Potensi Pengembangan Wilayahggg

16
1. Potensi Pengembangan Wilayah Kabupaten Bandung Perbedaan kondisi geografis wilayah mengakibatkan perbedaan sumber daya alam yang dimiliki, sehingga berdampak pada perbedaan komoditi unggulan yang diusahakan di setiap wilayah. Oleh karena itu Kabupaten Bandung memiliki banyak komoditi ungguian yang dihasilkan oleh masing-masing wilayah, baik dari sektor petanian maupun dari sektor industri pengolahan yang memanfaatkan bahan baku hasil pertanian, Diantara komoditi-komoditi unggulan yang dimiliki masing-masing wilayah di Kabupaten Bandung, terdapat beberapa komoditi yang menjadi unggulan tidak hanya di tingkat kabupaten tetapi sampai ke tingkat propinsi dan nasional. Komoditi-komoditi tersebut dapat dikategorikan sebagai komoditi khas Kabupaten Bandung. Khasnya komoditi unggulan tersebut dapat dilihat dari jenis komoditinya yang hanya dihasilkan atau sebagian besar produksinya terpusat di Kabupaten Bandung, dan juga dapat dilihat dari cita rasa yang dimiliki berbeda dengan komoditi yang sama yang dihasilkan daerah lain. Komoditi-komoditi khas yang menjadi unggulan di Kabupaten Bandung diantaranya dari sektor pertanian yaitu stroberi, kopi, sapi perah dan produk turunannya. Sementara dari sektor industri diantaranya industri peralatan pertanian dan industri kerajinan wayang golek. Komoditi-komoditi tersebut menjadi unggulan baik untuk tingkat propinsi maupun tingkat nasional, bahkan beberapa komoditi telah dapat bersaing di pasar internasional. a. Pertanian Pertanian telah mempengaruhi kehidupan masyarakat di wilayah ini, baik secara ekonomi maupun sosial budaya. Berdasarkan pada besarnya potensi yang dimiliki, Pemerintah Kabupaten Bandung telah menetapkan Sektor Pertanian sebagai salah satu core bussiness dan leading sektor di samping industri manufaktur dan pariwisata, serta merupakan andalan pada pembangunan bidang ekonomi. Kabupaten Bandung memiliki kondisi ikiim, lahan dan sumberdaya hayati yang sangat mendukung pengembangan usaha aneka jenis komoditas pertanian, mulai dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan kehutanan. Kawasan ini juga telah memiliki akses pasar yang cukup baik ke Kota Bandung dan JABODETABEK dengan penduduk berdaya beli cukup baik, sehingga sangat

description

sfdsfsfsfsfsfsfsffsfsfs

Transcript of Potensi Pengembangan Wilayahggg

Page 1: Potensi Pengembangan Wilayahggg

1. Potensi Pengembangan Wilayah Kabupaten BandungPerbedaan kondisi geografis wilayah mengakibatkan perbedaan sumber daya alam yang dimiliki, sehingga berdampak pada perbedaan komoditi unggulan yang diusahakan di setiap wilayah. Oleh karena itu Kabupaten Bandung memiliki banyak komoditi ungguian yang dihasilkan oleh masing-masing wilayah, baik dari sektor petanian maupun dari sektor industri pengolahan yang memanfaatkan bahan baku hasil pertanian,Diantara komoditi-komoditi unggulan yang dimiliki masing-masing wilayah di Kabupaten Bandung, terdapat beberapa komoditi yang menjadi unggulan tidak hanya di tingkat kabupaten tetapi sampai ke tingkat propinsi dan nasional. Komoditi-komoditi tersebut dapat dikategorikan sebagai komoditi khas Kabupaten Bandung. Khasnya komoditi unggulan tersebut dapat dilihat dari jenis komoditinya yang hanya dihasilkan atau sebagian besar produksinya terpusat di Kabupaten Bandung, dan juga dapat dilihat dari cita rasa yang dimiliki berbeda dengan komoditi yang sama yang dihasilkan daerah lain.Komoditi-komoditi khas yang menjadi unggulan di Kabupaten Bandung diantaranya dari sektor pertanian yaitu stroberi, kopi, sapi perah dan produk turunannya. Sementara dari sektor industri diantaranya industri peralatan pertanian dan industri kerajinan wayang golek. Komoditi-komoditi tersebut menjadi unggulan baik untuk tingkat propinsi maupun tingkat nasional, bahkan beberapa komoditi telah dapat bersaing di pasar internasional.a. Pertanian

