POTENSI PENGEMBANGAN USAHA PEMBIAKKAN KAMBING … · 4 Persentase jumlah kali beranak induk kambing...

25
POTENSI PENGEMBANGAN USAHA PEMBIAKKAN KAMBING PE DI DESA JARAK KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN JOMBANG JAWA TIMUR ADAM HUSSIN DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Transcript of POTENSI PENGEMBANGAN USAHA PEMBIAKKAN KAMBING … · 4 Persentase jumlah kali beranak induk kambing...

POTENSI PENGEMBANGAN USAHA PEMBIAKKAN KAMBING

PE DI DESA JARAK KECAMATAN WONOSALAM

KABUPATEN JOMBANG JAWA TIMUR

ADAM HUSSIN

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Potensi Pengembangan

Usaha Pembiakkan Kambing PE di Desa Jarak Kecamatan Wonosalam Kabupaten

Jombang Jawa Timur adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2014

Adam Hussin

NIM D14090096

ABSTRAK

ADAM HUSSIN Potensi Pengembangan Usaha Pembiakkan Kambing PE di

Desa Jarak Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang Jawa Timur. Dibimbing

oleh MULADNO dan AFTON ATABANY.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prediksi perkembangan populasi

kambing PE sebagai potensi pengembangan usaha pembiakkan di Desa Jarak

Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang Propinsi Jawa Timur. Penelitian ini

dilakukan pada tanggal 2 – 8 Juli dan 8-25 Nopember 2013 dengan menggunakan

data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh menggunakan metode

sampling acak 629 ekor betina dan 249 ekor jantan dengan wawancara serta

pengisian kuisioner dari 110 peternak sebagai responden. Data sekunder diperoleh

dari RPJMP Desa Jarak 2011 – 2015. Metode yang digunakan yaitu analisis

deskriptif dan analisis prediksi perkembangan populasi. Berdasarkan hasil yang

diperoleh, kambing PE di Desa Jarak memiliki nilai rataan litter size sebesar 1.83

dengan rasio betina 50.97% dan jantan 49.03%. Melalui metode analisis prediksi

dari sampel 300 indukan dengan selang beranak 8 bulan maka selama 40 bulan

akan diperoleh anak kambing PE sebanyak 2 470 ekor. Kondisi pada saat ini

menggunakan selang beranak 278.71 ± 105.38 hari atau 9 bulan menghasilkan 2

200 ekor dalam 45 bulan. Hasil analisis prediksi tersebut terbukti lebih efisien

untuk menghasilkan anak kambing PE dengan selisih 270 ekor.

Kata kunci: kambing PE, Desa Jarak, usaha pembiakkan kambing

ABSTRACT

ADAM HUSSIN. Potention of Development Breeding Area EG (Etawah-Grade)

Goat in Jarak Village Wonosalam Region East Java District. Supervised by

MULADNO and AFTON ATABANY.

The objectives of this research was to predict development of EG goat

population as potential breeding business in Jarak Village Wonosalam Region.

This research was conducted on July 2 - 8 and November 8 – 25 2013 used

primary and secondary data. Primary was collected using sampling randomly

method, interviewed the farmers and filled questionnaire from 110 farmers in

Jarak Village. Secondary data was obtained from RPJMP Jarak Village in 2011

till 2015. This research used descriptive analysis and prediction of population

development analysis. Based on the result, EG Goats in Jarak Village had average

score for litter size about 1.83 with female and male ratio was 50.97% and

49.03%. By prediction of population development analysis from 300 mother

samples with kid interval 8 months, then as 40 months the EG goat kids are 2 470

heads. Today condition for kid interval 278.71 ± 105.38 day or 9 months, can

born EG goat kid with different 270 heads.

Key words: EG goat, Jarak Village, development breeding PE goat

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

POTENSI PENGEMBANGAN USAHA PEMBIAKKAN KAMBING

PE DI DESA JARAK KECAMATAN WONOSALAM

KABUPATEN JOMBANG JAWA TIMUR

ADAM HUSSIN

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Judul Skripsi : Potensi Pengembangan Usaha Pembiakkan Kambing PE di Desa

Jarak Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang Jawa Timur

Nama : Adam Hussin

NIM : D14090096

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Muladno, MSA

Pembimbing I

Dr Ir Afton Atabany, MSi

Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Muladno, MSA

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Judul Skripsi: Potensi Pengembangan Usaha Pembiakkan Kambing PE di Desa Jarak Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang Jawa Timur

Nama : Adam Hussin NIM : D14090096

Disetujui oleh

Prof Dr Ir . Muladno, MSA r Afton Atabany, MSi Pembimbing I Pembimbing II

....piketahui oleh

Tanggal Lulus: 8 I "l 201 1 r

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2013 ini ialah

peternakan, dengan judul Potensi Pengembangan Usaha Pembiakkan Kambing PE

di Desa Jarak Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir Muladno, MSA

selaku pembimbing pertama, serta Dr Ir Afton Atabany, MSi selaku pembimbing

kedua yang telah banyak memberikan saran dan arahan kepada penulis. Tak lupa

saya ucapkan terima kasih kepada ibu Ir Hotnida C H Siregar, MSi atas

bimbingannya sebagai dosen pembibing akademik selama di Fakultas Peternakan.

Terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada ibu, ayah serta seluruh

keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Disamping itu, terimakasih penulis

sampaikan kepada seluruh tim IPB Goes To Field (IGTF) beserta masyarakat

Desa Jarak. Ungkapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada seluruh teman-

teman Golden Ranch IPTP 46, FAPET, Perkusi D’Ransum, BEM KM IPB 2013

dan seluruh teman-teman mahasiswa IPB yang senantiasa memberikan semangat

dan dukungan kepada penulis sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2014

Adam Hussin

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Ruang Lingkup Penelitian 2 METODE 2

Waktu dan Tempat Penelitian 2

Bahan 2

Alat 2

Prosedur Analisis Data 2

HASIL DAN PEMBAHASAN 3

Karakteristik Wilayah 3

Kondisi Demografi Desa Jarak 4

Tata Laksana Budidaya Kambing 5

Populasi Ternak Kambing PE 6

Potensi Reproduksi Kambing PE 6

Prediksi Pembiakan Kambing PE 10

SIMPULAN DAN SARAN 12

DAFTAR PUSTAKA 13

RIWAYAT HIDUP 14

DAFTAR TABEL

1 Kondisi geografis dan pengguanaan lahan Desa Jarak 3

2 Karakteristik penduduk di Desa Jarak 4

3 Sampel populasi kambing PE betina, indukan dan jantan di Desa Jarak 6

4 Persentase jumlah kali beranak induk kambing PE 7

5 Rasio jenis kelamin anak kambing PE di Desa Jarak 7

6 Total induk per kelahiran kambing PE di Desa Jarak 8

7 Parameter reproduksi pada kambing PE di Desa Jarak 9

8 Pembiakan kambing PE di Desa Jarak 10

9 Prediksi pembiakan kambing PE di Desa Jarak 11

PENDAHULUAN

Tingginya kebutuhan protein hewani tidak dapat terpisahkan demi

mencerdaskan kehidupan bangsa. Ternak kambing dapat beradaptasi di berbagai

daerah, serta menghasilkan nilai fungsional berbeda–beda antara lain dapat

digunakan bulunya maupun menghasikan daging dan susu. Kambing merupakan

salah satu ternak yang dapat memenuhi kebutuhan akan protein hewani dan

memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan. Ternak kambing memiliki

beberapa keunggulan lain yaitu tidak membutuhkan lahan yang luas, tenaga kerja

yang diperlukan sedikit dan kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan

dan pakan yang buruk. Hal tersebut yang membuat banyak petani di pedesaan

untuk memelihara kambing terutama di Pulau Jawa.

Desa Jarak memiliki potensi untuk menjadi kawasan pembiakan ternak

kambing khususnya ternak kambing PE. Menurut Atabany (2001) Kambing PE

merupakan persilangan antara kambing Kacang dan kambing Etawah. Kambing

PE merupakan ternak dwi guna karena selain penghasil daging juga penghasil

susu (Sarwono 1999). Kambing PE memiliki ciri khusus, antara lain telinga yang

panjang, menggantung dan terkulai, serta bulu rewos yang panjang pada ke dua

kaki belakang dan memenuhi persyaratan mutu untuk pembiakan sebagai bibit,

memiliki daya produksi dan reproduksi yang tinggi (BSN 2008).

Pola pemeliharaan ternak di Indonesia akan tetap didominasi oleh usaha

peternakan berskala kecil dengan karakteristik antara lain rata-rata kepemilikan

ternak rendah, ternak digunakan sebagai tabungan hidup, dipelihara dalam

pemukiman padat penduduk dan dikandangkan di belakang rumah, terbatas lahan

pemeliharaannya sehingga pakan harus dicari di kawasan yang seringkali jauh

dari rumahnya, usaha beternak dilakukan secara turun temurun, dan jika tidak ada

modal untuk membeli ternak, mereka menggaduh dengan pola bagi hasil.

Kurangnya pemahaman terhadap manfaat ternak kambing menyebabkan petani

tidak menerapkan sistem pemeliharaan kambing yang benar, sehingga beternak

kambing hanya dijadikan sebagai usaha sambilan, dan sebagai tabungan yang

dijual untuk memenuhi kebutuhan mendesak. Letak geografis berupa perbukitan

dengan sebagian besar merupakan lahan pertanian dan perkebunan serta terdapat

banyak sumber mata air sehingga penduduk desa memelihara ternak kambing PE

sebagai sumber pendapatan keluarga. Ketersediaan pakan yang melimpah sangat

mendukung usaha ternak kambing PE di desa Jarak sebagai penyedia daging

maupun susu.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menghitung prediksi perkembangan

populasi kambing PE sebagai potensi pengembangan usaha pembiakkan di Desa

Jarak Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur.

2

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini terdiri atas analisa deskriptif

karakteristik wilayah, penduduk, dan tata laksana budidaya ternak kambing PE.

Selain itu potensi reproduksi yang diperoleh akan berpengaruh terhadap

perhitungan prediksi dinamika populasi di Desa Jarak.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 dengan sasaran

peternakan kambing PE dalam bentuk kelompok dan verifikasi data dilakukan

pada 8-23 Nopember 2013. Penelitian ini dilakukan di Desa Jarak Kecamatan

Wonosalam Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur.

Bahan

Bahan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah kambing

PE sejumlah 629 ekor betina dan 249 ekor pejantan yang terdapat pada lokasi

penelitian. Ternak tersebut berasal dari 110 peternak sebagai responden.

Alat

Peralatan yang akan digunakan antara lain alat tulis menulis, kuisioner,

kamera digital.

Prosedur Analisis Data

Penelitian yang dilaksanakan menggunakan metode sampling acak dan

secara pengamatan langsung di lapangan dengan melakukan wawancara kepada

110 peternak sebagai responden di Desa Jarak. Kegiatan wawancara dilakukan

dengan menggunakan kuisioner yang telah disiapkan terlebih dahulu. Pengamatan

langsung dilakukan melihat secara visual untuk menentukan kondisi dan pola

pemeliharaan di lokasi penelitian. Data yang telah dikumpulkan mencakup data

sekunder dan primer. Data sekunder diperoleh dari Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Pemerintah (RPJMP) Desa Jarak lima tahun terakhir. Data sekunder

tersebut meliputi karakteristik wilayah dan kondisi demografis yang terdiri atas

letak geografis, dan karakteristik penduduk. Data primer diperoleh dari hasil

pengamatan, wawancara, dan verifikasi data dengan responden yaitu sebanyak

629 ekor betina dan 249 ekor pejantan ternak kambing PE dalam 7 dusun di Desa

Jarak.

