POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama...

37
i POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA PASIEN ANAK DI INTALASI RAWAT INAP RSUD SLEMAN YOGYAKARTA PERIODE 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Diajukan oleh : Rachmaniati Kurnia Sari NIM : 118114050 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama...

Page 1: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

i

POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA PASIEN

ANAK DI INTALASI RAWAT INAP RSUD SLEMAN YOGYAKARTA

PERIODE 2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Diajukan oleh :

Rachmaniati Kurnia Sari

NIM : 118114050

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk Allah SWT sumber segala berkat dan

kekuatanku

My Family Mama, Bapak, Suamiku yang selalu mendoakanku..

Sahabat-sahabatku dan Almamaterku yang selalu kubanggakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

vii

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia dan berkat

Nya yang begitu luar biasa, sehinga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pola Pengobatan Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Anak Di

Instalasi Rawat Inap RSUD Sleman Yogyakarta Periode 2016” sebagai salah satu

syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT, atas berkat-Nya yang luar biasa sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini

2. Bapak, Ibu, Kakak, Sahabat, dan Suamiku yang senantiasa mencurahkan

kasih sayang dan dorongan semangat terutama selama proses studi dan

penyusunan skripsi ini

3. Dekan Fakultas Farmasi Sanata Dharma yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian

4. Ibu Wahyuning Setyani, M.Sc., Apt. selaku dosen pembimbing I yang

telah meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan dorongan,

serta saran dari awal hingga akhir penyusunan skripsi

5. Ibu Putu Christasani, M.Sc., Apt. selaku dosen pembimbing II yang selalu

memberikan bimbingan, dorongan serta saran demi terselesaikannya

skripsi ini

6. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt. dan Ibu dr. Fenty, M.Kes., Sp. PK.

Sebagai dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang

membangun

7. Pemerintah Kabupaten Sleman, BAPPEDA, RSUD Sleman, dan Komisi

Etik Universitas Kedokteran Duta Wacana yang telah memberikan izin

sehingga penulis dapat melakukan penelitian ini.

8. Teman-teman FKK A 2011 dan FKK A 2013, terima kasih atas

kebersamaannya dan pengalaman yang tak terlupakan selama berproses di

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ...... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi

PRAKATA .................................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ....................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi

ABSTRAK .................................................................................................. xii

ABSTRACT .................................................................................................. xiii

PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

METODE PENELITIAN ............................................................................ 2

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 3

KESIMPULAN ........................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 12

LAMPIRAN ................................................................................................ 14

BIOGRAFI PENULIS ................................................................................ 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

x

DAFTAR TABEL

Tabel I. Karakteristik Pasien DBD Anak……………………………… 4

Tabel II. Pola Pengobatan Pasien DBD Anak…………………………. 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian………………………………............. 14

Lampiran 2. Surat Ethical Clearence………………………………….. ...... 15

Lampiran 3. Surat Izin BAPPEDA Sleman……………………………… 16

Lampiran 4. Form Data Pola Pengobatan……………………………… 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

xii

ABSTRAK

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit

menular yang berbahaya dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat dan

dapat menimbulkan wabah. Sering terjadi kesalahan antara penyakit DBD dengan

penyakit lain seperti flu atau tifoid. Hal ini dikarenakan perjalanan infeksi Virus

Dengue yang menyebabkan DBD bersifat asimtomatik atau tidak jelas gejalanya.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gambaran pola

pengobatan pasien DBD anak di instalasi rawat inap RSUD Sleman Yogyakarta

periode 2016. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yang mendeskripsikan pada

pola pengobatan pasien DBD anak. Data diperoleh secara retrospektif berdasarkan

pada pasien anak 0-12 tahun dengan diagnosis DBD yang menjalani rawat inap di

RSUD Sleman Yogyakarta periode 2016. Terdapat 30 kasus yang memenuhi

kriteria inklusi. Hasil penelitian obat yang paling banyak digunakan adalah cairan

rehidrasi yakni Ringer Laktat (100%) dan analgesik-antipiretik yakni Paracetamol

(100%). Pada hasil data penelitian terdapat adanya duplikasi jenis obat analgesik-

antipiretik. Oleh karena itu, tenaga kesehatan perlu memperhatikan penggunaan

paracetamol sebagai analgesik-antipiretik pada pasien DBD.

Kata kunci : Pola Pengobatan, Demam Berdarah Dengue, Pasien Anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

xiii

ABSTRACT

Dengue fever is one the of some dangerous and infected illness which

leads to death in a short period and appears to be an epidemic. Dengue fever is

false diagnosed with influenza and tifoid. It is caused by dengue virus infection

that makes dengue fever has a characteristic of asymtomatic and no clear

indication. This research has an aim to describe the representation of the cure

system for pediatric patients in inpatient care facility of regional general hospital

Sleman Yogyakarta period 2016. This research is characterized as descriptive

which is describing on the cure system of dengue fever for pediatric patient. The

data are gotten in a retrospective manner based on the age around 0-12 years old

of the pediatric patients who get diagnosed of dengue fever in inpatient care

facility of regional general hospital Sleman Yogyakarta period 2016. The are 30

cases which appropriate with inclusion criteria and there is a result that the most

used medicine are rehydrated fluid which is lactate ringer (100%) and analgesic-

antipyretic which is paracetamol (100%). The result of this research is there is

duplication of analgesic-antipyretic medicine. This, medical staff need to watch

the use of paracetamol as an analgesic-antipyretic towards dengue fever patients.

