politik global

27
KRISIS EKONOMI EURO DARI YUNANI KE NEGARA-NEGARA TETANGGA : EFEK DOMINO Disusun Dalam Rangka Menempuh Tugas Individual Mata Kuliah Politik Global Dosen Pengampu : Drs. Tri Cahya Utama, MA Disusun oleh : NOVIA PUTRI PUSPITARANI 033 14010110130130 KELAS JUMAT 14.00-16.30 JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

description

efek domino krisis keuangan euro

Transcript of politik global

Daftar pustaka

KRISIS EKONOMI EURO

DARI YUNANI KE NEGARA-NEGARA TETANGGA : EFEK DOMINO Disusun Dalam Rangka Menempuh Tugas Individual Mata Kuliah Politik GlobalDosen Pengampu : Drs. Tri Cahya Utama, MA

Disusun oleh :

NOVIA PUTRI PUSPITARANI

03314010110130130KELAS JUMAT 14.00-16.30

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2012BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Krisis perekonomian adalah kemerosotan di bidang perekonomian. Krisis dapatdihindari apabila pengawasan dan kontrol oleh lembaga-lembaga yang berwenang diselenggarakan dengan baik. Krisis ekonomi ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal misalnya cadangan devisa yang menipis, inflasi yang tinggi, dan pertumbuhan ekonomi yang rendah. Tidak stabilnya kondisi finansial suatu negara seperti melemahnya perdagangan saham, krisis sektor perumahan berisiko tinggi (subprime mortgage) yang berdampak pada terus melemahnya ekonomi Amerika Serikat dan negara-negara mitra dagangnya membuktikan betapa tidakstabilnya sistem ekonomi dunia saat ini.Sejak 2010 lalu, kasus krisis perekonomian Yunani pun merebak. Hal ini bukannya belum pernah diprediksi. Pengamat ekonomi sudah memprediksi beberapa negara Eropa akan terkena krisis jika tidak diawasi dan dikontrol dengan baik. Negara-negara tersebut adalah Yunani, Italia, Spanyol, Portugal,dan Irlandia. Rata-rata kasusnya sama, yaitu begitu tingginya persentase utang pemerintah jika dibandingkan dengan PDB negaranya. Pemerintah mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibannya, sehingga inflasi terjadi. Jika pada akhirnya mereka gagal membayar hutang maka akan banyak pemberi hutang yang menderita rugi besar. Kerugian itu lama kelamaan akan menjalar ke pihak lain.

Kesaling-terkaitan antara berbagai bank dan lembaga keuangan lainnya aan berdampak pada meluasnya dampak krisis keuangan ke banyak negara negara Eropa, termasuk Jerman dan Perancis. Sedangkan negara di luar Eropa yang keuangannya tidak baik juga akan dengan mudah terkena dampak ini, termasuk Jepang. Negara yang menggantungkan pendapatannya pada ekspor juga tidak akan bisa terhindar dari dampak krisis ini. China dan India yang sering diharapkan sebagai negara penyelamat krisis ekonomi global, karena pertumbuhan ekonominya yang sangat tinggi dalam 10 tahun terakhir juga akan terkena dampak krsis ekonomi Eropa. Pertumbuhan ekonomi China yang menurun dan juga impor mereka akan berdampak pada banyak negara lain di Asia, termasuk Asia Tenggara. Semakin kompleksnya dampak yang akan terjadi akibat krisis ini menyebabkan berbagai negara di dunia ikut turun tangan untuk mengatasi krisis Eropa. Bagaimana awal mula krisis di Eropa dan dampak seperti apa yang timbul di Indonesia akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

Mengapa Uni Eropa yang terkenal sebagai salah satu negara dengan sistem perekonomian terkuat dapat mengalami krisis sedemikian besar?

