Portofolio DHF
description
Transcript of Portofolio DHF
BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO
Pada hari , telah dipresentasikan portofolio oleh:
Nama Peserta : dr. Nurhidayati
Dengan judul/topik : DHF gr I
Nama Pendamping : dr. Ferry Fadillah
Nama Wahana : RSUD Malingping Banten
No. Nama Peserta Presentasi No. Tanda Tangan
1 dr.Dessyta SN Aziz 1
2 dr.Lydia Amalia 2
3 dr.Meri Novita 3
4 dr.Rani Budiwidyaningrum 4
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Pendamping
( )
BORANG PORTOFOLIO
No. ID dan Nama Peserta: dr. Nurhidayati
No. ID dan Nama Wahana: RSUD Malingping
Topik: DHF gr I
Tanggal (kasus): 11 Agustus 2013
Tanggal Presentasi: 14 September 2013 Pendamping: dr. Ferry Fadillah
Tempat Presentasi: RSUD Malingping
Objektif Presentasi:
Keilmuan Keterampilan Penyegaran TinjauanPustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: Pasien wanita, usia 20 tahun, datang dengan keluhan demam sejak 3 hari
Tujuan: Mendiagnosis dan menatalaksana pasien
Bahan Bahasan: TinjauanPustaka Riset Kasus Audit
Cara Membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos
Data pasien: Nama: Ny. A Nomor registrasi: 050445
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Gambaran Klinis:
Pasien datang dengan keluhan demam yang telah diderita sejak 3 hari sebelum masuk
rumah sakit, demam dirasakan tidak turun naik dan menetap. Demam tidak pernah
diukur suhunya oleh pasien. Pasien juga merasakan mual tetapi tidak sampai muntah.
Terasa sedikit nyeri pada pertengahan perutnya. Tidak ada keluar darah dari hidung atau
pada saat pasien menggosok gigi. Tidak ada keluhan pada tenggorokan pasien. Lidah
pasien tidak kotor. Pasien juga merasa mulai terasa lemas dan nafsu makan dan minum
pasien sedikit berkurang. BAK dan BAB pasien tidak ada kelainan. Pasien belum pernah
mengalami hal seperti ini sebelumnya. Riwayat suka makan di sembarang tempat
disangkal. Tetangga di dekat rumah pasien ada yang menderita demam berdarah.
Kira-kira 1 hari sebelum masuk rumah sakit pasien sudah berobat ke klinik dokter dan
diberikan obat-obatan tetapi karena keluhan yang dirasakan pasien masih tetap sama
makan keesokan harinya pasien memutuskan datang ke rumah sakit.
2. Riwayat Penyakit dahulu:
Riwayat asma disangkal.
Riwayat penyakit jantung disangkal.
Riwayat penyakit TB (fleg paru) disangkal
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat kencing manis disangkal
Riwayat merokok disangkal
Riwayat minum alkohol disangkal.
Riwayat minum obat tertentu secara rutin disangkal
Riwayat alergi makanan, debu, obat, dll disangkal
3. Riwayat keluarga: Riwayat keluarga dengan keluhan sama disangkal
Riwayat alergi dalam keluarga disangkal
4. Riwayat pekerjaan: Ibu Rumah Tangga
5. Kondisi lingkungan sosial dan fisik: pasien berasal dari keluarga cukup, lingkungan
rumah bersih, ventilasi kurang.
DaftarPustaka:
1. Departemen Kesehatan RI. Tatalaksana Demam Berdarah Dengue di indonesia.
Jakarta: 2009.
2. Riyanto BS, Hisyam B. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 4. Demam
Berdarah Dengue. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen IPD FKUI, 2006. p.
984-5.
3. PB PAPDI. Panduan Pelayanan Medik. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen
IPD FKUI, 2006. p. 105-8
Hasil Pembelajaran:
1. Diagnosis DHF Stadium I
2. Tatalaksana DHF Stadium I
3. Menentukan pencegahan, untuk mengurangi angka kekambuhan
RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO
Subjektif:
Pasien datang dengan keluhan demam yang telah diderita sejak 3 hari sebelum masuk
rumah sakit, demam dirasakan tidak turun naik dan menetap. Demam tidak pernah
diukur suhunya oleh pasien. Pasien juga merasakan mual tetapi tidak sampai muntah.
Terasa sedikit nyeri pada pertengahan perutnya. Tidak ada keluar darah dari hidung atau
pada saat pasien menggosok gigi. Tidak ada keluhan pada tenggorokan pasien. Lidah
pasien tidak kotor. Pasien juga merasa mulai terasa lemas dan nafsu makan dan minum
pasien sedikit berkurang. BAK dan BAB pasien tidak ada kelainan. Pasien belum pernah
mengalami hal seperti ini sebelumnya. Riwayat suka makan di sembarang tempat
disangkal. Tetangga di dekat rumah pasien ada yang menderita demam berdarah.
Kira-kira 1 hari sebelum masuk rumah sakit pasien sudah berobat ke klinik dokter dan
diberikan obat-obatan tetapi karena keluhan yang dirasakan pasien masih tetap sama
makan keesokan harinya pasien memutuskan datang ke rumah sakit
Objektif:
Pasien didiagnosis dengan DHF Stadium I.
Dasar diagnosis pasien ini adalah :
Pada anamnesis didapatkan:
- Demam yang berlangsung 3 hari
- Mual
- Nyeri pada ulu hati
Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
Kesadaran: Compos mentis
Keadaan gizi : BB : 56 kg ; TB : 168 cm BMI : 19,32
Tanda-tanda vital:
o Tekanan darah : 120/90 mmHg
o Nadi: 89x/menit
o Respirasi: 26x/menit
o Suhu : 38 , 9 C
Kepala : normochepali, simetris
Rambut : Hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Pupil isokor (3 mm/3mm), Reflek cahaya (+/+)
Hidung : Lapang, sekret -/-, darah (-/-)
Bibir : Mukosa bibir lembab
Gigi geligi : Baik, karies tidak ada.
Lidah : Tidak kotor, tremor (-)
Tonsil : T1 – T1, tidak hiperemis
Faring : Tidak hiperemis
Telinga : darah (-/-), secret (-/-)
Leher : JVP (5-1) cmH2O, KGB tidak membesar
Thorax : jejas (-)
Paru-paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi : Stem fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Bunyi Nafas Dasar Vesikuler, ronkhi -/- , wheezing -/-
Jantung
Inpeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : tampak datar
Palpasi : Lemas, hepar dan lien tak teraba, nyeri tekan epigastrium (+).
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal.
Genitalia : Tidak diperiksa
Ekstrimitas : Akral hangat, sianosis tidak ada, petekie spontan (-)
Cappilary Reffil < 2 detik, Rumplle Leed (+)
Pemeriksaan Lab:
Hemaglobin :13,2 g/dL
Hematokrit : 40 %
Leukosit : 6.100 /uL
Trombosit : 78.000 /uL
Assessment:
Definisi
Adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes Aegypti
Etiologi
Virus dengue termasuk dalam kelompok arbovirus B., dan sekarang
dikenal sebagai genus flavivirus, famili flaviviridae yang memiliki 4 serotipe virus
dengue ( den-1, den-2, den-3, den-4). Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan
antibody terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibody yang terbentuk
terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan
terhadap yang memadai terhadap serotipe lain tersebut. 2
Sabin adalah orang pertama yang berhasil mengisolasi virus dengue, yaitu dari darah
penderita sewaktu terjadi epidemi demam dengue di Hawaii dengan diberi nama tipe I,
sedangkan virus dari penderita demam dengue yang berasal dari New Guinea diberi
nama tipe 2. Dari serum penderita yang diserang Philippine hemoragic fever yang
terjadi di Manila pada tahun 1953 dapat diisolasi tipe virus dengue baru yang diberi
nama virus dengue tipe 3 dan 4.