Keywords : Prescription Pattern, Dengue Hemorrhagic Fever, Pediatric

Patients

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

1

PENDAHULUAN

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit

menular yang berbahaya dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat dan

dapat menimbulkan wabah. Penyakit DBD sering salah didiagnosis dengan

penyakit lain seperti flu atau tifoid. Hal ini dikarenakan perjalanan infeksi Virus

Dengue (VD) yang menyebabkan DBD bersifat asimtomatik atau tidak jelas

gejalanya (WHO, 2009).

DBD ditemukan pertama kali di Manila Filipina pada tahun 1953 dan

selanjutnya menyebar ke berbagai Negara. Di Indonesia penyakit ini pertama kali

dilaporkan pada tahun 1968 di Surabaya. Pada tahun 2012 di Yogyakarta jumlah

kasus DBD sebanyak 1000 kasus dengan jumlah kematian 2 orang di Kota

Yogyakarta. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memilki 5 kabupaten, salah

satunya adalah Kabupaten Sleman. Kabupaten Sleman memiliki jumlah kasus

kejadian DBD cukup tinggi di tahun tersebut, dengan an gka kejadian 236 kasus

(Dinas Kesehatan Yogyakarta, 2012).

Pengobatan DBD hanya bersifat simtomatik dan suportif. Secara

simtomatik yaitu dengan cara memberikan cairan yang cukup. Cairan diberikan

untuk mengurangi rasa haus dan dehidrasi akibat demam tinggi, anoreksia dan

muntah. Pada prinsipnya pengobatan yang utama dan yang terpenting adalah

mengatasi penyakit dasarnya kemudian pertimbangan mengenai pengobatan

simtomatik DBD. Adapun pemantauan yang dilakukan meliputi keadaan umum,

suhu, tekanan darah, nadi, pernapasan, monitoring hematokrit dan trombosit

(Kementrian Kesehatan, 2011).

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sleman.

RSUD Sleman merupakan rumah sakit non pendidikan milik pemerintah

Kabupaten Sleman dengan kategori B yang berlokasi di Jalan Bayangkara No. 48,

Triharjo, Sleman. Angka kejadian DBD di RSUD Sleman termasuk 10 besar

penyakit rawat inap tahun 2014 sebanyak 250 kasus dan sebanyak 125 kasus

pasien DBD pada kelompok anak dengan rentang usia 0-12 tahun (Dinkes

Sleman, 2015). Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui karakteristik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

2

dan mendeskripsikan pola penggobatan DBD pada pasien anak di Instalasi Rawat

Inap RSUD Sleman Yogyakarta periode 2016.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini non ekperimental, dengan rancangan penelitian deskriptif

evaluatif yang bersifat retrospektif. Variabel dalam penelitian ini adalah gambaran

pengobatan yang diterima pasien dengan diagnosis DBD di RSUD Sleman

Yogyakarta pada periode 2016. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli – Agustus

2017 di RSUD Sleman. Sampel penelitian yang digunakan adalah rekam medis

pasien anak penderita DBD periode Januari – Desember 2016, yang berasal dari 1

bangsal Cendana. Pengambilan data dilakukan dengan form pola pengobatan yang

berisi data subjektif, objektif, dan terapi yang diterima pasien.

Subjek penelitian ini adalah laki-laki dan perempuan dengan rentang umur

0-12 tahun, klasifikasi umur menggunakan acuan WHO 2012 dan positif

terdiagnosa DBD serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi

dalam penelitian ini adalah rekam medis yang lengkap dengan hasil pemeriksaan

laboratorium hematokrit dan trombosit yang menjalani perawatan di Instalasi

Rawat Inap RSUD Sleman Yogyakarta tahun 2016. Kriteria eksklusi dari

penelitian ini adalah pasien yang memiliki penyakit lain (komorbiditas). Jumlah

subjek penelitian minimal sebesar 30 (Sutedjo, 2008).

Pengumpulan data dilakukan dengan menyalin data rekam medik pada

lembar form pengambilan data penelitian. Lembar form kemudian divalidasi oleh

pembimbing sehingga instrumen penelitian tersebut dapat digunakan untuk

mencatat yang benar-benar dibutuhkan. Terdapat populasi kasus sebanyak 45

kasus rawat inap RSUD Sleman periode 2016. Kasus yang tidak dimasukan dalam

penelitian sebanyak 15 kasus, karena pasien menderita ISK sebnyak 8 pasien dan

ISPA sebanyak 7 pasien. Jadi, total kasus yang dianalisis sejumlah 30 kasus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

3

Data yang diperoleh diolah dalam bentuk deskriptif meliputi karateristik

pasien dan pola pengobatan yang ditampilkan dalam bentuk tabel.

Karakteristik pasien dilakukan dengan penggambaran umum dari pasien

DBD dewasa meliputi jenis kelamin, lama perawatan, dan usia. Gambaran pola

pengobatan dilakukan dengan mendeskripsikan pengobatan yang diberikan pada

pasien anak DBD anak yang meliputi golongan obat, jenis obat, cara pemberian

obat dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang

digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue di Indonesia (2011), dan

Guidelines on Clinical Management of DF dan Guidelines For Diagnosis,

Treatment, Prevention, And Control (WHO, 2009).

