Populasi Dan Sampel (Autosaved)

32
POPULASI DAN SAMPEL A. Pengertian Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi merupakan totalitas semua nilai-nilai yang mungkin daripada karakteristik tertentu sejumlah objek yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Bailey (1978) menyatakan populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis. Spiegel (1961) menyatakan populasi adalah keseluruhan unit (yang telah ditetapkan) mengenai dan darimana informasi yang diinginkan. Sax (1978) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan manusia yang terdapat dalam area yang telah ditetapkan. Tuckman mengemukakan bahwa populasi atau target populasi adalah kelompok darimana peneliti mengumpulkan informasi dan kepada siapa kesimpulan akan digambarkan. Populasi merupakan kelompok tertentu dari sesuatu (orang, benda, peristiwa, dan sebagainya) yang dipilih oleh peneliti yang hasil studinya atau penelitiannya dapat digeneralisasikan terhadap kelompok tersebut. Menurut Arikunto (1992:102), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Subjek penelitian adalah tempat variabel melekat. Variabel 1

Transcript of Populasi Dan Sampel (Autosaved)

Page 1: Populasi Dan Sampel (Autosaved)

POPULASI DAN SAMPEL

A. Pengertian Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan totalitas semua nilai-nilai yang mungkin daripada

karakteristik tertentu sejumlah objek yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Bailey

(1978) menyatakan populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari unit

analisis. Spiegel (1961) menyatakan populasi adalah keseluruhan unit (yang

telah ditetapkan) mengenai dan darimana informasi yang diinginkan. Sax

(1978) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan manusia yang terdapat

dalam area yang telah ditetapkan. Tuckman mengemukakan bahwa populasi

atau target populasi adalah kelompok darimana peneliti mengumpulkan

informasi dan kepada siapa kesimpulan akan digambarkan.

Populasi merupakan kelompok tertentu dari sesuatu (orang, benda,

peristiwa, dan sebagainya) yang dipilih oleh peneliti yang hasil studinya atau

penelitiannya dapat digeneralisasikan terhadap kelompok tersebut. Menurut

Arikunto (1992:102), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Subjek

penelitian adalah tempat variabel melekat. Variabel penelitian adalah objek

penelitian. Contohnya penelitian terhadap prestasi belajar siswa. Subjek

penelitiannya adalah siswa krena siswa adalah tempat melekatnya variabel, dan

yang menjadi variabel penelitian atau objek penelitian adalah prestasi belajar.

Siswa sebagai sumber data.

Secara umum, beberapa karakteristik populasi adalah:

a. Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan informasi yang akan

diinginkan.

b. Dapat berupa manusia/individu, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda,

atau objek maupun kejadian-kejadian yang terdapat dalam suatu area/daerah

tertentu yang telah ditetapkan.

1

Page 2: Populasi Dan Sampel (Autosaved)

c. Merupakan batas-batas yang mempunyai sifat-sifat tertentu yang

memungkinkan peneliti menarik kesimpulan dari keadaan itu.

d. Memberi pedoman kepada apa atau siapa hasil penelitian itu dapat

digeneralisasikan.

Populasi dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu:

a. Populasi dengan jumlah terhingga (terbatas), artinya jumlah anggotanya

tertentu atau dapat dihitung, seperti jumlah, siswa, jumlah mahasiswa, luas

sawah, dan sebaginya. Contoh: semua mahasiswa yang terdaftar mengambil

suatu mata kuliah tertentu.

b. Populasi dengan jumlah tak hingga (tak terbatas), artinya jumlah anggotanya

sukar sekali ditentukan batasannya atau sulit dihitung jumlahny seperti tinta,

air, pasir di pantai, padi di sawah, atau beras di gudang. Populasi tak terbatas

dapat diubah menjadi populasi terbatas dengan mengubah unit satuannya.

Berdasarkan wilayah sumber data, penelitian dapat dikelompokkan atas

tiga, yaitu:

1) Penelitian populasi

Penelitian populasi biasanya dilakukan bila populasinya terhingga dan

subjeknya tidak terlalu banyak. Penelitian populasi dilakukan apabila

peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada di dalam populasi. Oleh

karena subjeknya meliputi semua yang terdapat di dalam populasi, maka

juga disebut sensus.

2) Penelitian sampel

Jika kita hanya ingin meneliti sebagian dari populasi maka penelitian itu

disebut penelitian sampel. Penelitian sampel dilakukan jika subjeknya terlalu

banyak. Penelitian sampel baru boleh dilaksanakan apabila keadaan subjek

di dalam populasi benar-benar homogen. Apabila subjek populasi tidak

homogen, maka kesimpulannya tidak boleh diberlakukan bagi seluruh

populasi (hasilnya tidak boleh digeneralisasikan).

2

Page 3: Populasi Dan Sampel (Autosaved)

3) Penelitian kasus

Penelitian kasus dilakukan jika penelitian bertujuan untuk mengkaji secara

mendalam terhada suatu individu, suatu unit, atau suatu kasus.