Bagaimana peranan negara-negara lain dalam mengatasi adanya krisis euro tersebut? Bagaimana dampak krisis Eropa terhadap perekonomian Indonesia?BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Awal mula Krisis EropaKrisis ekonomi Eropa sudah berjalan hampir tiga tahun. Krisis ini kian parah karena dampaknya menyebar menjadi krisis politik dan sosial dan menulari negara-negara lain. Krisis ekonomi Eropa diawali oleh rapuhnya desain Uni Eropa. Beberapa negara anggota Uni Eropa, yaitu Belgia, Italia, dan Yunani telah melanggar kesepakatan awal saat bergabung menjadi anggota, dalam hal penetapan rasio utang terhadap Gross Domestic Bruto (GDP) yang sudah melebihi 100%. Selain itu, pada 2005 Jerman dan Perancis melanggar ketetapan defisit anggaran yang ditetapkan Uni Eropa yang tidak boleh melebihi 3% dari GDP. Alasan utama pembentukan monetary union diantaranya mampu mengurangi biaya transaksi serta adanya transparansi harga dimana orang-orang secara langsung dapat membandingkan harga barang antarnegara Uni Eropa karena menggunakan satu mata uang, yaitu Euro. Selain itu, monetaryunion juga dapat mengurangi risiko ketidakpastian kurs. Kesatuan moneter juga berguna dalam upaya meningkatkan aktivitas perdagangan antarnegara anggota Uni Eropa. Alasan tersebut tentu menggiurkan bagi negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Akan tetapi dalam sistem yang terintegrasi tersebutternyata terjadi asymmetry of shocksterhadap jalannya perekonomian. Hal ini terjadi apabila suatu kebijakan misalnya saja yang diimplementasikan di Perancis untuk meningkatkan shock terhadap permintaan ternyata efeknya sangat berbeda dengan demand shock di Jerman. Peristiwa tersebutmenghambat jalannya Uni Eropa kedepannya.a. YunaniPerekonomian Yunani berskala kecil dan terbuka. Perekonomian seperti ini dapat tumbuh dengan cepat, namun juga berisiko. Pemerintah Yunani terlalu ambisius mengejar pertumbuhan ekonomi, tapi dibiayai dengan utang. Kebijakan Yunani yang sulit dimengerti adalah kebiasaan defisit anggaran hingga 13,6% dari GDP. Selama ini Yunani hidup dari turis, sementara neraca perdagangannya tidak dibenahi. Tahun 2010 lalu data perekonomian Yunani adalah sebagai berikut: GDP-nya $350 miliar, sementara utangnya sebesar $406 miliar. Besarnya utang ini sebenarnya tidak begitu besar, namun rasio utang per GDP Yunani adalah sebesar 116%, sangat signifikan. Defisit perdagangannya sekitar $43 miliar. Cadangan devisanya hanya $4 miliar. Defisit anggaran13,6% dari GDP.

