum diklasifikasikan sbb: 3. Enzim Proteolitik Rennin: Enzim koagulasi yang ada dalam membran mukosa pada perut mamalia; berfungsi mengentalkan kasein yang mudah larut dari susu. Papain: Suatu campuran enzim proteolitik aktif yang ditemukan dalam buah pepaya mentah; digunakan sebagai peluanak daging / meat tenderizer. Penggunaan yang rasional untuk oral atau parenteral dari enzim proteolitik dalam terapi trauma karena peradangan dan edema jaringan lunak masih dipertanyakan. 25. Lanjutan... Beberapa enzim yang umum diklasifikasikan sbb: 4. Enzim Pengoksidasi Peroksidase: Terdistribusi secara luas pada tanaman; menyebabkan reaksi oksidasi yang membuat perubahan warna pada buah- buahan yang rusak. Thrombin: Mengubah fibrinogen dari darah yang beredar menjadi fibrin yang tak larut dari gumpalan darah. Zymase: Dapat dimasukkan ke dalam kelompok ini karena memecah monosakarida melalui oksidasi 26. untuk keperluan terapetik: EKSTRAK MALT: Suatu produk yang diperoleh dari hasil ekstraksi malt, dari perkecambahan biji satu atau lebih varietas Hordeum vulgare. Malt dibuat infuse dengan air pada 60C, dan cairan yang dikeluarkan dipekatkan pada temperatur tidak lebih dari 60 C, pada tekanan rendah. Ekstrak malt dapat dicampur dengan 10 % gliserin. Ekstrak malt mengandung dekstrin, maltosa, sejumlah kecil glukosa dan amilolitik enzim. Dapat mengubah pati tidak kurang dari 5 kali beratnya menjadi gula larut air. Digunakan sebagai suatu makanan mudah cerna dan sebagai pembantu pencerna pati. Dosis lazim 15 gram. 27. Lanjutan...Uraian enzim yang sudah dikenal untuk keperluan terapetik: DIASTASE: Suatu serbuk putih kekuningan yang tak berbentuk/ amorf, yang diperoleh dari infuse malt. Dapat mengubah pati kentang 50 kali beratnya menjadi gula. LAKTASE: Suatu enzim yang menghidrolisa laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Diperoleh secara komersial dari ragi Saccharomyces lactis, digunakan untuk membantu pasien yang menderita intoleransi laktosa. 28. Lanjutan...Uraian enzim yang sudah dikenal untuk keperluan terapetik: PEPSIN: Substansi yang mengandung enzim proteolitik yang didapat dari lapisan glandural perut babi segar, Sus scrofa Linne var. Domesticus Gray (Fam. Suidae). Diperoleh dengan cara mencernakan bagian tersebut dengan asam klorida. Larutan yang dihasilkan dijernihkan, diuapkan sebagian, didialisa, dipekatkan dan ditaburkan pada lapisan kaca untuk pengeringan selanjutnya terbentuk pepsin seperti sisik, atau dengan penguapan yang hati-hati pada keadaan vakum akan terbentuk pepsin seperti bunga karang. Pepsin ada dalam bentuk sisik transulen, transparan dan licin; dalam bentuk granul atau bunga karang berwarna kuning cerah sampai coklat terang, atau dalam bentuk serbuk amorf berwarna putih atau krem. Bebas bau menyengat dan punya rasa agak asam atau asin. Digunakan untuk membantu pencernaan lambung. Diberikan sesudah makan dan diikuti pemberian suatu asam klorida. Dosis lazim 500 mg. Sering dikombinasi dengan pankreatin. 