posisi kepla
description
Transcript of posisi kepla
POSISI KEPALA DALAM STABILITASI TEKANAN INTRAKRANIALOleh : Moh. Bahrudin, dipublish oleh: Sunardi (Residensi Sp.KMB)
Tekanan intracranial ialah tekanan dalam ruang tengkorak, berdasarkan
hipotesis Monro-Kellie : merupakan jumlah volume darah intracranial, jaringan
otak, cairan otak yang bersifat tetap, karena berada dalam ruang tengkorak yang
bersifat kaku, tekanan tersebut menjalar ke setiap sisi ruangan di dalam
tengkorak.
Tekanan intra cranial normal, tergantung usia. Pada bayi tekanan berkisar
1,5 – 6 mmHg, anak-anak 3-7 mmHg, dan dewasa tekanan berkisar < 10-15
mmHg. TIK tidak dalam kondisi statis, tetapi dipengaruhi oleh beberapa factor
antara lain tekanan sistolik jantung dan perubahan tekanan dalam pernafasan.
Tekanan intracranial dihasilkan oleh volume otak sekitar 1400 ml pada orang
dewasa, cairan serebrospinal 75 cc, sirkulasi darah otak sekitar 75 cc.
Berat otak sekitar 2 % dari total berat tubuh, pada kondisi istirahat
menerima darah sekitar 15 % dari cardiac output dan 20 % pada kondisi
akitivitas.
A. Patofisiologi
Ruang intracranial yang kaku berisi jaringan otak (1400 g), darah (75 ml)
darah otak di suplai dari 3 sumber utama yaitu arteri vertebral, arteri caritis
internal, willis circle, dan cairan serebrospinal/CSS (75 ml). volume dan tekanan
pada ketiga komponen ini selalu berhubungan dengan keadaan keseimbangan.
Hipotesa Monro-Kellie menyatakan bahwa karena keterbatasan ruang ini untuk
ekspansi di dalam tengkorak, adanya peningkatan salah satu dari komponen ini
menyebabkan perubahan pada volume yang lain, dengan mengubah posisi atau
menggeser CSS, meningkatkan absorbsi CSS, atau menurunkan volume darah
serebral. Tanpa adanya perubahan , TIK akan meningkat.
Dalam keadaan normal, perubahan ringan pada volume darah dan volume
CSS yang konstan. Ketika ada perubahan tekanan intratorakal ( seperti batuk,
bersin, tegang), perubahan bentuk dan tekanan darah dan fluktuasi kadar gas
darah arteri. Keadaan patologis seperti cedera kepala, stroke, radang, tumor otak
1
atau bedah intracranial mengubah hubungan antara volume intracranial dan
tekanan.
TIK secara umum dapat disebabkan oleh 4 faktor, yaitu :
- Peninggian cerebral blood volume. Hal ini dapat disebabkan karena
peninggian central venous pressure dan vasodilatasi serebral.
- Edema serebri. Hal ini dapat disebabkan karena penurunan tekanan sistemik
yang akan menimbulkan penurunan cerebral perfusion pressure, selanjutnya
akan menurunkan cerebral blood flow sehingga menimbulkan hipoksia
jaringan otak. Jika hal ini berlanjut akan terjadi kerusakan otak kemudian
kerusakan blood brain barrier sehingga edema serebri.
- Obstruksi aliran CSS ( cairan serebro spinal ). Hal ini dapat disebabkan
karena efek massa, infeksi, perdarahan trauma, dan lain-lain.
- Efek massa. Hal ini dapat menimbulkan desakan dan peregangan
mikrovaskuler akibatnya terjadi pergeseran jaringan otak dan kerusakan
jaringan.
Peningkatan TIK merupakan kedaruratan yang harus diatasi dengan segera.
Ketika tekanan meninggi, subtansi otak ditekan. Fenomena sekunder disebabkan
gangguan sirkulasi dan edema yang dapat menyebabkan kematian.