% Karakteristik masing-masing = jumlah kasus tiap kategori x 100%

jumlah seluruh kasus

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Pasien DBD Anak

Terdapat 45 data RM pasien demam berdarah dengue kelompok anak di

Instalasi Rawat Inap RSUD Sleman. Data rekam medis yang masuk dalam kriteria

penelitian sebesar 30 dan digunakan sebagai sampel dalam penelitian. Jumlah

keseluruhan objek penelitian dalam penelitian ini adalah 30 rekam medik pasien.

Karakteristik pasien dibagi menjadi 3 bagian yakni, umur, jenis kelamin dan lama

perawatan. Karakteristik pasien DBD anak disajikan pada tabel 1. Pasien DBD

anak pada penelitian ini lebih banyak perempuan dibanding laki-laki (53,3%)

menurut Kemenkes (2011), angka kejadian DBD tidak tergantung dari jenis

kelamin yang artinya resiko untuk terkena penyakit DBD untuk perempuan dan

laki-laki hampir sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

4

Tabel 1. Karakteristik Pasien DBD Anak

Usia menurut WHO (2012) yaitu 0-12, jumlah pasien demam berdarah

dengue paling banyak terjadi pada rentang umur 1-6 tahun dengan total 19 pasien

(63,3%), sedangkan pada umur 7-12 tahun terdapat 11 pasien (36,6%). Tiap

pasien memerlukan lama perawatan yang berbeda-beda. Hal demikian karena

tingkat keparahan penyakit dari masing-masing pasien berbeda-beda. Dari data

yang didapat lama perawatan pasien 4 hari merupakan jumlah paling tinggi

dengan persentase 46,6% kemudian diikuti dengan lama perawatan 7 hari 16,67%

. Menurut WHO (2009), perjalanan penyakit DBD sampai fase penyembuhan

adalah 10 hari.

Pola pengobatan pasien DBD Anak

Tabel 2. Pola Pengobatan Pasien DBD Anak

No Pola

Pengobatan Jenis obat Dosis obat

Harian

Jumlah

(n=30)

%

1 Golongan obat Rehidrasi Ringer laktat 3cc/tiap 1-3

jam

30

(100%)

Analgesik-

antipiretik

Paracetamol 2x1 tablet/hari 33

(110%)

Antiemitik Ondansetron 3x1 ampul/hari

(4mg)

2x1ampul/hari

(4mg)

5

(16,6%)

No Pengolongan

Demografi

Jumlah n= 30 Presentase %

1 Umur 1-6 tahun 19 63,3

7-12 tahun 11 36,6

2 Jenis Kelamin Laki-laki 14 46,6

Perempuan 16 53,3

3 Lama perawatan 2 hari 2 6,6

3 hari 2 6,6

4 hari 14 46,6

5 hari 4 13,3

6 hari 3 10

7 hari 5 16,67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

5

Lanjutan

Tabel 2

Domperidon 3x1 cth/hari 2

(6,6%)

Vitamin

Vit B1 3x1 tablet/hari

(300mg)

3 (10%)

Antibiotik Cefriaxon 1x1 vial/hari

(500mg)

tablet/hari

2

(6,6%)

Ampicilin 4x200 mg/hari 2

(6,6%)

Cefotaxime

2x1 vial/hari

(800mg)

tablet/hari

1

(3,3%)

Antitukak Ranitidin 2x1 tablet/hari

(150mg)

2x1 ampul/hari

(20mg)

1

(3,3%)

Antihistamin Cetirizine 1x ½ sendok

teh/hari

(10mg)

2

(6,6%)

Pencahar Dulcolax ® 1x1 suppo

(5mg/hari)

2

(6,6%)

Microlax ® 1x1 enema

(5ml/hari)

2

(6,6%)

Diuretik Furosemid 2x1 ampul/hari

(20mg/2ml)

1x1 tablet/hari

(20mg)

3 (10%)

2 Cara

pemberian

obat

Oral

Rektal

30

(100%)

4

(13,3%)

Parenteral 30

(100%)

3 Bentuk

sediaan

Oral Tablet 30

(100%)

Sirup 13

(43,3%)

Rektal Suppo 3 (10%)

Parenteral Injeksi 9 (30%)

Infus 30

(100%)

*paracetamol n=33 (110%) terdapat duplikasi pada obat paracetamol dengan

pamol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

6

Berdasarkan tabel 2 didapatkan gambaran golongan obat yang digunakan

untuk pasien DBD Anak di instalasi rawat inap RSUD Sleman adalah rehidrasi

sebanyak 30 kasus (100%). Hal ini dikarenakan pada pengobatan DBD anak tidak

ada terapi khusus selain mempertahankan terapi suportif dan terapi cairan secara

bijaksana. Jenis cairan rehidrasi yang diberikan adalah kristaloid yakni ringer

laktat. Dosis pemberian cairan pada pasien DBD anak di RSUD Sleman adalah 3

cc tiap 1-3 jam dengan jumlah 18 tetes permenit. Pemberian dosis ini sudah sesuai

dengan Kemenkes (2004) yakni, pemberian cairan rehidrasi pada anak adalah 3 cc

tiap 3 jam.