Pertanian telah mempengaruhi kehidupan masyarakat di wilayah ini, baik secara ekonomi maupun sosial budaya. Berdasarkan pada besarnya potensi yang dimiliki, Pemerintah Kabupaten Bandung telah menetapkan Sektor Pertanian sebagai salah satu core bussiness dan leading sektor di samping industri manufaktur dan pariwisata, serta merupakan andalan pada pembangunan bidang ekonomi.Kabupaten Bandung memiliki kondisi ikiim, lahan dan sumberdaya hayati yang sangat mendukung pengembangan usaha aneka jenis komoditas pertanian, mulai dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan kehutanan. Kawasan ini juga telah memiliki akses pasar yang cukup baik ke Kota Bandung dan JABODETABEK dengan penduduk berdaya beli cukup baik, sehingga sangat berpeluang untuk memposisikan diri sebagai pemasok utama produk agribisnis bagi masyarakat di wilayah tersebut.Keragaman sosial ekonomi di Kawasan Metropolitan Bandung menjadi sasaran pasar lokal pengembangan komoditas hortikultura. Secara umum, Kabupaten Bandung sampai saat ini masih merupakan daerah sentra produksi sayuran terbesar di Jawa Barat. Budidaya hortikultura dipusatkan pengembangannya di kawasan Bandung Selatan dengan komoditas unggulan kentang, kubis, paprika, tomat, wortel, bawang merah dan cabe merah.Kondisi budidaya Hortikultura di Kawasan Bandung Selatan walau pun telah mempunyai tujuan pemasaran yang jelas, tetapi masih dirasakan belum optimal. Hal ini, dikarenakan penjualan komoditas hortikultura masih didominasi oleh produk segar, sedangkan produk olahan hortikultura belum banyak berkembang sehingga nilai tambah produk masih terbatas, produktivitas, kualitas dan diversifikasi produk belum optimal, sehingga kurang memiliki daya saing.

b. Peternakan dan PerikananBerdasarkan potensi perikanan, pengembangan sektor ini diarahkan di Kecamatan Ibun, Majalaya, Ciparay, Facet dan Bojongsoang dan pemanfaatan/pengelolaan

Page 2: Potensi Pengembangan Wilayahggg

situ-situ di Kecamatan Pangalengan, Rancabali, Ibun dan Kertasari. Sementara untuk perikanan, pengembangan dan intensifikasi difokuskan di Kecamatan Pangalengan, Kertasari, Ciwidey, Pasirjambu, Arjasari, Cikancung, Ibun, Pacet, Paseh dan Cimaung.

c. PariwisataDalam pengembangan sektor pariwisata, Kabupaten Bandung mempunyai cukup banyak potensi dan sebagian besar merupakan wisata alam dan agro. Rincian wisata dan lokasi adalah sebagai berikut:• Kawasan Pariwisata Alam, meliputi : Gunung Patuha/Kawah Putih, Ranca Upas,

Cimanggu, Walini, Situ Patengan, Kawah Cibuni, Curug Cisabuk (Kecamatan Rancabali), Gunung Puntang, arung jeram lamajang (Kecamatan Cimaung), Cibolang, Punceling, Situ Ciieunca, Kawah Gunung Papandayan, Arung jeram Palayangan (Kecamatan Pangalengan), Situ Cisanti (Kecamatan Kertasari), Kawah kamojang, Situ Ciarus (Kecamatan Ibun), Gunung Keneng (Kecamatan Ciwidey), Curug Cinulang (Kecamatan Cicalengka), Curug Eti (Kecamatan Paseh), Situ Sipatahunan (Kecamatan Baieendah), Oray Tapa (Kecamatan Cimenyan), Batukuda (Kecamatan Cilengkrang), Curug Cilengkrang (Kecamatan Cilengkrang),

• Kawasan Pariwisata Budaya, meliputi: Gunung Padang (Kecamatan Ciwidey), Rumah adat Cikondang, Rumah Hitam (Kecamatan Pangalengan), Rumah Adat Bumi Alit (Kecamatan Banjaran), Situs Kampung Mahmud (Kecamatan Margaasih), Situs Karang Gantung (Kecamatan Pacet), Situs Bojongmenje (Kecamatan Rancaekek), Sentra Seni Jelekong (Kecamatan Baleendah), Sentra Seni Cimenyan (Kecamatan Cimenyan), Sentra Kerajinan (Kecamatan Pasirjambu), Sentra wisata seni Benjang (Kecamatan Cileunyi).

• Kawasan Pariwisata Agro, meliputi:a. Agrowisata Strawberry : Kecamatan Pasirjambu, Kecamatan Rancabali,

Kecamatan Ciwidey, Kecamatan Pacet, Kecamatan Arjasari, Kecamatan Pangalengan, Kecamatan Ibun, Kecamatan Paseh;

b. Agrowisata Teh : Kertamanah, Malabar (Kecamatan Pangalengan), Rancabali (Kecamatan Rancabali), Gambung (Kecamatan Pasirjambu);

c. Agrowisata Sayuran : Kecamatan Pasirjambu, Kecamatan Rancabali, Kecamatan Ciwidey, Kecamatan Pacet, Kecamatan Kertasari, Kecamatan Arjasari, Kecamatan Pangalengan;

d. Agrowowisata Herbal : Kecamatan Rancabali, Kecamatan pasirjambu, Kecamatan Ciwidey.

