Poskeskel

38
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pos Kesehatan Kelurahan A. Pengertian 1,2 Pos kesehatan kelurahan atau yang biasa disingkat Poskeskel adalah upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa / kelurahan dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa/kelurahan. Poskeskel dibentuk dalam rangka mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat serta sebagai sarana kesehatan yang merupakan pertemuan antara upaya masyarakat dan dukungan pemerintah. Pelayanan Poskeskel meliputi upaya promotif, preventif, dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela lainnya. Pengertian kelurahan dapat berarti desa atau kelurahan atau nagari atau sebutan

Transcript of Poskeskel

Page 1: Poskeskel

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Pos Kesehatan Kelurahan

A. Pengertian1,2

Pos kesehatan kelurahan atau yang biasa disingkat Poskeskel adalah upaya

kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa / kelurahan

dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi

masyarakat desa/kelurahan. Poskeskel dibentuk dalam rangka mendekatkan

pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat serta sebagai sarana kesehatan yang

merupakan pertemuan antara upaya masyarakat dan dukungan pemerintah.

Pelayanan Poskeskel meliputi upaya promotif, preventif, dan kuratif yang

dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan kader atau

tenaga sukarela lainnya. Pengertian kelurahan dapat berarti desa atau kelurahan atau

nagari atau sebutan lainnya bagi satuan administrasi pemerintahan setingkat desa.

B. Tujuan1,8

a. Tujuan Umum

Terwujudnya masyarakat sehat yang siaga terhadap permasalahan kesehatan

di wilayah desa/kelurahannya.

b. Tujuan Khusus

Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka meningkatkan

pengetahuan masyarakat tentang kesehatan.

Page 2: Poskeskel

Terselenggaranya pengamatan, pencatatan dan pelaporan dalam rangka

meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap resiko

dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan terutama

penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB serta

faktor-faktor resikonya (termasuk status gizi dan ibu hamil yang berisiko).

Terselenggaranya upaya pemberdayaan masyarakat dalam rangka

meningkakan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya di bidang

kesehatan.

Terkoordinasinya penyelenggaraan UKBM lainya yang ada di desa/

kelurahan.

C. Ruang Lingkup Kegiatan1,8

Ruang lingkup kegiatan Poskeskel meliputi upaya kesehatan yang menyeluruh

mencakup upaya promotif, preventif, dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga

kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela lainnya.

Kegiatan utama Poskeskel adalah pengamatan dan kewaspadaan dini (surveilans

penyakit, gizi, perilaku berisiko dan lingkungan, dan masalah kesehatan lainnya),

penanganan kegawatdaruratan kesehatan, dan kesiapsiagaan terhadap bencana serta

pelayanan kesehatan dasar.

Kegiatan Poskeskel lainnya yang merupakan kegiatan pengembangan yaitu

promosi kesehatan, penyehatan lingkungan, dan lain-lain. Sebagai bentuk

pertanggungjawaban maka kegiatan di Poskeskel didukung dengan pencatatan dan

pelaporan. Poskeskel juga merupakan pusat pengembangan atau revitalisasi

berbagai UKBM, menumbuhkembangkan partisipasi masyarakat, kemitraan dengan

Page 3: Poskeskel

berbagai pemangku kepentingan (stakeholder) terkait. Kegiatan Poskeskel

dilakukan berdasarkan pendekatan edukatif atau kemasyarakatan yang dilakukan

melalui musyawarah dan mufakat yang disesuaikan dengan kondisi dan potensi

masyarakat setempat.

D. Fungsi Poskeskel1,8

1. Sebagai wahana peran aktif masyarakat di bidang kesehatan.

2. Sebagai wahana kewaspadaan dini terhadap berbagai risiko dan masalah

kesehatan.

3. Sebagai wahana pelayanan kesehatan dasar, guna lebih mendekatkan

pelayanan kepada masyarakat serta untuk meningkatkan jangkauan dan

cakupan pelayanan kesehatan.

4. Sebagai wahana pembentukan jejaring berbagai UKBM yang ada di desa /

kelurahan.

5. Sebagai lini terdepan pelayanan kesehatan dalam penanggulangan pasca

bencana.

E. Prioritas Pengembangan1,8

Mengingat Poskeskel merupakan salah satu upaya memeratakan pelayanan

kesehatan yang sekaligus wahana partisipasi masyarakat, maka prioritas

pengembangannya adalah :

1. Desa/kelurahan yang tidak terdapat sarana kesehatan (Puskesmas atau Rumah

Sakit). Adapun desa/kelurahan yang terdapat Puskesmas Pembantu masih

memungkinkan untuk dikembangkan Poskeskel.