Mekanisme transmisi krisis Yunani diawali dengan Yunani yang sakit dan membutuhkan obat berupa likuiditas (uang). Likuiditas ini diperoleh dari utang, yang didapatkan dengan menerbitkan obligasi. Penerbitan obligasi ketika Yunani sedang dalam keadaan sakit (tidak kredibel dan bonafid) menyebabkanyieldobligasi menjadi tinggi. Obligasi dengan yield tinggi ini merusak pasar obligasi, obligasi negara-negara lain tertular dengan naiknyayield mereka. Hal ini menyebabkan kecenderungan suku bunga menjadinaik. Dunia gempar ketika Yunani tidak mampu lagi menangani krisis ekonominya karena buruknya praktek akuntansi di negara tersebut. Hal ini diperparah dengan ketidakmampuan Yunani dalam membayar utangnya kepada perbankan yang tersebar di negara Uni Eropa lainnya. Krisis Yunani membuat negara Uni Eropa lain ketakutan karena tentu akan menyebabkan contagion effect. Dunia terkejut dengan dampak krisis Eropa tersebut, sehingga bailout dipersiapkan sebagai langkah awal menyelamatkan perekonomian Yunani. Negara ini, kini hanya bisa bergantung pada suntikan dana dari troika, yakni Uni Eropa, Bank Central Eropa, dan Dana Moneter Internasional (IMF). Krisis di Yunani semakin memburuk karena belum menemukan solusi secara politis dalam menanggulagi utang Yunani serta dana bail outtidak mencukupi dan juga adanya risiko meluasnya gagal bayar. Krisis tersebut akan meluas ke negara-negara yang memiliki struktur ekonomi makro yang mirip dengan Yunani. Yunani termasuk salah satu anggota Uni Eropa yang menggunakan mata uang Euro. Karena hal ini, Yunani tidak bisa melakukan redenominasi tanpa negara-negara Uni Eropa lain setuju melakukan redenominasi. Tapi jika hal ini dilakukan, tidak adil bagi negara-negara lain. Jika Yunani memiliki mata uangnya sendiri, Yunani bisa dengan cepat melakukan perubahan dengan cara menurunkan nilai mata uang yang akan menjadi stimulan pertumbuhan ekonomi. Ekspor-impor akan berjalan lancar, investor asing masuk dan perekonomian akan dapat membaik. Tapi hal ini tidak akan dapatterjadi selama Yunani masih berada di bawah naungan Uni Eropa. Oleh karena itu, salah satu cara yang ditempuh oleh pemerintah Yunani di bawah Perdana Menteri Antonis Samaras saat ini adalah dengan mengajukan paket penghematan pengeluaran negara kepada parlemen.

b. ItaliaItalia yang merupakan kekuatan ekonomi terbesar ketiga di zona Euro setelah Jerman dan Perancis juga harus mengalami nasib yang sama seperti Yunani, yakni tidak mampu membayar utang-utangnya. Utang ini disebabkan oleh karena pemerintah yang memberi fasilitas yang lebih besar pada pensiunan serta belanja kesehatan dan santunan bagi penganggur lewat utang sehingga membebani APBN. Jumlah utang Italia ini tidak tanggung-tanggung yakni setara produk domestik bruto (PDB) negara tersebut sekitar 1,8 triliun euro.Krisis yang dialami Italia ini mengakibatkan mundurnya perdana menteri Silvio Berlusconi, yang kemudian digantikan oleh ekonom Mario Monti yang diharapkan dapat membantu italia keluar dari krisis tersebut. Sebagai langkah penyelamatan, pemerintah Italia akhirnya meluncurkan paket penghematan sebesar 30 miliar euro ($40,3 miliar) yang akan segera diajukan kepada parlemen. Langkah tersebut dirancang untukmenopang keuangan Italia dan membantu membendung krisis utang yang mengancam zona Euro. Dalam program penghematan tersebut, pemerintah pimpinan Perdana Menteri Italia Mario Monti menitikberatkan pada kenaikan pajak, memangkas anggaran belanja negara, dan melakukan reformasi aturan pensiun. Selain itu, penghematan Italia juga berpengaruh pada dana kesehatan yang dipangkas sebesar 5 miliar euro pada 2013. Menurut Monti, hal tersebut dilakukan untuk menyelamatkan Italia dan membantu ekonomi Eropa yang sudah mengalami penurunan tajam. Dia menambahkan, Italia akan menempatkan defisit dan utang di bawah kontrol sehingga Italia tidak menjadi negara yang dilihat sebagai penyebab semakin memburuknya krisis kawasan Eropa. Walaupun langkah-langkah penghematan tersebut masih harus mendapat persetujuan lebih lanjut dari Parlemen Italia, demi menyelamatkan negara yang terletak di selatan Eropa itu, Monti siap menyerahkan gaji bulanannya untuk membantu upaya tersebut. Kebijakan tersebut disepakati lebih cepat dari jadwal semula karena tekanan keuangan di Italia.