A. Golongan dan Jenis Obat

1. Obat rehidrasi

Obat rehidrasi ialah cairan elektrolit yang tersedia dalam bentuk sediaan

infus yang diberikan secara parenteral kepada pasien. Pemberian cairan parenteral

ini bertujuan untuk mempertahankan atau mengembalikan volume dan komposisi

normal cairan tubuh, obat ini sangat dibutuhkan bagi penderita mual dan muntah

yang tidak dapat memenuhi kebutuhannya melalui mulut (Direktorat Jenderal

Pengawasan Obat dan Makanan RI, 2003).

Obat rehidrasi merupakan golongan obat terbanyak yang diberikan pada

pasien anak DBD, karena sebagian besar pasien yang dibawa ke rumah sakit

berada dalam keadaan lemas dan terdapat gejala mual-muntah, dengan demikian

tidak memungkinkan untuk pemberian cairan elektrolit secara oral. Dalam

pemilihan dan jumlah obat rehidrasi disesuaikan dengan kondisi individu pasien,

yaitu disesuaikan dengan derajat dehidrasi dan kehilangan elektrolit. Dari tabel 2,

dapat dilihat bahwa jenis rehidrasi yang diberikan ialah Ringer laktat dengan

jumlah pasien sebanyak 30 orang (100%) menggunakan cairan rehidrasi.

2. Analgesik-Antipiretik

Analgesik- Antipiretik merupakan obat yang ditunjukan untuk mengobati

demam sekaligus mengurangi rasa nyeri yang menyertai demam. Tujuan

pengobatan demam adalah untuk mengembalikan suhu demam menjadi suhu

normal 36,5ºC. Perlu diperhatikan bahwa pengunaan analgesik-antipiretik hanya

digunakan untuk mengurangi demam dan rasa nyeri, tetapi tidak dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

7

menghilangkan penyebab demam, dalam hal ini penyebab demam ialah infeksi

virus dengue (Kementrian Kesehatan RI, 2011).

Pada tabel 2, dapat dilihat bahwa terdapat 3 obat analgesik-antipiretik yang

diberikan yaitu, paracetamol, sanmol, dan pamol. Paracetamol dengan jumlah

pasien 23 orang (76,6%), Sanmol dengan jumlah 1 orang (3,3%) dan Pamol

dengan jumlah pasien 9 orang (30%). Paracetamol merupakan analgesik-

antipiretik yang aman digunakan pada anak-anak dibandingkan golongan

analgesik-antipiretik lainnya. Selain itu, paracetamol cepat diabsorbsi pada

pemberian obat secara oral. Pemberian obat analgesik-antipiretik disini ada

beberapa kasus yang tidak sesuai pemberiannya karena terdapat duplikasi obat

paracetamol dengan sanmol kepada pasien sehingga tidak tepat pemberian dosis

yang diberikan.

3. Antiemetik

Antiemetik diberikan bertujuan untuk menekan rasa mual dan muntah

yang merupakan salah satu gejala DBD. Jenis antiemetik yang diberikan adalah

ondansentron dan domperidon. Obat jenis ondansentron diberikan dalam bentuk

injeksi pada 5 pasien (16,6%) dan jenis obat domperidon diberikan dalam bentuk

sirup pada 2 pasien (6,6%).

4. Vitamin

Vitamin diberikan pada 3 pasien (10%). Pemberian vitamin pada pasien

DBD anak bertujuan untuk terapi suportif yang pada keadaan patologik dibutuhan

makan meningkat. Jenis vitamin yang digunakan pasien ialah Vitamin B1 atau

thiamin diberikan dalam bentuk tunggal. Vitamin B1 sangat penting untuk

pencernaan yang normal dan sebagai koenzim dalam mengubah pati dan gula

menjadi energi dan lemak. Thiamin juga menstimulasi pembentukan eritrosit dan

berfungsi baiknya susunan syaraf (Tjay dan Rahardja, 2002).

5. Antibiotik

Jenis antibiotik yang diberikan ada 3 jenis, yaitu cefriaxon,diberikan pada

2 pasien (6,6%), antibiotik ampicillin diberikan pada 2 pasien (6,6%), dan

antibiotik cefotaxime diberikan pada 1 pasien (3,%).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

8

Penggunaan antibiotik sebagai terapi pengobatan DBD tidak sesuai, karena

antibiotik berguna untuk menghambat dan mematikan pertumbuhan bakteri,

sedangkan DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Penggunaan

antibiotik diduga diberikan karena pasien mengalami infeksi sekunder yang

diakibatkan oleh bakteri. Antibiotik juga merupakan obat pembasmi mikroba,

khususnya mikroba yang merugikan manusia, yang dihasilkan oleh suatu mikroba

yang dapat menghambat atau membasmi mikroba jenis lainnya (Depkes RI,

2004).

6. Antitukak

Obat golongan antitukak diberikan pada 1 pasien (3,3%) antitukak

merupakan zat penghambat sekresi asam. Jenis obat antitukak yang diberikan

ialah ranitidin diberikan dalam bentuk injeksi. Ranitidin merupakan antihistamin

penghambat reseptor H2 (AH2). Ranitidin juga meningkatkan penghambatan

sekresi asam lambung akibat perangsangan obat meskarinik atau gastrin. Ranitidin

digunakan sebagai pengobatan tukak lambung dan duodenum (Wulandari, 2009).

Pada pengobatan DBD pada pasien anak tidak membutuhkan antitukak, namun

dari hasil rekam medis didapat 1 pasien yang menggunakan obat antitukak.