Page 4: Poskeskel

2. Desa/kelurahan di lokasi terisolir, terpencil, tertinggal, perbatasan atau

kepulauan.

Sebagai langkah awal pengembangan dapat diutamakan pada kelurahan yang sudah

terdapat Polindes.

F. Manfaat1,8

1. Bagi masyarakat desa/kelurahan

a) Permasalahan kesehatan di desa/kelurahan dapat dideteksi secara dini,

sehingga bisa ditangani dengan cepat dan diselesaikan sesuai kondisi,

potensi, dan kemanpuan yang ada.

b) Masyarakat desa/kelurahan dapat memperoleh pelayanan kesehatan dasar

yang dapat dijangkau (secara geografis)

2. Bagi kader

a) Kader dapat informasi awal di bidang kesehatan.

b) Kader mendapatkan kebanggaan bahwa dirinya lebih berkarya bagi warga

desa/kelurahannya.

3. Bagi Puskesmas

a) Memperluas jangkauan pelayanan Puskesmas dengan mengoptimalkan

segala sumberdaya secara efektif dan efisien.

b) Dapat mengoptimalkan fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak

pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat,

dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

4. Bagi sektor lain

a) Dapat memadukan kegiatan sektornya dengan bidang kesehatan.

Page 5: Poskeskel

b) Kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan lebih efektif dan

efisien.

G. Pengorganisasian1,8

Prinsip pengorganisasian Poskeskel adalah dikelola oleh masyarakat yang

dalam hal ini kader, dengan bimbingan dari tenaga kesehatan.

1. Tenaga Poskeskel

Agar Poskeskel dapat terselenggara,maka perlu didukung dengan tenaga sebagai

berikut :

Tenaga masyarakat

Kader atau tenaga sukarela lainnya. Tenaga masyarakat sekurang-kurangnya

ada 2 orang yang mendapatkan pelatihan khusus.

Tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan di Poskeskel minimal

seorang bidan. Pemenuhan tenaga kesehatan Poskeskel awalnya dapat

dilakukan atas bantuan pemerintah, dan selanjutnya diharapkan bisa

dilakukan secara bertahap oleh masyarakat sendiri. Diharapkan tenaga

kesehatan yang akan membantu Poskeskel berdomisili di desa/kelurahan

setempat.

Kepengurusan

Kepengurusan Poskeskel dipilih melalui musyawarah dan mufakat

masyarakat desa, serta ditetapkan oleh kepala desa/kelurahan. Struktur

pengurus minimal terdiri dari pembina, ketua, sekretaris, bendahara dan

anggota. Susunan pengurus Poskeskel bersifat fleksibel sehingga dapat

Page 6: Poskeskel

DINKES KAB/KOTA RSUD KAB/KOTA

POSKESKEL

PUSTU

PUSKESMASsS

PUSTU

Keluarga / Masyarakat

UKBM Lainnya

POSYANDU

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi dan permasalahan

setempat.

Kedudukan dan hubungan kerja

Kedudukan dan hubungan kerja antara Poskeskel dengan unit-unit serta

masyarakat, dapat digambarkan sebagai berikut :

Keterangan :

Poskeskel merupakan koordinator dari UKBM yang ada (misalnya :

posyandu, poskestren, ambulan desa). Dengan demikian, maka

Poskeskel bertugas pula membina kelestarian UKBM lain tersebut.

Poskeskel berada dibawah pengawasan dan bimbingan Puskesmas

setempat. Pelaksana Poskeskel wajib melaporkan kegiatannya

Page 7: Poskeskel

kepada Puskesmas ataupun kepada sektor terkait lainnya sesuai

dengan bidangnya. Laporan kesehatan disampaikan kepada

Puskesmas. Adapun laporan yang menyangkut dengan

pertanggunggjawaban keuangan disampaikan kepada kepala desa/

kelurahan.

Jika di wilayah desa/kelurahan tersebut terdapat Puskesmas

Pembantu, maka Poskeskel berkoordinasi dengan Puskesmas

Pembantu tersebut.

Poskeskel dibawah pembinaan kabupaten/kota melalui Puskesmas.

Pembinaan dalam aspek uapaya kesehatan masyarakat maupun

upaya kesehatan perorangan. apabila Poskeskel tidak mampu

memberikan pelayanan maka perlu melakukan rujukan ke

Puskesmas, antara lain pelayanan kegawatdaruratan. Pada keadaan

tertentu Poskeskel dapat melakukan rujukan langsung ke Rumah

Sakit dengan sepengetahuan Puskesmas.

