TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul Ternak Kambing · Beternak kambing PE lebih menguntungkan bila...

19
TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul Ternak Kambing Kambing merupakan hasil domestikasi dari hewan liar. Penjinakan kambing diperkirakan terjadi di daerah pegunungan Asia Barat selama abad ke-7 sampai ke-9 sebelum masehi. Awalnya kambing yang dijinakkan untuk diperoleh dagingnya. Kambing dimanfaatkan sebagai sumber daging pada awalnya. Kambing sebagai hewan perah juga dianggap hewan yang tertua, jika dipandang dari kemudahannya diperah. Berbagai metode telah digunakan oleh para peneliti terdahulu untuk menggolongkan kambing sebagai hewan peliharaan, dengan mendasarkannya pada berbagai sifat seperti fungsi, daerah asal geografis, serta sikap kepala dan tubuh ketika berjalan (Devendra dan Burns, 1994). Kambing adalah hewan yang sangat penting dalam pertanian subsistem karena kemampuannya yang unik untuk mengadaptasikan dan mempertahankan dirinya dalam lingkungan yang keras. Asal-usul kambing masih ditentukan dengan jelas meskipun bukti-bukti yang tersedia menunjukkan bahwa bezoar Asia Barat daya adalah nenek moyang kambing yang utama. Ada empat cara pengklasifikasian kambing yaitu berdasarkan asal-usulnya, kegunaannya, besar tubuhnya, dan bentuk serta panjang telinganya (Williamson dan Payne, 1993). Kambing Etawah, masuk ke Indonesia pertama oleh orang Belanda pada tahun 1920-an, orang Belanda tersebut membawa banyak kambing Etawah pertama kali ke Pulau Jawa, tepatnya di Jogyakarta. Kambing ini lebih terkenal sebagai kambing perah atau penghasil susu, dimana saat itu kambing ini disebut dengan kambing Benggala atau kambing Jamnapari sesuai dengan asalnya di India. Selanjutnya kambing Etawah ini dikembangbiakkan di daerah perbukitan Menoreh sebelah barat Jogyakarta dan di Kaligesing, Purworejo. Seiring dengan perjalanan waktu terjadilah perkawinan silang antara kambing Etawah dengan kambing lokal (seperti kambing Jawarandu atau kambing Kacang,) dan ternyata keturunan yang dihasilkan lebih bagus daripada kambing lokal (Dinas Kesehatan Hewan, 2010).

Transcript of TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul Ternak Kambing · Beternak kambing PE lebih menguntungkan bila...

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul Ternak Kambing · Beternak kambing PE lebih menguntungkan bila dibanding. kan . dengan memelihara kambing lokal atau domba. Beberapa nilai ekonomis dari

3

TINJAUAN PUSTAKA

Asal Usul Ternak Kambing

Kambing merupakan hasil domestikasi dari hewan liar. Penjinakan kambing

diperkirakan terjadi di daerah pegunungan Asia Barat selama abad ke-7 sampai ke-9

sebelum masehi. Awalnya kambing yang dijinakkan untuk diperoleh dagingnya.

Kambing dimanfaatkan sebagai sumber daging pada awalnya. Kambing sebagai

hewan perah juga dianggap hewan yang tertua, jika dipandang dari kemudahannya

diperah. Berbagai metode telah digunakan oleh para peneliti terdahulu untuk

menggolongkan kambing sebagai hewan peliharaan, dengan mendasarkannya pada

berbagai sifat seperti fungsi, daerah asal geografis, serta sikap kepala dan tubuh

ketika berjalan (Devendra dan Burns, 1994).

Kambing adalah hewan yang sangat penting dalam pertanian subsistem

karena kemampuannya yang unik untuk mengadaptasikan dan mempertahankan

dirinya dalam lingkungan yang keras. Asal-usul kambing masih ditentukan dengan

jelas meskipun bukti-bukti yang tersedia menunjukkan bahwa bezoar Asia Barat

daya adalah nenek moyang kambing yang utama. Ada empat cara pengklasifikasian

kambing yaitu berdasarkan asal-usulnya, kegunaannya, besar tubuhnya, dan bentuk

serta panjang telinganya (Williamson dan Payne, 1993).

Kambing Etawah, masuk ke Indonesia pertama oleh orang Belanda pada

tahun 1920-an, orang Belanda tersebut membawa banyak kambing Etawah pertama

kali ke Pulau Jawa, tepatnya di Jogyakarta. Kambing ini lebih terkenal sebagai

kambing perah atau penghasil susu, dimana saat itu kambing ini disebut dengan

kambing Benggala atau kambing Jamnapari sesuai dengan asalnya di India.

Selanjutnya kambing Etawah ini dikembangbiakkan di daerah perbukitan Menoreh

sebelah barat Jogyakarta dan di Kaligesing, Purworejo. Seiring dengan perjalanan

waktu terjadilah perkawinan silang antara kambing Etawah dengan kambing lokal

(seperti kambing Jawarandu atau kambing Kacang,) dan ternyata keturunan yang

dihasilkan lebih bagus daripada kambing lokal (Dinas Kesehatan Hewan, 2010).

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul Ternak Kambing · Beternak kambing PE lebih menguntungkan bila dibanding. kan . dengan memelihara kambing lokal atau domba. Beberapa nilai ekonomis dari

4

Gambar 1. Kambing PE

Kambing Etawah atau kambing Jamnapari berasal dari distrik Etawah daerah

antara Sungai Yamuma dan Chambal Provinsi Utara Pradesh, India. Kambing

Etawah yang didatangkan ke Indonesia bertujuan untuk memperbaiki kambing-

kambing lokal yang memiliki tubuh kecil, karena kambing Etawah adalah bangsa

kambing tipe besar sehingga diharapkan melalui persilangan antara kambing Etawah

dan kambing Kacang akan muncul bangsa kambing baru yang lebih besar dari

kambing Kacang dan mampu menghasilkan susu dengan baik (Heriyadi, 2004).

Kambing Jamnapari atau Etawah sangat baik sebagai hewan perah dan sebagai

penghasil daging. Ciri-ciri dari kambing Etawah adalah telinganya menggantung

dengan panjang kurang lebih 30 cm, mempunyai berbagai warna (putih, merah

coklat, dan hitam), ambingnya berkembang baik, bentuk muka cembung, dan

biasanya bertanduk pendek yang berbentuk pedang lengkung (Devendra dan Burns,

1994).

Potensi Ternak Kambing

Faktor Lingkungan

Adaptasi fisiologi didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku ternak.

Kemampuan seekor ternak untuk mengatasi pengaruh lingkungan yang baru berasal

dari kapasitasnya untuk menanggapi peubah lingkungan sambil tetap

mempertahankan keseimbangan tubuh. Perubahan lingkungan yang secara serius

cukup menantang bagi satu individu mungkin kurang menghasilkan respon yang

dapat diukur pada individu yang lain. Adaptasi kambing lokal meliputi: anatomis,

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul Ternak Kambing · Beternak kambing PE lebih menguntungkan bila dibanding. kan . dengan memelihara kambing lokal atau domba. Beberapa nilai ekonomis dari

5

respon morfologis dan fisiologis, perubahan tingkah laku makan, metabolisme, dan

penampilan (Mastika, 1993).