Pemberian antitukak dapat menimbulkan efek samping diantaranya konstipasi,

diare, mual, gangguann pencernaan, pusing, vertigo (Direktorat Jenderal

Pengawasan Obat dan Makanan RI, 2003).

7. Antihistamin

Antihistamin adalah obat yang digunakan untuk mengobati alergi, namun

pada umumnya penyakit DBD tidak terdapat gejala alergi. Penggunaan

antihistamin dapat menyebabkan efek samping mudah mengantuk (Direktorat

Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 2003) sehingga diharapkan pasiein

lebih banyak untuk beristirahat. Antihistamin yang diberikan pada pengobatan

DBD anak di RSUD Sleman adalah cetirizine. Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa

antihistamin diberikan pada 2 pasien (6,6%).

Semua antihistamin memberikan manfaat potensial pada terapi alergi nasal

dan mengurangi bersin. Antihistamin oral juga dapat mencegah urtikaria,

gatal,gigitan serangga, serta alergi obat. Antihistamin juga menimbulkan rasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

9

kantuk selain untuk mengatasi reaksi alergi yang muncul. Efek samping

antihistamin ini justru menguntungkan bagi pasien yang dirawat di rumah sakit

atau pasien yang perlu banyak tidur (WHO, 2005).

8. Pencahar

Obat golongan pencahar yang diberikan pada penatalaksanaan DBD pada

pasien anak meliputi Microlac Suppo® dan Dulcolax Suppo®. Pemberian obat ini

digunakan untuk mengatasi pasien yang susah buang air besar atau kontipasi.

Microlac Suppo® diberikan pada 2 pasien (6,6%) dan Dulcolax Suppo®

diberikan pada 2 pasien (6,6%).

Dari pengobatan DBD pasien anak di RSUD Sleman terdapat 4 pasien

yang menggunakan obat pencahar. Hal ini tidak sesuai dengan standar pengobatan

yang ada, namun pemberian obat pencahar dalam pengobatan DBD ini sudah

tepat karena pasien mengalami konstipasi yang dikarenakan pasien harus banyak

istirahat selama masa penyembuhan DBD sehingga pasien jarang melakukan

aktivitas seperti berjalan, hal ini yang menyebabkan aktivitas saluran cerna

menjadi sedikit terganggu dan menyebabkan susah buang air besar (WHO, 2005).

9. Diuretik

Diuretik diberikan pada 3 pasien (10%). Jenis diuretik yang diberikan

adalah Furosemid, pemberian diuretik pada pasien ada secara oral dan parenteral.

Furosemid atau lasix adalah golongan diuretik kuat. Pada DBD, penggunaan

dengan furosemid perlu dipertimbangkan apabila pasien mengalami kelebihan

beban cairan. Kelebihan beban cairan ini ditandai dengan edema paru, vena leher

tegang, pembesaran hati yang cepat, dan frekuensi jantung lebih dari 120 x/menit.

Bila terjadi hal demikian, terapi intravena harus segera dihentikan dan diberikan

furosemide (Kalayanarooj, 2011).

B. Cara Pemberian Obat

Cara pemberian obat pada pasien anak DBD meliputi cara pemberian obat

secara oral, parenteral, dan secara rektal. Pemberian obat secara oral merupakan

cara pemberian obat yang paling mudah dan efisien karena lebih mudah

digunakan dibandingkan penggunaan obat secara parenteral (Sutedjo, 2008). Dari

hasil penelitian yang didapat pemberian obat secara oral diberikan pada 30 pasien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

10

(100%) , dikarenakan anak-anak lebih merasa nyaman menggunakan obat secara

oral dibandingkan dengan pemberian obat melalui injeksi, karena pada umumnya

anak-anak merasa takut bila mendapatkan obat secara injeksi.

Pemberian obat secara parenteral diberikan pada semua pasien anak DBD

dikarenakan pasien DBD membutuhkan terapi suportif berupa cairan rehidrasi

(Ringer laktat pada 30 pasien (100%) dengan tujuan mengatasi kehilangan cairan

plasma. Pemberian obat secara rektal pada pengobatan DBD diberikan pada 4

pasien (13,3%) tujuan pemberian obat secara rektal ialah untuk mengatasi

terjadinya konstipasi yang terjadi selama pasien menjalani perawatan, dikarenakan

selama menjalani perawatan pasien jarang melakukan aktivitas seperti berjalan,

hal ini yang menyebabkan aktivitas dari saluran cerna menjadi sedikit terganggu

dan menyebabkan kontipasi.

C. Bentuk Sediaan Obat

Bentuk sediaan yang diberikan pada pasien anak DBD ada 3 macam yaitu

bentuk sediaan yang diberikan secara oral, parenteral, dan rektal. Bentuk sediaan

oral yang diberikan meliputi tablet dan sirup. Dari hasil penelitian yang dilakukan

bentuk sediaan oral yang paling sering diberikan ialah tablet, namun penggunaan

obat dalam bentuk tablet masih perlu dipertimbangkan lebih lanjut mengingat

pada umumnya anak dengan usia tersebut masih banyak yang mengalami

kesulitan dalam menelan tablet. Sediaan tablet yang harus diberikan pada anak

yang masih kesulitan menelan, selama ini diberikan dengan cara menggerus obat

tersebut terlebih dahulu.

