POLYTENE CROMOSOME
Click here to load reader
-
Upload
desi-bintari -
Category
Documents
-
view
79 -
download
3
Transcript of POLYTENE CROMOSOME
POLYTENE CROMOSOME
Kromosom merupakan molekul asam nukleat yang tersusun dari molekul DNA (mengandung
sejumlah gen) yang tergabung dengan protein tertentu (bukan histon, pada makhluk hidup
prokariot) atau bergabung dengan protein histon (pada makhluk hidup eukariot) dan memiliki
kemampuan untuk melakukan replikasi sendiri. (Corebima, 1994). Pada sel-sel eukariot, selain
ditemukan di dalam inti, kromosom juga ditemukan di dalam organel tertentu, misalnya
kloroplas (tumbuhan) dan mitokondria. Struktur kromosom di dalam mitokondria makhluk hidup
apapun berupa molekul DNA unting ganda yang melilit dan tidak berasosiasi dengan protein-
protein semacam histon atau berupa molekul DNA unting DNA yang telanjang (Corebima,
1994). Berbeda dengan kromosom di dalam mitokondria, kromosom di dalam inti sel eukariot
merupakan nucleoprotein yang terdiri dari DNA unting ganda yang berasosiasi dengan protein
histon, protein non histon bahkan RNA (Gardner, 1991).
Beberapa sel dari larva insekta tetentu mempunyai kromosom raksasa. Contoh insekta yang
memiliki kromosom raksasa adalah Drosophila melanogaster. Koromosom raksasa ini terdapat
dalam sel kelenjar ludahnya (Kimball, 1990). Kromosom ini disebut kromosom raksasa karena
sesungguhnya kromosom ini adalah kromosom interfase yang memiliki ukuran lebih panjang
daripada kromosom metaphase sehingga kromosom ini dapat dilihat (pada fase interfase) dimana
pada kondisi tersebut semua kromosom lain tidak terlihat. Kromosom raksasa dibentuk oleh
peristiwa endomitosis, yaitu suatu replikasi yang menghasilkan banyak kromosom yang tidak
terpisah satu dengan yang lain. Struktur kromosom raksasa ini tersusun atas pita terang dan pita
gelap. Pita terang mengandung eukromatin dengan lilitan yang renggang sedangkan pita gelap
mengandung heterokromatin dengan lilitan yang padat, mengalami kondensasi, dan berperan
aktif dalam pembelahan. DNA umumnya terdapat pada pita-pita yang gelap (Kimball, 1990).
Kromosom raksasa ini merupakan hasil duplikasi berulang-ulang dari kromosom tanpa disertai
pembelahan sel. Duplikat-duplikat homolog ini baik paternal maupun maternal, terletak
berdampingan secara sempurna, sehingga menghasilkan bentukan menyerupai kabel yang
berserabut banyak. Pada kelenjar ludah Drosophila melanogaster setiap kromosom raksasa
merupakan hasil sembilan siklus replikasi. Kromosom raksasa yang terdapat pada kelenjar ludah
Drosophila melanogaster ini umumnya menyerupai kromosom raksasa dalam jaringan lainnya
tetapi memiliki lokasi gembungan yang berbeda-beda.
Alat dan Bahan
Alat: Bahan:
1. Mikroskop cahaya 1. larva Drosopila melanogaster
2. Gelas arloji 2. larutan NaCl 0,9%
3. Objek glass 3. Larutan FAA
4. Cover glass 4. Acetocarmin
5. Pipet
6. Jarum pentul
Prosedur Kerja
1. Memilih larva Drosopila melanogaster instar 3
2. Meletakkan larva pada gelas arloji dan diberi larutan NaCl 0,9%
3. Menentukan bagian kepala, ekor, dan leher larva
4. Meletakkan larva pada kaca benda dan diamati dibawah mikroskop
5. Memisahkan bagian kepala dengan ekor, dengan cara meletakkan jarum pentul pada bagian
kepala dan leher kemudian menariknya hingga terputus
6. Mencari salivary glands (kelenjar ludah) yang memiliki bentukan seperti ginjal dengan warna
transparan
7. Memisahkan salivary glands yang telah ditemukan dari lemak-lemak yang menempel
8. Menetesi salivary glands yang sudah ditemukan dengan FAA secukupnya, sampai warna
salivary glands berubah menjadi keruh
9. Membersihkan sisa FAA dengan cara menghisapnya dengan kertas hisap, lalu ditetesi dengan
acetocarmin
10. Menutup preparat dengan kaca penutup, dan mengamati di bawah mikroskop
11. Mencari kromosom raksasa pada preparat yang sudah dibuat, dan menggambarnya
Gambar hasil pemotretan kromosom raksasa.