Semua ternak domestik mempertahankan suhu tubuhnya pada kisaran yang

paling cocok untuk terjadinya aktivitas biologis yang optimum. Kisaran yang paling

normal pada jenis mamalia adalah 370C-39

0C, sedangkan pada burung adalah 40

0C-

440C. Produksi panas yang bervariasi tergantung pada cara ternak mengeluarkan

panasnya. Penguapan merupakan cara ternak domestik mengeluarkan panasnya.

Pengaruh iklim tidak langsung terhadap ternak terutama pada kuantitas dan kualitas

makanan yang tersedia bagi ternak. Pengaruh tersebut tidak langsung dari iklim

karena ada faktor lain yaitu penyakit dan parasit (Williamson dan Payne, 1993).

Kambing PE dapat beradaptasi dengan baik terhadap kondisi alam Indonesia,

mudah dipelihara dan merupakan ternak jenis unggul penghasil daging serta susu.

Produksi daging kambing PE lebih tinggi dibanding kambing Lokal (Dinas

Peternakan dan Perikanan Wonosobo, 2011). Daerah tropis memiliki iklim yang

tidak seragam dan sering terdapat perbedaan iklim yang tajam yang disebabkan oleh

berbagai faktor geografi, seperti ketinggian daerah dan tekanan udara sehingga

beberapa daerah tropis dapat mempunyai iklim subtropis, disamping kisaran utama

iklimnya panas-kering sampai panas-lembab. Oleh karena itu, tatalaksana

pemeliharaan dan bangsa kambing yang dikembangkan di daerah beriklim subtropis

dapat diterima dengan baik dibeberapa tempat (Devendra dan Burns, 1994).

Faktor Pakan

Setiap hari kambing membutuhkan pakan hijauan sebanyak 10% berat

badannya. Berhubung kambing mempunyai sifat memilih pakan yang disajikan,

maka hijauan perlu diberikan dua kali lipat dari kebutuhan yang disediakan pada pagi

dan sore. Selain hijauan, idealnya kambing diberi konsentrat (dedak padi, dedak

jagung, dan ketela), khususnya bagi kambing yang sedang tumbuh, bunting,

menyusui dan ternak jantan yang sedang aktif memacek. Jumlah konsentrat yang

diberikan 1% berat badan, disajikan pagi hari. Selain itu juga, kambing perlu diberi

garam dapur untuk meningkatkan palatabilitas terhadap pakan yang diberikan.

Sebaiknya garam disediakan dalam wadah tersendiri yang dipasang di dalam

kandang sehingga kambing bisa menjilat garam sesuai kebutuhan (Dinas Peternakan

dan Perikanan Wonosobo, 2011).

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul Ternak Kambing · Beternak kambing PE lebih menguntungkan bila dibanding. kan . dengan memelihara kambing lokal atau domba. Beberapa nilai ekonomis dari

6

Novita et al. (2006), melaporkan bahwa jerami padi yang difermentasi

dengan urea dan probiotik baik yang dipotong maupun digiling dan dikombinasikan

dengan konsentrat mempengaruhi reproduksi, pertumbuhan induk kambing selama

bunting dan laktasi, pertumbuhan anak kambing, produksi susu dan kualitas susu,

sehingga dapat menggantikan rumput gajah sebagai sumber serat dalam ransum.

Namun penggunaannya dalam jangka panjang perlu dipertimbangkan karena

pemberian dalam bentuk potongan atau cacah dapat menurunkan kondisi tubuh

induk. Kambing memiliki kebiasaan makan yang berbeda dengan ruminansia lainnya

dan bila tidak dikontrol dapat mengakibatkan kerusakan. Kambing mampu

merumput pada bagian rumput yang sangat pendek dan meragut dedauanan yang

biasanya tidak dimakan oleh ternak lainnya (Devendra dan Burns, 1994).

Pemberian pakan yang sangat tinggi (200% maintenance) pada periode

sebelum implantasi dapat mempengaruhi daya hidup embrio. Pakan yang terlalu

tinggi selama akhir kebuntingan dapat mengakibatkan distokia, akibatnya induk dan

anak menjadi lemah dan mati oleh lamanya proses kelahiran. Kekurangan pakan juga

berakibatkan menurunkan bobot lahir lahir anak yang lahir, sehingga ternak menjadi

lemah (Feradis, 2010).

Kambing memiliki kebiasaan makan yang unik yaitu kambing akan menolak

makanan yang telah dikotori hewan lain. Kambing menyukai pakan beragam dan

tidak bisa tumbuh dengan baik bila terus diberi pakan yang sama dalam jangka waktu

lama. Kambing memiliki indera pengecap yang baik, sehingga dapat membedakan

rasa pahit, manis, asin, dan asam. Kambing mempunyai toleransi yang lebih tinggi

terhadap rasa pahit dibandingkan sapi (Devendra dan Burns, 1994). Berdasarkan

hasil penelitian Mathius, et al. (2002), Kambing PE muda yang mendapat pakan

perlakuan dengan kandungan protein kasar dan energi sebanyak 14,4% BK dan 2,63

Mkal EM/kg BK memberikan respon terbaik dengan pertambahan bobot hidup

harian 123 gram. Kebutuhan hidup pokok kambing PE muda dibutuhkan energi

metabolis dan protein kasar adalah 0,106 Mkal EM/kg BH0,75

dan 4,40 g/kg BH 0,75

.

Sementara untuk setiap gram pertambahan bobot hidup dibutuhkan protein kasar

sejumlah 0,315 gram dan energi metabolis sejumlah 7,59 kkal. Munier (2006)

melaporkan bahwa pemberian pakan tambahan gamal (Gliricidia sepium) pada

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul Ternak Kambing · Beternak kambing PE lebih menguntungkan bila dibanding. kan . dengan memelihara kambing lokal atau domba. Beberapa nilai ekonomis dari

7

kambing meskipun tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap PBHH tetapi

masih dapat meningkatkan PBHH kambing betina.