Bentuk sediaan parenteral meliputi injeksi dan infus intravena. Dari hasil

penelitian pada tabel 2 yang didapat bentuk sediaan yang banyak digunakan ialah

bentuk sediaan infus, bentuk sediaan ini diberikan pada semua pasien DBD anak

yang menjalani perawatan, hal ini telah sesuai dengan standar pengobatan

penyakit DBD yang menyebutkan bahwa dasar terapi pengobatan DBD adalah

terapi suportif berupa cairan rehidrasi Ringer laktat dengan tujuan mengatasi

kehilangan cairan plasma sebagai akibat permeabilitas membrane (Soedarmo,

2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

11

KESIMPULAN

Penelitian mengenai “Pola Pengobatan Demam Berdarah Dengue Pada

Pasien Anak di Intalasi Rawat Inap RSUD Sleman Yogyakarta periode 2016”

obat yang paling banyak digunakan adalah cairan rehidrasi yakni Ringer laktat

sebanyak 30 pasien (100%) dan analgesik-antipiretik yakni penggunaan

Paracetamol sebanyak 33 pasien (110%). Pada hasil data penelitian ada beberapa

kasus penggunaan analgesik-antipiretik terdapat adanya duplikasi atau dua jenis

obat yang sama yang dikonsumsi pasien yaitu paracetamol dengan pamol

sebanyak 3 pasien. Tenaga kesehatan perlu memperhatikan penggunaan

paracetamol sebagai analgesik-antipiretik pada pasien DBD anak.

SARAN

Perlu adanya Standar Pelayanan Medis atau Formularium pengobatan

DBD pada pasien anak yang disepakati untuk memperbaiki jumlah obat dan dosis

pemberian obat yang tepat sehingga dapat memepercepat proses penyembuhan

pada pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

12

Daftar Pustaka

American Pharmacists Association and the National Association of Chain Drug

Stores Foundation, 2001. Medication therapy management in pharmacy

practice: Core elements of an MTM service model (version 2.0), Journal

of the American Pharmacists Association. (3), p.348.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2006, Tentang Obat

Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat, BPOM Indonesia, Jakarta.

Cipolle, R.J., Strand, L.M., and Morley,P.C., 2012. Pharmaceutical Care Pratice:

The Patient-centered Approach to Medication Management Service. Third

Edition, McGraw-Hill Education, pp.178-179.

Departemen Kesehatan RI, 2004. Tata Laksana Demam Berdarah Dengue di

Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 51.

Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, 2012. Profil Kesehatan Daerah

Istimewa Yogyakarta Tahun 2012. Yogyakarta, hal.114.

Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, 2015, Profil Kesehatan Sleman Tahun 201,

Dinas Kesehatan Kabupaten Sleamn Tahun 201, Sleman 75-80.

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 2003, Informatorium Obat

Nasional Indonesia, cetakan kedua, CV. Sagung Seto, Jakarta,

pp.21,26,117,124,148,150,154.

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan RI, 2011,

Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue di Indonesia, Jakarta,

pp.15-20.

Kalayanarooj, S, 2001.Clinical Manifestation and Management Of

Dengue/DHF/DSS, Tropical Medical and Health. (39). Pp. 83-90.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2010. Profil Kesehatan Indonesia

2009. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 47.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011. Modul Pengendalian Demam

Berdarah Dengue. Kemenkes RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit

dan Penyehatan Lingkungan, Jakarta, hal.73-75.

MIMS, 2017. Seacrch Drug Information, MIMS (online),

http://www.mims.com/indonesia diakses 20 Oktober 2017.

Sutedjo, A.Y., 2008, Mengenal Obat-Obatan Secara Mudah dan Aplikasinya

Dalam Perawatan, Amara Books, Yogyakarta, pp. 4.

Soedarmo S., P., Tjokonegoro, A., 2008, Demam Berdarah Dengue, Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, pp.60-65.

Tjay, H.T., dan Rahardja,K., 2002, Obat-obat Penting : KHasiat Penggunaan, dan

Efek-efek Sampingnya, Edisi V, Cetakan Pertama, PT. Elex Media

Komputindo, Jakarta.

Wulandari,B.,A., 2009. Evaluasi Drug Related Problem (DRPs) pada Pasien

Anak Dengue Shock Syndrome (DSS) Di Intalasi Rawat Inap RSUP.DR.

Sardjito Yogyakarta Tahun 2008, Skripsi Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta

World Health Organization, 2005, Pocket Book of Hospital Care for Children,

Guidelines for the Management of Common Illness with Limited

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

13

Resources, 2005, diterjemahkan oleh Tim Adaptasi DepkesR.I., Jakarta,

pp.162-167.si Indonesia, Edisi 1, Penerbit WHO Indonesia dengan Depkes

R.I., Jakarta, pp.162-167.

World Health Organization, 2009., Dengue Guidelines For Diagnosis, Treatment,

Prevention, And Control., WHO Press, France, pp. 3-5.

World Health Organization. 2011. Dengue Hemorragic Fever: Dianosis,

Treatment, Prevention and Control. Edisi keempat. Genewa: WHO Press,

9-15.

