Potensi Hutan Tropika Sebagai Penghasil Bahan Obat Alami

download Potensi Hutan Tropika Sebagai Penghasil Bahan Obat Alami

of 16

Transcript of Potensi Hutan Tropika Sebagai Penghasil Bahan Obat Alami

POTENSI HUTAN TROPIKA INDONESIA SEBAGAI PENGHASIL BAHAN OBAT ALAM BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Seiring dengan kemajuan teknologi dan modernisasi ternyata berdampak juga terhadap kesehatan manusia, berbagai bahan makanan yang mengandung bahan pengawet kimia, penyedap rasa, pewarna kimia ternyata bersifat karsinogenik. Bahkan perkembangan teknologi dalam hal obat-obatan ternyata juga banyak menimbulkan efek samping, penggunaan obat kimia secara berlebihan dan terus menerus dapat menimbulkan penyakit baru, Sehingga mungkin sangat sesuai dengan pribahasa keluar dari kadang macan masuk mulut buaya, terlepas dari satu penyakit ternyata timbul penyakit baru lainnya. Selain dari masalah efek samping dalam hal kesehatan, dampak sosial juga mulai tampak, yaitu mahalnya obat-obatan kimia. Hal ini menimbulkan banyak masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan semakin susah untuk mendapatkan jaminan kesehatan. Keadaan ini sangat ironis dengan kondisi alam kita yang berada didaerah tropis, yang konon memiliki kekayaan alam yang luar biasa, yang salah satunya adalah tumbuhan yang dapat digunakan sebagai tumbuhan bahan obat alami. Berdasarkan catatan WHO, IUCN dan WWF lebih dari 20.000 spesies tumbuhan obat digunakan oleh 80% penduduk dunia. Indonesia memiliki hutan tropis yang sangat luas, yang tentunya memilliki berbagai jenis tumbuhan. Namun pemanfaatan hutan belum maksimal terutama pemanfaatan dibidang farmasi (obat-obatan).

Berdasarkan uraian diatas sehingga makalah ini perlu disajikan untuk memberikan informasi dan kesadaran tentang potensi hutan tropika sebagai penghasil bahan obat alami. B. Rumusan masalah Dari latar belakang diatas dapat di rumuskan permasalahan yang timbul yaitu : 1. Tumbuhan apa saja yang dapat digunakan sebagai bahan obat alami ?2. Seberapa potensi hutan tropika Indonesia sebagai penghasil bahan obat

alami ? C. Tujuan Makalah ini bertujuan untuk 1. Menunjukan tumbuh - tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat alami2. Menunjukan bahwa hutan tropis yang dimiliki oleh Indonesia

berpotensi menghasilkan bahan obat alami.

BAB II PEMBAHASAN

A. Hutan tropika

Secara astronomi hutan tropika terbentang pada wilayah 23,5oLU 23,5oLS. Ciri-ciri utama kawasan ini adalah bersinar Curah curah hujan yang tahun. tinggi cukup tinggi dan Matahari sepanjang hujan yang

menyebabkan hutan tropika sangat lebat yang terdiri dari berbagai jenis pohon serta daunnya menghijau sepanjang tahun. Hutan ini berfungsi sebagai paru-paru dunia karena kemampuannya dalam menyerap karbondioksida serta menjaga keseimbangan suhu dan iklim dunia. Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki luas hutan terbesar didunia, walaupun bukan urutan pertama dari ukuran luas, namun hutan Indonesia memiliki kelebihan yaitu selain cahaya matahari yang tersedia sepanjang tahun disertai curah hujan yang relatif tinggi, hutan Indonesia berada pada variasi geografi, topografi dan sejarah geologis yang dinamis sehingga membentuk berbagai macam formasi hutan, mulai dari hutan pantai, hutan mangrove/payau, hutan rawa, hutan rawa gambut, hutan hujan dataran rendah,hutan hujan pegunungan bawah, hutan hujan pegunungan atas, hutan