2.2 Langkah Pengembangan Pos Kesehatan Kelurahan1,8

Oleh karena Poskeskel merupakan penggerak dalam pengembangan Kelurahan

Siaga, maka langkah-langkah pengembangan Poskeskel terintegrasi dalam langkah-

langkah pengembangan desa siaga siaga sebagaimana tercantum dalam Keputusan

Menteri Kesehatan Nomor 564 tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan

Desa Siaga. Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut.

Page 8: Poskeskel

A. Persiapan Internal1,8

Langkah ini merupakan awal kegiatan, sebelum kegiatan-kegiatan lainnya

dilaksanakan. Tujuan langkah ini adalah mempersiapkan para provider, atau

petugas kesehatan yang berada di wilayah Puskesmas, baik petugas teknis maupun

petugas administrasi. Persiapan para provider ini bisa berbentuk sosialisasi,

pertemuan dan pelatihan yang bersifat konsolidasi yang tentunya disesuaikan

dengan kondisi tempat. Hasil langkah ini diharapkan para provider telah memahami

tugas dan fungsinya, dan siap untuk melakukan pendekatan pada pemangku

kepentingan dan masyarakat.

B. Persiapan Eksternal1,8

Tujuan langkah ini adalah untuk mempersiapkan masyarakat, terutama tokoh

masyarakat, agar mereka tahu, mau dan mampu mendukung pengembangan

Poskeskel. Pendekatan kepada tokoh masyarakat, diharapkan agar mereka

memahami dan mendukung dalam pembentukan opini publik untuk menciptakan

iklim yang kondusif bagi pengembangan Poskeskel. Jadi dukungan yang

diharapkan dapat berupa moril, finansil dan materil, seperti kesepakatan dan

persetujuan masyarakat untuk pengembangan Poskeskel. Langkah ini termasuk

kegiatan advokasi kepada para penentu kebijakan, agar mereka mau memberikan

dukungan, baik berupa dana maupun kebijakan atau anjuran, serta restu, sehingga

Poskeskel dapat berjalan dengan lancar.

Jika di daerah tersebut telah terbentuk wadah-wadah kegiatan masyarakat

dibidang kesehatan seperti Konsil Kesehatan Kecamatan/Bidan Penyantun

Puskesmas (BPP), Badan Pemberdayaan Desa, PKK, serta organisasi

Page 9: Poskeskel

kemasyarakatan lainnya hendaknya menjadi penggerak dalam pengembangan

Poskeskel.

C. Survei Mawas Diri Atau Telaah Mawas Diri1,8

Survei Mawas Diri (SMD) atau Community Self Survey (CSS) bertujuan agar

masyarakat dengan bimbingan petugas mampu melakukan telaah mawas diri untuk

kelurahannya. Survei ini harus dilakukan oleh masyarakat setempat dengan

bimbingan provider kesehatan, dan diharapkan agar mereka sadar akan

permasalahan yang dihadapi di kelurahannya, serta dapat membangkitkan niat dan

tekad untuk mencari solusinya berdasarkan potensi yang dimiliki. Untuk itu,

sebelumnya perlu dilakukan pemilihan dan pembekalan keterampilan bagi warga

masyarakat yang dinilai mampu melakukan SMD. Hasil SMD ini adalah

identifikasi permasalahan kesehatan serta daftar potensi di kelurahan yang

didayagunakan dalam menyelesaikan masalah kesehatan.

D. Musyawarah Masyarakat1,8

Tujuan pengembangan masyarakat ini adalah untuk mencari alternatif

penyelesaian masalah kesehatan hasil SMD terkait dengan potensi yang dimiliki

kelurahan. Inisiatif penyelenggaraan musyawarah sebaiknya berasal dari para tokoh

masyarakat yang mendukung pembentukan Poskeskel. Peserta musyawarah ini

adalah wakil-wakil tokoh masyarakat termasuk perempuan dan generasi muda.

Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat SMD disajikan, utamanya

adalah daftar masalah kesehatan, data potensi, serta harapan masyarakat. Hasil

pendataan tersebut dimusyawarahkan untuk penentuan prioritas, dukungan dan

kontribusi apa yang dapat disumbangkan oleh masing-masing individu atau

Page 10: Poskeskel

lembaga yang diwakilinya, serta langkah-langkah pemecahan untuk pembentukan

Poskeskel.