World Health Organization, 2012., Hanbook For Clinical Management of

Dengue, Edisi keempat, WHO Press, France, pp. 9-27.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

14

1. Lampiran Surat Izin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

15

2. Lampiran Surat Ethical Clearence

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

16

3. Lampiran Surat Izin BAPPEDA Sleman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

17

4. Lampiran Form Data Pola Pengobatan

No No. RM Umur

(th)

JK Diagnosis LP Nama Obat Komposisi Range

Dosis

Bentuk

sediaan

Cara

Pemakaian

1. 301211 1 L DBD 7 Infus RL

Paracetamol

Cefriaxon

Injeksi Ampicillin

Ringer laktat

Paracetamol

Ceftriaxone Na 1 g

Ampicillin

12 tts/menit

100 mg

2x1

4x200 mg

Infus

Tablet

Tablet

Injeksi

Parenteral

Oral

Oral

Parenteral

2. 316719 7 P DBD 5 Infus RL

Paracetamol

Salbutamol

Pamol

Ringer laktat

Paracetamol

Salbutamol sulfate

2mg/5ml

Paracetamol

15 tts/menit

180 mg

2x1 cth

100 mg

Infus

Tablet

Sirup

Tablet

Parenteral

Oral

Oral

Oral

3. 314541 3 L DBD 6 Infus RL

Paracetamol

Diazepam

Salbutamol

Ringer laktat

Paracetamol

Diazepam

Salbutamol sulfate

2mg/5ml

20 tts/menit

250 mg

0,5 mg/kg

3x ¾ cth

Infus

Tablet

Tablet

Sirup

Parenteral

Oral

Oral

Oral

4. 305794 7 L DBD 4 Infus RL Ringer laktat 3 cc/kg bb/ Infus Parenteral

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

18

Paracetamol

Paracetamol

jam

260 mg

Tablet

Oral

5. 302040 5 P DBD 5 Infus RL

Paracetamol

Ringer laktat

Paracetamol

5 cc/kg bb/

jam

150 mg

Infus

Tablet

Parenteral

Oral

6. 311155 2 P DBD 4 Infus RL

Paracetamol

Ringer laktat

Paracetamol

10 tts/menit

180 mg

Infus

Tablet

Parenteral

Oral

7. 250017 7 L DBD 5 Infus RL

Paracetamol

Salbutamol

Ringer laktat

Paracetamol

Salbutamol sulfate

2mg/5ml

18 tts/menit

150 mg

2x1 cth

Infus

Tablet

Sirup

Parenteral

Oral

Oral

8. 241459 5 L DBD 6 Infus RL

Paracetamol

Salbutamol

Injeksi Ranitidine

Injeksi Ondansentron

Injeksi Furosemid

Ringer laktat

Paracetamol

Salbutamol sulfate

2mg/5ml

Ranitidine

Ondansetron

Furosemide

30 tts/menit

150 mg

3x1 cth

2x20 mg

3x2 mg

15 mg

Infus

Tablet

Sirup

Injeksi

Injeksi

Injeksi

Parenteral

Oral

Oral

Parenteral

Parenteral

Parenteral

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

19

9. 315139 8 P DBD 2 Infus RL

Pamol

Donperidone

Ringer laktat

Paracetamol

Donperidone

15 cc/kg bb/

jam

250 mg

3x1 cth

Infus

Tablet

Sirup

Parenteral

Oral

Oral

10. 301323 10 P DBD 4 Infus RL

Paracetamol

Injeksi Ondansentron

Ringer laktat

Paracetamol

Ondansetron

15-20 tts/

menit

500 mg

3x4 mg

Infus

Tablet

Injeksi

Parenteral

Oral

Parenteral

11. 315823 4 P DBD 5 Infus RL

Paracetamol

Ambroxol

Injeksi Cefotaxime

Injeksi Lasix

Ringer laktat

Paracetamol

Ambroxol

Cefotaxime

Furosemide

10 tts/menit

180 mg

3x1/2 cth

2x350 mg

2x7,5 mg

Infus

Tablet

Sirup

Injeksi

Injeksi

Parenteral

Oral

Oral

Parenteral

Parenteral

12. 199379 7 P DBD 4 Infus RL

Paracetamol

Domperidone

Cetirizine

Ringer laktat

Paracetamol

Domperidone

Cetirizine

18 tts/menit

180 mg

3x1 cth

1x1 cth

Infus

Tablet

Sirup

Sirup

Parenteral

Oral

Oral

Oral

13. 317670 2 L DBD 3 Infus RL

Ringer laktat

5 cc/kg bb/

jam

Infus

Parenteral

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

20

Paracetamol

Cetirizine

Vit B1

Salbutamol

Pamol

Paracetamol

Cetirizine

Vit B1

Salbutamol sulfate

2mg/5ml

Paracetamol

10 mg/ kg

bb

1x1 cth

1x100 mg

2x1 cth

10 mg/ kg

bb

Tablet

Sirup

Tablet

Sirup

Tablet

Oral

Oral

Oral

Oral

Oral

14. 308221 3 P DBD 2 Infus RL

Pamol

Microlax

Ringer laktat

Paracetamol

Na lauril

10 tts/menit

250 mg

5 ml

Infus

Tablet

Suppo

Parenteral

Oral

Rektal

15. 260400 4 L DBD 7 Infus RL

Pamol

Dulcolax

Injeksi Ampicilin

Ringer laktat

Paracetamol

Bisakodil

Ampicillin

10 tts/menit

180 mg

10 mg

4x350 mg

Infus

Tablet

Suppo

Injeksi

Parenteral

