Politeknik Geologi Dan Pertambangan
-
Upload
elvira-wea -
Category
Documents
-
view
32 -
download
0
description
Transcript of Politeknik Geologi Dan Pertambangan
POLITEKNIK GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN “AGP”BANDUNG
2009
DUMP TRUCKA. Alat – Alat Angkut (Hauling or Transporting Units)
Pengangkutan batuan, endapan bijih, karyawan, “waste”, kayu penyangga (timber), dan barang – barang kerpeluan sehari – hari (supply) merupakan suatu hal yang sangat mempengaruhi kelancaran operasi penambangan. Untung ruginya suatu perusahaan tambang terletak juga pada lancar tidaknya sarana pengangkutan yang tersedia.Ada bermacam – macam alat angkut yang dapat dipergunakan untuk kegiatan pemindahan material dan karyawan, yaitu :
1. Truk jungkit (dump truk)2. “power scraper”3. “conveyor”4. “cable way transportation”5. Lokomotif dan lori (mine cars)6. Pompa dan pipa7. “skip”8. “cage”9. Tongkang (barge) dan kapal tunda (tugboat)10. Kapal curah (bulk ore ship)
Untuk pengangkutan jarak dekat (kurang dari 5 km) biasanya dipakai truk dan power scaraper. Untuk pengangkutan jarak sedang (5 – 20 km) dapat dipakai truk yang berukuran basar, belt conveyor dan “cable way”. Untuk jarak jauh (lebih dari 20 km)bisa dipergunakan kereta api, pompa dan pipa. Tetapi yang akan dibahas selanjutnya hanya truk jungkit, lokomotif dan lori, serta “belt conveyor”.
1. Truk Jungkit (dump truck)Alat angkut ini banyak dipakai untuk mengangkut : tanah, endapan bijih, batuan untuk bangunan, dll, Pada jarak dekat dan sedang. Karena kecepatannya yang tinggi (kalau jalur jalan baik), maka truk memiliki produksi yang tinggi, sehingga ongkos angkut per ton material menjadi rendah. Kecuali itu truk juga luwes (flexible), artinya dapat dipakai untuk mengangkut bermacam – macam barang dengan muatan yang bentuk dan jumlahnya beraneka ragam pula, dan tidak terlalu tergantung pada jalur jalan (bandingkan dengan lori atau belt conveyor).Alat angkut ini dapat digerakan dengan motor bensin, diesel, butane, atau propane. Yang berukuran besar biasanya digerakan oleh mesi diesel . Kemiringan jalan atau tanjakan yang dapat dilalui dengan baik berkisar antara 7 – 18%. Tetapi kalau memakai “motorized wheel” dapat mengambil tanjakan sebesar 35%.
a. Penggolongan Truk jungkitTruk jungkit dapat digolong - golongkan berdasarkan beberapa cara, antara lain :
a) Berdasarkan macam roda penggeraknya (wheel drive)Ada bermacam-macam kemungkinan roda penggerak (wheel drive), yaitu
(a) Roda penggeraknya adalah roda-roda depan (front wheel).Pada umumnya lebih lambat dan cepat aus ban-ban depannya.
(b) Roda penggeraknya adalah roda-roda belakang (rear wheel drive or standard). Tipe truk yang paling bayak dipergunakan pada saat ini, karena keausan ban-ban depannya lebih rendah.
(c) Roda penggeraknya adalah roda-roda depan dan belakang (four wheel drive), sehingga daya dorongnya lebih besar. Oleh sebab itu trukjenis ini banyak dipakai pada jalur-jalur jalan yang becek dan lembek.
(d) Roda penggeraknya adalah semua roda-roda belakang (double rear wheel drive). Pada umumnya roda penggerak jenis ini dipakai untuk truk-truk yang berkapasitas besar dan dipakai untuk jalur jalan yang daya dukungnya rendah.
b) Berdasarkan cara mengosongkan muatannya Ada tiga macam truk jungkit mengosongkan muatannya (dumping), yaitu :
(a) “end-dump or rear dump”, atau mengosongkan muatan ke belakang.(b) “side-dump”, atau mengosongkan muatan ke samping.(c) “bottom-dump”, atau mengosongkan muatan ke arah belakang.