E. Pembentukan Poskeskel1,8

Secara operasional, pembentukan Poskeskel dilakukan dengan kegiatan sebagai

berikut:

1. Pemilihan pengurus dan kader Poskeskel

Pemilihan pengurus dan kader Poskeskel dilakukan melalui pertemuan khusus

para pimpinan, pengelola dan tokoh masyarakat serta beberapa wakil

masyarakat. Pemilihan dilakukan secara musyawarah mufakat, sesuai dengan

tatacara dan kriteria yang disepakati, dengan fasilitasi Puskesmas. Jumlah kader

untuk setiap Poskeskel minimal 2 (dua) orang atau disesuaikan dengan kegiatan

yang dilaksanakan dan kemampuan serta potensi kelurahan setempat.

2. Orientasi/pelatihan kader Poskeskel

Sebelum melaksanakan tugasnya, kepada pengelola dan kader Poskeskel terpilih

perlu diberikan orientasi atau pelatihan tentang pengelolaan Poskeskel.

Orientasi/pelatihan dilaksanakan oleh Puskesmas sesuai dengan pedoman

orientasi/pelatihan yang berlaku. Materi orientasi/pelatihan antara lain

mencakup kegiatan yang akan dilaksanakan di Poskeskel meliputi:

a. Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama penyakit

menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa

(KLB) dan faktor risikonya (termasuk status gizi) serta kesehatan ibu hamil

yang berisiko.

Page 11: Poskeskel

b. Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang

berpotensi menimbulkan KLB, serta faktor risikonya (termasuk kurang

gizi).

c. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan

kesehatan.

d. Pelayanan kesehatan sederhana sesuai dengan kompetensinya.

Pada waktu menyelenggarakan orientasi/pelatihan, sekaligus disusun rencana

kerja (Plan of Action) Poskeskel yang akan dibentuk, lengkap dengan waktu

dan tempat penyelenggaraan, para pelaksana dan pembagian tugas serta sarana

dan prasarana yang diperlukan.

3. Pemenuhan/Penempatan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan

a. Penempatan dan penugasan tenaga kesehatan, terutama Bidan sebagai

penyelenggara Poskeskel oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

b. Pelatihan tenaga kesehatan

Sebelum melaksanakan tugasnya, tenaga kesehatan diberikan pelatihan

sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang harus dimiliki serta tugas

yang menjadi tanggungjawabnya.

F. Pengembangan Jejaring Kerjasama1,8

Mengingat permasalahan kesehatan sangat dipengaruhi oleh kinerja sektor

lain, serta adanya keterbatasan sumberdaya, maka untuk memajukan Poskeskel

perlu adanya pengembangan jejaring kerjasama dengan berbagai pihak. Aktualisasi

dari pengembangan jejaring Poskeskel, dapat dilakukan melalui temu jejaring

UKBM secara internal di dalam kelurahan sendiri atau temu jejaring antar

Page 12: Poskeskel

Poskeskel, serta temu jejaring antar tenaga kesehatan (praktek swasta). Selain untuk

memantapkan kerjasama, juga diharapkan dapat dijadikan wahana untuk melakukan

tukar-menukar pengalaman dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi

bersama.

2.3 Penyelenggaraan Pos Kesehatan Kelurahan

Kegiatan rutin Poskeskel diselenggarakan dan dimotori oleh kader Poskeskel dan

tenaga kesehatan yang ada di desa/kelurahan tersebut dengan bimbingan Puskesmas

setempat dan sektor terkait.

A. Kegiatan

Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh Poskeskel meliputi promotif,

preventif dan kuratif (pengobatan) sesuai dengan kompetensi. Kegiatan pelayanan

kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi kegiatan utama dan kegiatan

pengembangan kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa/kelurahan,

adalah :

1. Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap terhadap penyakit, terutama

penyakit menuloar dan penyakit yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar

Biasa (KLB), dan faktor risikonya (termasuk status gizi) serta kesehatan ibu

hamil yang berisiko.

2. Penaggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang

berpotensi menimbulkan KLB, serta faktor-faktor resikonya (termasuk kurang

gizi)

3. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan.

Page 13: Poskeskel

4. Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensi.

Pelayanan tersebut dilaksanakan baik di dalam Poskeskel (dalam gedung

maupun luar gedung). Adapun kegiatan pengembangan, meliputi promosi kesehatan

untuk :

1. Peningkatan keluarga sadar gizi.

2. Peningkatan Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS)

3. Penyehatan lingkungan.

Poskeskel juga merupakan pusat pengembangan atau revitalisasi berbagai

UKBM lain yang dibutuhkan oleh masyarakat desa, antara lain Warung Obat Desa,

Kelompok Pemakai Air, Arisan jamban keluarga. Dengan demikian Poskeskel juga

berperan sebagai coordinator dari berbagai UKBM yang ada di wilayah desa.

