Portofolio APP
-
Upload
hidanti-karlina -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
description
Transcript of Portofolio APP
Nama Peserta : dr. Hidanti Karlina
Nama Wahana : RSU Sele Be SoluTopik : Kasus BedahTanggal (kasus) : 27 Juli 2015Nama Pasien : Nn. A No. RM :Tanggal Presentasi : - Pendamping : dr. Meilin Riko MundingsariTempat Presentasi : -Obyektif Presentasi : Keilmuan Ketrampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia BumilDeskripsi : Appendicitis Akut
Tujuan : Diagnosa dan penanganan pada pasien dengan appendicitis akutBahan bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus AuditCara membahas : Diskusi Presentasi dan
diskusi E-mail Pos
Data pasien : Nama : Nn. A No CM : Nama rumah sakit : RSU Sele Be Solu Telp : Terdaftar sejak :Data utama untuk bahan diskusi : (Autoanamnesis)1. Diagnosis/ Gambaran klinis :
Nn. A, 15 tahun, dengan Appendicitis Akut2. Riwayat Pengobatan :
-3. Riwayat kesehatan/penyakit :
Keluhan Utama Nyeri perut kanan bawah
Keluhan TambahanDemam, mual, muntah
Riwayat Penyakit SekarangPasien mengeluh nyeri perut kanan bawah sejak 1 hari SMRS, nyeri terasa makin hebat
sejak 2 jam SMRS. Nyeri tidak menjalar. Nyeri perut dirasakan seperti diremas-remas. Nyeri terasa sepanjang hari. Nyeri makin hebat apabila bergerak, namun sedikit berkurang jika pasien berada dalam posisi membungkuk. Pasien belum minum obat untuk mengurangi rasa nyeri.
Pasien demam sejak 1 hari SMRS, suhu tidak diukur, demam terasa sepanjang hari. Pasien minum obat paracetamol untuk mengurangi demam.
Pasien juga mengeluhkan mual dan muntah sebanyak 2 kali, isi makanan, tidak ada darah, bercampur dengan cairan kekuningan, dan mulut terasa asam sehabis muntah. BAB dan BAK tidak ada keluhan.
Saat ini pasien tidak sedang haid. HPHT tanggal 16 Juli 2015, lama haid 5 hari. Nyeri saat haid diakui pasien, namun tidak berat. Pasien biasa haid secara teratur.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat dengan keluhan yang sama sebelumnya disangkalRiwayat penyakit jantung disangkalRiwayat penyakit maag diakui
Riwayat demam kuning disangkalRiwayat penyakit ginjal dan saluran kemih disangkalRiwayat nyeri saat haid diakuiRiwayat penyakit lain disangkal
Riwayat Penyakit KeluargaKeluarga yang memiliki penyakit dan keluhan yang sama disangkal
4. Pemeriksaan FisikKeadaan Umum : Tampak sakit sedangKesadaran : Compos MentisTanda Vital
TD : 130/70 mmHgHR : 112 x/menitRR : 24 x/menitSuhu : 39,2oC
Berat Badan : 42 kg
Kepala : Normosefali, deformitas –Wajah : Konjungtiva anemis -/-. Sklera ikterik -/-Hidung : Septum nasi di tengah, Sekret -/-Telinga : Membran Timpani intak, serumen -/-Mulut : Mukosa oral basah , tidak ada hipertrofi papilLeher : Tidak teraba adanya pembesaran KGBThoraks
Paru Inspeksi : bentuk dada normal, simetris kanan = kiriPalpasi : fremitus taktil normal, gerak dada simetris kanan =kiriPerkusi : sonor di kedua lapang paruAuskultasi : bunyi nafas vesikuler, ronchi-/-wheezing -/-
Jantung Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihatPalpasi : Ictus cordis tidak terabaPerkusi : kesan kardiomegali (-)Auskultasi : BJ I dan II regular, murmur (-), gallop (-)
AbdomenInspeksi : datarPalpasi : Supel, nyeri tekan (+) kuadran kanan bawah pada posisi McBurney, hepar tidak
teraba, lien tidak teraba, Rovsing sign (+), Bloomberg sign (+), Psoas sign (+), Obturator sign (-), defans muscular (-), tidak teraba massa
Perkusi : Timpani di seluruh kuadranAuskultasi : Bising usus (+) Normal
PunggungInspeksi : Alignment vertebra baikPalpasi : Simetris pada pergerakan napasPerkusi : Sonor seluruh lapang paruAuskultasi : Bunyi nafas vesikular, ronki (-/-), wheezing (-/-)
Rectal TusaeMusculus sphincter ani menjepit kuatAmpulla recti tidak kolapsMukosa licinNyeri pada jam 9 s.d 12Feses (-) darah (-)
Ekstremitas: Akral teraba hangat, CRT < 2 detik, pitting edema ekstremitas bawah -/-
5. Pemeriksaan penunjangLABORATORIUM :
Hb: 12,4 g/dL Leukosit: 15.600/cmm Trombosit: 215.000/cmm Hematokrit: 36.8%
Saran pemeriksaan : Ultrasonografi abdomen
6. DiagnosisAbdominal Pain e.c Susp Appendicitis Akut
7. Tatalaksana IVFD RL 20 tpm Bed rest Konsul SMF Bedah: Hasil konsul: informed consent, pro appendectomy cito, antibiotik
profilaksis, puasa, analgetik intravena Ceftriaxone 2 x 1 gr IV (skin test dahulu) Ketorolac 3 x 30 mg IV Ranitidine 2 x 25 mg IV Edukasi orang tua tentang penyakit pasien, pemeriksaan penunjang, dan tatalaksana
8. PrognosisQuo ad vitam : ad bonamQuo ad sanationam : ad bonamQuo ad functionam : ad bonam
Daftar Pustaka1. Kirkwood, Kimberly S. Appendicitis. Dalam buku: Sabiston Textbook of Surgery 18th edition.