29. Lanjutan..Uraian enzim yang sudah dikenal untuk keperluan terapetik: PANKREATIN: Substansi yang mengandung sejumlah enzim khususnya amylase, lipase dan protease. Dapat diperoleh dari pancreas babi, Sus scrofa Linne var. Domesticus Gray (fam. Suidae) atau dari sapi jantan Bos taurs Linne (Fam. Bovidae) dengan metode yang mirip dengan pepsin. Pankreatin berbentuk serbuk halus amorf, berwarna krem redup, bau khas tetapi tidak menyengat. Aktifitas terbaik pada larutan netral atau sedikit alkali. Dapat menjadi inert jika ada asam mineral atau sejumlah besar alkali hidroksida. Dengan adanya alkali karbonat aktifitasnya terhambat. Digunakan sebagai pembantu pencernaan dan juga digunakan pada sediaan makanan pra cerna (predigested) untuk pasien. Tersedia pula bentuk granul salut enteric untuk bayi yang menderita celiac dan kasus kasus yang berhubungan dengan kekurangan pankreatin. Dosis lazim 325 mg sampai 1 gram dalam bentuk tablet, kapsul atau granul 30. Lanjutan..Uraian enzim yang sudah dikenal untuk keperluan terapetik: PANKRELIPASE: Merupakan pankreatin yang dipekatkan. Dalam tiap miligramnya mengandung tidak kurang dari 24 unit UPS aktifitas lipase, 100 unit USP aktifitas amylase, dan 100 unit USP aktifitas protease. Oleh karenanya mempunyai aktifitas lipase 12 kali lipat pankreatin, dan aktifitas amylase dan protease 4 kali lipat pakreatin. Digunakan sebagai pembantu pencernaan, meningkatkan absorbsi usus terhadap lemak sehingga membantu mengontrol steatorrhea. Tersedia dalam bentuk kapsul, paket serbuk dan tablet. Dosis lazim 8.000 sampai 24.000 unit USP aktifitas lipolitik terutama pada tiap makan atau camilan. 31. Lanjutan..Uraian enzim yang sudah dikenal untuk keperluan terapetik: PAPAIN: Diperoleh dari getah buah tua mentah Carica papaya Linne (fam. Caricaceae) yang dikeringkan dan dimurnikan. Cara mengumpulkan: buah pepaya digantung ditoreh dangkal pada 4 sisi. Getah yang didapat akan segera mengental; bongkahan getah diiris dan dikerinngkan dengan bantuan matahari atau dengan penghangat buatan. Penorehan dan pengumpulan dilakukan selama seminggu selama buah tersebut masih mengeluarkan getah. Papain kasar dimurnikan dengan melarutkannya dalam air dan diendapkan dengan alkohol. Papain dapat dikatakan sebagai vegetable pepsin karena mengandung enzim yang mirip dengan pepsin, namun tidak seperti pepsin, papain bekerja baik pada keadaan asam, netral atau alkali. 32. Lanjutan..Uraian enzim yang sudah dikenal untuk keperluan terapetik: Papain mengandung beberapa enzim: 1 atau lebih enzim proteolitis, diantaranya peptidase I yang mengubah protein menjadi dipeptida dan polipeptida; enzim mirip rennin yang menggumpalkan kasein dari susu; enzim amilolitik; enzim penggumpal yang mirip pektase; dan enzim yang mempunyai aktifitas rendah terhadap lemak. Papain digunakan sebagai suatu digestan protein karena kerjanya mirip pepsin; untuk menghilangkan gejala yang muncul karena episiotomi; sebagai bahan larutan dasar pencucian soft contact lens; dalam industri daging digunakan sebagai meat tenderizer. 33. Lanjutan..Uraian enzim yang sudah dikenal untuk keperluan terapetik: CHYMOPAPAIN: Suatu enzim proteolitik non pirogenik yang diperoleh dari getah Carica papaya Linne (fam. Caricaceae). Merupakan suatu enzim sulfhidril yang mirip dengan papain untuk beberapa spesifikasi tetapi memiliki perbedaan pada mobilitas elektroforetik, stabilitas dan solubilitas. Digunakan dalam pengobatan cakram intervertebral lumbar yang terherniasi, mengurangi gejala kompresif dari nyeri punggung bagian bawah. 