Pemilihan macam pengosongan truk tergantung dari keadaan tempat kerja, artinya tergantung dari keadaan dan letak tempat pembuangan material (dump site).Kerangka (body) baknya pada umumnya terbuat dari baja yang kuat dan tahan abrasi. Pada saat ini sudah ada kerangka bak yang terbuat dari paduan (alloy) alumunium, sehingga lebih ringan, tetapi tetap kuat dan tahan abrasi.
c) Berdasarkan ukurannya Pada umumnya ukuran truk jungkit dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
(a) Ukuran kecil, yaitu truk-truk yang mempunyai kapasitas sampai 25 ton.(b) Ukuran sedang, yaitu yang mempunyai kapasitas antara 25 – 100 ton.(c) Ukuran besar, yaitu yang memiliki kapasitas di atas 100 ton.
Mengenai cara pemilihan ukuran truk memang agak sukar menentukanya. Akan tetapi sebagai pegangan (rule of thumb) dapat dikatakan bahwa kapasitas minimum dari truk kira – kira 4 – 5 kali kapasitas alat galinya (power shovel atau dragline).Keuntungan memakai truk yang kecil kapasitasnya adalah :
(a) Lebih mudah menggerakan ke kanan dan ke kiri, atau lebih lincah dan gesit.(b) Lebih cepat dan ringan, sehingga tak lekas merusak ban dan jalan.(c) Kalau kebetulan ada yang macet atau rusak kemerosotan produksinya hanya kecil.(d) Lebih mudah untuk disesuaikan atau diselaraskan dengan kapasitas alat galinya.
Kerugiannya adalah :(a) Agak sukar “mengisi” nya karena kecil, sehingga lebih lama ”spotting time” nya.(b) Diperlukan lebih banyak pengemudi, waktu perawatan (maintenance), macamnya suku
cadang (spare parts) untuk sasaran produksi yang sama.(c) Mesinnya sering memakai bahan bakar yang mahal.
Pengaruh ukuran truk dan ukuran alat gali terhadap ongkos pengangkutan untuk sasaran produksinya tertentu dapat dicari optimasinya.
Keuntungan memakai truk yang besar kapasitasnya adalah :(a) Untuk kapasitas yang sama dengan truck kecil jumlah unit truck besar lebih sedikit.(b) Sopir atau crew yang digunakan lebih sedikit.(c) Cocok untuk angkutan jarak jauh.(d) Pemuatan dari loader lebih mudah sehingga waktu yang hilang lebih sedikit.
Kerugian memakai truk yang besar kapasitasnya adalah :(a) Jalan kerja harus diperhatikan karena berat truck, kerusakan jalan relative lebih cepat.(b) Pengoperasian lebih sulit karena ukurannya lebih besar.(c) Produksi akan sangat berkurang jika salah satu truck tidak jalan.(d) Pemeliharaan lebih sulit dilaksanakan.
Mengosongkan muatan ke belakang (end dump or rear dump)
Mengosongkan muatan ke samping (Side dump)
Mengosongkan muatan ke bawah (bottom dump)
2. Tahanan Gali (Digging Resistance)
Adalah tahanan yang dialami oleh alat-alat pada waktu melakukan penggalian meliputi:
a. Gesekan antara alat gali dan Tanah
b. Kekerasan tanah/batuan
3. Tahanan Gulir/Gelinding (Rolling Resistance)
Besarnya tahanan gulir dinyatakan dalam “pounds” lbs dari tractive pull yang diperlukan
untuk menggerakkan tiap gross ton berat kendaraan beserta isinya pada jalur jalan mendatar
dengan kondisi jalan tertentu.
