POTENSI DAUN BANGUN

download POTENSI DAUN BANGUN

of 11

description

good reading

Transcript of POTENSI DAUN BANGUN

POTENSI DAUN BANGUN-BANGUN (COLEUS AMBOINICUS) SEBAGAI LACTAGOGUM

POTENSI DAUN BANGUN-BANGUN (COLEUS AMBOINICUS) SEBAGAI LACTAGOGUM

PendahuluanPrevalensi penyakit infeksi seperti infeksi saluran nafas atas, diare, alergi, lebih tinggi pada bayi yang tidak mendapatkan ASI dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan ASI selama masa 0-6 bulan hidupnya. WHO telah merekomendasikan pemberian ASI eksklusif bagi bayi selama 6 bulan. ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan secara terus-menerus sejak bayi lahir tanpa diselingi pemberian makanan ataupun minuman apapun. Keunggulan pemberian ASI eksklusif antara lain meningkatkan gizi bayi, menurunkan berat badan ibu setelah melahirkan dan sebagai alat kontrasepsi alamiah (Fewtrell, 2007). Asupan makanan ibu menyusui ikut menentukan kualitas ASI-nya (Dijkuizen, 2001). Saat ini banyak sumber makanan berkualitas yang dipercaya baik secara turun-temurun maupun yang sudah terbukti uji keilmiahannya dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI, misalnya dari golongan sayur-sayuran; daun katuk (Sauropus androgynus), jagung muda (Zea mays), daun bangun-bangun (Coleus amboinicus), dan sebagainya. Kuantitas ASI juga ditentukan oleh berapa banyak volume ASI yang diproduksi oleh kedua payudara dalam sehari. Kualitas ASI ditentukan oleh jenis makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) dan mikronutrien (vitamin dan mineral) dalam ASI (Sihombing, 2006; Damanik, 2001). Pada saat seorang ibu menyusui akan terjadi peningkatan hormon prolaktin yang secara alamiah meningkat setelah terjadi proses melahirkan. Setelah proses melahirkan akan terjadi penurunan hormon estrogen dan progesteron. Proses menyusui itu sendiri akan meningkatkan hormon prolaktin dan oksitosin akibat isapan bayi pada puting susu (Sherwood, 2007; Velasquez, 2006; Campino, 1999).

Pemberian ASI sudah dipercaya oleh masyarakat Indonesia merupakan keluarga berencana alamiah. Hal in terjadi karena selama menyusui, hormon-hormon kehamilan seperti prolaktin, estriol dan estradiol akan meningkat jumlahnya, sehingga menekan aksis hipotalamus-hipopituari-ovarium (Sherwood, 2007; Velasquez, 2006; Campino, 1999). Pemberian daun katuk telah terbukti dapat meningkatkan prosuksi ASI (Saroni, 2004). Konsumsi daun bangun-bangun (Coleus amboinicus) oleh ibu-ibu menyusui di daerah Sumatera Utara dipercaya juga dapat meningkatkan produksi ASI. Walaupun begitu, pemeriksaan kadar hormon menyusui dan hubungannya dengan peningkatan produksi ASI setelah pemberian daun bangun-bangun pada ibu menyusui masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Bagaimanapun, masih banyak tanaman asli tradisional Indonesia yang dapat digali untuk mengetahui potensinya sebagai laktagogum.

LaktagogumSebelum tahun 2001, WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 4-6 bulan. Setelah itu ASI eksklusif direkomendasikan selama 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dapat menunda terjadinya menstruasi, menurunkan berat badan ibu postpartum, menurunkan risiko penumonia dan otitis media pada bayi dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI eksklusif hanya 4-6 bulan saja (Fewtrell, 2007).

Laktagogum merupakan zat yang dapat meningkatkan dan melancarkan produksi ASI. Sampai saat ini masyarakat masih menaruh kepercayaan besar pada laktagogum dari bahan tradisional alamiah dibandingkan hasil produksi pabrik yang modern ataupun sintetik karena telah dibuktikan berdasarkan pengalaman secara turun-temurun (Kaliappan, 2008).