2. Sampel

Sax (1979:181) mengemukakan bahwa sampel adalah suatu jumlah yang

terbatas dari unsur-unsur yang terpilih dari suatu populasi. Unsur-unsur tersebut

hendaklah mewakili populasi. Warwick (1975:69) mengemukakan bahwa

sampel adalah sebagian dari suatu hal yang luas yang khusus dipilih untuk

mewakili keseluruhan. Leedy (1980:111) mengemukakan bahwa sampel dipilih

dengan hati-hati sehingga dengan cara demikian peneliti akan dapat melihat

karakteristik total populasi.

Sampel adalah sebagian dari anggota populasi yang diteliti. Walaupun

yang diteliti adalah sampel, hasil penelitian atau kesimpulan penelitian berlaku

umtuk populasi atau kesimpulan penelitian digeneralisasikan terhadap populasi.

Menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian dari sampel

sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi. Oleh karena itu sampel haruslah

reppresentatif atau dapat mewakili populasi. Menurut Arikunto (1992), kita

boleh mengadakan penelitian sampel bila subjek di dalam populasi benar-benar

homogen. Apabila subjek penelitian tidak homogen maka kesimpulannya tidak

boleh diberlakukan bagi populasi.

Ciri-ciri sampel yang baik:

a. Sampel dipilih dengan cara hati-hati, dengan menggunakan cara tertentu

dengan benar

b. Sampel harus mewakili populasi sehingga gambaran yang diberikan

mewakili keseluruhan karakteristik yang terdapat pada populasi.

c. Besarnya ukuran sampel hendaklah mempertimbangkan tingkat kesalahan

sampel yang dapat ditolerir dan tingkat kepercayaan yang dapat diterima

secara statistik.

3

Page 4: Populasi Dan Sampel (Autosaved)

Beberapa keuntungan penggunaan sampel:

1) Biaya menjadi berkurang

Dengan jumlah yang terbatas berarti biaya yang digunakan untuk

penyelidikan menjadi berkurang dibandingkan apabila data hrus

dikumpulkan dari populasi.

2) Lebih cepat dalam pengumpulan dan pengolahan data

Dengan responden yang lebih sedikit berarti waktu yang digunakan untuk

mengumpulkan data lebih cepat. Selanjutnya jumlah data yang terbatas akan

mempercepat dalam pengolahan data penelitian. Dengan demikian secara

keseluruhan penggunaan sampel akan memperpendek waktu penelitian dan

mempercepat dalam pengolahan data.

3) Lebih akurat

Dengan menggunakan sampel, jumlah personil yang digunakan lebih sedikit,

peneliti dapat menggunakan tenaga yang lebih tinggi kualitasnya,dan latihan

para petugas dapat diberikan lebih intensif sebelum kegiatan pengumpulan

data dimulai, sehingga memberikan hasil yang lebih baik dan akurat, baik

pada waktu pengumpulan data maupun dalam pengolahan data.

4) Lebih luas ruang cakupan penelitian

Penelitian yang menggunakan sensus (populasi) akan menyebabkan ruang

cakupannya lebih terbatas karena jumlah respondennya lebih banyak,

sebaliknya apabila peneliti menggunakan sampel, jumlah responden lebih

sedikit dan ruang cakupan dapat bertambah luas.

5) Karena subjeknya pada sampel lebih sedikit dibandingkan dengan populasi,

maka kerepotannya tentu berkurang.

6) Apabila populasinya terlalu besar, maka dikhawatirkan ada yang terlewati

7) Ada kalanya dengan penelitian populasi berarti desktruktif(merusak).

8) Ada kalanya memang tidak dimungkinkan melakukan penelitian populasi.

4

Page 5: Populasi Dan Sampel (Autosaved)

Beberapa hal yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam

memutuskan perlu tidaknya menggunakan sampel adalah:

a. Banyaknya populasi

Apabila populasi yang diambil cukup besar maka penarikan sampel semakin

diperlukan.

b. Biaya yang tersedia

Apabila dana yang tersedia kurang memadai untuk menjangkau populasi,

sampel sangat diperlukan.

c. Kemudahan apabila sarana dan prasarana, transportasi untuk menjangkau

responden sulit dilakukan atau keadaan responden sendiri, maka sampel

diperlukan.

d. Waktu dan tenaga.

Selain dari keadaan tersebut di atas juga perlu diperhatikan waktunya

maupun tenaga yang tersedia untuk mendapatkan data.

Selain itu perlu pula diperhatikan resiko atau dampak negatif akibat suatu

kejadian, objek, atau peristiwa. Ada peristiwa tertentu yang lebih baik meneliti

dengan menggunakan sampel daripada populasi.

Beberapa pertanyaan yang dapat membantu peneliti dalam mengambil

keputusan apakah ia akan menggunakan sampel atau populasi adalah:

Apakah tujuan penelitian yang dilakukan?