Italia sebagai negara dengan perekonomian ketiga terbesar di Eropa telah berada di tengah krisis sejak pertengahan tahun, saat biaya pinjaman mendekati tingkat yang memaksa Irlandia, Yunani, dan Portugal mendapatkan dana talangan (bailout) dari pemberi pinjaman internasional. Langkah penyelamatan secara keseluruhan:- Mencetak mata uang sendiri yang nilai tukarnya lebih rendah

- Kebijakan fiskal berdisiplin tinggi (austerity fiscal policy)c. Negara-negara LainSelain Yunani dan Italia, negara Eropa lain yang berada dalam kondisi rawan gagal bayar akibat utang yang bertumpuk adalah Portugal, Irlandia, dan Spanyol, masing-masing sebesar 160 miliar euro, 150 miliar euro, dan 640 miliar euro.

2.2 Penanggulangan KrisisKrisis yang terjadi di kawasan Eropa harus segera ditanggulangi. Kondisi yang terjadi pada negara-negara yang mengalami krisis yang cukup akut ini menuntut peran serta berbagai negara-negara lain, baik dari kawasan Eropa maupun dari negara-negara lain yang berada di luar Eropa. Negara-negara yang mengalami krisis tersebut akan sulit keluar dari krisis dengan hanya mengandalkan kekuatannya sendiri dan apabila krisis ini terus dibiarkan berlarut-larut akan timbul dampak sistemik yang akan menjangkit negara-negara lain di Eropa,bahkan di seluruh dunia termasuk Indonesia.

2.2.1 Peranan Negara-Negara Kawasan EropaPara pemimpin Uni Eropa terus berjuang mengatasi krisis hutang. Dalam beberapa waktu ke depan, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy akan bertemu untuk menyamakan langkah dalam rangka menyepakati rencana besar penyelamatan Zona Eropa dalam tiga bulan ke depan. Dua pemimpin negara utama Zona Euro ini akan bertemu di Berlin untuk menyempurnakan panduan baru bagi disiplin fiskal yang sudah dibahas dalam KTT Eropa 9 Desember lalu. Jerman dan Perancis yang semula cenderung hanya memberi dorongan bagi negara-negara yang terlilit utang untuk mengetatkan anggaran mulai mengambil sikap tegas.

