07/07/2018

1

TEKNOLOGI UNTUK MENINGKATKAN

KUALITAS BUNGKIL INTI SAWIT

SEBAGAI BAHAN PAKAN UNGGAS

Arnold P. SinuratBalai Penelitian Ternak – arnoldsinurat@pertanian.go.id

Disampaikan pada seminar AINI, Jakarta 5 Juli 2018

1

POKOK BAHASANI. PENDAHULUAN – masalah bahan pakan di Indonesia

II. BUNGKIL INTI SAWIT – Potensi

III. PENGGUNAAN BIS SEBAGAI BAHAN PAKAN UNGGAS (Kandungan gizi, Kendala & Batas penggunaannya)

IV. TEKNOLOGI PENGOLAHAN UTK MENINGKATKAN

KUALITAS BIS

V. KESIMPULAN & SARAN

2

I. PENDAHULUANKETERSEDIAAN BAHAN PAKAN SECARA UMUM

SEMAKIN SULIT

• Kenaikan penduduk & kesejahteraan

• Keterbatasan Suply energi biofuel

• Perubahan iklim global

Menimbulkan krisis FOOD

FEED

FUEL

Target EU: 20% energi dari biofuel

Kebutuhan Meningkat, Produksi pakantidak cukup?

& Global Climate Changes

3

07/07/2018

2

NOJENIS BAHAN

PAKAN2015 (MT) 2016 (MT) 2017 (MT)

1 SBM 4.114.685 4.205.552 4.080.411

2 Corn 2.741.966 884.679 -

3 DDGS 267.765 1.182.954 851.557

4 Feed Wheat 240.015 2.150.095 186.363

5 CGM 220.947 319.360 549.677

6 Soyabean 64.578 130.577 93.525

IMPOR BAHAN PAKAN (Sumber: DitPakan)

7 Barley - 998,495 7.218

8 Corn Gluten Feed - - 2.016

9 Sun Flower Seed 1.523 2.343 7.584

TOTAL 7.649.956 9.874.055 5.778.351

Blood Meal 7221

Meat and Bone Meal 575.643

Poultry by Product Meal 71.809

Feather Meal 50.071

Industri peternakan :

Pakan merupakan komponen biaya

produksi terbesar 70%

Penggunaan bahan pakan lokal mengurangi

ketergantungan bahan pakan impor lebih

ekonomis(?)

Peningkatan produksi

Pemanfaatan bahan bakan inkonvensional/lokal

Teknologi pengolahan Meningkatkan Efisiensi Pakan melalui:

Penggunaan Imbuhan: (enzim, dll)

Teknik Formulasi yang tepat

(sesuai kebutuhan ternak)

UPAYA MEMENUHI KEBUTUHAN PAKAN

5

SOLID SAWIT

BUNGKIL INTI SAWIT

II. POTENSI BUNGKIL INTI SAWIT – Sebagai Bahan Pakan

07/07/2018

3

Produksi dan ekspor BIS Indonesia(X 1000 ton) sumber: Index mundi (USDA)

2015 2016 2017

Produksi 4450 4900 5300

Ekspor

(%)

3873

(87,0)

4318

(88,1)

4550

(85,8)

Ekspor

Malaysia

2333) (2241) (2400)

7

5 Negara pengimpor utama BIS

NEGARA IMPOR 2016 IMPOR 2017

New Zealand 2234 2300

European Union 1977 1950

Japan 1109 1200

Rep. Korea 790 810

China 527 400

Kandungan Gizi Bungkil inti sawit

Zat Gizi Kecern

aan,%*

Bahan kering, % 91,85 ME kkal/kg 2051

Lemak, % 8,05

Serat kasar, % 17,63 Nilai tambah zat Gizi BIS:

Protein kasar, % 14,49 b -carotene 4.3-11,8 mg/kg

Metionin, % 0,59 91 Vitamin A 14000-39000 IU

Arginin, % 2,01 93 Vitamin E 0,35 mg/kg

Threonin, % 0,41 86

Histidin, % 0,24 86

Isoleusin, % 0,52 86

Leusin, % 1,03 88

Lisin, % 0,44 90

Valin, % 0,70 68

Phenilalanin, % 0,73 90

Terjadi peningkatan lemak dan protein serta penurunan SK

* Sundu et al., 2006 – WPSJ.