Bagaimanakah resiko yang mungkin timbul pada peneliti dan bagi

masyarakat?

Pendekatan dan jenis penelitian apakah yang akan digunakan?

Bagaimanakah karakteristik populasinya? Berapa jumlah populasinya?

Berapa luas ruang cakupannya?

Berapa lamakah waktu yang tersedia?

Berapa banyakkah biaya yang tersedia dan atau mungkin diadakan?

Teknik analisis data apakah yang akan digunakan dalam mengolah data yang

telah dikumpulkan?

5

Page 6: Populasi Dan Sampel (Autosaved)

Jawaban-jawaban pertanyaan tersebut akan menggiring peneliti apakah

akan menggunakan populasi ataukah akan memilih sampel. Suatu hal yang

perlu digarisbawahi, penggunaan sampel bukan dimaksudkan untuk

mengurangi ketepatan dan ketelitian penelitian. Selagi sampel itu diambil

dengan cara yang baik dan benar, baik dilihat dari ukuran sampel maupun

prosedur penarikan sampel, maka hasil penelitian tetap akan benar.

B. Kriteria Sampel Representatif

Sampel yang representatif adalah sampel yang benar-benar dapat mewakili

dari seluruh populasi. Jika populasi bersifat homogen, maka sampel bisa diambil

dari populasi yang mana saja, namun jika populasi bersifat heterogen, maka

sampel harus mewakili dari setiap bagian yang heterogen dari populasi tersebut

sehingga hasil penelitian dari sampel dapat terpenuhi terhadap setiap anggota

populasi.

Hasan Mustafa mengungakapkan bahwa kriteria sampel representatif adalah:

1. Akurasi atau ketepatan , yaitu tingkat ketidakadaan “bias” (kekeliruan) dalam

sample. Dengan kata lain makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam

sampel, makin akurat sampel tersebut. Tolok ukur adanya “bias” atau

kekeliruan adalah populasi.

Cooper dan Emory (1995) menyebutkan bahwa “there is no systematic

variance” yang maksudnya adalah tidak ada keragaman pengukuran yang

disebabkan karena pengaruh yang diketahui atau tidak diketahui, yang

menyebabkan skor cenderung mengarah pada satu titik tertentu. Sebagai

contoh, jika ingin mengetahui rata-rata luas tanah suatu perumahan, lalu yang

dijadikan sampel adalah rumah yang terletak di setiap sudut jalan, maka hasil

atau skor yang diperoleh akan bias. Kekeliruan semacam ini bisa terjadi pada

sampel yang diambil secara sistematis.

6

Page 7: Populasi Dan Sampel (Autosaved)

Contoh systematic variance yang banyak ditulis dalam buku-buku metode

penelitian adalah jajak-pendapat (polling) yang dilakukan oleh Literary Digest

(sebuah majalah yang terbit di Amerika tahun 1920-an) pada tahun 1936.

(Copper & Emory, 1995, Nan lin, 1976). Mulai tahun 1920, 1924, 1928, dan

tahun 1932 majalah ini berhasil memprediksi siapa yang akan jadi presiden dari

calon-calon presiden yang ada. Sampel diambil berdasarkan petunjuk dalam

buku telepon dan dari daftar pemilik mobil. Namun pada tahun 1936

prediksinya salah. Berdasarkan jajak pendapat, di antara dua calon presiden

(Alfred M. Landon dan Franklin D. Roosevelt), yang akan menang adalah

Landon, namun meleset karena ternyata Roosevelt yang terpilih menjadi

presiden Amerika.

Setelah diperiksa secara seksama, ternyata Literary Digest membuat kesalahan

dalam menentukan sampel penelitiannya . Karena semua sampel yang diambil

adalah mereka yang memiliki telepon dan mobil, akibatnya pemilih yang

sebagian besar tidak memiliki telepon dan mobil (kelas rendah) tidak terwakili,

padahal Rosevelt lebih banyak dipilih oleh masyarakat kelas rendah tersebut.

Dari kejadian tersebut ada dua pelajaran yang diperoleh : (1), keakuratan

prediktibilitas dari suatu sampel tidak selalu bisa dijamin dengan banyaknya

jumlah sampel; (2) agar sampel dapat memprediksi dengan baik populasi,

sampel harus mempunyai selengkap mungkin karakteristik populasi (Nan Lin,

1976).

2. Presisi. Kriteria kedua sampel yang baik adalah memiliki tingkat presisi

estimasi. Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan

karakteristik populasi. Contoh : Dari 300 pegawai produksi, diambil sampel

50 orang. Setelah diukur ternyata rata-rata perhari, setiap orang menghasilkan

50 potong produk “X”. Namun berdasarkan laporan harian, pegawai bisa

menghasilkan produk “X” per harinya rata-rata 58 unit. Artinya di antara

laporan harian yang dihitung berdasarkan populasi dengan hasil penelitian yang

dihasilkan dari sampel, terdapat perbedaan 8 unit. Makin kecil tingkat

7

Page 8: Populasi Dan Sampel (Autosaved)

perbedaan di antara rata-rata populasi dengan rata-rata sampel, maka makin

tinggi tingkat presisi sampel tersebut.