Daun Katuk (Sauropus androgynus) sebagai Laktagogum Suatu survey di Indonesia melaporkan sekitar 38% ibu menyusui menghentikan pemberian ASI-nya dengan alasan terputusnya produksi ASI atau kurang produksi ASI-nya (Moechherdiyantiningsih, 1992). Meskipun sediaan daun katuk telah banyak tersedia di pasaran dalam bentuk tablet atau kapsul, masih banyak masyarakat yang masih mengkonsumsi daun katuk yang dipetik langsung dari pohonnya meskipun tidak praktis karena harus menanam sendiri tumbuhan tersebut. Daun katuk dikonsumsi dalam bentuk sayur rebusan atau dilalap. Daun katuk mengandung steroid dan polifenol yang dapat meningkatkan kadar prolaktin. Pada pemberian daun katuk ditemukan peningkatan kadar hormon steroid adrenal. Kadar prolaktin yang tinggi akan meningkatkan, mempercepat dan memperlancar produksi ASI. Daun katuk juga mengandung alkaloid, sterol, flavonoid dan tannin. Penelitian pada tikus membuktikan bahwa 631,6 mg ekstrak daun katuk memberikan efek sebagai laktagogum. Penelitian pada manusia membuktikan efek laktagogum daun katuk pada dosis 900 mg/hari (Sarony, 2004).

Suatu penelitian telah dilakukan terhadap ibu-ibu di daerah Sleman, Jogjakarta untuk mengetahui potensi daun katuk sebagai laktagogum. Subyek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok yang mengkonsumsi ekstrak daun katuk 3 x 300 mg dan kelompok yang mengkonsumsi plasebo selama 15 hari. Pada hasil penelitian ditemukan peningkatan produksi ASI secara bermakna sebanyak 50,7% dalam kelompok ibu menyusui yang mengkonsumsi ekstrak daun katuk dibandingkan dengan kelompok ibu yang mengkonsumsi plasebo (Sarony, 2004).

Daun Bangun-Bangun (Coleus amboinicus) sebagai LaktagogumDaun bangun-bangun merupakan tanaman daerah tropis yang daunnya memiliki aroma tertentu sehingga dikenal sebagai tanaman aromatik. Tanaman ini banyak ditemukan di India dan Ceylon dan Afrika Selatan, memiliki bunga yang bentuknya tajam dan mengandung minyak atsiri sehingga disebut juga Coleus aromaticus. Di India, tanaman ini pula telah lama dikenal sebagai obat demam malaria, hepatopati, batu ginjal dan kandung kemih, batuk, asma kronik, cekukan, bronkitis, cacingan, kolik dan kejang. Tanaman ini mengandung berbagai jenis flavonoid yaitu quercetin, apigenin, luteolin, salvigenin, genkwanin. Daun tanaman ini juga telah dibuktikan sebagai antiinflamasi karena bekerja menghambat respon inflamasi yang diinduksi oleh siklooksigenase, juga terbukti sebagai anti kanker dan anti tumor (Kaliappan, 2008; Mangathayaru, 2008).

Suatu penelitian yang dilakukan oleh Dijkhuizen et al, 2001 mendapatkan rendahnya kadar mikronutrien (vitamin A, Fe, Zn) pada bayi sangat berhubungan dengan rendahnya kadar mikronutrien tersebut pada ASI.

Daun bangun-bangun (Coleus amboinicus) merupakan tumbuhan yang banyak dikonsumsi oleh ibu-ibu setelah melahirkan di daerah Toba, Sumatera Utara. Tumbuhan ini dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI. Tumbuhan ini banyak ditemukan di daerah Sumatra Utara dan dijadikan panganan pendamping nasi, misalnya sebagai sayuran. Penelitian yang dilakukan oleh Sihombing (2006) yang memberikan daun bangun-bangun pada tikus telah membuktikan bahwa tumbuhan tersebut mengandung zat besi dan karotenoid yang tinggi. Kadar FeSO4 pada daun bangun-bangun (Coleus amboinicus) dapat diandalkan sebagai sumber besi non heme bagi ibu menyusui.

Suatu penelitian yang dilakukan oleh Damanik terhadap ibu-ibu menyusui di daerah Sumatera Utara dengan metoda focus group discussion (FGD) memperoleh kesimpulan bahwa konsumsi daun bangun-bangun (Coleus amboinicus) dipercaya dapat meningkatkan mengembalikan stamina ibu, meningkatkan produksi ASI, membersihkan daerah rahim dan kepercayaan itu tetap kuat selama beratus-ratus tahun. Potensinya sebagai laktagogum ditunjukkan oleh daun bangun-bangun yang mengandung saponin, flavonoid, polifenol serta dapat meningkatkan hormon-hormon menyusui, seperti prolaktin dan oksitosin (Damanik, 2001).

