Pola Pemukiman Samin
-
Upload
bagas-sukmana -
Category
Documents
-
view
90 -
download
21
description
Transcript of Pola Pemukiman Samin
POLA PEMUKIMAN DAN ARSITEKTUR RUMAH ADAT MASYARAKAT
SAMIN TINJAUAN BERDASARKAN LINGKUNGAN
Studi Kasus : pemukiman masyarakat samin di sukolilo pati
I. LATAR BELAKANG
Mahatma Gandhi dari Indonesia, begitulah gelar yang patut disematkan
kepada Raden Suryowijoyo atau yang lebih dikenal dengan Samin Surantiko. Beliau
inilah yang menjadi aktor intelektual penyebarkan saminisme. Saminisme bersumber
pada ajaran Hindhu-Darma yang disinkretiskan oleh Samin Surasentiko yang
mengagungkan tapabrata, gemar prihatin, suka mengalah dan memegang teguh
keadilan. Ajaran ini mengajarkan kejujuran dan berbuat baik dengan semua orang.
Kearifan lokal inilah yang patut dicontoh oleh semua orang dari kalangan dan agama
manapun.
Pada masa penjajahan, saminisme ini mengajarkan penganutnya untuk
berjuang melawan dengan jalan damai akan tetapi sangat optimal perlawanannya.
Hingga kini paham ini masih erat dipegang oleh masyarakat samin yang tidak lain
merupakan pengikut dan keturun dari Samin Surasentiko. Mereka menjadi masyarakat
marjinal yang menghuni dibeberapa daerah salah satunya di Kecamatan Sukololilo
Pati. Meskipun demikian mereka tidak menutup akses pendatang untuk masuk
kedalam komunitasnya bahkan mereka akan menyambut dengan ramah dan
menyuguhkan makanan hasil pertaniannya kepada tamu mereka sampai tamunya
terpuaskan.
Masyarakat Samin memiliki tiga unsure gerakan Saminisme; pertama, gerakan
yang mirip organisasi proletariat kuno yang menentang system feodalisme dan
colonial dengan kekuatan agraris terselubung; kedua, gerakan yang bersifat utopis
tanpa perlawanan fisik yang mencolok; ketiga gerakan yang berdiam diri dengan cara
tidak membayar pajak, tidak menyumbangkan tenaganya untuk negeri, menjegal
peraturan agrarian dan pengejawantahan diri sendiri sebagai dewa suci
(wikipedia.co.id). Meskipun perubahan zaman menuntut mereka menggunakan traktor
dan pupuk kimia dalam pertanian namun ketiga unsure tersebut masih teguh
dipertahankan hingga kini. Hal ini terbukti dengan ketidaksetujuan masyarakat samin
Sukolilo akan proyek pemerintah membangun pabrik semen didaerahnya. Mereka
beralasan proyek tersebut akan mengeringkan sumber air dipegunungan Kendeng
yang menjadi sumber kehidupan mereka.
Keunikan pola pikir dan perbuatan pada masyarakat Samin ini pasti
mempengaruh ide dalam pembuatan rumah serta ornament yang melekat. Rumah
masyarakat Samin cukup sederhana bila dibandingkan rumah modern lainnya tapi
menurut mereka kesederhanaan ini bagian dari ritus keagamaan mereka. Rumah
masyarakat Samin berbentuk limasan sederhana. Dibalik kesederhanaan tersebut
tentunya ada arti simbolik yang melekat pada rumah adat masyarakat Samin.
II. PERUMUSAN MASALAH
Kini tidak semua masyarakat Samin masih memegang teguh konsep
ketuhanan yang diajarkan Samen Surasentiko dan banyak yang telah berpindah
masalah keagamaannya namun masih memegang teguh ajaran Samin lainnya. Salah
satunya pada Masyarakat Samin di daerah Sukolilo Pati telah merubah tatanan dalam
urusan agama dengan menganut agama formal yaitu Buddha-Dharma sehingga
dijuluki sebagai Samin jaba. Selama proses Budhanisasi tentunya merubah pola pikir
mereka termasuk dalam hal pembangunan rumah, arsitektural dan isinya disesuaikan
dengan kepercayaan barunya tersebut.
III. MASALAH
Perubahan dalam hal agama akan mengubah pola pikir termasuk dalam hal
rumah dan arsitekturalnya.
IV. KEASLIAN PENELITIAN
Selama ini penelitian tentang masyarakat samin hanya mencakup soal ajaran,
bahasa dan sejarah masyarakat Samin. Seperti yang diungkap dalam makalah oleh
Wakit Abdullah yang berjudul Bahasa Jawa Orang Samin Di Kabupaten Blora. Dari
sudut pandang pariwisata penelitian juga telah dilakukan yaing menghasilklan skripsi
dengan judul Dasar Program Perancangan Arsitektur (DP3A) Kawasan Permukiman
Suku Samin Sebagai Objek Wisata Budaya Minat Khusus Di Blora. Kebanyakan
lokasi penelitian masyarakat Samin berada di Kabupaten Blora.
V. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah
Untuk mengetahui pola pemukiman pada masyarakat samin
Untuk mengetahui arsitektur yang melekat pada rumah adat samin beserta
makna simbolisnya
Untuk mengetahui strata sosial yang ada pada masyarakat
VI. TINJAUAN PUSTAKA
Suripan, Saidi Hutomo, 1985, Samin Surosentiko dan ajaran-ajarannya, Basis
SuripanNo. 1 & , Januari-Pebruari 1985, Yogyakarta
Sutrisno, Hadi., Metodologi Research, Jilid I. (Yogyakarta:Psikologi UGM,
1987), hal 42
Rangkuti, Nurhadi.,1987, Pola Pemukiman Masyarakat Baduy Banten
Selatan, (Amerta 10, 1987), hal 21-31
K, R. Ismunandar., Jogjlo Arsitektur Ru,ah Tradisional Jawa, (Semarang:
Dahara Prize)
http://www.wikipedia.co.id
VII. CARA PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
metode induktif sebagai metode penalarannya. Metode ini menjelaskan suatu masalah
berdasarkan kepada data yang ada, sehingga memperoleh suatu pemecahan dan
menghasilkan generalisasi secara umum (Sutrisno, Hadi., 1987 : 42). Peneliti
mengumpulkan data lewat studi pustaka yang berkaitan dengan objek dan tema
penelitian. Hasil dari studi pustaka dihubungkan (dikaitkan) dengan hasil fakta
dilapangan sehingga membentuk suatu generalisasi empirik.
Penelitian ini bersifat eksploratif yang memungkinkan peneliti berinteraksi
dengan objek penelitian. Berikut yang akan dikaji:
Bentuk Bangunan secara fisik
o Bentuk atap dan struktur bangunan
o Flooring dan Celling
o Zoning dan Grouping
o Bahan Baku
o Ornamen-ornamen yang ada
o Utilitas
Pola pemukiman masyarakat
Orientasi arah hadap rumah
Strata sosial yang melekat pada rumah
Tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan :
1. Tahap Pengumpulan data
Dalam tahap ini akan digunakan dua jenis data yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari observasi di
lapangan, sedangkan data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain
bukan oleh peneliti. Data primer diperoleh dengan menggunakan dua metode, yaitu
metode wawancara dan metode observasi. Sedangkan data sekunder diperoleh dari
hasil studi pustaka, peta serta pencarian dari internet yang berkaitan dengan
masyarakat samin dan arsitektur Jawa kuno.
Metode Wawancara
Peneliti melakukan wawancara langsung dengan masyarakat samin, ketua adat
serta kepada pihak-pihak yang berkompeten dengan tema penelitian (sarjana
arsitektur, anthropolog, arkeolog dan Pemkab. Pati).
Metode Observasi
Peneliti mendatangi langsung objek penelitian (pemukiman masyarakat samin)
dengan melakukan pengamatan langsung serta mendokumentasikan objek. Ini sangat
penting agar peneliti dapat secara langsung bersentuhan dengan objek kajian.
Sehingga peneliti dapat mencocokkan data yang telah didapatkan melalui studi
pustaka dengan kenyataan yang ada dilokasi penelitian.
2. Analisis Data
Keseluruhan dari data yang didapatkan kemudian diolah dan dianalisis. Data
yang diperoleh dilapangan data kemudian ditelaah dan dikaitkan dengan data yang
didapatkan dari studi pustaka.
3. Tahap Kesimpulan
Pada tahap ini hasil analisis diinterpretasikan sehingga mengkerucut menjadi
generalisasi emprik. Hasilnya harus memenuhi tujuan penelitian yang telah
dicanangkan sebelumnya.
UNIVERSITAS GADJAH MADAFAKULTAS ILMU BUDAYA
JURUSAN ARKEOLOGI
POLA PEMUKIMAN DAN ARSITEKTUR RUMAH ADAT MASYARAKAT
SAMIN
Studi Kasus : pemukiman masyarakat samin di sukolilo pati
MATA KULIAH : KAPITA SELEKTA ARKEOLOGISEMESTER : VII 2010 / 2011
DOSEN PENGAMPU :Drs. Tjahjono Prasodjo, M.A
DIKERJAKAN OLEH :BAGAS SUKMANA
(07/ 254595/ SA/13974)
Tanggal Diukumpulkan :18 Oktober 2010
Batas Akhir Pengumpulkan :18 Oktober 2010