Belum pernah ada sampel yang bisa mewakili karakteristik populasi

sepenuhnya. Oleh karena itu dalam setiap penarikan sampel senantiasa melekat

keasalahan-kesalahan, yang dikenal dengan nama “sampling error” Presisi

diukur oleh simpangan baku (standard error). Makin kecil perbedaan di antara

simpangan baku yang diperoleh dari sampel (S) dengan simpangan baku dari

populasi, makin tinggi pula tingkat presisinya. Walau tidak selamanya, tingkat

presisi mungkin bisa meningkat dengan cara menambahkan jumlah sampel,

karena kesalahan mungkin bisa berkurang kalau jumlah sampelnya ditambah

( Kerlinger, 1973 ). Dengan contoh di atas tadi, mungkin saja perbedaan rata-

rata di antara populasi dengan sampel bisa lebih sedikit, jika sampel yang

ditariknya ditambah. Katakanlah dari 50 menjadi 75.

(home.unpar.ac.id/~hasan/SAMPLING)

Kriteria sampel yang representatif:

a. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi

b. Dapat menentukan tingkat presisi (perbedaan hasil yang diperoleh dari sampel

dengan hasil yang diperoleh dari sensus) hasil penelitian dengan jalan

menentukan simpangan baku (standar deviasi) dari taksiran-taksiran yang

diperoleh.

c. Sederhana sehingga mudah dilaksanakan

d. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah-

rendahnya

e. Penghematan

(http://catatankuliahdigital.blogspot.com/2009/12/populasi-dan-sampel.html/)

Syarat-syarat di dalam pemilihan sampel agar sampel tersebut adalah sampel

yang representatif:

1. Sampel harus menjadi cermin dari populasinya

8

Page 9: Populasi Dan Sampel (Autosaved)

2. Sampel harus mewakili populasinya

3. Sampel harus merupakan populasi dalam bentuk kecil (miniature)

Apabila syarat-syarat tersebut tidak dipenuhi, maka kesimpulan yang

digeneralisasikan pada populasi tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Kesimpulannya akan menyimpang atau bias.

Dalam penelitian terhadap sampel, ciri representativeness samel itu tidak

pernah dapat dibuktikan, melainkan hanya dapat didekati secara metodologis

melalui parameter-parameter yang diketahui dan diakui baik secara teoritis

maupun secara eksperimental. Ada empat parameter yang bisa dianggap

menentukan representativeness suatu sampel, yaitu:

a. Variabilitas populasi

Variabilitas populasi merupakan hal yang sudah given, artinya peneliti harus

menerima sebagaimana adanya, dan tidak dapat mengatur atau

memanipulasikannya. Sedangkan ketiga parameter lainnya, peneliti dapat

mengatur atau memanipulasikannya untuk meningkatkan taraf

representativeness sampel.

b. Besar sampel

Makin besar sampel yang diambil akan semakin tinggi taraf representativeness

sampelnya. Ketentuan ini berlaku selama populasinya tidak homogen secara

sempurna. Jika poulasinya homogen secara sempurna, besar sampel tidak

mempengaruhi taraf representatif sampelnya. Untuk populasi yang demikian,

sampel cukup yang kecil saja.

c. Teknik penentuan sampel

Makin tinggi tingkat rambang dalam penentuan sampel, akan mekin tinggilah

tingkat representatif sampelnya. Ketentuan ini juga hanya berlaku selama

populasinya tidak homogen secara sempurna. Jika populasinya homogen secara

sempurna, rambang sama sekali tidak diperlukan.

d. Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi dalam sampel

9

Page 10: Populasi Dan Sampel (Autosaved)

Makin lengkap ciri-ciri populasi yang dimasukkan ke dalam sampel, akan

semakin tinggi tingkat representatif sampelnya.

Dengan mempertimbangkan parameter-parameter tersebut di atas, penelitian

diharapkan dapat menentuan sampel yang paling tinggi tingkat representatifnya

yang mungkin dicapai.

C. Teknik Penentuan Sampel

Generalisasi dari sampel ke populasi mengandung resiko bahwa akan

terdapat kekeliruan atau ketidaktepatan karena sampel tidak akan mencerminkan

secara tepat keadaan populasi. Makin tidak sama sampel dengan populasinya maka

makin besarlah kemungkinan kekeliruan dalam generalisasi itu. Oleh karena itu

teknik penentuan sampel menjadi sangat penting peranannya dalam penelitian.

Berbagai teknik penentuan sampel pada hakikatnya adalah cara-cara untuk

memperkecil kekeliruan generalisasi dari sampel ke populasi. Hal ini dapat dicapai

kalau diperoleh sampel yang representatif, yaitu sampel yang benar-benar

mencerminkan populasinya.