3

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini antara lain analisis deskriptif

dan analisis prediksi populasi kambing PE. Analisis deskriptif dijelaskan

mengenai tata laksana budaya ternak kambing PE. Data yang diperoleh dianalisis

prediksi untuk pembiakkan populasi. Setiap siklusnya adalah selama 8 bulan dan

terdapat 5 siklus dengan membandingkan pada kondisi potensi reproduksi yang

ada di lokasi penelitian. Analisis data menggunakan program Microsoft Excel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Wilayah

Desa Jarak terletak terletak 9 km dari pusat pemerintahan Kecamatan

Wonosalam Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur. Secara administrasi batas

– batas Desa Jarak adalah Desa Sambirejo Kecamatan Wonosalam sebelah utara,

Desa Galengdowo Kecamatan Wonosalam sebelah Selatan, Desa Wonomerto

Kecamatan Wonosalam sebelah barat, dan kawasan Taman Hutan Raya Raden

Suryo Perhutani di sebelah timur. Desa Jarak terdiri dari 7 Dusun meliputi Jarak

Krajan, Sungkul, Jarak Kebun, Tegal Rejo, Sarangan, Anjasmoro, dan Jarak Tegal.

Secara topografi Desa Jarak sebagian besar berupa tanah berbukit dengan struktur

tanah lempung. Berdasarkan Tabel 1 disajikan kondisi geografis dan penggunaan

lahan Desa Jarak.

Tabel 1 Kondisi geografis dan penggunaan lahan Desa Jarak

Uraian Data Desa

Luas Desa (ha) 770 727.0

Ketinggian dari permukaan laut (m) 600.0

Curah hujan pertahun (mm/th) 1 694.0

Suhu udara rata – rata (ºC) 25 – 28

Luas lahan menurut penggunaan:

Pemukim/perumahan (ha) 43 750.0

Sawah (ha) 13.5

Tegal/Kebun (ha) 457 477.0

Hutan (ha) 256.0 Sumber: RPJMP Desa Jarak (2011 – 2015)

Luas total Desa Jarak yaitu sebesar 770 727 ha. Lahan yang digunakan

untuk pemukiman masih tergolong sedikit sebesar 43 750 ha sedangkan luas lahan

menurut penggunaannya terdiri atas sawah 13.5 ha, kebun 457 477 ha, dan hutan

256 ha. Lokasi desa ini terletak pada 600 m dari ketinggian permukaan laut

dengan curah hujan per tahun sebesar 1 694 mm sehingga memiliki suhu yang

sejuk rata - rata sebesar 25 – 28 ºC.

Luasnya lahan perkebunan dan hutan merupakan faktor pendukung dalam

pengembangan ternak kambing di Desa Jarak karena sebagai sumber daya pakan

hijauan. Pada umumnya penduduk setempat selain berprofesi sebagai buruh tani

4

sekaligus beternak dengan mencari pakan hijauan untuk ternaknya di sekitar kaki

perbukitan gunung serta di kebun – kebun garapan mereka sendiri. Pakan hijauan

yang terdapat di desa Jarak antara lain pohon turi (Gliricidia sephium), lamtoro

(Leucaena leucochepala). Pada umumnya penduduk di Desa Jarak memberikan

pakan hijauan kepada ternak kambing berupa kaliandra putih dan kaliandra merah

karena ketersediaannya yang sangat melimpah.

Kondisi Demografi Desa Jarak

Sektor perternakan di Jawa Timur khususnya di daerah Desa Jarak

Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang mengalami perkembangan yang

pesat sangat berkaitan dengan peningkatan kuantitas jumlah ternak kambing PE.

Masyarakat di daerah ini memelihara kambing PE sejak berpuluh-puluh tahun

yang lalu dengan alasan untuk hobi atau mengikuti kontes, pekerjaan pokok, dan

usaha sampingan. Bahkan tidak sedikit yang memanfaatkan sebagai tabungan

hanya pada saat waktu diperlukan dijual. Berdasarkan Tabel 2 disajikan

karakteristik penduduk yang berada di Desa Jarak.

Tabel 2 Karakteristik penduduk di Desa Jarak

Komposisi penduduk

berdasarkan

Jumlah

Orang %

Jenis kelamin

Laki – laki 1 496 49.53

Perempuan 1 524 50.47

Tingkat pendidikan:

Belum Sekolah 239 28.76

SD 365 43.92

SMP 125 15.04

SMA / SMK 76 9.14

Perguruan Tinggi 26 3.13

Mata Pencaharian:

Petani 362 25.31

Buruh tani 435 30.42

Pegawai Negeri 47 3.29

Tukang Batu/Kayu 42 2.94

TNI dan Polri 4 0.27

Pensiunan 5 0.35

Pedagang 39 2.72

Peternak 496 34.68 Sumber: RPJMP 2011 – 2015 (2010)

Sektor pertanian memegang peranan penting dalam bidang ekonomi

masyarakat. Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa persentase tingkat pendidikan

penduduk Desa Jarak yang terbesar adalah sekolah dasar 44%, dan penduduk

belum/tidak sekolah menempati tempat kedua dengan persentase sebesar 28.76%.

5

Hanya sebagian kecil penduduk di Desa Jarak yang menamatkan pendidikan SMA

sebesar 9.14% dan perguruan tinggi sebesar 3.13% sehingga pemahaman untuk

beternak untuk usaha jangka panjang masih sangat kurang. Tingkat pendidikan

peternak merupakan salah satu indikator dalam hal kualitas sumberdaya manusia

peternak di Desa Jarak. Pada umumnya, semakin tinggi tingkat pendidikan SDM

akan berdampak kepada semakin tingginya kualitas sumberdaya manusia dan

pada gilirannya akan semakin tinggi pula produktivitas kerja yang dilakukannya

(Sehabudin dan Agustian 2001).