• Kawasan Pariwisata Terpadu dan Olahraga, meliputi : Stadion Si Jalak Harupat (Kecamatan Kutawaringin), Arena Golf Margahayu/BIG (Kecamatan Margahayu), arena Dago Golf (Kecamatan Cimenyan), Kawasan Wisata Terpadu Cimenyan (Kecamatan Cimenyan), serta Kawasan Pariwisata Terpadu Sekitar Situ Ciieunca (Kecamatan Pengalengan).

d. Potensi KawasanDikaitkan dengan fungsi strategis, struktur dan pola ruang, kawasan prioritas yang akan dikembangkan adalah :1. Kawasan Kota Baru Tegalluar;2. Kawasan Industri Margaasih;

Page 3: Potensi Pengembangan Wilayahggg

3. Kawasan Terpadu Stadion Oiah Raga Si Jalak Harupat.Kawasan Kota Baru Tegalluar merupakan kawasan strategis dengan luas ± 3.500 ha yang terdiri dari pengembangan kawasan pemukiman skala besar, kawasan industri, pengembangan waduk/danau buatan dan kawasan rekreasi. Kawasan industri Margaasih merupakan kawasan strategis dengan luas ± 450 ha untuk pengembangan kawasan industri non-polutif. Sementara Pengembangan Kawasan Terpadu Stadion Olah Raga Si Jalak Harupat diarahkan menjadi kawasan strategis dengan luas ± 740 ha yang terdiri dari kawasan inti stadion (sport centre) dengan luas ± 130 ha dan kawasan pendukung dengan luas ± 610 ha terletak di Kecamatan Kutawaringin yang diarahkan untuk kegiatan jasa/perdagangan, perumahan, industri non polutif serta kegiatan komersial lainnya.

2. Potensi Pengembangan Wilayah Kabupaten GarutWilayah Kabupaten Garut sebagai bagian dari struktur penataan ruang wilayah Kabupaten dilakukan secara terpadu tidak terlepas dari kedudukan dan perannya dalam lingkup wilayah yang lebih luas baik dalam lingkup Nasional maupun wilayah Propinsi Jawa Barat. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan RTRW Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Garut termasuk ke dalam Kawasan Andalan Priangan Timur bersama dengan empat kabupaten/ kota lainnya. Kebijakan ini turut berpengaruh terhadap kondisi penataan ruang Kabupaten Garut yang lebih diarahkan pada fungsinya sebagai kawasan penunjang pusat pertumbuhan. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam perumusan konsepsi perencanaan tata ruang dan pengembangan wilayah Kabupaten Garut baik eksternal maupun internal adalah sebagai berikut :1) Adanya pengembangan jalur lintas Selatan Jawa Barat yang akan mempengaruhi

perkembangan kawasan yang dilintasi jalur tersebut karena adanya peningkatan aksesibilitas.

2) Adanya rencana pengembangan jalan tol Cileunyi – Sumedang – Dawuan – Palimanan yang akan mempengaruhi perkembangan wilayah bagian Utara Kabupaten Garut seperti Kecamatan Malangbong, Selaawi, dan Balubur limbangan karena adanya peningkatan aksesibiltas.

3) Adanya rencana pengembangan pelabuhan samudera yang melayani angkutan barang untuk mendukung kegiatan perikanan di wilayah Kabupaten Garut. Hal ini tentunya akan semakin memperkuat peran dan kedudukan Kabupaten Garut dalam Pengembangan Wilayah Propinsi Jawa Barat.

4) Adanya kebijakan penetapan kawasan lindung sebesar 45% dari luas seluruh wilayah Jawa Barat akan berdampak pada perubahan pola pemanfaatan ruang secara luas di wilayah Kabupaten Garut. Tanggungjawab dan peran wilayah Kabupaten Garut untuk mendukung kebijakan tersebut adalah memantapkan sekitar 85% wilayahnya untuk kawasan berfungsi lindung.

5) Adanya rencana pengembangan kawasan andalan Priangan Timur di wilayah Propinsi Jawa Barat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut maupun kawasan sekitarnya telah membuka peluang bagi wilayah Kabupaten Garut untuk mengembangkan sektorsektor unggulan terutama agribisnis dan pariwisata.

6) Perencanaan tata ruang dan pengembangan wilayah seyogyanya dilandasi oleh prinsip pembangunan yang berkelanjutan.

7) Keterkaitan sektor-sektor ekonomi dalam usaha memacu pembangunan wilayah Kabupaten Garut dengan memperhatikan implikasi keruangan yang didasarkan

Page 4: Potensi Pengembangan Wilayahggg

atas komplementari antar sektor-sektor yang terpilih dalam wilayah yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan saling ketergantungan antar wilayah yang dalam jangkauan jangka panjang dapat membentuk satu kesatuan ekonomi wilayah.

8) Keterkaitan antara kawasan yang berkembang pesat dan sektor-sektor pengembangan utama dengan kawasan yang terisolir dan tertinggal pertumbuhannya. Dimaksudkan agar terjadi penebaran dan penjalaran pertumbuhan ke daerah-daerah yang tertinggal tersebut.

Dalam kebijakan penataan ruang dan pengembangan wilayah Kabupaten Garut, ditetapkan rencana pengembangan sistem pusat-pusat pelayanan wilayah Kabupaten Garut adalah sebagai berikut :

1. Kota Hirarki I yaitu Kota Garut sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang melayani wilayah kabupaten. Sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL), peran dan fungsi Kota Garut diarahkan sebagai :• Pusat administrasi pemerintahan kabupaten,

• Pusat perdagangan, jasa, dan pemasaran skala kabupaten,

• Pusat pelayanan sosial ekonomi skala kabupaten,

• Pusat pelayanan transportasi regional,

• Pusat pengolahan,

• Pusat pendidikan tinggi.2. Kota Hirarki II yaitu kota yang berfungsi sebagai pusat pelayanan sub wilayah. Kota

Orde II sebagai pusat pelayanan sub wilayah diarahkan di Kota Malangbong, Pamenungpeuk, Kadungora, Bungbulang, Cikajang, Caringin, dan Singajaya. Sebagai Sub Pusat Pelayanan Wilayah, peran dan fungsi kota-kota tersebut adalah :• Pusat administrasi pemerintahan kecamatan,

• Pusat perdagangan, jasa, dan pemasaran skala kawasan,

• Pusat pelayanan sosial ekonomi skala kawasan (beberapa kecamatan),

• Pusat pelayanan transportasi skala kawasan/regional,3. Kota Hirarki III yaitu kota kecamatan yang melayani wilayah hinterlandnya yaitu

kota-kota kecamatan diluar kota hirarki I dan II. Peran dan fungsi kota kecamatan diarahkan sebagai :• Pusat administrasi pemerintahan kecamatan,

• Pusat perdagangan, jasa, dan pemasaran skala kecamatan,

• Pusat pelayanan sosial ekonomi skala kecamatan,

• Pusat pelayanan transportasi skala kecamatan,

3. Potensi Pengembangan Wilayah Kabupaten Tasikmalaya1. Meningkatkan perekonomian daerah berbasis komoditas lokal dengan ditunjung

pemanfaatan potensi sektor pariwisata, pertambangan serta kelautan;2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perencnaan, pelaksanaan dan

pengawasan pembangunan.3. Meningkatkan akses terhadap pasar regional serta global;4. Menciptakan iklim investasi daerah yang berorientasi pasar, berwawasan

lingkungan, serta berkeadilan.

Page 5: Potensi Pengembangan Wilayahggg

5. Meningkatkan daya saing melalui pengembangan sentra-sentra komoditas unggulan dan pemberdayaan IKM/UKM.

6. Menjalin kemitraan strategis dengan daerah lain dalam menciptakan peluang dan kerjasama investasi.

7. Mengembangkan badan usaha milik daerah yang berorientasi kepada peningkatan pelayanan publik serta pendapatan asli daerah.

4. Potensi Pengembangan Wilayah Kabupaten Ciamis

Dari perumuskan kebijakan dan program pembangunan serta kebijakan keuangan daerah Kabupaten Ciamis, dirumuskan beberapa prioritas pembangunan yang terkait dengan pembangunan ekonomi, yaitu pembangunan perekonomian daerah, pembangunan industri dan perdagangan, dan pembangunan infrastruktur, sumberdaya alam, lingkungan hidup dan tata ruang. Pertama, prioritas pembangunan perekonomian daerah mencakup : a. Pembangunan perekonomian daerah diprioritaskan pada pengembangan produksi

dan produktivitas komoditi unggulan daerah, pengembangan investasi, pengembangan sarana prasarana pendukung investasi, melalui pengembangan kelompok ekonomi produktif dan koperasi yang ditandai dengan semakin meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi (LPE), meningkatnya PDRB per kapita, dan meningkatnya daya beli.

b. Pembangunan pertanian diprioritaskan pada penguatan penataan agribisnis yang diarahkan pada peningkatan kualitas dan kuantitas produksi, pasca panen dan pemasaran hasil pertanian melalui penguatan infrastruktur pendukung, penguatan pengembangan sumberdaya manusia, penguatan pengembangan usaha bidang pertanian, penerapan teknologi produksi pertanian (pertanian pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan dan kelautan), peningkatan ketahanan pangan, pembinaan industri hasil pertanian, serta pengembangan perikanan tangkap.

c. Pembangunan pariwisata diprioritaskan pada manajemen pariwisata yang profesional untuk memantapkan pengembangan potensi ekowisata, agrowisata, wisata budaya serta pengembangan jasa lingkungan di kawasan konservasi laut, gunung dan hutan; pengembangan sarana dan prasarana akomodasi kepariwisataan dalam rangka lanjutan recovery pasca bencana tsunami; serta peningkatan upaya-upaya pelestarian dan penggalian obyek wisata lainnya melalui panataan obyek wisata unggulan, peningkatan infrastruktur, pengembangan obyek wisata baru, serta promosi wisata.

d. Prioritas pembangunan ekonomi lainnya adalah pengembangan kawasan agropolitan. Pengembangan agropolitan dilakukan dengan pendekatan sistem kawasan, pengembangan agribisnis dipadukan dengan kepariwisataan untuk membentuk wisata agro, sehingga akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Pengembangan agribisnis yang berbasis pariwisata didukung dengan prasarana wilayah yang antara lain: jalan produksi, jalan desa, irigasi, pasar, transportasi, dan prasarana etalase.