Potensi Pakan

Leguminosa Indigofera sp. cukup potensial dimanfaatkan sebagai pakan

kambing karena menujukkan pertumbuhan yang baik dengan produksi yang tinggi

(51 ton segar/ha/panen) serta nilai nutrisi yang tinggi (protein kasar 24,17% dan

energi bruto 4,038 Kkal/kg). Palatabilitas Indigofera sp. tidak berbeda nyata dengan

Leucaena leucocephala (konsumsi bahan kering masing-masing sebesar

187,38±29,69 dan 193,85±21,83 g/ekor/hari) (Sirait, et al., 2012). Program

pengembangan pakan alternatif berbasis limbah pertanian dan industri agro yang

telah dilaksanakan menunjukkan potensi beberapa tanaman hortikultura sebagai

sumber bahan baku pakan. Pakan alternatif yang digunakan adalah limbah hasil

pengolahan buah markisa dan buah nnenas, keduanya digunakan sebagai penyusun

konsentrat (sumber energi atau protein) maupun sebagai pakan dasar. Potensi ini

menyebabkan ketergantungan yang minimal akan hijauan pakan yang pada dasarnya

sangat terbatas pada agroekosistem hortikultura, sehingga produksi kambing

sepenuhnya didukung oleh limbah hortikultura.(Simon et al., 2003). Rumput S.

secundatum atau B. Humidicola yang memiliki toleransi yang baik terhadap

naungan, secara kualitatif juga memiliki potensi yang baik sebagai hijauan pakan

untuk ternak kambing. Walaupun kandungan protein termasuk sedang, namun berada

diatas ambang batas yang dapat menyebabkan rendahnya konsumsi pada ternak, hal

ini terlihat pada taraf konsumsi ternak pada kisaran standar. Koefisien cerna

beberapa unsur nutrisi yang penting bagi ternak berada pada kisaran sedang sampai

tinggi, sehingga sebagai hijauan pakan dapat menyediakan nutrisi bagi kebutuhan

hidup pokok maupun produksi. Kedua jenis rumput dapat direkomendasikan sebagai

alternatif tanaman pakan ternak pada sistem integrasi tanaman-ternak, khususnya

tanaman perkebunan dengan ternak kambing. (Simon et al., 2006).

Ada beberapa tanaman hortikultura dan perkebunan yang dapat dimanfaatkan

sebagai pakan alternatif untuk kambing yaitu anakan tanaman pisang dapat

digunakan sebagai pakan dasar sebanyak 20% total ransum pada kambing dewasa.

pemberian kulit nenas dalam bentuk tepung ad libitum pada kambing menghasilkan

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul Ternak Kambing · Beternak kambing PE lebih menguntungkan bila dibanding. kan . dengan memelihara kambing lokal atau domba. Beberapa nilai ekonomis dari

8

pertambahan bobot badan yang baik (60,0 g/h) dengan tingkat konsumsi yang tinggi.

Lumpur minyak sawit (decanter) dapat digunakan sebagai suplemen tunggal pada

taraf 1,0% bobot badan dan menghasilkan pertambahan bobot badan 50-60 g/h. Daun

kelapa sawit dapat digunakan sebagai pakan dasar pengganti rumput, walaupun

palatabilitasnya. rendah, sehingga membutuhkan waktu adaptasi panjang (>1 bulan)

sebelum kambing mampu mengkonsumsi dalam jumlah cukup. Untuk meningkatkan

konsumsi daun kelapa sawit pemberiannya dapat digunakan sebagai sumber serat

dalam pakan komplit. Penggunaan daun kakao sebagai suplemen tunggal (20%)

dengan pakan dasar gamal (80%) menghasilkan pertuymbuhan yang sangat baik

pada kambing (78 g/h). Penggunaan tepung limbah kopi disarankan tidak melebihi

20% total ransum. Penggunaan 40% dalam ransum menurunkan konsumsi sebesar

22% dan menekan pertumbuhan, sedang penggunaan 60% dalam ransum bahkan

menggangu kesehatan kambing, walaupun kecernaan bahan organik ampas kopi

cukup tinggi. Pucuk tebu (Saccharum officinarum) dapat digunakan sebagai

suplemen tunggal, dan konsumsi dapat ditingkatkan bila pucuk tebu dicacah menjadi

potongan ukuran kecil 1-3 cm dibandingkan dengan potongan lebih panjang,

misalnya 20 cm. Ampas teh dapat digunakan baik sebagai pakan dasr pengganti

rumput (20%) maupun sebagai suplemen, terutama sebagai sumber protein pada

kambing (Simon dan Ginting, 2005).

Faktor Ekonomi

Beternak kambing PE lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan

memelihara kambing lokal atau domba. Beberapa nilai ekonomis dari berternak

kambing PE antara lain: (a) Penghasil susu ,di Indonesia susu kambing dikonsumsi

sebagai obat alternatif, bukan sebagai pelengkap gizi. Umumnya, orang

mengkonsumsi susu ini untuk membantu penyembuhan penyakit asma, tuberkolosis

(TBC), eksim, membantu penyehatan kulit, mencegah penuaan dini dan mencegah

osteoporosis. (b) Kambing ketika masa laktasi mampu menghasilkan 0,8 l - 2,5 l

susu perhari, dengan harga jual antara Rp15.00 - 20.000/l. (c) Penghasil pupuk dan

kulit, kotoran kambing PE dapat digunakan sebagai pupuk organik sedangkan

kulitnya karena mempunyai ukuran yang lebih besar daripada kulit kambing lokal,

maka kulit kambing PE banyak dicari orang untuk digunakan sebagai bahan

kerajinan kulit. (d) Sebagai sumber pendapatan beternak kambing PE, dapat

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul Ternak Kambing · Beternak kambing PE lebih menguntungkan bila dibanding. kan . dengan memelihara kambing lokal atau domba. Beberapa nilai ekonomis dari

9

digunakan sebagai sumber pendapatan alternatif di pedesaan yang sangat

menjanjikan bila ditekuni secara serius, biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan

kandang dan biaya perawatan relatif sama bila dibandingkan dengan biaya

memelihara kambing lokal (Dinas Kesehatan Hewan, 2010).

Manfaat utama berternak kambing dan domba adalah bisa dimiliki oleh

petani miskin dan petani penggarap dimana pemilihan ternak tersebut sering

dijadikan sebagai sumber mata pencaharian utama. Ternak ruminansia kecil

merupakan satu-satunya sumber pendapatan bagi mereka yang tidak mempunyai

lahan pertanian bagi petani tersebut (Mastika, 1993). Menurut Sutama (2008),

diilihat dari prospek ekonomi, permintaan akan susu di Indonesia semakin meningkat

sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk. Dengan demikian, produksi susu

kambing dapat menjadi bagian dari usaha peningkatan produksi susu dalam negeri.

Ukuran tubuh yang kecil, berarti untuk mengembangkan usaha peternakan kambing

diperlukan investasi awal yang relatif lebih rendah dan kerugian karena kematian

atau kehilangan juga lebih kecil. Hal ini sangat sesuai dan menarik bagi petani

miskin di pedesaan.

Permintaan Terhadap Kambing dan Susu

Menurut Siregar (1996), bahan baku pakan yang dapat diberikan untuk

kambing terdiri atas dua jenis yaitu pakan hijauan dan pakan konsentrat. Pakan

hijauan merupakan pakan kasar yang dapat berupa rumput lapang, rumput jenis

unggul dan jenis kacang-kacangan. Pakan konsentrat merupakan pakan penguat yang

terdiri dari bahan yang kaya karbohidrat dan protein seperti jagung, bekatul, dedak

gandum dan bungkil. Konsentrat untuk kambing laktasi disarankan 0,5-1 kg/hari.

Menurut Atabany (2002), tipe dan jumlah pakan harus disesuaikan dengan fungsi

dan tujuan pemeliharaan. Kambing jantan yang tidak aktif dan induk kering

dibedakan pakannya dengan induk laktasi dan kambing jantan aktif. Pemberian

konsentrat diperlukan, akan tetapi jangan terlalu banyak karena akan menyebabkan

kegemukan. Seekor kambing dengan berat badan 40 kg dan berproduksi 2 liter per

hari diberikan 5 kg hijauan dan 0,5 – 1,0 kg konsentrat. Kadang – kadang kambing

sedang laktasi diberikan hijauan secara ad libitum dan konsentrat yang mengandung

protein kasar 16% sebanyak 0,5 kg per ekor per hari. Persentase pakan hijauan dan

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul Ternak Kambing · Beternak kambing PE lebih menguntungkan bila dibanding. kan . dengan memelihara kambing lokal atau domba. Beberapa nilai ekonomis dari

10

konsentrat agar diperoleh ransum yang murah dan koefisien cerna yang tinggi

digunakan perbandingan pakan hijauan 60% dan konsentrat 40%. Atabany (2001)

mengungkapkan bahwa persentase pakan untuk kambing laktasi di Peternakan

Barokah adalah 60,9% konsentrat dan 39,1% rumput. anak kambing yang baru lahir

perlu diberikan kolostrum. Anak kambing minum susu sampai 35 hari sebanyak 1,2

liter/hari. Umur 35 – 70 hari, anak kambing yang menyusu pada induknya minum 1,6

liter/hari dan yang dibesarkan dengan susu pengganti minum sebanyak 2 liter/hari.

Anak kambing mulai mencicipi makanan padat ketika berumur sekitar 2–3 minggu.

Tingkat permintaan daging kambing tidak terlalu fluktuatif sepanjang tahun,

namun permintaan akan meningkat dengan cepat pada saat Hari raya Idul Adha. Pada

hari raya tersebut, biasanya permintaan daging akan meningkat dan harga akan

meningkat pula. Pada Hari raya Idul Adha, dijual kambing hidup yang sehat untuk

digunakan pada kegiatan keagamaan. Laju peningkatan populasi yang tidak

seimbang dengan laju permintaan kambing tersbut akan menciptakan

ketidakseimbangan antara permintaan dan produksi tersebut. Jika diperkirakan

seekor kambing dapat menghasilkan daging seberat 10 kg, laju permintaan daging

kambing 6% per tahun dan laju peningkatan populasi kambing sebesar 3% per tahun

(Dhican, 2006). Kebutuhan daging termasuk daging kambing yang semakin

meningkat belum sepenuhnya dapat dipenuhi dari produksi di dalam negeri sehingga

jumlah impor komoditi tersebut cenderung meningkat. Hal ini menjadi peluang bagi

produsen di dalam negeri untuk meningkatkan produksinya sehingga kebutuhan di

dalam negeri terpenuhi dan kelebihan produksi dapat diekspor (Makka, 2004).

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2006), permintaan susu sapi maupun

kambing di Jawa Barat terus meningkat dari 176.650 di tahun 2005 menjadi

208.698 ton pada tahun 2006. Adapun produksi riil susu secara nasional tahun 2006

adalah 0,577 juta ton sehingga masih perlu 2,493 juta ton lagi untuk memenuhi

kebutuhan susu nasional. Konsumsi susu dari tahun ke tahun terus meningkat.

Harga Susu dan Kambing

Harga yang sangat menarik karena harga susu kambing jika dibandingkan

harga susu sapi yang dapat mencapai 10 kali lipat. Harga susu kambing Etawah segar

adalah Rp 12.000/liter di Jakarta, sebaliknya harga susu sapi Rp 2000–3000,-/liter

(Dhican, 2006). Menurut Asmoro ( 2012), susu kambing murni dijual seharga Rp

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul Ternak Kambing · Beternak kambing PE lebih menguntungkan bila dibanding. kan . dengan memelihara kambing lokal atau domba. Beberapa nilai ekonomis dari

11

39.000 / liter. Sedangkan susu kambing kolostrum atau susu yang baru pertama kali

keluar dijual lebih mahal. Yaitu Rp 300.000 / liter.

Harga kambing kontes jauh lebih mahal dibanding dengan harga kambing

perah. Kambingkontes menjapai harga Rp 10 juta, sedangkan kambing perah Rp 1,5–

2,5 juta. Kambing perah ini tidak butuh perawatan khusus. Setiap ekor kambing

butuh biaya hidup Rp 5.000 / hari, seudah termasuk biaya tenaga perawat (Asmoro,

2012). Berikut adalah hasil penjualan kambing di Sukabumi dan Lampung pada

tahun 2001.

Tabel 1. Penjualan Kambing Selama Setahun Terakhir yang Dilakukan Peternak Di

Sukabumi dan Lampung

Status Sukabumi Lampung

Fisiologis Ekor total (RP) rataan (Rp) Ekor total (RP) rataan (Rp)

Jantan dewasa 23 5.800.000 252.000 9 5.940.000 660.000

Betina dewasa 9 1.880.000 208.900 4 675.000 168.750

Jantan muda 4 800.000 200.000 8 1.075.000 134.475

Betina muda 7 255.000 65.000 10 1.210.000 121.000

Jantan anak - - - 2 150.000 75.000

Betina anak - - - 3 250.000 83.333

Total 43 8.935.000 - 36 10.650.000 -

Rata/peternak 1,59 330.925 - 1,89 560.526 - Sumber: Priyanto et al., 2001

Sosial Budaya Masyarakat

Masyarakat Indonesia mengenal produk kambing berupa daging, kulit, dan

susu kambing. Ternak dapat dijual saat dibutuhkan karenanya penjualan terjadi setiap

saat dengan harga cukup tinggi. Kondisi ini menyebabkan permintaan akan daging

kambing meningkat, akan tetapi untuk pemasaran susu kambing masih memerlukan

proses yang cukup lama. Peran kambing bagi petani dalam sistem usahatani

umumnya masih sebagai tabungan yang sewaktu-waktu dijual untuk memenuhi

kebutuhan dana yang relatif besar dan mendesak seperti pembayaran biaya sekolah,

biaya pernikahan anak, kelahiran, biaya kesehatan, pembangunan/perbaikan rumah,

dan lain sebagainya. Permintaan akan kambing untuk Idul Adha cukup besar dengan

meningkatnya kondisi ekonomi masyarakat, dikaitkan dengan kewajiban sebagai

umat beragama. Dalam konteks sosial-budaya masyarakat Indonesia maka bagi

petani ketersediaan pangan dari tanaman pangan umumnya cukup, dan selama empat

dekade lalu tidak ada laporan kejadian kelaparan (honger oedeem = HO). Sebagai

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul Ternak Kambing · Beternak kambing PE lebih menguntungkan bila dibanding. kan . dengan memelihara kambing lokal atau domba. Beberapa nilai ekonomis dari