Pada tanggal 5 Desember, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy dalam pertemuan di Paris sepakat untuk membuat aturan baru untuk mengatasi krisis utang di kawasan Eropa terutama negara-negara pengguna mata uang tunggal Euro. Sebelumnya para menteri luar negeri negara-negara Eropa juga telah melakukan pertemuan yang menghasilkan kesepakatan untukmeminta bantuan IMF menalangi utang yang melanda kawasan tesebut. Setelah ada kesepakatan dan lampu hujau dari IMF maka diteruskan adanya pertemuan Angela Merkel dengan Nicolas Sarkozy. Bank Sentral Eropa (ECB) mengharapkan Jerman mendukung dana bailout untuk membantu Uni Eropa mengatasi krisis utang. Namun, Kanselir Jerman Angela Merkel sudah menolak untuk mendukung dana bailout tersebut sebab saat ini dana yang tersedia tidak akan cukup untuk membantu negara seperti Italia dan Spanyol. Jerman tetap menekankan disiplin anggaran sebagai cara terbaikuntuk mengatasi krisis yang sudah masuk tahun ketiga ini. Kanselir Jerman serta Presiden Perancis bersiap dengan aturan baru yang akan dibahas dalam KTT Uni Eropa. Aturan baru dari dua negara tulang punggung Eropa itu akan menjadi salah satu poin strategis untuk memecah kebuntuan penanganan krisis selama ini. Aturan baru itu pada intinya adalah menjaga stabilitas mata uang Euro untuk menjamin stabilitas ekonomi Eropa. Langkah itu dilakukan melalui pengawasan anggaran yang ketatterhadap negara pengguna mata uang Euro. Bila terjadi defisit melebihi 3% maka negara bersangkutan akan menerima sanksi. Diharapkan aturan ini akan bisa berlaku bagi 27 negara anggota Uni Eropa atau minimal sebatas 17 negara pengguna mata uang tunggal Euro. Jerman dan Perancis juga bersepakat bahwa upaya menerbitkan surat berharga negara-negara pengguna euro bukan merupakan jalan keluar terbaik dalam menangani krisis utang. Beban bunga tinggi yang harus ditanggung negara penerbitsurat utang malah bisa menambah besar defisit anggaran yang sudah jeblok. Selain itu, Angela Merkel dan Nicolas Sarkozy juga berupaya meredam kepanikan yang melanda para investor global sekaligus memberikan isyarat kepada dunia internasional bahwa Eropa sangat serius dalam menangani krisis utangnya. Presiden Perancis Nicolas Sarkozy secara gamblang menyatakan aturan baru yang dibuat untuk menyatakan kepada dunia bahwa Eropa akan membayar kembali utang-utangnya, mengurangi desfisit, serta memulihkan pertumbuhan ekonomi. Jerman dan Perancis terpaksa harus pasang badan untuk mencegah ancaman downgradeperingkat utang kedua negara ini oleh Standar&Poor. Saat ini status peringkat kedua negara itu adalah AAA. Bila turun menjadi AA+ maka bisa dipastikan investasi di wilayah Eropa akan mati suri. Hal itu mengingatrendahnya kepercayaan investor saat ini terhadap perkembangan ekonomi di kawasan Eropa tiba-tiba harus mendapat kenyataan pahitbahwa duanegara tulang punggung negara-negara pengguna mata uang tunggal Euro tidak mendapat poin aman berinvestasi.

Sebelumnya Standar&Poor pernah menurunkan peringkat utang Amerika Serikat dari AAA menjadi AA+. Tindakan lembaga pemeringkat itu langsung mendapat kecaman keras dari Presiden Barack Obama karena tidak hanya membuat investor ragu tapi juga membuat ekonomi Amerika Serikat yang sedang lesu langsung terpuruk. Imbasnya nilai investasi turun tajam, bursa anjlok cukup dalam,dan angka pengangguran naik. Inisiatif yang dilakukan negara-negara Uni Eropa kecuali Inggris saatini dilakukan agar dana talangan yang ada dapat menahan surat-suratberharga pemerintah negara-negara yang terkena krisis agar tidak mengalami gagal bayar (default). Selanjutnya, upaya restrukturisasi utang, dikombinasikan dengan pengelolaan anggaran pemerintah akan memberi ruang gerak pemulihan ekonomi mereka. Yang perlu diantisipasi adalah kemampuan negara-negara tersebutdalam melakukan penghematan anggatan pendapatan dan belanja negara (APBN). Pemangkasan anggaran untuk keperluan welfare-state banyakditentang.2.2.2 Peranan Negara-Negara Berkembang dan G-20Krisis ini bukan hanya menjadi permasalahan bagi kawasan terdampak (Eropa) akan tetapi berpotensi besar menimbulkan resiko sistemik kepada negara-negara kawasan lain di seluruh dunia. Dengan kondisi yang ada sekarang ini, negara-negara di dunia tidak dapat berdiam diri dan mengabaikan krisis Eropa. Kelompok negara G-20 dan negara berkembang tidak ketinggalan mengadakan berbagai pertemuan untukmembahas masalah ini. Dalam pertemuan November lalu, telah dicapai kesepakatan yang menjadi komitmen kelompok G-20 dalam menangani krisis Eropa.