Kedua, prioritas pembangunan industri dan perdagangan mencakup : a. Pembangunan industri di Kabupaten Ciamis diprioritaskan pada pengembangan

industri rumah tangga, industri kecil dan menengah terutama yang mengolah hasil pertanian dan kehutanan menjadi produk unggulan daerah melalui peningkatan fasilitasi dan pembinaan pelaku usaha industri untuk mengembangkan

Page 6: Potensi Pengembangan Wilayahggg

enterpreneurship, penguatan kelembagaan dan pengembangan produk unggulan industri berkualitas yang memenuhi SNI/HAKI.

b. Pembangunan perdagangan diprioritaskan pada revitalisasi dan pengembangan prasarana perdagangan, pembinaan pelaku usaha perdagangan, serta pengembangan pasar modern untuk mendukung pemasaran produk unggulan daerah. Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan koperasi diupayakan pada fasilitasi pembinaan manajemen kelembagaan.

c. Dalam rangka mendukung pengembangan industri dan perdagangan dilaksanakan melalui peningkatan promosi dan kerjasama perdagangan antar daerah dan wilayah, peningkatan promosi investasi serta peningkatan kualitas sumberdaya manusia pelaku industri kecil.

Ketiga, prioritas pembangunan infrastruktur, sumberdaya alam, lingkungan hidup dan tata ruang mencakup : a. Pembangunan infrastruktur wilayah diprioritaskan pada pengembangan penyediaan

infrastruktur wilayah yang menunjang pengembangan kawasan agribisnis, usaha dan industri pariwisata, mobilitas penduduk, dan kesejahteraan masyarakat melalui revitalisasi, rehabilitasi, dan peningkatan sarana infrastruktur yang telah ada serta pembangunan infrastruktur baru. Peningkatan infrastruktur transportasi wilayah diarahkan pada peningkatan kualitas jalan dan jembatan.

b. Pembangunan irigasi diprioritaskan pada penguatan pengembangan jaringan irigasi dan jaringan pengairan lainnya.

c. Pembangunan air bersih diarahkan pada perluasan aksesibilitas terhadap penyediaan air bersih serta rintisan penyediaan sarana/prasarana air minum.

d. Pembangunan ketenagalistrikan dan telekomunikasi diprioritaskan pada pemerataan cakupan layanan ketengalistrikan dan telekomunikasi

e. Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup diprioritaskan pada pemanfaatan sumberdaya alam yang seimbang dan meningkatkan upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup untuk terwujudanya pembangunan yang berkelanjutan. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian pemanfaatan sumberdaya alam dilakukan terhadap perorangan, kelompok, badan hukum dengan menerapkan sistem insentif dan disinsentif yang efektif. Pelaku-pelaku usaha galian/tambang ilegal dibina agar mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berupaya mengelola lingkungan secara baik. Hutan negara dikelola sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan hutan lestari yang ditunjukan dengan perolehan sertifikat pengelolaan hutan lestari, lahan pertanian dimanfaatkan sesuai dengan daya dukung dan kaidah konservasi lahan dan air, rehabilitasi lahan kritis dapat diselesaikan pada daerah-daerah tertentu dilakukan pembuatan cekdam, embung, dam penahan untuk pengendalian lumpur dan konservasi air. Pengendalian pencemaran lingkungan diprioritaskan pada sungai yang telah mengalami tingkat pencemaran tinggi dan digunakan sebagai bahan baku air minum melalui program kali bersih yang melintasi Kota Ciamis.

f. Pembangunan penataan ruang diprioritaskan pada pengembangan pemanfaatan ruang yang mendukung pengembangan ekonomi daerah dengan pengelolaan ruang terbuka hijau, sehat, dan memperhatikan pada kepentingan publik. Perencanaan prasarana wilayah dan sumberdaya alam diproiritaskan pada peningkatan kualitas akses informasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup, perencanaan panataan ruang, pelaksanaan dan pemanfaatan ruang, penegakkan peraturan dalam pengendalian pemanfaatan ruang, pemetaan kawasan rawan

Page 7: Potensi Pengembangan Wilayahggg

bencana, pengembangan perumahan, lingkungan sehat perumahan, perbaikan perumahan akibat bencana alam, serta peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran.

Kabupaten Ciamis berdasarkan Peraturan daerah Nomor 3 Tahun 1999 mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ciamis membagi wilayah Kabupaten Ciamis menjadi 3 (tiga) wilayah pengembangan yaitu sebagai berikut: 1) Wilayah Pengembangan (WP) Utara.