FAKTOR PEMBATAS BIS SEBAGAI BAHAN PAKAN UNGGAS

Kadar minyak masih cukup banyak (7 - 9 %) cepat tengikKandungan protein sekitar 12 –16 %Serat kasar cukup tinggi (17 – 21 %)Biasanya terkontaminasi dengan pecahan cangkang (15-17%)

(Pecahan cangkang sangat keras dan tajam kurang disukai ternak dan dapat merusak dinding pencernaan ternak muda)

07/07/2018

4

MANFAAT BIS sebagai Bahan Pakan Unggas

Dapat digunakan sebagai sumber energi dan/atau

protein.

Pengganti sebagian jagung.

Batas penggunaan dalam ransum unggas

bervariasi (tergantung proses produksi BIS?):

*5 – 10 % didalam ransum ayam broiler

*Hingga 20% didalam ransum ayam petelur

*Hingga 25% Ayam kampung sedang tumbuh

*Hingga 20% dalam ransum Breeder ayam ras

*Hingga 35% dalam ransum itik petelur

Dapat juga digunakan sebagai prebiotik berfungsi sebagai kontrol

terhadap bakteri patogen Salmonella kedougou dan S. enteritis

10

Penggunaan BIS (Tanpa Olah) dalam Ransum Unggas

Performan ayam broiler dengan pemberian BIS 4 mg(Esuga, 2007)

Persentase bungkil inti sawit dalam ransum

BIS dapat diberikan 10% dalam ransum broiler

07/07/2018

5

Perlakuan

Produksi telur

(%HD)

Kons

Ransum

(g/e/h)

FCR

Kontrol (ransum tanpa BIS) 83,8 125,5 2,415

BIS yg disaring: 5% 86,9 122,1 2,245

10% 83,2 122,6 2,326

20% 79,1 122,9 2,458

b. Penggunaan Bungkil inti sawit (BIS) dalam ransum ayam petelur

(Sinurat, dkk., 2011)

Penggunaan BIS dapat diberikan hingga 10% dalam ransum

ayam petelur

13

Peggunaan BIS dalam Ransum Itik Petelur (Samsudin et al., 2016 J. World Poult. Res.)

Persentase BIS dalam ransum

0 25 35

Konsumsi Pakan

g/e/mg

1021 1425 1338

Prod Telur, %HD 60.0 60.4 77.1

FCR 6.25 5.12 5.53

Bobot telur g/butir 59.5 65.7 63.2

Skor Warna kuning 5.70 5.22 5.93

15

Mohamen W.Z. 2013

07/07/2018

6

07/07/2018 16

Cangkang dari BIS yg tidak disaring tersisa di tempat pakan

Cangkang yg besar

Ditinggal di tempat pakan

BIS SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN JAGUNG DALAM PAKAN

UNGGAS

HASIL PENELITIAN SUBSTITUSI/PENGURANGAN JAGUNG DALAM RANSUM AYAM BROILER

Kriteria Level

substitusi (%)

Penggantian

Optimum (%)

Authors

PBB, FCR

(Finisher)

0 ; 10; 20; 30 30 Anaeto et al.

2009

PBB, FCR

(starter &

Finisher)

0; 50 0 Ezieshi &

Olomu, 2004

PBB, FCR

(Finisher)

0; 14; 19; 38 19 Okeudo et al.