Konsumsi daun bangun-bangun oleh penduduk Sumatra Utara biasanya dalam bentuk sop yang dimasak secara tradisional dengan santan. Suatu penelitian telah mencoba membuktikan karakteristik mutu sop daun bangun-bangun yang dikemas dalam kaleng sebagai suatu bentuk usaha komersil. Selain dipetik langsung dari pohonnya, ibu-ibu menyusui diharapkan dapat mengkonsumsinya dalam bentuk sop kemasan kaleng yang lebih praktis karena tidak perlu menanam pohonnya dan memasaknya terlebih dahulu untuk mendapatkan efek laktagogumnya. Tanaman ini terbukti mengandung zat besi dan karotin yang tinggi. Selain itu konsumsi tanaman ini dapat meningkatkan kadar zat besi, kalium, seng, dan magnesium dalam ASI serta meningkatkan berat badan bayi (Warsiki, 2009).

Gambar 1. Daun bangun-bangun (Coleus amboinicus)Klasifikasi taksonomi daun bangun-bangun

Kingdom: Plantae

Divisi: Phanerogamae

Subdivisi: Spermatophyta

Kelas: Angiospermae

Order: Tubiflorae

Famili: Lamiceae (Labialae)

Sub Famili: Oscimoidae

Genus: Coleus

Spesies: Amboinicus Coleus Lour

Daun bangun-bangun memiliki ciri-ciri bertulang lunak, beruas-ruas, melingkar, dengan diameter sekitar 15 mm, bagian tengah dan ujungnya sekitar 10 mm 5 mm, dapat berkembang- biak dengan mudah. Daun yang masih segar bentuknya tebal, berwarna hijau tua, kedua permukaan daun licin. Tanaman ini ditemukan hampir di seluruh wilayah Indonesia dengan berbagai nama yang berbeda, di Jawa Tengah disebut daun Cumin, Orang Sunda menyebutnya daun ajeran, di Madura disebut daun kambing dan di Bali disebut daun Iwak. Di daerah Batak Sumatra Utara sendiri disebut sebagai daun bangun-bangun atau torbangun (Gembong, 2004).

Pengaruh Laktagogum dalam Meningkatkan Hormon-Hormon Menyusui Isapan bayi merupakan mekanoreseptor pada puting susu ibu yang merangsang hipotalamus untuk meningkatkan sekresi prolaktin releasing hormon, menurunkan prolaktin inhibiting hormon, merangsang pituitari posterior untuk memproduksi oksitosin. Oksitosin akan merangsang kontraksi sel-sel mioepitel di sekitar alveolus mamma dan menyebabkan pengeluaran ASI (ejection). Peningkatan prolaktin releasing hormon akan merangsang pituitari anterior untuk memproduksi prolaktin yang akan menyebabkan sekresi ASI. Isapan bayi pada puting susu akan menekan siklus menstruasi dengan cara menghambat sekresi luteinizing hormon (LH) dan folicle stimulating hormone (FSH) (Kaliappan, 2008).

Perubahan hormon saat hamil menyebabkan kelenjar mamma dan penekanan aksis hipotalamus-pituitari-ovarium berkembang untuk laktasi dan amenore saat laktasi. Proses menghisap puting susu oleh bayi akan mengubah pola sekresi gonadotropin releasing hormon (FSH dan LH) dan meningkatkan sensitivitas hipotalamus terhadap efek negatif estradiol. Mekanisme ini akan menekan siklus ovarium saat laktasi sehingga terjadi amenore saat laktasi (Moechherdiyaniningsih, 1992). Saat kehamilan terjadi peningkatan hormon prolaktin, estradiol total, estradiol bebas, estron, estriol, progesteron dan laktogen plasenta, sedangkan dehidroepiandrosteron sulfat menurun kadarnya. Estrogen (estradiol), estrogen (estriol) mempersiapkan perkembangan kelenjar mamma untuk masa laktasi. Pada wanita yang lebih lama masa menyusui, terjadi peningkatan prolaktin dibandingkan dengan wanita yang lebih pendek masa menyusuinya. Estradiol menekan aksis hipotalamus-pituitari-ovarium. Rasio kadar prolaktin terhadap estradiol dapat memprediksikan lamanya terjadi masa amenore pada ibu menyusui (Mangathayaru, 2008).

Berbagai substansi dalam laktagogum memiliki potensi dalam menstimulasi hormon oksitosin dan prolaktin. Alkaloid, polifenol, steroid, flavonoid dan substansi lainnya memerlukan kajian mendalam untuk menilai substansi apa yang paling efektif dalam meningkatkan dan memperlancar produksi ASI.