34. Lanjutan..Uraian enzim yang sudah dikenal untuk keperluan terapetik: BROMEALIN/ BROMELIN: Suatu campuran dari enzim pencerna protein dan penggumpal susu yang diperoleh dari jus nanas Ananas comosus (Linne) Mer. (Fam. Bromeliaceae). Enzim ini dapat diperoleh dari jus buah matang ataupun mentah dan batang tumbuhan nanas. Bromelain digunakan sebagai terapi pembantu untuk mengurangi inflamasi atau edema dan mempercepat perbaikan jaringan, khususnya pada kasus episiotomi. Bromelaian efektif pada berbagai kondisi nampaknya diperlihatkan oleh adanya depolimerisasi dan modifikasi permeabilitas setelah pemberian oral. Bromelain juga digunakan pada produksi protein hidrolisat, pada pengempukan daging dan industri kulit. 35. Lanjutan...Uraian enzim yang sudah dikenal untuk keperluan terapetik: TRIPSIN: Atau tripsin terkristalkan, adalah suatu enzim proteolitik yang dikristalkan yang diperoleh dari ekstrak kelenjar pankreas lembu jantan, Bos taurus Linne (Fam. Bovidae). Berwarna putih hingga putih kekuningan, tak berbau, berbentuk serbuk kristal atau amorf, stabil pada keadaan kering, cepat rusak dalam bentuk larutan. Oleh karena itu harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat jauh dari panas yang menyengat. Dapat digunakan oral, topical, inhalasi atau injeksi oral, topical, inhalasi atau injeksi local untuk debridemasi permukaan lesi nekrotik dan piogenik. Efektifitas penggunaan oral dan parenteral pada beberapa kondisi masih kurang pembuktian. Penggunaan langsung secara topical dengan pemakaian aerosol untuk luka dan pembersihan borok/ ulser cleansing. 36. Lanjutan..Uraian enzim yang sudah dikenal untuk keperluan terapetik: CHYMOTRYPSIN: Suatu enzim proteolitik terkristalkan yang diperoleh dari ekstrak kelenjar pancreas lembu jantan, Bos taurus Linne (Fam. Bovidae). Berwarna putih hingga putih kekuningan, tidak berbau, serbuk kristal atau amorf. Tersedia untuk larutan optalmik, diberikan pada bagian ruangan possterior mata di bawah irisuntuk mencapai wilayah lisis. Biasanya diberikan dengan kombinasi tripsin oral. HYALURONIDASE: Digunakan untuk injeksi, steril, kering mudah larut. Potensinya dinyatakan dalam unit USP hialuronidase. Enzim ini adalah enzim mukolitik yang mampu melakukan depolimerasi dan meng-katalisis asam hialuronat dan heksosamin dengan sifat yang mirip, yang mengandung polisakarida. Enzim hialuronidase juga merupakan spreading and diffusing factor. Dapat diperoleh dari testis mamalia, manusia, beberapa kultur bakteri sebagai produk metabolit, kepala pacet/ lintah, dan dalam racun ular. Karena kerja asam hialuronat, enzim ini meningkatkan difusi dan absorbsi infuse sub kutan. Hialuronidase untuk injeksi adalah spreading agent. Dosis lazim, hypodermoclysis, adalah 150 unit USP. 37. Lanjutan..Uraian enzim yang sudah dikenal untuk keperluan terapetik: STREPTOKINASE: Protein bacterial murni yang dibebaskan dari kelompok C beta hemolytic streptococci. Streptokinase mengubah plasminogen menjadi enzim protelitik plasmin. Diindikasikan untuk perawatan pulmonary embolism, deep vein thombosis, arrterial thrombosis dan embolism, anteriovenous canulla occlusion, coronary artery thrombosis. UROKINASE: Suatu enzim yang diisolasi dari urine manusia atau diperoleh dari sel ginjal manusia melalui teknik kultur jaringan. Urokinase ada dalam dua bentuk, keduanya memiliki efek klinis yang mirip, tapi berbeda bobot molekulnya. Untuk skala komersial urikinase diperoleh dari kultur jaringan, skala komersial urikinase diperoleh dari kultur jaringan, terutama dalam bentuk berat molekul rendah dan dipasarkan sebagai serbuk liofilisat yang steril. 