Analisis Data
Pengamatan kali ini bertujuan untuk mengamati kromosom raksasa pada Drosophila
melanogaster. Untuk mendapatkan kromosom raksasa ini perlu didapatkan terlebih dahulu
kelenjar ludah larva instar 3 Drosophila melanogaster. Kelenjar ludah ini terletak di daerah
antara kepala dengan leher. Warna kelenjar ludah adalah transparan dan akan berubah menjadi
keruh saat ditetesi larutan fiksatif FAA. Kelenjar ludah Drosophila melanogaster berjumlah
sepasang dengan bentuk seperti ginjal. Sebelum diamati, terlebih dahulu kelenjar ludah yang
telah didapatkan ditetesi dengan acetocarmin. Pemberian acetocarmin ini bertujuan untuk
memberikan pewarnaan pada kromosom sehingga kromosom lebih mudah diamati. Kromosom
raksasa yang ditemukan berwarna transparan dengan suatu cirri yang khas yang mudah dikenali,
yaitu terdapat garis-garis pita gelap dan terang berseling teratur. Dengan perbesaran mikroskop
lemah, kromosom ini sudah dapat diamati dengan cukup jelas.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data dapat diketahui bahwa kromosom raksasa yang
ditemukan pada kelenjar ludah Drosophila melanogaster memiliki bentukan yang besar dan
panjang. Berbeda dengan kromosom biasa, kromosom raksasa ini dapat diamati pada mikroskop
dengan perbesaran lemah. Secara umum, kromosom raksasa ini sama dengan kromosom biasa,
salah satu perbedaan terletak pada proses terbentuknya. Menurut Gardner (1991), kromosom
raksasa yang terdapat pada kelenjar ludah Drosophila melanogaster terbentuk karena proses
endomitosis dimana strand kromosom mereplikasi terus menerus tanpa terjadi pembelahan inti.
Proses endomitosis menghasilkan bentukan kromosom yang besar dan panjang seperti pita, atau
yang biasa disebut kromosom polytene. Dalam www.ceolas.org disebutkan bahwa kromosom
dalam kelenjar ludah Drosophila melanogaster membelah beberapa kali tetapi masing-masing
strand tidak membelah. Strand-strand tersebut tetap menempel antara satu dengan yang lain.
Dengan kata lain, kromosom raksasa ini memiliki banyak copy gen yang tidak memisah antara
satu dengan yang lain, sehingga di dalam satu sel terdapat kopian informasi dari beberapa gen di
dalam kromosom. Namun saat terjadi endoreplikasi yang berulang-ulang pada kromosom, ada
bagian yang tidak ikut membelah dengan maksimal, yakni daerah sentromer. Sebagai hasilnya,
sentromer kromosom tergabung bersama-sama menjadi bentukan padat yang dinamakan
sentrosenter.
Ciri khas dari kromosom raksasa adalah terdapat garis-garis pita gelap dan pita terang yang
tersusun teratur berselang-seling. Menurut Kimball (1990), pita terang pada kromosom raksasa
ini merupakan eukromatin dengan lilitan renggang. Sedangkan pita gelap merupakan
heterokromatin dengan lilitan yang padat dan dapat mengalami kondensasi. DNA umumnya
terdapat pada pita-pita yang gelap. Bagian yang berperan aktif dalam pembelahan adalah bagian
pada pita gelap. Jumlah pita pada kromosom raksasa dapat digolongkan menjadi 537 pita untuk
kromosom X, 1032 pita pada kromosom kedua, 1047 pita pada kromosom ketiga, dan 34 pita
pada kromosom keempat. Sehingga total pita adalah 2650 untuk satu genome. Pada beberapa
penelitian lain disebutkan bahwa jumlah pitanya adalah 3286.
Kromosom raksasa biasanya ditemukan pada stadium larva. Hal ini dapat dimengerti karena
dengan adanya replikasi kromosom yang berulang-ulang (untuk membentuk kromosom raksasa)
ini akan menguntungkan bagi larva yang sedang tumbuh dengan cepat daripada jika sel tersebut
tetap diploid. Pembentukan kromosom raksasa tidak hanya terjadi pada kelenjar ludah larva
prepupa Drosophila melanogaster tetapi juga terjadi pada sel-sel perawat pada ovarium, sel
folikel yang mengelilingi oosit, sel-sel lemak, sel usus dan histoblas abdominal. Jadi selain pada
kelenjar ludah, kromosom raksasa juga ditemukan pada sel-sel tersebut. Perbedaannya adalah
pada letak penggembungan.
Seperti halnya kromosom biasa lainnya, kromosom raksasa ini juga berfungsi untuk mengatur
kegiatan metabolisme di dalam sel dan mengatur semua sistem kerja di dalam sel tersebut.