Penatalaksanaan penurunan TIK, salah satunya adalah mengatur posisi pasien
dengan kepala sedikit elevasi ( 15 – 30 0 ) untuk meningkatkan venous drainage
dari kepala dan elevasi kepala dapat menyebabkan penurunan tekanan darah
sistemik, mungkin dapat dikompromioleh tekanan perfusi serebral.
2
B. Posisi Pasien Dengan Peningkatan Tekanan Intrakranial
Elevasi kepala yang dapat mengontrol TIK, yaitu menaikkan kepala dari
tempat tidur sekitar 15 – 300. Tujuan untuk menurunkan TIK, jika elevasi lebih
tinggi dari 30 maka tekanan perfusi otak akan turun. Gambar dibawah ini
menunjukkan hubunan antara posisi kepala, penurunan TIK dan tekanan perfusi
otak.
3
Cerebral vasodilatasi
↑ ICP
Edema serebral MassaCSF Outflow Obstruksion
Elevation head 15 - 300
Nursing Intervention
↑ Venous drainage from head Compromise cerebral perfusion pressure
↓ ICP & maintain cerebral perfusion pressure
↑PCO2 ↓PO2 <50 mmHg ↓ BP
Indikasi
- menurunkan tekanan intracranial pada kasus trauma kepala, lesi otak, atau
gangguan neurology.
- Memfasilitasi venous drainage dari kepala.
Kontra Indikasi dan Perhatian
1. Hindari posisi tengkurap dan trendelenburg. Beberapa kontrovesi yaitu posisi
pasien adalah datar, jika posisi datar di anjurkan, mungkin sebagai indikasi
adalah monitoring TIK. Tipe monitoring TIK yang tersedia adalah screws,
cannuls, fiberoptic probes.
2. Elevasi bed bagian kepala digunakan untuk menurunkan TIK. Beberapa
alasan bahwa elevasi kepala akan menurunkan TIK, tetapi berpengaruh juga
terhadap penurunan CPP. Alas an lain bahwa posisi horizontal akan
meningkatkan CPP. Maka posisi yang disarankan adalah elevasi kepala
antara 15 – 300, yang mana penurunan ICP tanpa menurunkan CPP. Aliran
darah otak tergantung CPP, dimana CPP adalah perbedaan antara mean
arterial pressure ( MAP) dan ICP. CPP = MAP – ICP. MAP = ( 2 diastolik +
sistolik ) : 3. CPP, 70 – 100 mmHg untuk orang dewasa, > 60 mmHg pada
anak diatas 1 tahun, > 50 mmHg untuk infant 0-12 bulan.
3. Kepala pasien harus dalam posisi netral tanpa rotasi ke kiri atau kanan, flexion
atau extension dari leher.
4. Elevasi bed bagian kepala diatas 400 akan berkontribusi terhadap postural
hipotensi dan penurunan perfusi otak.
5. Meminimalisasi stimulus yang berbahaya, berikan penjelasan sebelum
menyentuh atau melakukan prosedur.
6. Rencanakan aktivitas keperawatan. Jarak antara Aktivitas keperawatan paling
sedikit 15 menit .
7. Elevasi kepala merupakan kontra indikasi pada pasien hipotensi sebab akan
mempengaruhi CPP.
Peralatan
- Stretcher atau hospital bad.
4
- Towel roll ( Jika perlu )
- Cervical collar ( Jika perlu )
Prosedur
1. Letakkan pasien dalam posisi terlentang.
2. Jaga kepala dalam posisi netral tanpa flexi, extension atau rotasi, jika cervical
collar digunakan, jaga venous return vena jugularis dari obstruksi. Handuk
gulung dapat digunakan untuk mensupport kepala jika perlu.
3. Letakkan bed pada posisi yang diinginkan.
4. luruskan ekstrimitas bawah. Hindari dari flexi. Dimana posisi flexi akan
meningkatkan tekanan intra abdominan.
5. Letakkan footboard untuk mencegah telapak kaki jatuh.
6. Jika pasien harus manggunakan backboard, maka gunakan posisi
trendelenburg untuk mengelevasikan kepala pasien.