Kesimpulan Indonesia kaya akan tanaman tradisional yang memiliki efek laktagogum. Laktagogum yang dapat meningkatkan dan memperlancar produksi ASI dapat diperoleh dalam bentuk komersil berupa tablet atau kapsul yang merupakan ekstrak dari suatu tanaman yang telah dipercaya secara turun-temurun. Akan tetapi masih banyak masyarakat Indonesia yang lebih suka mengkonsumsinya dalam bentuk tanaman asli sebagai salah satu pendamping makanan padat, umumnya dalam bentuk sayuran, misalnya daun bangun-bangun (Coleus amboinicus) di Sumatra Utara. Saat ini masih diperlukan berbagai penelitian mendalam tentang potensi tanaman tradisional Indonesia terhadap kadar hormon-hormon menyusui untuk mendapatkan potensi laktagogumnya dalam rangka mendukung program ASI eksklusif. Suatu saat daun bangun-bangun (Coleus amboinicus) akan ditemukan secara bebas di pasaran dalam bentuk ekstrak tablet, kaplet ataupun kapsul setelah melalui berbagai fase uji klinis sesuai dengan kaidah penelitian dan regulasi tanaman obat di Indonesia sebelum dipasarkan secra komersil. Kita tunggu saja!

Daftar Pustaka 1. Campino C, Torres C, Ampuero S, Diaz S, Gonzalez GB, dan Seron-Ferre. Bioactivity of prolactin isoforms: lactation and recovery of menses in nursing women. Human Reproduction.1999;14(4):898-905.

2. Damanik R, Damanik N, Daulay Z, Saragih S, Premier R, Wattanapenpaiboon N, dan Wahlqvist ML. Consumption of bangun-bangun leaves (Coleus amboinicus) to increase breast milk production among Batakneese women in North Sumatra Island, Indonesia. Proceedings of the Nutrition Society of Australia.2001;25:S67.

3. Dijkhuizen MA, Wieringa FT, West CE, Muherdiyantiningsih, dan Muhilal. Concurrent micronutrient deficiencies in lactating mothers and their infants in Indonesia. Am J Clin Nutr.2001;73(4):786-91.

4. Fewtrell MS, Morgan JB, Duggan C, Gunnlaugsson G, Hibberd PL, Lucas A, dan Kleinman RE. Optimal duration of exclusive breastfeeding: what is the evidence to support current recommendations? Am J Clin Nutr. 2007;85(2):635-8.

5. Gembong T. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). 2004. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

6. Kaliappan ND, Viswanathan PK. Pharmacognostical studies on the leaves of Plectranthus amboinicus (Lour) spring. Int J Green Pharm. 2008;Vol 2, issue 3:182-184.

7. Mangathayaru, Thirunurgan PD, Patel PS, et al. Essential oil composition of coleus amboinicus Lour. Indian Journal of Pharmaceutical Sciences. 2008;67(1):122-123.

8. Moechherdiyantiningsih. Khasiat Jamu Melahirkan Terhadap Kenaikan Produksi Air Susu Ibu. 1992. Puslitbang Gizi, Badan Litbangkes. Bogor.

9. Sa'rony, Sadjimin T, Sja'bani M, dan Zulaela. Effectiveness of the Sauropous Androgynus (L) merr leaf extract in increasing mother's breast milk production. Media Litbang Kesehatan.2004;XIV(3).

10. Sherwood L. The reproductive system. In Human Physiology from Cells to Systems.2007;Thomson: 780-1.

11. Sihombing M. Penelitian pengaruh hati ikan terhadap absorbsi berasal dari daun bangun-bangun (Coleus amboinicus) pada tikus albino strain wistar derived LMR. Cermin Dunia Kedokteran.2006;151:48.

12. Velasquez EV, Creus S, Trigo RV, Cigorraga SB, Pellizzari EH, Croxatto HB, dan Campo S. Pituitary-ovarian axis during lactational amenorrhoea. Longitudinal assessment of serum FSH polymorphism before and after recovery of menstrual cycles. Human Reproduction. 2006;21(4):916-23.

13. Warsiki E, Damayanthy E, Damanik R. Karakteristik mutu sop daun torbangun (Coleus amboinicus Los) dalam kemasan kaleng dan perhitungan total migrasi bahan kemasan. J Tek Ind Pert. 2009;Vol 18(3):21-24.

dr Nur Asiah, MS, SpGK

DownloadPosted byPDGMIat10:21 PM0 commentsLabels:ArtikelShare this post

Related Posts

0 Comments:

Post A Comment

INCLUDEPICTURE "https://lh6.googleusercontent.com/-hIVRIc7IAJw/T2WEaO5ASUI/AAAAAAAACaw/FLmCvzeMSbc/s36/15.gif" \* MERGEFORMATINET