Berbagai pertimbangan yang perlu diperhatikan peneliti terlebih dahulu

sebelum menentukan teknik penentuan sampel yang akan digunakan dalam

menentukan sampel penelitian adalah:

a. Apakah yang diharapkan dari hasil penelitian itu?

b. Apakah hanya sebatas mendeskripsikan keadaan, ataukah akan menerangkan

dan menguji sesuatu ataukah mau melakukan prediksi untuk masa datang

c. Apakah studi kasus atau studi pengembangan ataukah untuk menemukan

berbagai indikator yang akan digunakan untuk perencanaan? Andaikata studi

kasus, cukup dipilih salah satu cara dari non probability sampling karena hasil

yang didapat hany untuk mengungkapkan kasus tersebut secara mendalam,

tetapi bukan untuk membuat generalisasi terhadap populasi. Seandainya peneliti

10

Page 11: Populasi Dan Sampel (Autosaved)

ingin melakukan prediksi maka peneliti tersebut hendaklah memilih satu teknik

dari probability sampling.

d. Karakteristik populasi secara mendalam. Andaikata populasi homogen, ambil

saja salah satu teknik yang tidak berstrata dan bukan pula cluster. Namun kalau

populasi yang akan diteliti berlapis atau kluster maka diperlukan pengkajian

yang lebih mendalam tentang bagaimana karakteristik populasi itu. Kepastian

batas wilayah populasi dengan sifat-sifat yang terdapat dalam masing-masing

wilayah akan menentukan pula teknik mana yang tepat untuk digunakan.

e. Fakor-faktor lain yang perlu mendapat perhatian adalah jumlah dana yang

tersedia, waktu yang mungkin digunakan, serta tenaga yang mungkin

dimanfaatkan dalam pelaksanaan penelitian sehingga tidak mengurangi

ketepatan penelitian.

Secara garis besar, ada dua macam teknik pengambilan sampel, yaitu:

1. Probability sampling, yaitu yang memberi kemungkinan yang sama bagi setiap

unsur populasi untuk dipilih

2. Non-probability sampling, yaitu yang tidak memberi kemungkinan yang sama

bagi setiap unsur populasi untuk dipilih

1. Probability Sampling

Probability sampling adalah pengambilan sampel yang memberi

kemungkinan yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih

Yang termasuk probability sampling adalah sebagai berikut.

a. Simple Random Sampling (Sampling Random)

Sampling random yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara acak.

Artinya, setiap anggota populasi atau unit dalam populasi mempunyai

kesempatan yang sama untuk dipilih. Secara sederhana dapat dilakukan

dengan menggunakan sistem undian, menggunakan tabel bilangan random.

11

Page 12: Populasi Dan Sampel (Autosaved)

Supaya perolehan sampel lebih akurat, diperlukan rumus-rumus penentuan

besarnya sampel, antara lain:

1. Dengan rumus Jacob Cohen:

N= L

f 2+u+1

Dengan:

N = Ukuran sampel

f 2=¿ Effect size

u = Banyaknya ubahan yang terkait dalam penelitian

L=¿ Fungsi power dari u, diperoleh dari tabel, t.s. 1 %.

2. Dengan rumus berdasarkan proporsi, ada dua rumus.

a. dikemukaan oleh issac dan michael:

S=❑2 NP(1−P)

d2 ( N−1 )+❑2 P(1−P)

dimana : S = ukuran sampel

N = ukuran populasi

P = proporsi dalam populasi

❑2 = harga tabel chi-kuadrar untuk ¿ tertentu

b. dikemukakan oleh Paul Leedy:

N=¿

Dimana : N = ukuran sampel

Z = standard score untuk ¿ yang dipilih

e = sampling error

P = proporsi harus dalam populasi

Untuk mempermudah dalam mengikuti uraian, maka akan diambil

misal, kita mempunyai populasi sebanyak 1000 orang dan sampelnya kita

tentukan 200 orang. Setelah seluruh subjek diberi nomor, yaitu nimor 1

12

Page 13: Populasi Dan Sampel (Autosaved)

sampai dengan 1000, maka sampel random kita lakukan dengan salah satu

cara demikian:

a. Undian (untung-untungan)

Pada kertas kecil-kecil kita tulis nomor subjek, satu nomor untuk setiap

kertas. Kemidian kertas ini kita gulung. Dengan tanpa prasangka kita

mengambil 200 gulungan kertas, sehingga nomor-nomor yang tertera

pada gulungan yang terambil itulah yang merupakan nomor subjek

sampel penelitian kita.

b. Ordinal (tingkatan sama)

Setelah 1000 orang subjek kita beri nomor, kita membuat 5 gulungan

kertas dengan nomor 1, 2, 3, 4, 5. Kita ambil satu, misalnya setelah

dibuka tertera angka 3. Oleh karena sampel 200 padahal populasi 1000

maka besarnya sampel seperlima dari populasi. Demikianlah maka kita

ambil nomor dengan melompat setiap 5 subjek, mulai dari nomor 3, lalu

8, 13, 18, 23 dan seterusnya dan kalau sudah sampai nomor terbawah

padahal belum diperoleh 200 subjek, kita kembali ke atas lagi.