Sebagian besar penduduk Desa Jarak bermata pencaharian disektor

pertanian dan peternakan. Mata pencaharian bertani di Desa Jarak mencapai 25%,

beternak sebanyak 35%, dan sebanyak 31% sebagai buruh tani. Tidak sedikit

penduduk yang berprofesi sebagai peternak tetapi dipinjamkan ternak milik orang

lain. Hasilnya pada saat kambing sudah beranak pada umumnya kembar 2

nantinya akan dijadikan sebagai upah diberikan salah satu anak kambing tersebut.

Beberapa orang juga berprofesi menjadi belantik kambing atau sebagai agen

penyalur menuju ke pasar sehingga tidak sedikit kambing penduduk setempat

dijual dengan harga yang murah demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Tata Laksana Budidaya Ternak Kambing PE

Sistem pemeliharaan ternak kambing di Desa Jarak adalah sistem intensif,

yaitu selalu dikandangkan dan pakan diberikan langsung di kandang. Sistem

kandang yang digunakan seluruhnya merupakan kandang panggung dengan tinggi

lantai dari permukaan tanah berkisar 0.5 – 1 m. Lokasi kandang terletak di

belakang rumah, kaki bukit atau tengah perkebunan milik peternak tergantung

letak dusun tersebut. Lokasi kandang yang terdapat di kaki bukit dan kebun

bertujuan mendekatkan kandang dan ternak dengan lokasi pengambilan pakan

sehingga akses terhadap penyediaan pakan mudah dan cepat. Kandang panggung

dibuat dengan tujuan memudahkan peternak dalam mengumpulkan kotoran yang

akan digunakan sebagai pupuk. Dinding dan tiang kandang pada umumnya terbuat

dari kayu yang diambil dari kebun dan hutan sekitar desa, sedangkan atap

menggunakan genteng dan asbes.

Pemisahan ternak kambing pada kandang individu dilakukan oleh peternak

dan terbatas pada kambing dewasa dan kambing muda. Kandang perkawinan

selanjutnya digunakan sebagai kandang untuk beranak, sedangkan anak kambing

disatukan dengan induknya sampai usia lepas sapih. Kebersihan kandang di Desa

Jarak terlihat dari frekuensi membersihkan kandang. Periode pembersihan

kandang berkisar 3 – 6 minggu kemudian kandang dibersihkan atau tergantung

dari keinginan peternak dan jumlah populasi kambing yang dipelihara dalam

kandang tersebut.

Sistem perkawinan kambing di Desa Jarak masih menggunakan sistem

perkawinan alami dengan pejantan milik sendiri atau hasil peminjaman dari

peternak lainnya. Proses perkawinan ternak dilakukan dengan cara menyatukan

kambing pejantan dan betina dalam satu kandang oleh pemiliki ternak hingga

indikasi kebuntingan kambing betina terlihat.

Pakan ternak kambing yang diberikan oleh peternak di Desa Jarak hanya

berupa hijauan tanpa adanya pemberian konsentrat. Hijauan yang diberikan antara

6

lain rumput lapang, paku–pakuan, limbah pertanian dan daun–daunan yang

diperoleh dari kebun atau sekitar hutan dan kaki bukit, seperti kaliandra putih,

kaliandra merah, daun nangka, rumput, dan lain–lain. Pemberian pakan dilakukan

satu kali dalam sehari untuk memenuhi kebutuhan kambing dalam satu hari.

Pemberian pakan dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB. Hijauan yang

diberikan merupakan hijauan yang sudah dilayukan.

Populasi Ternak Kambing PE

Data kambing PE yang diperoleh saat penelitian pada Tabel 3 merupakan

hasil wawancara menggunakan kuisioner secara sampling acak dari 110 peternak

sebagai responden sehingga tidak menggambarkan total seluruh populasi ternak

kambing PE di Desa Jarak Kambing PE.

Tabel 3 Sampel populasi kambing PE jantan, betina, dan induk di Desa Jarak

Nama Dusun

Populasi (ekor)

Jantan (A) Betina (B) Induk Total (A+B)

Jarak Tegal 63 113 50 176

Anjasmoro 8 29 8 37

Sarangan 23 21 7 44

Sungkul 27 61 32 88

Tegal Rejo 58 109 55 167

Jarak Kebun 70 172 79 242

Jarak Krajan 0 124 69 124

Total 249 629 300 878

Data ternak kambing PE dalam 7 Dusun pada Tabel 3 yang diperoleh dari

hasil kuisioner dan wawancara berjumlah 878 ekor terdiri atas pejantan 249 ekor

dan 629 ekor betina termasuk 300 ekor indukan yang sudah beranak. Jumlah

sampel ternak kambing PE di setiap dusun banyak perbedaan yang cukup

signifikan karena penyebaran penduduk yang berprofesi sebagai peternak tidak

merata serta luas setiap dusunnya pun sangat beragam.

Potensi Reproduksi Kambing PE

Potensi reproduksi kambing PE di Desa Jarak yang diperoleh dari hasil

pengolahan data penelitian yaitu frekuensi kali beranak induk, rasio jenis kelamin

anak, tipe kelahiran, umur beranak pertama, selang beranak dan litter size atau

angka jumlah anak perkelahiran. Frekuensi kali beranak induk pada Tabel 4

merupakan jumlah banyaknya kelahiran pada setiap induk kambing. Sampel data

indukan kambing PE yang diperoleh di lokasi penelitian sebanyak 300 ekor dari

629 ekor betina telah beranak dari 1 kali hingga sebanyak 10 kali beranak. Induk

7

kambing PE di data ini merupakan kambing yang sudah pernah beranak. Setiap

indukan memiliki masa produktif untuk beranak yang berbeda-beda.