B. Waktu Penyelenggaraan

Pelayanan Poskeskel dilaksanakan secara rutin setiap hari.

C. Tempat Penyelenggaraan

Poskeskel perlu memiliki tempat pelayanan. Dalam pelaksanaan pelayanan

kesehatan di dalam Poskeskel, diperlukan ruangan yang dapat berfungsi sebagai ;

1. Ruang pendaftaran

2. Ruang tunggu

3. Ruang pemeriksaan

4. Ruang tindakan (persalinan)

5. Ruang rawat inap persalinan

6. Ruang petugas

7. Ruang konsultasi (gizi, sanitasi, dll)

Page 14: Poskeskel

8. Ruang obat

9. Kamar mandi dan toilet

Pengadaan gedung Poskeskel dapat dilaksanakan dengan ;

1. Memanfaatkan gedung Polindes yang sudah ada, yang dikembangkan menjadi

Poskeskel.

2. Memanfaatkan/menumpang pada sarana gedung yang tersedia, seperti Balai

Desa, Balai Pertemuan Desa, dan lain-lain.

3. Pengadaan tempat dan pembangunan gedung Poskeskel dapat diupayakan

dengan alternatif pembiayaan :

a. Swadaya masyarakat.

b. Donator/dunia usaha/swasta.

c. Fasilitasi pemerintah (pusat atau daerah).

Untuk itu pemetaan potensi kelurahan sangat diperlukan.

D. Peralatan Dan Logistik1,8

Selain sarana tersebut diatas, Poskeskel perlu dilengkapi dengan :

1. Peralatan ;

a. Peralatan medis. Disesuaikan dengan jenis pelayanan yang disediakan.

b. Peralatan non medis. Perabotan, air, sarana pencatatan, sarana komunikasi,

sarana transportasi dan lain-lain sesuai kebutuhan.

Pemenuhan peralatan Poskeskel dapat disesuaikan dapat dilaksanakan melalui ;

a. Pemanfaatan alat yang telah ada di Polindes.

b. Pengadaan alat Poskeskel dengan swadaya masyarakat.

c. Pengadaan alat Poskeskel dengan bantuan donator/dunia usaha/swasta.

Page 15: Poskeskel

d. Pengadaan alat Poskeskel dengan fasilitasi pemerintah (pusat atau daerah).

2. Obat-obatan

Jenis dan jumlah obat-obatan yang perlu disediakan di Poskeskel sesuai dengan

jenis pelayanan yang diselenggarakan, yang penetapannya berkoordinasi dengan

Puskesmas setempat.

Penyediaan obat Poskeskel dapat dilaksanakan dengan :

a. Swadaya masyarakat di bawah pengawasan.

b. Bantuan donator/dunia usaha/swasta dibawah pengawasan dan pembinaan

Puskesmas.

c. Fasilitasi pemerintah (pusat dan daerah) melalui Puskesmas.

E. Tugas dan Tanggungjawab Para Pelaksana1,8

Terselenggaranga pelayanan Poskeskel melibatkan banyak pihak. Adapun tugas dan

tanggung jawab masing-masing pihak dalam menyelenggarakan Poskeskel adalah

sebagai berikut :

1. Tenaga Poskeskel

a. Poskeskel diselenggarakan oleh tenaga kesehatan (minimal seorang

bidan) dan dibantu oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang kader.

b. Tugas masing-masing pelaksana sesuai dengan kompetensi, kemampuan

dan kewenangannya.

c. Tenaga pelaksana Poskeskel, baik tenaga kesehatan maupun kader,

terlebih dahulu mendapat pelatihan.

Page 16: Poskeskel

2. Petugas Puskesmas

Kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan di Poskeskel minimal

satu kali dalam sebulan. Peran petugas Puskesmas antara lain sebagai berikut :

a. Memberikan bimbingan dan pembinaan kader dan tenaga kesehatan

dalam penyelenggaraan Poskeskel.

b. Menyelenggarakan pelatihan atau penyegaran bagi kader dan tenaga

kesehatan Poskeskel.

c. Melakukan analisis hasil kegiatan poskeskel, serta menyusun rencana

kerja dan melaksanaakan upayaperbaikan sesuai dengan kebutuhan

Poskeskel.

d. Menerima konsultasi/rujukan dalam menangani berbagai kasus

kesehatan yang tidak dapat ditanggulangi oleh pelaksana Poskeskel.

e. Mendukung pemenuhan/pengadaan alat dan obat-obatan yang

dibutuhkan Poskeskel.

f. Melakukan konsultasi kepada dinas kesehatan setempat mengenai

permasalahan yang dihadapi di Poskeskel baik dari segi tenaga,

peralatan dan sarana lain serta dana.