Nomor-nomor yang terambil itulah nomor subjek sampel penelitian.

c. Menggunakan tabel bilangan random

Didalam buku-buku statistik bagian belakang, biasanya terdapat halaman

yang memuat angka-angka yang disusun secara acak. Angka-angka

tersebut dapat dicari letaknya menurut baris dan kolom. Agar

pengambilam sampel terlepas dari perasaan subjektif, maka sebaiknya

peneliti menuliskan langkah-langkah yang akan diambil, misalnya:

1. Menjatuhkan ujung pensil, menemukan nomor baris,

2. Menjatuhkan ujung pensil kedua, menemukan nomor kolom.

Pertemuan antara baris dan kolom inilah nomor subjek ke-1;

3. Bergerak dari nomor 2 langkah ke kanan, menemukan nomor subjek

ke-2;

4. Bergerak ke bawah 5 langkah menemukan nomor subjek, ke-3;

13

Page 14: Populasi Dan Sampel (Autosaved)

5. Bergerak ke kiri 2 langkah menemukan nomor subjek ke-4 dan

seterusnya sampai diperoleh jumlah subjek yang dihendaki.

Perlu ditambahkan di sini bahwa apabila jumlah subjeknya tidak

terlalu banyak, maka semua langkah dapat ditulis. Tetapi jika jumlah

subjeknya banyak, kita dapat mengulang langkah yang sudah kita lalui.

a. Apabila suatu ketika kita menemukan angka nomor subjek yang sudah

terambil, maka kita melewati langkah tersebut dan meneruskan ke

langkah berikutnya.

b. Pengambilan nomor tentu saja tidak selalu harus satu angka

Untuk memperoleh subjek dengan nomor lebih besar dari 9, kita gunakan

2 atau 3 angka, ke kanan, ke kiri, ke bawah atau ke atas.

b. Proportionate Stratified Random Sampling (Sampel Bertingkat)

Sampel bertingkat yaitu sampel yang diambil dari populasi yang terbagi atas

tingkat-tingkat atau strata. Misalnya, populasi penelitian adalah siswa SMA

N 2 Padang, berarti populasi mempunyai strata yaitu kelas I, kelas II, dan

kelas III. Sampel diambil dari setiap wakil strata (kelas). Strata dapat

berdasarkan umur, golongan atau pangkat, dan sebagainya. Setelah diketahui

stratanya, baru kemudian ditentukan proporsinya, dan selanjutnya diambil

anggotanya dari setiap strata menurut proporsi secara acak.

c. Disproportionate Stratified Random Sampling

Disproportionate Stratified Random Sampling adalah pengambilan sampel

dari setiap strata tidak menurut proporsi yang sesungguhnya, tetapi

pemilihan angota tetap dilakukan secara random. Pengambilan sampel secara

ini dilakukan karena jumlah strata (subpopulasi tertentu) terlalu sedikit.

Contohnya, populasi terdiri dari subpopulasi: guru besar, lektor kepala,

lektor, lektor muda, dan asisten. Kalau dengan cara Proportionate Stratified

Random Sampling, sampel dapat diambil secara merata yakni unuk masing-

masing subpopulasi 20%. Dengan cara ini besar kemungkinan sampel untuk

14

Page 15: Populasi Dan Sampel (Autosaved)

guru besar terlampau kecil karena jumlahnya sedikit, sedangkan sampel

untuk asisten atau lektor muda terlampau besar karena jumlahnya banyak.

Untuk mengatasi hal di atas, peneliti menentukn sampel atas pertimbangan

proporsi yang dianggap lebih representative, misalnya guru besar 30%,

lektor kepala 20%, lektor 20%, lektor muda 15%, dan asisten 15%. Dengan

sampel yang tak proporsional ini sudah tentu ada strata yang terlampau besar

atau terlampau kecil jumlahnya bila dibandingkan dengan proporsi

subpopulasi yang sesungguhnya. Keuntungan sampling tak proporsional ini

adalah tidak begitu banyak memakan waktu bila dibandingkan dengan secara

proporsional. Peneliti dapat memperbesar proporsi stratayang sangat kecil

jumlahnya agar lebih mungkin dibandingkan dengn strata lainnya.

d. Area Sampling (Sampling Wilayah)

Sampling wilayah, yaitu sampel yang diambil karena ada perbedaan ciri

antara wilaya (daerah geografis) satu dengan wilayah lain. Teknik

pengambilan sampel wilayah ini dilakukan dengan mengambil wakil dari

setiap wilayah. Misalnya kita meneliti minat siswa SMA di seluruh wilayah

Indonesia terhadap profesi guru, maka kita mengambil sampel dari provinsi-

provinsi yang ada di Indonesia, sehingga hasilnya mencerminkan minat

siswa SMA seluruh Indonesia terhadap profesi guru.

