POPULASI DEKOMPOSER.docx

14

Click here to load reader

Transcript of POPULASI DEKOMPOSER.docx

Page 1: POPULASI DEKOMPOSER.docx

[ ] 30 Oktober 2013

POPULASI DEKOMPOSER

ADRIAL IKHWAN

RRA1C411025

PENDIDIKAN BIOLOGI

PMIPA FKIP UNIVERSITAS JAMBI

ABSTRAK

Dalam suatu ekosistem terdapat beberapa komponen ekosistem, salah satunya adalah dokomposer yang merupakan komponen biotik dalam ekosistem. Dekomposer adalah makhluk hidup yang berfungsi untuk menguraikan makhluk hidup yang telah mati, sehingga materi yang diuraikan dapat diserap oleh tumbuhan yang hidup disekitar daerah tersebut. Tingkat populasi dari spesies bisa banyak berubah sepanjang waktu. Seringkali perubahan ini disebabkan oleh peristiwa-peristiwa alam. Untuk itu diperlukan pengetahuan tentang populasi dekomposer. Populasi Dekomposer merupakan banyaknya sebaran jumlah spesies suatu mikroorganisme pengurai yang mampu menguraikan sisa bahan organik di alam yang diantaranya serasah. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis dan jumlah mikroorganisme yang terdapat dalam suatu ekosistem yang bekerja membantu menghancurkan bahan organik. Praktikum ini dilakukan pada hari rabu tanggal 30 Oktober 2013 di hutan sekitar kampus Universitas Jambi. Hasil praktikum menunjukkan bahwa di hutan sekitar kampus terdapat berbagai macam dekomposer, diantaranya cacing, rayap, serangga, jamur, ulat dan lipan. Dan besarnya populasi dekomposer yang diperoleh yaitu 0,636 dari 1m x 1m petakan.

Keyword : Populasi, Dekomposer.

Latar Belakang

Dilihat dari fungsinya, semua makhluk hidup dalam suatu ekosistem dapat

dibedakan dalam tiga kelompok, yaitu produsen, konsumen, dan dekomposer. Salah

satu bagian penting dari jaring makanan apapun adalah dekomposer, yaitu makhluk

hidup yang memakan sisa-sisa organisme lain yang telah mati. Dekomposer

(terkadang disebut detritivor) mencakup hewan-hewan kecil seperti serangga dan

cacing tanah, namun tahapan terakhir proses penguraian itu dilaksanakan oleh fungi

mikroskopik dan bakteri. Satu sentimeter kubik tanah dapat mengandung lebih dari

sepuluh juta organisme-organisme itu.

1

Page 2: POPULASI DEKOMPOSER.docx

[ ] 30 Oktober 2013

Dekomposer adalah makhluk hidup yang berfungsi untuk menguraikan

makhluk hidup yang telah mati, sehingga materi yang diuraikan dapat diserap oleh

tumbuhan yang hidup disekitar daerah tersebut.Tingkat kesuburan tanah disuatu

ekosistem dipengaruhi oleh beberapa faktor penyusun tanah seperti bahan mineral,

bahan organik, air, udara, populasi dekomposer dan lain-lain.

Populasi dekomposer merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat

kesuburan tanah. Jika didalam suatu ekosistem terdapat populasi decomposer, jenis,

faktor lingkungan tanah dan jumlah populasi yang beragam maka hal tersebut juga

dapat dijadikan faktor penentu tingkat kesuburan tanah diekosistem tersebut.

Kajian Pustaka

Dalam suatu ekosistem terjadi suatu siklus kehidupan dan kematian.

Organisme yang disebut pengurai (Dekomposer) yaitu bakteri, jamur, dan

mikroorganisme lainnya bertanggung jawab terhadap kesempurnaan siklus hidup dan

matinya. Organisme pengurai tersebut menguraikan bahan-bahan organik yang dapat

digunakan oleh organisme produsen, tanpa hadirnya organisme pengurai maka suatu

ekosistem akan dipenuhi oleh sampah, bangkai tanaman dan hewan (Darmono, 2001:

6-7).