G-20 berusaha memperkuat peranan IMF sehingga efektif dalam mengawasi sistem keuangan global dengan fokus pada sektor keuangan, fiskal, kebijakan nilai tukar, dan dampak dari perkembangan dari hal-hal tersebut untuk stabilitas ekonomi global yang sistemik. G-20 juga berkomitmen mendukung rencana IMF sebagaipelaksana dari precautionary dan liquidity line (PPL) yang ditujukan bagi negara-negara yang membutuhkan dana cair dalam jangka pendek sesuai kasus per kasus per negara yang terkena dampak dari krisis ekonomi eksternal yang sistemik. Dipilihnya IMF sebagai lembaga yang diharapkan dapat berperan besar dalam penanganan krisis Eropa sebetulnya tidak lepas dari keengganan beberapa negara kelompok G-20 untuk secara langsung ikut ambil bagian dalam proses penyelamatan Eropa. Selain itu, dalam pertemuan para pemimpin Eropa di Brussel, mereka resmi menyetujui pinjaman IMF sebesar 200 miliar Euro (US$268 miliar) yang berasal dari Brasil dan Korea Selatan.2.3 Dampak Krisis Ekonomi Eropa pada IndonesiaKrisis ekonomi yang terjadi di Eropa membuat IHSG sempat melemah beberapa kali pada Agustus dan September 2011, dan berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi. Jika pemerintah menargetkan pertumbuhan 6,7% pada 2012, nampaknya perlu dikoreksi menjadi 6,3%. Direktur Pelaksana Bank Dunia, Sri Mulyani menyebutkan kalau dampak bisa dirasakan Indonesia lewat jalur perdagangan dan aliran modal. Dampak juga dapat terjadi lewatremittance namun tidakterlalu mempengaruhi.a. PerdaganganLewat jalur perdagangan, dampak yang dapat dirasakan Indonesia terjadi pada bidang ekspor. Krisis di Eropa akan membuat permintaan barang dari negara-negara tersebut pada Indonesia menurun. Mereka tidakmemiliki cukup dana untuk membeli barang-barang Indonesia. Akibatnya, produsen dalam negeri akan menurunkan harga barang ekspor. Ekspor nonmigas bulan Juli 2011 turun 7,93% dibandingkan Juni 2011. Kinerja ekspor Indonesia bulan Juni 2011 juga turun 5,2% dibandingkan bulan sebelumnya. Walau begitu, porsi perdagangan Indonesia di Eropa hanya 10,4% dan di AS juga hanya 8.2%. Maka dampak krisis Eropa pada perdagangan di Indonesia tidak akan terlalu besar sebab pasar ekspor utama Indonesia adalah kawasan Asia.

b. Aliran ModalLewat jalur aliran modal, dampak terjadi pada fokus aliran dana karena dana besar sulit diraih, maka modal-modal yang masuk akan berukuran kecil. Modal-modal kecil ini lebih dapat diserap oleh pasar-pasar baru dan sektor riil. Ekonomi mikro menjadi terangkat namun tidakmemberikan banyak sumbangan pada negara.

2.3.1 Faktor Pendukung Kekuatan Ekonomi IndonesiaKawasan ASEAN, termasuk Indonesia, tidak terlalu mengkhawatirkan akan terkena dampak krisis ekonomi Eropa. Hal ini disebabkan telah cukup mapannya kawasan ini. Kesiapan Indonesia ditunjukkan melalui cadangan devisa sekarang sebesar 114 miliar dollar AS, yang lebih baik dari krisis 1998 dan 2008. Indonesia juga melakukan diversifikasi ekspor, sehingga tidak lagi bergantung pada sektor manufaktur dan membidik pasar ekspor baru yang potensial seperti India. Selain itu, berikut beberapa faktorlain yang memperkuatIndonesia:

Sumber DayaAlam MelimpahMasyarakat ekonomi di Indonesia semakin sadar dengan melimpahnya kekayaan alam di negeri ini. Namun proporsi sumber daya alam Indonesia yang tidak tersebar rata di negara ini memang menjadi halangan tersendiri. Sebelum Undang-Undang No 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, sumber daya alam diatur pada tingkat pusat. Semenjak kebijakan desentralisasi fiskal tahun 2001, tidak ada lagi provinsi yang memiliki pertumbuhan negatif. Disparitas pendapatan antar provinsi semakin menurun seiring kebijakan pemerintah untuk mengurangi ketidakseimbangan pendapatan regional horizontal perkapita dengan memberikan subsidi pada daerah-daerah dengan pertumbuhan ekonomi negatif. Selama dikelola dengan baik dan tidak adanya konflik horizontal, kekayaan alam di negara kita merupakan aset yang memperkuat ekonominegara.