Keadaan bagian kendaraan yang berkaitan dengan permukaan jalur jalan :
a. Kalau memakai ban karet yang akan berpengaruh adalah ukuran ban, tekanan dan
keadaanpermukaan bannya apakah masih baru atau gundul dan macam kembangan pada
ban tersebut.
b. Jika memakai crawler track maka keadaan dan macam track kurang berpengaruh tetapi yang
lebih berpengaruh adalah keadaan jalan.
Tabel Angka-Angka Tahanan Gulir Untuk Berbagai Macam Jalan
4. Tahanan Kemiringan (Grade Resistance)
Yaitu besarnya gaya berat yang melawan atau membantu gerak kendaraan karena kemiringan
jalur jalan yang dilaluinya. Kalau jalur jalan itu naik disebut kemiringan positif (plus slope)
maka tahanan kemiringan (grade resistance) akan melawan gerak kendaraan sehingga
memperbesar tractive effort atau rimpull yang diperlukan. Sebaliknya jika jalur jalan itu turun
disebut kemiringan negative (minus slope) maka tahanan kemiringannya akan membantu
gerak kendaraan artinya mengurangi rimpull yang dibutuhkan.
Tahanan kemiringan itu terutama tergantung dari dua faktor yaitu :
a. Besarnya kemiringan yang biasanya dinyatakan dalam persen (%). Kemiringan 1 % berarti
jalur jalan itu naik atau turun 1 meter untuk tiap jarak mendatar sebesar 100 meter ; atau naik
turun 1 ft untuk setiap 100 ft jarak mendatar.
b. Berat kendaraan itu sendiri yang dinyatakan dalam “gross ton”.Besarnya rimpull untuk
mengatasi tahanan kemiringan ini harus dijumlahkan secara aljabar dengan rimpull untuk
mengatasi tahanan gulir.
Pengaruh Kemiringan Jalan Terhadap Tahanan Kemiringan
Akan tetapi perlu diingat bahwa alat-alat pemindahan mekanis itu jarang yang dapat
mengatasi kemiringan lebih besar dari 15 %. Jadi kalau dipakai tahanan kemiringan 20
lb/ton/%, maka angka-angkanya tidaklah terlalu menyimpang sampai kemiringan 15 %.
Cara menentukan tahanan kemiringan itu dapat dengan memakai teori mekanika (ilmu
pesawat) yang sederhana.
Cara Menentukan Tahanan Kemiringan
Dari gambar diatas terlihat bahwa DEF sebangun ABC, maka :
EF BC P BC BC
--- = --- ---> --- = --- atau P = W ---
DF AC W AC AC
Bila W = 1 ton = 2.000 lbs
1 m AB 100m/100ft
Sedangkan BC = ----- dan AC = ---------- = ------------------
1 ft Cos α Cos α
Sedangkan 1 % = 1 / 100 dan cos α = 10
maka persamaan diatas menjadi :
1
P = 2000 lbs----------------- = 20 lbs
1000/Cos 10
Perlu diingat bahwa kemiringan negative itu selalu membantu mengurangi rimpull
kendaraan, maka sedapat mungkin harus diusahakan agar pada waktu alat itu mengangkut
muatan melalui jalur jalan yang menurun, sedangkan pada waktu kosong menaiki atau
mendaki jalur jalan itu.
Sehingga dengan demikian pada waktu berisi muatan dapat bergerak lebih cepat dan
membawa muatan lebih banyak karena rimpull yang diperlukan sudah dikurangi dengan
kemiringan negative yang membantu. Ini berarti bahwa sedapat mungkin tempat penimbunan
atau tempat membuang material harus dipilihkan yang letaknya lebih rendah pada tempat
penggaliannya sendiri.