Pusat WP Utara adalah Kota Ciamis dengan pusat pembantu adalah Kota Kawali yang terdiri dari: a. Sub Wilayah Pengembangan (SWP) Utara 1 yang mencakup Kota Kawali,

Jatinagara dan Cipaku. Pusat SWP Utara 1 adalah Kota Kawali. Fungsi pengembangan: perkebunan, hortikultura, tanaman pangan lahan

kering, kawasan lindung daerah bawahnya dan resapan air, hutan produksi dan suaka alam/cagar budaya.

b. Sub Wilayah Pengembangan (SWP) Utara 2 yang mencakup Panjalu, Panawangan dan Panumbangan Pusat SWP Utara 2 adalah Kota Panjalu. Fungsi pengembangan: Kawasan lindung, wisata cagar budaya, hutan

produksi, hortikultura, perkebunan dan peternakan kecil.c. Sub Wilayah Pengembangan (SWP) Utara 3 yang mencakup Rancah,

Rajadesa, Sukadana dan Tambaksari. Pusat SWP Utara 3 adalah Kota Rancah. Fungsi pengembangan: Perkebunan, hutan produksi, tanaman pangan

lahan kering, hortikultura, peternakan kecil dan unggas serta industri kecil. d. Sub Wilayah Pengembangan (SWP) Utara 4 (empat) yang mencakup Ciamis,

Cikoneng, Cijeungjing, Cihaurbeuti dan Sadananya. Pusat SWP Utara 4 adalah Kota Ciamis. Fungsi pengembangan: Pemerintahan, pelayanan sosial, pelayanan

pendidikan, perdagangan dan jasa skala lokal, industri kecil, tanaman pangan lahan basah, kawasan lindung daerah bawahnya, perkebunan, perikanan darat dan pelayanan transportasi darat.

2) Wilayah Pengembangan (WP) Tengah. Pusat utama WP Tengah adalah Kota Banjar dengan pusat pembantu adalah Kota Banjarsari yang terdiri dari: a. Sub Wilayah Pengembangan (SWP) Tengah 1 yang mencakup Banjar,

Pataruman, Langensari, Purwaharja (sekarang telah mengalami pemekaran menjadi Kota Banjar) serta Cisaga. Pusat SWP Tengah 1 adalah Kota Banjar. Fungsi pengembangan: perdagangan dan jasa, koleksi dan distribusi

barang-jasa, zona industri, serta pertanian tanaman pangan lahan basah. b. Sub Wilayah Pengembangan (SWP) Tengah 2 (dua) yang mencakup

Banjarsari, Lakbok dan Padaherang. Pusat SWP Tengah 2 adalah Kota Banjarsari. Fungsi pengembangan: pertanian lahan basah, perikanan darat-rawa,

koleksi dan distribusi barang-jasa, perdagangan, pertanian tanaman pangan lahan kering, peternakan besar dan unggas serta pertambangan skala kecil.

Page 8: Potensi Pengembangan Wilayahggg

c. Sub Wilayah Pengembangan (SWP) Tengah 3 yang mencakup Pamarican, Cimaragas dan Langkaplancar. Pusat SWP Tengah 3 adalah Kota Pamarican. Fungsi pengembangan: pertanian lahan kering dan lahan basah, hutan

produksi serta pertambangan bahan galian. 3) Wilayah Pengembangan (WP) Selatan. Pusat utama WP Selatan adalah Kota

Pangandaran dengan pusat pembantu adalah Kota Cijulang yang terdiri dari: a. Sub Wilayah Pengembangan (SWP) Selatan mencakup Pangandaran dan

Kalipucang. Pusat SWP Selatan 1 adalah Kota Pangandaran. Fungsi pengembangan: Kawasan kepariwisataan, suaka alam dan cagar

budaya serta perikanan laut dan darat. b. Sub Wilayah Pengembangan (SWP) Selatan 2 (dua) yang mencakup Cijulang

dan Cimerak. Pusat SWP Selatan 2 adalah Kota Cijulang. Fungsi pengembangan: cagar alam, kawasan pariwisata, pusat pelayanan

transportasi udara, perkebunan, pertanian lahan kering, perikanan darat, peternakan besar, pertambangan dan industri kecil.

c. Sub Wilayah Pengembangan (SWP) Selatan 3 (tiga) yang mencakup Parigi dan Cigugur. Pusat SWP Selatan 3 adalah Kota Parigi. Fungsi pengembangan: Kawasan kepariwisataan, pertanian lahan lahan

kering, hutan produksi, perikanan laut dan darat, peternakan besar, pemerintahan dan pelayanan sosial, pelayanan pendidikan, tanaman pangan, lahan basah, kawasan lindung daerah bawahnya dan pelayanan transportasi darat.