12

suatu usaha integrasi tanaman pangan-kambing, kesenangan petani akan kambing

dikaitkan dengan kemudahan dan harga yang relatif terjangkau petani disamping

ketersediaanya, maka usaha ternak kambing cukup menarik. Masyarakat Indonesia

mengenal produk kambing berupa daging, kulit dan susu kambing. Ternak dapat

dijual saat membutuhkan karenanya penjualan terjadi setiap saat dengan harga cukup

tinggi. Karena kondisi ini maka permintaan akan daging kambing bukan masalah,

akan tetapi untuk pemasaran susu kambing masih memerlukan proses yang cukup

lama (Djajanegara dan Misniwaty, 2003).

Nilai positif ternak kambing bagi kepentingan petani di pedesaan, antara lain:

(1) Ternak kambing dapat dipotong sewaktu-waktu untuk keperluan sendiri, pesta

adat, atau menjamu tamu yang datang. (2) Kambing merupakan sumber penghasilan

dan tabungan. (3) Kambing mudah dirawat, karena hampir semua jenis tanaman

dapat digunakan sebagai sumber pakan. (4) Kambing dapat berkembang biak dengan

cepat. (5) Kotoran kambing yang terkumpul dapat digunakan untuk pupuk sehingga

dapat menyuburkan tanaman dan memperbaiki mutu tanah pertanian. (6) Modal yang

diperlukan untuk memulai beternak kambing tidak besar (Sitepu, 2008).

Menurut Diwyanto el al. (2001), memelihara ternak dengan alasan

menabung ternyata memperoleh banyak keuntungan, antara lain: ternak akan tumbuh

atau berkembang sehingga nilainya bertambah; resiko kematiannya ternak relatif

kecil; serta untuk beberapa peternak menggunakan pendekatan ini untuk tujuan

tertentu. Oleh karena itu mengkombinasikan budaya menabung, bekerja, dan

menerapkan teknologi tepat guna dalam memelihara ternak dapat menjadi salah satu

pilihan untuk menciptakan kondisi agar petani mau memelihara ternak. Indonesia

merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, produk-produk

yang berhubungan dengan kegiatan keagamaan bagi umat muslim sangat berpotensi

untuk dikembangkan. Salah satu produk peternakan yang berhubungan dengan

kegiatan keagamaan adalah ternak kambing. Kebutuhan akan hewan kurban di

Provinsi Jawa Barat mencapai 40 ribu ekor per tahun, sementara kemampuan suplai

hanyalah setengah dari permintaan. Kondisi ini mengidentifikasi bahwa permintaan

akan daging kambing sangat tinggi. Selain itu, susu kambing banyak diyakini orang

memiliki khasiat dapat menyembuhkan beberapa penyakit seperti penyakit kuning,

asma, kulit, bronchitis, TBC, asam urat, impotensi dan darah tinggi. Hal ini

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul Ternak Kambing · Beternak kambing PE lebih menguntungkan bila dibanding. kan . dengan memelihara kambing lokal atau domba. Beberapa nilai ekonomis dari

13

menyebabkan permintaan susu kambing terus meningkat. oleh karena itu kedua hal

tersebut dapat menjadi peluang bagi peternak kambing PE (Prihatini, 2008).

Karakteristik Produksi

Bobot Badan Ternak Kambing

Rataan berat lahir anak kambing PE yang diamati 3,84 kg (kisaran 2,O-6,0

kg). Berat lahir anak jantan 3,97 kg dan anak betina 3,73 kg. Berat lahir anak tunggal

4,26 kg, kembar dua 4,08 kg dan kembar tiga 3,17 kg dan kembar empat 2,63 kg

(Atabany et al., 2004). Berdasarkan hasil penelitian Mahmilia et al. (2008), bobot

lahir dipengaruhi oleh jenis kelamin dan tipe kelahiran. Bobot lahir jantan (2,21±0,51

kg) lebih tinggi dibandingkan dengan betina (2,01±0,52 kg) dan tipe kelahiran

tunggal (2,30±0,48 kg) lebih tinggi dibandingkan kelahiran kembar (1,84±0,46 kg).

Tinggi rendahnya bobot lahir (birth weight) anak kambing sangat dipengaruhi

oleh kondisi induknya saat masa kebuntingan. Faktor utama yang paling menentukan

adalah pakan yang berkaitan dengan jumlah dan mutu pakan yang dikonsumsi

kambing. Kebutuhan pakan bagi kambing yang sedang bunting melebihi porsi pada

kambing yang tidak bunting karena kebutuhan untuk hidup pokok calon induk untuk

pertumbuhan calon anak yang dikandungnya. Kekurangan pakan (unsur nutrisi)

umumnya mengakibatkan lemahnya fisik calon induk, produksi air susu rendah

menjelang kelahiran, kondisi fisik anak lemah dan bobot lahir rendah (Munier,

2008). Rataan bobot lahir anak kambing PE jantan dan betina setelah diberikan

perlakuan pakan kulit buah kakao (KBK) dapat dilihat pada Tabel 2 :

Tabel 2. Rataan Bobot Lahir Anak Kambing PE Jantan dan Betina

Perlakuan Bobot lahir jantan (kg) Bobot lahir betina (kg) Rataan

P0 2,70a 2,40

a 2,55

P1 3,05b 2,60

b 2,83

P2 3,15b 2,90

c 3,03

Keterangan: Superskrip berbeda pada kolom yang sama menunjukkan adanya perbedaan nyata

(P<0,01). P0:pemberian pakan tanpa KBK (kebisaan peternak), P1: 1000 gr/ekor/hari,

dan P2: 1500 gr/ekor/hari.

Sumber: Munier, 2008

Bobot badan kambing PE dewasa jantan 65–90 kg dan betina 45–70 kg,

sedangkan kambing lokal jantan dewasa 30–40 kg dan betina 20–30 kg. Kambing PE

dapat memproduksi susu 1-3 l/hari, sedangkan kambing Lokal 0,5 l/hari. Kambing

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul Ternak Kambing · Beternak kambing PE lebih menguntungkan bila dibanding. kan . dengan memelihara kambing lokal atau domba. Beberapa nilai ekonomis dari

14

PE sangat prospektif untuk usaha pembibitan untuk memproduksi anak. Harga anak

kambing PE bisa mencapai 3–5 kali harga anak kambing lokal. Kambing PE dapat

beranak pertama pada umur 16–18 bulan, dalam 2 tahun dapat beranak 3 kali dengan

masa produktif 5 tahun. Anak kambing PE bisa kembar 2 atau 3 (Dinas Peternakan

dan Perikanan Wonosobo, 2011). Menurut Devendra dan Burn (1994), bobot badan

kambing PE jantan 68-91 kg dan betina 36-63 kg. Bobot badan hidup kambing PE

jantan sekitar 40 kg dan betina 35 kg (Mulyono, 1999).