5. Coefficient of Traction/Tractive Coefficient
Merupakan suatu faktor yang menunjukan berapa dari seluruh berat kendaraan itu pada ban
atau track yang dapat dipakai untuk menarik atau mendorong. Jadi harus dikali untuk
menunjukan rimpull maksimum antara ban atau track dengan permukaan jalur jalan tepat
sebelum selip. Jadi CT itu terutama tergantung :
a. Keadaan ban, yaitu keadaan dan macamnya bentuk kembangan ban tersebut, untuk crawler
track tergantung dari keadaan dan bentuk tracknya.
b. Keadaan permukaan jalur jalan, basah atau kering, keras atau lunak, bergelombang atau rata,
dst.
c. Berat kendaraan yang diterima oleh roda penggeraknya.
Coefficient of Traction Untuk Bermacam-Macam Keadaan Jalur Jalan
Contoh perhitungan
Sebuah kendaraan mempunyai jumlah berat 40.000 lbs (20 ton) yang seluruhnya diterima
oleh roda penggeraknya dan akan bergerak pada jalur jalan yang terbuat dari tanah liat yang
kering dengan CT = 0,50 (50%), RR = 100 lb/ton dan kemiringan 5 %.
Jawab :
Rimpull yang dapat diberikan oleh mesin kendaraan pada macam jalan seperti diatas sebelum
selip bila beban yang diterima roda penggerak 100 % adalah sebesar :
RP/TP/TE/DBP = 40.000 lbs x 0,50 = 20.000 lbs
Sedangkan rimpull untuk mengatasi tahanan kemiringan dan tahanan gulir adalah sebesar :
RP/TP/TE/DBP = Berat kendaraan x GR x kemiringan
20 ton x 20 lbs/ton/% x 5 % = 2.000 lbs
RP/TP/TE/DBP = Berat kendaraan x RR
20 ton x 100 = 2.000 lbs
Jumlah RP/TP/TE/DBP = 4.000 lbs
Maka kendaraan itu pada keadaan jalur jalan tersebut tidak akan selip. Seandainya kendaraan
yang sama bergerak pada jalur jalan yang terbuat dari pasir lepas dengan RR 250 lbs/ton dan
CT =0,20 serta kemiringan 5 % sedangkan berat kendaraan yang diterima oleh roda
penggerak 50 % yaitu :
Untuk mengatasi RR :
RP/TP/TE/DBP = 20 ton x 250 lbs/ton = 5.000 lbs
Untuk mengatasi GR :
RP/TP/TE/DBP = 20 ton x 20 lbs/ton/% x 5 % = 2.000 lbs
Jumlah RP/TP/TE/DBP = 7.000 lbs
Sedangkan rimpull yang dapat diterima oleh kendaraan 50 % nya adalah :
40.000 lbs x 0,20 x 50 % = 4.000 lbs,
maka kendaraan tersebut tidak akan dapat bergerak atau selip.
6. Rimpull/Tractive Pull/Tractive Effort/Drawbar Pul
Merupakan besarnya kekuatan tarik (pulling force) yang dapat diberikan oleh mesin suatu
alat kepada permukaan jalur jalan atau ban penggeraknya yang menyentuh permukaan jalur
jalan. Bila coeffisien of traction cukup tinggi untuk menghindari terjadinya selip maka
rimpull maksimum adalah fungsi dari tenaga mesin (HP) dan gear ratios (persnelling) antara
mesin dan roda-rodanya, tetapi jika selip maka rimpull maksimum akan sama dengan
besarnya tenaga pada roda penggerak dikalikan coeffisien of traction.
Rimpull biasanya dinyatakan dalam pounds (lbs) dan dihitung dengan rumus :
HP x 375 x effesiensi mesin
RP =----------------------------------------
kecepatan, mph
dimana :
RP = Rimpull atau kekuatan tarik (lb)HP = Tenaga mesin, HP375 = Angka konversiIstilah
rimpull itu hanya dipakai untuk kendaraan yang beroda ban karet, untuk yang memakai roda
rantai (crawler track) maka istilah yang dipakai ialah drawbar pull (DBP).