Tabel 4 Persentase jumlah kali beranak induk kambing PE

Kali beranak Induk (ekor) %

1 114 38.00

2 85 28.33

3 55 18.33

4 24 8.00

5 11 3.67

6 5 1.67

7 3 1.00

8 2 0.67

9 0 0.00

10 1 0.33

Total 300 100.00

Frekuensi beranak indukan kambing PE betina di Desa Jarak pada Tabel 4

menunjukan bahwa sebanyak 114 ekor ternak kambing PE indukan hanya beranak

sebanyak 1 kali dengan presentase sebesar 38.00%. Persentase betina yang telah

beranak 2 kali sebanyak 28.00%. Pada kasus kejadian induk yang beranak lebih

dari 5 kali masih sedikit terjadi. Berdasarkan dari presentase beranak yang paling

kecil yaitu 0% untuk frekuensi beranak hingga 9 kali dan 0.33% untuk frekuensi

beranak 10 kali sehingga masa produktif pada induk Kambing PE kurang lebih

sampai 5 kali beranak. Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari seluruh indukan

kambing PE dalam 7 dusun di Desa Jarak kemudian dilanjutkan pada Tabel 5

untuk mencari presentase rasio jenis kelamin anak.

Tabel 5 Rasio jenis kelamin anak kambing PE

No Nama Dusun

Rasio jenis kelamin anak Total anak

(ekor) Betina Jantan

1 Jarak Tegal 105 (47.30 %) 117 (52.70 %) 222

2 Anjasmoro 14 (58.33 %) 10 (41.67 %) 24

3 Sarangan 11 (33.33 %) 22 (66.67 %) 33

4 Sungkul 53 (48.18 %) 57 (51.82 %) 110

5 Tegal Rejo 130 (50.00 %) 130 (50.00 %) 260

6 Jarak Kebun 167 (57.79 %) 122 (42.21 %) 289

7 Jarak Krajan 153 (50.17 %) 151 (49.83 %) 304

Total 633 609 1 242

Presentase (%) 50.97 49.03 100.00

8

Total anak kambing yang dilahirkan oleh 300 indukan berjumlah 1242

ekor yang terdiri dari 633 ekor betina dan 609 ekor pejantan sehingga diperoleh

presentase rasio betina sebesar 50.97 % betina sedangkan pejantan 49.03 %.

Presentase rasio jenis kelamin anak kambing PE betina yang tertinggi pada Dusun

Anjasmoro yaitu sebesar 58.33% sedangkan presentase rasio jenis kelamin anak

kambing PE jantan yang tertinggi di Dusun Sarangan sebesar 66.67%.

Hasil ini bertolak belakang dari hasil yang diperoleh Mulyadi (1992)

bahwa angka kelahiran kembar betina dan jantan perbandingannya anak jantan

52.35% dan anak betina 47.45% karena kelahiran jantan menunjukkan berat lahir,

berat sapih, dan berat dewasa yang lebih berat dibandingkan kelahiran betina.

Menurut Sutama et al. (1993) Hal ini terjadi karena banyaknya kasus kelahiran

kembar yang ditemukan di lokasi sehingga rasio betina dapat lebih banyak

daripada jantan walaupun tidak berbeda jauh. Berdasarkan Tabel 6 disajikan total

induk per kelahiran kambing PE yang berada di Desa Jarak.

Tabel 6 Total induk per kelahiran kambing PE

No Nama

Dusun

Induk perkelahiran Kelahiran

(Kali)

Anak

(Ekor)

Litter

size 1 2 3

1 Jarak

Tegal

23

(20.18%)

74

(64.91%)

17

(14.91%) 114 222 1.95

2 Anjas

Moro

4

(28.57%)

10

(71.43%)

0

(00.00%) 14 24 1.71

3 Sarang

An

1

(6.25%)

13

(81.25%)

2

(12.50%) 16 33 2.06

4 Sung

Kul

31

(44.93%)

35

(50.72%)

3

(4.35%) 69 110 1.59

5 Tegal

Rejo

37

(25.69%)

98

(68.06%)

9

(6.25%) 144 260 1.81

6 Jarak

Kebun

52

(32.10%)

93

(57.41%)

17

(10.49%) 162 289 1.78

7 Jarak

Krajan

32

(20.25%)

106

(67.09%)

20

(12.66%) 158 304 1.92

Total (ekor) 180 429 68 677 1 242

Presentase (%) 26.59 63.37 10.04 100 100

Rata-rata litter size 1.83

Sebanyak 300 sampel indukan yang menghasilkan 1242 ekor anak kambing

di 7 dusun dalam Desa Jarak tersebut merupakan berasal dari Tabel 6 yaitu 677

total kali beranak. Terdapat 3 tipe kelahiran pada kambing PE yaitu tunggal,

kembar 2, dan kembar 3. Tipe kelahiran yang tertinggi terdapat pada kelahiran

kembar 2 sebanyak 429 kali beranak dengan persentase 63.37%, sedangkan pada

tipe kelahiran tunggal sebanyak 180 kali beranak dengan presentase 26.59%, dan

kelahiran kembar 3 sebanyak 68 kali beranak dengan presentase 10.04%.

Hasil di setiap dusun beragam karena tergantung oleh jumlah indukan yang

tersedia. Presentase kelahiran tunggal tertinggi terdapat di Dusun Sungkul sebesar

9

44.93%, sedangkan kelahiran kembar 2 tertinggi pada Dusun Sarangan sebesar

81.25% serta kelahiran kembar 3 tertinggi pada Dusun Jarak Tegal sebesar

14.91%. Semakin tinggi presentase terhadap tipe kelahiran yang lebih banyak

maka semakin baik juga kualitas induknya karena memiliki litter size yang tinggi

sehingga cocok untuk dijadikan sebagai indukan.