Menurut Seto wardono (2005: 10-11) decomposer atau pengurai adalah

organisme yang berperan menguraikan organisme lain yang telah mati. Makhluk

hidup yang berperan sebagai pengurai diantaranya:

Mikroorganisme (Jasad Renik) Adalah makhluk hidup (organisme yang

berukuran mikroskopis (sangat kecil)tidak dapat dilihat oleh mata. Sehingga

untuk melihatnya diperlukan alat yang disebut mikroskop. Contohnya:

bakteri, algae unicellular (alga satu sel), Fungi unicellular (jamr satu sel).

Makroorganisme, Adalah makhluk hidup yang berukuran lebih besar dari

mikroorganisme dan dapat dilihat oleh mata biasa. Contohnya: Larva,

Serangga, Cacing, Kumbang, dan fungi multicelluler.

2

Page 3: POPULASI DEKOMPOSER.docx

[ ] 30 Oktober 2013

Populasi dekomposer merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat

kesuburan tanah. Salah satu dekomposer utama yang berperan dalam menentukan

kesuburan tanah adalah cacing tanah. Cacing tanah termasuk invertebrata, phylum

Annelida, ordo Oligochaeta. Cacing tanah tersebut memakan sisa tanaman yang

membusuk dan menghasilkan sisa pencernaan (feses) yang merupakan sumber bahan

organik tanah (Dahlan, 1984 : 88).

Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil

(biasanya kurang dari 1 mm) sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan.

Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniselular) meskipun beberapa protista

bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel

tidak terlihat mata telanjang. Ilmu yang mempelajari (Kusnadi, dkk, 2003)

Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk

melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat dapat mengalami pertumbuhan,

menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki

fleksibilitas metabolismeyang tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai

kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi

dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan

tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-

enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak

akan disimpan dalam bentuk persediaan.enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk

perngolahan bahan makanan akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada.

Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tembat yang besar, mudah ditumbuhkan

dalam media buatan, dan tingkat pembiakannya relative cepat (Darkuni, 2001).

Decomposer berfungsi untuk menguraikan makhluk hidup yang telah mati,

sehingga materi yang diuraikan dapat diserap oleh tumbuhan yang hidup disekitar

daerah tersebut serta beberapa jenis organisme (seperti beberapa macam bakteri dan

jamur) yang memecah kembali menjadi unsur atau zat organik dalam rangka daur

ekologi dengan hidup dari atau merusak protoplasma yang mati (Bahtera,2009)

Di dalam tanah hidup berbagai jasad renik (mikroorganisme) yang melakukan

berbagai kegiatan bagi kehidupan mahkluk hidup lainnya atau dengan perkataan lain

3

Page 4: POPULASI DEKOMPOSER.docx

[ ] 30 Oktober 2013

menjadikan tanah memungkinkan bagi kelanjutan makhluk –makhluk alami. Populasi

mikrobiologi yang mendiami tanah, bersama dengan berbagai bentuk binatang dan

berbagai jenis tanaman tingkat lebih tinggi membentuk suatu system kehidupan yang

tidak terpisahkan dari bahan mineral dan sisa –sisa bahan organic yang ada dalam

tanah. Komposisi kuantitatif populasi dalam tanah dan kualitatif alam lingkungannya

dapat dikatankan adalah sangat tergantung pada sumber dan kondisi alami dari tanah

itu dan komposisi relative dari unsure- unsure organic dananorganik  Decomposer

adalah makhluk hidup yang berfungsi untuk menguraikan makhluk hidup yang telah

mati, sehingga materi yang diuraikan dapat diserap oleh tumbuhan yang hidup

disekitar daerah tersebut.

Beberapa hewan invertebrata (tidak bertulang belakang) seperti cacing tanah,

kutu juga berperan dalam pengurai sampah. Sesuai dengan peranannya dalam rantai

makanan, menurut Tohaga (2009) mikroorganisme pengurai dapat dibagi menjadi 3

(tiga) kelompok, yaitu :

Kelompok I (Konsumen tingkat I) yang mengkonsumsi langsung bahan

organik dalamsampah, yaitu : jamur, bakteri, actinomycetes.