Kecepatan Maksimum Pada Tiap-Tiap Gigi (Gear)
7. Percepatan (Acceleration)
Merupakan waktu yang diperlukan untuk mempercepat gerak kendaraan dengan memakai
kelebihan rimpull yang tidak digunakan untuk menggerakkan kendaraan pada keadaan jalur
jalan tertentu. Lamanya waktu yang diperlukan untuk mempercepat gerak kendaraan
tergantung dari beberapa faktor yaitu :
a. Berat kendaraan, semakin berat maka semakin lama waktu yang digunakan untuk
mempercepat gerak kendaraan.
b. Kelebihan rimpull yang ada, semakin besar rimpull yang berlebihan semakin cepat
kendaraan itu dapat dipercepat. Jadi kalau kelebihan rimpull itu tidak ada maka percepatan
pun tidak akan timbul artinya kendaraan tersebut tidak bisa dipercepat.
Untuk menghitung percepatan secara tepat dapat diperkirakan dengan rumus newton yaitu :
W Fg
F = ------ αatauα = ---
g W
dimana :
F = Kelebihan rimpull (lbs)
g = Percepatan karena gaya grafitasi (32,2 ft per sec2)
W = Berat alat yang harus dipercepat (lbs)
Cara lain untuk menghitung percepatan secara tidak langsung adalah dengan menghitung
kecepatan rata-ratanya. Rumus sederhana yang dipakai adalah :
Kecepatan rata-rata = Kecepatan maximal x Faktor kecepatan
Faktor kecepatan dipengaruhi jarak yang ditempuh kendaraan, semakin jauh jaraknya maka
semakin besar factor kecepatan kendaraan tanpa memperhatikan bagaimana keadaan jalur
jalan yang dilalui.
Contoh :
Sebuah kendaraan bergerak diatas suatu jalur jalan sehingga memiliki kecepatan maksimum
12,48 mph pada gigi ketiga. Bila jarak yang ditempuh adalah 1.250 ft berarti faktor
kecepatannya = 0,70 (lihat tabel diatas), maka kecepatan rata-ratanya adalah : 12,48 x
0,70 = 8,74 mph.
8. Ketinggian Permukaan Air Laut (Altitude or Elevation)
Ketinggian letak suatu daerah ternyata berpengaruh terhadap hasil kerja mesin-mesin karena
mesin-mesin tersebut bekerjanya dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur udara luar.
Semakin rendah tekanan udaranya maka semakin sedikit jumlah oksigennya.
Dari pengalaman ternyata untuk mesin 4 tak (four cycle engines) maka kemerosotan tenaga
karena berkurangnya tekanan, rata-rata adalah ± 3% dari HP diatas permukaan air laut untuk
setiap kenaikan tinggi 1.000 ft kecuali 1.000 ft yang pertama. Sedangkan untuk mesin 2 tak
ternyata kemerosotan lebih kecil yaitu sebesar ± 1% dari HP diatas permukaan air laut untuk
setiap kenaikan tinggi 1.000 ft kecuali 1.000 ft yang pertama.