Agar dapat melaksanakan seluruh tugas tersebut di atas Puskesmas perlu

ditingkatkan kemampuannya (melaui revitalisasi Puskesmas) sehingga

pembinaan ke Poskeskel dapat dilaksanakan secara optimal.

F. Pembiayaan. 1,8

1. Sumber Biaya

Pembiayaan Poskeskel berasal dari berbagai sumber, antara lain :

Page 17: Poskeskel

a. Masyarakat

1) Iuran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat.

2) Sumbangan/donator dari perorangan atua kelompok masyarakat.

3) Mobilisasi dana sosial keagamaan.

b. Swasta/dunia usaha

Peran aktif swasta/dunia usaha juga diharapkan dapat menunjang

pembiayaan Poskeskel. Misalnya dengan menjadikan Poskeskel sebagai

anak angkat swasta/dunia usaha. Bantuan yang diberikan dapat berupa dana,

sarana, prasarana, atau tenaga, yakni sebagai sukarelawan Poskeskel.

c. Hasil usaha

Pengelola dan kader Poskeskel dapat melakukan usaha mandiri yang

hasilnya disumbangkan untuk biaya pengelolaan Poskeskel.

d. Pemerintah

Bantuan dari pemerintah terutama diharapkan pada tahap awal

pembentukan, yakni berupa dana stimulant atau bantuan lainnya dalam

bentuk sarana dan prasarana Poskeskel.

2. Pemanfaatan dan pengelolaan dana.

a. Pemanfaatan Dana

Dana yang diperoleh Poskeskel, digunakan untuk membiayai kegiatan

Poskeskel, antara lain untuk :

1) Biaya operasional Poskeskel.

2) Bantuan biaya rujukan bagi yang membutuhkan.

3) Modal usaha.

Page 18: Poskeskel

b. Pengelolaan Dana

Pengelolaan dana dilakukan oleh pengelola dan kader Poskeskel. Dana

harus disimpan di tempat yang aman dan mungkin mendatangkan hasil.

Untuk keperluan biaya rutin disediakan kas kecil yang dipegang oleh kader

yang ditunjuk. Setiap pemasukan dan pengeluaran harus dicatat dan dikelola

secara bertanggungjawab.

G. Pencatatan Dan Pelaporan. 1,8

1. Pencatatan

Pencatatan dilakukan oleh kader dan tenaga kesehatan segera setelah kegiatan

dilaksanakan. Pencatatan dilakukan dengan menggunakan format yang ada,

antara lain :

a. Buku dan catatan sasaran Poskeskel, yang mencatat jumlah seluruh

warga dan masyarakat sekitarnya.

b. Buku catatan rekapitulasi kegiatan pelayanan Poskeskel.

c. Buku catatan kegiatan pertemuan yang diselenggarakan oleh Poskeskel.

d. Buku catatan kegiatan usaha, apabila poskeskel menyelenggarakan

kegiatan usaha.

2. Pelaporan

Pada dasarnya kegiatan kader Poskeskel tidak wajib melaporkan

kegiatannya kepada Puskesmas. Akan tetapi kegiatan yang menyangkut

pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan Poskeskel, tetap harus dilaporkan

dengan mengacu format pelaporan Puskesmas disesuaikan dengan kegiatan di

Poskeskel. Untuk into, setiap Puskesmas harus menunjuk petugas yang

Page 19: Poskeskel

bertanggungjawab untuk melakukan pembinaan pencatatan dan pelaporan

Poskeskel. Berkaitan dengan pertanggungjawaban keuangan, Poskeskel

melaporkan kepada Pengurus Poskeskel dan Kepala Desa.

2.4 Pembinaan Dan Peningkatan Pos Kesehatan Kelurahan1,8

A. Pembinaan

Pembinaan Poskeskel dilaksanakan secara terpadu dengan lintas sektor.

Pembinaan teknis medis dilakukan oleh Puskesmas, sedangkan hal-hal non teknis

dilakukan oleh pemerintahan kelurahan dan lintas sektor di tingkat kecamatan.