38. Lanjutan..Uraian enzim yang sudah dikenal untuk keperluan terapetik: Enzim ini bekerja pada sistem fibrinolitik endogen, mengubah plaminogen menjadi enzim plasmin. Plasmin mengurangi pembekuan fibrin sebaik fibrinogen dan protein plasma yang lain. Penggunaan urokinase: pengobatan pulmonary embolism, trombosis arteri koroner dan memulihkan potensi intraveous cathether; kemungkinan dapat untuk mengurangi reaksi-reaksi alergi yang serius karena dianggap memiliki sifat-sifat human origin tetapi masih harus dengan peringatan yang tepat. Dosis lazim dimulai dengan dosis dasar yang diikuti dengan pemberian 4.400 unit per kg berat badan per jam selama 12 jam melalui infuse intravena. 39. Lanjutan..Uraian enzim yang sudah dikenal untuk keperluan terapetik: FIRBRINOLISIN DAN DESOKSIRIBONUKLEASE: Fibrinolisin: Ada di dalam serum darah sebagai protease dan dalam plasma sebagai prekusor inaktif, profibrinolisin (atau plasminogen). Untuk skala komersial dilakukan dengan mengaktifasi fraksi plasma darah manusia dengan streptokinase. Dalam bentuk kering, fibrinolisin menyimpan aktifitas proteolitiknya dalam waktu tak terbatas, berbeda dengan bentuk larutan aktifitas fibrinolisin cepat rusak. Aktifitas enzim sepenuhnya hilang jika dibiarkan terbuka pada temperatur kamar selama 6-8 jam. Enzim ini dapat menyerang bagian protein dari jaringan yang mati, eksudat dan gumpalan darah yang ada di dalam sistem kardiovaskular, khususnya thrombi pada arteri koroner dan serebral. 40. Lanjutan..Uraian enzim yang sudah dikenal untuk keperluan terapetik: Desoksiribonuklease atau deoksiribonuklease; Suatu enzim nukleolitik yang diperoleh dari purifikasi tingkat tinggi dari kelenjar pankreas sapi asli. Stabil dalam bentuk kering, cepat kehilangan aktifitas bila berada dalam bentuk larutan. Desoksiribonuklease meng-katalisis pembelahan molekul yang besar dari asam desoksiribonukleat menjadi sejumlah fragmen yang berukuran yang lebih kecil (polinukleotida); oleh karenanya dapat menyerang jaringan yang tak membahayakan pada kondisi bernanah. Tersedia dalam bentuk kombinasi dengan fibrinolisin sapi. 41. Lanjutan...Uraian enzim yang sudah dikenal untuk keperluan terapetik: SUTILAIN: Substansi yang mengandung enzim proteolitik yang diperoleh dari bakteri Bacillus subtilis. Sutilain mengandung tidak kurang dari 2,5 juta unit USP kasein dari aktifitas proteolitiknya per gram. Serbuk krem digunakan topical dalam bentuk ointment, 2-4 kali sehari, untuk debridemasi luka. COLLAGENASE: Suatu sediaan enzim yang diperoleh dari kultur fermentasi Clostridium histolycum. Collagenase memecah kolagen dan digunakan topical untuk membersihkan luka/ borok kulit dan area yang terbakar paling hebat. Dalam pemakaian harus hati-hati untuk menghindari inaktifasi enzim karena logam berat; larutan burow dapat digunakan untuk menghentikan kegiatan enzim apabila resiko bakterimia berkembang. Tersedia dalam bentuk ointmen yang