Contoh :
Sebuah mesin 4 tak dan 2 tak dengan tenaga 100 HP diatas permukaan air laut pada
ketinggian 10.000 ft hanya akan memiliki HP sebesar :
3% x 100 x (10.000 - 1.000)
100 - -------------------------------------- = 73
1.000
1% x 100 x (10.000 - 1.000)
100 - -------------------------------------- = 91
1.000
Akan tetapi semakin tinggi letak tempat itu maka temperaturnya semakin rendah dan hal ini
akan membantu mesin menaikkan hasil kerja mesin-mesin bakar (bensin dan diesel). Untuk
menghitung pengaruh temperature udara biasanya dihitung dengan suatu rumus dimana sudah
diperhitungkan pengaruh tekanannya pula, yaitu :
Ps To
Ho = ---- √ ----
Po Ts
Dimana :
Hc = HP yang harus dikoreksi dari pengaruh ketinggian yaitu pada ketinggian 0 ft
Ho = HP yang dicatat pada ketinggian tertentu
Ps = Tekanan barometer baku (standart), 29,92 inciHg
Po = Tekanan barometer pada ketinggian tertentu, inciHg
Ts = Temperatur absolute pada keadaan baku (standart), (4600 + 600 F) = 5200 F (=2730
C)
To = Temperatur absolute pada ketinggian tertentu dalam 0 F atau (460 + Temp)
9. Efisiensi Operator (Operator Efficiency)
Merupakan faktor manusia yang menggerakkan alat-alat yang sangat sukar untuk ditentukan
effisiensinya secara tepat karena selalu berubah-ubah dari hari ke hari bahkan dari jam ke jam
tergantung dari keadaan cuaca, keadaan alat yang dikemudikan, suasana kerja, dll. Kadang-
kadang suatu perangsang dalam bentuk upah tambahan (insentive) dapat mempertinggi
effisiensi operator.Sebenarnya effisiensi operator tidak hanya disebabkan karena kemalasan
pekerjaan itu tetapi juga karena kelambatan-kelambatan dan hambatan-hambatan yang tak
mungkin dihindari seperti melumasi kendaraan, mengganti yang aus, membersihkan bagian-
bagian penting sesudah sekian jam dipakai, memindahkan ketempat lain, tidak adanya
keseimbangan antara alat muat dan alat angkut, menunggu peledakan disuatu daerah yang
akan dilalui, perbaikan jalan, dll.
Karena hal-hal tersebut diatas selama satu jam jarang ada operator betul-betul dapat bekerja
selama 60 menit. Berdasarkan pengalaman maka bila operator dapat bekerja selama 50 menit
dalam satu jam, ini berarti effisiensinya adalah 83 %, maka hal ini dianggap baik sekali jika
alatnya berban karet. Sehubungan dengan effisiensi operator diatas maka perlu juga diingat
keadaan alat mekanisnya karena hal tersebut mempengaruhi effisiensinya.
Operator Efficiency
Beberapa pengertian yang dapat menunjukan keadaan alat mekanis dan effektifitas
penggunaannya antara lain :
a. Availability Index atau Mechanical Availability
Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanis yang sesungguhnya dari alat yang
sedang dipergunakan.
W
AI = -------- x 100%
W + R
Dimana :
W = Working hours atau jumlah jam kerja alat
Waktu yang dibebankan kepada seorang operator suatu alat yang dalam kondisi dapat
dioperasikan artinya tidak rusak. Waktu ini meliputi pula tiap hambatan (delay time)yang
ada. Termasuk dalam hambatan tersebut adalah waktu untuk pulang pergi ke permuka kerja,
pindah tempat, pelumasan dan pengisian bahan bakar, hambatan karena keadaan cuaca, dll.
R = Repair hours atau jumlah jam untuk perbaikan
Waktu untuk perbaikan dan waktu yang hilang karena menuggu alat perbaikan termasuk juga
waktu untuk penyediaan suku cadang (spare parts) serta waktu untuk perawatan preventif.
b. Physical Availability atau Operational Availability
Merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang sedang dipergunakan.
W + S
PA = ------------ x 100%
W + R + S
S = Standby hours
Jumlah jam suatu alat yang tidak dapat dipergunakan padahal alat tersebut tidak rusak dan
dalam keadaan siap beroperasi
W+R+S = Schedule hours
Jumlah seluruh jam jalan dimana alat dijadwalkan untuk beroperasi
Physical Availability pada umumnya selalu lebih besar daripada Availability Index. Tingkat
effisiensi dari sebuah alat mekanis naik jika angka Physical Availabilitymendekati angka
Availability Index
c. Use of Availability
Menunjukan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh suatu alat untuk beroperasi pada
saat alat tersebut dapat dipergunakan (Availability).