Kelompok II (Konsumen tingkat II) mengkonsumsi jasad kelompok I, dan;

Kelompok III (Konsumen tingkat III), akan mengkonsumsi jasad kelompok I

dan Kelompok II.

Tanah adalah benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen

padat, cair dan gas serta mempunyai sifat dan perilaku yang dinamik. Pada

komponen tersebut selain terdiri dari komponen mati (abiotik) terdapat juga

bagian yang hidup (biotik) berupa organisme tanah yang menjalin suatu sistem

hubungan timbal balik antar berbagai komponen sebagai suatu ekosistem yang

cukup kompleks. Hubungan antara beberapa sifat tanah abiotik dan fungsi

ekosistem dapat dijadikan sebagai fungsi yang berhubungan langsung terhadap

produksi tanaman dan erosi tanah. Oleh karenanya praktek pengelolaan tanah

untuk abad 21 mendatang harus diformulasikan berdasarkan suatu pemahaman

dari konsep ekosistem (Kemas Ali, 2003).

4

Page 5: POPULASI DEKOMPOSER.docx

[ ] 30 Oktober 2013

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah botol semprot, tali rafia,

pinset, kayu sebagai plot, toples/botol selei, masker, sarung tangan, sedangkan bahan

yang digunakan adalah FAA 40% dan ekosistem hutan sekitar UPT Bahasa UNJA

Mendalo.

Prosedur Kerja

Pertama dibuat plot dengan ukuran 1 m x 1 m dengan menggunakan tali raffia

dan kompas, kemudian dibersihkan rumput-rumput dan sampah-sampah yang ada di

dalam plot, kemudian FAA 40% yang sudah dimasukkan dalam botol spray

disemprotkan keatas tanah hingga permukaan tanah lembab. Ditunggu ± 10 menit dan

dilihat dekomposer yang keluar dari dalam tanah, kemudian dimasukkan organisme

yang didapat dalam toples dan dicatat.

Hasil

Spesies

Dekomposer

Kelompok∑

1 2 3 4 5 6 7 8

Rayap 15 50 50 5 50 5 20 50 245

Cacing 10 2 7 1 2 7 1 - 30

Serangga A - 1 1 1 - - - 1 4

Ulat A - - 1 - - - - - 1

Jamur - - - - - - 5 - 5

Lipan - - - 7 - 1 2 - 10

∑ 295

Pembahasan

Pada praktikum kali ini yaitu tentang populasi dekomposer. Populasi

dekomposer adalah kumpulan beberapa species dekomposer (organisme pengurai)

yang berada pada tempat dan waktu tertentu. Populasi yang diamati adalah populasi

5

Page 6: POPULASI DEKOMPOSER.docx

[ ] 30 Oktober 2013

decomposer yang terdapat dihutan sekitar Unja yang umumnya hidup diantara

serasah dedaunan.

Biasanya dekomposer yang sering kita ketahui selama ini adalah cacing.

Sehingga dalam praktikum ini diharapkan akan mendapatkan pengetahuan lebih

tentang decomposer. Seperti yang diketahui mengenai decomposer, dekomposer

merupakan organisme atau makhluk hidup yang mempunyai tugas

memecah/mengurai makhluk hidup mati atau yang telah membusuk, dan menjadikan

proses alami pembusukan. Dan dari praktikum yang dilakukan maka didapatlah

populasi-populasi decomposer yang ada di sekitar Unja, yaitu Cacing, rayap,

serangga, jamur dan lipan.