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 6 menunjukan bahwa nilai litter

size pada setiap dusun berbeda-beda. Nilai litter size yang tertinggi diperoleh

Dusun Sarangan sebesar 2.06 sedangkan yang terkecil pada Dusun Sungkul yaitu

1.59 dan Dusun yang lainnya berkisar 1.75 - 2.00. Nilai ini tergolong cukup tinggi

karena banyak kasus pada kelahiran tipe kembar. Jumlah anak per kelahiran atau

litter size kambing PE yang diperoleh merupakan hasil dari penjumlahan antara

jumlah anak jantan dan betina setelah dilahirkan kemudian dibagi total beranak.

Berdasarkan Tabel 7 disajikan parameter reproduksi pada kambing PE yang

berada di Desa Jarak.

Tabel 7 Parameter reproduksi pada kambing PE di Desa Jarak

Peubah Uraian

Rataan umur pertama beranak (hari) 515.82 ± 197.10

Rataan selang beranak (hari) 278.71 ± 105.38

Rataan litter size 1.83

Umur pertama beranak kambing PE di lokasi penelitian pada Tabel 7

sebesar 515.82 ± 197.10 hari lebih cepat daripada Atabany (2001) di peternakan

barokah yaitu 643.24 hari. Menurut Sukendar (2004) umur pertama beranak pada

kambing PE di desa hegarmanah adalah sebesar 12.52 ± 2.52 bulan atau selama

375.6 hari. Umur beranak pertama dipengaruhi oleh dewasa tubuh dan keberhasilan

perkawinan. Kambing PE dalam 2 tahun dapat beranak sebanyak 3 kali dengan masa

produktif 5 tahun (Dinas Peternakan dan Perikanan Wonosobo, 2011).

Selang beranak pada kambing PE diperoleh dari nilai selang antara umur

beranak pertama hingga beranak kedua. Pada masa birahi terjadi hanya beberapa

saat, yaitu sewaktu hormon esterogen mencapai puncaknya selama kurang lebih

24-48 jam. Satu siklus esterus pada kambing memerlukan waktu 20-21 hari,

sedangkan siklus esterus domba lebih pendek yaitu 16-18 hari (Mulyono 1999).

Tingkat konsepsi pada birahi pertama adalah rendah (45%-60%), sebagian

disebabkan adanya ternak (5%-10%) yang birahi tanpa diikuti dengan ovulasi

(Sutama et al. 1995). Pada Tabel 7 diperoleh selang beranak kambing PE di Desa

Jarak yaitu selama 278.71 ± 105.38 hari dengan memakai asumsi kebuntingan

selama 148.87 hari. Selang beranak yang diperoleh ini lebih lambat daripada

Atabany (2001) di peternakan Barokah yaitu 259.36 hari. Nilai Aktivitas seksual

setelah beranak pada kambing PE terjadi relatif cepat (semasa ternak masih

menyusui anaknya), sehingga interval beranak 7-8 bulan bisa terjadi. Interval

beranak adalah periode antara dua beranak yang berurutan dan terdiri atas periode

perkawinan dan periode bunting Mahmilia et al. (2008).

Rataan litter size kambing PE di Desa Jarak adalah sebesar 1.83 anak per

kelahiran. Nilai ini lebih tinggi dari hasil yang diperoleh Sodiq dan Sumaryadi

sebesar 1.56 rataan litter size dan menurut Atabany (2001) yaitu 1.77 anak

10

perkelahiran. Menurut Sutama et al. (1993) jumlah anak per kelahiran dipengaruhi

oleh tingkat ovulasi pada siklus yaitu dari pembuahan dikurangi hilangnya sel

telur, janin dan anak dalam kandungan.

Masa kosong pada kambing PE di Desa Jarak diperoleh sebesar 129.71 ±

105.38 dengan asumsi rataan lama kebuntingan kambing PE di peternakan

Barokah yaitu 148.87 (Atabany 2001). Menurut Atabany (2001) kambing PE di

peternakan Barokah memiliki waktu masa kosong lebih cepat dibandingkan data

yang diperoleh yaitu selama 110.09 hari. Hal ini dipengaruhi oleh manajemen

pemeliharaan dari peternak pada saat kambing ingin dikawinkan.

Prediksi Pembiakan Kambing PE

Pembiakkan merupakan suatu proses dari hasil berkembangbiak membentuk

populasi sedangkan pembibitan melewati proses seleksi. Data selang beranak

yang diperoleh menggunakan 1 siklus yaitu selama 9 bulan. Nilai selang beranak

berdasarkan dari nilai selang antara umur beranak pertama hingga beranak kedua

yaitu selama 278.71 ± 105.38 hari atau sama dengan 9 bulan di Desa Jarak. Rasio

jenis kelamin yang diperoleh yaitu anak betina 51%, dan jantan 49% dengan litter

size sebesar 1.83, serta asumsi mortalitas anak kambing PE sebesar 20%. Hasil

pembiakkan pada setiap periode (9 bulan) didapatkan dengan rumus (% anak

kambing hidup adalah 80%) X (rasio betina 51%) X (jumlah induk sebanyak 300

ekor) X (nilai litter size kambing PE masing-masing di setiap Dusun pada tabel 6).

Sama halnya dengan hasil pembiakkan anak jantan yang membedakan hanya

rasionya sebesar 49%. Berdasarkan Tabel 8 disajikan kondisi pembiakkan pada

kambing PE yang berada di Desa Jarak.