W
UA = ------- x 100%
W + S
Angka Use of Availability biasanya dapat memperlihatkan seberapa efektif suatu alat yang
tidak sedang rusak dapat dimanfaatkan. Hal ini dapat menjadi ukuran seberapa baik
pengelolaan (management) peralatan yang dipergunakan.
d. Effective Utilization
Menunjukan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat dimanfaatkan untuk
kerja produktif. Effective Utilization sebenarnya sama dengan pengertian effisiensi kerja.
W
EU = ------------ x 100%
W + R + S
Dimana :
W+R+S = T = Total Hours Available atau Schedule hours (Jumlah jam kerja tersedia)
Contoh :
Dari pengoperasian sebuah power shovel dalam sebulan dapat dicatat data sebagai berikut :
Jumlah jam kerja (working hours) = W = 300
Jumlah jam untuk perbaikan (repair hours) = R = 100
Jumlah jam siap tunggu (hours on standby) = S = 200
Jumlah jam yang dijadwalkan (schedule hours or Total hours) = T = 600
Maka :
300
AI = ------------ x 100% = 75 %
300 + 100
300 + 200
PA = ------------ x 100% = 83 %
600
300
UA = ------------ x 100% = 60 %
300 + 200
300
EU = ----- x 100% = 50 %
600
Dalam keadaan lain datanya sebagai berikut :
W = 450
R = 150
S = 0, berarti alat tersebut tak pernah menunggu (standby)
W+R+S = 600
Maka :
450
AI = ------------ x 100% = 75 %
450 + 150
450 + 0
PA = ---------------- x 100% = 75 %
450 + 150 + 0
450
UA = ------------ x 100% = 100 %
450 + 0
450
EU = ----- x 100% = 75 %
600
Terlihat bahwa operasi alat pada contoh kedua lebih effisien daripada operasi alat pada
contoh pertama.
10. Faktor Pengembangan (Swell Factor)
Material dialam diketemukan dalam keadaan padat dan terkonsolidasi dengan baik, sehingga
hanya sedikit bagian-bagian yang kosong atau ruangan-ruangan yang terisi udara (voids)
diantara butir-butirnya, lebih-lebih kalau butir-butir itu halus sekali. Akan tetapi bila material
tersebut digali dari tempat aslinya, maka akan terjadi pengembangan atau pemuaian volume
(swell). Jadi 1,00 cu yd tanah liat dialam bila telah digali dapat memiliki volume kira-kira
1,25 cu yd. ini berarti terjadi penambahan volume sebesar 25% dan dikatakan material
tersebut mempunyai faktor pengembangan (swell factor) sebesar 0,80 atau 80%. Sebaliknya
bila bank yard ini dipindahkan lalu dipadatkan ditempat lain dengan alat gilas (roller)
mungkin volumenya berkurang, karena betul-betul padat sehingga menjadi berkurang dari
1,00 cu yd. tanah sesudah dipadatkan hanya memiliki volume 0,90 cu yd, ini berarti susut
10%, dan dikatakan shrinkage factor nya 10 %.
Contoh :
Sebuah power scraper yang memiliki kapasitas munjung 15 cu yd akan mengangkut tanah liat
basah dengan factor pengembangan 80%, maka alat itu sebenarnya hanya mengangkut 80% x
15 cu yd = 12 cu pay yard atau bank cu yd atau insitu cu yd.
Beberapa persamaan faktor -faktor diatas :
V loose
Percent Swell = ( ---------------------- - 1) x 100%
V undisturbed
V undisturbed
Swell Factor = ( ---------------------- ) x 100%
V loose
V compacted
Shrinkage Factor = ( 1 - ----------------------- ) x 100%
V undisturbed
Kalau angka untuk shrinkage factor tidak ada biasanya dianggap sama dengan percent swell.