musim bawah, hutan musim tengah dan atas, hutan kerangas, hutan savana, hutan pada tanah kapur, hutan pada batuan ultra basa, hutan riparian atau tepi sungai, yang pada akhirnya menghasilkan tingkat keanekaragaman hayati tumbuhan yang tinggi, dan dunia mengakui bahwa hutan Indonesia memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan paling besar didunia Hutan tropika adalah salah satu sumber daya alam hutan yang terluas di dunia dan diharapkan dapat terus berperan sebagai paru-paru dunia yang mampu meredam perubahan iklim global. Berdasarkan luasnya hutan tropis Indonesia merupakan salah satu hutan terbesar di dunia setelah Brazil dan Republik Kongo (dulunya Zaire). Hutan ini memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang unik (FWI/GFW, 2001). Menurut BAPPENAS (2003) ditinjau dari segi letak geografis dan keanekaragaman hayati, maka Indonesia dikenal sebagai megadiversitas yang masuk dalam kategori tertinggi di dunia yang kaya akan dengan sumber daya alamnya baik secara kualitas maupun kuantitas. Diperkirakan terdapat sekitar 20.000 jenis tumbuhan tingkat tinggi yang habitat aslinya di Indonesia termasuk Sulawesi. Suatu hutan adalah satu komunitas dengan lapisan pohon yang membentuk kanopi tertutup dan suatu lapisan terna yang jarang dengan beberapa rumput-rumputan. Hutan bervariasi komposisi jenis-jenisnya dari satu benua ke benua lain, sebagai akibat dari isolasi geografi yang berlangsung lama tetapi hutan-hutan dalam iklim serupa mempunyai struktur yang sama diseluruh daerah tropika. Sebagian besar ekologiawan sependapat bahwa hutan dapat dipecah-pecah menjadi kedalam tipe levasi rendah dan tipe elevasi tinggi.

B. Keanekaragaman Tumbuhan di hutan Tropika Indonesia

Indonesia memiliki hutan tropis yang diakui oleh dunia memiliki

komunitas yang paling kaya akan keanekaragaman hayatinya, terdapat sekitar 25.000 spesies tumbuhan berbunga, jumlah yang melebihi didaerah-daerah tropika lainya didunia seperti Amerika selatan dan Afrika barat, antara lain keanekaragaman spesies tumbuhan obat. (Ervizal) Hutan tropis Indonesia menghasilkan beranekaragam spesies tumbuhan obat yang sangat besar manfaatnya untuk memelihara kesehatan umat manusia. Setiap individu dari populasi tumbuhan obat yang tumbuh secara alami di masing-masing tipe ekosistem hutan merupakan suatu unit terkecil dari pabrik alami yang melakukan proses metabolis sekunder yang menghasilkan beranekaragam bahan bioaktif yang khas, yang sebagian besar tidak mudah dan tidak murah untuk ditiru oleh manusia. . Ada laporan bahwa hutan tropik Indonesia memiliki lebih dari 30.000 jenis tumbuhan berbunga, dan ini merupakan suatu potensi yang luar biasa khususnya dilihat dari kaca mata kesehatan, sebagai sumber bahan obat-obatan. Sementara itu menurut Heyne, dari 171 suku tumbuhan tinggi yang mencangkup 2799 jenis tumbuhan berguna dilaporkan sebanyak 1306 jenis dari 153 suku dinyatakan sebagai tumbuhan obat, data ini diluar tumbuhan rendah, sementara itu PT Essai Indonesia melaporkan adanya 3689 jenis tumbuhan obat. Belum banyak diinformasikan adalah kekayaan hayati mikroorganisme dari tanah dan hutan Indonesia, dan inipun diyakini meliputi berbagai macam jenis mikroba. Sampai saat ini terdapat sekitar 20 % dari total flora Indonesia merupakan flora Sulawesi yang tercatat dalam flora Malasiana (Veldkam et. Al.,1997 dalam Ramadhanil, 2004). Dengan kondisi lingkungan yang bervariasi ditinjau dari topografi, gradient, elevasi dan jenis tanah (substrat) Sulawesi memiliki keanekaragaman hayati yang pada tingkat spesies menempati posisi ketiga di Indonesia setelah Papua dan Kalimantan dan telah menyebabkan perkembangan yang spesifik terhadap flora dan fauna (Siebert, 2000). Diperkirakan jenis flora sekitar 5000 taksa tumbuhan tinggi termasuk 2100 tumbuhan berkayu, namun