Terdapat tiga factor yang berperan pada penularan infeksi dengue yaitu manusia, virus
dan vektor perantara. Nyamuk aedes aegypti dapat menularkan virus dengue pada
manusia secara langsung dan tidak langsung.
Secara langsung: setelah menggigit orang yang sedang mengalami viremia, secara tidak
langsung setelah melalui masa inkubasi dalam tubuhnya selama 8-10 hari (periode
inkubasi ekstrinsik), pada manusia diperlukan waktu 4-6 hari (periode inkubasi intrinsic)
sebelum menjadi sakit setelah virus masuk dalam tubuh.
Pada nyamuk sekali virus masuk dan berkembang biak maka nyamuk tersebut seumur
hidupnya dapat menularkan virus. Tapi pada manusia penularan hanya dapat terjadi saat
tubuh dalam keadaan viremia antara 3-5 hari.
Di Indonesia dikenal 2 jenis nyamuk Aedes, yaitu :
1. Aedes aegypti
Nyamuk aides aegypti berasal dari mesir yang kemudian menyebar ke
seluruh dunia dengan adanya kapal laut dan udara.
Paling sering ditemukan baik di kota maupun di desa
Nyamuk hidup dan berkembang biak melalui air bersih dan tidak langsung
berhubungan dengan tanah,seperti : Bak mandi/ WC, minuman burung, air
tempayan/gentong, kaleng, ban bekas, dll.
Nyamuk ini sepintas nampak berlurik, berbintik-bintik putih.
Tersebar luas di pelosok Tanah Air kecuali ketinggian > 1000 m d p
Daur hidup nyamuk: 10-12 hari ( telur – dewasa )
Hanya nyamuk betina yang menggigit dan menghisap darah terutama pagi
dan sore hari .Umur nyamuk Betina: 2 minggu – 3 bulan , dengan rata-rata
1,5 bulan tergantung suhu dan kelembaban udara.
Kemampuan terbang: 40-100m dari tempat perkembang biakkannya.
Tempat istirahat: benda-benda yang tergantung dalam rumah seperti gordyn,
kelambu, pakaian di kamar gelap dan sembab.
2. Aedes albopictus
Nyamuk jenis ini kurang berperan menyebarkan penyakit demam berdarah,hal ini
karena hidup dan berkembang biaknya di kebun atau semak-semak,dimana
tertampung air ujan yang bersih yaitu pohon pisang, pandan, dll.menggigit pada
siang hari dan jarak terbangnya hanya 50 meter.
Patogenesis
Saat ini didominasi 2 teori besar :
1. Teori Virulensi virus
- Dikeluarkan oleh Sabin (1931)
- Diantara serotipe dan diantara strain sendiri juga mempunyai susunan
protein yang berbeda
- Infeksi tergantung dari jumlah dan virulensi virus yang mengalahkan
pertahanan tubuh
- Tidak membedakan secara tegas antara DD dan DBD. 3
2. Teori Imunopatologi
- Reaksi imun mempunyai dua aspek : respon kekebalan atau malah
menyebabkan penyakit.
- Sesudah mendapat infeksi virus dengue satu serotipe kekebalan
terhadap serotipe tersebut tapi tidak untuk serotipe lain.
- Jika terkena infeksi dengan serotipe berbeda maka akan timbul infeksi
yang berat.
- Teori ini disebut ”secondary heterologous infection” oleh Halstead. 3
Beberapa teori lain yaitu teori antigen antibodi, teori infection enhancing antibody, dan
teori mediator
Klasifikasi
Gejala Keterangan
Demam Dengue Demam disertai 1 atau lebih gejala: nyeri
kepala,nyeri belakang mata, nyeri otot,nyeri
sendi
Rawat Jalan
DBD Derajat I Gejala diatas di tambah uji bendung (+) Rawat Observasi
Rawat jalan
DBD Derajat II Gejala diatas ditambah perdarahan spontan Rawat inap
DBD Derajat III Gejala diatas ditambah tanda-tanda: nadi
cepat, penurunan TD, ujung-ujung tangan
dan kaki dingin
Rawat inap
DBD Derajat IV Syok berat. Rawat inap
Keterangan :
1. Derajat I dan II disebut DBD tanpa renjatan
2. Derajat III dan IV disebut DBD dengan renjatan atau DSS.
KRITERIA DIAGNOSIS DBD WHO (1997)
Kriteria klinis
- Demam 2-7 hari,timbul mendadak ,tinggi terus menerus tanpa sebab yang jelas
- Manifestasi pendarahan ,baik karena manipulasi ( uji torniquet ) maupun karena
spontan ( petekia, purpura, ekimosis, epistaksis dan perdarahan gusi ), hemate-
mesis, melena.
- Pembesaran hati
- Syok: nadi kecil dan cepat dengan tekanan nadi < 20 mmHg, atau hipotensi
menjadi 80 mmHg , akral dingin, penurunan kesadaran, sianosis sirkumoral. 1
Kriteria laboratorik
1. Trombositopenia: jumlah trombosit 100.000/mm3
2. Hemokonsentrasi: meningginya nilai hematokrit > 20 % dari normal. 1
Diagnosis di tegakkan bila di dapat 2 gejala klinik disertai trombositopenia dengan atau
tanpa hemokonsentrasi. 1
Diagnosa Banding
DHF didiagnosa banding dengan :1
1. Malaria
2. Idiopatic Thrombocytopenic Purpura
3. Demam Chikunguya
4. Typhoid
Penatalaksanaan
Adapun tujuan dari penatalaksanaan DHF ini adalah :1
Mencegah progesifitas penyakit
Mengurangi gejala
Mencegah dan mengobati komplikasi
Menurunkan angka kematian
Pengobatan DBD hanyalah bersifat simtomatis dan supotrif
Pemberian cairan yang cukup untuk mengurangi supaya tidak terjadi dehidarasi
akibat demam tinggi, anoreksia dan muntah.
Antipiretik, yaitu golongan Acetaminofen (Parasetamol). Jangan memberikan
golongan salisilat karena akan lebih memperberat perdarahan
Surface cooling yaitu dengan kompres air dingin
Antikonvulsan, bila kejang dapat diberikan Diazepam dan fenobarbitol.
Kriteria pemulangan pasien :
1. Tidak demam selama 24 jam tanpa anti piretik
2. Secara klinis tampak ada perbaikan
3. Hematokrit stabil
4. Trombosit > 50.000/mm3
Program Pemberantasan Sarang Nyamuk dan Kewaspadaan Dini sebaiknya dimasukkan
sebagai salah satu tujuan selama tatalaksana DHF
1. Kewaspadaan dini
Mencegah dan membatasi KLB /wabah .
- 3 M
- Penyembuhan intensif
- Kerja bakti
- Pemantauan jentik berkala
2. Pemberantasan Vektor
a. Fogging /penyemprotan
b. Penyembuhan
c. Abatisasi selektif
d. Kerja bakti :3M .
Prognosa
Dubia ad Bonam Jika cepat ditangani
Komplikasi
Ensefalopati Dengue, Oedem Paru, Kematian
Plan:
Diagnostik kerja :
Pasien didiagnosis dengan DHF Derajat I
Pengobatan:
Penanganan pasien diberikan sebagai berikut :
IVFD RL 500 ml/ 4 jam
Paracetamol Tab 3x500 mg
Omeprazole Tab 1x20 mg
Pemeriksaan darah rutin / 24 jam
Pendidikan:
• Tujuan edukasi pada pasien DHF :
1. Mengenal perjalanan penyakit dan pengobatan
2. Melaksanakan pengobatan yang maksimal
3. Mencapai aktivitas yang optimal
4. Meningkatkan kualitas hidup
• Secara umum bahan edukasi yang harus diberikan adalah :
1. Pengetahuan dasar tentang DHF
2. Cara pencegahan perburukan penyakit
3. Menghindari pencetus
Konsultasi dan Rujukan:
Pasien ini sebenarnya tidak memerlukan konsultasi atau rujukan karena kondisinya yang
masih cukup bagus.