Pasar Konsumen yang BesarSebagai negara dengan salah satu jumlah penduduk terbesar didunia, yakni 240 juta orang dan daya beli per kapita 3000 dollar AS, pasar Indonesia merupakan pasar yang diperhitungkan oleh banyak pihak pelaku ekonomi.

Daya Beli Masyarakat yang TinggiDaya beli masyarakat menjadi tinggi karena iklim usaha dan iklimkompetisi yang sehat. Pemerintah mendorong berdirinya banyak UKM (Usaha Kecil Menengah) dengan menghilangkan berbagai hambatan dalam akses pembiayaan, teknologi, layanan infrastruktur, dan pasar. Pertumbuhan UKM yang tinggi membuat tenaga kerja menjadi lebih banyak terserap danmenurunkan tingkat pengangguran. Diversifikasi sumber impor juga menjadi semakin besar, tidak hanya Eropa dan Amerika Serikat, karena keanekaragaman UKM yang muncul membutuhkan berbagai bahan baku yang tidak hanya atau bahkan tidakdisediakan oleh Eropa dan Amerika Serikat.BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Seringkali krisis ekonomi terjadi di negara adidaya seperti halnya Amerika an Uni Eropa yang notabene merupakan kesatuan negara yang paling kuat sistem perekonomiannya. Krisis ekonomi ini biasanya diawali dari pertumbuhan ekonomi yang terlalu cepat yang bahkan terkadang diiringi euforia. Padahal pertumbuhan tersebut tidak ditopang oleh sektor riil dan makro fundamental. Selain itu, jika kita kembali melihat ke masa lalu, kebiasaan hutang ini sudah ada sejak jaman dahulu dan sejarah masa lalu tersebut membuktikan bahwa utang adalah biang kerok dari krisis. Memang, mengambil utang ke bank ataupun lembaga keuangan lainnya adalah baik, jika diiringi dengan pertimbangan yang matang. Namun diluar itu, maka utang yang anda pegang justru akan menjadi bom waktu. Dan hal itulah yang saat ini sedang terjadi di Uni Eropa dan Amerika Serikat.

3.2 Rekomendasi terhadap Krisis Ekonomi Zona EropaPemulihan krisis ekonomi yang dialami Zona Eropa sebenarnya dapatberkaca dari krisis ekonomi yang dialami oleh Indonesia pada tahun 1998 silam.Pada saat itu Indonesia mengalami pemulihan masa krisis ekonomi yang termasuk lambat yaitu hampir lima tahun sebab dana talangan (bailout) yang diberikan oleh IMF cenderung tersendat dan lambat. Lalu krisis ekonomi tersebut juga dibarengi dengan krisis politik menjelang jatuhnya kekuasaan Orde Baru. Upaya yang dapat dilakukan untuk memulihkan krisis ekonomi tersebut yaitu diperlukannya upaya kolektif ataukebersamaan dari negara-negara lain di seluruh dunia untuk memerangi krisis ekonomi yang merupakan musuh bersama. Krisis ekonomi ini tentunya tidak hanya menjadi tanggung jawab negara-negara zona Euro, terutama Jerman dan Prancis, namun juga menjadi perhatian bersama dari negara lain di seluruh duniatermasuk China, Brazil danRusia.