Produksi Susu dan Daging

Produksi susu kambing yang dikandangkan kurang lebih dua kali lipat hasil

susu kambing yang digembalakan, tetapi tidak beda nyata dalam persentase lemak

atau kasein meskipun keduanya lebih tinggi sedikit pada kambing yang

digembalakan. Tiga perempat protein susu kambing adalah kasein, selebihnya adalah

gamma globulin 0,19%, beta laktoglobulin 0,48%, alfa laktalbumin 0,25%, dan

serum albumin 0,08% (Devendra dan Burns, 1994). Komposisi susu kambing dari

beberapa penelitian dapat disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Komposisi Susu Kambing dari Beberapa Penelitian

Sumber BK Lemak PK Laktosa Abu

(%) (%) (%) (%) (%)

Edelsten (1988) dan

Tilman et al. (1991) 13,50 – 14,80 4,00 - 5,60 3,60 – 3,80 - -

Katipana (1986) 14,8 5,05 4,33 2,57 -

Berg (1990) - 4,5 - 4,4 -

Devendra (1990) 12,1 3,9 3,4 3,8 -

Ernawati (1989) 13,99 4,92 4,36 4,73 -

Subhagiana (1998) 13,70 – 14,30 4,22 – 4,44 3,55 – 4,03 4,63 – 5,46 0,62 – 0,80

Sumber: Atabany, 2001

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi susu adalah jumlah

kambing laktasi, penggunaan tenaga kerja, jumlah pakan hijauan, dan jumlah pakan

konsentrat. Produksi susu dapat ditingkatkan dengan cara menambah pemilikan

jumlah kambing laktasi oleh peternak, karena rataan pemilikan kambing laktasi saat

Page 13: TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul Ternak Kambing · Beternak kambing PE lebih menguntungkan bila dibanding. kan . dengan memelihara kambing lokal atau domba. Beberapa nilai ekonomis dari

15

dilakukan survey hanya 3,45 ekor (0,49 Satuan Ternak) dengan kisaran antara satu

sampai sembilan ekor setiap peternak. Dengan pemilikan jumlah kambing laktasi

harus diimbangi pula pemberian pakan konsentrat yang lebih baik kuantitas maupun

kualitasnya (Astuti et al., 2002).

Berdasarkan hasil penelitian Novita et al. (2006), produksi susu selama 3

bulan laktasi tidak dipengaruhi jenis ransum. Rataan produksi susu mencapai 754

g/hari dengan kisaran 585-970 g/ekor/hari. Rataan yang tertinggi terdapat pada

perlakuan KRG (konsentrat + jerami pada fermentasi giling) dan yang terendah pada

perlakuan KJP ( konsentrat + jerami padi fermentasi potong), dan puncak produksi

susu pada penelitian ini dicapai rata-rata pada minggu ke lima laktasi.

Ada tiga jenis daging kambing yang dihasilkan dan dikonsumsi di daerah

tropis, yaitu: (a) daging anak kambing (umur 8-12 minggu), (b) daging kambing

muda (umur 1-2 tahun), dan (c) daging kambing tua (2-6 tahun). Anak kambing

biasanya disembelih pada umur kurang lebih 8-12 minggu, ketika berat hidupnya

sekitar 6-8 kg. Kambing muda disembelih pada berat hidupnya berkisar 12,9-24,7 kg

pada jantan dan antara 11,2-19,7 kg pada betina. Kambing yang disembelih pada

umur 2-6 tahun dapat berupa kambing tipe pedaging atau perah (Devendra dan

Burn,1994).

Karakteristik Reproduksi Kambing PE

Produktivitas Kambing PE

Libido dan kemampuan kawin ternak jantan berhubungan erat dengan

efisiensi pejantan dalam melakukan perkawinan. Libido ditandai dengan beberapa

kali ternak jantan menaiki betina birahi, sedangkan kemampuan kawin ditandai

dengan jumlah ejakulasi. Semakin kecil perbandingan antar jumlah menaiki dengan

jumlah ejakulasi, maka semakin efisien ternak jantan dalam melakukan perkawinan.

Sistem perkawinan secara alami yang terbaik adalah menggunakan kambing PE

jantan yang berumur 54 bulan yang ditempatkan dalam kelompok betina seluruhnya

(Hatono et al., 1997).

Berdasarkan hasil penelitian Atabany (2001), umur kawin pertama

dipengaruhi oleh pencapaian dewasa kelamin, pencapaian dewasa tubuh pada

kambing dara, dan kandungan nutrisi pada pakan yang dikonsumsi. Umur pertama

Page 14: TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul Ternak Kambing · Beternak kambing PE lebih menguntungkan bila dibanding. kan . dengan memelihara kambing lokal atau domba. Beberapa nilai ekonomis dari

16

kawin kambing ketika berumur 403,32 hari (13,44 bulan) dan pada peternakan

kambing Saanen 446,87 hari (14,89 bulan). Kambing Peranakan Etawah (PE) betina

mencapai pubertas (birahi pertama) pada umur 10-12 bulan dan pada berat badan

sekitar 13,5-22,5 kg (rataan 18,5 kg) atau sekitar 55-60% dari berat badan dewasa.

Umumnya birahi pertama diikuti oleh ovulasi (Sutama et al., 1995), sehingga

perkawinan pertama dapat menghasilkan kebuntingan. Walaupun demikian,

penundaan umur perkawinan pertama perlu dilakukan untuk memberi kesempatan

ternak untuk mencapai kondisi dan berat badan yang cukup untuk mempertahankan

kebuntingan dan kinerja produksi dan reproduksi selanjutnya (Sutama dan

Budiarsana, 1997). Data pada Tabel 4 menunjukkan rataan bobot kambing PE masa

pubertas berdasarkan jenis kelamin dan umur.

Tabel 4. Umur dan Berat Badan Pubertas Kambing Peranakan Etawah

Jenis Kelamin Umur (bulan) Berat Badan (kg)

Jantan 6-8 12,9-18,7

Betina 10-12 13,5-22,5

Sumber: Sutama dan Budiarsana, 1997

Pubertas dapat didefinisikan sebagai umur atau waktu dimana organ-organ

reproduksi sudah mulai berfungsi dan perkembangbiakkan dapat terjadi. Pubertas

pada ternak jantan ditandai dengan kesanggupannya menghasilkan sperma dan

berkopulasi disamping perubahan-perubahan kelamin sekunder lain. Pertumbuhan

organ reproduksi ternak jantan dimulai dari sempurnanya pertumbuhan testis sampai

perkembangan penis secara sempurna, yang kemudian diikuti dengan pubertas di

mana ternak mencapai dewasa kelamin dan telah mampu melakukan aktivitas

reproduksi, yang ditandai dengan adanya sel-sel sperma hidup dalam ejakulat

(Adiati, 2008). Umur pubertas ternak jantan termasuk kambing sangat bervariasi,

tergantung dari parameter yang dipakai untuk menentukan pubertas tersebut.

Pubertas pada ternak jantan terjadi bila ternak tersebut sudah mencapai dan

mempunyai kemampuan untuk memproduksi spermatozoa hidup, mengekspresikan

tingkah laku seksual, dan perkembangan penis. Jadi dengan tercapainya pubertas

menandakan bahwa ternak tersebut sudah siap untuk bereproduksi, namun untuk

mencapai hasil yang lebih baik, khususnya untuk tujuan breeding, perkawinan

Page 15: TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul Ternak Kambing · Beternak kambing PE lebih menguntungkan bila dibanding. kan . dengan memelihara kambing lokal atau domba. Beberapa nilai ekonomis dari

17

hendaknya dilakukan saat ternak tersebut telah mencapai dewasa tubuh dan dewasa

kelamin (Foote, 1969 dalam Sutama et al., 2006).

Siklus birahi pada kambing PE bervariasi 18-22 hari (rataan 19 hari), dengan

lama birahi adalah 25-40 jam. Namun sering juga dijumpai ternak mempunyai siklus

yang agak panjang. Tingkat konsepsi pada birahi pertama adalah rendah (45-60%),

sebagian disebabkan adanya ternak (5-10%) yang birahi tanpa diikuti dengan ovulasi

(Sutama et al., 1994). Masa birahi terjadi hanya beberapa saat, yaitu sewaktu hormon

esterogen mencapai puncaknya. Masa birahi kambing terjadi 24-48 jam, sedangkan

masa birahi domba hanya 24-36 jam. Satu siklus esterus pada kambing memerlukan

waktu 20-21 hari, sedangkan siklus esterus domba lebih pendek yaitu 16-18 hari

(Mulyono, 1999).

Menurut Devendra dan Burns (1994), lama kebuntingan kambing berkisar

dari 147 hingga 155 hari. Induk harus dipelihara pada kondisi yang baik selama

bunting untuk perkembangan normal anaknya yang dikandungnya (Blakely dan

Bade, 1991). Berdasarkan penelitian Sutama dan Budiarsana (1997), bahwa lama

kebuntingan 144-156 hari (rataan 149 hari) dan jumlah anak sekelahiran 1-3 ekor,

tergantung umur dan paritas induk. Lama bunting pada kambing ditemukan agak

konstan pada sekitar 146 hari, meskipun kisaran yang dilaporkan antara 143 sampai

153 hari. Berdasakan hasil penelitian Mahmilia et al. (2008), lama bunting

berdasarkan jenis kelamin relatif sama (p>0,05). Rataan lama bunting untuk anak

jantan adalah 148,32±3,05 dan anak betina 147,53±2,95 hari. Partus kelahiran

tunggal terjadi dengan rentang waktu yang lebih panjang (144-158 hari), di mana

persentase tertinggi 16,90% terjadi pada lama bunting 150 hari, sedangkan partus

pada kelahiran kembar dua terjadi dengan rentang waktu yang lebih singkat (142-151

hari), dan persentase terbanyak 29,62% terjadi pada lama bunting 148 hari.

Aktivitas seksual setelah beranak pada kambing PE terjadi relatif cepat

(semasa ternak masih menyusui anaknya), sehingga interval beranak 7-8 bulan bisa

terjadi. Kambing PE dengan produksi susu rendah cenderung menunjukkan aktivitas

seksual lebih awal dari pada kambing PE dengan produksi susu sedang dan tinggi.

Interval beranak adalah periode antara dua beranak yang berurutan dan terdiri atas

periode perkawinan (periode dari beranak sampai konsepsi) dan periode bunting

(Sutama et al ., 1997).

Page 16: TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul Ternak Kambing · Beternak kambing PE lebih menguntungkan bila dibanding. kan . dengan memelihara kambing lokal atau domba. Beberapa nilai ekonomis dari

18

Tingkat Kelahiran dan Mortalitas

Angka kelahiran anak jantan 52,35% dan anak betina 47,45%. Kelahiran

jantan menunjukkan berat lahir, berat sapih, dan berat dewasa yang lebih berat

dibandingkan kelahiran betina. Hal ini dapat dimaklumi bahwasanya secara alamiah

berat lahir suatu individu akan dipengaruhi oleh tipe kelahirannya dan status kelamin

dari indvidu yang bersangkutan atau yang kita kenal dengan istilah sexual

dimorphism (Mulyadi, 1992). Salah satu sumber kerugian yang cukup besar terjadi

pada kambing PE adalah tingginya kematian anak pra-sapih (36-71%) pada umur 0-4

bulan. Upaya untuk mengurangi tingkat kematian anak sangat diperlukan.

Manajemen pemeliharaan sekitar waktu beranak adalah sangat penting mengingat

sebagian besar kematian anak terjadi segera setelah lahir. Kambing sangat rentan

terhadap perubahan kondisi lingkungan, perubahan pakan dan pemeliharaan lainnya

(Sutama et al ., 1997).

Atabany et al. (2004) melaporkan hasil penelitiannya bahwa angka kelahiran

anak selama setahun disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Rataan Angka Kelahiran Kambing PE

Uraian Kambing PE

Angka Kelahiran Setahun 1,89

Angka Kelahiran Seinduk 1,77

Persentase Kelahiran (%)

Anak Jantan 51,96

Anak Betina 48,04

Anak Tunggal 14,54

Anak Kembar Dua 57,52

Anak Kembar Tiga 24,35

Anak Kembar Empat 3,59

Sumber: (Atabany et al., 2004)

Persentase kematian dari lahir sampai umur 3 bulan adalah 55%, setelah itu

turun dengan cepat dengan meningkatnya umur. Kematian yang paling besar terjadi

selama 14 hari pertama setelah lahir. Kematian sampai umur enam bulan lebih tinggi

pada musim yang lebih dingin, dan pada kambing dewasa gangguan parasit paling

berat terjadi antara umur enam bulan dan dua tahun. Angka kematian tahunan pada

Page 17: TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul Ternak Kambing · Beternak kambing PE lebih menguntungkan bila dibanding. kan . dengan memelihara kambing lokal atau domba. Beberapa nilai ekonomis dari

19

induk dewasa adalah 13-17%, menunjukkan bahwa angka kematian anak kambing

paling tidak dua kali lipat dari kematian kambing dewasa. Kematian anak yang baru

lahir selalu merupakan proporsi yang tinggi dari kematian total dan dengan mudah

disebabkan oleh kedinginan, kekurangan makanan, dan penyakit serta kesulitan

beranak (distokia). Kematian sebelum lahir (kematian janin dan keguguran) memberi

proporsi kematian anak total yang beragam dan angka kematian setelah lahir

biasanya mulai menurun dari kurang lebih seminggu setelah lahir. Embrio dini

sangat rentan terhadap cekaman panas (Devendra dan Burns, 1994).

Penyakit dan Penanganan

Penyakit kudis disebabkan oleh Sarcoptes scabei, Psoroptes communis var

ovis, Choriopteso ovis. Penyebabnya dipindahkan lewat kontak dengan domba yang

terinfeksi. Kuman penyakit kudis dapat menular ke manusia bila ada kontak dengan

ternaknya. Pembentukan kudis pada minggu ke-12 setelah ternak terinfeksi.

Pencegahan penyakit kudis dilakukan dengan sanitasi kandang dan lingkungannya,

memandikan ternak secara rutin (semiggu sekali) dengan air bersih dan sabun karbol.

Penyakit kudis dapat diobati dengan beberapa cara diantaranya: (1) diolesi salep

Asuntol 2% dalam vaselin pada bagian yang terserang. (2) dioelesi Benzoas

bensilikus 10% pada luka kudis. (3) merendam domba (deeping) dengan larutan

Coumaphos 0,5 - 1%. (4) bulu dicukur, kulit yang terserang dikerok lalu diolesi

dengan campuran creolin dan spritus dengan perbandingan 1:10.

Penyakit cacat mulut cukup berbahaya bagi anak kambing sebelum sapih.

Pada serangan yang serius, anak domba tidak dapat menyusu induknya karena

adanya luka pada bibir dan lidah. Penyakit ini dapat mengakibatkan kematian pada

anak domba. Penyebab dari penyakit ini adalah bakteri Actynomices necrophorus.

Gejala penyakit ini, kambing dan domba mendadak demam tinggi, sulit bernapas,

lidah terjulur, dan mulut banyak air liur yang berbau asam. Pengobatannya diolesi

dengan yodium atau permanganate 10% diberi obat-obatan sulfa, misalnya:

Sulfapyradine, Sulfamerozine, Trypiron, atau Pinicilin (Mulyono, 1999).

Dinamika Populasi

Populasi terbentuk dari kelompok individu dengan spesies yang sama atau

kelompok yang berkembangbiak antar kandang. Spesies yang sama bisa saja

Page 18: TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul Ternak Kambing · Beternak kambing PE lebih menguntungkan bila dibanding. kan . dengan memelihara kambing lokal atau domba. Beberapa nilai ekonomis dari

20

mempunyai lebih dari satu populasi setempat yang masing-masing telah

menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan setempatnya. Perbedaan yang kecil-

kecil dalam menyesuikan setempat antara populasi merupakan dasar untuk seleksi

alam. Kelompok populasi memiliki ciri khas tertentu, ciri kelompok populasi

mencakup berbagai corak seperti angka kelahiran atau laju berbiak, angka kematian

atau laju kematian, susunan kelamin atau sistem reproduksi, struktur umur, sebaran,

dan struktur sosial (Ewusie, 1990).

Meningkatnya permintaan untuk produksi ternak di negara berkembang,

sebuah program yang bertujuan meningkatkan produksi daging telah dimulai.

Namun, pembentukan program-program pembangunan untuk mencapai efisien

target spesifik membutuhkan pengetahuan tentang dinamika populasi dari target

populasi. Aspek yang penting dari dinamika populasi adalah: seks rasio jenis

kelamin, sebaran umur, nilai dari input dan output dari populasi dan faktor-faktor

yang mengubah angka ini (Sinclair dan Grimsdell, 1982). Potensi perubahan dalam

ukuran populasi umumnya diukur dengan tingkat reproduksi bersih dan panjang

generasi betina (Turner dan Young, 1969; Winantea et al., 1989).

Studi perubahan populasi domba dan kambing di selatan-barat Kenya oleh

Wilson dan Maki (1989) menunjukkan bahwa setelah jangka waktu 8 tahun dari

survey awal, ada perubahan signifikan dalam jumlah populasi dan struktur dalam hal

gender, jenis fisik, tubuh dan berat badan rata-rata, dan usia. Aspek sosial ekonomi,

perubahan tersebut, penggunaan bibit eksotis dan sikap terhadap kembar dianggap

penting dengan membuat perubahan dalam populasi. Perubahan populasi dapat

diestimasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

rm =

Keterangan:

rm : tingkat penambahan ternak per tahun

R0 : jumlah induk pengganti yang dihasilkan induk selama hidupnya.

Lf : rata-rata umur betina produktif dalam kelompok ternak

Potensi jumlah ternak yang akan berkembang biak (N) dalam populasi setelah

waktu dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Page 19: TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul Ternak Kambing · Beternak kambing PE lebih menguntungkan bila dibanding. kan . dengan memelihara kambing lokal atau domba. Beberapa nilai ekonomis dari

21

Nt =

Keterangan:

Nt : jumlah induk yang siap berproduksi pada waktu “t”

N0 : jumlah betina pada waktu awal

rm : tingkat penambahan ternak per tahun

t : waktu

Potensi Ternak Kambing di Jawa Barat

Pengembangan usahatani ternak ruminansia kecil yaitu ternak domba dan

kambing di provinsi Jawa Barat cukup strategis dan perlu lebih ditingkatkan karena

usahatani ternak tersebut cukup menguntungkan dan efisien, sumber hijauan pakan

ternak masih dapat tersedia di sekitar lingkungan peternak (di kebun/tegalan, ladang

dan lahan pengembalaan), serta potensi pemasaran ternak masih cukup terbuka baik

bersumber pada pasar lokal maupun ekspor (Agustian dan Nurmanaf, 2001).

Perspektif pengembangan ke depan, pembangunan usaha ternak ruminansia

kecil seyogyanya tidak hanya terbatas sebagai usaha peternakan saja (on farm),

namun agar usaha tersebut lebih berorientasi pasar maka perlu lebih ditata kembali

sehingga kegiatan ekonomi usaha berbasis ternak ruminansia kecil tersebut sebagai

suatu sistem agribisnis. Pengembangan usahatani ternak domba dan kambing dalam

suatu sistem agribisnis perlu memperhatikan: (a) memiliki kondisi agroekosistem

yang memungkinkan untuk pengembangan komoditi pertanian, sehingga

memudahkan untuk memperoleh pakan hijauan dan limbah pertanian untuk ternak;

(b) tersedianya prasarana transportasi yang memadai lahan untuk penyediaan pakan

dan areal untuk mendirikan kandang serta pasar tempat membeli sarana produksi dan

menjual hasil ternak; (c) tersedia lembaga penunjang seperti koperasi untuk

kelancaran usaha; (d) perbaikkan dalam kegiatan manajemen teknis maupun

pemasaran ternak; (e) dan lingkungan sosial mendukung untuk pengembangan ternak

domba dan kambing (Sehabudin dan Agustian, 2001).