susunan dan komposisinya sangat unik. Sebagai contoh sekitar 267 spesies Dipterocarpaceae yang mendominasi hutan Kalimantan dan Sumatra sedangkan Sulawesi hanya terdapat 7 spesies dari anggota tumbuhan ini (Whitten et. al., 1997; Kesser et. al., 2002 dalam Ramadhanil, 2004). Sulawesi memiliki hutan tropis dengan luas sekitar 4.288.023,35 Ha meliputi 540.567,43 Ha hutan konservasi (HSAW), 1.167.761,54 Ha hutan lindung (HL), 252.357,22 Ha hutan uyang dapat dikonversi (HPK), 395.314,92 Ha hutan produksi tetap (HP), 1.382.062,33 Ha hutan produksi terbatas (HPT) dan 2692.960,01 Ha areal penggunaam lain (APL) (BAPPENAS, 2001) dan menunjukkan keanekaragaman jenis tumbuhan sekitar 150 pohon/Ha. Keanekaragaman jenis tumbuhan ini merupakan sumber daya alam hayati yang perlu dimanfaatkan.

C. Tumbuhan sebagai bahan obat alam

Tumbuhan adalah sumber bahan kimia produk alami bahan obat yang penting bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia. Hutan alam tropika Indonesia dan budaya, pengetahuan tradisional atau kearifan local berbagai etnis yang hidup dan sesudah bertungkus lumus dengan ekosistem hutan merupakan aset bangsa yang tak terhingga nilainya bagi pembangunan kesehatan bangsa. Banyak pengetahuan tradisional tentang penggunaan tumbuhan obat dari berbagai etnis telah dikembangkan oleh industri jamu dan farmasi menjadi produk jamu atau fitofarmaka yang sangat laku dipasaran, seperti produk merek dagang :Fitodiar, prolipid, enkasari, sitomono dan lain-lain. Sejarah awal kenapa suatu tumbuhan digunakan sebagai obat adalah sulit untuk ditelusuri, tapi meskipun demikian ada pendapat bahwa suatu tumbuhan digunakan sebagai obat didasarkan pada tanda-tanda fisik (bentuk, warna, rasa) yang ada pada tumbuhan atau bagian tumbuhan tersebut, dan tanda-tanda