Diskusi
1. Mengapa kromosom pada Drosopila melanogaster disebut kromosom raksasa? Bagaimana
proses terbentuknya?
Kromosom ini disebut sebagai kromosom raksasa atau giant cromosome karena ukuran fase
interfase kromosom tersebut lebih panjang daripada kromosom pada masa metaphase sehingga
kromosom ini dapat dilihat (pada fase interfase) dimana pada kondisi tersebut semua kromosom
lain tidak terlihat.
Kromosom raksasa dibentuk oleh peristiwa endomitosis, yaitu suatu replikasi yang menghasilkan
banyak kromosom yang tidak terpisah satu dengan yang lain.
2. Pada instar keberapa Drosopila melanogaster yang digunakan? Kenapa?
Drosopila melanogaster yang digunakan berada dalam instar 3, karena pada instar ini kromosom
raksasa dapat diamati secara maksimal.
3. Bagaimana struktur kromosom raksasa? Lengkapi dengan gambar!
Pada dasarnya struktur kromosom raksasa tidak berbeda dengan kromosom biasa, perbedaannya
hanyalah pada ukurannya yang jauh lebuh besar. Hal ini dikarenakan peristiwa endomitosis. Ciri
khas dari kromosom raksasa adalah terdapat garis-garis pita gelap dan pita terang yang tersusun
teratur berselang-seling.
Gambar di bawah adalah gambar dari kromosom raksasa.
(sumber: http://www.ucsf.edu/sedat/polytene_chrom.ht
4. Apa makna pita gelap dan pita terang pada kromosom raksasa dipandang dari struktur dan
fungsinya?
Menurut Kimball (1990), pita terang pada kromosom raksasa ini merupakan eukromatin dengan
lilitan renggang. Sedangkan pita gelap merupakan heterokromatin dengan lilitan yang padat dan
dapat mengalami kondensasi.
5. Apa fungsi larutan:
NaCl 0.9%
Larutan NaCl 0,9% berfungsi untuk menjaga keadaan preparat agar tetap segar, sebagaimana kita
ketahui bahwa larutan NaCl bersifat isotonis dengan cairan tubuh.
Larutan fiksatif (FAA)
Larutan FAA berfungsi untuk menghentikan aktifitas pembelahan dan mempertahankan keadaan
sel seperti saat membelah.
Acetocarmin
Larutan Acetokarmin berfungsi sebagai pemberi warna pada kromosom, sehingga kromosom
dapat dengan mudah diamati.
6. Apakah fungsi kromosom raksasa sama dengan fungsi kromosom biasa?
Secara umum fungsi dari kromosom raksasa tetap sama dengan kromosom pada umumnya, yang
membedakan antara keduanya hanyalah strukturnya yang disebabkan oleh proses
pembenukannya.
7. Selain pada kelenjar ludah pada jaringan mana saja dapat ditemukan kromosom raksasa?
Selain pada kelenjar ludah Drosopila melanogaster kita juga dapat menemukan kromosom
raksasa ini pada sel-sel perawat pada ovarium, sel folikel yang mengelilingi oosit, sel-sel lemak,
sel usus dan histoblas abdominal.
KESIMPULAN
Kromosom raksasa memiliki ukuran yang besar dan panjang dibandingkan kromosom yang lain,
dengan cirri khas berupa garis-garis pita gelap dan terang yang berseling teratur. Kromosom ini
terdapat pada kelenjar ludah Drosophila melanogaster.
DAFTAR RUJUKAN
Anonim. Tanpa tahun. Polytene Chromosome, (Online),
(www.ucsf.edu/sedat/polytene_chrom.html, diakses tanggal 10 Maret 2007).
Anonim. Tanpa tahun. Polytene Chromosome, (Online),
(http://en.wikipedia.org/wiki/Polytene_chromosome, diakses tanggal 10 Maret 2007)
Anonim. Tanpa tahun. Polytene Chromosome, Endoreplication and Puffing, (Online),
(http://www.sdbonline.org/fly/aimorph/puffing.htm, diakses tanggal 10 Maret 2007)
Anonim. 1994. Polytene Chromosomes from Salivary Glands, (Online),
(http://www.woodrow.org/teachers/bi/1994/polytene_chromosomes.html, diakses tanggal 10
Maret 2007).
Corebima, A.D. 1994. Genetika. Malang: UM Press
Gardner, E.J, dkk. 1991. Principles of Genetics. New York: John Wiley and Sons, Inc.
Kimball, W, John. 1990. Biologi Jilid I. Jakarta: Erlangga
Manning, Gerard. 2006. A Quick and Simple Introduction to Drosophila melanogaster, (Online),
(www.ceolas.org/fly/intro.html, diakses tanggal 10 Maret 2007)