2006

PBB, FCR

(starter &

Finisher)

0; 25; 50; 75;

100

50 Kperegbeyi &

Eneruvie,

2014

FCR 0; 26,8; 53,6;

80,5

26,8 Widjaya et al.,

2006

07/07/2018

7

HASIL PENELITIAN SUBSTITUSI/PENGURANGAN JAGUNG DALAM RANSUM AYAM PETELUR

Kriteria Level

substitusi (%)

Penggantian

Optimum (%)

Authors

Prod telur,

FCR, Egg

mass

0; 30; 56 56 Chong et al.

2008

Prod telur,

FCR, Brt telur,

Warna yolk

0; 9; 18; 27 18 Dairi&Fasuyi,

2008

(BIS

Fermentasi)

IV. TEKNOLOGI MENINGKATKAN NILAI GIZI BIS

1. Cara FISIK (Penyaringan, Penggilingan?)

Mengurangi cangkang

2. PEMANFAATAN MIKROORGANISME (Biofermentasi)

• Meningkatkan daya simpan

• Meningkatkan nilai gizi (Protein sel m.o.)

3. PENAMBAHAN IMBUHAN (ENZIM)

• Meningkatkan kecernaan gizi bahan pakan/pakan

07/07/2018 21

Alat saring mekanis - berputar

1. PENYARINGAN BIS

07/07/2018

8

07/07/2018 22

Pengurangan cemaran cangkang BIS dengan penyaringan (Sinurat et al., 2013)

Tanpa

disaring

4mm 2mm 1 mm

Jumlah rendemen BIS,

% Berat awal

100 88 76,6 70,0

Cemaran cangkang, %

Sample batch 1

Sampel batch 2

22,8 + 6,8

9,1 + 1,2

21,5+ 3,6

Td

9,9 + 2,6

5,9 + 1,1

8,6 + 1,6

Td

Saringan 2 mm efektif mengurangi hingga 50% cangkang

07/07/2018 23

Cangkang sisa

penyaringan

Tabel Kandungan protein kasar dan asam amino BIS sebelum dan sesudah disaring

Asam amino Bungkil inti

sawit (BIS)

BIS disaring

Bahan kering, % 91,85 92,08

Lemak, % 16,05 18,59

Serat kasar, % 17,63 13,28

Protein kasar, % 14,49 14,98

Metionin, % 0,59 0,61

Arginin, % 2,01 2,15

Threonin, % 0,41 0,45

Histidin, % 0,24 0,26

Isoleusin, % 0,52 0,57

Leusin, % 1,03 1,11

Lisin, % 0,44 0,46

Valin, % 0,70 0,79

Phenilalanin, % 0,73 0,82

Nilai gizi

Meningkat,

Serat turun

Karena

Cangkang

Berkurang

07/07/2018

9

07/07/2018 25

Cangkangdidalam salurancerna/gizardlebih sedikit bilaBIS disaring

2. PEMANFAATAN MIKROORGANISME (Biofermentasi)

• Membiakkan m.o. dengan bahan pakan

sebagai substrat

• Menghasilkan sel m.o. (protein) dan enzim dan produk metabolis lainnya (vitamin, dll)

• M.O. Yg umum digunakan:• A. niger

• A. orizae

• Bacillus subtillis

• Rhizopus oryzae,

• Trichoderma

• Saccharomyces cerevisiea

• dll26

Contoh: Alur Proses Biofermentasi Bungkil inti sawit

Bungkil Inti Sawit

(+ Mineral)

Inokulasi dengan A. niger

Inkubasi pada suhu 26-30 oC, 2-3hari

Proses enzimatis 2 hari

Keringkan Giling

FERLAWIT Segar

FERLAWITKering

27

07/07/2018

10

28

Bungkil Inti Sawit (BIS) BIS Fermentasi

Dry matter, % 90 89,48

Crude fiber, % 21.7 18,6

M Energy (kcal/kg) 2087 2413

Fat (%) 9,60 9,02

Protein, % 14,2 22,95

Amino acids , %

Threonine 0.31 0,51

Arginine 1.12 1,42

Alanine 0.47 0,79

Methionine 0.41 0,51

Cystine 0.30 td

Valine 0.55 0,83

Phenilalanine 0.39 0,63

Leusine 0.71 1,04

Lysine 0.49 0,59

Ash, % 4,24 6,40

Ca , % 0.35 0,46

P, % 0.59 0,57

Komposisi zat gizi Bungkil inti sawit dan

produk fermentasi dengan A. Niger

Beberapa jenis kapang yg dicoba utkmeningkatkan gizi BIS (Sharmila dkk, 2014)