5. Potensi Pengembangan Wilayah Kabupaten SumedangKebijakan Pengembangan wilayah Kabupaten Sumedang sinergis dengan amanat peraturan peraturan perundangan dan kondisi lokal, regional dan nasional, antara lain Undang-undang Nomor 26 Tahun 2006 tentang Penataan Ruang, Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2003 tentang RTRWP, Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung dan Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 33 Tahun 2003 tentang RTRW Kabupaten Sumedang. Dengan mempertimbangkan berbagai asas penataan ruang antara lain keterpaduan, keserasian, keselarasan, keseimbangan, keberlanjutan, keberdayagunaan dan keberhasilgunaan, keterbukaan, kebersamaan dan kemitraan, perlindungan kepentingan umum, kepastian hukum dan keadilan serta akuntabilitas.Pembangunan yang dilaksanakan saat ini belum terjadi pemerataan disemua wilayah baik perkotaan dan perdesaan. Untuk terwujudnya pemerataan pembangunan daerah perlu disusun suatu kebijakan pembangunan kewilayahan, antara lain:1. Pemerataan pembangunan melalui pengembangan wilayah yang terencana dan

terintegrasi dengan seluruh pembangunan sektor dan tertuang dalam suatu rencana tata ruang. Selanjutnya rencana tata ruang tersebut digunakan sebagai

Page 9: Potensi Pengembangan Wilayahggg

acuan kebijakan spasial bagi pembangunan disetiap sektor agar pemanfaatan ruang dapat sinergis, serasi dan berkelanjutan.

2. Peningkatan pembangunan lintas wilayah diarahkan untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah sehingga tidak terjadi kesenjangan pembangunan. Untuk itu dilakukan percepatan pembangunan wilayah melalui pendekatan peningkatan sumberdaya manusia maupun sarana dan prasarana.

3. Meningkatkan Keseimbangan pembangunan perkotaan dan perdesaan melalui keterkaitan kegiatan ekonomi antara perkotaan dan perdesaan. Pembangunan perkotaan diarahkan agar dapat menjadi pusat storing dan distribusi hasil produksi di wilayah perdesaan. Sedangkan pembangunan perdesaan diarahkan pada pengembangan desa pertumbuhan yang akan menjadi pusat produksi agroindustri dan sektor lainnya sesuai dengan ketersediaan tenaga kerja, peningkatan sumberdaya manusia di perdesaan khususnya dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya.

4. Mempertahankan dan meningkatkan luasan kawasan lindung yang berfungsi melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan, serta nilai budaya, dan sejarah bangsa guna kepentingan pembangunan yang berkelanjutan. Kawasan lindung sendiri terbagi menjadi kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam dan cagar budaya, serta kawasan rawan bencana.

5. Mengoptimalkan fungsi dan luasan kawasan budidaya yang diarahkan pengembangannya meliputi kawasan pedesaan/budidaya pertanian dan kawasan perkotaan/budidaya non pertanian (tanaman lahan basah, tanaman lahan kering, tanaman tahunan, permukiman, industri, pariwisata dan pertambangan/penggalian).

6. Meningkatkan penataan kawasan Jatinangor sebagai pusat kawasan Perguruan Tinggi dan Industri dengan menyiapkan pemenuhan kebutuhan infrastruktur dan fasilitas umum dan sosial serta penyiapan regulasi tentang pengelolaan kawasan perkotaan

7. Meningkatkan peran wilayah Sumedang dalam pengembangan Kawasan Metropolitan Bandung/Bandung Metropolitan Area, dimana wilayah kecamatan yang merupakan bagian Metro Bandung direncanakan untuk menjadi counter magnet dari perkembangan Kota Bandung dalam fungsi-fungsi tertentu, melalui pemenuhan kebutuhan infrastuktur, fasilitas perekonomian dan fasiulitas umum. Peran masing-masing kecamatan di wilayah Metro Bandung berbeda, seperti Kecamatan Jatinangor dikembangkan untuk menampung limpahan fungsi pendidikan tinggi, Kecamatan Tanjungsari, Sukasari, Pamulihan dan Rancakalong untuk menampung kebutuhan perumahan dan Agrobisnis serta Kecamatan Cimanggung direncanakan untuk menampung kegiatan industri dan perumahan.

8. Mempersiapkan kawasan koridor jalan tol sebagai kawasan yang mendukung terhadap pengembangan perekonomian masyarakat melaui penetapan kebijakan kawasan, penyediaan sarana dan prasarana pendukung.

9. Mempersiapkan pembangunan kawasan Jatigede yang diarahkan sebagai kawasan pariwisata, kawasan pengembangan budidaya perikanan, pengembangan kawasan pengembangan permukiman baru, melalui persiapan regulasi dan penyiapan infrastruktur.

10. Mempersiapkan wilayah Ujungjaya sebagai kawasan industri diwilayah bagian timur Kabupaten Sumedang melalui penyiapan regulasi, sumberdaya manusia serta penyiapan sarana dan prasarana.