e. Cluster Sampling (Sampling Kelompok)

Menurut Arikunto (1990:127), sampling kelompo digunakan oleh peneliti

apabila di dalam populasi terdapt kelompok-kelompok yang mempunyai ciri

sendiri-sendiri. Contoh: populasi adalah siswa kelas 1 SMP. Subpopulasinya

bisa dikelompokkan berdasarkan asal keluarga, misalnya dari keuarga

petani, pedagang, anggota ABRI, dan pegawai negeri. Jadi pekerjaan orang

tua yang disebutkan di atas tidak dikatakan strata, tetapi lebih tepat disebut

kelompok. Dalam menentukan jenis cluster atau kelompok harus

dipertimbangkan dengan masak apa ciri yang ada. Kalau ciri kelompok dari

subpopulasi merupakan tingkatan maka tidak dikatan sampling kelompok,

tetapi sudah termasuk sampling kelompok.

15

Page 16: Populasi Dan Sampel (Autosaved)

2. Non-Probability Sampling

Non-probability sampling yaitu pengambilan sampel yang tidak memberi

kemungkinan yang sama bagi tiap unsur populasi untuk dipilih. Non-

probability sampling tidak menggunakan metode random. Oleh karena itu tidak

akan diperoleh generalisasi yang berlaku bagi populasi. Menurut Nasution

(1987:125), sampling ini dilakukan misalnya untuk sekedar mengetes

reliabilitas alat pengukur tertentu. Bisa juga dilakukan untuk memperoleh suatu

kesan umum tentang ciri-ciri manusia yang tinggal di suatu daerah. Teknik

sampling ini digunakan untuk penelitian yang masih bersifat eksploratori.

Teknik sampling ini dapat dilakukan dengan mudah dalam waktu yang singkat,

tetapi hasilnya tentu tidak dapat digeneralisasikan bagi populasi, karena

sebagian besar anggota populasi tidak dilibatkan dalam penelitian ini atau

sampel tidak representatif.

Yang termasuk Non-probability sampling ini adalah:

1) Systemic Sampling

Systemic sampling yaitu memilih sampeldari suatu daftar menurut urutan

tertentu. Caranya adalah: (1) tentukan besar sampel yang diinginkan, (2)

selidiki jumlah populasi, yaitu nama pada daftar itu, (3)tentukan urutan ke

berapa yang menjadi dasar pilihan, dan (4) untuk menarik yang pertama

cabut suatu nomor secara acak. Teknik sampling ini dikatakan sistematis

karena mengikuti sistematika tertentu.

2) Kuota Sampling

Kuota sampling adalah teknik memilih sampel yang mempunyai ciri-ciri

tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan, misalnya sejumlah siswa

tingkat V dari beberapa universitas tertentu yang bekerja sambil belajar, atau

sejumlah guru dalam bidang studi tertentu yang pernah mendapat penataran,

misalnya untuk meminta pendapat mereka tentang manfaat penataran bagi

16

Page 17: Populasi Dan Sampel (Autosaved)

peningkatan mutu pengajaran. Peneliti dapat menentukan bidang studinya

serta jumlah guru atau kuot tiap bidang studinya yang diinginkannya,

misalnyaa untuk diwawancarai.

3) Accidental Sampling

Accidental sampling adalah sampel yang diambil dari siapa saja yang

kebetulan ada, misalnya menanyai siapa saja yang dijumpai di tengah jalan

untuk meminta pendapatnya tentang sesuatu. Karena sampel ini sama sekali

tidak representatif, maka tidak mungkin diambil suatu kesimpulan yang

bersifat generalisasi.

4) Purposive Sampling

Purposive sampling adalah sampel yang sengaja dipilih berdasarkan

karakteristik tertentu yang diperlukan dalam penelitian. Teknik ini biasanya

dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya mengambil orang yang

terpilih betul menrut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel. Misalnya

memilih sampel orang yang mempunyai tingkat pendidikan tertentu, jabatan

tertentu, usia tertentu, dan sebagainya.

Dengan teknik ini, peneliti akan berusaha agar dalam sampel terdapat wakil-

wakil dari segala lapisan populasi. Dengan teknik ini diusahakan agar

sampel memiliki ciri-ciri esensial dari populasi sehingga dapat dianggap

cukup representatif. Ciri-ciri yang esensial dan strata yang harus diwakili

bergantung pada penilaian atau pertimbangan peneliti. Misalnya untuk

menilai mutu pendidikan, peneliti dapat memilih sampel dari pegawai kantor

departemen P dan K, guru, orang tua, murid, dan pengusaha sebagai

konsumen produk pendidikan Selanjutnya peneliti memilih siapa yang

dianggap representatif dari tiap golongan.

Tampaknya sampling ini ada persamaannya dengan sampling kuota, namun

dalam purposive sampling, peneliti lebih cermat menentukan syarat-syarat

bagi sampel agar sesuai dengan tujuan penelitian.