Pembinaan Poskeskel meliputi peningkatan pengetahuan baik petugas kesehatan,

kader, maupun tenaga non-kesehatan, pembinaan administrasi, termasuk

pengelolaan keuangan. Pembinaan ini ditujukan untuk memelihara operasionalisasi

dan berfungsinya Poskeskel. Pembinaan tersebut ditujukan pada pengelolaan

sumber daya Poskeskel, yang terdiri dari dana, sarana penunjang, dan sumber daya

manusia.

Pembinaan dilaksanakan secara berjenjang mulai dari desa/kelurahan sampai

pusat oleh berbagai pemangku kepentingan (stakeholder). Adapun peran pembina

Poskeskel tersebut antara lain :

1. Kepala Desa

a. Memberikan produk hukum guna kelancaran operasional Poskeskel.

b. Menggalang kader dan tenaga PKK.

c. Mengupayakan infrastruktur Poskeskel.

d. Melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat dan swasta.

Page 20: Poskeskel

e. Menggalang dana.

f. Melaksanakan pembinaan administrasi.

2. Lintas Sektor Desa.

a. Mengkoordinasikan program/kegiatan sektor dengan program / kegiatan

Poskeskel.

b. Ikut menciptakan suasana kondusif bagi kelancaran pelaksanaan

Poskeskel.

3. Petugas Puskesmas.

a. Melaksanakan monitoring, pembinaan dan evaluasi berkaitan dengan

teknis medis (pelatihan, supervisi, dsb)

b. Melaksanakan advokasi kepada pejabat dan kelompok potensial lainnya.

c. Menggalang informasi kesehatan dari hasil pelaporan.

d. Melakukan fasilitasi pelayanan kesehatan apabila diperlukan.

4. Camat.

a. Mengkoordinasikan seluruh potensi yang ada.

b. Mengupayakan infrastruktur Poskeskel.

c. Menggalang dana untuk operasional Poskeskel.

d. Menggalang kader dan tenaga PKK.

e. Melaksanakan pembinaan administrasi.

5. Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

a. Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim di tingkat kabupaten/

kota dalam rangka pengembangan Poskeskel.

Page 21: Poskeskel

b. Merevitalisasi Puskesmas (dan jaringanya) sehingga mampu

melaksanakan fungsi dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara

optimal.

c. Merevitalisasi Rumah Sakit sehingga mampu melaksanakan pelayanan

rujukan dengan baik.

d. Menyelenggarakan pelatihan bagi petugas kesehatan dan kader.

e. Melakukan advokasi ke berbagai pihak (pemangku kepentingan) tingkat

kabupaten/kota dalam rangka pengembangan Poskeskel.

f. Bersama Puskesmas melakukan pemantauan, bimbingan dan evaluasi

teknis terhadap Poskeskel.

g. Menyediakan dukungan anggaran dan dan sumberdaya bagi

kesinambungan dan kelestarian Poskeskel.

6. Peran Dinas Kesehatan Provinsi.

a. Mengembangkan komitmen dan kejasama tim di tingkat provinsi dalam

rangka pengembangan Poskeskel.

b. Membantu dinas kesehatan kabupaten/kota mengembangkan

kemampuan melalui pelatihan manajemen, pelatihan teknis dan cara

lain.

c. Membantu dinas kesehatan kabupaten/kota mengembangkan

kemampuan (revitalisasi) Puskesmas (dan jaringannya) dan rumah sakit

dalam rangka pengembangan Poskeskel.

d. Melakukan advokasi ke berbagai pihak (pemangku kepentingan) tingkat

provinsi dalam rangka pengembangan Poskeskel.

Page 22: Poskeskel

e. Bersama dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan pemantauan,

bimbingan dan evaluasi teknis terhadap Poskeskel.

f. Menyediakan dukungan anggaran dan sumberdaya lain bagi

kesinambungan dan kelestarian Poskeskel.

7. Peran Departemen Kesehatan.

a. Menyusun konsep dan pedoman pengembangan Poskeskel serta

melakukan sosialisasi dan advokasi.

b. Memfasilitasi revitalisasi dinas kesehatan, Puskesmas (dan jaringannya),

Rumah Sakit, Posyandu dan berbagai UKBM lainnya.

c. Mefasilitasi pembangunan Poskeskel.

d. Memfasilitasi pengembangan sistem surveilans, sistem informasi/

pelaporan, serta sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan

kegawatdaruratan dan bencana berbasis masyarakat.

e. Memfasilitasi ketersediaan tenaga kesehatan untuk poskeskel.

f. Menyelenggarakan pelatihan bagi pelatih (TOT).

g. Menyediakan dana dan dukungan sumberdaya lain.

h. Menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi.