Saunders Elsevier. 2007.
Hasil Pembelajaran Diagnosis appendicitis akut Diagnosis banding nyeri perut kanan bawah pada perempuan Komplikasi dari appendicitis akut Alur tatalaksana appendicitis akut Edukasi kepada keluarga pasien
Rangkuman1. Subjektif
Pasien perempuan usia 15 tahun mengeluh sejak 1 hari SMRS, nyeri perut kanan bawah yang makin hebat sejak 2 jam SMRS. Nyeri diremas-remas terasa sepanjang hari dan terasa makin hebat apabila bergerak. Namun berkurang saat pasien posisi membungkuk. Pasien mengeluh demam, mual, muntah sebanyak 2 kali hanya berisi makanan. BAB dan BAK tidak ada keluhan.
Haid terakhir kurang lebih seminggu yang lalu, siklus haid biasa teratur.2. Objektif
Pada pemeriksaan fisik ditemukan febris, nyeri perut kanan bawah, Rovsing sign (+), Bloomberg sign (+), Psoas sign (+), Obturator sign (-), defans muscular (-), tidak teraba massa, dan tidak ditemukan tanda-tanda iritasi peritoneum.
Pada pemeriksaan rectal tusae ditemukan musculus sphincter ani menjepit kuat, ampulla recti tidak kolaps, mukosa licin, nyeri tekan pada jam 9 sampai 12, feses dan darah tidak ditemukan.
Pada pemeriksaan penunjang ditemukan leukositosis hingga 15.600 cmm.3. Assessment (Penalaran Klinis)
Appendix adalah organ penyebab utama terjadinya inflamasi pada abdomen kuadran kanan bawah. Ciri-ciri utamanya adalah nyeri yang berawal dari ulu hati dan tidak terlokalisir kemudian berpindah ke kuadran kanan bawah.
Obstruksi pada lumen appendix oleh fecalith, hiperplasia limfoid, parasit, ataupun neoplasma kemudian menyebabkan pertumbuhan bakteri dan menyebabkan distensi appendix. Distensi lumen appendix ini awalnya dirasakan sebagai nyeri visceral pada area periumbilical, setelah distensi berlanjut kemudian terjadi ischemia pada dinding appendix yang kemudian menyebabkan inflamasi lokal dan menyebabkan gangren dan perforasi dari appendix.
Ditandai dengan nyeri terlokalisir kanan bawah, mual muntah, obstruksi usus halus yang ditandai dengan menurunnya bising usus, demam, dan juga leukositosis. Pada pasien ini belum ditemukan tanda-tanda perforasi appendix, seperti gangguan hemodinamik, defans muskular, terasa massa, involuntary guarding, dan nyeri pada perkusi.
Diagnosis banding yang perlu diperhatikan tergantung dari umur penderita dan jenis kelamin, seperti collitis, diverticulitis, pyelonephritis, pelvic inflammatory disease, torsi ovarium, dan kehamilan ektopik terganggu.
Tatalaksana yang dianggap paling tepat pada pasien ini adalah dengan segera melakukan operasi appendectomy.
4. Planning Diagnosis: berdasar anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang sudah
dilakukan pasien dapat didiagnosis dengan Appendicitis Akut. Pengobatan: menjaga hemodinamik dan mempersiapkan pasien untuk operasi, dengan
memberikan infus Ringer Laktat 20 tpm, bed rest, dan pasien dipuasakan. Pemberian antibiotik intravena dan analgetik intravena ditunda hingga diperiksa oleh spesialis bedah.
Konsultasi: dilakukan konsultasi dengan spesialis bedah umum untuk melakukan tatalaksana definitif pada pasien bersangkutan.