Perhatian Khusus
1. Gunakan restrains dan alat immobilisasi untuk menjaga posisi tubuh pasien .
2. Backboards dapat menyebabkan kerusakan kulit sebagian terutama pada
pasien tua.
Komplikasi
1. Fleksi, ekstensi atau rotasi leher akan meningkatkan TIK karena obstruksi
venous outflow.
2. Penumpukan secret atau kerusakan kulit mungkin terjadi bila posisi pasien
tidak di rubah setiap 2 jam.
3. Nyeri atau kegelisahan akan meningkatkan TIK.
Pendidikan Pasien
1. Jika pasien sadar, maka pasien di anjurkan untuk melaporkan adanya
peningkatan sakit kepala, nausea, gangguan penglihatan.
2. Jelaskan posisi yang digunakan selama intervensi untuk mengontrol TIK. Dan
posisi akan dirubah setiap 2 jam.
5
6
C. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
Tingkat kesadaran pasien dikaji sebagai dasar dalam mengidentifikasi
kreteria Skala Koma Glasgow : respon membuka mata, bicara dan motorik.
Respon pasien direntang pada skala 3 – 15. Membuka mata dapat membantu
dalam menentukan penyebab deficit neurologist. Jika pasien dalam keadaan
koma tetapi membuka mata spontan, maka masalah yang ada yang ada adalah
metabolic, sebaliknya jika pasien tidak tidak membuka mata dapat dikatakan
terdapat masalah neurologik. Respon verbal, pemeriksa membutuhkan
pengkajian meliputi orientasi (tempat, waktu, orang ). Bila respon yang dicatat
pada pasien yang menggunakan trakeostomi dan endotrakhea maka penguji
menulis kode “T”. Respon motorik termasuk gerakan spontan, gerakan yang ada
disebabkan oleh stimulus yang tidak diketahui seperti suntikan atau cubitan. Dua
tipe dalam memposisikan yang diperhatikan adalah deserrbrasi dan dekortikasi.
Perubahan samara, gelisah, sakit kepala, pernafasan cepat . gerakan tidak
tertuju dan mental berkabut dapat merupakan indikasi klinis dini dari peningkatan
TIK. Indicator pertama TIK adalah perubahan tingkat kesadaran.
Perubahan tanda vital, perubahan tanda vital mungkin tanda akhir dari
peningkatan TIK. Pada peningkatan TIK, frekwensi nadi dan pernafasan
menurun dan tekanan darah serta suhu meningkat. Tanda – tanda spesifik yang
diobservasi termasuk adanya tekanan tinggi pada arteri, bradikardi dan respirasi
tidak teratur.
Sakit kepala. Sakit kepala konstan, yang meningkat intensitasnya, dan
diperberat oleh gerakan atau mengejan. Perubahan pupil dan okuler. Peningkatan
tekanan atau menyebarnya bekuan darah pada otak dapat mendesak otak pada
saraf okulomotorius dan optikal, yang menimbulkan perubahan pupil. Muntah,
muntah berulang dapat terjadi pada peningkatan tekanan pada pusat reflek
muntah di medulla.
7
b. Pemeriksaan Penunjang
pemeriksaan laboratorium meliputi : monitor CSF protein, glukosa,
culture, gram stain dan cell count. Monitor serum PCO2 dan PH. Monitor serum
osmolaritas ketika pasien mendapat terapi manitol. Monitor PT/PTT
c. Diagnosa Keperawatan
berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan utama untuk pasien
dengan peningkatan TIK adalah sebagai berikut :
- Perubahan perfusi jaringan serebral yang berhubungan dengan peningkatan
TIK.
- Pola nafas tidak efektif yang berhubungan dengan disfungsi (kompresi
batang otak, perubahan posisi struktur ).
- Bersihan jalan nafas tidak efektif yang berhubungan dengan akumulasi
sekresi sekunder akibat depresi pada tingkat penurunan respon.