Diperlukan skema dana talangan dalam jumlah yang signifikan dalam tempo yang cepat untuk membantu Yunani dan Italia keluar dari krisis ekonomi. Selain itu juga diperlukan penyelesaian yang cukup radikal yaitu dengan pemotongan utang hingga 50% sehingga terdapat kelonggaran terhadap pembayaran utang yang telah jatuh tempo. Apabila opsi pertama diatas menemui jalan buntu maka proses pemulihan krisis dapat berkaca pada kondisi Indonesia dengan Rupiahnya.Pada saat itu proses pemulihan kondisi Indonesia ditunjang oleh mata uang Rupiah yang terdepresiasi. Hal ini pun sebenarnya dapat ditempuh oleh Yunani dan Italia. Mencabut keberadaan kedua negara ini dari zona Euro tentunya akan membuka peluang untuk menciptakan mata uang baru yang terdepresiasi, yang selanjutnya akan menaikkan daya saing (competitiveness) sehingga krisis tersebut akan tertanggulangi.

Neraca transaksi berjalan tentunya perlahan akan menjadi positif dengan adanya mata uang yang terdepresiasi ini, sebab mata uang yang melemah menjadi menguntungkan untuk transaksi perdagangan dan jasa internasional. Selain itu penanaman modal asing langsung juga akan mengalir masuk sebab para investor akan merasa bahwa ongkos produksi di negara yang terjadi krisis akan menjadi lebih murah, sehingga daya saingnya pun meningkat. Penggunaan mata uang Euro yang kuatmerupakan suatu hal yang kontra produktif. Tentunya merupakan suatu halyang tidak logis apabila negara yang mengalami krisis seperti Italia dan Yunani menggunakan mata uang yang sama dengan negara yang kondisinya kuatseperti Jerman dan Italia. Sepanjang Italia dan Yunani masih menggunakan mata uang Euro maka akan sulit untuk menyelesaikan krisis ekonominya.

Opsi lain yang dapat dan seharusnya ditempuh yaitu upaya penghematan yang dilakukan oleh negara-negara zona Euro, secara khusus Yunani dan Italia. Tidak ada lagi besar pasak daripada tiang. Pemerintah Yunani terpaksa berutang sekian lama akibat ingin memberikan pelayanan serta jaminan sosial dan kesehatan kepada masyarakat. Yunani dan Italia harus menjalankan kebijakan fiskal yang berdisiplin tinggi dimana belanja pemerintah harus dipangkas secara besar-besaran. Fasilitas yang besar bagi para pensiunan, belanja kesehatan dan santunan bagi penganggur merupakan hal yang sangat membebani APBN. Memang membutuhkan pengorbanan besar namun, hal ini sangat diperlukan untuk menyelamatkan negara dari krisis. Pemberi hutang diantarnya adalah bank dan lembaga keuangan lainnya.

Yield dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai hasil/batasan

Istilah ini diartikan sebagai efek penularan dengan cepat

Artinya pemerintah berusaha mendapat legalitas parlemen untuk penurunan gaji pegawai dan penghematan lainnya. Paket itu antara lain meminta pengurangan anggaran sebesar 13 miliar dollar AS ditambah rencana kenaikan pajak, juga di dalamnya dicantumkan tentang kebebasan untuk merekrut dan memecat pegawai sesuai kondisi. (Kompas, Selasa, 6 November 2012)

Aturan pensiun yang diterapkan termasuk dinaikkannya usia pensiun yakni menjadi 62 tahun untuk perempuan dan 66 tahun untuk pria.

Berdasarkan Laporan Divisi Statistik PBB tahun 2009 menempatkan Indonesia di urutan ke-18 sebagai pasar konsumen terbesar di dunia dari201 negara.Pengeluaran konsumsi akhir rumah tangga di Indonesia secara totalmencapai 316,730 juta dollar AS per tahun. Gambaran ini menunjukkan 59%dari GDP Indonesia dan mewakili 0,91%pasar konsumen dunia.