A. niger dan Rhizopus meningkatkan protein dan

Energi metabolis BIS

Uraian Bungkil inti sawit Bungkil sawit

terfermentasi

Protein kasar, %

Kecernaan Protein, %

AME, Kkal/kg

Serat kasar, %

15,14

46,5

2261

17,18

25,08

80,9

2516

13,64

Nilai gizi bungkil inti sawit setelah difermentasi dgn

Phanerochaete chrysosporium (Sembiring, 2006)

Fermentasi meningkatkan kandungan Protein dan kecernaannya, ME

& mengurangi kadar serat kasar

07/07/2018

11

Performan ayam broiler yg diberikan Bungkil sawit dan produk

fermentasinya (Sembiring, 2006)

Bahan % RANSUM Konsumsi, g/e B badan g/e FCR

KONTROL 2908 1430 2,03

BKL SAWIT 10 2842 1517 1,89

20 2870 1373 2,10

30 2783 1296 2,15

BIS fermentasi 10 2889 1501 1,93

20 2872 1503 1,91

30 2898 1456 1,99

31

BIS FERMENTASI BISA DIGUNAKAN HINGGA 30% DALAM PAKAN BROILER

Bahan %

RANSUM

Konsum

si, g/e

B badan

g/e

FCR

KONTROL0

2908 1430 2,03

BIS

fermentasi 10 2889 1501 1,93

20 2872 1503 1,91

30 2898 1456 1,99

Penggunaan Bungkil sawit fermentasi dalam ransum ayam broiler

(Sembiring, 2006) fermentasi dgn Phanerochaete chrysosporium

32

BIS FERMENTASI BISA DIGUNAKAN HINGGA 30% DALAM PAKAN BROILER

PerlakuanKecernaan

Bahan Kering

%

Energi

Metabolis

(Kkal/kg)

Kecernaan

Protein, %

BIS disaring (BISSARING) 56,8 2091 34,7

BISSARING + Enzim Balitnak 71,7 2317 51,3

BISSARING + Enzim multi

komersil 67,8 2319 55,6

3. Penambahan ENZIM meningkatkan kecernaan gizi BIS

BIS: Tinggi kadar Serat – mannan, lignin, Selulosa

Enzim yang dapat memecah serat dalam BIS

33

1. Penambahan enzim BS4 maupun enzim komersil meningkatkan

energi metabolis dan kecernaan BIS

2. Efektifitas enzim BS4 sama dengan enzim komersil

07/07/2018

12

3. Penambahan Enzim dalam ransum broiler yg

mengandung 30% BIS – 3 minggu

Parameter

Kontrol

(Tanpa

BIS)

Ransum

BIS 30%

Ransum

BIS 30%

+ Enzim

PertambahanBB, g/e 542,7 567,7 621,9

Konsumsi pakan g/e 778,9 805,3 868,7

FCR 1,435 1,419 1,397

Sumber: Sundu & Dingle (2003).

Shakila et al., 2012

Uji biologis

Efektifitas Enzim yg ditambahkan dalam BIS

36

07/07/2018

13

Perlakuan

F Intake

(g/e/h)FCR

Kontrol (ransum tanpa bis) 126a 2,42abc

BIS saring TANPA enzim: 5% 122bcd 2,25 d

10% 123 bcd 2,33 bcd

20% 123 bcd 2,46ab

BIS saring + enzim BS4 5% 122bcd 2,31 bcd

10% 122 cd 2,24 d

20% 123bcd 2,32 bcd

BIS saring + enzim komersil 5% 121 d 2,53 a

10% 123bc 2,26cd

20% 123bc 2,19d

Taraf nyata (P) 0,002 0,001

Performan ayam yg diberi Bkl Sawit (BIS) dan enzim –

selama 16 minggu (Sinurat et al., 2011)