Tabel 8 Kondisi pembiakkan kambing PE di Desa Jarak

No Nama

Dusun

Sampel

(ekor)

Jenis

kelamin

Siklus beranak bulan ke- Total

(ekor) 9 18 27 36 45

1 Jarak Tegal 50 Betina 40 40 40 40 40 200

Jantan 38 38 38 38 38 190

2 Anjasmoro 8 Betina 6 6 6 6 6 30

Jantan 5 5 5 5 5 25

3 Sarangan 7 Betina 6 6 6 6 6 30

Jantan 6 6 6 6 6 30

4 Sungkul 32 Betina 21 21 21 21 21 105

Jantan 20 20 20 20 20 100

5 Tegal Rejo 55 Betina 41 41 41 41 41 205

Jantan 39 39 39 39 39 195

6 Jarak Kebun 79 Betina 57 57 57 57 57 285

Jantan 55 55 55 55 55 275

7 Jarak Krajan 69 Betina 54 54 54 54 54 270

Jantan 52 52 52 52 52 260

Total (ekor) 300

440 440 440 440 440 2 200

11

Berdasarkan hasil data pada Tabel 8 dari sampel 300 indukan yang diperoleh

untuk pembiakan kambing PE di Desa Jarak ada peningkatan yang konstan dari

setiap siklus beranak masing-masing Dusun. Total peningkatan pembiakan dalam

Desa Jarak ini sebanyak 440 ekor anak kambing PE jantan dan betina setiap

siklusnya dengan rasio 51:49. Dalam 5 siklus atau selama 45 bulan dari 300

indukan akan diperoleh anak kambing PE sebanyak 2 200 ekor.

Anakan betina yang dihasilkan sebesar 51% dari 2 200 ekor atau sama

dengan 1 122 ekor akan dijadikan sebagai bibit kembali untuk pembiakan,

sedangkan anak yang jantan yang dihasilkan sebesar 49% dari 2 200 ekor atau

sama dengan 1 078 ekor nantinya akan dijual. Hasil pengolahan data tersebut

belum termasuk anak dari setiap siklus beranak yang nantinya akan menjadi

dewasa sebagai induk dan dapat beranak kembali sehingga populasinya akan

bertambah sangat banyak. Berdasarkan Tabel 9 disajikan mengenai pembiakkan

kambing PE yang berada di Desa Jarak.

Tabel 9 Prediksi pembiakkan kambing PE

No Nama

Dusun

Sampel

(ekor)

Jenis

kelamin

Siklus beranak bulan ke- Total

(ekor) 8 16 24 32 40

1 Jarak Tegal 50 Betina 45 45 45 45 45 225

Jantan 43 43 43 43 43 215

2 Anjasmoro 8 Betina 6 6 6 6 6 30

Jantan 6 6 6 6 6 30

3 Sarangan 7 Betina 7 7 7 7 7 35

Jantan 6 6 6 6 6 30

4 Sungkul 32 Betina 23 23 23 23 23 115

Jantan 22 22 22 22 22 110

5 Tegal Rejo 55 Betina 46 46 46 46 46 230

Jantan 44 44 44 44 44 220

6 Jarak Kebun 79 Betina 65 65 65 65 65 325

Jantan 62 62 62 62 62 310

7 Jarak Krajan 69 Betina 61 61 61 61 61 305

Jantan 58 58 58 58 58 290

Total (ekor) 300

494 494 494 494 494 2 470

Prediksi untuk pembiakan kambing PE yang ideal pada Tabel 9 di Desa

Jarak sama halnya dengan Tabel 8 tetapi menggunakan asumsi mortalitas

sebanyak 10%. Penurunan mortalitas kambing PE dari 20% menjadi 10% dapat

dilakukan dengan cara memperhatikan kesehatan induk dan anak kambing

sebelum beranak dan sesudah beranak. Selang beranak yang digunakan menjadi 8

bulan pada setiap siklusnya karena 5 bulan untuk masa bunting dan 3 bulan

berikutnya siap dikawinkan dengan adanya perubahan manajemen pemeliharaan

yang lebih baik dan efisien serta adanya pencatatan atau recording yang teratur.

Menurut Mahmilia et al. (2008) nilai aktivitas seksual setelah beranak pada

12

kambing PE terjadi relatif cepat (semasa ternak masih menyusui anaknya),

sehingga interval beranak 7-8 bulan bisa terjadi.

Sama halnya seperti Tabel 8, pada Tabel 9 terdapat peningkatan yang

konstan dari setiap periode selang beranak masing-masing Dusun beragam

tergantung indukan yang tersedia. Selama 5 siklus atau dalam 40 bulan

pembiakkan untuk 300 indukan yang berasal dari 1 desa diperoleh dari total

peningkatan pembiakan dalam Desa Jarak ini sebanyak 494 ekor untuk setiap

periodenya dibandingkan dengan kondisi saat ini yaitu sebanyak 440 ekor. Anak

kambing PE jantan dan betina setiap periodenya memiliki rasio 51:49. Selama 5

siklus atau selama 40 bulan dari sampel 300 indukan akan diperoleh anak

kambing PE sebanyak 2 470 ekor.

Anakan betina yang dihasilkan sebesar 51% dari 2 470 ekor atau sama

dengan 1 260 ekor akan dijadikan sebagai bibit kembali untuk pembiakan,

sedangkan anak yang jantan yang dihasilkan sebesar 49% dari 2 470 ekor atau

sama dengan 1 210 ekor nantinya akan dijual. Hasil tersebut maka lebih efisien

dan lebih banyak menghasilkan anak kambing PE dibandingkan dengan kondisi

pada saat ini dengan selisih 270 ekor. Hasil ini belum termasuk anak dari setiap

periode kelahiran yang nantinya akan dewasa kemudian menjadi induk dan

beranak kembali sehingga jumlah populasinya akan bertambah beberapa kali lipat.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan survey dan analisis prediksi perkembangan populasi kambing

PE di Desa Jarak Kecamatan Wonosalam mempunyai potensi besar untuk usaha

pembiakkan. Setiap tahunnya populasi kambing PE akan mengalami peningkatan

yang cukup signifikan karena memiliki nilai rataan litter yaitu sebesar 1.83

dengan rasio betina 50.97 % dan jantan 49.03%. Berdasarkan hasil prediksi dari

sampel 300 indukan yang berasal dari 1 desa selama 40 bulan akan diperoleh anak

kambing PE betina yang dapat dijadikan bibit untuk pembiakkan selanjutnya yaitu

sebanyak 2 470 ekor dengan selisih 270 ekor lebih banyak menghasilkan anak

kambing PE, dan lebih efisien dibandingkan dengan kondisi pada saat ini

sebanyak 2 200 ekor selama 45 bulan. Hasil dari prediksi ini dapat diwujudkan

dengan pola manajemen pemeliharaan yang baik dan melakukan pencatatan atau

recording secara teratur. Hal tersebut dapat mendukung pengembangan usaha

pembiakkan kambing PE di Desa Jarak.