5) Snowball Sampling

17

Page 18: Populasi Dan Sampel (Autosaved)

Pada sampling ini, peneliti mulai dengan dengan kelompok kecil yang

diminta untuk menunjukkan kawan masing-masing. Kemudian kawan ini

diminta untuk menunjukkan kawan masing-masing pula dan begitu

seterusnya. Dengan cara begitu kelompok sampel itu senantiasa bertambah

besar. Sampling ini dilakukan bila kita ingin menyelidiki hubungan antara

manusia dalam kelompok yang akrab, atau menyelidiki cara-cara informasi

tersebar di kalangan tertentu.

6) Satruration Sampling

Satruration sampling merupakan teknik pengambilan sampel jenuh (tuntas)

bila seluruh anggota populasi dijadikan sampel. Disamping sampel jenuh,

dikenal pula sampel padat. Sampel dikatakan padat bila jumlah sampel lebih

dari setengah jumlah anggota populasi. Sampel jenuh dapat dilakukan pada

populasi yang jumlah anggotanya kecil. Bila jumlahnya besar, misalnya

lebih dari 1000 orang, maka saturation samplimg tidak lagi praktis.

Langkah-langkah umum dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut.

1) Jabarkan dengan baik permasalahan yang akan diteliti sehingga menjadi

operasional. Gambarkan dengan jelas dan tegas sumber informasi, batas-batas

wilayah, dan informasi-informasi yang diinginkan. Kondisi yang demikian akan

membantu peneliti dalam menentukan darimana informasi itu dapat

dikumpulkan.

2) Rumuskan karakteristik populasi penelitian dan tentukan batas-batas wilayah

populasinya. Dalam hal ini akan ditemukan beberapa kemungkinan antara lain:

a) Populasi penelitian bersifat homogen

b) Populasi yang ada berisi strata yang berbeda-beda

c) Populasi yang ada merupakan cluster dan pada tiap cluster mungkin pula

terdapat perbedaan-perbedaan

d) Populasi yang ada berbeda-beda

3) Tentukan jumlah populasi penelitian

4) Masukkan semua unsur populasi ke dalam sampel

18

Page 19: Populasi Dan Sampel (Autosaved)

Unsur-unsur dalam populasi hendaklah terwakili dalam sampel. Di samping itu

jumlah tiap kelompok perl diperhatikan.

5) Tentukan besarnya ukuran sampel

Dalam hal ini perlu diperhatikan homogenitas populasi, teknik analisis yang

akan digunakan, waktu penelitian, tenaga dan biaya. Di samping itu, tidak kalah

pentingnya tingkat kepercayaan yang dapat diterima dan tingkat kesalahan yang

mungkin dapat ditolerir. Sehubungn dengan itu pilih cara yang tepat dalam

menentukan besarnya ukuran sampel yang benar. Kesalahan dalam menentukan

besarnya sampel dan cara penentuannya akan membawa dampak pada

ketepatan hasil penelitian dan tingkat kepercayaan para pemakai hasil

penelitian.

6) Pilihlah jenis dan cara penentuan sampel yang tepat sesuai dengan sifat-sifat

populasi dan kemudian tentukan responden penelitian.

Tidak ada aturan yang tegas tentang jumlah sampel yang dipersyaratkan

untuk suatu penelitian dari populasi yang tersedia. Juga tidak ada batasan yang

jelas apa yang dimaksud dengan sampel besar dan sampel kecil. Menurut Nasution

(1987:130-132), sampel yang sesuai sering dikemukakan aturannya adalah 10%

dari jumlah anggota populasi. Aturan ini tidak berlaku untuk anggota populasi

besar dan anggota populasi kecil.

Ada 4 faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan besarnya

sampel dalam penenlitian yaitu:

a. Derajat keseragaman (degree of homogenity) dari populasi.

Makin seragam populasi, maki kecil populasi yang dapat diambil. Apabila

populasi seragam sempurna maka satu satuan elemen saja dari seluruh populasi

itu sudah cukup representatif untuk diteliti. Sebaliknya apabila populasi itu

amat tidak sempurna maka hanya elemen lengkaplah yang dapat memberikan

gambaran representatif.

b. Presisi (precision) yang dikehendaki dari peneliti

19

Page 20: Populasi Dan Sampel (Autosaved)

Makin tinggi tingkat presisi yang dikehendaki, makin besar sampel yang harus

diambil.

c. Rencana analisa

Adakalanya besarnya sampel sudah mencukupi sesuai dengan presisi yang

dikehendaki, tetapi kalau dikaitkan dengan kebutuhan analisa maka jumlah

sampel tersebut kurang mencukupi.

d. Tenaga, biaya, dan waktu.

Kalau mengingat presisi yang tinggi maka jumlah sampel harus besar, tetapi

terbatasnya dana, tenaga, dan waktu, maka tidak mungkin untuk mengambil

sampel yang besar dan ini berarti presisi akan menurun.

20