37

Perlakuan

Prod.

telur

(%HD)

Berat

telur

(g/btr)

Skor Warna

kuning

Kontrol (ransum tanpa BIS) 83,8 bcd 63,0 6,9

BIS saring Tanpa enzim: 5% 86,9 abc 63,6 7,3

10% 83,2 cde 64,4 7,1

20% 79,1e 64,5 7,6

BIS saring + Enzim BS4 5% 83,2 cde 63,4 7,6

10% 87,1 abc 63,6 7,5

20% 84,0 bc 63,3 7,4

BIS saring + Enzim komers 5% 79,2 de 63,7 7,2

10% 86,5 abc 63,9 6,5

20% 88,3 ab 64,4 6,1

Performan ayam yg diberi Bkl Sawit (BIS) dan enzim –16 minggu

BIS + Enzim dapat digunakan 20% dalam ransum ayam petelur

GABUNGAN PROSES PENYARINGAN, FERMENTASI & SUPLEMENTASI

ENZIM

07/07/2018

14

GABUNGAN PROSES PENYARINGAN, FERMENTASI & SUPLEMENTASI ENZIM (Sinurat et al, 2014)

Zat Gizi BIS BIS Fermentasi

(BISF)

BISF +

Enzim

Serat kasar, % 15,1 14,8

AME, kkal/kg 2074 1788 1876

Protein kasar, % 14,7 /34,1* 20.0/49,8* 91,4*

Methionin, % 0,205/44,4* 0,216/64,8* 71,2*

Lysine, % 0,614/60,4* 0,678/62,2* 80,2*

Arginin,% 1,191/74,2* 1,137/66,1* 87,9*

Tryptophan 0,102/ 0,221/

Threonin,% 0,695/42,7* 0,473/30,9* 77,1

* Ileal digestibility,%

Peningkatan nilai gizi akibat suplementasi Enzim pada BIS fermentasi

Performan ayam petelur: Bungkil kedelai diganti BIS fermentasi + enzim (Sinurat dkk., 2014 )

SBM dlm RansumHD,% Kons g/e/h FCR Brt tlr g/btr

SBM 20%/ 0% FBIS 90,7 117,9 2,02 64,8

SBM 15%/ 9% FBIS 90,6 111,4 1,97 62,6

SBM 10%/ 15%FBIS 87,8 111,5 2,08 61,6

SBM 5%/ 23% FBIS 75,9 106,6 2,36 60,1

SBM 0%/ 27.7% FBIS 63,8 102,3 2,75 60,6

07/07/2018 41

BIS fermentasi dapat digunakan menggantikan 50% SBM dlm ransum petelur

V. KESIMPULAN & SARAN

• Indonesia membutuhkan bahan pakan yang banyak impor

• Potensi BIS di Indonesia cukup besar• Jumlah produksi banyak (85 % di ekspor)

• Dpt digunakan sebagai sumber protein dan atau energi, meskipun ada factor pembatas

• Dapat digunakan sebagai bahan pakan untuk ayam broiler, ayam petelur, ayam bibit (breeder), ayam kampung dan itik

• Dapat mengurangi penggunaan jagung dan bungkil kedelai

07/07/2018

15

KESIMPULAN & SARAN

• Teknologi utk meningkatkan kualitas BIS sebagai bahan pakan unggas:

• Penyaringan mengurangi cangkang

• Biofermentasi meningkatkan gizi (protein, energi dan mengurangi Serat kasar

• Suplementasi enzim meningkatkan kecernaangizi BIS

• Teknologi yang disarankan adalahgabungan:• BIS disaring dan ditambah enzim MUDAH DILAKUKAN

atau

• BIS disaring, fermentasi dan ditambah enzim

AGAK SULIT DILAKUKAN