tersebut diyakini berkaitan dengan tanda-tanda penyakit atau tanda-tanda penyebab penyakit yang akan diobatinya, misalnya organ tumbuhan berbentuk seperti tahi cacing (buah Chenopodium), maka tumbuhan itu digunakan sebagai obat cacing, akar Raulwolfia bentuknya seperti ular, maka secara tradisional digunakan sebagai obat digigit ular, rebung bambu kuning dipakai sebagai obat penyakit kuning, dan tumbuhan yang rasanya pahit dianggap bisa menetralkan kencing manis. Pengetahuan penggunaan tumbuhan tersebut sebagai obat disampaikan dari orang ke orang, kemudian dari keluarga ke keluarga, suku ke suku, generasi ke generasi dan akhirnya sampai era kita sekarang ini. Bukti masa lalu yang berkaitan dengan adanya penggunaan bahan alam (terutama tumbuhan) sebagai obat terekam dalam berbagai dokumen seperti Huang Ti Nei Ching Su Wen (The Yellow Emperor's Medicine), Papyrus Smith, Papyrus Ebers, Ayurveda, yang ditulis pada masa jauh sebelum masehi, sementara itu di negeri kita sendiri, bukti adanya penggunaan bahan alam terutama tumbuhan sebagai obat pada masa lalu antara lain dapat ditemukan dalam naskah lama pada daun lontar "Husodo" (Jawa), "Usada" (Bali), "Lontarak pabbura" (Sulawesi Selatan), dan dokumen lain seperti Serat Primbon Jampi, Serat Racikan Boreh Wulang nDalem, dan juga pada dinding candi Borobudur dapat dilihat adanya relief tumbuhan yang menggambarkan orang sedang meracik obat (jamu) dengan tumbuhan sebagai bahan bakunya. Atau Indonesia memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan berguna yang tinggi. dari segi tokoh fitoterapi masa lalu kita kenal Hippocrates (459-370 SM), Dioscorides (40-80), Claudius Galeinus atau Galen (131-200 M), Ibnu Sina atau Avecena (980-1063 M). Di Indonesia terdapat sekitar 3500 jenis tumbuhan atau sekitar 11% dari seluruh kekayaan tumbuhan (30.000 jenis) yang telah diketahui jenis dan kegunaanya, yaitu tumbuhan obat sebanyak 1050 jenis dan tanaman sumber bahan makanan sebanyak 1984 jenis termasuk tanaman buah-buahan, biji-bijian dan kacang-kacangan. Dengan demikain masih jenis tumbuh-

tumbuhan yang masih belum diketahui potensi kegunaanya. Di Indonesia juga terdapat sekitar 2518 jenis tumbuhan yang berkhasiat baru yang berkhasiat. Berdasarkan kelompok familinya, spesies-spesies tumbuhan obat yang ada dapat dikelompokkan kedalam 203 macam famili, dimana jumlah spesies tumbuhan obat yang terbanyak termasuk dalam famili fabaceae, yaitu sebanyak 110 spesies. Secara umum terdapat 22 macam famili yang memiliki spesies tumbuhan obat lebih dari 20, sedangkan 181 famili lainnya memiliki jumlah spesies tumbuhan obat yang kurang dari 20, Tabel 1 Jumlah spesies tumbuhan obat berdasarkan kelompok familianya obat dan kesehatan. Jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan ditemukan jenis-jenis tumbuhan

No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 . 11 . 12 . 13 . 14 . 15 . 16 . 17 . 18 . 19 . 20 . 21 . 22 . 23 .

Nama Famili Fabaceae Euphorbiaceae Lauraceae Rubiaceae Poaceae Zingiberaceae Moraceae Myrtaceae Annonaceae Asteraceae Apocynaceae Cucurbitaceae Piperaceae Menispermaceae Melastomataceae Arecaceae Verbenaceae Rutaceae Acanthaceae Sterculiaceae Myristicaceae Rhizophoraceae

Jumlah spesies 110 94 77 72 55 49 46 45 43 40 39 34 30 30 26 25 23 23 22 21 21 20

Famili lainnya (181 famili) < 20

(Sumber : jurnal Evrizal A.M. Zuhud , Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor . The IndonesianTropical Forest as Buffer of Natural Medicine Product for Nation Healthy)

Tabel . Jumlah dan Persentase Spesies Tumbuhan Obat Berdasarkan Formasi Hutannya No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Jumlah Formasi Hutan Hutan hujan tropika dataran rendah (< 1000 m dpl) Hutan musim (< 1000 m dpl.) Hutan savanna (< 1000 m dpl.) Hutan pantai (< 1000 m dpl.) Hutan mangrove (< 1000 m dpl.) Hutan rawa (< 1000 m dpl.) Tidak ada data (< 1000 m dpl.) Hutan hujan tropika pegunungan (> 1000 m dpl) Tumbuhan obat Jumlah Prosentase spesies % 772 37,86 291 146 65 47 51 311 356 2039 14,27 7,16 3,19 2,31 2,50 15,25 17,46 100.00