mengandung 250 unit aktifitas collagenase per gram. 42. Lanjutan...Uraian enzim yang sudah dikenal untuk keperluan terapetik: L- ASPARAGINASE: Suatu jenis enzim yang didapat dari pembiakan strain tertentu dari Escherichia coli. Enzim ini memberikan pengurangan secara hemologik dan klinis yang berarti dan dalam durasi yang pendek pada anak-anak penderita leukemia akut. Efek anti tumor mungkin dihubungkan dengan adanya degradasi karena L-asparaginase yang tersirkulasi menyebabkan kematian sel-sel yang membutuhkan sumber eksogen dari L-asparaginase ini untuk bertahan. Adanya toksisitas pada elemen sumsum normal menunjukkan bahwa efektifitas obat ini dihubungkan dengan perbedaan keperluan akan L- asparaginase antara sel normal dan sel neoplastik. Efek samping serius seperti reaksi alergi dan anafilaktik yang fatal dapat terjadi. L-asparaginase digunakan dalam kombinasi dengan zat kemoterapetik lain. Diberikan intravena 1.000 unit per kg berat badan per hari atau intra muskular 6.000 unit per meter persegi/ luas permukaan tubuh pada interval 3 hari. 43. B. Protein lain GELATIN Diperoleh dari hidrolisis sebagian suatu kolagen yang didapat dari kulit, jaringan konektif putih tulang hewan. Secara komersial diperoleh dari bagian tulang sapi, biri-biri atau babi. Gelatin mengandung asam amino: alanin, arginin, asam aspartat, cyctine, cystein, asam glutamat, glisin, histidin, hidroksiprolin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenil alanin, prolin, serin, thereonin, tirosin, dan valin. Karena hanya sedikit mengandung asam amino penting, dan tidak mengandung triptofan maka gelatin bukan merupakan protein makanan yang lengkap. Konstituen yang menyebabkan terbentuknya sifat gelatin adalah chondrin, dan substansi perekatnya disebut glutin. Digunakan sebagai bahan pembantu dalam industri farmasi (enkapsulasi, pembuat suspensi, pengikat pada tablet, penyalut); dikombinasikan dengan gliserin digunakan sebagai pembawa dan untuk membuat supositoria; penambahan zinc oksid/ zinc gelatin digunakan sebagai pelindung topica; sebagai makanan; sebagai media kultur bakteri. 44. Lanjutan... B. Protein Lain ABSORBABLE GELATIN SPONGE Steril, absorbable, tidak larut air, terang, agak putih, berpori- pori, lunak, non antigenik karena sudah dipurifikasi dengan khusus dan disterilisasi dengan panas. Digunakan sebagai hemostatis local. ABSORBABLE GELATIN FILM Suatu produk gelatin khusus yang disiapkan untuk digunakan dalam bedah syaraf, bedah thorax dan bedah mata. Berbentuk tipis, lembut/ lunak, nonantigenik. Dalam keadaan kering menyerupai cellophane/ kertas kaca, jika dibasahkan dengan pencelupan dalam larutan garam dapat mudah dipatahkan menjadi bentuk yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan kuntur torehan. 45. Lanjutan... B. Protein Lain KOLAGEN MIKROFIBRILLAR Bahan serabut, tak dapat larut dalam air, diperoleh dari kolagen korium sapi yang dipurifikasi. Digunakan sebagai hemostatik topical pada pembedahan. BENANG BEDAH YANG DAPAT DISERAP (ABSORBABLE SURGICAL SUTURE) Helaian steril yang diperoleh dari kolagen mamalia sehat atau polimer sintesis. Benang ini dapat diserap oleh jaringan tubuh dan kemungkinan dapat diatur resistensi untuk diserap, dapat diimpregnasi dengan zat antimikroba, dan dapat diberi