- Perubahan eliminasi perkemihan dan defekasi yang berhubungan dengan
pengaruh obat, pemasangan kateter uretra menetap dan penurunan asupan
makan/minum.
d. Intervensi Keperawatan
Pantau terhadap bradikardi, peningkatan tekanan darah, reflek cushing.
Kepala pasien dipertahankan dalam posisi netral, yang dipertahankan dengan
penggunaan kolar servikal bila perlu.
Peninggian kepala 15 – 300 dipertahankan untuk membantu drainase vena
Hindari ekstrem lehar dan fleksi leher.
Fleksi panggal ekstrem dihindari karena posisi ini menyebabkan peningkatan
tekanan intra abdomen. Dan intra torakal.
Hindari valsava maneuver .
Hindari konstraksi otot isometric karena meningkatkan tekanan darah dan
bahkan TIK.
D. Pengalaman Klinik
Selama merawat pasien dengan peningkatan TIK, yang disebabkan oleh
trauma kepala, stroke atau penyabab lain. Pasien selalu diposisikan dengan kepala
8
lebih tinggi yaitu sekitar 15 – 30 0 dengan teknik meninggikan bed bagian kepala.
Tanda-tanda peningkatan TIK selalu dipantau setiap 2 jam sekali meliputi sakit
kepala, mual-munta, kejang, panas tinggi, perubahan pernafasan. Dalam merawat
pasien dengan peningkatan TIK, tidak hanya memperhatikan posisi kepala saja,
tetapi semua aspek diperhatikan antara lain produksi urine, perubahan neurologist,
reflek pupil mata terhadap cahaya, dan lain-lain.
E. Kritik
Pelaksanaan elevasi kepala pada pasien dengan peningkatan TIK, dalam
literature sudah dijelaskan secara lengkap yang meliputi tujuan, indikasi,
kontraindikasi, prosedur, hal-hal yang harus di perhatikan. Sehingga memudahkan
perawat pelaksana dalam memberikan posisi.
F. Rencana Aplikasi Klinik
Melakukan pengkajian terhadap tanda-tanda peningkatan TIK pada pasien
dengan trauma kepala, gangguan neurologist ( syaraf pusat ).
Memberikan posisi kepala lebih tinggi sekitar 15 – 30 0 pada pasien dengan
peningkatan TIK, dengan meninggikan bed bagian kepala atau memberikan
posisi trendelenburg. Apabila bed bagian kepala tidak dapat ditinggikan maka
memberikan balok pada kaki tempat tidur dibagian kepala (lihat gambar : 1).
Mengobservasi posisi leher, agar tidak terjadi fleksi., ekstensi atau rotasi.
Menjaga posisi telapak kaki tetap tegak dengan memberikan footboard.
Melakukan pengkajian tanda-tanda peningkatan TIK setiap 2 jam.
9
Daftar Pustaka
Jean A. Proehl, RN, MN, CEN, CCRN.1999. Emergency Nursing Prosedur. W.B Saunders Company: Philadelphia.
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawatan Medikal bedah. EGC: Jakarta
Arjatmo Tjokronegoro & Henra utama. 2002. Update In Neuroemergencies. Balai Penerbit FKUI: Jakarta.
Joseph V, dkk. Intracranial pressure/ head elevation. Diambil 17 Februari 2006. http ://pedscm.wustl.edu/all_net/English/Neuropage/Protect/icp-Tx-3.htm
Vincent Thamburaj. Intracranial Pressure. Diambil 17 Februari 2006. http://www.Rhamburaj.com/assited_ventilation-in-neurosurgery.htm.
UNC Hospital. Intracranial Pressure Monitoring. Diambil 17 Februari 2006. www. intracranial pressure monitoring.
Chris Winkelman. Neurological Critical Care. American journal Of Critical care. Nopember 2000-volume 9 Number 6.
Richard Arbour. Critical care Nurse. Critical care nurse, June 1998 volume 18 Number 3
10