Dari jumlah yang didapat, rayap merupakan spesies yang paling mendominasi

yaitu dengan jumlah 245. Kemudian cacing sebanyak 30 spesies, lipan sebanyak 10,

jamur 5 spesies, serangga 4 spesies dan ulat 1 spesies. Dari hasil tersebut secara

keseluruhan rayap sebagai spesies decomposer yang hampir 93% menguasai wilayah

pengamatan. Dari jumlah yang didapat tersebut maka selanjutnya dihitung

kelimpahan dari populasi tersebut dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

P= ¿N

Dengan keterangan

P : kelimpahan spesies

ni : jumlah setiap spesies

N : jumlah total spesies

Rumus diatas adalah rumus yang digunakan untuk menghitung kelimpahan

dari masing-masing species dekomposer yang didapat. Untuk menghitung besarnya

populasi dari dekomposer yang didapat adalah sebagaiu berikut :

H=−∑ Pi ln Pi

Dengan keterangan

6

Page 7: POPULASI DEKOMPOSER.docx

[ ] 30 Oktober 2013

H : besar populasi, dan

Pi : kelimpahan dari masing-masing spesies.

Selanjutnya, untuk menentukan besarnya populasi tota dari dekomposer adalah

∑ H =Ha+ Hb+Hc+… Hz

Dari hasil perhitungan total populasi dekomposer yang kami dapat adalah

0,996. Biasanya besarnya populasi dekomposer pada suatu tempat itu biasa

dipegaruhi oleh banyak atau tidaknya materi yang akan diuraikan.

Simpulan

Dari paktikum yang sudah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa

dekomposer memiliki peran yang penting bagi manusia. Karena dengan keberadaan

dekomposer dapat menguraikan organisme-organisme yang sudah mati dan tidak

berguna lagi. Sehingga hal tersebut akan membuat materi didalam tanah dipenuhi

oleh zat hara yang dibutuhkan tumbuhan deanga kata lain tanah menjadi subur

kembali. Dari pengamatan yang kami lakukan populasi dekomposer di hutan

Universitas Jambi dalam petakan 1 m x 1 m adalah 0,636. Banyak atau tidaknya

populasi dekomposer itu ditentukan oleh banyaknya materi yang dapat diuraikan.

Daftar Pustaka

7

Page 8: POPULASI DEKOMPOSER.docx

[ ] 30 Oktober 2013

Bahtera.2009.PerananDekomposer.http://bahtera.org/kateglo/?

mod=dictionary&action=vie. Diakses 2 januari 2012

Darkuni, M. Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan Mikologi).

Malang: Universitas Negeri Malang.

Darmono. 2001. Lingkungan Hidup Dan Pencemaran Hubungannya Dengan

Tiksokologi Senyawa Logam. Jakarta : U Press

Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. Malang: JICA

Hanafiah, Kemas Ali. 2003. Biologi Tanah. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Tohaga. 2009. Manajemen Instalasi Pengolahan Sampah Organik

http://pdpasartohaga.wordpress.com. Diakses 2 januari 2012

Wardono,Seto. 2005. Lingkungan Hidup. Jakarta : Vilar Bamboo Kuning

LAMPIRAN

A. Hasil

8

Page 9: POPULASI DEKOMPOSER.docx

[ ] 30 Oktober 2013

Menghitung kelimpahan spesies, dengan rumus:

P= ¿N

a. P Rayap=245295

=0,830

b. P Cacing= 30295

=0,101

c. P Serangga= 4295

=0,013

d. P Ulat= 1295

=0,003

e. P Jamur= 5295

=0,016

f. P Lipan= 10295

=0,033

Besar populasi:

H=−∑ Pi ln Pi

a. H rayap=−∑ 0,830 ln0,830=−(−0,154) = 0,154

b. H cacing=−∑ 0,101 ln 0,101=−(−0,231 )=0,231

c. H serangga=−∑ 0,013 ln 0,013=−(−0,056 )=0,056

d. H ulat=−∑ 0,003 ln 0,003=−(−0,017 )=0,017

e. H jamur=−∑ 0,016 ln 0,016=−(−0,066 )=0,066

f. H lipan=−∑ 0,033 ln 0,033=−(−0,112)=0,112

Besar keseluruhan populasi

∑ H=Hrayap+Hcacing+Hserangga+… H lipan

∑ H =0,154+0,231+0,056+0,017+0,066+0,112=0,636

B. Gambar

9