Saran

Populasi dan kualitas sistem reproduksi dari ternak kambing PE di Desa

Jarak masih dapat ditingkatkan apabila lebih memperhatikan sumber daya

manusianya agar berkualitas yang didukung dengan adanya teknologi peternakan.

Fasilitas layanan kesehatan berupa poskeswan dan dokter hewan dibutuhkan

untuk identifikasi penyakit sekaligus pengobatan demi mengurangi jumlah

13

kematian pada hewan ternak. Perlu adanya perbaikan pada aspek manajemen

pemeliharaan untuk masa perkawinan dan interval beranak dapat lebih

diefisienkan lagi. Pengembangan teknologi pakan dan pemuliaan berkelanjutan

sangat penting untuk perbaikan reproduksi dan produktivitas sehingga dapat

terwujudnya model pengembangan kawasan pembiakkan kambing PE.

DAFTAR PUSTAKA

Atabany A. 2001. Studi kasus kambing Peranakan Etawah dan kambing Saanen

pada Peternakan Kambing Barokah dan PT Taurus Dairy Farm [tesis].

Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2008. Bibit Kambing PE (SNI 7352-2008).

Jakarta (ID): Badan Standarisasi Nasional. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Wonosobo. 2011. Budidaya Kambing

Peranakan Etawah (PE) sebagai Penghasil Daging dan Susu. Kabupaten

Wonosobo (ID). Mahmilia F, Pamungkas FA, Elieser S. 2008. Lama bunting, bobot lahir dan daya

hidup pra sapih kambing Boerka-1 (50B;50K) berdasarkan: jenis kelamin, tipe

lahir dan paritas. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan

Veteriner. Loka Penelitian Kambing Potong, Sumatera Utara (ID). Hal: 386-

390.

Mulyadi H. 1992. Penampilan fenotipik sifat-sifat produksi dan reproduksi kambing

Peranakan Etawah. Buletin Peternakan Vol:16. Yogyakarta (ID): Universitas

Gajah Mada.

Mulyono S. 1999. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba. Jakarta (ID): Penerbit

Swadaya.

Sarwono B. 1999. Beternak Kambing Unggul. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Sehabudin U, Agustin A. 2001. Karakteristik dan prospektif pengembangan

ternak ruminansia kecil di provisi Jawa Barat (ID). Media Peternakan 24

(1) : 119 – 127. Sodiq A, Sumaryadi MY. 2002. Reproductive performance of kacang and peranakan

etawah goat in Indonesia. J. Anim. Prod, Bogor (ID). Hal: 52-59.

Sukendar, A. 2004. Produktivitas dan dinamika populasi kambing Peranakan Etawah

di Desa Hegarmanah Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi [skripsi].

Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sutama IK, Budiarsana IGM, Setianto H, Priyanti A. 1995. Productive and

reproductive performances of young peranakan etawah does. Jurnal Ilmu

Ternak dan Veteriner Vol: 1. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

14

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta, 9 Desember 1991 dari pasangan Bapak Drs

Syahban Ahmad dan Ibu Dra Sri Asriah. Penulis merupakan anak pertama dari

empat bersaudara. Penulis mengawali pendidikan dasar pada tahun 1997 di SDN

Depok Baru 1 (1997-2003), kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP

Negeri 2 Depok (2003-2006) dan SMA Negeri 5 Depok (2006-2009), Jawa Barat.

Selanjutnya tahun 2009 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian

Bogor, Fakultas Peternakan, Program Studi Ilmu Produksi dan Teknologi

Peternakan melalui jalur Ujian Talenta Mandiri (UTM).

Selama kuliah di Institut Pertanian Bogor, penulis menerima beasiswa BBM

dari IPB. Penulis pernah berkesempatan menjadi asisten praktikum mata kuliah

Genetika Ternak, Tour Guide di Agroedutourism, anggota perkusi D’Ransum, dan

volunteer Sekolah Peternakan Rakyat. Penulis aktif diberbagai kepanitiaan yaitu

ketua pelaksana LKMM Fakultas Peternakan, ketua pelaksana leadership camp

BEM KM IPB 2013 dan berbagai kepanitiaan lainnya di IPB. Organisasi yang

pernah penulis ikuti yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Peternakan IPB

(BEM FAPET IPB) (2011-2012) Sebagai Kepala Departemen Riset dan

Pengembangan Mahasiswa Internal dan Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga

Mahasiswa IPB (BEM KM IPB) (2013) sebagai Menteri Badan Pengembangan

Internal. Prestasi yang pernah diraih penulis antara lain Juara ke-3 Catur Dekan

Cup (2011), penerima dana dari dikti pada ajang PKM (Pekan Kreativitas

Mahasiswa) di bidang penelitian (2012), juara ke-3 Kategori Perkusi di IPB Art

Contest (IAC) (2012), The Best of Youth Journalistic Fair IPB Kategori

Dokumenter (2013), dan Finalis 10 Essay Terbaik dengan tema Pengabdian

Masyarakat se-IPB (2013).