Beberapa istilah penting yang berkaitan dengan kemampuan penggalian yaitu :
a. Faktor Bilah (blade factor), yaitu perbandingan antara volume material yang mampu
ditampung oleh bilah terhadap kemampuan tampung bilah secara teoritis.
b. Faktor Mangkuk (bucket factor), yaitu perbandingan antara volume material yang dapat
ditampung oleh mangkuk terhadap kemampuan tampung mangkuk secara teoritis.
c. Faktor Muatan (payload factor), yaitu perbandingan antara volume material yang dapat
ditampung oleh bak alat angkut terhadap kemampuan bak alat angkut menurut spesialisasi
teknisnya.
11. Berat material (Weight of Material)
Berat material yang akan diangkut oleh alat-alat angkut dapat mempengaruhi :
a. Kecepatan kendaraan dengan HP mesin yang dimilikinya.
b. Membatasi kemampuan kendaraan untuk mengatasi tahanan kemiringan tahanan gulir dari
jalur jalan yang dilaluinya.
c. Membatasi volume material yang dapat diangkut.
Oleh sebab itu berat jenis material harus diperhitungkan pengaruhnya terhadap kapasitas alat
muat maupun alat angkut.
Bobot Isi dan Faktor Pengembangan dari Berbagai Material
12. Untuk menyatakan keserasian (synchronization) kerja antara alat muat dan alat angkut dapat
juga dengan cara menghitung faktor keserasian alat muat dan angkut (matchfactor) yaitu :
Dimana :
Na = jumlah alat angkut, buah
Nm = jumlah alat muat, buah
Ctm = waktu edar (cycle time) alat muat
Cta = waktu edar (cycle time) alat angkut
Bila dari hasil perhitungan ternyata :
a. Faktor keserasian < 1, maka alat muat akan sering menganggur atau berhenti
b. Faktor keserasian = 1, maka kedua alat tersebut sudah serasi (shyncron) artinya keduanya
akan sama-sama sibuknya atau tak perlu ada yang menunggu.
c. Faktor keserasian > 1, maka alat angkut yang akan sering menganggur atau berhenti
Perhitungan Produksi Truck :
Sebuah truck dengan spesifikasi berikut :
Berat kosong : 37.000 lb
Kapasitas muatan : 40.000 lb
Berat total kendaraan : 77.000 lb = 34.900 kg
Dengan pembagian beban pada roda adalah sebagai berikut :
Poros depan : 12.000 lb
Poros kerja : 32.500 lb
Poros belakang : 32.500 lb
1 lb = 0,4536 kg
1 mile = 1,609 km
Digunakan power shovel 3 cuyd dengan produksi 312 cuyd/jam
Memindahkan tanah berat 2.700 lb/bcy, swell 25%, jarak angkut 1 mile, grade rata-rata 2,5%
terhadap horizontal
Tahanan gelinding 70 lb/ton
Tahanan kelandaian 20 lb/ton/%grade
Koefesien traksi 0,6
Waktu siklus :
Loading = 15 cuyd / 312 cuyd/jam = 0,0482 jam
Mengangkut = 1 mile /11,9 mph = 0,084 jam
Kembali = 1 mile / 32,7 mph = 0,0306 jam
Waktu tetap (percepatan dan lain-lain) 2 menit = 0,0330 jam
Waktu membuang dan mengatur posisi 1 menit = 0,0165 jam
Total waktu siklus = 0,2123 jam
Jumlah trip / jam = 60 / 12,8 = 4,68 trip = 4 trip
Produksi 1 truck per jam = 4 trip/jam x 15 cuyd/trip = 60 cuyd/jam (bank)
Faktor koreksi :
Waktu kerja 50 menit/jam 0,83 = 0,83 x 0,75 = 0,6225 (0,62)
Tata laksana tata kerja baik : 0,75
Total produksi = 0,62 x 60 bcy/jam = 37,2 bcy/jam
Dilayani dengan power shovel dengan produksi 312 bcy/jam
Truck yang dibutuhkan : 312 bcy/jam / 37,2 bcy/jam = 9 buah truck