Beberapa contoh spesies tumbuhan obat yang hidup alami di beberapa tipe ekosistem hutan di dataran rendah sebagai berikut (7) : Tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah. Hutan ini terdapat pada ketinggian 0 1000 mdpl. paling luas di Indonesia dan mempunyai keanekaragaman hayati yang paling tinggi, terdapat di wilayah beriklim basah, terutama di Sumatera dan Kalimantan. Contoh spesies tumbuhan obat yang hidup di tipe ini adalah pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack.), akar kuning (Arcangelisia flava Merr.), kamper (Dryobalanops aromatica Gaertn f.), kepayang (Scaphium macropodum Beumee), tabat barito (Ficus deltoidea Jack.), kemiri (Aleurites moluccana Wild.), kedawung (Parkia timoriana (DC) Merr.),

gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.), kemaitan (Lunasia amara Blanco) dan lainlain. Tipe ekosistem hutan pantai. Hutan ini terdapat di wilayah pantai, tanah kering berpasir, berbatu dan tanah regosol pasir, berada di atas garis pasang tertinggi, terutama ditemukan di Sumatera, Jawa, Bali dan Sulawesi. Contoh spesies tumbuhan obat yang hidup di tipe ekosistem ini bintangur (Calphyllum inophyllum L.), keben (Barringtonia asiatica Kurz), waru (Hibiscus tiliaceus L.), ketapang (Terminalia catappa L) dan lain-lain. Tipe ekosistem hutan mangrove. Hutan ini terdapat di pantai dan tepian sungai berlumpur atau sedikit berpasir, dipengaruhi pasang surut air laut, tidak terkena ombak keras, tanah aluvial payau, terutama ditemukan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Dilihat dari segi habitusnya, spesies-spesies tumbuhan obat yang terdapat di berbagai formasi hutan dapat dikelompokkan kedalam 7 (tujuh) macam, yaitu habitus bambu, herba, liana, pemanjat, perdu, pohon dan semak. Dari ketujuh habitus ini, spesies tumbuhan obat yang termasuk kedalam habitus pohon mempunyai jumlah spesies dan prosentase yang lebih tinggi dibandingkan habitus lainnya, yaitu sebanyak 717 spesies (40,58%), Berdasarkan bagian dari tumbuhan obat hutan tropika Indonesia yang digunakan, spesies tumbuhan obat yang ada dapat dikelompokkan kedalam 15 (limabelas) macam, yaitu daun, akar, kulit batang, buah, semua bagian, batang/kayu, biji, bunga, getah, pucuk daun/tunas, rimpang, umbi, cabang/ranting, air batang dan umbut. Daun merupakan bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan sebagai obat, yaitu sebesar 749 spesies (33,50%), sedangkan umbut merupakan bagian tumbuhan yang paling sedikit digunakan, yaitu sebanyak 8 spesies (0,18%). Berdasarkan data dan informasi yang ada, spesies-spesies tumbuhan obat yang ada dapat dikelompokkan kedalam 25 kelompok penyakit. Dilihat dari jumlah spesies tumbuhan obatnya, kelompok penyakit/penggunaan tertinggi adalah pada penyakit saluran pencernaan (487 spesies tumbuhan obat) dan terendah adalah pada kelompok

penyakit/penggunaan patah tulang (11 spesies tumbuhan obat). Salah satu spesies tumbuhan obat untuk penyakit pencernaan yang berpotensi dikembangkan di kawasan hutan adalah kedawung (Parkia timoriana (DC.) Merr.). Pohon Kedawung sudah lama dikenal dan digunakan oleh masyarakat dari etnis Jawa dan etnis Dayak sebagai obat anti kembung dan penyakit lambung lainnya.. Adapun data macam penyakit dan jumlah spesies tumbuhan obat yang dapat digunakan pada masing-masing kelompok penyakit secara rinci disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel Macam penyakit dan Jumlah Spesies yang Digunakan pada masing-masing Kelompok Penyakit/Penggunaannya No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. Kelompok Penyakit Gangguan peredaran darah Keluarga Berencana (KB) Patah Tulang Penawar racun Pengobatan luka Penyakit diabetes Penyakit gigi Penyakit ginjal Penyakit jantung Penyakit kelamin Penyakit khusus wanita Penyakit kulit Penyakit liver Penyakit malaria Penyakit mata Penyakit mulut Penyakit otot dan persendian Penyakit saluran pembuangan Penyakit saluran pencernaan Penyakit saluran pernafasan Perawatan kehamilan dan persalinan Perawatan rambut, muka dan kulit Sakit kepala dan demam Tonikum Lain-lain Macam Penyakit 9 3 3 18 8 3 4 6 8 6 20 23 6 2 12 10 33 25 38 35 13 14 12 12 102 Jumlah Spesies 72 12 11 119 116 17 44 27 22 61 110 283 24 33 58 71 165 165 487 214 168 60 311 167 384