8. Peran pemangku kepentingan (Stakeholder)

a. Pejabat Pemerintah Daerah.

i. Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk

penyelenggaraan Poskeskel.

ii. Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk

memanfaatkan pelayanan Poskeskel.

Page 23: Poskeskel

iii. Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk berperan aktif

dalam penyelenggaraan Poskeskel.

iv. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan poskeskel

secara berkesinambungan dan lestari.

b. Tim Penggerak PKK.

i. Berperan aktif dalam pengembangan dan penyelanggaraan

Poskeskel.

ii. Menggerakkan masyarakat untuk mengelola, menyelenggarakan

dan memanfaatkan Poskeskel.

iii. Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan dalam mendukung

kegiatan Poskeskel.

c. Tokoh masyarakat.

i. Menggali sumberdaya untuk kesinambungan dan kelangsungan

penyelenggaraan Poskeskel.

ii. Menaungi dan membina Poskeskel.

iii. Menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan

Poskeskel.

d. Organisasi kemasyarakatan/LSM/dunia usaha/swasta.

i. Berperan aktif dalam penyelenggaraan Poskeskel.

ii. Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pengembangan dan

penyelenggaraan Poskeskel.

B. Peningkatan 1,8

Page 24: Poskeskel

Dalam rangka peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan, maka perlu

adanya peningkatan sarana dan prasarana serta sumberdaya penunjang. Ada dua

macam peningkatan, yakni :

1. Peningkatan program pelayanan

Peningkatan program yang dimaksud adalah meningkatkan jenis kegiatan

pelayanan yang disesdiakan untuk masyarakat. Hal ini bisa dilakukan setelah

Poskeskel tersebut telah mampu dalam arti memiliki sarana, prasarana dan

sumber daya yang memadai serta kegiatan utamanya telah dapat

diselenggarakan secara optimal.

Penambahan jenis kegiatan pelayanan ini ditetapkan melalui langkah-

langkah PKMD serta melibatkan masyarakat dan unit terkait, dengan fasilitasi

Puskesmas. Penambahan program atau kegiatan tetap memperhatikan fungsi

dan kewenangan Poskeskel.

2. Peningkatan kuaalitas pelayanan.

Poskeskel mempunyai tanggungjawab dan kewenangan untuk

memberikan pelayanan dan menyelenggarakan kegiatan tertentu.

Penyelenggaraan kegiatan serta pelayanan yang diberikan harus

memperhatikan dan menjamin mutu. Artinya pelayanan yang diberikan harus

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Oleh karenanya peningkatan

mutu pelayanan harus selalu dilaksanakan.

2.5 Indikator Keberhasilan Pos Kesehatan Kelurahan1,8

Page 25: Poskeskel

Guna mengukur keberhasilan pelaksanaan Poskeskel, dapat dilihat dari komponen

sistem Poskeskel, yaitu input dan output menuru tujuan, sasaran, fungsi, dan pelayanan

yang diberikan. Indikator yang ditetapkan harus mempunyai daya ungkit terhadap

pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya. Adapun indikator tersebut adalah :

1. Input

a. Jumlah kader aktif.

b. Jumlah tenaga kesehatan yang tersedia.

c. Tersedianya sarana (alat & obat)

d. Tersedianya tempat pelayanan.

e. Tersedianya dana operasional Poskeskel.

f. Tersedianya data/catatan (jumlah bayi di immunisasi, jumlah kematian)

2. Output

a. Cakupan ibu hamil yang dilayani (K4)

b. Cakupan persalinan yang dilayani (Linakes)

c. Cakupan kunjungan neonatus (KN2)

d. Cakupan BBLR yang dirujuk.

e. Jumlah bayi dan anak balita BB tidak naik (T) ditangani.

f. Jumlah Balita Gakin umur 6-24 bulan yang mendapat MP-ASI.

g. Cakupan imunisasi.

h. Cakupoan pelayanan gawat darurat dan KLB dalam tempo 24 jam.

i. Cakupan keluarga yang punya jamban.

j. Cakupan keluarga yag dibina sadar gizi.

k. Cakupan keluarga yang menggunakan garam beryodium.

Page 26: Poskeskel

l. Tersedianya data kesehatan lingkungan (jumlah jamban, air bersih dan SPAL)

m. Jumlah kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit menular tertentu yang

menjadi masalah setempat.

n. Peningkatan perkembangan UKBM yang dibina.