Oral

Rektal

Parenteral

16. 316892 12 L DBD 4 Infus RL

Pamol

Paracetamol

Ringer laktat

Paracetamol

Paracetamol

6cc/kg bb/

jam

250 mg

400 mg

Infus

Tablet

Tablet

Parenteral

Oral

Oral

17. 312382 6 L DBD 7 Infus RL Ringer laktat 15 tts/menit Infus Parenteral

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

21

Salbutamol

Microlax

Cetirizine

Injeksi Cefotaxime

Sucralfate

Salbutamol sulfate

2mg/5ml

Na lauril

Cetirizine

Cefotaxime

Domperidone

3x3/4 cth

5 ml

1x1 cth

2x800 mg

3x1/2 cth

Sirup

Suppo

Sirup

Injeksi

Sirup

Oral

Rektal

Oral

Parenteral

Oral

18. 183387 5 P DBD 4 Infus RL

Paracetamol

Ringer laktat

Paracetamol

15 tts/menit

170 mg

Infus

Tablet

Parenteral

Oral

19. 294377 6 L DBD 4 Infus RL

Pamol

Ringer laktat

Paracetamol

15 tts/menit

180 mg

Infus

Tablet

Parenteral

Oral

20. 182034 5 P DBD 3 Infus RL

Paracetamol

Ringer laktat

Paracetamol

10 tts/menit

150 mg

Infus

Tablet

Parenteral

Oral

21. 310226 1 L DBD 6 Infus RL

Paracetamol

Vit B1

Injeksi Ondansentron

Ringer laktat

Paracetamol

Vit B1

Ondansetron

10 tts/menit

10mg/ kg

bb

2x100 mg

Infus

Tablet

Tablet

Injeksi

Parenteral

Oral

Oral

Parenteral

22. 312129 6 L DBD 6 Infus RL

Pamol

Paracetamol

Ringer laktat

Paracetamol

Paracetamol

12 tts/menit

100 mg

210 mg

Infus

Tablet

Tablet

Parenteral

Oral

Oral

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

22

Dulcolax Bisakodil 5 mg Suppo Rektal

23. 303201 3 P DBD 4 Infus RL

Paracetamol

Salbutamol

Ambroxol

Ringer laktat

Paracetamol

Salbutamol sulfate

2mg/5ml

Ambroxol

16 tts/menit

150 mg

2x1 cth

2x1 cth

Infus

Tablet

Sirup

Sirup

Parenteral

Oral

Oral

Oral

24. 302028 9 P DBD 5 Infus RL

Paracetamol

Cefriaxon

Ringer laktat

Paracetamol

Ceftriaxone

25 tts/menit

250 mg

2x1

Infus

Tablet

Tablet

Parenteral

Oral

Oral

25. 316011 3 L DBD 4 Infus RL

Pamol

Ringer laktat

Paracetamol

15 tts/menit

150 mg

Infus

Tablet

Parenteral

Oral

26. 306957 10 P DBD 4 Infus RL

Paracetamol

Ringer laktat

Paracetamol

20 tts/menit

250 mg

Infus

Tablet

Parenteral

Oral

27. 211521 7 L DBD 4 Infus RL

Paracetamol

Salbutamol

Ringer laktat

Paracetamol

Salbutamol sulfate

2mg/5ml

18 tts/menit

180 mg

3x 3/4 cth

Infus

Tablet

Sirup

Parenteral

Oral

Oral

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

23

28. 313916 6 P DBD 4 Infus RL

Sanmol

Injeksi Ondansentron

Furosemid

Elkana

Ringer laktat

Paracetamol

Ondansetrone

Furosemide

Vit A, B1, B2, B6,

B12

8 tts/menit

150 mg

2x4 mg

2x1 cth

1x1

Infus

Tablet

Injeksi

Sirup

Tablet

Parenteral

Oral

Parenteral

Oral

Oral

29. 083364 11 P DBD 4 Infus RL

Paracetamol

Injeksi Ondansetron

Ringer laktat

Paracetamol

Ondansetron

25 tts/menit

250 mg

3x1 cth

Infus

Tablet

Injeksi

Parenteral

Oral

Parenteral

30. 312175 1 P DBD 8 Infus RL

Paracetamol

Ringer laktat

Paracetamol

10 tts/menit

10 mg/kg

bb

Infus

Sirup

Parenteral

Oral

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH … dan bentuk sediaan obat mengacu pada MIMS (2017). Pedoman utama yang digunakan adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan

24

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi berjudul “Pola Pengobatan Demam

Berdarah Dengue Pada Paisen Anak Di Instalasi Rawat

Inap RSUD Sleman Yogyakarta Periode 2016” ini memiliki

nama lengkap Rachmaniati Kurnia Sari. Penulis lahir di

Balikpapan pada tanggal 29 Desember 1992. Penulis adalah

anak keempat dari empat bersaudara, dari pasangan Adhi

Nassam dan Nani Muliyati. Penulis menempuh pendidikan formal di TK

Nasional KPS Balikpapan (1999-2000), SD Nasional KPS Balikpapan

(2001-2006), SMP Nasional KPS Balikpapan (2005-2008), dan SMAN 8

Balikpapan (2007-2010). Pada tahun 2011, penulis melanjutkan

pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama menempuh

pendidikan S1, penulis aktif dalam beberapa kegiatan kepanitian kampus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI