Portofolio DHF

15
BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO Pada hari , telah dipresentasikan portofolio oleh: Nama Peserta : dr. Nurhidayati Dengan judul/topik: DHF gr I Nama Pendamping : dr. Ferry Fadillah Nama Wahana : RSUD Malingping Banten No . Nama Peserta Presentasi No. Tanda Tangan 1 dr.Dessyta SN Aziz 1 2 dr.Lydia Amalia 2 3 dr.Meri Novita 3 4 dr.Rani Budiwidyaningrum 4 Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya. Pendamping ( )

description

khb

Transcript of Portofolio DHF

Page 1: Portofolio DHF

BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO

Pada hari , telah dipresentasikan portofolio oleh:

Nama Peserta : dr. Nurhidayati

Dengan judul/topik : DHF gr I

Nama Pendamping : dr. Ferry Fadillah

Nama Wahana : RSUD Malingping Banten

No. Nama Peserta Presentasi No. Tanda Tangan

1 dr.Dessyta SN Aziz 1

2 dr.Lydia Amalia 2

3 dr.Meri Novita 3

4 dr.Rani Budiwidyaningrum 4

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Pendamping

( )

Page 2: Portofolio DHF

BORANG PORTOFOLIO

No. ID dan Nama Peserta: dr. Nurhidayati

No. ID dan Nama Wahana: RSUD Malingping

Topik: DHF gr I

Tanggal (kasus): 11 Agustus 2013

Tanggal Presentasi: 14 September 2013 Pendamping: dr. Ferry Fadillah

Tempat Presentasi: RSUD Malingping

Objektif Presentasi:

Keilmuan Keterampilan Penyegaran TinjauanPustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi: Pasien wanita, usia 20 tahun, datang dengan keluhan demam sejak 3 hari

Tujuan: Mendiagnosis dan menatalaksana pasien

Bahan Bahasan: TinjauanPustaka Riset Kasus Audit

Cara Membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

             

Data pasien: Nama: Ny. A Nomor registrasi: 050445

Data utama untuk bahan diskusi:

1. Gambaran Klinis:

Pasien datang dengan keluhan demam yang telah diderita sejak 3 hari sebelum masuk

rumah sakit, demam dirasakan tidak turun naik dan menetap. Demam tidak pernah

diukur suhunya oleh pasien. Pasien juga merasakan mual tetapi tidak sampai muntah.

Terasa sedikit nyeri pada pertengahan perutnya. Tidak ada keluar darah dari hidung atau

pada saat pasien menggosok gigi. Tidak ada keluhan pada tenggorokan pasien. Lidah

pasien tidak kotor. Pasien juga merasa mulai terasa lemas dan nafsu makan dan minum

pasien sedikit berkurang. BAK dan BAB pasien tidak ada kelainan. Pasien belum pernah

mengalami hal seperti ini sebelumnya. Riwayat suka makan di sembarang tempat

disangkal. Tetangga di dekat rumah pasien ada yang menderita demam berdarah.

Kira-kira 1 hari sebelum masuk rumah sakit pasien sudah berobat ke klinik dokter dan

Page 3: Portofolio DHF

diberikan obat-obatan tetapi karena keluhan yang dirasakan pasien masih tetap sama

makan keesokan harinya pasien memutuskan datang ke rumah sakit.

2. Riwayat Penyakit dahulu:

Riwayat asma disangkal.

Riwayat penyakit jantung disangkal.

Riwayat penyakit TB (fleg paru) disangkal

Riwayat hipertensi disangkal

Riwayat kencing manis disangkal

Riwayat merokok disangkal

Riwayat minum alkohol disangkal.

Riwayat minum obat tertentu secara rutin disangkal

Riwayat alergi makanan, debu, obat, dll disangkal

3. Riwayat keluarga: Riwayat keluarga dengan keluhan sama disangkal

Riwayat alergi dalam keluarga disangkal

4. Riwayat pekerjaan: Ibu Rumah Tangga

5. Kondisi lingkungan sosial dan fisik: pasien berasal dari keluarga cukup, lingkungan

rumah bersih, ventilasi kurang.

DaftarPustaka:

1. Departemen Kesehatan RI. Tatalaksana Demam Berdarah Dengue di indonesia.

Jakarta: 2009.

2. Riyanto BS, Hisyam B. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 4. Demam

Berdarah Dengue. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen IPD FKUI, 2006. p.

984-5.

3. PB PAPDI. Panduan Pelayanan Medik. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen

IPD FKUI, 2006. p. 105-8

Hasil Pembelajaran:

1. Diagnosis DHF Stadium I

2. Tatalaksana DHF Stadium I

3. Menentukan pencegahan, untuk mengurangi angka kekambuhan

Page 4: Portofolio DHF

RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO

Subjektif:

Pasien datang dengan keluhan demam yang telah diderita sejak 3 hari sebelum masuk

rumah sakit, demam dirasakan tidak turun naik dan menetap. Demam tidak pernah

diukur suhunya oleh pasien. Pasien juga merasakan mual tetapi tidak sampai muntah.

Terasa sedikit nyeri pada pertengahan perutnya. Tidak ada keluar darah dari hidung atau

pada saat pasien menggosok gigi. Tidak ada keluhan pada tenggorokan pasien. Lidah

pasien tidak kotor. Pasien juga merasa mulai terasa lemas dan nafsu makan dan minum

pasien sedikit berkurang. BAK dan BAB pasien tidak ada kelainan. Pasien belum pernah

mengalami hal seperti ini sebelumnya. Riwayat suka makan di sembarang tempat

disangkal. Tetangga di dekat rumah pasien ada yang menderita demam berdarah.

Kira-kira 1 hari sebelum masuk rumah sakit pasien sudah berobat ke klinik dokter dan

diberikan obat-obatan tetapi karena keluhan yang dirasakan pasien masih tetap sama

makan keesokan harinya pasien memutuskan datang ke rumah sakit

Objektif:

Pasien didiagnosis dengan DHF Stadium I.

Dasar diagnosis pasien ini adalah :

Pada anamnesis didapatkan:

- Demam yang berlangsung 3 hari

- Mual

- Nyeri pada ulu hati

Pada pemeriksaan fisik didapatkan:

Kesadaran: Compos mentis

Keadaan gizi : BB : 56 kg ; TB : 168 cm BMI : 19,32

Tanda-tanda vital:

o Tekanan darah : 120/90 mmHg

o Nadi: 89x/menit

o Respirasi: 26x/menit

o Suhu : 38 , 9 C

Page 5: Portofolio DHF

Kepala : normochepali, simetris

Rambut : Hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut

Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)

Pupil isokor (3 mm/3mm), Reflek cahaya (+/+)

Hidung : Lapang, sekret -/-, darah (-/-)

Bibir : Mukosa bibir lembab

Gigi geligi : Baik, karies tidak ada.

Lidah : Tidak kotor, tremor (-)

Tonsil : T1 – T1, tidak hiperemis

Faring : Tidak hiperemis

Telinga : darah (-/-), secret (-/-)

Leher : JVP (5-1) cmH2O, KGB tidak membesar

Thorax : jejas (-)

Paru-paru

Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri

Palpasi : Stem fremitus simetris kanan dan kiri

Perkusi : sonor pada kedua lapang paru

Auskultasi : Bunyi Nafas Dasar Vesikuler, ronkhi -/- , wheezing -/-

Jantung

Inpeksi : Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi : Iktus kordis tidak teraba

Perkusi : Batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

Inspeksi : tampak datar

Palpasi : Lemas, hepar dan lien tak teraba, nyeri tekan epigastrium (+).

Perkusi : Timpani

Auskultasi : Bising usus (+) normal.

Genitalia : Tidak diperiksa

Ekstrimitas : Akral hangat, sianosis tidak ada, petekie spontan (-)

Cappilary Reffil < 2 detik, Rumplle Leed (+)

Page 6: Portofolio DHF

Pemeriksaan Lab:

Hemaglobin :13,2 g/dL

Hematokrit : 40 %

Leukosit : 6.100 /uL

Trombosit : 78.000 /uL

Assessment:

Definisi

Adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui

gigitan nyamuk Aedes Aegypti

Etiologi

Virus dengue termasuk dalam kelompok arbovirus B., dan sekarang

dikenal sebagai genus flavivirus, famili flaviviridae yang memiliki 4 serotipe virus

dengue ( den-1, den-2, den-3, den-4). Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan

antibody terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibody yang terbentuk

terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan

terhadap yang memadai terhadap serotipe lain tersebut. 2

Sabin adalah orang pertama yang berhasil mengisolasi virus dengue, yaitu dari darah

penderita sewaktu terjadi epidemi demam dengue di Hawaii dengan diberi nama tipe I,

sedangkan virus dari penderita demam dengue yang berasal dari New Guinea diberi

nama tipe 2. Dari serum penderita yang diserang Philippine hemoragic fever yang

terjadi di Manila pada tahun 1953 dapat diisolasi tipe virus dengue baru yang diberi

nama virus dengue tipe 3 dan 4.

Terdapat tiga factor yang berperan pada penularan infeksi dengue yaitu manusia, virus

dan vektor perantara. Nyamuk aedes aegypti dapat menularkan virus dengue pada

manusia secara langsung dan tidak langsung.

Secara langsung: setelah menggigit orang yang sedang mengalami viremia, secara tidak

langsung setelah melalui masa inkubasi dalam tubuhnya selama 8-10 hari (periode

inkubasi ekstrinsik), pada manusia diperlukan waktu 4-6 hari (periode inkubasi intrinsic)

sebelum menjadi sakit setelah virus masuk dalam tubuh.

Page 7: Portofolio DHF

Pada nyamuk sekali virus masuk dan berkembang biak maka nyamuk tersebut seumur

hidupnya dapat menularkan virus. Tapi pada manusia penularan hanya dapat terjadi saat

tubuh dalam keadaan viremia antara 3-5 hari.

Di Indonesia dikenal 2 jenis nyamuk Aedes, yaitu :

1. Aedes aegypti

Nyamuk aides aegypti berasal dari mesir yang kemudian menyebar ke

seluruh dunia dengan adanya kapal laut dan udara.

Paling sering ditemukan baik di kota maupun di desa

Nyamuk hidup dan berkembang biak melalui air bersih dan tidak langsung

berhubungan dengan tanah,seperti : Bak mandi/ WC, minuman burung, air

tempayan/gentong, kaleng, ban bekas, dll.

Nyamuk ini sepintas nampak berlurik, berbintik-bintik putih.

Tersebar luas di pelosok Tanah Air kecuali ketinggian > 1000 m d p

Daur hidup nyamuk: 10-12 hari ( telur – dewasa )

Hanya nyamuk betina yang menggigit dan menghisap darah terutama pagi

dan sore hari .Umur nyamuk Betina: 2 minggu – 3 bulan , dengan rata-rata

1,5 bulan tergantung suhu dan kelembaban udara.

Kemampuan terbang: 40-100m dari tempat perkembang biakkannya.

Tempat istirahat: benda-benda yang tergantung dalam rumah seperti gordyn,

kelambu, pakaian di kamar gelap dan sembab.

2. Aedes albopictus

Nyamuk jenis ini kurang berperan menyebarkan penyakit demam berdarah,hal ini

karena hidup dan berkembang biaknya di kebun atau semak-semak,dimana

tertampung air ujan yang bersih yaitu pohon pisang, pandan, dll.menggigit pada

siang hari dan jarak terbangnya hanya 50 meter.

Patogenesis

Saat ini didominasi 2 teori besar :

1. Teori Virulensi virus

- Dikeluarkan oleh Sabin (1931)

- Diantara serotipe dan diantara strain sendiri juga mempunyai susunan

protein yang berbeda

Page 8: Portofolio DHF

- Infeksi tergantung dari jumlah dan virulensi virus yang mengalahkan

pertahanan tubuh

- Tidak membedakan secara tegas antara DD dan DBD. 3

2. Teori Imunopatologi

- Reaksi imun mempunyai dua aspek : respon kekebalan atau malah

menyebabkan penyakit.

- Sesudah mendapat infeksi virus dengue satu serotipe kekebalan

terhadap serotipe tersebut tapi tidak untuk serotipe lain.

- Jika terkena infeksi dengan serotipe berbeda maka akan timbul infeksi

yang berat.

- Teori ini disebut ”secondary heterologous infection” oleh Halstead. 3

Beberapa teori lain yaitu teori antigen antibodi, teori infection enhancing antibody, dan

teori mediator

Klasifikasi

Gejala Keterangan

Demam Dengue Demam disertai 1 atau lebih gejala: nyeri

kepala,nyeri belakang mata, nyeri otot,nyeri

sendi

Rawat Jalan

DBD Derajat I Gejala diatas di tambah uji bendung (+) Rawat Observasi

Rawat jalan

DBD Derajat II Gejala diatas ditambah perdarahan spontan Rawat inap

DBD Derajat III Gejala diatas ditambah tanda-tanda: nadi

cepat, penurunan TD, ujung-ujung tangan

dan kaki dingin

Rawat inap

DBD Derajat IV Syok berat. Rawat inap

Keterangan :

1. Derajat I dan II disebut DBD tanpa renjatan

2. Derajat III dan IV disebut DBD dengan renjatan atau DSS.

KRITERIA DIAGNOSIS DBD WHO (1997)

Kriteria klinis

Page 9: Portofolio DHF

- Demam 2-7 hari,timbul mendadak ,tinggi terus menerus tanpa sebab yang jelas

- Manifestasi pendarahan ,baik karena manipulasi ( uji torniquet ) maupun karena

spontan ( petekia, purpura, ekimosis, epistaksis dan perdarahan gusi ), hemate-

mesis, melena.

- Pembesaran hati

- Syok: nadi kecil dan cepat dengan tekanan nadi < 20 mmHg, atau hipotensi

menjadi 80 mmHg , akral dingin, penurunan kesadaran, sianosis sirkumoral. 1

Kriteria laboratorik

1. Trombositopenia: jumlah trombosit 100.000/mm3

2. Hemokonsentrasi: meningginya nilai hematokrit > 20 % dari normal. 1

Diagnosis di tegakkan bila di dapat 2 gejala klinik disertai trombositopenia dengan atau

tanpa hemokonsentrasi. 1

Diagnosa Banding

DHF didiagnosa banding dengan :1

1. Malaria

2. Idiopatic Thrombocytopenic Purpura

3. Demam Chikunguya

4. Typhoid

Penatalaksanaan

Adapun tujuan dari penatalaksanaan DHF ini adalah :1

Mencegah progesifitas penyakit

Mengurangi gejala

Mencegah dan mengobati komplikasi

Menurunkan angka kematian

Pengobatan DBD hanyalah bersifat simtomatis dan supotrif

Pemberian cairan yang cukup untuk mengurangi supaya tidak terjadi dehidarasi

akibat demam tinggi, anoreksia dan muntah.

Antipiretik, yaitu golongan Acetaminofen (Parasetamol). Jangan memberikan

golongan salisilat karena akan lebih memperberat perdarahan

Page 10: Portofolio DHF

Surface cooling yaitu dengan kompres air dingin

Antikonvulsan, bila kejang dapat diberikan Diazepam dan fenobarbitol.

Kriteria pemulangan pasien :

1. Tidak demam selama 24 jam tanpa anti piretik

2. Secara klinis tampak ada perbaikan

3. Hematokrit stabil

4. Trombosit > 50.000/mm3

Program Pemberantasan Sarang Nyamuk dan Kewaspadaan Dini sebaiknya dimasukkan

sebagai salah satu tujuan selama tatalaksana DHF

1. Kewaspadaan dini

Mencegah dan membatasi KLB /wabah .

- 3 M

- Penyembuhan intensif

- Kerja bakti

- Pemantauan jentik berkala

2. Pemberantasan Vektor

a. Fogging /penyemprotan

b. Penyembuhan

c. Abatisasi selektif

d. Kerja bakti :3M .

Prognosa

Dubia ad Bonam Jika cepat ditangani

Komplikasi

Ensefalopati Dengue, Oedem Paru, Kematian

Plan:

Diagnostik kerja :

Pasien didiagnosis dengan DHF Derajat I

Pengobatan:

Page 11: Portofolio DHF

Penanganan pasien diberikan sebagai berikut :

IVFD RL 500 ml/ 4 jam

Paracetamol Tab 3x500 mg

Omeprazole Tab 1x20 mg

Pemeriksaan darah rutin / 24 jam

Pendidikan:

• Tujuan edukasi pada pasien DHF :

1. Mengenal perjalanan penyakit dan pengobatan

2. Melaksanakan pengobatan yang maksimal

3. Mencapai aktivitas yang optimal

4. Meningkatkan kualitas hidup

• Secara umum bahan edukasi yang harus diberikan adalah :

1. Pengetahuan dasar tentang DHF

2. Cara pencegahan perburukan penyakit

3. Menghindari pencetus

Konsultasi dan Rujukan:

Pasien ini sebenarnya tidak memerlukan konsultasi atau rujukan karena kondisinya yang

masih cukup bagus.