warna dengan pewarna yang diijinkan. USP menentukan spesifiikasi untuk labeling, panjang, diameter, kekuatan regangan dan lain-lain. Produk ini dikenal sebagai catgut suture, surgical catgut dan surgical gut. 46. Lanjutan... B. Protein Lain PENISILAMIN Merupakan produk degradasi dari penisilin. Penggunaan: sebagai suatu agen pengelat logam (metal chelating agent) yang digunakan dalam penyakit Wilson (hepatolenticular degeneration) untuk meningkatkan ekskresi urine yang kelebihan tembaga; dalam kasus keracunan timah; dalam kasus rheumatoid arthritis. HEPARIN NA Suatu jenis garam Na dari glikosaminoglikan sulfat dari campuran mukopolisakarida alami yang bervariasi berat molekulnya. Diperoleh dari mukosa usus atau jaringan lain yang sesuai pada binatang domestic yang digunakan sebagai sumber pangan oleh manusia. Heparin Na merupakan campuran zat aktif yang mampu memperpanjang masa pembekuan darah terutama melalui pembentukan komplek dengan antitrombin protein plasma dan dengan menghambat koagulasi protease. Digunakan sebagai antikoagulan pilihan untuk efek yang cepat, diberikan dengan injeksi sub kutan yang dalam, intravena langsung atau infuse intravena. Dosis intravena. Dosis intravena awal 10.000 unit USP, lalu 5.000-10.000 unit USP tiap 4-6 jam. Tersedia pula bentuk kalsium heparin yang lebih baik dalam mengurangi insiden pendarahan, pembentukan hematoma dan ketidaknyamanan tempat suntikan. 47. Lanjutan... B. Protein Lain PROTAMIN SULFAT Merupakan campuran protein sederhana yang sudah dipurifikasi yang diperoleh dari sperma atau testes spesies ikan yang cocok, biasanya dari jenis Oncorhynchus Sukley, Salmo Linne natau Trutta Jordan et Evermann (Fam Salmonidae) Protamin sulfat memiliki sifat dasar menetralisir heparin.Berbentuk bubuk kristal atau amorf halus, putih atau off-white, sedikit larut dalam air. Digunakan sebagai antidote heparin dan diberikan secara intravena. INJEKSI PROTEIN HIDROLISAT Suatu larutan steril asam amino dan peptide rantai pendek yang menggambarkan zat gizi makanan yang mendekati sama dengan kasein, laktalbumin, plasma, fibrin atau protein lain yang sesuai yang didapat dari hidrolsis asam, enzimatik atau metode lain. Mengandung tidak kurang dari 50% nitrogen dalam bentuk alfa amino nitrogen, sehingga dapat dimodifikasi dengan pengurangan atau penambahan asam amino. Digunakan untuk pasien yang sukar mengunyah atau mencerna makanan untuk menyuplai nitrogen penting untuk mengganti sejumlah besar metabolisme jaringan yang hilang. Diberikan parenteral, intravena 2-3 liter larutan 5% per hari. 48. Lanjutan... B. Protein Lain LEVADOPA Atau 3-hidroksi-L-tirosin. Merupakan asam amino yang ada dalam biji-bijian Vicia faba Linne (Fam. Leguminosae), sering disebut sebagai horse bean, vetvet bean atau broad bean. Telah dilakukan metode sintesis dalam produksinya, karena sulit memisahkan senyawa dari protein hidrolisat karena cenderung terjadi oksidasi. Dilaporkan adanya penelitian konversi L-tirosin menjadi levadopa secara microbial. Digunakan dalam bentuk oral dosis tinggi untuk menghilangkan Parkinson. Dosis awal 250 mg 2-3 kali sehari, meningkat perlahan menjadi total sehari 100 750 mg setiap 3-7 hari bila ditoleransi. Rentang dosis yang diperbolehkan 500 mg- 8 gram per hari. 49. Terima Kasih