Page 10: Potensi Pengembangan Wilayahggg

11. Mempersiapkan pengembangan pariwisata yang ditetapkan menjadi 6 satuan kawasan wisata melalui penyiapan regulasi, sumberdaya manusia dan promosi.

12. Mengoptimalkan fungsi dan peran kawasan perkotaan melalui kebijakan zonasi kegiatan dan revitalisasi pemanfaatan ruang publik sebagai upaya untuk mengurangi beban kegiatan yang terkonsentrasi di suatu wilayah.

13. Mengkaji ulang kebijakan Pengembangan wilayah (WP) dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL), sebagaimana yang diamanatkan dalam peraturan daerah nomor 33 tahun 2003 tentang RTRW Kabupaten Sumedang sesuai potensi dan perkembangan wilayah serta mensinergikan dengan RTRW Propinsi Jawa Barat dan kebijakan strategis lainnya.

6. Potensi Pengembangan Wilayah Kabupaten Bandung Barat

7. Potensi Pengembangan Wilayah Kota BandungDi dalam RTRW (PP 28/2008 dan RPM RTRW Pulau Jasa-Bali). Kota Bandung ditetapkan sebagai salahsatu Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Kota Bandung Sekitarnya sebagai Kawasan Andalan Cekungan Bandung dengan sector unggulan industri, tanaman pangan, pariwisata, dan perkebunan. Arahan pola pemanfaatan ruang: Pengendalian urban spawl/konurbasi di koridor Bandung-Cimahi dan Bandung-Soreang, Pengurangan beban kota dengan penyebaran pusat kegiatan dan Konservasi di daerah resapan air. Arahan pengembangan jaringan transportasi: sebagai jalan penghubung Cicalengka-Soreang-Padalarang dan sistem transportasi massal intra-urban. Di dalam RTRW Propinsi Jawa Barat (Perda No 2/2003) Kota Bandung masuk ke dalam PKN Metropolitan Bandung dan Kawasan Andalan Cekungan Bandung dengan kegiatan utama pengembangan SDM, jasa, agribisnis, pariwisata, industri. Arahan pola pemanfaatan ruang berupa Kawasan Hutan Lindung Bandung Utara, Pengendalian pusat kegiatan di Metropolitan Bandung dan Arahan Pengembangan jaringan transportasi berupa Pengembangan Terminal Terpadu Gedebage (Terminal Tipe A). Peningkatan kapasitas pelayanan Bandara Hussein Sastranegara. Pengembangan angkutan massal di Metropolitan Bandung (jalur KA Cekungan Bandung) dan pembangunan jalan tol Cisumdawu.

Tabel Kebijakan Ruang Kota Bandung.

]Konsep fungsi kota fungsi Kota Bandung: pemerintah dan perkantoran, jasa perdagangan, industri, jasa, pendidikan, wisata, litbang, jasa kesehatan dan perumahan

Kebijakan struktur tata ruang

Mengembangkan 2 pusat primer untuk wilayah Bandung Barat dan Bandung Timur.

Membagi wilayah Kota menjadi 6 Wilayah Pengembagan (WP)

Mengembangkan pusat sekunder, pusat sub-WP dan pusat-pusat lingkungan secara merata dengan pembagian jenjang pelayanan di setiap Wilayah Pembangunan

Menata fungsi dan struktur jaringan jalan yang serasi dengan sebagian fungsi kegiatan primer dan sekunder

Page 11: Potensi Pengembangan Wilayahggg

Arahan PengembanganPemanfaatan ruang

Bandung Utara (wilayah antara 750 dpl s.d batas utara kota): kebijakan membatasi pembangunan

Bandung Barat (Wilayah Pembangunan Tegallega, Karees, Cibeunying, Bojonegara): kebijakan memprioritaskan pengembangan

Bandung Timur (Wilayah Pembangunan Gedebage dan Ujung Berung): kebijakan mengarahkan dan pemprioritaskan pengembagan

Kebijakan pendukung Struktur tata ruang

Menyempurnakan dan meningkatkan tingkat pelayanan prasarana (jaringan) transportasi yang ada untuk mendukung perkembangan pusat primer dan sekunder

Mengembangkan jalan alternative dengan memprioritaskan jalan tembus yang sudah direncanakan

Meningkatkan akses melalui pengembangan jalan bebas hambatan dalam kota, pembangunan jalan lingkar utara dan/atau akses utara selatan di Bandung Timur

Di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung, Kota Bandung adalah bagian yang sangat penting bagi perencanaan pembangunan Kota Bandung dalam jangka panjang. Rencana Tata Ruang ini harus menjadi dasar penting dalam pembangunan jangka menengah. Menurut rencana tersebut Kota Bandung akan disusun atas struktur primer, sekunder dan lingkungan. Pusat Primer adalah di Alun-Alun dan Gedebage.

8. Potensi Pengembangan Wilayah Kota Cimahi

9. Potensi Pengembangan Wilayah Kota Banjar

10. Potensi Pengembangan Wilayah Kota Tasikmalaya