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Hutan indonesia adalah hutan tropika yang memiliki keanekaragaman tumbuhan yang tinggi, Indonesis menjadi Negara terluas ke tiga dengan hutan tropiknya. Oleh sebab itu, hutan Indonesia memiliki potensi yang cukup tinggi sebagai salah satu sumber penghasil obat alami atau herbal yang berguna bagi kesehatan masyarakat. Hutan alam tropika Indonesia dengan berbagai tipe ekosistem hutannya adalah aset bangsa dan nasional yang sangat besar artinya bagi pembangunan kesehatan bangsa yang tidak dipunyai oleh hampir semua negara lain di dunia ini. Disinilah letak keunggulan Indonesia yang harus kita sadari, kembangkan dan syukuri, melalui upaya-upaya pelestarian pemanfaatan dengan menggunakan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang ramah lingkungan untuk sebesarbesar kesejahteraan dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia. Unit ekosistem hutan alam tropika di setiap lokasi di Indonesia masing-masing menyediakan

berbagai spesies tumbuhan obat yang cukup untuk memelihara kesehatan dan mengobati semua kelompok penyakit yang diderita oleh masyarakat. Sumberdaya keanekaragaman hayati hutan (kayu dan non-kayu) serta budaya masyarakat di setiap lokasi hutan tak dapat dipisahkan satu sama lain sebagai satu kesatuan utuh kehidupan manusia sejak awal keberadaannya. Apa yang kita peroleh dari hutan sekarang ini, seperti tumbuhan obat, kayu, air, oksigen, satwa dan lain-lain merupakan suatu proses evolusi yang panjang dan kompleks, memerlukan ratusan bahkan ribuan tahun untuk tercapainya fungsi hutan yang maksimal.

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA Asep Gana S., Marlia Singgih., Haryanto Dh. Prospek Tumbuhan Indonesia Dalam Kesehatan Dan Permasalahannya. file:///I:/new/480-prospek-tumbuhanindonesi dalam-kesehatan-dan-permasalahannya.html Ervizal A.M. Zuhud. 2008. Potensi Hutan Tropika Indonesia Sebagai Penyangga Bahan Obat Alam Untuk Kesehatan Bangsa. Bogor : Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Solikin. Potensi Jenis-Jenis Herba Liar Di Kebun Raya Purwodadi Sebagai Obat. UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi-LIPI Jl. Raya Surabaya Malang Km 65 Pasuruan Jawa Timur WHO, IUCN dan WWF. 1993. Guidelines on the Conservation of Medicinal Plants. IUCN. Gland, Switzerland.

Zuhud dan Siswoyo. 2001. Rancangan Strategi Konservasi Tumbuhan Obat Indonesia. Kerjasama Pusat Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati BAPEDAL dengan Fakultas Kehutanan IPB. Jakarta. Zuhud, Ekarelawan dan S. Riswan. 1994. Hutan Tropika Indonesia Sebagai Sumber Keanekaragaman Plasma Nutfah Tumbuhan Obat dalam Zuhud dan Haryanto. 1994. Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia. Kerjasama FAHUTAN IPB dengan LATIN. Bogor.